Tanda-tanda Pergaulan Sehat dan Tidak Sehat Pada Remaja.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IX PERGAULAN SEHAT. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 169

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkharakter baik. Selain itu juga harus mempunyai kepribadian yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

KEHIDUPAN PSIKOLOSOSIAL BUDAYA TAWURAN. Oleh : Ibnu Fat Khan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. asing bisa masuk ke negara Indonesia dengan bebas dan menempati sector-sektor

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi masa depan bangsa yang harus dijaga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Pendahuluan. Masa remaja secara psikologi merupakan masa peralihan dari masa anak

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam

I. PENDAHULUAN. Pembinaan dan pengembangan generasi muda terus-menerus ditingkatkan sejalan

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolence) mulai usia 10 tahun sampai 19

KATA PENGANTAR. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB I PENDAHULUAN. menurutnya akan menyalahi aturan yang dibuat oelh orang tuanya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN UTSMAN NAJATI TENTANG KECERDASAN EMOSIONAL DAN RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan dasar dan menengah dijajaran

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

MAKALAH. ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) Bahaya Narkoba Bagi Remaja. Teknik Komputer Golongan B Muh. An im Fatahna D

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

Bab 5. Ringkasan. suka berkelompok, dan sebagainya. Kehidupan berkelompok dalam masyarakat Jepang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Remaja mengalami perkembangan begitu pesat, baik secara fisik maupun

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan di negara kita karena

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. dikumpulkan, diklasifikasikan dan dianalisis. mewawancarai secara mendalam kepada responden.

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS DATA. berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB II HUBUNGAN SOSIAL KELOMPOK USIA 5-6 TAHUN DAN SENTRA IMAN DAN TAQWA. A. Perkembangan hubungan sosial kelompok usia 5-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

PERLU, SOSIALISASI PACARAN SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mempengaruhi diri dan pola perilaku manusia. Tidak jarang

BAB II LANDASAN TEORI. yang diamati secara umum atau objektif. Hal tersebut senada dengan pendapat Sarwono (2001)

PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sosial-emosional. Masa remaja dimulai kira-kira usia 10 sampai 13 tahun

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.Karena dengan rahmat dan hidayahnya kami mampu menyusun makalah yang berjudul Tanda-tanda Pergaulan Sehat dan Tidak Sehat Pada Remaja. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak telah membantu sehingga proses penyusunan makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Dan juga tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada teman teman kami yang telah membantu penulisan makalah ini secara langsung maupun tidak langsung dalam penyempurnaan makalah ini. Dengan selesainya makalah ini, kami mengharapkan jika makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang berguna bagi para pembaca.kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.oleh karena itu kami harapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi kedepannya. Akhir kata tim penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang memperlukannya dimasa yang akan datang. Rajadesa, Februari 2018 Penyusun i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 1 BAB II PEMBAHASAN... 2 2.1 Pergaulan Remaja... 2 2.2 Pergaulan Sehat... 4 2.3 Tanda-tanda... 5 2.4 Pergaulan Tidak Sehat... 6 2.5 Penyebab Pergaulan Tidak Sehat... 6 2.6 Tanda-tanda PergaulanTidak Sehat... 7 2.7 Dampak Pergaulan Tidak Sehat... 8 2.8 Mengatasi Pergaulan Tidak Sehat Pada Remaja... 8 BAB III PENUTUP... 10 3.1 Kesimpulan... 10 3.2 Saran... 10 DAFTAR PUSTAKA... 11 ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergaulan adalah hubungan yang dibangun oleh sesama manusia di muka bumi tanpa mengenal batasan. Jadi, pergaulan besifat tidak terbatas, sehingga pergaulan tidak selamanya bersifat baik. Baik dan buruknya suatu pergaulan dapat ditentukan oleh orangorang yang ada di dalamnya. Dampak dari pergaulan itu sendiri dirasakan oleh orang-orang dalam pergaulan tersebut maupun yang tidak. Pergaulan remaja adalah hubungan yang dibangun oleh kaum remaja, dimana setiap orang memiliki sifat dan sikap yang berbeda maka hal itu tentunya juga berlaku bagi para remaja. Hal itu mengakibatkan pergaulan remaja dapat berdampak baik dan buruk bagi remaja itu sendiri. Pergaulan remaja juga memiliki berbagai hal yang dapat mendidik. Saat ini pergaulan remaja sering bersifat negatif. Sehingga mendatangkan remaja yang buruk sehingga berdampak bagi bangsa dan negara karena remaja atau generasi muda merupakan penerus masa depan bangsa. Pergaulan remaja yang juga tidak mengenal batasan dapat mempengaruhi masyarakat. Pergaulan remaja yang buruk dapat juga mempengaruhi anak-anak yang masih dalam proses pembelajaran dasar. Remaja saat ini juga sering bergaul bebas atau santai dengan orang dewasa, akibatnya banyak remaja yang sudah berprilaku seperti orang dewasa dan mendatangkan kekacauan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud pergaulan remaja? 2. Seperti apa pergaulan sehat dan tidak sehat pada remaja? 3. Bagaimana cara mengatasi pergaulan tidak sehat pada remaja? 1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pergaulan Remaja Masa remaja merupakan masa yang sangat kritis, masa untuk melepaskan ketergantungan terhadap orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. keberhasilan para remaja melalui masa transisi sangat dipengaruhi oleh faktor biologis, kognitif, psikologis, maupun faktor lingkungan. Dalam kesehariannya, remaja tidak lepas dari pergaulan dengan remaja lain. Remaja dituntut memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan seharihari. Keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima umpan balik, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan lain-lain. Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa kearah yang lebih baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Maka dari itu remaja tersebut harus mendapatkan perhatian khusus, baik oleh dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat sekitar. Banyak kita basa di media massa maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar. Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain. 2

Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak. Remaja bergaul memang adalah sebuah kebutuhan. Sama halnya dengan dahaga yang ingin terpuaskan. Mereka ingin mengenal banyak orang dari berbagai lingkungan. Ini sebetulnya tidak terlepas dari proses pencarian jati diri semata. Dengan membebaskan perasaan dan isi hati, mereka juga mengharapkan kebebasan dan ketenangan jiwa. Bila dikekang, mereka nampak begitu sedih dan terkekang. Tapi bila pergaulan terlalu dibebaskan, juga sangat mengkuatirkan. Yang penting berkomunikasi dan terarah. Bilamana sang remaja masih mampu berkomunikasi dengan keluarga dan orang tua, maka bimbingan untuk pergaulan pun dapat tersampaikan. Merangkul dan mencium mesra ibu mereka tercinta. Perilaku ini pun diterapkan pada pergaulan mereka sehari-hari. Dengan biasa mereka mengekspresikan perasaan cinta dan sayang pada pacar mereka di tempat-tempat umum. Sudah umum dilihat saat ini bila di mall-mall para remaja biasa bergandengan tangan, berpelukan bahkan berciuman. Buat para orang tua, perilaku seperti ini sangat mengejutkan dan membuat mereka merasa kuatir. Namun, seringkali para orang tua lupa, bahwa saat mereka remaja, perilaku mereka pun sering membuat kecut hati. 3

2.2 Pergaulan Sehat Pergaulan sehat adalah pergaulan yang membawa pengaruh positif bagi perkembangan kepribadian seseorang. Sebaliknya pergaulan tidak sehat mengarah kepada pola perilaku yang merugikan bagi perkembangan dirinya sendiri maupun dampaknya bagi orang lain. Pergaulan merupakan jalinan hubungan sosial antara seseorang dengan orang lain yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga terjadi saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pergaulan merupakan kelanjutan dari proses interaksi sosial yang terjalin antara individu dalam lingkungan sosialnya. Kuat lemahnya suatu interaksi sosial mempengaruhi erat tidaknya pergaulan yang terjalin. Seorang anak yang selalu bertemu dan berinteraksi dengan orang lain dalam jangka waktu relatif lama akan membentuk pergaulan yang lebih. Beda dengan orang yang hanya sesekali bertemu atau hanya melakukan interaksi sosial secara tidak langsung. Menurut Abdul Halim (dalam Mulyaningtyas dan hadiyanto, 2007) pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang ekstrem, yaitu terlalu sensitive (menutup diri) atau terlalu bebas. Konsep pergaulan semestinya lebih di tekankan kepada hal-hal positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta menambah wawasan. Dalam kehidupan sosial ada berbagai bentuk pergaulan, ada yang sehat ada pula yang dikategorikan pergaulan yang tidak sehat. Pergaulan sehat adalah pergaulan yang membawa pengaruh positif bagi perkembangan kepribadian seseorang. Sebaliknya pergaulan tidak sehat mengarah kepada pola perilaku yang merugikan bagi perkembangan dirinya sendiri maupun dampaknya bagi orang lain. 4

Misalnya, pergaulan yang diisi dengan kebut-kebutan di jalan raya, atau minum-minuman keras di tempat mereka berkumpul, merupakan bentuk pergaulan yang kurang sehat. Sebab pola pergaulan dengan kegiatan semacam itu bukan hanya membahayakan bagi dirinya sendiri melainkan juga bagi lingkungan sekitarnya. Banyak tindak kejahatan berawal dari kebiasaan menegak minuman keras sehingga pola perilakunya di bawah pengaruh alkohol. Jika pergaulan diisi dengan diskusi, balajar kelompok, kogiatan olah raga, pecinta alam atau kegiatan keagamaan, maka ini termasuk pergaulan yang sehat. Sebab bukan hanya dirinya sendiri yang memperoleh manfaat positif tetapi juga lingkungan secara tidak langsung akan terbawa dalam situasi yang baik/positif. Pencapaian prestasi di bidang seni, olahraga, maupuu IPTEK senantiasa diawali dari bentuk pergaulan yang positif yang mengasah kemampuan dan kecakapan berpikir. 2.3 Tanda-tanda Tanda-tanda Pergaulan Sehat a. Berakhlaq mulia b. Senantiasa memiliki prasangka baik c. Pemaaf d. Jauh dari rasa iri dan dengki e. Memiliki sifat malu f. Berusaha menepati janji g. Sopan dalam bertutur kata h. Selalu senyum dan mengucap salam saat bertemu i. Selalu mengingat pada kebaikan j. Mengunjungi teman yang sedang terkena musibah k. Membantu teman yang kesusahan l. Memberi nasihat baik m. Tidak membicarakan aib teman atau saudaranya 5

2.4 Pergaualan Tidak Sehat Pergaulan tidak sehat atau biasa disebut pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang. "Bebas" yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar, baik di lingkungan maupun dari media massa. Dari segi bahasa, pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi, pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan. 2.5 Penyebab Pergaulan Tidak Sehat Penyebab pergaulan bebas bermacam-macam. Berikut adalah beberapa diantaranya adalah sebagaiberikut: a. Agama dan iman Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa agama, hidup mereka akan kacau karena mereka tidak mempunyai landasan hidup. Agama dan keimanan dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama, individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Remaja yang ikut ke dalam pergaulan tidak sehat ini biasanya tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik. b. Perubahan Zaman Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas. c. Kesenjangan 6

Kesenjangan ekonomi dan pertunjukan kemewahan di media massa memungkinkan seseorang terpicu untuk ikut bermewah mewahan tanpa melihat kemampuan ekonominya. Akibatnya, tidak jarang yang menempuh jalan sesat guna memenuhi kehidupan mewahnya. Kesenjangan pendapat antara orang tua dan remaja mengandung arti bahwa sebagian remaja Indonesia masih memiliki pandangan bahwa orang tua mereka ketinggalan zaman dalam urusan orang muda. Remaja cenderung meninggalkan orang tua dalam menentukan bagaimana mereka akan bergaul. d. Kurang kontrol Berkurangnya kontrol terhadap remaja dapat mengakibatkan lepas kontrol sehingga tidak jarang sesuatu sudah terlambat. Remaja menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal, ketika sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu sudah terlambat. 2.6 Tanda-tanda Pergaulan Tidak Sehat a. Suka menghamburkan harta untuk hal yang tidak baik b. Sering menghalalkan segala cara termasuk dari jalan yang haram dan keji c. Munafik (Kalau berkata dusta; Kalau berjanji ingkar; Kalau diberi amanat Khianat; Kalau bersumpah palsu) d. Rasa ingin mencoba dan merasakan e. Perubahan emosi f. Perubahan pikiran g. Perubahan lingkungan pergaulan h. Perubahan tanggung jawab i. Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar 7

j. Emosional, selalu ingin melawan, rasa malas, perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin mencoba hal negatif 2.7 Dampak pergaulan tidak sehat a. Terdiri pergaulan tidak sehat memberikan pengaruh besar terhadap diri sendiri, orang tua, dan lingkungan. Pengaruh tersebut antara lain seperti berikut. b. Pergaulan bebas c. Adalah perilaku menyimpang yang melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. d. Ketergantungan obat e. Konsumsi obat-obat terlarang sampai akhirnya mengalami ketergantungan obat. f. Menurunnya derajat kesehatan g. Meningkatkan kriminalitas h. Merenggangkan hubungan keluarga i. Menyebabkan penyakit j. Menurunnya prestasi 2.8 Mengatasi Pergaualan Tidak Sehat Pada Remaja Untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya pergaulan tidak sehat, remaja perlu diberi pendidikan mengenai dampak pergaulan tidak sehat dan memberi pendidikan kerokhanian agar mereka sadar tentang apa akibat yang akan ditimbulkan dari pergaulan tidak sehat, baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan. Pembentuk jati diri yang utama adalah lingkungan. Lingkungan yang sehat akan melahirkan remaja yang sehat pula, tetapi sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan membentuk pribadi remaja yang kurang sehat. Lingkungan yang kurang baik juga bisa menjerumuskan remaja kepada pergaulan tidak sehat. 8