ANALISA RCM PADA MOTOR DIESEL PENGGERAK GENERATOR DAYA 320 kva SUMBER KELISTRIKAN DI HOTEL SAPADIA ROKAN HULU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.

MODUL VIII STUDI KASUS PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN BALLMILL DENGAN BASIS RCM (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Perancangan Sistem Pemeliharaan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Pulverizer (Studi Kasus: PLTU Paiton Unit 3)

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau.

Oleh: Gita Eka Rahmadani

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh: SEPTRIAN HILDA NUR HUDA (D )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perancangan Kebijakan Perawatan Mesin Printer 3D CLab A01

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DALAM PERAWATAN F.O. SERVICE PUMP SISTEM BAHAN BAKAR KAPAL IKAN

PENERAPAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA SISTEM PENUKAR PANAS SEKUNDER REAKTOR TRIGA MARK Yudhi Zulkani

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistematika Pemecahan Masalah

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

SKRIPSI USULAN PERENCANAAN PERAWATAN PADA MESIN CURING MENGGUNAKAN METODE RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II)

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN ANALISIS. Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB III LANDASAN TEORI

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di Pelabuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...

PERANCANGAN IMPLEMENTASI RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA PT INDONEPTUNE NET MANUFACTURING

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan

TUGAS SARJANA. Oleh:

Usulan Kebijakan Perawatan Lokomotif Jenis CC201 Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance Di PT. Kereta Api Indonesia DIPO Bandung *

Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

Desy Ambar Yunanta ( )

BAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.

ANALISIS PERAWATAN MODUL RPC 2000 PADA (RADAR SSR) DENGAN MENGGUNAKAN LPPNPI AIRNAV INDONESIA DISTRIK YOGYAKARTA

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

PERENCANAAN KEGIATAN PERAWATAN PADA TOWER CRANE MILIK PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH MENGGUNAKAN RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

KETERANGAN SELESAI PENELITIAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii

MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE DI PT X

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

FMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

PERENCANAAN APLIKASI RCM DENGAN ANALISA KUALITATIF PADA STASIUN PENGOLAHAN BIJI SAWIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK ALAT BERAT

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK RELIABILITY-CENTERED MAINTENANCE (RCM) UNTUK GARDU INDUK

ROI ADENAN H / FTI / TI

UJI PERFORMANSI MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN MODIFIKASI SISTEM PEMBAKARAN DAN MENGGUNAKAN KONVERTER KIT SEDERHANA

Penilaian Risiko pada Mesin Pendingin di Kapal Penangkap Ikan dengan Pendekatan FMEA

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PREVENTIVE MAINTENANCE PADA KOMPONEN KRITIS MESIN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang

Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik)

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Konsumsi Baja per Kapita Tahun 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

Optimalisasi Sistem Perawatan Dan Perbaikan Terencana Mesin Produksi Berdasarkan Analisis Keandalan Pada Pltd Hatiwe Kecil Kota Ambon

Penjadwalan Maintenance Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II) pada Mesin Pendingin Sabroe Di PT. SMART Tbk.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pembagian 17 mesin di PT. Dwi Indah Divisi Plastik (Sumber : Divisi Plastik PT. Dwi Indah)

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4793

SKRIPSI. Oleh : ARGAM MURAYANA NPM

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

PERAWATAN UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF. Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

Engine Tune Up Engine Conventional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun

Transkripsi:

Analisa Rcm Pada Motor Diesel Penggerak Generator ANALISA RCM PADA MOTOR DIESEL PENGGERAK GENERATOR DAYA 320 kva SUMBER KELISTRIKAN DI HOTEL SAPADIA ROKAN HULU Legisnal Hakim ABSTRAK Saat suplai listrik dari PLN mati pada sebuah Hotel atau listrik PLN di sebuah kabupaten tidak mampu untuk mendistribusikan ke Hotel, maka Hotel tersebut wajib menyediakan pasokan listrik sendiri dengan memakai genset yang digerakan oleh Motor Diesel. Motor diesel adalah Motor Bakar dalam yang juga disebut Motor Penyalaan Kompresi ( Compression-Ignition engine ). Motor diesel sebagai penggerak generator yang di gunakan pada Hotel Sapadia Type Cummins NTA 855 A. Motor Diesel sangat rentan terhadap kegagalan fungsi, dimana penyebab kegagalan fungsi banyak disebabkan oleh kesalahan manusia, faktor umur, system perawatan, dan pengoperasian alat. Penyebab kegagalan tersebut juga karena kurangnya perencanaan dari pihak manajemen untuk membuat rencana strategi untuk program perawatan. Perlu diaplikasikan metode perawatan berbasis keandalan(rcm) dengan analisa kualitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut : Penentuan karakteristik mesin, Diagram Pemisahan Fungsional Sistem, Mengembangkan System Diagram Blok, Menetapkan Fungsi dan Kegagalan Fungsional, Membuat Daftar Fungsi dan Kegagalan Fungsional, Pelaksanaan/tuntunan pada Failure Modes, Effect and Criticality Analysis (FMECA), Pemilihan Strategi Manajemen Kegagalan atau tugas pemeliharaan,ringkasan Tugas Perawatan. Analisa ini dilakukan pada dasar-dasar system motor penggerak, yaitu Blok selinder, pelumasan dan governor.dengan metode ini maka pihak manajemen dapat mengambil kebijakan dan keputusan atas komponen kritis untuk dilakukan pesanan persiapan terhadap komponen-komponen yang kritis. Kata Kunci : RCM, Cummins NTA 855 A ABSTRACT When the supply of electricity in a hotel is off or at a local electricity grid is not able to distribute to the hotel, the hotel shall provide its own power supply using a generator driven by a Diesel Engine. Motor diesel is the motor that is also called Compression Ignition ("Compression - Ignition engine"). Diesel generator as a driver that is in use at Hotel Sapadia Type Cummins Diesel Engine NTA 855 A. are very susceptible to malfunction, which causes many malfunctions caused by human error, the age factor, system maintenance, and operation of the tool. The cause of the failure is also due to a lack of planning on the part of management to make strategic plans for program maintenance. It should be applied to the reliability based maintenance method (RCM) with qualitative analysis with the following steps: determination of the characteristics of the engine, Diagram Functional Separation System, Developing System Block Diagram, Setting Function and Functional Failure, Failure to Make List of Functions and Functional, Implementation/guidance on Failure Modes, Effects and Analysis (FMEA), Electoral Management Strategy Failure or maintenance task, task Summary Care. This analysis is done on the fundamentals of the motor system, the cylinder block, lubrication and governor. With this method, the management can take decisions on policy and critical components for orders made preparations to critical components. Keywords : RCM, Cummins NTA 855 A 1. PENDAHULUAN Motor Diesel merupakan Motor penggerak yang umum dipakai untuk menggerakkan generator sebagai sumber listrik, di dunia usaha/industri sangat bergantung sekali sebagai sumber penyuplai listrik atau cadangan/stand by bila listrik PLN mati. Pada daerah yang baru berkembang dan baru pemekaran dari kabupaten induk, listrik merupakan kebutuhan vital sekali terutama bagi industry jasa, pariwisata, dan masyarakat. Industry jasa dan pariwisata merupakan bentuk usaha yang bergerak melayani Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 165

kebutuhan konsumen dengan memberi rasa kenyamanan, sehingga investor yang menanam modalnya di daerah pemekaran atau baru berkembang maka perlu melakukan study kelayakan, listrik merupakan kebutuhan vital pada sebuah hotel bagi investor yang menanamkan modalnya, untuk itu perlu menambahkan asset berupa genset yang disesuaikan dengan kebutuhan hotel tersebut. Bila genset itu sebuah system tenaga maka pihak manajemen perlu melakukan perawatan terencana.banyak kesalahan berpikir dan bertindak dalam pemeliharaan pada system tenaga, sehingga terjadi kerusakan/kegagalan pada system sebelum waktunnya akibat human error, yang tidak melaksanakan prosedur perawatan yang telah dibuat dan tidak adanya planning perawatan pada sistem tenaga. Kegagalan lebih cepat dan lebih sering terjadi itu menyatakan tidak adanya perawatan berbasis keandalan.downtime terlalu lama mengakibatkan ketersediaan (availability) system rendah.analisa RCM perlu di lakukan untuk mengetahui mode kegagalan dan mendiskripsikan alur logika kegagalan, sehingga dapat diperioritas komponen kritis untuk medapatkan tindakan pemeliharaan (maintenance task). Metode Perawatan Berbasis Keandalan (RCM) Metode Reliability Centered Maintenance(RCM) adalah metode pemeliharaan yang menentukan langkah-langkah yang harus diambil untuk menjamin peralatan bekerja sesuai dengan fungsinya. Metode RCM meliputi identifikasi kegagalan fungsi yang kemudian akan dicari mode kerusakannya. Dengan adanya Mode kerusakan, penyebab kerusakan akan ditentukan sehingga dapat didapat dianalisa pengaruh kerusakan terhadap unjuk kerja peralatan. Karakteristik Reliability Centered Maintenance(RCM) Karakteristik RCM yaitu : 1. Tujuan utama dari metode RCM adalah untuk menjaga fungsi sistem peralatan, dan juga menjaga peralatan agar tetap bekerja. Mengetahui fungsi sistem berarti mengetahui keluaran yang menjadi tujuan sistem dan dengan demikian dapat direncanakan tindakan perawatan untuk menjaga keluaran sistem sesuai dengan performance yang dimiliki perawatan. 2. Mengidentifikasi mode kerusakan spesifik dalam bagian-bagian peralatan yang potensial menghasilkan kerusakan fungsi sistem. 3. Membuat prioritas perawatan dari mode kerusakan yang terjadi. Prioritas ini berdasarkan mode kerusakan yang memberikan kontribusi terbesar dalam sistem akan mendapat prioritas tertinggi. Sistematika prioritas berdasarkan Logic Tree Analysis. 4. Tindakan yang telah diberi prioritas diberi tindakan pencegahan yang dapat diterapkan. Proses Penyusunan Reliability Centered Maintenance. Di metode RCM yang paling penting adalah mengumpulkan informasi dan data untuk mengetahui dengan baik sistem yang akan dianalisa. Kegiatan dilakukan untuk mempermudah proses analisa sistem. Penerapan tahap-tahap metode RCM terdiri dari tujuh tahap yang sistematis yaitu : 1. Pemilihan sistem dan pengumpulan informasi. 2. Pendefinisian batas sistem. 3. Deskripsi sistem dan blok diagram fungsi. 4. Pendeskripsian fungsi sistem dan kegagalan fungsi. 5. Penyususnan Failure Mode Dan Effect Analysis(FMEA). 6. Penyusunan Logic Tree Analysis(LTA). 7. Pemilihan Tindakan/Maintenance Task Dari tujuh tahapan ini yang dipilih menjadi analisa kualitatif pada metide RCM ini adalah FMEA, LTA, dan Maintenance Task. METODE PENELITIAN Pemilihan Sistem dan Pengumpulan Informasi. Pengumpulan informasi dan data yang umumnya dibutuhkan dalam melakukan proses analisa RCM adalah diagram instrumentasi, skema sistem dan blok diagram yang menunjukan bagaimana sistem bekerja, buku manual tiap alat, dan data historis kerusakan, dan lain-lain. Informasi yang tidak tersedia dapat dilakukan pengumpulan data dengan melakukan pencatatan langsung dilapangan atau mewawancarai personel atau operator dan juga bagian lainnya yang bertanggung jawab pada fasilitas. Pendefinisian Batas Sistem Jumlah sistem dalam suatu fasilitas sangat banyak karena itu perlu dilakukan defenisi batas sistem.pendefinisian bertujuan untuk menghindari Page 166 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 2 Juni 2014

Analisa Rcm Pada Motor Diesel Penggerak Generator tumpang tindih antara satu sistem dengan sistem lainnya. Dalam melakukan pendefinisian batas sistem harus: 1. Memiliki pengetahuan apa yang harus dimasukan dalam sistem dan mana yang tidak, sehingga fungsi penting yang potensial tidak terabaikan. 2. Mengetahui batas sistem dan temukan faktor atau parameter yang masuk kedalam sistem serta faktor keluaran sistem. Hal hal yang didokumentasikan dalam proses pendefinisian batas sistem yaitu berupa: 1. Batas sistem dengan pembuatan skema blok sistem. 2. Gambaran umum batasan sistem yang meliputi pendefinisian elemen elemen setiap sistem dan batas fisik primer sistem. 3. Gambaran detail batas sistem yang melibatkan masukan dan keluaran setiap sistem. Pendiskripsian Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi Sangat perlu diingat prinsip RCM adalah menjaga fungsi sistem.sebab itu perlu berpikir bahwa : 1. Pada tahap proses analisa, fokus pada kegagalan fungsi bukan kegagalan peralatan. 2. Kerusakan fungsi biasanya dinyatakan dalam sebuah pernyataan kegagalan fungsi. Pembuatan daftar fungsi sistem yang lengkap akan membantu dalam menentukan tindakan perawatan dan menjaga fungsi sistem tetap bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Penyusunan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) atau analisa RCM Tahap ini adalah tahap analisa penyebab terjadinya kegagalan fungsi pada bagian mesin yang diteliti. Kegagalan fungsi pada bagian mesin yang diteliti akan ditampilkan dalam bentuk matriks. Pembuatan matriks ini menggambarkan hubungan antara kegagalan fungsi (baris) dengan bagian bagian mesin yang diteliti (kolom) yang menjadi dasar pembuatan tabel FMEA. Melalui pembuatan tabel dapat diketahui mode kerusakan dan penyebab kerusakan bagian bagian mesin yang teliti. Dalam proses analisa FMEA sumber informasi yang dapat digunakan adalah antara lain: 1. Data historis peralatan, yang sebelumnya sudah didokumentasikan dalam 3 tahap RCM. Melalui data historis dapat memberikan informasi mode kerusakan yang sebenarnya yang terjadi pada komponen. Namun analisis mode kerusakan tidak terbatas hanya mode kerusakan yang pernah terjadi, namun kemungkinan semua mode kerusakan yang terjadi. 2. Pengalaman teknisi, engginer, dan ahli perawatan yang menangani mesin-mesin yang diteliti. 3. Original Equipment Manufacture(OEM) yang merupakan dokumen mengenai perancangan, operasi, dan perawatan peralatan yang bersangkutan. Tahap akhir dari proses FMEA adalah menentukan akibat dari mode kerusakan terhadap tiga tingkatan yaitu akibat kerusakan untuk lokal, untuk sistem, untuk fasilitas. ANALISA DAN PEMBAHASAN Pemilihan system dan informasi /Karakteristik Pengoperasian System Penggerak Genset. Data teknik a. Spesifikasi generator set - Model : C 320 D5P - Rata rata daya bersih : 320 kva - Frequensi dan tegangan keluar : 50Hz & 415 Volts - Factor daya : 0,8 (lag) - Phases : 3 Phases b. Spesifikasi mesin - Make : Cummins - Model : NTA 855 G2-1 - Type dan jumlah selinder : In-line & 6 - Aspirasi udara masuk : Turbocharged- Aftercooled - Tenaga prima : 283 kwm - Putaran mesin : 1500 rpm - Volume selinder : 14 ltr (855C.I.D) - Bore and Stroke : 140mm x 152mm - Konsumsi bb beban @75% dengan radiator & kipas : 51,1 ltr/jam - Konsumsi bb beban @100% dengan radiator & kipas : 66,6 ltr/jam - Konsumsi minyak pelumas keadaan beban penuh : 0,12ltr/jam - Berat bersih total : 1620 kg - Panjang x lebar x tinggi (engine) : 1775 x 890 x 1475mm - Perbandingaan kompresi : 14 : 1 - Kecepatan piston : 7,6 m/s Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 167

- Jenis governor : electronic /A1 - Kapasitas pelumas : 38,6 liters - Kapasitas pendingin (mesin + radiator) 95 liters - Udara pembakaran masuk setiap beban 100% (+/- 5%) : 20,3m 3 /min - Aliran udara kipas ke radiator : 604 m 3 /min - Nilai kalori bahan bakar rendah : 42707 kj/kg atau 10200kcal/kg - Temperature gas buang : 502 0 C Menetapkan Fungsi dan Kegagalan Fungsional Untuk menetapkan fungsi dibutuhkan kerja sama, pemikiran dan analisa untuk menetapkan model operasi, disini penggunaan karakteristik operasi sebagai dasar pengembangan sebuah aliran diagram blok fungsional untuk group fungsional pada sebuah mesin diesel penggerak generator type NTA 855 A pada Hotel Sapadia. Diagram blok fungsional ini pada mesin meliputi fungsi utama dan fungsi pendukung. Diagram blok fungsional digunakan untuk menetapkan fungsi yang dibutuhkan oleh mesin yang beroperasi didarat dan statis. Keluaran dari masing-masing blok fungsional yaitu menggambarkan fungsi sistem, yang harus dilengkapi dan digunakan untuk mengembangkan pernyataan fungsi spesifik, tiap-tiap pernyataan fungsi harus menjelaskan atau menggambarkan keterangan kerja kefungsian sistem, subsistem, komponen yang dikehendaki. Kefungsian suatu komponen adalah parameter pada kinerja dan unjuk kerja suatu sistem (jika dimungkinkan), masing masing pernyataan fungsi bertujuan mendata kegagalan fungsional yang meliputi kerugian kerugaian dari bagian fungsional sistem yang dapat dihitung dan diterima tanpa penyimpangan dari masing-masing parameter unjuk kerja Pelaksanaan/tuntunan pada Failure Modes, Effect and Analysis (FMEA) Dari proses RCM sebelumnya maka digunakan pendekatan analisis kritis dan pengaruh modemode kegagalan,melakukan proses pemilahan pengaruh kegagalan secara konsekuen, kemungkinan criteria kegagalan, dan matrik resiko kegagalan. Proses FMEA melaksanakan kinerja pada penyeleksian dari item peralatan menutut yang digambarkan system pada diagram pemisahan fungsional system Dasar mesin : blok selinder (linier selinder, seluruh bagian mesin yang terkena pelumasan dan saluran pendinginan) System bahan bakar (injector. Pompa injeksi, governor) System pelumasan camshaft (pompa pelumasan) Page 168 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 2 Juni 2014

Analisa Rcm Pada Motor Diesel Penggerak Generator Analisa RCM Kategori Perawatan (1) : Kategori A Group Fungsional : Genset Tugas Type Tugas (2) No Item Resiko Sistem : Diesel Engine Item Komponen : Dasar Mesin Frekuensi langsung proyeksi Komponen : Selinder linier, meliputi system pelumasan dan saluran pendingin Putar mesin paling sedikit satu putaran terutama dengan stater, periksa jika katup indicator pada selinder ada kebocoran fluida Inspeksi visual pada selinder linier dengan sebuah baroscope Perencanaan perawatan pencegahan untuk sistem pelayanan minyak pelumas Analisa air pendingin CM 1.7 Pembersihan sistem air pendingin PM 1.7 AAET 1.1 Tinggi Sedang Melaksanaka n sebelum mesin startup Nomor Prosedur atau Kelas Referensi Daftar nomor prosedur tugas atau nomor instruksi operasi Komentar CM 1.3, 1.4 Tinggi Sedang 200 jam Melakukan inpeksi untuk mendeteksi korosi, erosi, retak dan penyumbatan PM 1.5 Tinggi Sedang 8000 jam Mengembangkan secara lengakap prosedur untuk tugas ini Sedang Sedang 1000 jam Sedang Sedang 8000 jam Penggunaan hasil perlu pada perlakuan air Rekondisi selinder linier Komponen Governor Periksa fungsional pada alat overspeed FF Periksa fungsional pada sistem penyetelan kecepatan, mesin dengan sistem jembatan pengontrol PM 1.4 2.1, 2.2 3.3 FF 2.1, 2.2, 2.3, 2.4, 3.1, 3.2 3.3, 3.4 4.1, 4.2 Sedang Rendah 8000 jam Sedang Sedang 8000 jam Tinggi Sedang 4000 jam Daftar nomor prosedur tugas atau nomor instruksi operasi Melakukan perbaikan ulang pada lubang selinder dengan mengembalikan ke kondisi semula Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 169

Inpeksi dan pelumasan batang hubung governor PM Perubahan minyak pelumas governor Komponen Pelumas Test fungsional pada saat pompa stanby dan pengontrolan pompa 4.1, 4.2 4.3, 4.4 4.5 PM 4.1 4.3, 4.4 4.5 Sedang Rendah 4000 jam Rendah Rendah 4000 jam FF 5.2, 5.4 Rendah Rendah 1000 jam Analisa minyak pelumas yang akan dipertimbang kan Ini tugas pompa dalm kontek beroperasi berjalan sampai terjadi sebuah kegagalan, ketika dimulai standby. 1. Kategori A Bisa dikerjakan oleh teknisi/mekanik Kategori B Harus dikerjakan oleh penjual peralatan atau di bengkel pabrikasi Kategori C harus dikerjakan dalam sebuah fasilitas khusus 2. CM = condition monitoring (kondisi pengamatan) PM = Planned maintenance (perencanaan perawatan) FF = Failure Finding (penemuan kegagalan) AAET = Any applicable and effective task (bisa diterapkan manapun dan tugas efektif) OTC = One time change (satu waktu perubahan) Kategori Perawatan (1) : Kategori B Group Fungsional : Genset Sistem : Diesel Engine Item Komponen : Dasar Mesin Tugas Type Tugas (2) No Item Resiko Frekuensi Langsung proyeksi Komponen : Selinder linier, meliputi system pelumasan dan saluran pendingin Test tekanan hidrostatik selinder linier sebelum masing-masing selinder terpasang Test metalurgi pada selinder linier untuk memastikan unsur bahan dan sifat-sifat bahan FF 1.1 Tinggi Sedang OTC 1.1 Tinggi Sedang Melaksanakan sebelum terpasang Melaksanakan sebelum terpasang Nomor Prosedur atau Kelas Referensi Komentar Sesuai manual book Memastikan tidak ada retak ata rembesan didalam selinder linier Sesuai standar Page 170 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 2 Juni 2014

Analisa Rcm Pada Motor Diesel Penggerak Generator KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Metode RCM pada genset NTA 855 A ada beberapa sistem yang dianalisa secara kualitatif yaitu Komponen dasar mesin, pendukung mesin (system pengaturan/governor dan pompa minyak pelumas. Komponen dasar mesin: selinder linier, system pelumasan dan saluran pendingin ini adalah komponen kritis yang perlu dapat perawatan terencana bila ini mengalami kegagalan fungsi maka performance mesin mengalami penurunan daya dan torsi. Komponen kritis lain adalah governor sebagai pengatur putaran mesin dan mengatur suplai bahanbakar pada pompa injeksi yang merupakan jantung motor Diesel perlu dilakukan pemeliharaan rutin. Pompa pelumas juga komponen kritis yang sangat besar fungsinya ketika mesin hidup yang juga harus dilakukan inpeksi secara kontinyu melalui indicator tekanan minyak pelumas. Saran Perlu dilakukan pengembangan RCM dengan metode kuantitatif, dan analisa dapat dikembangkan dengan melakukan analisa terhadap penentuan pemilikan terhadap cadangan alat, yaitu alat-alat kritis yang dapat menghambat penyuplaian listrik karena terjadi kegagalan pada komonen kritis. Perlu dilakukan penelitiam lanjut 5. Mohammad Tahril Azis, M. Salman Suprawhardana Dan Teguh Pudji Purwanto, November 2009, Penerapan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Berbasis Web Pada Sistem Pendingin Primer Di Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy,Seminar Nasional V, SDM pada penelitian ini dengan analisa kualitatif maupun kuantitatif. DAFTAR PUSTAKA 1. ABS Guidance Notes On Reliability- Centered Maintenance.2004 American Bureau of Shipping ABS Plaza 16855 Northchase Drive Houston, TX 77060 USA 2. A.R. Ismail, R. Ismail, R. Zulkifli, N. K. Makhtar, B. M. Deros, 2009, A Study on Implementation of Preventive Maintenance Programme at Malaysia Palm Oil Mill, European Journal of Scientific Research.ISSN 1450-216X Vol.29 No.1 3. Difana Meilani, Insannul Kamil, dan Arie Satria, Oktober 2008, Analisis Reliability Centered Maintenance (RCM) Dan Reliability Centered Spares (RCS) Pada UnitRawmillPabrikIndarung IV PT. Semen Padang,Jurnal Optmasi Sistem Industri, Vol 8 No1, Teknik Industri Universitas Andalas (UNAND) 4. Irriene Indah Susanti, 2009, Penerapan Analisis Mode Kegagalan dan Dampak (FMEA) pada infrastruktur Bandar Udara, tesis,itb. Teknologi Nuklir, Yogyakarta, ISSN1978-0176. 6. NASA,2008, Reliability Centered Maintenance for Facilities and Collateral Equipment. National Aeronautics And Space Administration, Washington DC, final September Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian Page 171

Page 172 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 2 Juni 2014