BAB I PENDAHULUAN. ataupun rugi, sedangkan bank konvensional penentuan harga selalu berdasarkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB I PENDAHULUAN. dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sisi pemenuhan kebutuhan hidup menggunakan seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB I PENDAHULUAN. syariah dapat berperan sebagai intermediasi antara unit-unit ekonomi yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan. Dalam istilah sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan hidup, terutama kebutuhan

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Dari hasil wawancara langsung yang penulis lakukan pada pihak BNI

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni

MURA<BAH{AH BERMASALAH DI BPRS BAKTI MAKMUR

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya bank yang menerapkan dual banking system dimana bank-bank. perbankan syariah ini melengkapi keberadaan sistem perbankan

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

MUD{A<RABAH PADA NASABAH BERMASALAH DI BMT MUDA

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas. kekeluargaan (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 179).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhankebutuhan. yang harus dipenuhi. Seluruh aktivitas ekonomi yang mengandung

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat Indonesia pada 1 November 1991 (Antonio, 2011:25). Pada mulanya,

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

diinginkan nasabah kepada pihak lainnya seperti kepada supplier yang Baitul māl wa tamwīl (BMT) Amanah Ummah cabang Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

AKAD MURABAHAH DAN APLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi. Memiliki rumah sendiri adalah idaman semua orang, bahkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. syariah membawa konsekuensi adanya penghapusan bunga secara mutlak. 1. Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 130:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA. yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998,

BAB IV PENERAPAN AUDIT BERBASIS RISIKO PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK BRI SYARIAH KC GUBENG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara, Menurut Kasmir (2006:1) kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. teguh pada tali Allah (hablum min Allah) dan tali perjanjian sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB IV. ANALISIS PENYELAMATAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK GRIYA ib HASANAH DI PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BNI SYARIAH CABANG BEKASI. Ita Isnaini EB17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak hanya lembaga keuangan perbankan, namun juga dijalankan oleh lembaga

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD DAN PENYELESAIANNYA

Produk KPR Syariah. Lain-lain

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya kini juga dirasakan oleh kaum non Islam. Disaat Bank-Bank

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB IV STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA DI BMT SM NU CABANG BOJONG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, Perbankan Syariah di Indonesia. mengalami perkembangan yang cukup pesat dan signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

MUD}A>RABAH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG JOMBANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank terdiri dari dua jenis apabila dilihat dari segi menentukan harga, yaitu bank dengan prinsip syariah dan bank dengan prinsip konvensional. Hal pembeda antara kedua jenis bank tersebut adalah hal penentuan harga, baik itu dari harga beli maupun harga jual. Pada bank syariah penentuan harga berdasarkan kepada konsep islam, kerja sama pada skema bagi hasil, baik untung ataupun rugi, sedangkan bank konvensional penentuan harga selalu berdasarkan riba. (Kasmir, 2019) Sejarah berlangsungnya kegiatan bank syariah yang pertama kali dilakukan di Malaysia dan Pakistan pada sekitar tahun 1940an. Menyusul di Mesir di tahun 1963 berdiri Islamic Rural Bank di desa It Ghamr Bank. (Kasmir, 2019) Keberadaan bank syariah di Indonesia masih terbilang baru, yakni baru pada awal tahun 1990-an, walaupun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat muslim terbesar di dunia. Bank syariah pertama di Indonesia merupakan hasil kerja tim perbankan MUI, yaitu dengan dibangunnya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akte pendiriannya ditandatangani tanggal 1 November 1991. Dalam perkembangan selanjutnya kehadiran bank syariah terkhusus di indonesia lumayan memuaskan. Saat ini bukan hanya BMI saja, telah lahir juga bank syariah milik pemerintah seperti bank syariah mandiri. Setelah itu telah 1

2 berdiri juga bank syariah sebagai cabang oleh bank konvensional yang telah ada, seperti bank IFI, bank BNI dan BPD Jabar. (Kasmir, 2019) Bank memiliki peran yang sangat penting pada pembangunan nasional karena fungsi bank yaitu lembaga keuangan yang pokok usahanya menghimpun dana masyarakat dan memberikan jasa-jasa dan pembiayaan dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. (Muhammad, 2005) Dalam penyaluran dana kepada masyarakat bank syariah mempunyai dua jenis, yaitu pembiayaan dengan biaya yang ditangguhkan dan pembiayaan dengan sistem jual-beli. Pembiayaan dengan sistem jual beli sangat di minati akhir-akhri ini. Pembiayaan jual beli yang sangat diminati adalah pembiayaan yang menggunakan akad murabahah. Masyarkat sangat membutuhkan pembiayaan dengan akad murabahah dalam memenuhi kebutuhan barang dan bagi yang kekurangan dana, dalam rangka meningkatkan peningkatan usaha atau kesejahteraan hidupnya. Oleh sebab itu nasabah dapat meminta kepada pihak bank untuk memenuhi kebutuhannya dengan pembayaran yang dilakukan dengan cara dicicil dalam kurun waktu yang telah disepakati. Pembiayaan murabahah adalah salah satu bentuk jual beli amanah yang dikenal dalam syari at Islam, karena penjual disyaratkkan melakukan kontrak terlebih dahulu dengan menyatakan harga barang yang akan dibeli. Pembiayaan dengan akad murabahah merupakan pembiayaan yang transaksi jual beli barang sama besar harga perololehan margin keuntungan yang telah disepakati penjual

3 dan pembeli. (Anang & Andrianto, 2019). Harga barang yang telah disepakati di awal akad tidak boleh berubah selama jangka waktu pembiayaan. Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang bersifat transparan dimana pada awal pihak bank akan menetapkan harga dan memberitahu keuntungan yang didapatkan bank pada pembiyaan tersebut kepada calon nasabah. PT. Bank BNI Syariah kantor cabang banjarmasin memiliki beberapa produk murabahah. Produk yang menggunakan produk murabahah adalah griya ib Hasanah, Oto B Hasanah,Multiguna, Fleksi dan semua pembiayaan yang berakad jual beli. Produk yang populer sekarang ini adalah produk pembiayaan konsumtif yaitu produk Griya ib Hasanah dan produk Oto ib Hasanah. Griya ib Hasanah merupakan pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada masyarakat untuk membeli merenovasi, membangun rumah (termasuk rusun, ruko, rukan, apartemen dan sejenisnya), dan membelu rumah inden serta tanah kavling. (https://www.bnisyariah.co.id, Konsumer BNI Griya ib Hasanah, diakses pada tanggal 11 April 2020). Oto ib Hasanah merupakan fasilitas pembiayaan konsumtif murabahah untuk pembelian kendaraan bermotor yang dibayar dengan pembiayaan ini.(https://www.bnisyariah.co.id, Konsumer BNI Oto ib Hasanah, diakses pada tanggal 11 April 2020). Produk konsumtif ini merupakan produk yang bersifat perorangan. Salah satu masalah yang penulis akan teliti adalah penyebab debitur melakukan wanprestasi pada pembiayaan murabahah pada PT. Bank BNI Syariah kantor cabang Banjarmasin. Dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah PT. Bank BNI Syariah KC Banjarmasin selalu menggunakan prinsip kehati-hatian supaya terhindar dari

4 pembiayaan macet atau pembiayan bermasalah. Kasus pembiayaan macet atau bermasalah dapat terjadi secara tiba-tiba, hal ini disebabkan sebelum terjadinya pembiayaan macet, terlebih dahulu akan terjadi tahap kemacetan. Adapun tahaptahap kemacetan adalah Kol 2 (Dalam Perhatian Khusus) keterlambatan membayar melebihi tanggal jatuh tempo dengan sekurang-kurangnya 60 hari sejak jatuh tempo (1-2 bulan), Kol 3 (Kurang Lancar) keterlambatan membayar lebih dari 60 hari sejak tanggal jatuh tempo, Kol 4 (Diragukan) keterlambatan membayar lebih dari 120 hari sejak tanggal jatuh tempo, Kol 5 (Macet) adalah kolektibilitas terendah dimana nasabah tidak membayar sama sekali angsurannya. Seseorang dapat dikatankan wanprestasi apabila sudah masuk kedalam golongan kolektibilitas 2 sampai 5. Pada pembayaran angsuran murabahah, bank selalu mengahadapi resiko nasabah yang tidak membayar angsuran (macet). Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab nasabah tidak membayar angsuran, mulai dari usaha yang dijalankannya sedang tidak lancar, nasabah yang memang sengaja tidak membayar angsuran dengan alasan ada pembiayaan lain yang lebih mendesak untuk dibayar dan ada juga yang memang enggan untuk membayar angsuran. Bank syariah sendiri selalu memberikan keringanan pembayaran angsuran kepada nasabah yang memang tidak mampu membayar untuk sementara waktu, keringanan yang diberikan yaitu dengan pengurangan jumlah angsuran disertai dengan penambahan waktu. Allah swt. Berfirman didalam Q.S. Al-Baqarah/280 mengenai memberikan keringanan kepada orang yang mempunyai hutang, berikut adalah bunyi ayat dan artinya

5 ا ن س رۃ ا ن م ی ف ن ظ رۃ رۃ و ا ن ک ان ذ و ع س ا ل ی ت ع ل م و ن ک ن ت م ل ک م خ ی ر ت ص د ق و ا و Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Nasabah yang benar-benar tidak mau atau lalai dalam membayar angsuran bank akan mengambil tindakan lelang barang yang dijadikan jaminan. Bank selalu diizinkan untuk meminta jaminan dari nasabah yang kemudian diikat bersama pembebanan hak tanggungan maupun penjamin lainnya. Sehingga disaat debitur mengalami macet, dan dapat dinilai menjadi wanperstasi maka bank memiliki hak untuk melelang sendiri atau dapat mengajukan permohonan eksekusi lelang kepada pengadilan agama ataupun KPKNL. Berdasarkan uraian diatas maka penulis perlu melakukan penelitian lebih jauh dan mendalam tentang mekanisme pembiayaan murabahah, penyebab nasabah melakukan wanprestasi serta penyelesaiannya. Sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian ini dan menulisnya dalam sebuah karya ilmiah tugas akhir dengan judul, Penyebab Terjadinya Wanprestasi Dan Penyelesaiannya Pada Produk Murabahah Pada PT. Bank BNI Syariah KC Banjarmasin. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa saja yang menjadi penyebab terjadinya wanprestasi pada produk murabahah pada PT. Bank BNI Syariah KC Banjarmasin?

6 2. Bagaimana penyelesaian wanprestasi pada produk murabahah yang dilakukan PT. Bank BNI Syariah KC Banjarmasin? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya wanprestasi pada produk murabahah pada PT. Bank BNI Syariah KC Banjarmasin, 2. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian wanprestasi pada produk murabahah yang dilakukan PT. Bank BNI Syariah KC Banjarmasin. D. Signifikasi Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Bahan informasi dalam kesyariahan khususnya Perbankan Syariah, 2. Bahan informasi bagi siapa saja yang ingin melakukan penelitian lebih mendalam tentang masalah ini, 3. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan pembaca. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahan dalam memahami penelitian ini, maka penulis merasa perlu memberikan bahasan istilah penelitian dan penegasan judul penelitian:

7 1. Penyebab adalah asal mula/penyebab terjadinya sesuatu. (https://www.google.co.id, Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 12 April 2020). Yang dim aksud disini adalah apa yg menyebabkan atau apa yang menimbulkan terjadinya wanprestasi ini pada produk murabahah di bank BNI Syariah KC Banjarmasin, 2. Wanprestasi adalah tidak terpenuhinya kewajiban dalam perjanjian yang disebabkan oleh kelalaian atau kesengajaan debitur. (Adati, 2018). Yang di maksud dalam tugas akhir ini adalah nasabah yang dengan sengaja atau tidak sengaja tidak memenuhi janjinya. Nasabah lalai dalam membayar angsuran baik itu disengaja ataupun tidak disengaja, 3. Penyelesaian adalah proses, perbuatan atau cara dalam menyelesaiakan suatu masalah. (http://www.google.co.id, Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 12 April 2020 Yang dimaksud dalam tugas akhir ini adalah bagaimana proses penyelesaian dalam kasus wanprestasi pada PT. Bank BNI Syariah KC Banjarmasin, 4. Produk Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah. (Kasmir, 2019) Muraba hah adalah bentuk jual beli yang banyak diminati pada PT. Bank BNI Syariah karena murabahah bersifat transparan dimana pihak bank memberitahukan kepada nasabah berapa harga barang yang dibeli serta berapa keuntungan yang diperoleh oleh bank.

8 F. Kajian Pustaka Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk memperjelas permasalahan yang penulis angkat, maka diperlukan kajian pustaka untuk membedakan penelitian ini dengan yang telah ada. Berikut penelitian yang telah diteliti: 1. Penyelesaian pembiayaan bermasalah pada PT Bank BNI Syariah kantor cabang Banjarmasin. Oleh sauda (1101160245). Penelitian merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif, dalam bidang perbankan syariah dimana saudari mengkaji secara dalam bagaimana penyelesaian pembiayaan bermasalah pada PT Bank BNI Syariah KC Banjarmasin. Pada penelitian ini lebih mengarah kepada proses atau upaya yang dilakukan pihak bank dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah subjek yang diteliti. Pada penelitian diatas lebih menekankan kepada penyelesaian pembiayaan bermasalah secara umum sedangkan penulis lebih menekankan pada penyebab terjadinya wanprestasi dan penyelesaiannya lebih ke produk yang menggunakan akad murabahah saja. Persamaan peneliti yang penulis lakukan adalah sama-sama membahas tentang penyelesaian tunggakan pembayaran. 2. Analisis Terhadap Penyelesaian Wanprestasi Nasabah dalam Akad Murabahah di KJKS BMT Taruna Sejahtera Cabang Sraten Kec. Tuntang. Oleh Munziroh (21411010). Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif, dalam bidang

9 perbankan syariah dimana saudari mengkaji secara mendalam tentang penyelesaian nasabah yang melakukan wanprestasi. Penelitian ini lebih mengkaji kepada penyelesaiannya. Persamaan dengan yang penulis lakukan adalah sama-sama meneliti tentang nasabah yang melakukan wanprestasi serta bagaimana penyelesaiannya. Perbedaan dengan penelitian penulis lakukan adalah penulis lebih mengkaji kepada penyebab dan penyelesaiannya dan perbedaan yang lainnya adalah tempat penelitian. G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah mempelajari dan memahami keseluruhan mengenai penulisan tugas akhir ini maka penulis membagi sistematika penulisan yang terdiri dari 5 bab: 1. Bab I adalah pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, definisi operasional dan sistematika penelitian. 2. Bab II adalah landasan teori, di bab ini mendeskripsikan teori-teori yang di gunakan dalam dasar atau landasan pada penulisan tugas akhir. Menjabarkan masalah-masalah yanga akan berhubungan dengan objek penelitian melalui teori-teori yang mendukung atau literatur yang bersinggungan dengan masalah yang akan diteliti juga sumber informasi dari penelitian serta dijadikan penulis tolak ukur pada

10 penyajian data yang ditemukan dalam penelitian dan pedoman penganalisisan data yang penulis lakukan. 3. Bab III adalah metode penelitian, yang digunakan untuk menggali data yang terdiri dari jenis, sifat lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan dan analisis data serta prosedur penelitian. 4. Bab IV adalah laporan hasil penelitian dan pembahasan, yaitu mencakup tentang hasil dan analisis data serta jawaban atas rumusan masalah. 5. Bab V adalah penutup yaitu berisikan simpulan dans saran dari permasalahan penelitian.