Kebiasaan Sarapan, Aktifitas Fisik dan Overweight pada Siswa SDN Kenari 01 Jakarta Pusat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

Pengaruh Sarapan Pagi Terhadap Status Gizi Anak Usia Sekolah di SDN Gisikdrono 01 Semarang

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Melewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997;

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016

PENGARUH KONSUMSI SOFT DRINK

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kegemukan saat ini merupakan suatu epidemik global, lebih dari 1 miliar

JUMLAH UANG SAKU DAN KEBIASAAN MELEWATKAN SARAPAN BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI LEBIH ANAK SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Ardiansul Abram Sisfiani Sarimin Franly Onibala

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

ISSN Vol 2, Oktober 2012

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII DAN IX DI SMP N 8 MANADO

Kata kunci: pegawai negeri sipil, pola makan, aktivitas fisik, sikap, pengetahuan, status gizi

Hubungan Status Sosial Ekonomi dan Gaya Hidup dengan Kejadian Obesitas pada Siswa SD Negeri 08 Alang Lawas Padang

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi dengan Kejadian Obesitas Anak di SD Islam Al-Azhar 32 Padang

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Endar Wahyu Choiriyah J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. obesitas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini diperkirakan

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Keywords: Anemia, Social Economy

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN BERISIKO DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA KAMPUS X KEDIRI

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

Pengaruh Konsumsi Fastfood Terhadap Obesitas Anak Sekolah Dasar. The Influence of Fast Food Consumption on Obesity in Elementary School Children

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

Hubungan Antara Asupan Energi, Zat Gizi Makro dan Total Energy Expenditure dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar

AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA ANAK SEKOLAH DASAR KATOLIK FRATER BAKTI LUHUR MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN. Disusun Oleh: J

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEBIASAAN SARAPAN, STATUS GIZI, DAN KUALITAS HIDUP REMAJA SMP BOSOWA BINA INSANI BOGOR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

Gambaran kejadian karies gigi berdasarkan body mass index pada anak-anak usia bulan di TK Negeri Pembina Denpasar

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 6-14 TAHUN DI SD BUDI MULIA 2 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Putu Ayudia Mahendra Dewi 1, Putu Aryani 2. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari-hari. Makanan atau zat gizi merupakan salah satu penentu kualitas kinerja

HUBUNGAN ASUPAN DAN POLA KONSUMSI VITAMIN A, PROTEIN DAN ZINC DENGAN KEJADIAN ISPA DAN STATUS GIZI PADA ANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

Agustiningsasi, et al., Hubungan antara Paparan Iklan Makanan dan Minuman Ringan di Televisi...

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

KUALITAS TIDUR HUBUNGANNYA DENGAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI YOGYAKARTA

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia Tahun

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI YA II SURABAYA PROGRAM FAKULTAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR KEJADIAN DISMINORE...

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

Transkripsi:

Vol.22, No.2 (September) 2020, pp. 46-53 E-ISSN: 2614-7165, P- DOI 10.29238/jnutri.v22i2.189 Journal homepage: http:// www.nutrisiajournal.com Kebiasaan Sarapan, Aktifitas Fisik dan pada Siswa SDN Kenari 01 Jakarta Pusat Mega Uli Nova 1, Mujahidil Aslam 1 1 Program Studi S1 Gizi STIKes Mitra Keluarga, Jl. Pengasinan Rawa Semut, Margahayu, Bekasi Timur-17113, megarebekka@gmail.com 2 Program Studi S1 Gizi STIKes Mitra Keluarga, Jl. Pengasinan Rawa Semut, Margahayu, Bekasi Timur-17113 Kata kunci: Kebiasaan sarapan Aktifitas Fisik Key word: Breakfast habits Physical activity ABSTRAK Latar Belakang : Jakarta Pusat merupakan salah satu kota administrasi di Provinsi DKI Jakarta dengan prevalensi overweight anak usia 5-12 tahun tertinggi sebesar 16,02%. Faktor yang mempengaruhi terjadinya overweight pada anak yaitu kebiasaan sarapan dan aktivitas fisik pada siswa sekolah dasar. Tujuan : Mengetahui hubungan kebiasaan sarapan dan aktivitas fisik dengan kejadian overweight pada siswa SDN Kenari 01 Jakarta Pusat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan design cross sectional dilakukan pada bulan Juni- Juli 2020. Subyek penelitian siswa SD kelas 4 dan 5 berjumlah 106 siswa yang ditentukan dengan metode Simple Random Sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner via daring kemudian dilakukan analisis uji chi-square. Hasil: Terdapat hubungan frekuensi sarapan (p=0,003) terhadap kejadian overweight dan tidak ada hubungan kontribusi asupan energi sarapan (p= 0,549) dan aktivitas fisik (p = 0.254) dengan kejadian overweight di SDN Kenari 01 Jakarta Pusat. Kesimpulan : Frekuensi sarapan berhubungan terhadap kejadian overweight, sedangkan kontribusi asupan energi sarapan dan aktivitas fisik tidak berhubungan dengan kejadian overweight di SDN Kenari 01 Jakarta Pusat. ABSTRACT Background: Central Jakarta is one of the administrative cities in DKI Jakarta Province with the highest prevalence of overweight children aged 5-12 years at 16.02%. Factors that influence overweight in children are nutritional knowledge and intake of macro nutrients (energy, protein, fat and carbohydrates). Objectives: To determine the relationship of nutritional knowledge and macro nutrient intake with overweight events in SDN Kenari 01 elementary school students. Method: This study using a observational analytic with a cross sevtional design. The study was done amongst 4th and 5th grade students totalling in 106 students determined by the Simple Random Sampling method.. Data has been collected using online questionnaires and then analyzed using the chisquare test. Results: The results of the study shows there is a relationship between energy intake (p = 0.012) and carbohydrates (p = 0.040) with the incidence of overweight, yet there is no relationship between nutritional knowledge (p = 0.295), protein intake (p = 0.096) and fat (p = 0.204) with the incidence of overweight. Conclusion: Energy and carbohydrate intake is associated with the incidence of overweight in SDN Kenari 01 Central Jakarta students. Whereas nutritional knowledge, protein and fat intake were not related to the incidence of overweight in SDN Kenari 01 Central Jakarta students. This is an open access article under the CC BY-SA license. 46

1. Pendahuluan Gizi mempunyai peran penting dalam daur kehidupan. Setiap orang membutuhkan kecukupan zat gizi bergantung dari usianya. Namun, kecukupan zat gizi yang melebihi batas anjuran dapat menyebabkan status gizi lebih (overweight). Prevalensi overweight pada anak usia 2-19 tahun di Amerika Serikat sebesar 15.7% untuk anak laki laki dan 17.6% untuk anak perempuan[1]. Di Asia, prevalensi overweight pada anak usia 5-12 tahun sebesar 11.7% pada anak laki laki dan 10.9% pada anak perempuan[2]. Di Indonesia, data Riskesdas Tahun 2018 menunjukkan prevalensi overweight pada anak usia 5-12 tahun yaitu 10.8%. DKI Jakarta merupakan provinsi dengan prevalensi overweight terbesar di Indonesia pada anak usia 5-12 tahun yaitu 15.2% dengan prevalensi overweight tertinggi di Jakarta Pusat yaitu 16.02%. pada anak tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kebiasaan sarapan dan aktivitas fisik. Prevalensi tidak biasa sarapan pada anak dan remaja sebesar 16.9%-59% dengan Provinsi DKI Jakarta memiliki 16.3% subyek yang tidak sarapan dan terdapat 39.2% anak yang kontribusi energi sarapan hanya memenuhi 5-15% AKE[3][4]. Hal ini tentunya berdampak negatif pada status gizi anak. Penelitian Zia menunjukkan bahwa terdapat 88.2% anak sekolah dasar dengan kebiasaan tidak pernah sarapan memiliki status gizi lebih[5]. Hal ini sejalan dengan penelitian Mc cormick dkk pada anak sekolah di Fiji, menunjukkan bahwa anak yang melewatkan sarapan berisiko 1.15 kali mengalami overweight dibandingkan anak yang sarapan[6]. Aktivitas fisik juga memiliki pengaruh terhadap status gizi. Berdasarkan Riskesdas 2013, proporsi aktivitas fisik kurang pada penduduk umur 10 tahun di Indonesia adalah 26.1% dan mengalami peningkatan menjadi 33.5% di tahun 2018. DKI Jakarta merupakan provinsi dengan aktivitas fisik kurang terbesar di Indonesia yaitu 47.8%[4]. Kurangnya aktivitas fisik mengakibatkan kurangnya pengeluaran energi sehingga tubuh melakukan penyimpanan lemak yang berlebih di jaringan adiposa sehingga anak berisiko overweight. Penelitian Angkasa menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan status kegemukan anak sekolah dasar, yaitu anak yang memiliki aktivitas fisik ringan berisiko 2.5 kali mengalami overweight daripada anak yang memiliki aktivitas fisik sedang[7][8]. Salah satu SD yang berada di Jakarta Pusat yaitu SD N Kenari 01. Hasil wawancara yang telah dilakukan, rata-rata siswa SD N Kenari 01 sering mengkonsumsi makanan jajanan di sekolah seperti es teh manis, sirup, sosis, gorengan, dll. Menurut penelitian Mahmudiono yang dilakukan di SDN Ploso I menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan jajanan dengan kejadian overweight[9]. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian pada siswa kelas IV dan V SDN Kenari 01 di Jakarta Pusat untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan dan aktivitas fisik terhadap kejadian overweight pada siswa SDN Kenari 01 Jakarta Pusat. 2. Metode 2.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel yaitu Simple Random Sampling 2.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SDN Kenari 01 Jakarta Pusat pada bulan Juni Juli 2020 47

2.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak SDN Kenari 01 Jakarta Pusat berjumlah 280 siswa yang terdiri dari 132 siswa kelas IV dan 148 siswa kelas V. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V yang bersedia ikut dalam penelitian serta sehat jasmani dan rohani 2.4 Bahan dan Alat Penelitian Bahan dan alat yang digunakan terdiri dari kuesioner penelitian yang berisi karakteristik responden, kuesioner modifikasi PAQ-C, lembar formulir food recall 2 x 24 jam, timbangan injak dan microtoise 2.5 Tahapan Penelitian Dimulai dari menentukan lokasi, populasi dan jumlah sampel yang akan diteliti. Kemudian perizinan dan persetujuan penelitian, Selanjutnya, mengambil sampel dengan teknik simple random sampling. Lalu, pemberian Informed Consent, termasuk menjelaskan tujuan, manfaat dan proses penelitian. Pengisian data diri responden via daring menggunakan google form dan responden melakukan pengukuran status gizi yang dipantau oleh peneliti. Setelah itu, peneliti melakukan wawancara via telepon mengenai kebiasaan sarapan dan mengisi lembar formulir Food Recall 2x24 Jam untuk mengetahui kebiasaan sarapan responden. Kemudian responden mengisi kuesioner penelitian modifikasi PAQ-C via daring menggunakan google form untuk mengetahui aktivitas fisik. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data dan analisis data. Terakhir, peneliti menyajikan hasil data, pembahasan serta kesimpulan. 2.6 Analisis Data Analisis data terdiri dari analisa univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran karakteristik siswa, gambaran status gizi (IMT/U) siswa, gambaran kebiasaan sarapan siswa, serta gambaran aktivitas fisik pada siswa SDN Kenari 01 Jakarta Pusat. Analisa bivariat digunakan untuk menguji hipotesis hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan, dan aktivitas fisik dengan kejadian overweight anak dengan uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan p <0,05. 3. Hasil Dan Pembahasan Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden di SDN Kenari 01 Tahun 2020 Karakteristik Responden n % Kelas Kelas 4 Kelas 5 32 30,2 % 74 69,8 % Total 106 Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki 41 38,7 % 65 61,3 % Total 106 Usia 10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 9 8,5 % 46 43,4 % 50 47,2 % 1 0,9 % Total 106 Sumber : (Data Primer, 2020) 48

Responden pada penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V di SDN Kenari 01. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 106 anak. Tabel 1 menunjukkan data karakteristik responden berdasarkan kelas diperoleh sebagian besar siswa kelas 5 sebesar 69,8% dan 30,2% siswa kelas 4. Data jenis kelamin berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar (61,3%) siswa laki-laki. Rata-rata usia responden dalam penelitian ini adalah usia 11,41 tahun, usia terendah 10 tahun dan usia tertinggi 13 tahun. Usia responden dengan proporsi terbanyak (47,2%) berada pada usia 12 tahun dan proporsi terendah pada usia 13 tahun sebesar 0,9%. Tabel 2. Menunjukkan data hasil analisis hubungan antara kebiasaan sarapan dengan overweight. Kebiasaan sarapan ditinjau dari frekuensi sarapan dan kontribusi asupan energi sarapan. Hasil menunjukkan bahwa ada responden dengan frekuensi jarang sarapan sebesar 51.3% (26 responden) yang tergolong overweight Hasil uji statistic Chi Square menunjukkan bahwa p value sebesar 0.003 (p value< 0.05) yang berarti ada hubungan signifikan antara frekuensi sarapan dengan kejadian overweight. Selanjutnya, hasil analisis hubungan kontribusi asupan energi sarapan dengan kejadian overweight menunjukkan bahwa terdapat 40.4% (23 responden) dengan asupan energi sarapan kurang memiliki status gizi overweight dan kontribusi asupan energi sarapan baik, terdapat 34.7% (17 responden) pada responden dengan status gizi overweight. Hasil uji statistic Chi Square menunjukkan bahwa p value sebesar 0.549 (p-value> 0.05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kontribusi asupan energi sarapan dengan kejadiaan overweight pada siswa SDN Kenari. Tabel 2. Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Kebiasaan Sarapan Frekuensi Jarang Sering Status Gizi Tidak Total n % n % n % 23 43 46,9 % 75,4 % 26 14 53,1 % 24,6 % 49 57 Total 66 62,3 % 40 37,7 % 106 Kontribusi Asupan Energi Kurang Baik 34 32 59.6 % 65,3% 23 17 40,4% 34,7 % 57 49 Total 66 62,3 % 40 37,7 % 106 Sumber : (Data Primer, 2020) OR (95% CI) 0,288 (0,126-0,656) 0,785 (0,356-1,732) p Value 0,003 0,549 Kebiasaan sarapan responden ditinjau dari frekuensi sarapan serta kontribusi energi sarapan. Variabel frekuensi sarapan menunjukkan p-value = 0,003 < 0.05 yang berarti terdapat hubungan signifikan antara frekuensi sarapan dengan overweight. Hal ini sejalan dengan penelitian Kurniawati pada siswa SD di Depok yang menyatakan adanya hubungan kebiasaan sarapan dengan overweight, dimana siswa yang jarang sarapan berisiko 6.116 kali menjadi overweight dibandingkan siswa yang sering sarapan. Apabila seseorang terbiasa melewatkan sarapan maka akan mengakibatkan gangguan metabolisme tubuh[10]. 49

Guyton mengemukakan bahwa melewatkan sarapan menyebabkan terjadinya penurunan kadar glukosa darah, sehingga tubuh mengirim impuls ke otak dan timbul rasa lapar. Adanya stimulasi tersebut menyebabkan keinginan makan dalam jumlah banyak, sehingga tubuh akan cenderung mengonsumsi makanan yang lebih banyak di waktu makan selanjutnya yaitu siang dan malam hari. Asupan yang berlebih akan meningkatkan sekresi insulin. Sekresi insulin dapat menghambat enzim lipase. Dampaknya, semakin banyak lemak yang ditimbun dalam tubuh, sehingga apabila hal ini menjadi suatu kebiasaan akan menyebabkan kenaikan berat badan[11]. Idealnya, sarapan yang dianjurkan adalah mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan memenuhi 20 25% dari kebutuhan energi total dalam sehari[12]. Membiasakan sarapan sejak dini sangat dianjurkan demi pengaturan berat badan yaitu dengan makan secara teratur dan cukup akan zat gizi[13]. Sementara itu, variabel kontribusi asupan energi sarapan menunjukkan p-value = 0,54 > 0.05 yang berarti tidak terdapat hubungan signifikan antara kontribusi energi sarapan dengan overweight. Kuantitas asupan energi sarapan pada anakmasih rendah yaitu, <25% AKE. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Yunawati pada siswa sekolah dasar di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yakni tidak terdapat hubungan kontribusi energi sarapan dengan status gizi[14]. Faktor yang mempengaruhi status gizi tidak hanya dipengaruhi oleh asupan energi saja, namun zat gizi lain juga sangat berperan penting. dipengaruhi juga oleh beberapa faktor yaitu penyakit infeksi, pola asuh anak, serta ketahanan pangan di tingkat rumah tangga[14]. Seseorang akan mampu menyelenggarakan konsumsi yang adekuat bila mampu menyediakan bahan pangan yang cukup, sehingga zat gizi yang dikonsumsi akan digunakan tubuh untuk mencapai status gizi optimal[15]. Tabel 3. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Aktivitas Tidak Total Fisik n % n % n % Kurang 59 60,2 % 39 39,8 % 98 Baik 7 87,5 % 1 12,5 % 8 Jumlah 66 62,3 % 40 37,7 % 106 Sumber: (Data Primer, 2020) OR (95% CI) 0,216 (0,026-1,826) P Value 0,254 Tabel 3. menunujukkan data hasil analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight yang didapat hasil bahwa responden dengan aktivitas fisik kurang sebersar 39.8% (39 respnden) yang tergolong overweight. Sementara itu, overweight hanya mencakup 12.5% (1 responden) pada responden dengan aktivitas fisik baik. Hasil uji statistic Fisher Exact menunjukkan bahwa p value sebesar 0.254 (p-value> 0.05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight pada siswa SDN Kenari 01 Jakarta Pusat. Hal ini sejalan dengan penelitian Ayu pada siswa SD di Kota Bogor yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan status gizi lebih[15]. Anak dengan aktivitas fisik baik juga dapat mengonsumsi makanan yang melebihi kebutuhan, sehingga walaupun aktivitas fisik tergolong baik tetapi bila tidak diimbangi dengan konsumsi makanan yang seimbang maka keseimbangan energi positif yang akhirnya menimbulkan penimbunan lemak yang diakibatkan kelebihan energi di dalam tubuh[16]. Sementara itu, aktivitas fisik rendah memicu terjadinya penurunan metabolisme basal dan menyebabkan 50

peningkatan simpanan energi dalam sel lemak sehingga memicu peningkatan dan ukuran sel lemak dalam tubuh[17]. Syam mengemukakan terdapat anak yang memiliki aktivitas fisik yang baik namun mengalami obesitas, begitupun dengan anak yang memiliki aktivitas fisik yang rendah namun memiliki status gizi normal. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya obesitas seperti frekuensi makan, snacking, genetic juga pendidikan orang tua[18]. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Vertikal yang menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara aktivitas fisik dengan overweight[19]. Hubungan antara aktivitas fisik dan gizi lebih berkaitan dengan pengeluaran energi dimana lemak tubuh yang berhubungan dengan gizi lebih dipengaruhi secara langsung oleh asupan energi dan total pengeluaran energi[20]. Sehingga semakin tinggi aktivitas fisik maka berhubungan dengan sedikitnya lemak tubuh[21]. 4. Kesimpulan Kebiasaan sarapan diitinjau dari frekuensi sarapan dan kontribusi asupan energi sarapan.terdapat hubungan antara frekuensi sarapan dengan kejadian overweight pada siswa SDN Kenari 01. Tidak ada hubungan antara kontriibusi asupan energi sarapan dan aktivitas fisik dengan kejadian dengan kejadian overweight pada siswa SDN Kenari 01. 5. Ucapan Terima Kasih Terima kasih penulis berikan kepada SDN Kenari 01 Jakarta Pusat yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan pengambilan data. 6. Referensi [1] C. D. Fryar, M. D. Carroll, and C. L. Ogden, Prevalence of, Obesity, and Severe Obesity Among Children and Adolescents Aged 2 19 Years: United States, 1963 1965 Through 2015 2016, Natl. Cent. Heal. Stat. Heal. E-Stats, no. September, pp. 1 6, 2018. [2] M. Mazidi, M. Banach, and A. P. Kengne, Prevalence of childhood and adolescent overweight and obesity in Asian countries: A systematic review and meta-analysis, Arch. Med. Sci., vol. 14, no. 6, pp. 1185 1203, 2018, doi: 10.5114/aoms.2018.79001. [3] Riskesdas, Riset Kesehatan Dasar Tahun2010, Riskesdas 2010, pp. 1 446, 2010. [4] KEMENKES, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, 2018. [5] Z. Rosyidah, D. Ririn Andrias, and D. Gizi Kesehatan Fakultas Kesehatan, Jumlah Uang Saku Dan Kebiasaan Melewatkan Sarapan Berhubungan Dengan Status Gizi Lebih Anak Sekolah Dasar, pp. 1 6, 2013. [6] J. J. Thompson-McCormick, J. J. Thomas, A. Bainivualiku, N. A. Khan, and A. E. Becker, Breakfast skipping as a risk correlate of overweight and obesity in school-going ethnic Fijian adolescent girls, Asia Pac. J. Clin. Nutr., vol. 19, no. 3, pp. 372 382, 2010, doi: 10.6133/apjcn.2010.19.3.12. [7] E. L. Kenney and S. L. Gortmaker, United States Adolescents Television, Computer, Videogame, Smartphone, and Tablet Use: Associations with Sugary Drinks, Sleep, Physical Activity, and Obesity, J. Pediatr., vol. 182, pp. 144 149, 2017, doi: 10.1016/j.jpeds.2016.11.015. [8] V. Rizky Putri, D. Angkasa, and R. Nuzrina, Konsumsi Fast Food, Soft Drink, Aktivitas Fisik, dan Kejadian Siswa Sekolah Dasar di Jakarta, Indones. J. Hum. Nutr., vol. 4, no. 1, pp. 47 57, 2017, doi: 10.21776/ub.ijhn.2017.004.01.5. 51

[9] T. Nisak, A.J., Mahmudiono, POLA KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DI SEKOLAH DAPAT MENINGKATKAN RESIKO OVERWEIGHT/O BESITAS PADA ANAK (Studi di SD Negeri Ploso I-172 Kecamatan Tambaksari Surabaya Tahun 2017), J. Berk. Epidemiol., vol. 5, no. 3, pp. 298 382, 2017, doi: 10.20473/jbe.v5i3.2017. [10] P. Kurniawati and A. Fayasari, Sarapan dan asupan selingan terhadap status gizi obesitas pada anak usia 9 12 tahun, Ilmu Gizi Indones., vol. 01, no. 02, pp. 69 76, 2018. [11] Guyton, Textbook of medical physiology,11th ed. Pennsylvania : Elsevier Inc, vol. 5, no. 1. 2017. [12] A. Khomsan, Solusi Makanan Sehat. Jakarta: PT Raja Grafindi Persada, 2006. [13] V. Schusdziarra et al., Impact of breakfast on daily energy intake - An analysis of absolute versus relative breakfast calories, Nutr. J., vol. 10, no. 1, pp. 1 8, 2011, doi: 10.1186/1475-2891-10-5. [14] I. Yunawati, H. Hadi, and M. Julia, Kebiasaan sarapan tidak berhubungan dengan status gizi anak sekolah dasar di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, J. Gizi dan Diet. Indones. (Indonesian J. Nutr. Diet., vol. 3, no. 2, p. 77, 2016, doi: 10.21927/ijnd.2015.3(2).77-86. [15] P. R. Ayu, Hubungan Pola Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Anak Sekolah Dasar dengan Status Gizi Lebih di Daerah Perkotaan dan Pedesaan Bogor, Skripsi, vol. 15, no. 4, pp. 70 72, 2013. [16] S. Hadi, E. Sulistowati, and Mifbakhudin, Hubungan Pendapatan Perkapita, Pengetahuan Gizi Ibu dan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Anak Kelas 4 dan 5 di SD HJ. Isriati Baiturrahman Kota Semarang, J. Kesehat. Masy. Indones., vol. 2, no. I, pp. 7 12, 2005. [17] A. N. Layli, Obesitas dan Keseimbangan Energi. Surabaya: Gizi STIKes Surabaya, 2019. [18] Y. Syam, Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas pada Anak Usia Sekolah di SDN Mangkurat Makassar, Skripsi, 2017. [19] L. A. Vertikal, Aktivitas Fisik, Asupan Energi, dan Asupan Lemak Hubungannya Dengan Gizi Lebih Pada Siswa SD Negeri Pondokcina 1 Depok Tahun 2012, Univ. Indones., 2012. [20] L. A. Richardson, Etiologies of obesity, Obes. Eval. Treat. Essentials, no. 3, pp. 5 24, 2016, doi: 10.3109/9781420090031-3. [21] A. Khan, S. Khan, M. Marwat, S. Zia-Ul-Islam, M. Khan, and A. J. Shah, Causes and Complication of Obesity among the Children, Int. J. Nutr. Heal. Sci., vol. 2, no. 1, pp. 2 5, 2017. 52