Pbaik agar menghasilkan benih bermutu.

dokumen-dokumen yang mirip
PEMILIHAN TEKNIK PENGEMASAN YANG TEPAT UNTUK MEMPERTAHANKAN VIABILITAS BENIH GAHARU (Aquilaria malaccensis Lamk.)

METODE PENYIMPANAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O. Ktze) Method of Seeds Storage of Merbau (Intsia bijuga O. Ktze) ABSTRACT PENDAHULUAN

Aris Sudomo. Balai Penelitian Kehutanan Ciamis. Jl. Raya Ciamis-Banjar Km 4 Po Box 5 Ciamis 46201; Telp. (0265) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. kakao unggul dalam pembudidayaan tanaman kakao (Mertade et al., 2011).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai

I. PENDAHULUAN. multiguna karena hampir seluruh bagian pohonnya dapat dimanfaatkan.

Info Teknis Perbenihan Tanaman Hutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN ANAKAN ALAM EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DARI TIGA POPULASI DI PERSEMAIAN. C. Andriyani Prasetyawati *

II. TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : Iskandar Z. Siregar

PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH UNTUK MENGHAMBAT PERTUMBUHAN SEMAI MIMBA ( Azadirachta indica) SELAMA PENYIMPANAN

TEKNOLOGI BENIH. A.Sahupala (Fakultas Pertanian Universitas Pattimura) Pendahuluan

BERDASARKAN TINGKAT PENGERINGAN DAN RUANG PENYIMPANAN

USAHA KEBUN KAYU DENGAN JENIS POHON CEPAT TUMBUH

PENGARUH KADAR AIR AWAL, WADAH DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP VIABILITAS BENIH SUREN (Toona sureni Merr) ANDY RISASMOKO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

Pendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

PENGARUH WADAH, RUANG DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP VIABILITAS BENIH KILEMO (Litsea cubeba Persoon L.)

PEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010

EKSPLORASI ANAKAN ALAM EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DI TIGA KABUPATEN DI SULAWESI SELATAN. C. Andriyani Prasetyawati dan Edi Kurniawan

Suatu unit dalam. embryo sac. (kantong embrio) yang berkembang setelah terjadi pembuahan. Terdiri dari : ~ Kulit biji ~ Cadangan makanan dan ~ Embrio

Jenis prioritas Mendukung Keunggulan lokal/daerah

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

BENIH DAN PERKECAMBAHAN KAYU KUKU (Pericopsis mooniana THW)

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN LITBANG KEHUTANAN BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI HHBK

PERBANYAKAN BIBIT POHON UNTUK REVEGETASI LAHAN PASCA TAMBANG

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

PROPAGASI BIBIT POHON

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAMPAK PERUBAHAN FISIOLOGI DAN BIOKIMIA BENIH EBONI ( Diospyros celebica Bakh.) SELAMA PENYIMPANAN

III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF. Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN

EDISI REVISI KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HUTAN

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. XII No. 1 : (2006)

MAKALAH SEMINAR (PTH 1507) PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus sp.)

PENGARUH PERLAKUAN PENGAMPLASAN TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH AREN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANEN DAN PENANGANAN BENIH CENGKEH DALAM PRODUKSI BENIH BERMUTU

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN MUTU BIBIT TANAMAN HUTAN

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Teknik Skarifikasi Benih Kayu Kuku (Pericopsis Mooniana Thw) Untuk Mematahkan Dormansi Melalui Kultur Jaringan

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

Pengaruh Media Simpan, Ruang Simpan, dan Lama Penyimpanan terhadap Viabilitas Benih Rhizophora stylosa Griff.

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketinggian m dpl, pada tempat-tempat yang bervariasi keadaan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh

STRUKTUR ORGANISASI BPTPTH

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Produksi inokulan cendawan ektomikoriza untuk bibit tanaman kehutanan

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN BEBERAPA HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

Tujuan Pembanguan Persemaian

BAB I PENDAHULUAN. Pala (Myristica fragrans Houtt.) merupakan produk asli Indonesia, dengan

-1 DUA,.( KESATU. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN HARGA PATOKAN BENIH TANAMAN HUTAN

PEMATAHAN DORMANSI BENIH

TEKNIS PERBANYAKAN TANAMAN CEMARA LAUT (Casuarina equisetifolia) PADA MEDIA PASIR Reproduction technique of Casuarina equisetifolia in sandy media

TINJAUAN PUSTAKA. Regenerasi mangrove secara alami dapat berlangsung lambat, karena

dzo$diryseminez Dida ISBN :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan

Kegiatan Pembelajaran 4. Perlakuan Khusus. A. Deskripsi

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

Diterima 28 Februari 2013, disetujui 23 April 2013 ABSTRACT

SORTASI BENIH DENGAN AYAKAN UNTUK MENINGKATKAN VIABILITAS BENIH Eucalyptus pellita F. Mull

PERKECAMBAHAN BENIH SENGON (FALCATARIA MOLUCCANA (MIQ.) BARNEBY & J. W. GRIMES ) PADA 4 JENIS MEDIA

~. ~ ~ ~, ~~~~ ~~ ~~ ~ ~,~-.

TINJAUAN PUSTAKA. secara umum dapat dikeringkan hingga kadar air 5% tanpa kerusakan. Karena sifat ini,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

Lokasi Kajian Metode Penelitian Lanjutan Metode Penelitian

STUDI AWAL PERBANYAKAN VEGETATIF NYAWAI (Ficus variegata) DENGAN METODE STEK

PENGARUH ELEVASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KUALITAS KAYU MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar

dalam jumlah yang cukup. Carica merupakan tanaman monokotil yang dapat

BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN (BPTPTH)

MATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji)

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kakao ( Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di

Tahun mulai kegiatan* Lokasi TBT 1, KHDTK

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

PENYEMPURNAAN SISTEM SILVIKULTUR MENJADIKAN HUTAN LEBIH BAIK

UJI DAYA KECAMBAH BENIH TANJUNG (Mimusops elengi Linn) DENGAN BERBAGAI TEKNIK DAN LAMA PENYIMPANAN BENIH

Perkembangbiakan Tanaman

o a t n Ind , a K yu hon Rot n d ne anat hineb salta

PERMUDAAN ALAM dan PERMUDAAN BUATAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN BOGOR - INDONESIA. Jilid II

Pertumbuhan Bibit Cempaka (Magnolia elegans (Blume.) H.Keng) pada Tempat Sapih Politub dan Polibag 1

TEKNIK PEMBIBITAN MERBAU (Intsia bijuga) Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS PEMBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN

PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL JAKARTA

Transkripsi:

3 Penanganan Benih

Teknik Penanganan Benih Rekalsitran

11 25 Teknik Penanganan Benih Ortodok penanganan benih adalah proses penting yang harus dilakukan dengan Pbaik agar menghasilkan benih bermutu. Benih bermutu merupakan syarat awal untuk menghasilkan tanaman semai yang kuat hingga ke penanaman di lapangan dan akhirnya tegakan pohon yang berkualitas. Dalam terminologi penanganan benih ada 2 kelompok utama berdasarkan potensi fisiologisnya yaitu benih rekalsitran dan ortodok. Penanganan kedua jenis benih tersebut berbeda. Oleh sebab itu informasi mengenai teknik penanganan benih sangat diperlukan bagi para praktisi/pengguna benih tanaman hutan. D e s k r i p s i Eboni (Diospyros celebica Bakh.) Benih Acacia crassicarpa Foto: Sentot Benih Eucalyptus pellita Benih ortodok adalah benih yang dapat dikeringkan sampai kadar air rendah (2,5%) dan disimpan pada suhu dan kelembaban penyimpanan yang rendah tanpa menurunkan viabilitas (kemampuan berkecambah) benih secara nyata. Secara umum benih ortodok memiliki ciri kulit biji keras, ukuran biji biasanya kecil hingga sedang, kadar air biji segar sebelum masak fisiologis 15-30%, kadar air saat masak fisiologis menurun hingga 6-10%. Benih jenis ini banyak ditemukan di daerah arid dan semi arid, serta merupakan jenis pioner di daerah iklim tropik basah dan sedang. Benih ortodok biasanya memiliki sifat dormansi, yakni keadaan dimana benih tidak dapat berkecambah walau sudah berada dalam kondisi lingkungan (kelembaban, suhu dan cahaya) yang optimal. Kondisi ini memungkinkan benih dapat disimpan beberapa tahun.

Deskri psi (lanjutan) Jenis pohon yang benihnya termasuk benih ortodok antara lain merbau (Intsia bijuga), kayu kuku (Pericopsis mooniana), tisuk (Hibiscus macrophyllus), pelita (Eucalyptus pellita), krasikarpa (Acacia crassicarpa), ampupu (Eucalyptus urophylla S.T.Blake), asam jawa (Tamarindus indica L.), bungur (Langersstroemia speciosa (l.) Pers.), dan masih banyak lagi. Aplikasi Penanganan benih ortodok mencakup 3 aspek, yaitu 1) aspek produksi: tegakan benih, musim buah, potensi produksi benih, pengumpulan, ekstraksi dan sortasi; 2) aspek pengujian: kemurnian, kadar air, perlakuan pendahuluan, uji fisiologis dan biokimia, penyakit benih dan berat 1000 butir benih; 3) aspek penyimpanan: kadar air kritis, kondisi ruang simpan dan periode simpan. Pembiakan vegetatif dan pembibitan juga merupakan bagian dari penanganan benih. Benih Tisuk Untuk tujuan penyimpanan jangka menengah dan panjang, kadar air benih yang disarankan adalah 4-8%. Secara alami penurunan kadar air dapat dilakukan dengan cara menempatkan benih pada ruang terbuka yang memiliki kelembaban udara sekitar 15-20% dalam waktu yang lama, sehingga tercapai keseimbangan antara kadar air benih dengan kelembaban udara. Namun, pengeringan di udara terbuka sangat tergantung pada kondisi iklim setempat. Informasi detil terdapat pada buku Teknik Penanganan Benih Ortodok (2003) yang diterbitkan oleh Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan, yang memuat teknik penanganan benih 5 jenis pohon yakni merbau, kayu kuku, tisuk, pelita dan krasikarpa. Benih Intsia bijuga Tantangan Keterangan Penelitian mengenai penanganan benih ortodok sudah banyak dilakukan, namun belum seluruh informasi disajikan secara komprehensif. Oleh karena itu perlu segera diterbitkan pedoman penanganan benih ortodok yang memuat lebih banyak jenis benih. Penyusun Unit Kerja E-mail Gambar Info detil : Dida Syamsuwida, Rina Kurniaty, Naning Yuniarti, Zaenal Abidin, Hasan Royani : Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) Bogor : dida_syam@yahoo.co.id dan bpt.pth@forda-mof.org : Koleksi BPTPTH Bogor : www.forda-mof.org/publikasi 26

12 Teknik Penanganan Benih Rekalsitran utan alam tropis Indonesia memiliki kekayaan jenis Hpohon yang tinggi. Namun banyak jenis diantaranya mengalami penurunan populasi di alam. Upaya penyelamatan jenis tersebut dalam bentuk perbaikan hutan alam dan penanaman di hutan tanaman seringkali terkendala oleh sifat benih yang rekalsitran. Benih rekalsitran ini diketahui memiliki keterbatasan yaitu cepat menurunnya viabilitas benih sejalan dengan menurunnya kadar air dan kecepatan kerusakan sel akibat pengeringan dan temperatur rendah. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan dalam menangani benih rekalsitran baik penyimpanan dan transportasi sampai ke tempat penanaman. 27 D e s k r i p s i Pohon dan buah Agathis lorantifolia sp. Foto: Kiki Kiswanto Semai Agathis sp siap sapih Benih rekalsitran adalah benih yang cepat rusak (viabilitas menurun) apabila diturunkan kadar airnya, dan tidak tahan disimpan pada suhu dan kelembaban rendah. Penurunan kadar air pada biji tipe ini akan berakibat penurunan viabilitas biji hingga kematian. Beberapa jenis pohon yang memiliki sifat benih rekalsitran, diantaranya adalah meranti (Shorea selanica), gaharu (Aquilaria malaccensis), damar (Agathis sp.), Kemenyan (Styrax benzoin), Mimba (Azadirachta indica), Bakau (Rhizophora apiculata), dan Nyamplung (Calophyllum inophyllum).

Aplikasi Penyimpanan benih Benih rekalsitran dapat disimpan dalam bentuk semai. Benih segar yang dikumpulkan, segera disemaikan dalam polybag, kemudian dibiarkan tumbuh sehingga mencapai tinggi tertentu dan disimpan dengan memberi bahan pengatur pertumbuhan atau memanipulasi kondisi ruang simpan untuk menghambat pertumbuhan selama penyimpanan. Setelah penyimpanan, dilakukan pengujian di lapangan terhadap kualitas semai yang meliputi daya tumbuh dan daya hidupnya. Manipulasi faktor lingkungan dengan mengurangi intensitas cahaya (650 lux) dan suhu (25 C) terhadap kondisi tempat simpan dikombinasikan dengan pemberian paklobutrazol 250 ppm dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan semai damar hingga 29% selama penyimpanan 6 bulan dengan persentase tumbuh 97-99%. Transportasi benih Benih rekalsitran sebaiknya dikemas dalam wadah yang terbuat dari bahan kedap air namun tidak kedap udara. Pengemasan harus mampu melindungi benih dari kerusakan baik faktor mekanis maupun lingkungan. Faktor lingkungan seperti kelembaban dan suhu kemasan selama pengiriman perlu diatur sesuai kebutuhan benih rekalsitran. Kelembaban dan suhu yang tidak terlalu tinggi baik untuk benih rekalsitran. Penambahan media yang lembab seperti serbuk sabut kelapa atau serbuk gergaji olahan dapat membantu menjaga kelembaban dan melindungi benih dari benturan selama pengiriman. Teknik pengemasan benih rekalsitran jenis damar yang terbaik dengan memasukkan benih ke dalam besek dengan media serbuk sabut kelapa yang dimasukkan ke dalam kantong kain blacu. Sedangkan alat transportasi yang terbaik untuk transportasi benih damar adalah mobil bak terbuka. Dengan perlakuan perlakuan ini dapat menghasilkan nilai daya berkecambah sebesar 77,67%, kecepatan berkecambah 7,8%/hari, dan kadar air benih 43,40%. Tantangan Penelitian mengenai penanganan benih rekalsitran sudah banyak dilakukan, namun belum seluruh informasi disajikan secara komprehensif. Oleh karena itu perlu segera diterbitkan pedoman penanganan benih rekalsitran. Keterangan Penyusun : Naning Yuniarti, Dida Syamsuwida, Aam Aminah, Evayusvita Rustam, Ateng R. Hidayat Unit Kerja : Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) Bogor E-mail : naningbtp@yahoo.co.id dan bpt.pth@forda-mof.org Gambar : Koleksi BPTPTH Bogor Info detil : www.forda-mof.org/publikasi 28