BAB I PENDAHULUAN. terkadang perubahan tersebut tidak membawa perbaikan. Perubahan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. energi yang ditinjau dari aspek struktur dan kereaktifan senyawa. Struktur dan

BAB I PENDAHULUAN. adanya kecenderungan masyarakat Indonesia yang ingin menimba ilmu diluar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. interaktif tentang bacaan dan gerakan sholat dengan versi dekstop dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pembelajaran yang sering kali dihadapkan pada materi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (ILM) dapat dikampanyekan oleh organisasi profit atau non profit dengan tujuan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

VISUALISASI PEMBELAJARAN FUNGSI, TURUNAN, DAN INTEGRAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMA KELAS 2 BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Menggambar Busana Kelas X Khususnya Sub Kompetensi

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak.

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

Aplikasi Terapi untuk Anak Autis. Mohammad Shibghatullah Sistem Informasi

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa ini mempengaruhi perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik. Salah satunya adalah teknologi informasi dan komputer khususnya

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang dilakukan saat ini biasanya sangat membosankan dan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya laju perkembangan media pembelajaran pada saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan global terutama dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

Pengembangan Sistem Visualisasi Pembelajaran Matematika Berbasis Multimedia Bagi Siswa SD

PENGEMBANGAN SISTEM VISUALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA BAGI SISWA SD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

TUGAS AKHIR METODE PEMBELAJARAN INTERAKTIF AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Desain penelitian merupakan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

I. PENDAHULUAN. Pembaharuan sistem pendidikan nasional telah menetapkan visi, misi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibuka secara elektronik melalui komputer sesuai dengan perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Adobe Flash merupakan sebuah program yang didesain khusus oleh Adobe dan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian terhadap pembelajaran kimia menunjukkan bahwa

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA kelas XI. Pengembangan menggunakan model ADDIE (Analysis,

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Implementasi Aplikasi Pembelajaran Kemacetan Jaringan Dengan Mekanisme Weighted Fair Queueing (WFQ).

TUGAS AKHIR APLIKASI PETA PARIWISATA DAN BUDAYA PROVINSI INDONESIA UNTUK PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SLTP N 04 SUKOHARJO

2015 PENGEMBANGAN COURSEWARE MULTIMED IA INTERAKTIF D ENGAN TAHAPAN PEMBELAJARAN 5M PAD A MATERI PENGGOLONGAN D AN TATA NAMA SENYAWA HID ROKARBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

COMPANY PROFILE BERBASIS ANDROID TELEVISI KAMPUS UDINUS (TVKU)

1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini digunakan susunan bab sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

GAME SIMULASI MASAKAN KHAS INDONESIA DENGAN ADOBE FLASH CS3

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang diberikan, karena dalam implementasi pembelajarannya menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada masa sekarang ini, penggunaan komputer atau yang disebut

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. tentang jenis-jenis alat yang digunakan, cara-cara membangun jaringan komputer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun

Bab 3. Metodologi Perancangan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Hari : Tanggal : Persetujuan Pembimbing. Pembimbing I, Pembimbing II, NIP NIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari mengenai materi,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi antara sumber belajar dengan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

PEMBUATAN GAME KUIS MATEMATIKA DASAR BERBASIS FLASH (STUDI KASUS PADA SD 46 BANDA ACEH JURNAL KARYA TULIS ILMIYAH

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Perancangan aplikasi pembelajaran sistem pernafasan pada manusia ini

I. PENDAHULUAN. alam, meliputi segala akibat dan dampak terhadap kehidupan. Ilmu tersebut selalu

BAB III ANALISA DAN PERENCANAAN. Rabies merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh virus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang sekolah yang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Animasi berasal dari kata Animation yang dalam bahasa Inggris to animate yang

DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR KELISTRIKAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

I. PENDAHULUAN. satunya adalah peningkatan mutu pendidikan yang meliputi sumber daya

memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya dan memberikan jawaban

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG KELAS X AK. Fia Jannatur Rahmah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI Analisis Kebutuhan Fungsi dan Kinerja Fungsi dan kinerja yang dibutuhkan dalam aplikasi ini adalah sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum tidak bersifat statis, melainkan senantiasa berubah dan bersifat dinamis (Hamalik, 2008). Perubahan kurikulum disebut juga sebagai pembaruan atau inovasi kurikulum, yang bemaksud untuk mencapai perbaikan walaupun terkadang perubahan tersebut tidak membawa perbaikan. Perubahan yang dilakukan terkadang membawa dampak yang kurang baik menurut penilaian pihak tertentu (Abdulhak, 2014). Sehingga munculnya kurikulum disesuaikan dengan perkembangan zaman dan tuntutan kemajuan kehidupan dalam masyarakat. Salah satu pembelajaran yang tak luput dari perubahan kurikulum adalah pembelajaran kimia. Menurut Agustina, Farida, dan Subarkah (2013) bahwa ilmu kimia akan menjadi pengetahuan yang utuh manakala mampu menjelaskan fenomena kimia melalui tiga level representasi yang meliputi representasi makroskopik, submikroskopik dan simbolik. Seperti halnya dengan materi ikatan kimia, konsep dari ikatan kimia merupakan konsep yang mendasar dan penting untuk memahami berbagai topik dalam ilmu kimia serta memiliki ketiga level representasi tersebut. Noviani dan Istiyadji (2017) berpendapat bahwa secara psikologis kesulitan siswa kelas X memahami pelajaran kimia adalah karena siswa masih berada pada masa awal operasi penalaran formal piaget. Menurut Slavin (2011), siswa yang baru berada pada masa awal penalaran formal masih sangat memerlukan pengetahuan yang bersifat konkrit sehingga berlawanan dengan konten pelajaran kimia yang bersifat abstrak. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil observasi 1

2 terhadap nilai hasil belajar kimia siswa di SMA Negeri 11 Kota Jambi yang tergolong masih rendah. Kesulitan belajar siswa ini diperlihatkan dari rendahnya nilai ulangan harian siswa. Adapun media yang selama ini digunakan oleh guru kimia SMA Negeri 11 Kota Jambi adalah Video dan PPT yang ditampilkan dengan bantuan proyektor di depan kelas yang dalam hal ini bahwa sebanyak 100% siswa mengatakan guru kimia sering menggunakan video pembelajaran dan sebanyak 40% menggunakan power point untuk membantu mengatasi kesulitan siswa tersebut meskipun hasil belajar yang diberikan masih belum mencapai KKM. Materi ikatan kimia dapat dipahami siswa dengan syarat siswa harus mampu mengaitkan konsep yang mendasarinya dengan konsep yang akan di pelajari, telah kita ketahui bahwa konsep atom terutama struktur atom, merupakan konsep dasar yang harus dikuasai oleh pembelajar untuk memahami konsep-konsep kimia selanjutnya khususnya pada materi ikatan kimia. Materi ini memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: (1) bersifat abstrak (invisible), (2) pemahaman konsep, yaitu pada aturan konfigurasi dan teori atom, (3) penerapan konsep, yaitu mengkonfigurasikan elektron beberapa atom. Berbagai karakteristik dari konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan bersifat abstrak itulah salah satu faktor penyebab kesulitan siswa dalam memahami dan mengaitkan antar konsep (Widiyowati, 2014). Untuk menciptakan pola pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran kurikulum 2013, dapat dilakukan melalui upaya perbaikan dan pembaharuan proses pembelajaran dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi, salah satunya menggunakan media pembelajaran seperti multimedia pembelajaran

3 (Munir dalam Meitantiwi, Masykuri, dan Nurhayati, 2015). Salah satu multimedia pembelajaran yang dapat digunakan adalah e-chemical Bonding selain menggunakan video pembelajaran dan power point yang selama ini digunakan oleh guru kimia di SMA Negeri 11 Kota Jambi. Agar media pembelajaran yang dipilih tepat, maka ada beberapa faktor yang diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran berdasarkan hasil wawancara guru kimia di SMA Negeri 11 Kota Jambi yang dibutuhkan memiliki beberapa kriteria seperti mampu mewujudkan visualisasi beberapa ikatan kimia sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa, dilengkapi materi yang ringkas dan jelas, memiliki kemudahan pengoperasian seperti tombol-tombol interaktif yang memudahkan siswa menggunakannya, didukung animasi dan video dengan menyisipkan sound dan beberapa gambar serta beberapa soal untuk melatih pemahaman siswa. Kriteria ini pun didukung dengan hasil observasi siswa di SMA Negeri 11 Kota Jambi yang menunjukkan bahwa 100% siswa memilih kriteria media didukung dengan adanya visualisasi ikatan kimia. Oleh karena itu, salah satu produk ilmu teknologi yang bisa dijadikan untuk mengembangkan e-chemical Bonding ini adalah software Adobe Flash Professional CS6. Flash mampu menganimasi grafis yang rumit dengan sangat cepat, sehingga membuat animasi layar penuh bisa langsung disambung ke situs web. Dukungan video yang lebih luas dapat memungkinkan kreativitas yang lebih baik dalam membuat movie flash. Kelebihan-kelebihan Adobe Flash dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan guna tercapainya tujuan pembelajaran. Kelebihan ini telah digunakan dalam merancang program pembelajaran berbasis komputer

4 seperti kemampuannya menggabungkan kemampuan animasi huruf dan gambar yang menarik, animasi gambar dan huruf tetap terlihat bagus pada ukuran windows dan resolusi layar berapapun, kecepatan gambar, animasi atau huruf yang akan ditampilkan (muncul) dapat diatur kecepatannya serta dilengkapi dengan fasilitas tombol untuk dapat berpindah dari satu bagian ke bagian lainnya. Keberhasilan pengembangan media flash dalam menjelaskan materi kimia telah banyak digunakan seperti pada penelitian Aprillia (2015) menunjukkan bahwa media flash efektif digunakan sebagai media pembelajaran yang baik bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar, penelitian Shelawaty (2016) menunjukkan bahwa respon siswa dan guru terhadap pengembangan media flash untuk materi ikatan kimia sebagai pembelajaran adalah sangat baik, penelitian Merdekawati (2016) memperoleh respon baik terhadap pengembangan media flash untuk mata pelajaran kimia, dan penelitian Sari (2018) dalam pengembangan Bonbon Bond sebagai media flash yang dapat memotivasi siswa untuk mempelajari ikatan kimia dengan mudah. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti bermaksud mengembangkan e-chemical Bonding dengan judul penelitian Pengembangan Media Pembelajaran e-chemical Bonding untuk Siswa SMA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran e-chemical Bonding untuk siswa SMA?

5 2. Bagaimana kelayakan media pembelajaran e-chemical Bonding untuk siswa SMA dari penilaian uji kelompok kecil? 1.3 Batasan Pengembangan Agar pengembangan ini terpusat dan terarah, maka penulis membatasi pengembangan diantaranya sebagai berikut : 1. SMA sasaran dalam pengembangan media pembelajaran e-chemical Bonding adalah SMA Negeri 11 Kota Jambi. 2. Materi Ikatan Kimia yang difokuskan adalah ikatan ion. 3. Pengembangan ini menggunakan software Adobe Flash Professional CS6 versi 12.0 dan Adobe Photoshop. 4. Pada fase pelaksanaan, uji coba yang dilakukan hanya sebatas kelompok kecil yaitu 10 orang. Yang akan diujicobakan pada peserta didik Pendidikan Kimia Universitas Jambi. 1.4 Tujuan Pengembangan Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan pengembangan diantaranya: 1. Untuk mengetahui prosedur dalam mengembangkan media pembelajaran e- Chemical Bonding untuk siswa SMA sehingga menghasilkan produk akhir yaitu media e-chemical Bonding. 2. Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran e-chemical Bonding untuk siswa SMA dari penilaian uji kelompok kecil. 1.5 Spesifikasi Produk Adapun spesifikasi produk yang ada dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

6 1. Media e-chemical Bonding merupakan multimedia berbasis flash dengan file extension (*.swf). 2. Media e-chemical Bonding menggunakan kerangka desain Lee dan Owens dalam pengembangannya. 3. Media e-chemical Bonding dapat diakses pada perangkat yang sudah terpasang Plugin Adobe Flash Player untuk pengguna komputer, laptop ataupun notebook dan aplikasi swf player untuk pengguna smartphone. 4. Visualisasi ikatan kimia hanya sebatas ikatan ion dengan bantuan tombol kation dan anion. 5. Kation dan anion yang digunakan adalah kation K +, Mg 2+ dan Al 3+, dan anion N 3-, O 2-, F -. 6. Materi pendukung pada media e-chemical Bonding adalah ikatan kovalen dan ikatan logam yang sesuai dengan kurikulum 2013. 7. Produk yang dihasilkan terdiri dari halaman pembuka, menu utama, menu halaman petunjuk, menu profil, menu kompetensi (menu kompetensi inti, menu kompetensi dasar, menu indikator, menu tujuan pembelajaran), menu materi (menu materi ikatan ion, menu materi ikatan kovalen, menu materi ikatan logam, menu video), menu simulasi, dan menu kuis. 8. Penjelasan materi disertakan contoh berupa animasi, dan video. 9. Setiap menu e-chemical Bonding dilengkapi dengan menu halaman petunjuk, menu profil, menu kompetensi, menu materi, menu simulasi dan menu kuis, untuk memudahkan pengguna mengakses tanpa harus menuju menu utama terlebih dahulu. 10. Produk dilengkapi dengan soundeffect yang dapat di on dan off kan.

7 11. Menu kuis yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan isian singkat. Ketika pengguna menjawab pertanyaan dapat diketahui benar atau salahnya jawaban yang diberikan tersebut. 1.6 Manfaat Pengembangan Diharapkan setelah penelitian dengan menggunakan media pembelajaran e- Chemical Bonding untuk siswa SMA dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi guru, menambah media pembelajaran yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran kimia khususnya pada materi ikatan kimia. 2. Bagi siswa, meningkatkan pemahaman dan minat siswa dalam mempelajari materi ikatan kimia. 3. Bagi peneliti, meningkatkan kreativitas dalam proses pengembangan media pembelajaran dengan menggunakan Adobe Flash Professional CS6. 1.7 Definisi Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman istilah, maka perlu diberikan beberapa definisi istilah sebagai berikut: 1. Media e-chemical Bonding adalah multimedia berbasis flash yang dapat memvisualisasi bentuk dan proses pembentukan ikatan kimia, khususnya ikatan ion. 2. Adobe Flash Professional CS6 merupakan software yang dapat digunakan untuk membuat animasi, gambar, vektor, bitmap, tombol animasi, dan menu interaktif yang telah mampu mengolah teks maupun objek pada ukuran windows dan resolusi layar berapapun akan terlihat bagus. Program ini dapat membantu dalam pembuatan media e-chemical Bonding.