PERBAIKAN SURFACE AREA ANALYZER NOVA-1000 (ALAT PENGANALISIS LUAS PERMUKAAN SERBUK)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN SISTEM PERANGKAT LUNAK ALAT SURFACE AREA METER SORPTOMATIC 1800

PRINSIP DAN TEKNIK PENGGUNAAN GAS SORPTION ANALYZER (GSA) Oleh: Sudarlin, M.Si Jurusan Kimia UIN Sunan Kalijaga 2012

PENENTUAN LUAS MUKA SERBUK OKS IDA HASIL PROSES OKSIDASI-REDUKSI PELET U02 SINTER

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL

UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI ph PADA REAKTOR PENGENDAPAN ZIRKON HIDROKSIDA

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari

PENGARUH TEMPERATUR, WAKTU OKSIDASI DAN KONSENTRASI ZrO 2 TERHADAP DENSITAS, LUAS PERMUKAAN DAN RASIO O/U HASIL REDUKSI (U 3 O 8 +ZrO 2 )

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :

VALIDASI DAN KARAKTERISASI FLOW METER E-MAG UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA FASILITAS EKSPERIMEN UNTAI UJI BETA ABSTRAK

UJI HOMOGENITAS DAN STABILITAS KANDIDAT SRM NATRIUM ZIRKONAT DENGAN METODE XRF

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

SISTEM SWITCHING POMPA VAKUM TAMBAHAN PADA TUNGKU REDUKSI ME-11. Achmad Suntoro Pusat Rekayasa PerangkatNuklir- BATAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

PADUAN LOGAM U-Zr ABSTRAK PENDAHULUAN. Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENERAPAN DCS PADA ROTARY DRYER UNTUK PENGERINGAN PETAI CINA

BAB I PENDAHULUAN. tekanan balik dari sumur yang biasa disebut kick. Kick merupakan tekanan balik

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

PENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI

Analisis Luas Permukaan Zeolit Alam Termodifikasi Dengan Metode BET Menggunakan Surface Area Analyzer (SAA)

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

PENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH WAKTU SINTER TERHADAP DENSITAS PELET UO 2 DARI BERBAGAI UKURAN SERBUK

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

PENGARUH KANDUNGAN Ca PADA CaO-ZEOLIT TERHADAP KEMAMPUAN ADSORPSI NITROGEN

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )

III. METODOLOGI PENELITIAN

MODIFIKASI SISTEM PEMANAS PADA UNIT KALSINASI

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM PENGENDALI PENYARINGAN AIR BERDASARKAN TINGKAT KEKERUHAN AIR. Disusun Oleh : Nama : Rico Teja Nrp :

LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS

ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

ANALISIS GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MEDIA ABSORBSI KARBON AKTIF JENIS GAC DAN PAC

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

BAB IV ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

MODIFIKASI STERILISATOR BASAH. BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMega8535

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

PEMROGRAMAN SISTEM AKUISISI DATA PENGUKURAN PADA FASILITAS EKSPERIMEN UNTUK SIMULASI PENDINGINAN CONTAINMENT. G. Bambang Heru, Sagino

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

Karbon Fibrous dengan Luas Permukaannya yang Tinggi : Potensinya sebagai Support Katalis Fuel Cells

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Zirkonium (Zr) merupakan unsur golongan IVB bersama-sama dengan

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

PEMBUATAN SISTEM ANTARMUKA DAN AKUISISI DATA MENGGUNAKAN CIMON SCADA PADA MODEL SUNGKUP PLTN TIPE PWR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Gambar 4.1 berikut merupakan gambar dari alat simulasi automatic

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

TEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

ALAT UJI KELAYAKAN AIR MINUM DENGAN PENGATUR OTOMATIS PADA PENGISIAN AIR MINUM ISI ULANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.

DINAMIKA PROSES PERAMBATAN PANAS [DPP]


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

Bab IV Hasil dan Pembahasan

HUBUNGAN ANTARA SIFAT KEASAMAN, LUAS PERMUKAAN SPESIFIK, VOLUME PORI DAN RERATA JEJARI PORI KATALIS TERHADAP AKTIVITASNYA PADA REAKSI HIDROGENASI CIS

MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER)

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PERBAIKAN SURFACE AREA ANALYZER NOVA-1000 (ALAT PENGANALISIS LUAS PERMUKAAN SERBUK) Moch. Rosyid, Endang Nawangsih, Dewita -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PERBAIKAN SURFACE AREA ANALYZER NOVA-1000 (ALAT PENGANALISIS LUAS PERMUKAAN SERBUK). Telah dilakukan perbaikan surface area ANALYZER NOVA 1000. Perbaikan difokuskan pada system aliran gas. Metode perbaikan dilakukan dengan memahami gambar blok diagram & prinsip operasi alat, pengecekan fungsi sensor suhu dan pembersihan saluran gas.sebagai bukti berhasilan giatan perbaikan, telah dilakukan beberapa kali pengujian dengan hasil yang sama dengan pengukuran sampel yang sama menggunakan alat lain. Hasil pengujian telah dibandingkan dengan Surface Area Reference Material (SARM), diperoleh deviasi sebesar 3,25%. Dengan telah berfungsinya alat ini perjaan analisis luas peran serbuk yang menjadi salah satu syarat kualitas serbuk UO2 bahan bakar nuklir dapat dilakukan. Kata Kunci :aliran-gas, luas- ABSTRACT REPAIR OF SURFACE AREA ANALYZER NOVA-1000 (POWDER SURFACE AREA ANALYSIS TOOL). Improvements have been done on ANALYZER NOVA1000 surface area. The improvements focused on gas flow system. The method of repair are understanding the drawing block diagram sand operating principles of equipment, temperature sensor function checking and cleaning the gas line. As evidence of the success of the repair, testing has been done to several time sand with the same sample the results measurements was compared using similar tooll other institutions, and the result is same. The test results have been compared with the Surface Area Reference Material (SARM), obtained deviation of 3.25%. With the functioning of this tool,work of surface area analyzes of powder into one of the requirements of quality nuclear fuel UO2 powder scan be done. Keyword : gas-flow, surface area PENDAHULUAN K ehandalan dan kualitas bahan bakar reaktor daya ditentukan oleh pengendalian kualitas bahan yang diterapkan antara lain karakterisasi serbuk UO 2 sebagai bahan bakar. Analisis luas peran dan distribusi pori serbuk UO 2 merupakan salah satu bagian dari karakterisasi serbuk bahan bakar yang bertujuan untuk mengontrol kualitas bahan bakar reaktor daya, agar memenuhi spesifikasi nilai luas peran serbuk yang dipersyaratkan, yaitu = 4,5±1 m 2 /gram [2]. Surface Area Analyzer (SAA) model NOVA-1000, alat yang dapat digunakan untuk menganalisis luas peran serbuk ini sejak tahun 1993 telah dimiliki PTAPB. Sejak Januari 2012 alat tersebut mengalami rusakan yang ditandai dengan hasil pengukuran yang negatip, baik volume gas yang terserap maupun luas perannya. TEORI Prinsip rja SAA didasarkan pada siklus adsorpsi dan desorpsi isothermis gas N 2 oleh sampel serbuk pada suhu N 2 cair. Setiap siklus adsorpsi dan desorpsi menghasilkan variasi data proses, yang dengan hukum gas ideal PV=NRT sebagai fungsi volume gas. Dengan memasukkan sejumlah volume gas nitrogen yang ditahui dalam tabung sampel, maka sensor akan memberikan data proses yang bervariasi. Data volume gas yang dimasukkan yang telah ditahui jumlahnya dan data hasil naikan dibuat sebagai persamaan BET [3] yang dipakai sebagai dasar perhitungan luas peran serbuk. Moch. Rosyid, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal. 467

( ) Keterangan : P = setimbangan adsorpsi Po = jenuh adsorpsi X = berat gas yang diserap pada setimbangan P Xm = berat gas yang diserap sebagai lapisan tunggal C = tetapan energi adsorpsi P/Po = relatip adsorpsi Gambar 1. Surface Area Analyzer Prinsip perhitungannya adalah dengan mengetahui jumlah volume gas adsorbate total yang dimasukkan dalam tabung kosong tanpa sampel dan mengetahui jumlah volume gas adsorbate yang tidak terserap oleh sampel, maka jumlah volume gas yang diserap oleh sampel dapat ditahui. Selanjutnya mengkonversi satuan volume menjadi satuan luasan dengan bantuan data luas bagian molekul gas N 2 = 16,2 A 2 TATA KERJA Gambar 2. Posisi sensor suhu. Alat dan Bahan - Tool kit, multi-meter, variable resistor, timbangan - Gas N 2 UHP dengan barometernya, Nitrogen cair, Alkohol, Sampel TiO 2 dan Al 3 O 2 Cara Kerja Identifikasi rusakan Alat dilaporkan tidak berja normal, hal ini dibuktikan pada hasil pengukuran yang menunjukkan angka negatip. Baik untuk gas yang terserap sampel maupun luas perannya. Kasus yang sama pernah terjadi, solusi yang diambil saat itu adalah dengan mengganti sensor suhu. Setelah sensor suhu diganti, alat berfungsi normal mbali. sensor Berdasarkan informasi tersebut maka upaya perbaikan diarahkan pada sensor suhu. Sebelum dilakukan penggantian sensor suhu, perlu diyakinkan bahwa memang sensor tersebut benarbenar rusak sensor dilakukan dengan cara memasang variable resistor (VR) 5 M Ohm secara parallel dengan sensor, setelah alat dihidupkan, secara berkala VR diatur dan hasil pengukuran diamati. Hasil pengukuran masih tetap menunjukkan angka negatip, dengan demikian bukan sensor suhu yang menyebabkan negatip. Memahami prinsip rja alat Ada beberapa solenoid valve seperti : manifold input Valve (V1), manifold valve (V2), Coarse vacuum Valve (V3), Fine vacuum Valve (V4), Cell Valve (V5) yang berjanya diatur sedemikian rupa sesuai proses yang sedang berlangsung, sampai proses pengukuran luas peran selesai, seperti dijelaskan pada Gambar 3. Setiap solenoid valve dilengkapi dengan LED sehingga bisa ditahui kondisinya on atau off setiap saat. Pada saat degassing valve V1 off, V2-V3- V4 on dan V6 off. Pada kondisi ini tabung sampel divakum sampai sumua pori bersih dari uap air. Pada saat pengukuran, sampel dipindah tempat sampel cell mudian divakum. Ketika dilakukan acquiring data,v2-v3-v4 tertutup,v1 terbuka sesaat mudian mbali tertutup. Terbukanya V1 memberikan sedikit catu gas yang akan terserap pada peran sampel. Selanjutnya manifold mbali divakum, V2-V3-V4 terbuka V1 dan V5 tertutup. kondisi manifold mbali divakum untuk siap diisi N 2 lagi agar diserap sampel demikian seterusnya sampai acquiring data terakhir baru dihitung volume gas yang terserap dan luas sampel. Buku II hal. 468 ISSN 1410 8178 Moch. Rosyid, dkk

Gambar 3. Flow Diagram SAA NOVA -1000 Perbaikan Dari pemahaman prinsip rja alat, dibuat analisa bahwa mungkinan penyebab hasil pengukuran negatip adalah catu gas terlalu banyak, disamping saluran gas tidak lancar, sehingga hasil perhitungan P/P 0 yang dicapai selalu di atas yang diperkirakan. Dari persamaan 1 terlihat bahwa relatif P/Po sangat berpengaruh pada hasil pengukuran luas peran. Disamping itu didapatkan koeffisien korelasi yang rendah (R=0,2544) maka diduga aliran gas tidak lancar sehingga di dalam manifold tidak stabil. Berdasarkan hal itu, perbaikan dilakukan pada aliran gas yang masuk dalam alat (manifold). Perbaikan aliran gas dilakukan dengan membersihkan saluran gas. Pembersihan dilakukan dengan cara melepas pipa gas (adsorbate) mudian diberi gas N 2. Gas tidak luar sebelum pentil penahan didorong. Setelah pentil penahan didorong gas N 2 luar dengan tinggi. Diharapkan tinggi tersebut dapat mendorong kotoran-kotoran yang mengganggu aliran gas luar. Setelah itu pengaturan aliran gas dimbalikan posisi normal dan pipa dipasang mbali. awal dilakukan tanpa dilakukan pengkondisian sampel. ini hanya untuk mengetahui apakah hasil pengukuran masih negatip ataukah tidak, juga sebagai bahan pembanding dengan data pengukuran setelah dilakuan pengkondisian sampel. akhir dilakukan didahului pengkondisian sampel (degasing).degasing sampel dilakukan dengan cara sampel dipanaskan di dalam degasing mantel pada suhu 300 C dan dialiri gas N 2 selama 3 jam. Setelah itu baru dilakukan pengukuran / analisa. Gambar 4. Kran catu gas Nitrogen alat. HASIL DAN PEMBAHASAN sensor suhu Hasil pengujian menunjukkan bahwa sensor suhu masih baik sehingga harus ditentukan lagi penyebab hasil negatip. Pembersihan saluran gas. Dalam pembersihan saluran gas didapatkan delta yang besar antara sebelum pentil didorong dengan sesudahnya. Aliran gas N 2 yang terlalu besar dan saluran gas yang tersendat menyebabkan hasil pengukuran yang negatip. (seolah-olah sampel tidak menyerap gas N 2 tetapi malah mengeluarkan gas). Untuk menghindari kondisi tersebut, kran catu gas diputar ± 6 searah Moch. Rosyid, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal. 469

jarum jam (mengecil). Selanjutnya setelah pembersihan saluran gas dilakukan pengujian alat pada kondisi aliran gas tersebut. Dalam pengujian tersebut penurunan gas saat aquiring data terus dipantau. Hasil pengujian dijelaskan pada Tabel 2. Pada perhitungan yang dilakukan oleh program komputer didapatkan R = 0,98039, ini artinya aliran gas telah lancar dan stabil. Namun meski luas tidak negatip tetapi luas peran yang diperoleh masih jauh dari harapan. Hal ini menunjukkan aliran gas yang terlalu besar. Langkah selanjutnya adalah kran catu gas ditutup rapat mudian dibuka 2 putaran mudian mbali dilakukan pengukuran yang hasilnya disajikan pada Tabel 3. Pada perhitungan didapatkan R = 0,99704, ini artinya aliran gas telah lancar dan stabil. Di Tabel 1. Pengamatan delta gas alat. samping itu luas peran hasil perhitungan mendekati yang diharapkan.langkah berikutnya menaikkan dan menurunkan sedikit aliran gas.hasilnya tidak ada perubahan signifikan pada luas, seperti disajikan pada Tabel 4. Diperoleh hasil luas peran yang tidak jauh berbeda meskipun valve diatur + atau. Namun demikian karena pengukuran luas masih 93,66, sedang luas seharusnya = 105,72 m 2 /g maka hasil pengukuran belum benar. Penyebab penyimpangan hasil pengukuran adalah gas N 2 yang terserap tidak maksimum karena bahan belum bersih, sehingga perlu dilakukan degasing. Menguji fungsi sistem setelah dilakukan pengkondisian sampel (degasing). alat untuk sampel Al 2 O 3, setelah dilakukan degasing dijelaskan pada Tabel 5. Sebelum Sesudah Delta Pembahasan 6 2,5 3,5 Delta yang besar menunjukkan aliran gas N2 yang terlalu besar. 4 2 2 (biasanya penurunannya hanya ± 1,5 bar) 3 Tabel 2. alat dengan sampel TiO 2 dengan luas seharusnya 54 m 2 /g. Penurunan 4,6 1,6 4 1,5 4,5 1,6 4,6 1,7 4,6 1,7 12,5175 P / P 0 tercapai 0,1137 0,1445 0,2030 0,2518 0,3014 P / P 0 diinginkan 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 54 8 Tabel 3. alat dengan sampel Al 2 O 3 dengan luas seharusnya 105 m 2 /g. Penurunan 5,8 4,7 4,5 4 4,8 4,1 4,5 4,2 4,4 4,2 89,4186 P / P 0 tercapai 0,1026 0,1468 0,1968 0,2459 0,2953 P / P 0 diinginkan 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 105 Tabel 4. Pengukuran pada variasi aliran gas. Catu gas Skala Flow Control Valve P/Po (1) Muka 11 Normal 8,3 0,1014 93,66 12 Dikurangi 7,8 0,1003 92,464 13 Ditambah 8,8 0,1001 91,316 25 Tabel 5. alat dengan sampel Al 2 O 3 dengan luas seharusnya 105 m 2 /g. Penurunan 5,8 4,7 4,5 4 4,8 4,1 4,5 4,2 4,4 4,2 P / P 0 tercapai 0,09744 0,14321 0,19302 0,24280 0,29268 P / P 0 diinginkan 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 102,275 Buku II hal. 470 ISSN 1410 8178 Moch. Rosyid, dkk

Hasil pengukuran terakhir menunjukkan bahwa : 1. Ketika P / P 0 tercapai lebih cil dari P / P 0 yang diinginkan, menunjukkan bahwa proses pengukuran telah benar. 2. Setelah didahului dengan degasing sampel maka hasil pengukuran telah benar. 3. Setelah dibandingkan dengan data Surface Area Reference Material, hasil pengukuran mendekati data SARM dengan deviasi = (105,72-102,275)/105,72 x 100% = 3,25% maka hasil pengukuran dapat diyakini benarannya. KESIMPULAN Surface Area Nova 1000 telah berfungsi dengan baik hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian diperoleh deviasi 3,25% dari nilai sebenarnya. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang benar,degasing mutlak harus dilakukan. analisis kimia yang telah menyelia dan membimbing dalam melakukan perbaikan dan bernan membandingkan hasil pengujian institusi lain, pada saudara Rakis Ismanto yang telah membantu melakukan perbaikan. DAFTAR PUSTAKA 1. S. LOWELL, 1991, Introduction to Powder Surface Area, John Wiley & Sons, New York, 1991 2. MUJINEM,dkk Perbaikan Surface Areameter Sorptomatic 1800 (Alat Penganalisis Peran Serbuk), Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008 ISSN 0854 5561 3. www.quantachrome.com Quantachrome Instruments Primer Series 4. anonim NOVA-1000 Reference manual. UCAPANTERIMAKASIH Disampaikan rasa terimakasih pada saudara Djati Gunawan, selaku pakar peralatan Moch. Rosyid, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal. 471