LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Ekstrak Cabai Rawit

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 : Prosedur Pembuatan Ekstraksi. Prosedur pembuatan ekstrak etanol cabai rawit :

Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS)

Lampiran 1 Perhitungan konsentrasi Perhitungan temephos 1 ppm

Lampiran 1 : Perhitungan Dosis

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 345/Kpts/SR.120/9/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI RAWIT HIBRIDA DEWATA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

Pembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia)

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

KONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989)

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke)

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.

Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Papaya (EEDP)

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja

LAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 182/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA ONTARIO 145 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

LAMPIRAN. Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 175/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA PURWO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 222/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA KY KERITING SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 13/Kpts/SR. 120/1/2007 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA HOT GEISHA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN CABE BESAR HIBRIDA DEWARENGKU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 363/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA FANTASTIC SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

LAMPIRAN A PERHITUNGAN PROSENTASE HASIL. Piroksikam + O-benzoil O-(benzoil)piroksikam M : 0,010 mol 0,017 mol - B : 0,010 mol 0,010 mol 0,010 mol

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 12/Kpts/SR. 120/1/2007 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA INDO HOT SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS

Tabel. Pengamatan Jumlah Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella Hama yang diinfeksikan. Persentase Mortalitas (%)Pengamatan ke-

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Ekstrak dan Fraksi Teripang Phyllophorus sp.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 126/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA EQUATOR SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

Lampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine. Phenylephrine dosis mencit 25 gr. = 0,5 x 0,14. = 0,07 mg / 25 gram mencit

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN

Lampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS. Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 364/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA KRANTI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 163/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA HOT BEAUTY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Perhitungan. Dosis Pupuk Ureaa tanaman tomat 125 kg/ha. Perhitungan kebutuhan pupuk per tanaman sebagai berikut:

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian C3 B1 C1 D2 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1. Keterangan:

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g)

Lampiran 1. Hasil Skrining Fitokimia Kecombrang (Etlingera elatior Jack R. M. Sm) tanin dan triterpenoid/steroid, dapat dilihat pada Tabel 1.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 500/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA SARI TANI 555 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 501//Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA JAWARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan. Marmot. Kelinci. 400 g. 1,5 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9

Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

LAMPIRAN 1 FIKSASI JARINGAN

Lampiran 1 dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

Senyawa Pembanding Parasetamol Dosis 50 mg/kgbb

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Lampiran 1. Kode etik penelitian

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 165/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING NORTH RED STAR SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Transkripsi:

37 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Ekstrak Cabai Rawit Pembuatan ektrak dilakukan di Laboratorium Farmasi Institut Teknologi Bandung Simplisia yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cabai rawit (Varietas Kathur) yang diperoleh dari Ciwidey Cabai rawit yang didapat diseleksi, dipilih dengan kematangan yang sama, tidak ada yang busuk dan tangkainya dibuang Cabai rawit yang sudah diseleksi, ditimbang berat basahnya kemudian diperoleh 1 kg 1 kg cabai rawit dan dikeringkan dengan oven dan diperoleh 75 gram bubuk kering Cabai rawit Cabai rawit yang sudah kering diblender dengan blender listrik hingga derajat kehalusan tertentu 75 gram bubuk kering diekstraksi dengan cara panas menggunakan pelarut etanol 95% Disaring dengan menggunakan kertas Whatmann No.1 Filtrat dipekatkan dengan evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental cabai rawit seberat 25 gram Ekstrak disimpan dalam botol pada suhu ruangan 37

38 Lampiran 2. Prosedur Pembuatan Suspensi CMC o Suspensi yang akan digunakan adalah suspensi CMC 1% o 1% CMC adalah 1gram dalam 100 ml, maka untuk 1 liter CMC diperlukan 10gram CMC bubuk. o Timbang serbuk CMC sebanyak 10 gram o Didhkan 1 liter air dalam wadah o CMC dikembangkan dengan menambahkan air panas sedikit demi sedikit hingga mencapai 1 liter, sambil digerus perlahan hingga homogen / larut dalam air panas o Diamkan suspensi selama satu malam dalam botol dan ditutup rapat.

39 Lampiran 3. Pembuatan supensi Abate Dosis Abate yang digunakan untuk percobaan adalah 0.01% Pada label tertera 1- gram untuk 100 liter air, sedangkan percobaan menggunakan 100 ml air maka 10 gram untuk 100 L air 1 L = 1L air/ 100L air x10 gram = 0.1 0.1 untuk 1 Liter air sedangkan untuk 100 ml air 100ml = 100ml air/ 1000ml air x 0.1 gram = 0.01 gram abate Berdasarkan perhitungan dosis untuk abate yang digunakan adalah 0.01 gram o Timbang abate sebanyak 0.01 gram o Gerus perlahan hingga abate menjadi halus o Campurkan abate yang telah digerus dengan 100ml air o Aduk perlahan hingga homogen

40 Lampiran 4. Prosedur Perhitungan Dosis Dosis untuk Aedes sp 0,8 %; 1,6 %; 3,2 %; 6,4 % dalam 100 ml CMC 1% 6400 ppm : 6400 mg / 1000 ml 640 mg / 100 ml 6400 mg EECR dalam 1000 ml CMC 1% 640 mg EECR dalam 100 ml CMC 1% 1280 mg EECR dalam 200 ml CMC 1% 1,28 gram EECR dalam 200 ml CMC 1% Hasil 200 ml 100 ml EECR 6,4 % + 100 ml EECR 6,4 % Kemudian 100 ml EECR 6,4 % + 100 ml CMC 1% Hasil 200 ml 100 ml EECR 3,2 % + 100 ml EECR 3,2 % Kemudian 100 ml EECR 3,2 % + 100 ml CMC 1% Hasil 200 ml 100 ml EECR 1,6 % + 100 ml EECR 1,6 % Kemudian 100 ml EECR 1,6 % + 100 ml CMC 1% Hasil 200 ml 100 ml EECR 0,8 % + 100 ml EECR 0,8 %

41 Lampiran 5. Varietas Cabai Rawit LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 343/Kpts/TP.240/6/2003 Tanggal : 23 Juni 2003 DESKRIPSI CABE RAWIT VARIETAS KATHUR Asal tanaman : Blitar Golongan : berseri bebas Tinggi tanaman : 60 70 cm Umur tanaman : - mulai ber bunga 25 30 hari - mulai panen 60 hari Bentuk kanopi : kompak Warna batang : hijau Ukuran daun : panjang 7 7,5 cm, lebar 3 3,5 cm Warna daun : bagian atas hijau dan bagian bawah hijau muda Warna kelopak bunga : hijau tua Warna tangkai bunga : hijau Warna mahkota bunga : putih Warna kotak sari : ungu Jumlah kotak sari : 5 Warna kepala putik : putih kekuningan Jumlah helai mahkota : 5 Bentuk buah : kerucut Kulit buah : halus Tebal kulit buah : 0,08 cm Warna buah muda : hijau Warna buah matang : merah tua Ukuran buah : panjang 3,5 4 cm, diameter 0,7 0,8 cm Rasa buah : pedas Berat buah per tanaman : 0,5 0,8 kg Produksi : 12,0 13,5 ton buah segar per hektar Keterangan : cocok untuk daratan rendah sampai tinggi (5 600 m di atas permukaan laut) Pengusul/peneliti : U.D. RIDWAN TANI Blitar/Sartono, Lirik Darni A, Pujianto, Susiyati, Hari Mularsono.

42 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 345/Kpts/SR.120/9/2005 TANGGAL: 14 September 2005 DESKRIPSI CABAI RAWIT HIBRIDA VARIETAS DEWATA Asal Silsilah Golongan varietas Tinggi tanaman Umur mulai berbunga Umur mulai panen Kerapatan kanopi Warna batang Bentuk daun Tepi daun Ujung daun Permukaan daun Ukuran daun Warna daun Warna kelopak bunga Warna tangkai bunga Warna mahkota bunga Jumlah helai mahkota Warna kotaksari Jumlah kotaksari Warna kepala putik Bentuk buah Ukuran buah Permukaan kulit buah Tebal kulit buah Warna buah muda Warna buah tua Jumlah buah per pohon Berat per buah Berat buah per tanaman Berat 1.000 biji Rasa buah Hasil Keterangan Pengusul / Peneliti : PT. East West Seed Indonesia : 3045 (F) x 3045 (M) : hibrida silang tunggal : ± 50 cm : 35 hari setelah tanam : 65 panen hari setelah tanam : kompak : hijau : oval : rata/tidak bergerigi : lancip : rata/tidak bergelombang : panjang ± 4,5 cm; lebar ± 2,0 cm : hijau : hijau : hijau : putih : 5 6 helai : biru keunguan : 5 6 cm : kuning : bulat panjang : panjang ± 4,6 cm; diameter ± 0,8 cm : halus mengkilap : ± 1 mm : putih : oranye-merah : ± 389 buah : ± 1,8 g : ± 700 g : 4,8 5,2 g : pedas : ± 14,0 ton/ha : beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi dengan ketinggian 10 1.300 m dpl : Asep Herpenas (PT. East West Seed Indonesia).

43 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 346/Kpts/SR.120/9/2005 TANGGAL: 14 September 2005 DESKRIPSI CABAI RAWIT HIBRIDA VARIETAS JUWITA Asal Silsilah Golongan varietas Tinggi tanaman Umur mulai berbunga Umur mulai panen Kerapatan kanopi Warna batang Bentuk daun Tepi daun Ujung daun Permukaan daun Ukuran daun Warna duan Warna kelopak bunga Warna tangkai bunga Warna mahkota bunga Jumlah helai mahkota Warna kotaksari Jumlah kotaksari Warna kepala putik Bentuk buah Ukuran buah Permukaan kulit buah Tebal kulit buah Warna buah muda Warna buah tua Jumlah buah per pohon Berat per buah Berat buah per tanaman Berat 1.000 biji Rasa buah Hasil Keterangan Pengusul / Peneliti : PT. East West Seed Indonesia : 3049 (F) x 3049 (M) : hibrida silang tunggal : ± 55 cm : 35 hari setelah tanam : 65 panen hari setelah tanam : kompak : hijau : oval : rata/tidak bergerigi : lancip : rata/tidak bergelombang : panjang ± 4,7cm; lebar ± 2,3 cm : hijau : hijau : hijau : putih : 5 6 helai : biru keunguan : 5 6 cm : kuning : bulat panjang : panjang ± 4,4 cm; diameter ± 0,9 cm : halus mengkilap : ± 1 mm : putih : oranye-merah : ± 429 buah : ± 1,7 g : ± 730 g : 4,8 5,2 g : pedas : ± 14,6 ton/ha : beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai sedang dengan ketinggian 10 700 m dpl 254 : Asep Herpenas (PT. East West Seed Indonesia).

44 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 2082/Kpts/SR.120/5/2009 TANGGAL: 7 Mei 2009 DESKRIPSI CABAI RAWIT HIBRIDA VARIETAS BHASKARA Asal : PT. BISI INTERNATIONAL Tbk, Indonesia Silsilah : (HP-1019A x HP-1019B ) x HP-1019C Golongan varietas : hibrida silang ganda Tinggi tanaman : 85 110 cm Bentuk kanopi : kompak Kerapatan kanopi : sedang Bentuk penampang batang : bulat Diameter batang : 1,1 1,2 cm Warna batang : hijau bergaris ungu Bentuk daun : oval Ukuran daun : panjang 11,0 12,0 cm, lebar 2,0 5,5 cm Warna daun : hijau gelap Tepi daun : rata Bentuk ujung daun : lancip Permukaan daun : agak kasar Warna kelopak bunga : hijau Warna mahkota bunga : putih Warna kotaksari : ungu Warna kepala putik : putih Jumlah helai mahkota bunga : 5 helai Jumlah kotaksari : 5 buah Warna tangkai bunga : hijau Umur mulai berbunga : 26 28 hari setelah tanam Umur mulai panen : 79 81 hari setelah tanam Tipe buah : rawit Bentuk buah : silindris Bentuk ujung buah : lancip Ukuran buah : panjang 5,2 6,9 cm, diameter 0,6 0,8 Warna buah muda : hijau terang Warna buah tua : merah cerah Permukaan kulit buah : halus Tebal kulit buah : 0,9 1,1 mm Rasa buah : pedas

45 Kandungan capsicin : 397.500 scoville unit Berat per buah : 2,1 3,3 g Berat buah per tanaman : 443 756 g Berat 1.000 biji : 3,4 3,6 g Daya simpan buah pada suhu : 6 7 hari setelah panen kamar (25 27 o C) Hasil buah : 12 15 ton/ha

46 Lampiran 6. Hasil ANAVA dan Post Hoc Test Ln+1 Larva Mati 24Jam Descriptives 95% Confidence Interval for Mean Std. Lower Upper Minim Maxim N Mean Deviation Std. Error Bound Bound um um EECR 0,8% 5 3.0152.02672.01195 2.9821 3.0484 3.00 3.04 EECR 1,6% 5 3.3101.03307.01479 3.2691 3.3512 3.26 3.33 EECR 3,2% 5 3.3738.02879.01288 3.3381 3.4096 3.33 3.40 EECR 6,4% 5 3.4274.01466.00656 3.4092 3.4456 3.40 3.43 Kontrol 5.0000.00000.00000.0000.0000.00.00 Pembanding 5 3.3241.04731.02116 3.2654 3.3829 3.26 3.37 Total 30 2.7418 1.25451.22904 2.2734 3.2102.00 3.43 Test of Homogeneity of Variances Ln+1 Larva Mati 24Jam Levene Statistic df1 df2 Sig. 5.135 5 24.002 Ln+1 Larva Mati 24Jam ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 45.620 5 9.124 10755.593.000 Within Groups.020 24.001 Total 45.640 29

Post Hoc Test 47

dimension1 Kontrol 48 Homogeneus Subsets Tukey HSD a Kelompok Perlakuan Ln+1 Larva Mati 24Jam Subset for alpha = 0.05 N 1 2 3 4 5 5.0000 EECR 0,8% 5 3.0152 EECR 1,6% 5 3.3101 Pembanding 5 3.3241 3.3241 EECR 3,2% 5 3.3738 3.3738 EECR 6,4% 5 3.4274 Sig. 1.000 1.000.971.113.074 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a.uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

49 Lampiran 7 Probit Analysis Data Information N of Cases Valid 30 Rejected Missing 0 Number of Responses > 0 Number of Subjects Control Group 5 Convergence Information Number of Iterations Optimal Solution Found PROBIT 10 Yes Parameter Estimates Parameter 95% Confidence Interval Estimate Std. Error Z Sig. Lower Bound Upper Bound PROBIT a Dosis EECR.546.050 10.965.000.448.644 Intercept -.060.064 -.935.350 -.124.004 a. PROBIT model: PROBIT(p) = Intercept + BX Chi-Square Tests Chi-Square df a Sig. PROBIT Pearson Goodness-of-Fit Test 362.114 28.000 b a. Statistics based on individual cases differ from statistics based on aggregated cases. b. Since the significance level is less than.150, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits.

50

51

52

53 Lampiran 8. Gambar Penelitian Gambar 1. EECR dalam Berbagai Dosis Gambar 2. Kontrol dan Pembanding

54 Lampiran 9. Gambar Cabai Rawit Gambar 3. Cabai Rawit Berbagai tingkat Kematangan Buah A. Cabai Rawit Muda B. Cabai Rawit Setengah Matang C. Cabai Rawit Matang Gambar 4. Cabai Rawit Varietas Lain D. Cabai Rawit Matang E. Cabai Rawit setengah Matang

55 RIWAYAT HIDUP Nama : Febby Thannia NRP : 0710116 Tempat dan Tanggal lahir : Bandung, 6 Februari 1989 Alamat : Jati Indah Raya No. 11 Bandung Riwayat pendidikan : SD Negeri Pelita, Bandung, lulus tahun 2001 SMP Negeri 34, Bandung, lulus tahun 2004 SMU Negeri 22, Bandung, lulus tahun 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung 69