Enam Tepat Penggunaan Pestisida & Teknik Penyemprotan Pestisida



dokumen-dokumen yang mirip
PESTISIDA : HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Penyimpanan dan. Transportasi Pestisida,

Pertolongan Pertama. pada Keracunan Pestisida

Paparan Pestisida. Dan Keselamatan Kerja

TEKNIK PENYEMPROTAN PESTISIDA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Penanganan Pestisida. Tidak Layak Pakai

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN GULMA TANAMAN PERKEBUNAN Pengenalan Knapsack Sprayer

Modul 1: Peranan, Jenis, dan Faktor Berperan

Penggunaan Pestisida Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

READY-TO-USE (RTU) Ada beberapa macam jenis RTU, antara lain oil spray dan aerosol yang banyak dijual untuk rumah tangga.

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

BEBERAPA ASPEK PERBAIKAN PENYEMPROTAN PESTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN ABSTRAK

Created By Pesan bibit cabe kopay. Hub SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya menyebabkan peningkatan

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang : Perlindungan Tanaman

I. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat

1.2 Tujuan Untuk mengetahui etika dalam pengendalian OPT atau hama dan penyakit pada tanaman.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Membangun Perkebunan Kelapa Sawit yang Ramah Lingkungan, Kenapa Tidak?

Menghindari kesalahan berbahasa contoh

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORI

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

3. METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Nama Tiga Belas Genotipe Gandum

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)

Pengelolaan Agroekosistem dalam Pengendalian OPT. Status Pengendalian

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

PELAKSANAAN MAGANG Penanaman Ulang Tanaman Stroberi

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit

I. PENDAHULUAN. lain terjadinya pencemaran di lingkungan perairan yang dapat mengakibatkan kerusakan

Ambang Ekonomi. Dr. Akhmad Rizali. Strategi pengendalian hama: keuntungan dan resiko Resiko aplikasi pestisida

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapang Terpadu Natar

TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TANAMAN ORGANIK. Disusun oleh : Petrus Wisnu Kurniawan NIM : S1TI2C

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan pertanian sebagai leading sector melalui suatu

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

tersebut mencapai miliaran rupiah setiap tahun (Setiawati et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan pestisida dari tahun ke tahun semakin meningkat.

MENGENAL DAN MERAWAT MESIN PENYEMPROT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB III METODE PENELITIAN

PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN HUTAN

I. PENDAHULUAN. nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 1999 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

PETUNJUK PENGAMATAN OPT PERKEBUNAN

Peningkatan Keberhasilan Dalam Penyediaan Bibit Anggrek

3. METODE DAN PELAKSANAAN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji)

BAB I PENDAHULUAN. Daun stevia merupakan daun yang berasal dari tanaman stevia (Stevia

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang penting dibudidayakan, karena

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

BAB III BAHAN DAN METODE. Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan data berbagai variabel yang

No. Karakteristik Nilai 1 Massa jenis (kg/l) 0, NKA (kj/kg) 42085,263

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

MEMAHAMI LABEL DAN SIMBOL PESTISIDA DENGAN BENAR

I. PENDAHULUAN. produksi pertanian baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada tahun 1984

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN

KONTAMINASI RESIDU PESTISIDA ORGANOPHOSPHAT DAN KARBAMAT DALAM BUAH MELON. (Studi kasus pada petani melon di Desa Curut Kecamatan Penawangan Grobogan)

PESTISIDA 1. Pengertian 2. Dinamika Pestisida di lingkungan Permasalahan

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PENYAKIT BIDANG SADAP

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kecepatan Kematian. nyata terhadap kecepatan kematian (lampiran 2a). Kecepatan kematian Larva

ANALISIS INDEKS KONSUMSI GAS DAN EFISIENSI GAS MESIN SPRAY DRYER PADA PROSES PENGOLAHAN BAHAN BAKU KERAMIK

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

1. Bagian Utama Boiler

Transkripsi:

Peranan CropLife Indonesia Dalam Meminimalkan Pemalsuan Pestisida Enam Tepat Penggunaan Pestisida & Teknik Penyemprotan Pestisida Deddy Djuniadi Executive Director CropLife Indonesia 19 Juni 2012

Peranan CropLife Indonesia Dalam Meminimalkan Sekilas Pemalsuan Pestisida CropLife Indonesia Deddy Djuniadi Executive Director CropLife Indonesia 19 Juni 2012

Representing the Plant Science Industry INDONESIA CropLife International Representing the Plant Science Industry

Representing the Plant Science Industry INDONESIA A Regional Network Representing the Plant Science Industry

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Anggota CropLife Indonesia

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Stewardship Aktifitas CropLife Indonesia Komitmen Anggota CropLife kepada Code of Conduct FAO/WHO Stewardship adalah : suatu tanggung jawab etika dalam pengelolaan pestisida dari saat ditemukan, digunakan sampai pemusnahan. pengelolaan secara efektif suatu pestisida untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan resiko dalam penggunaan.

Peranan CropLife Indonesia 6 Tepat Penggunaan Pestisida Dalam Meminimalkan Pemalsuan Pestisida Deddy Djuniadi Executive Director CropLife Indonesia 19 Juni 2012

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Penggunaan Pestisida Dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida harus berdasarkan Enam Tepat. 1. Tepat Sasaran : Pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang menyerang Tanaman. 2. Tepat Mutu : Mutu pestisida ditentukan oleh bahan yang telah teruji. Pestisida tersebut harus terdaftar, tidak kadaluarsa, dan kemasannya tidak rusak. 3. Tepat Jenis : Setiap jenis pestisida hanya diperuntukan bagi OPT tertentu. Informasi tersebut tertera pada label kemasan pestisida. 4. Tepat Waktu : Penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi PHT harus berdasarkan hasil pemantauan atau pengamatan rutin (monitoring/scouting). 5. Tepat Dosis/Konsentrasi : Daya racun pestisida terhadap jasad sasarand ditentukan oleh dosis atau konsentrasi formulasi pestisida. 6. Tepat Cara Penggunaan : Beberapa cara penggunaan pestisida ialah pencelupan, pengasapan, pemercikan, penyuntikan, pengolesan, penaburan,, penyiraman dan penyemprotan.

Representing the Plant Science Industry Penyebab-penyebab Kegagalan Penggunaan Pestisida (1) Ukuran Butiran Semprot : yang ideal 150 mikron (20-30 butiran/cm2). Ukuran butiran semprot yang terlalu kecil akan mudah terbawa angin, sedangkan ukuran butiran semprot yang terlalu besar akan menyebabkan luruhnya butiran semprot. Volume Semprot : Terlalu sedikit penyemprotan tidak merata ; Terlalu banyak pemborosan. Kecepatan Jalan : Kecepatan ideal adalah 600 m/jam. Terlalu cepat Penyemprotan tidak merata ; Terlalu Lambat pemborosan. Arah Nozzle/spuyer tidak tepat pada jasad sasaran. Suhu Udara dua jam setelah penyemprotan harus stabil atau menurun. Suhu udara yang cenderung naik akan mempercepat penguapan butiran semprot. Kelembaban Udara pada saat penyemprotan yang ideal < 80% : Apabila >80% akan menghambat laju penetrasi butiran semprot menurunkan konsentrasi formulasi pestisida. Kecepatan angin : Kecepatan angin yang ideal antara 4-6 km/jam dengan indikator bendera membentuk sudut 45 derajat.

Representing the Plant Science Industry Penyebab-penyebab Kegagalan Penggunaan Pestisida (2) Pestisida yang digunakan dibawah standar. Ini terjadi di beberapa daerah, seperti di kita Indonesia. Formulasi yang kurang baik, diencerkan atau dipekatkan, dipalsukan atau kadaluwarsa. OPT telah kebal terhadap pestisida. Aplikasi pestisida yang bersifat sistemik gagal karena tanaman dalam keadaan stress, sehingga pestisida tidak terserap kedalam tanaman. Ini terjadi untuk insektisida, fungisida dan herbisida.

Peranan CropLife Indonesia Dalam Meminimalkan Pemalsuan Pestisida Pengenalan Teknik Penyemprotan Pestisida Deddy Djuniadi Executive Director CropLife Indonesia 19 Juni 2012

Representing the Plant Science Industry

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Efisiensi Penyemprotan Panut Djojo Soemarto, 2011

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Proses Penyemprotan

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Penilaian Penyemprotan 1.Ukuran Butiran Semprot (droplet Size) 2.Liputan (coverage) : Jumlah droplet/cm² 3.Distribusi (distribution) 4.Volume Semprot (Spray Volume) 5.Recovery (%)

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Ukuran Butiran Semprot (Droplet Size)

Representing the Plant Science Industry Pentingnya Ukuran Butiran Semprot

Representing the Plant Science Industry Spektrum Butiran Semprot (Droplet Spectrum)

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Ukuran Butiran Semprot

Representing the Plant Science Industry Klasifikasi Butiran Semprot (ASAE S-572)

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Klasifikasi Ukuran Butiran

Representing the Plant Science Industry Pengaruh Ukuran Droplet terhadap Kematian OPT

Representing the Plant Science Industry Pengaruh Ukuran Droplet terhadap Kematian OPT

Representing the Plant Science Industry Mengapa Makin Halus Droplet Semakin Efektif

Representing the Plant Science Industry Ukuran Butiran Semprot Dan Kepentingannya

Representing the Plant Science Industry Ukuran Droplet Dan Liputan

Representing the Plant Science Industry Perbandingan Liputan dari Berbagai Ukuran Droplet

Representing the Plant Science Industry Perbandingan Ukuran Droplet dan Kutu Daun

Representing the Plant Science Industry Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ukuran Butir Semprot

Representing the Plant Science Industry Pengaruh Tekanan terhadap Butiran Semprot

Representing the Plant Science Industry Kelemahan Droplet Yang Terlampau Halus

Representing the Plant Science Industry Kelemahan Droplet Yang Terlampau Kasar

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Rekomendasi Ukuran Droplet

Representing the Plant Science Industry Klasifikasi Butiran Semprot (ASAE S-572)

Representing the Plant Science Industry Jenis-Jenis Nozzle dan Penggunaannya

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Spuyer/Nozzle Kerucut Nozzle Kerucut Penuh Nozzle Kerucut Berlubang

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Nozzle Kipas Kipas Kosong Kipas Penuh

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Nozzle Bentur

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Liputan (Coverage)

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Liputan (Coverage)

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Liputan (Coverage) Minimal

Representing the Plant Science Industry Perbandingan Dua Macam Liputan (Coverage)

Representing the Plant Science Industry Perbandingan Tiga Macam Liputan (Coverage)

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Liputan yang Sangat Bagus

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Liputan yang Sangat Bagus

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Liputan yang Berlebihan

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Liputan yang Berlebihan

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Menghitung Droplet

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Hal-hal yang Mempengaruhi Liputan

Representing the Plant Science Industry

Representing the Plant Science Industry Distribusi Semprotan (Spray Distribution)

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Distribusi Horizontal

Representing the Plant Science Industry Untuk Mendapatkan Distribusi Horizontal yang Baik

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Penyemprotan Sistematis

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Penyemprotan Sistematis

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Distribusi Vertikal (Penetrasi)

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Penyemprotan Top Down

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Penyemprotan Top Down

Representing the Plant Science Industry INDONESIA Pola Umum Distribusi Vertikal

Representing the Plant Science Industry Untuk Mendapatkan Distribusi Vertikal yang Baik 600 m/jam

Representing the Plant Science Industry Untuk Mendapatkan Distribusi Vertikal yang Baik

Representing the Plant Science Industry Untuk Mendapatkan Distribusi Vertikal yang Baik

Peranan CropLife Indonesia Dalam Meminimalkan Pemalsuan Pestisida Terima Kasih Deddy Djuniadi Executive Director CropLife Indonesia 19 Juni 2012