Rancang Bangun Alat Pemanen Kopi Pada Tingkat Petani. Design of Coffee Harvester at Farmer Level

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN LAYOUT DAN PENEMPATAN SEL SURYA PADA PROTOTIPE MOBIL TENAGA SURYA

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Analisis Mesin Pengiris Kentang Spiral Otomatis ANALISIS MESIN PENGIRIS KENTANG SPIRAL OTOMATIS

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

DESAIN DAN PENGUJIAN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ( Design and testing tools planting corn seeds)

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMETIK PEPAYA TIPE SEMI MEKANIS DESIGNING AND EVALUATING SEMI MECHANICAL PAPAYA HARVESTER.

ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian

MODIFIKASI ALAT SEBAR BENIH TEMBAKAU JENIS SCATTERPLOT TOOL PILLEN (STP) DI PTPN X JEMBER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

BAB III PERANCANGAN CONTAINER DAN CONVEYOR ROKOK

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMETIK PEPAYA TIPE SEMI MEKANIS

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. PENDEKATAN DESAIN

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu hasil dari berbagai tanaman perkebunan yang dapat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

ANALISIS PENGGERAK PADA SISTEM PENGAMAN PINTU BER-PASSWORD

RANCANG BANGUN MESIN PARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA DENGAN MOTOR LISTRIK 220 VOLT

Modifikasi Alat Penyadap Karet (Lateks) Semi Mekanis

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)

NASKAH PUBLIKASI DESAIN MESIN PEMOTONG RUMPUT MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK AC 100 WATT

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku untuk menciptakan suatu produk. Derivasi dari kata. manufaktur mencerminkan arti asli: membuat dengan tangan.

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

RANCANG BANGUN DAN UJI TEKNIS ALAT PERONTOK PADI SEMI MEKANIS PORTABEL

PERANCANGAN MESIN LISTRIK PEMOTONG RUMPUT DENGAN ENERGI AKUMULATOR ABSTRAKSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. persiapan dan pembuatan kincir Savonius tipe U dengan variasi sudut

BAB III METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

MESIN PENIRIS MINYAK PADA KACANG (BAGIAN PROSES PRODUKSI)

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

RANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS KULIT KOPI MEKANIS

BAB III METODE PEMBAHASAN

PEMBUATAN MESIN EMPING MELINJO SISTEM ROLL BERMOTOR LISTRIK UNTUK USAHA KECIL DAN MENENGAH

Gambar 15. Gambar teknik perontok padi hasil rancangan (O-Belt Thresher) 34

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN AERATOR KINCIR ANGIN SAVONIUS DARRIEUS SEBAGAI PENGGERAK POMPA UNTUK AERASI TAMBAK

III. METODE PENELITIAN

PERNYATAAN. Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Muhammad Erwin Shah NIM :

SEPEDA STATIS SEBAGAI PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK ALTERNATIF DENGAN PEMANFAATAN ALTERNATOR BEKAS

RANCANG BANGUN MESIN PENCETAK BRIKET DARI SERBUK KAYU (SISTEM RANGKA)

BAB I PENDAHULUAN. meningkat mencapai ton. Kemudian pada tahun 2013 meningkat lagi

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

MODIFIKASI ALAT PERONTOK PADI TIPE HAMMER THRESHER [Modification of Rice Thresher-Hammer thresher Type]

METODE PENELITIAN. 1. Perancangan dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai januari 2017

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES PUTER DENGAN PENGADUK DAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

KAJIAN KINERJA MESIN PENGADUK PADA PROSES PEMBUATAN PATI AREN (ARENGA PINNATA MERR.) 1

KINCIR AIR PEMBANGKIT LISTRIK (PLTA SEDERHANA)

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

BAB IV PROSES PRODUKSI

Analisa Pengaruh Variasi Jarak Mata Pisau Dengan Piringan Terhadap Hasil Irisan Singkong Pada Slicing Machine

RANCANG BANGUN MESIN DOWEL UNTUK PEMBUATAN KAYU SILINDER DENGAN DIAMETER 10 SAMPAI 20 MM UNTUK INDUSTRI GAGANG SAPU DAN SANGKAR BURUNG (RANGKA)

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Pendekatan Rancangan dan Konstruksi Alat

Mesin Pencacah Cengkeh

ANALISIS MESIN PEMOTONG BAGIAN ATAS GELAS PLASTIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 6 Nomor 2 Agustus (2020): 143 150 P-ISSN:2476-8995 E-ISSN:2614-7858 Rancang Bangun Alat Pemanen Kopi Pada Tingkat Petani Design of Coffee Harvester at Farmer Level Ardes Chris Pakiding, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar. Emai:ardespakidingchris@gmail.com Lahming, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar. Emai:lahmingmaja@gmail.com Jamaluddin, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar. Email:mamal_ptm@yahoo.co.id Abstrak Di Indonesia petani memanen kopi dengan memetiknya menggunakan tangan, hal ini dikarenakan alat pemanen kopi yang tersedia di pasar memiliki harga yang cukup mahal, diharapkan alat ini menjawab masalah yang dihadapi petani di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui proses perancangan alat dan kinerja alat yang dirancang. Prosedur penelitian ini termasuk perencanaan perangkat, membuat rumah sirkuit, sikat silinder dan gagang alat. Selama proses penelitian, parameter yang diamati adalah tegangan listrik yang masuk ke dinamo sehingga alat bisa memanen. Data penelitian diperoleh dari hasil pengujian alat. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Penggunaan alat pada tegangan listrik 8 dan 9 volt yang memasuki dinamo dapat memutar beban tetapi tidak ada buah yang dipanen, pada tegangan listrik 10 volt, alat dapat memanen buah matang dengan jumlah 0,2 kg, pada Tegangan listrik 11 volt, perangkat dapat memanen buah matang dengan jumlah 0,4 kg dan pada tegangan 12 volt, dapat memanen 0,8 kg buah matang dan 0,2 kg buah mentah, waktu yang digunakan alat untuk setiap tegangan dalam proses panen adalah 30 menit. Penggunaan tegangan listrik yang ideal yaitu 11 volt karena memanen buah yang matang lebih banyak dibanding tegangan 10 volt dan tidak memanen buah yang mentah dibanding tegangan 12 volt. Kata Kunci: Alat, Pemanen Kopi, Tingkat Petani, Kopi. Abstract In Indonesia, farmers harvest their coffee by hand, this is because the coffee harvester available on the market are quite expensive, so this research is expected to answer the problems faced by farmers in Indonesia. This study aims to determine the process of tool design and the performance of tools designed. The procedure of this research included planning the device, making the circuit houser, cylinder brush and tool handle. During the research process, the parameters observed was the electric voltage entering the dynamo so that the tool can harvesting. The research data obtained from the results of testing the tool. Data analysis technique used in this research is descriptive analysis technique. The use of a coffee harvester at 8 and 9 volt electricity voltage entering the dynamo can rotate the load ie a cylindrical brush but no fruit is harvested, at 10 volt electricity voltage, device can harvesting the ripe fruit with the amount of 0.2 kg, at 11 volt electric voltage, device can 143

harvests the ripe fruit with an amount of 0.4 kg and at 12 volt voltage, it can harvests 0.8 kg of ripe fruit and 0.2 kg raw fruit, time to use the tool for each voltage in the harvesting process is 30 minutes. The ideal use of electric voltage is 11 volts because it harvests more ripe fruit than the 10 volt voltage and does not harvest raw fruit compared the 12 volt voltage. Keywords: Tools, Coffee Harvester, Farmer Level, Coffee. Pendahuluan Panen merupakan tahap akhir dari proses budidaya tanaman, salah satu hal yang penting dalam pemanenan adalah cara panen. Cara panen dapat digolongkan dalam dua macam yaitu secara mekanis dan tradisional. Secara mekanis pemanenan dilakukan dengan teknologi pemanenan, penggunaan teknologi sangat mendukung kegiatan panen, terutama dalam peningkatan produktivitas hasil panen. Sedangkan cara tradisional,kegiatan panen dilakukan secara manual oleh petani dengan menggunakan tangan, pemanenan secara tradisional mempunyai kelemahan dalam kebutuhan tenaga kerja yang banyak serta kapasitas kerja yang rendah.menurut Yasir. (2019) Manusia selalu berusaha untuk menciptakan sesuatu yang dapat mempermudah aktivitasnya. Oleh karena itu perlu dilakukan inovasi teknologi dalam rangka beralih dari alatalat tradisional ke alat semi otomatis, dalam hal ini merancang alat pemanen kopi semi otomatis agar aktivitas pemanenan kopi lebih mudah. Saat ini kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi. Pada tahun 2011 Indonesia menjadi produsen utama kopi ketiga setelah Vietnam dan Brasil dengan luas tanaman kopi diwilayah negara Indonesia yaitu 1.292.965 ha dengan hasil produksi sekitar 633.991 ton (Martauli, 2018).Kegiatan panen kopi di Indonesia umumnya masih dilakukan secara manual atau tradisional yaitu dipetik dengan menggunakan tangan. Hal ini terjadi dikarenakan ketersediaan teknologi atau alat pemanenan kopi baik di dalam negeri maupun di luar negeri memiliki harga yang cukup mahal dan belum terjangkau oleh sebagian besar petani di Indonesia. Adapun mesin pemanen kopi model Oxbo 9220 yang terdapat di Brazil dan Kolombia merupakan alat yang hanya dioperasikan oleh satu operator namun mampu memanen buah kopi pada satu pohon sekaligus, tetapi alat ini hanya bisa digunakan di lahan yang rata sehingga kurang efektif untuk digunakan di Indonesia karena kopi di Indonesia dapat tumbuh baik pada tempat dengan ketinggian di atas 700 mdpl yang memiliki kontur tanah bergelombang. Pemanenan kopi di Indonesia yang sebagian besar petani masih menggunakan cara konvensional menemui beberapa kendala dalam kegiatannya, salah satunya adalah pemetikan buah pada bagian pohon yang tinggi mengharuskan petani menggunakan alat bantu seperti tangga atau pengait untuk dapat memanennya. Kendala lainnya adalah proses pematangan bauh kopi yang tidak bersamaan menyebabkan petani melakukan pemetikan selektif agar kualitas produksi kopi terjaga. Untuk itu dalam penelitian ini 144

perlu perancangan sebuah alat pemanen kopi yang memiliki jangkauan kerja lebih panjang dan mampu melakukan pemanenan selektif serta memiliki harga yang terjangkau untuk menunjang peningkatan dan kemudahan dalam kegiatan pemanenan kopi. Berdasarkan beberapa hal tersebut, Peneliti mengambil sebuah judul Rancang Bangun Alat Pemanen Kopi pada Tingkat Petani. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran proses perancangan alat pemanen kopi dan mengetahui unjuk kerja alat pemanen kopi hasil rancangan. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian rekayasa atau rancang bangun, pada penelitian ini dilakukan pengujian kinerja alat pemanen kopi. Alat dan Bahan Alat dalam penelitian ini adalah (1) aplikasi sketchup 2018, (2) gergaji besi, (3) mesin bor, (4) solder/patri, (5) mistar ukur, (6) obeng, (7) kunci pas, dan (8) gunting. Sedangkan bahan yang digunakan adalah (1) pipa paralon, (2) dop popa, (3) sikat silinder, (4) kabel, (5) roda gigi, (6) timing pulley, (7) timing belt, (9) dinamo DC, (10) Aki. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pambe, Kecamatan Tandukkalua, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat pada 15 Maret 2019. Prosedur Rancang Bangun 1. Pembuatan desain alat dengan menggunakan software pada komputer yaitu Sketchup 2018. Menurut Rinaldy. (2019) Pembuatan desain alat adalah proses membuat gambar desain produk atau alat dengan tujuan kinerja yang ingin dicapai. 2. Pembuatan rumah rangkaian dari satu buah sambungan pipa paralon bentuk T berukuran 4 dan dua buah dop pipa paralonyang juga berukuran 4. Dop pipa masing-masing dibentuk dan diberi 4 buah lubang sebagai tempat meletakkan bearing yang terlebih dahulu diukur dan diposisikan sesuai dengan desain. Menurut Dahlan. (2019) Rangka ini berfungsi menopang bagianbagian alat secara keseluruhan. 3. Pembuatan sikat silinder dari sikat yang berbahan dasar plastik.terdapat duah buah sikat yang digunakan, masing-masing batang sikat dipotong menggunakan gergaji besi digantikan stainless steelyangberukuran panjang 100mmdengandiameter 5mm dan bulu sikat dipangkas menggunakan gunting sesuai dengan desain rancangan. 4. Pembuatan gagang alat dari pipa paralon 2 yang dipotong dengan panjang 750mm. Pada salah satu ujung pipa dipasang penutup pipa dan ujung yang lain dihubungkan ke rumah rangkaian menggunakan sambungan pipa 4 ke 2. Uji Coba Produk Uji coba fungsional alat: 1. Aki memiliki daya yang penuh yaitu 12 volt, diukur menggunakan multimeter. 2. PWM DC berfungsi dengan baik, dapat mengurangi tegangan listrik dari aki yang akan masuk ke dinamo, diukur menggunakan multimeter dan ditandai dengan putaran sikat yang melambat. 145

3. Dinamo dapat menerima arus listrik dari aki dengan tegangan penuh yaitu 12 volt dan dapat beputar dengan baik. 4. Timingpulley dan timingbelt berfungsi dengan baik sehingga putaran dinamo dapat ditransmisikan ke sikat slilinder. 5. Gear dan sikat silinder berfungsi dengan baik, ditandai dengan putaran sikat silinder yang berlawanan arah. 6. Rumah rangkaian mengeluarkan suara akibat getaran yang ditimbulkan dari sikat silinder ketika berputar. 7. Pada gagang alat tidak terdapat keretakan atau cacat yang lain dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Uji coba operasional : 1. Terlebih dahulu dilakukan pengecekan komponen-komponen alat. 2. Menyiapkan perlengkapan pengujian alat seperti multimeter, timbangan, flowmeter, Stopwatch dankeranjang penampungan buah. 3. Menyalakan alat pemanen kopi dengan menghubungkan kabel power pada aki. 4. Mengukur tegangan listrik yang akan digunakan dengan multimeter. Tegangan listrik dapat disesuaikan dengan memutar tuas PWM DC yang terdapat pada tas aki. 5. Alat diarahkan langsung pada tangkai pohon kopi yang memiliki buah matang. 6. Stopwatch dinyalakan bersamaan dengan mulainya proses pemanenan menggunakan alat. 7. Setelah waktu yang ditetapkan berakhir, proses pemanenan menggunakan alat juga dihentikan. 8. Buah kopi yang jatuh ke dalam penampungan sementara, ketika penuh 146 dapat dipindahkan kedalam keranjang penampungan. Jumlah buah kopi hasil pemanen menggunakan alat diukur dengan flowmeter dan Timbangan Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang yang digunakan pada penelitian ini adalah teknikanalisis deskriptif. Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan objek. Data yang diperoleh merupakan data yangbersumber dari hasil observasi pengujian alat yang akan dibuat. Hasil dan Pembahasan Hasil Perancangan Alat Proses perancangan alat pemanen kopi ini diawali pada prosespembuatan rumah rangkaian dengan membentuk dan melubangi dop pipa yang masing-masing diberi 4 buah lubang sebagai tempat meletakkan bearing. Sambungan pipa bentuk T pada bagian atasnya dibelah dua menggunakan gergaji pipa dengan ukuran ¼ dari diameternya yang selanjutnya disatukan dengan dop pipa yang telah dibentuk dan diberi lubang menggunakan baut. Tahap kedua yaitu pembuatan sikat silinder yangterbuat dari sikat berbahan dasar plastik, batang sikat dipotong dan digantikan menggunakan stainless steel berdiameter 5mm dengan panjang 100mm. Tahap ketiga adalah pembuatan gagang alat yang terbuat dari pipa paralon2 dengan panjang 250mm, pada bagian bawah gagang alat dipasang dop pipa, gagang alat disatukan dengan rumah rangkaian menggunakan sambungan pipa 4 ke 2. Pada tahap perakitan, dimulai dengan pemasangan bearing, selanjutnya

pemasangan sikat silinder dan as pada bearing. Timing belt dan timing pulley merupakan komponen untuk mentransmisikan putaran pada alat ini. Energi yang digunakan untuk menggerakkan dinamo DC pada alat ini bersumber dari aki 12volt yang dilengkapi dengan tas. Pada bagian belakang tas aki terdapat PWM DC yang berfungsi sebagai tuas pengontrol rpm dinamo DC. Gambar 1. Alat pemanen kopi Hasil Uji Coba Alat Unjuk kerja alat hasil rancangan dalam penelitian ini diperlihatkan oleh kemampuan alat dalam melakukan pemanenan buah kopi, pengujian diakukan pada tegangan listrik yang dibutuhkan dinamo untuk memutar beban (sikat silinder) pada alat sehingga dapat menjatuhkan buah kopi. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil pengujian unjuk kerja alat pemanen kopi melalui berbagai tegengan listrik yang digunakan yaitu 8 volt, 9 volt, 10 volt, 11 volt dan 12 volt masing-masing selama 30 menit Tabel 1. Hasil Uji Alat Pemanen Kopi Pada tabel 1 terlihat bahwa dengan menggunakan tegangan listrik sebesar 8 dan 9 volt tidak ada buah yang jatuh, hal ini dikarenakan rpm sikat yang lambat sehingga dampak benturan yang terjadi antara sikat dan buah tidak mampu menjatuhkan buah kopi. Dengan menggunakan tegangan listrik sebesar 12 volt menghasilkan dampak benturan yang besar antara sikat dan buah menyebabkan buah yang masih mentah ikut terjatuh. Pada penggunaan tegangan listrik sebesar 10 dan 11 volt, dampak benturan yang terjadi antara sikat dan buah cukup ideal sehingga hanya buah matang yang jatuh pada proses pemanenan. Meskipun jumlah buah yang dipanen pada tegangan listrik 12 volt lebih besar, namun yang paling efektif adalah menggunakan tegangan listrik 11 volt karena hanya buah matang yang dipanen, hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Oliveros et al (2005) dalam penelitian dengan judul Perangkat Portable Untuk Membantu Pemanenan Manual Kopi bahwa hasil kerja alat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jumlah buah matang yang dipanen dan waktu yang digunakan selama pemanenan. sementara Ismawan dan Zainuddin (2013) menyatakan bahwa buah kopi yang siap panen adalah buah yang matang ditandai dengan warna kulit 147

buah berwarna merah dan bagian dalam atau bijinya sudah mengeras. 148 Simpulan Proses perancangan alat pemanen kopi ini diawali pada proses pembuatan rumah rangkaian dari pipa paralon bentuk T ukuran 4 dan dop pipa 4, selanjutnya pembuatan sikat silinder dengan bahan dasar plastik dan terakhir pembuatan gagang alat dari pipa paralon berukuran 2. Alat hasil rancangan berfungsi sesuai dengan perencanaan dan mampu memanen buah kopi. Tegangan listrik yang baik digunakan pada alat ini adalah 11 volt dikarenakan jumlah buah matang yang dipanen lebih banyak dibanding tegangan listrik 10 volt. Meskipun pada tegangan listrik 12 volt dapat memanen buah matang lebih banyak namu juga memanen buah yang mentah, sementara hanya buah kopi matang yang harus dipanen. Daftar Pustaka Dahlan, A.N.F. 2019. Rancang Bangun Alat Pemanggang Dange. Skripsi. Makassar. Universitas Negeri Makassar. Pendidikan Teknologi pertanian. Deden. 2017. Juni 4.Sejarah Panjang Perjalanan Kopi di Indonesia. November 28, 2018. www.respublika.id Filho, G. R. Vieira, H. D. & Rodrigues, W. P. 2015. Comparison between manual and semi-mechanical harvest of coffee fruit in mountainous areas.african Journal of Agricultural Research. Ismawan, I. N. & Zainuddin, S. 2013. Kebiasaan Lama Petani Kopi di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan yang Perlu Diperbaiki.Dalam Rahayu, S. Paramita, E. & Martini, E (Eds). Kiprah Agroforestri. (hal. 3). Bogor: World Argoforestry Centre Indonesia. Martauli, E. D. 2018. Analisis Produksi Kopi Diindonesia. Journal Agribusiness Sciences, 1(2), 112-120. Najiyati, S. & Danarti. 2001. Kopi, Budi Daya dan Penanganan Lepas Panen.Jakarta: Penebar Swadaya. Oktaviandra, R. 2015. Rancang Bangun Mesin Handle Thresher Kapasitas 50-100 Kg/Jam.Doctoral dissertation: Politeknik Negeri Padang. Oliveros, C.E.; C.A. Ramírez, R. Acosta y F. Álvarez. 2005.Equipo portátil para asistir la cosecha manual de café. Revista Facultad Nacional de Agronomía Medellín 58(2): 3003-3013. Panggabean, E. 2011.Buku Pintar Kopi. AgroMedia Prapanen, Panen dan Pasca Panen Kopi. (n.d). September 14, 2018. www.majalah.ottencoffee.co.id. Pedoman Teknis Budidaya Kopi Yang Baik. Jakarta: Ditjenbun. Prastowo, B. Karmawati, E. Rubijo, S. Indrawanto, C. & Munarso, S. J. 2010. Budidaya dan Pasca Panen

Kopi.Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Rinaldy, D. 2018. Rancang Bangun Alat Perangkap Hama Lalat Buah. Skripsi. Makassar. Universitas Negeri Makassar. Pendidikan Teknologi pertanian. Risnandar, Cecep. 2018. Sejarah kopi, mulai dari asal-usul tanaman hingga perdagangan biji kop: Sejarah Kopi. November 28, 2018. www.jurnalbumi.com. Silva, F. C. D. Silva, F. M. D. Silva, A. C. D. Barros, M. M. D. & Palma, M. A. Z. 2013.Desempenho operacional da colheita mecanizada e seletiva do café em função da força de desprendimento dos frutos. Departamento de Engenharia Agrícola: Universidade Federal de Lavras. Starfarm. 2010. Pengolahan Pasca Panen Kopi.(Online)www.starfarmagris.c o.cc (diakses 28 November 2018). Tascón, C. E. O. (2005). Cosecha del café con vibradores portátiles del tallo. Revista Facultad Nacional de Agronomía, 58(1), 2697-2708. Yasir, M.W., Wijaya. M., Jamaluddin. 2019. Modifikasi Alat Pencetak Dangke Dalam Meningkatkan Kualitas dan Produktivitas Produk Dangke. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian. Vol. 5: 47-53 149

JPTP JurnalPendidikanTeknologiPertanian Volume 6, Februari 2020 Hal ini sengaja dikosongkan 150