KARAKTERISTIK TEPUNG KULIT KENTANG (Solanum tuberosum) SEBAGAI BAHAN PANGAN ALTERNATIF SUMBER KALIUM BAGI PENDERITA HIPERTENSI

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata)

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

KAJIAN PERAN BAHAN PEMUTIH NATRIUM PIROPOSPHATE (Na 2 H 2 P 2 O 7 ) TERHADAP PROSES PEMBUATAN TEPUNG UBI JALAR. Tjatoer Welasih 1) dan Nur Hapsari1 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

PENGARUH PERENDAMAN NATRIUM BISULFIT (NaHSO 3 ) DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS PATI UMBI GANYONG (Canna Edulis Ker)

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

Pengaruh Suhu Pengeringan Dan Konsentrasi Natrium Metabisulfit (Na 2 S 2 O 5 ) Terhadap Sifat Fisik-Kimia Tepung Biji Durian (Durio zibethinus)

PENGARUH LAMA PENGERINGAN KENTANG DAN PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KENTANG TERHADAP MUTU COOKIES KENTANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

PENGARUH METODE PERLAKUAN AWAL (PRE-TREATMENT) DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP MUTU FISIK, KIMIA, DAN FUNGSIONAL TEPUNG UBI JALAR UNGU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah gizi merupakan masalah global yang terjadi di sebagian besar belahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan mulai

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

III. METODOLOGI PENELITIAN

1. BAB I PENDAHULUAN. karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein,

PENGARUH RASIO TEPUNG KOMAK DENGAN TEPUNG TERIGU DAN PENGGUNAAN PUTIH TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK BROWNIES YANG DIHASILKAN

OPTIMASI PENGOLAHAN TEPUNG JAMUR MERANG TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PANGAN FUNGSIONAL PENDAHULUAN

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

5.1 Total Bakteri Probiotik

OPTIMASI WAKTU PERENDAMAN DAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT PADA PROSES PRODUKSI TEPUNG SUKUN

EVALUASI MUTU KUKIS YANG DISUBSTITUSI TEPUNG SUKUN

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang,

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

Optimasi Proses Pembuatan Bubuk (Tepung) Kedelai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK GIZI MAKANAN ENTERAL DARI BAHAN PANGAN LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG (Zea mays L.) DALAM PEMBUATAN COOKIES. ABSTRACT

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN PERLAKUAN NATRIUM METABISULFIT TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA TEPUNG LABU KUNING

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT FISIK, KADAR AIR, TANIN, PATI DAN RENDEMEN TEPUNG KENTANG KLECI (Solenostenon rotundifolius) PADA BERBAGAI TEKNIK PENGOLAHAN

EVALUASI KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN SENSORI ROTI DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS, UBI KAYU, KENTANG DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN XANTHAN GUM

PEMBUATAN PATI DARI BIJI DURIAN MELALUI PENAMBAHAN NATRIUM METABISULFIT DAN LAMA PERENDAMAN

METODE. Waktu dan Tempat

PENGARUH KONSENTRASI ABU GOSOK DAN WAKTU PERENDAMAN AIR TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI TEPUNG BUAH MANGROVE Avicenia marina

BAB III METODE PENELITIAN

FORTIFIKASI Fe ORGANIK DARI BAYAM (Amaranthus tricolor L) DALAM PEMBUATAN COOKIES UNTUK WANITA MENSTRUASI

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

DAYA TERIMA DAN KOMPOSISI PROKSIMAT TEPUNG TULANG IKAN LELE YANG MENGALAMI PROSES PERENDAMAN DALAM LARUTAN JERUK NIPIS NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

7 Manfaat Daun Singkong

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

FORMULASI COOKIES DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG KACANG MERAH DAN TEPUNG KEDELAI : EVALUASI SIFAT SENSORIS, FISIK, DAN KIMIA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.), TEPUNG TEMPE DAN TEPUNG UDANG REBON DALAM PEMBUATAN KUKIS

Disusun Oleh. Devie Triyanaa J FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif sejak beberapa dasawarsa silam telah menjadi penyebab

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

PEMBUATAN BUBUK CABE MERAH MENGGUNAKAN VARIASI JENIS CABE DAN METODE PENGERINGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

PENGARUH SUHU TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN TEPUNG TOMAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

KADAR PROTEIN, SIFAT FISIK DAN DAYA TERIMA KULIT BAKPIA YANG DISUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG NASKAH PUBLIKASI

3.1. Produk Biskuit Brokoli dan Jambu Biji Fresh dan Bubuk B1 B2 B3 B4

PEMANFAATAN TEPUNG TULANG IKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) SEBAGAI SUPLEMEN DALAM PEMBUATAN BISKUIT (CRACKERS) Oleh : Nurul Maulida C

PENGARUH PENCAMPURAN TEPUNG KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA L.) DALAM PEMBUATAN COOKIES TERHADAP SIFAT FISIK, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN KADAR PROKSIMAT

I. PENDAHULUAN. masyarakat, arakat, mulai dari buah, daun, batang, pelepah, sampai jantungnya.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ubi jalar (Ipomea batatas L.) di Indonesia belum dianggap sebagai

PENGARUH LAMA PENGGORENGAN TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN DAYA TERIMA KERIPIK PEPAYA YANG DIGORENG MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN VAKUM

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

Kadar Lemak, Protein Dan Sifat Sensoris Kornet dengan Substitusi Jantung Pisang

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENAMBAHAN TEPUNG TULANG CEKER AYAM SEBAGAI SUMBER KALSIUM PADA TAHU KEDELAI. Oleh :

METODE. Bahan dan Alat

KARAKTERISTIK ROTI TAWAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L) MOENCH) TERFERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI

Transkripsi:

Jurnal Kesehatan Masyarakat (J-KESMAS) Vol. 07, No. 1, Mei 2021, Halaman 52-58. DOI: http://dx.doi.org/10.35329/jkesmas.v7i1 52 KARAKTERISTIK TEPUNG KULIT KENTANG (Solanum tuberosum) SEBAGAI BAHAN PANGAN ALTERNATIF SUMBER KALIUM BAGI PENDERITA HIPERTENSI Ratnayani1, Septiani2, Ahmad Fitra Ritonga3, Nur Fahlia4 1 Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi, Universitas Binawan, Indonesia 2,3 Program Studi Teknologi Laboratorium Medis, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi, Universitas Binawan, Indonesia 3 Alumni Program Studi Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Binawan, Indonesia Article Info Article history: Received. Revised. Accepted. Keywords: Hypertension Potato peel flour Potassium Sodium bisulfit ABSTRACT Potato peel flour (Solanum tuberosum) is a flour that has a potential to be developed as a food source of potassium. This research was conducted to determine the chemical properties of potato peel flour. Potato peel flour is carried out in several stages: peeling potatoes; soaking in 0.3% sodium bisulfite (NaHSO3) solution for 60, 90 and 120 minutes; drying; milling; and sifting. Parameters observed were water content, ash content, protein, fat, carbohydrates and potassium (K). Potato peel flour with various immersions produced has the characteristics of water content (7.84 9.03%), ash content (4.15 4.67%), protein (11.35 11.60 %), fat (0.74 0.87%), carbohydrates (74.63 75.26%), and potassium (1231.32 1671.86 mg/100 g). Based on the potassium content, potato skin flour with the highest potassium content was soaked for 120 minutes. Corresponding Author: Ratnayani Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi, Universitas Binawan Jl. Kalibata Raya-Dewi Sartika, No.25-30, Jakarta Timur, DKI Jakarta 13630 Email: ratnayani1105@binawan.ac.id Journal homepage: https://journal.lppm-unasman.ac.id/index.php/jikm/index

53 1. PENDAHULUAN Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Pada awal tahun 2020 Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi global [1]. Virus corona dapat menyebar dengan berbagai cara, baik kontak maupun kontak tidak langsung atau kontak erat dengan orang yang terinfeksi. Transmisi virus corona dapat melalui sekresi seperti air liur dan sekresi saluran pernapasan (droplet saluran napas) dari orang yang terinfeksi [2] [4]. Secara global, per 28 Juni 2021 terdapat 180.654.652 kasus COVID-19 terkonfirmasi, termasuk 3.920.463 kematian, yang dilaporkan ke World Health Organization (WHO) [5]. Di Indonesia data terakhir 28 Juni 2021 menunjukkan jumlah kasus terkonfirmasi positif 2.135.998 orang, sembuh 1.859.961, dan kasus kematian 57.561 orang [6]. Penambahan kasus yang tidak terkendali di Indonesia oleh merebaknya virus Corona varian Delta (B.1.617.2). Seperti diketahui virus Corona ini terus mengalami mutasi. WHO mengatakan bahwa virus Corona varian Delta ini merupakan virus terkuat dan tercepat penyebarannya [7]. Infeksi Covid-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat [8]. Derajat penyakit yang ditimbulkan oleh virus corona bervariasi, tergantung pada ada tidaknya komorbid atau faktor usia [9]. Komorbiditas pada pasien de ngan gejala berat (173 pasien) adalah penderita hipertensi. Begitupun pasien yang memerlukan perawatan di ICU atau ventilasi mekanis atau yang meninggal juga memiliki hipertensi [10]. Meskipun saat ini belum ada bukti bahwa hipertensi merupakan faktor risiko independent untuk mengembangkan keparahan pada pasien dengan Covid-19 [11] tetapi harus tetap menjadi perhatian. Diet tinggi natrium (>4 g/hari) dan rendah kalium (<2 g/hari) telah dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi (hipertensi). Berdasarkan meta analisis dinyatakan bahwa diet tinggi kalium (>3,5 g/hari) dikaitkan dengan penurunan tekanan darah [12]. Berdasarkan hal tersebut perlu dikembangkan makanan kaya kalium dalam upaya pemenuhan asupan harian. Kentang merupakan salah satu umbi-umbian yang banyak dikonsumsi. Selain bagian umbinya, saat ini juga telah dilakukan pemanfaatan kulit kentang. Dalam kulit kentang masih terdapat zat gizi seperti zat besi (Fe). Penelitian yang dilakukan secara in vivo menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar haemoglobin pada mencit yang diberi Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 07, No. 1, 2021: 21-29

54 kulit kentang [13]. Selain zat besi, dalam kentang juga terdapat kandungan kalium cukup tinggi yaitu 396 mg [14]. Pada 100 gr kulit kentang juga terkandung energi 115 kal, serat 5 gr, vitamin C 7,8 gr, kalsium 19,8 mg dan zat besi 4,1 mg [15]. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pemanfaatan kulit kentang menjadi tepung dan menganalisis kandungan zat gizi terutama kalium dalam tepung kulit kentang. Diharapkan dengan adanya kandungan kalium dalam tepung kulit kentang dapat dibuat menjadi makanan kaya akan kaliun yang dapat bermanfaat bagi penderita hipertensi. 2. METODE PENELITIAN Pembuatan tepung kulit kentang dilakukan di SEAFAST Center LPPM Institut Pertanian Bogor (IPB) University. Sedangkan uji kadar proksimat dan kadar kalsium, dilakukan di Laboratorium Saraswanti Indo Genetech. Pembuatan tepung kulit kentang dilakukan pada bulan April 2021. Bahan yang digunakan yaitu umbi kentang (Solanum tuberosum). Bahan kimia yang digunakan yaitu natrium bisulfit (NaHSO3) dan bahan untuk analisis proksimat. Pembuatan tepung kulit kentang dilakukan dengan metode cabinet drying. Alat yang digunakan yaitu oven cabinet dryer (pengering dengan panas uap), Dies mill (penepungan) dan pengayak getar (80 mesh). Proses pembuatan tepung kulit kentang dilakukan melalui beberapa tahap, seperti yang dilakukan oleh Ratnayani (2006) [16]. Kentang yang digunakan dipilih yang bagus, dibersihkan dari tanah yang menempel dan dikupas kulitnya. Kulit kentang kemudian di rendam dalam lauran natrium bisulfit 0,3%, dikeringkan, dihaluskan dan diayak hingga menjadi tepung. Perendaman kulit kentang dilakukan selama 60, 90 dan 120 menit. Perbandingan air dan bahan yang digunakan untuk perendaman yaitu 1:2. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven suhu 55º - 58º C selama 7 jam. Setelah kering umbi dihaluskan dengan Dies mill dan diayak dengan pengayak getar 80 mesh. Proses pembuatan tepung kulit kentang dapat dilihat pada Gambar 1. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 07, No. 1, 2021: 52-58

55 Kentang Pencucian Pengupasan Kulit kentang Perendaman dalam larutan Natrium bisulfit 0,3% (60, 90, 120 menit) Penirisan Pengeringan (55º - 58º C, 7 jam) Penggilingan (Dies mill) Pengayakan (80 mesh) Tepung Gambar 1. Proses Pembuatan tepung Kulit Kentang Karakterisasi kimia tepung kulit kentang meliputi kadar air (SNI 01-2891-1992 point 5.1), kadar abu (SNI 01-2891-1992 point 6.1), protein (18-8-31/MU/SMM-SIG, Kjeltec), lemak Metode Ekstraksi Langsung (SNI 01-2891-1992), karbohidrat (Anal.Chem.28(1956) 350-356) serta kalium (K) (metode AAS). Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 07, No. 1, 2021: 21-29

56 Analisis data dilakukan dengan menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 25. Untuk mengetahui perbedaan uji proksimat dan kalium pada tepung kulit kentang dengan berbagai perendaman, dilakukan dengan menggunakan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kentang merupakan salah satu jenis umbi yang banyak dimanfaatkan sebagai dalam pembuatan cake dan bakery. Tepung kentang juga sudah banyak digunakan dalam pembuatan biskuit maupun cookies [17], [18]. Saat ini juga sudah mulai dikembangkan pemanfaatan kulit kentang, baik dalam bidang pangan maupun non pangan seperti bioetanol [19] Dalam pembuatan tepung kulit kentang, warna tepung yang dihasilkan berwarna kecoklatan. Browning dapat terjadi pada buah dan sayuran, termasuk kentang, terutama disebabkan oleh oksidasi enzimatik senyawa fenolik tertentu (mono -, di - dan polifenol) menjadi o-difenol. Selanjutnya akan menghasilkan kuinon yang menyebabkan terjadinya polimerisasi non-enzimatik dan terbentuk pigmen warna melanin atau coklat [20]. Untuk memperbaiki warna dari tepung kentang dilakukan perendaman dengan menggunakan larutan Natrium Bisulfit selama 60, 90, dan 120 menit. Natrium bisulfit memiliki kemampuan untuk mencegah reaksi browning pada tepung dengan mencegah aktifitas fenolase [20]. Warna tepung kulit kentang yang dihasilkan dapat dilihatt pada Gambar 2. Gambar 2. Tepung Kulit Kentang. A: Perendaman 60 menit; B: Perendaman 90 menit; C: Perendaman 120 menit Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa pada perendaman 60 menit, tepung kentang yang dihasilkan paling gelap, dan pada perendaman 90 menit, dihasilkan tepung kulit kentang dengan warna paling terang. Hal ini disebabkan Na Bisulfit dapat menghambat Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 07, No. 1, 2021: 52-58

57 proses browning dan semakin lama waktu perendaman tepung kulit kentang yang dihasilkan semakin berwarna cerah. Dilihat dari data proksimat, lamanya waktu perendaman memberikan hasil yang berbeda. Nilai proksimat tepung kulit kentang dan nilai gizi tepung kentang dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Data proksimat dan kadar kalium tepung kulit kentang Proksimat Waktu Perendaman (menit) 60 90 120 Kadar air (%) 9,03 a 8,50 b 7,84 c Kadar abu (%) 4,21 a 4,15 a 4,67 b Protein (%) 11,56 a 11,60 a 11,37 a Lemak (%) 0,79 a 0,74 a 0,87 b Karbohidrat (%) 74,49 a 75,02 ab 75,26 b Energi (kkal/100 g) 350,99 a 353,14 b 354,31 c Kalium (mg/100 g) 1187,94 a 1236,03 a 1671,86 b Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05). Tabel 2. Kandungan gizi tiap 100 g tepung kentang Unsur gizi Proporsi Air 13,00 g Abu 1,00 g Protein 0,30 g Lemak 0,1 g Karbohidrat 85,60 mg Energi 347,00 kkal Kalium 156,30 mg Sumber: Tabel Komposisi Pangan Indonesia (2017) Kadar Air Pembuatan tepung kulit kentang salah satunya dilakukan untuk mengurangi kadar air sehingga dapat disimpan lebih lama. Dalam penelitian ini kadar air tepung kulit kentang dengan waktu perendaman 60, 90, dan 120 menit secara berurutan adalah 9,03%, 8,50%, dan 7, 84%. Perendaman dalam larutan Natrium bisulfit akan menigkatkan proses Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 07, No. 1, 2021: 21-29

58 keluarnya air dalam bahan, sehingga pada saat pengeringan, kadar air pada bahan yang dihasilkan akan mengalami penurunan [21]. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan, perendaman kulit kentang dengan waktu 60 menit, 90 menit dan 120 menit memberikan hasil kadar air yang berbeda nyata. Tepung kulit kentang dengan perendaman 120 menit memberikan kadar air paling rendah dibandingkan waktu perendaman lainnya. Secara keseluruhan, kadar air tepung kulit kentang dalam penelitian ini lebih rendah jika dibandingkan dengan tepung kentang (13 g/100 g). Kadar abu Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar abu tepung kulit kentang yang dihailkan berkisar antara 4,15 4,67%. Kadar abu pada perendaman 120 menit paling tinggi dibandingkan yang lainnya, sedangkan kadar abu pada perendaman 60 dan 90 menit memiliki nilai yang relatif sama. Berdasarkan análisis ANOVA dengan uji lanjut Duncan, menunjukkan perbedaan yang signifikan antara perendaman 120 menit dengan perendaman 60 dan 90 menit. Perendaman 60 dan 90 tidak memberikan perbedaan yang signifikan. Tabel 2 memberikan gambaran bahwa ada kecenderungan kenaikan kadar abu dengan semakin lama waktu perendaman. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan mineral pada natrium bisulfit [21]. Semakin lama waktu perendaman menyebabkan kadar abu yang dihasilkan menjadi semakin tinggi. Kadar Protein Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang penting bagi tubuh. Selain sebagai sumber energi, protein juga berperan dalam pembentukan jaringan untuk pertumbuhan. Kadar protein tepung kulit kentang yang dihasilkan berkisar antara 11,37 11,60%. Berdasarkan uji ANOVA tidak ada perbedaan yang signifikan kadar protein pada berbagai waktu perendaman. Namun, ada kecenderungan penurunan kadar protein dengan semakin lamanya waktu perendaman. Perendaman mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sel membran seperti hilangnya zat-zat yang mudah larut dan penurunan komposisi nutrisi akibat larut dalam air rendaman [22]. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 07, No. 1, 2021: 52-58

59 Kadar Lemak Lemak seperti halnya protein juga merupakan salah satu dari zat gizi makro. Kandungan lemak pada umbi-umbian cenderung rendah. Hasil análisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan lemak pada tepung kulit kentang fluktuatif dan berkisar antara 0,74 0,87%. Tepung kulit kentang dengan perendaman 120 menit kadar lemak paling tinggi. Berdasarkan uji ANOVA terdapat perbedaan yang signifikan kadar lemak dengan berbagai perendaman. Kadar lemak pada perendaman 60 dan 90 menit tidak berbeda nyata namun berbeda nyata dengan perendaman 120 menit. Karbohidrat Karbohidrat merupakan zat gizi makro yang berfungsi sebagai sumber energi utama. Di dalam makanan karbohidrat dapat menentukan karakteristik bahan makanan seperti rasa, tekstur, dan warna [23]. Hasil analisis karbohidrat tepung kulit kentang dengan berbagai perendaman yaitu 74,49 75,26%. Uji ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata kandungan karbohidrat tepung kulit kentang. Uji lanjut Duncan memberikan hasil bahwa tidak ada perbedaan yang nyata kandungan karbohidrat tepung kulit kentang pada perendaman 60 dan 90 menit. Namun terdapat perbedaan yang nyata dengan perendaman 120 menit. Terdapat kecenderungan dengan semakin lama perendaman makan kadar karbohidrat tepung kulit kentang yang dihasilkan semakin besar. Hal ini kemungkinan disebabkan, semakin lama perendaman makan semakin banyak karbohidrat yang mengendap. Kalium Kalium merupakan elektrolit yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan. Kalium juga merupakan salah satu mineral makro yang sering dikaitkan dengan hipertensi. Diet rendah kalium menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah [24]. Dalam penelitian ini, kandungan kalium tepung kulit kentang pada berbagai perendaman berkisar antara 1187,94 1671,86 mg/100 g. Hasil analisis ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan lamanya waktu perendaman terhadap kadar kalium. Uji lanjut Duncan menunjukkan antara penrendaman 60 dan 90 menit tidak ada perbedaan yang nyata, namun terdapat perbedaan yang nyata dibandingkan dengan Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 07, No. 1, 2021: 21-29

60 perendaman 120 menit. Kalium merupakan kation alkali yang mudah larut dalam air dan sangat reaktif, salah satunya dengan mineral sulfit [25]. Perendaman dengan natrium bisulfit menyebabkan kalium berekasi dengan sulfit dan semakin lama perendaman kalium yang terendapkan semakin banyak. Kandungan kalium tepung kulit kentang pada perendaman 120 menit memberikan hasil paling tinggi dibandingan dengan yang lainnya. Jumlah ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan kalium tepung kentang 156,3 mg/100 gr). Hal ini memberikan gambaran bahwa tepung kulit kentang mempunyai potensi sebagai bahan pangan sumber kalium. Tepung ini bisa digunakan untuk pembuatan makanan kaya kalium yang bisa dimanfaatkan bagi para penderita hipertensi. 4. KESIMPULAN Berdasarkan lama waktu perendaman, semakin lama direndam maka warna tepung kulit kentang yang dihasilkan semakin cerah. Dilihat dari kadar kalium yang dihasilkan tepung kulit kentang dengan perendaman 120 menit memiliki potensi sebagai bahan pangan dengan kadar kalium paling tinggi. Karakteristik tepung kulit kentang perendaman 120 menit yaitu kadar air 7,84%, kadar abu 4,67%, protein 11,37%, lemak 0,87%, karbohidrat 75,26% dan kalium 1671,86 mg/100 gr). 5. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Hibah DIKTI Penelitian Dosen Pemula (PDP) atas penyediaan dana penelitian. DAFTAR RUJUKAN [1] World Health Organization, Timeline: WHO s Covid-19 response, 2021. [2] J. Liu et al., Community Transmission of Severe Acute Respiratory, Emerg. Infect. Dis., vol. 26, no. 6, pp. 1320 1323, 2020. [3] J. F. W. Chan et al., A familial cluster of pneumonia associated with the 2019 novel coronavirus indicating person-to-person transmission: a study of a family cluster, Lancet, vol. 395, no. 10223, pp. 514 523, 2020, doi: 10.1016/S0140-6736(20)30154-9. [4] WHO, Transmisi SARS-CoV-2: implikasi terhadap kewaspadaan pencegahan infeksi, pp. 1 10, 2020. [5] WHO, COVID-19 Weekly Epidemiological Update 35, World Heal. Organ., no. December, pp. 1 3, 2021, [Online]. Available: https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situationreports/weekly_epidemiological_update_22.pdf. [6] K. P. C.-19 dan P. E. Nasional, Data Sebaran, 2021. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 07, No. 1, 2021: 52-58

61 [7] B Lovelace, WHO says delta is the fastest and fittest Covid variant and will pick off most vulnerable, Jun. 28, 2021. [8] Y. Yuliana, Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah tinjauan literatur, Wellness Heal. Mag., vol. 2, no. 1, pp. 187 192, 2020, doi: 10.30604/well.95212020. [9] P. D. O. Davies, Multi-drug resistant tuberculosis, CPD Infect., vol. 3, no. 1, pp. 9 12, 2002. [10] W. Guan et al., Clinical Characteristics of Coronavirus Disease 2019 in China, N. Engl. J. Med., vol. 382, no. 18, pp. 1708 1720, 2020, doi: 10.1056/nejmoa2002032. [11] S. Shibata et al., Hypertension and related diseases in the era of COVID-19: a report from the Japanese Society of Hypertension Task Force on COVID-19, Hypertens. Res., vol. 43, no. 10, pp. 1028 1046, 2020, doi: 10.1038/s41440-020-0515-0. [12] A. Binia, J. Jaeger, Y. Hu, A. Singh, and D. Zimmermann, Daily potassium intake and sodium-to-potassium ratio in the reduction of blood pressure: A meta-analysis of randomized controlled trials, J. Hypertens., vol. 33, no. 8, pp. 1509 1520, 2015, doi: 10.1097/HJH.0000000000000611. [13] Widyastuti and B. Kunsah, Bioaktivitas Kulit Kentang (Solanum tuberosum L.) terhadap Peningkatan Kadar Haemoglobin secara In Vivo, J. Labora Med., vol. 1, no. 2, pp. 30 33, 2017, [Online]. Available: https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jlabmed/article/download/2884/pdf. [14] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Data Komposisi Pangan Indonesia, 2021.. [15] Budi Soelarso, Budi Daya Kentang Bebas Penyakit. Yogyakarta: Kanisius, 2012. [16] I. N. Ratnayani, Yuniar Khasanah, Dini Ariani, Karakteristik kimia tepung ganyong merah (Canna edulis, kerr): Kajian penggunaaan natrium bisulfit sebagai larutan perendam, 2007. [17] I. T. Anova, W. Hermianti, and S. Silfia, Substitusi Tepung Terigu dengan Tepung Kentang (Solanum Sp) Pada Pembuatan Cookies Kentang, J. Litbang Ind., vol. 4, no. 2, p. 123, 2014, doi: 10.24960/jli.v4i2.645.123-131. [18] S. Cicilia, E. Basuki, A. Prarudiyanto, A. Alamsyah, and D. Handito, Pengaruh substitusi tepung terigu dengan tepung kentang hitam (Coleus tuberosus) terhadap sifat kimia dan organoleptik cookies, Pro Food (J. Ilmu dan Teknol. Pangan), vol. 4, no. 1, pp. 304 310, 2018. [19] B. Rosita, Untuk Pembuatan Bioetanol Dengan Metode Hidrolisa Asam ( Hcl ), J. Kesehat. Perintis, pp. 26 32, 2007. [20] W. Broto, T. Hidayat, and H. Herawati, Effect of Sodium Bisulphite Concentration and Thickness of Potato Tuber on Inhibition of Enzymatic and Non-Enzymatic Browning of, pp. 331 346, 1996. [21] A. Nahdiana, Pengaruh konsentrasi Natrium bisulfit dan suhu pengeringan terhadap mutu tepung glukomanan umbi iles-iles ILES (Amorphophallus muelleri Blume) (Skripsi), Universitas Muhammadiyah Malang, 2019. [22] C Owori and Hagenimana, Quality Evaluation of Sweet Potato Flour Processed in Different Agroecological Sites Using Small Scale Processing Technologies. African Potato Association, 2020, pp. 483 490. [23] F. G. Winarno, Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia, 2004. [24] 2011 - Understanding Nutrition - Whitney Rofles - Ed 12.pdf.. [25] S.Y. Noscov, Potassium, Physical and Chemical Properties, Springer, 2013, doi: https://doi.org/10.1007/978-1-4614-1533-6_222. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 07, No. 1, 2021: 21-29