BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Penentuan Kesadahan Total dalam Air Kelompok Vol. Sampel Vol. EDTA 0.01 M 7 50 ml 6 ml 9 50 ml 14.6 ml 11 50 ml 5.8 ml Kelompok Vol. Sampel Vol. EDTA 0.01 M 8 50 ml 4.5 ml 10 50 ml 5 ml 12 50 ml 4.4 ml 2. Penentuan Kesadahan Tetap dalam Air Kelompok Vol. Sampel Vol. EDTA 0.01 M 7 25 ml 1.1 9 25 ml 2.1 11 25 ml 2 Kelompok Vol. Sampel Vol. EDTA 0.01 M 7 25 ml 2 9 25 ml 2.2 11 25 ml 2
B. PERHITUNGAN 1. Penentuan Kesadahan Total dalam Air 2. Penentuan Kesadahan Tetap dalam Air
3. Kesadahan sementara Kesadahan Sementara = kadar total kadar tetap Kesadahan Sementara = 176 69.2 = 106 ppm Kesadahan Sementara = kadar total kadar tetap Kesadahan Sementara = 92.6 82.8 = 9.8 ppm
BAB V PEMBAHASAN 5.1. Penentuan Kesadahan Total dalam Air Pada praktikum ini yaitu melakukan percobaan penentuan kesadahan air dalam air sampel. Kesadahan air tersebut disebabkan oleh adanya ion magnesium atau kalsium yang terdapat dalam air sampel. Kesadahan ini tidak baik karena dapat merugikan bagi industri pengolahan, karena dapat menimbulkan kerak dan tidak berbusa dengan sabun. Pada praktikum ini, sampel yang digunakan adalah air tanah dan air PAM. Tingkat kesadahan air dinyatakan dengan satuan mg/l atau ppm CaCO 3. Penentuan kesadahan total air dilakukan dengan cara mentitrasi 50 ml air, yang diberi larutan buffer dengan ph 10 yaitu untuk mempertahankan ph agar diperolah titik akhir yang tepat dan ditambahkan 5 tetes indikator EBT karena indikator ini dapat membentuk kompleks dengan ion logam dan warna dari kompleks ini berbeda dengan warna indikator, EBT ini termasuk ke dalam jenis indikator metalokromat. Kompleks antara Ca dengan indikator terlau lemah untuk menimbulkan perubahan warna yang benar. Tetapi magnesium membentuk kompleks yang lebih kuat dengan indikator dibandingkan kalsium sehingga diperoleh titik akhir yang benar. Kesadahan total air ditentukan dengan titrasi langsung dengan menggunakan larutan baku Na-EDTA 0,01 M. Titik akhir dalam titrasi ini ditandai dengan perubahan warna larutan dari merah anggur menjadi biru. Setelah dilakukan titrasi, maka diperoleh volume EDTA yang terpakai, yaitu sebesar 8.8 ml pada air tanah dan 4.63 pada air PAM. Adapun prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah : Perubahan EBT : Mg 2+ + HIn 2+ MgIn - + H + Merah MgI + H 2 Y 2- MgY 2- + HIn - + H + Biru Setelah itu, dilakukan perhitungan kesadahan total air, yakni sebagai berikut :
a. Kesadahan Total air tanah b. Kesadahan Total air PAM Dari hasil perhitungan, didapat kesadahan total, yaitu sebesar 176 ppm untuk air tanah dan 92.6 ppm untuk air PAM. Perhitungan kesadahan dinyatakan dalam bentuk ppm CaCO 3 agar lebih mudah dalam pendeteksian kesadahan air. Pada umumnya, air yang berasal dari PAM, kesadahannya lebih kecil dibandingkan air tanah. Hal tersebut disebabkan karena pada air tanah masih banyak terdapat ion logam, dan tidak terkontaminasi dengan logam lain. Sedangkan air kran sudah mengalami pengendapan ion logam. 5.2. Penentuan Kesadahan Tetap dalam Air Kesadahan tetap atau disebut juga kesadahan karbonat karena disebabkan oleh kalsium karbonat dan magnesium karbonat. Kesadahan tetap dapat diperoleh setelah dilakukan pemanasan pada air sampel yang bertujuan untuk
menghilangkan kesadahan sementara. Besar kesadahan tetap lebih kecil dari kesadahan total karena kesadahan sementaranya sudah dihilangkan. Untuk menentukan kesadahan tetap dilakukan prosedur titrasi yang sama dengan pada penentuan kesadahan total, namun sebelumnya dilakukan pemanasan terhadap air sampel, hal ini dilakukan bertujuan untuk meminimalkan kandungan kesadahan sementara pada air tersebut karena kesadahan sementara dapat hilang jika dipanaskan. Setelah pemanasan, air didinginkan, lalu ditambahkan buffer ph 10 dan indikator EBT untuk lebih memperjelas hasil akhir titrasi. Kemudian dititrasi dengan Na-EDTA 0,01 M. Titik akhir titrasi ini juga ditandai dengan berubahnya warna larutan dari merah anggur menjadi biru seperti pada penentuan kesadahan total. Dari percobaan ini diperoleh data bahwa kesadahan tetap sampel air adalah 148 ppm CaCO 3. Dari hasil percobaan didapatkan nilai kesadahan tetap dalam air sampel dalam perhitungan sebagai berikut : a. Kesadahan Tetap air tanah b. Kesadahan Tetap air PAM
Dari hasil perhitungan, didapat kesadahan tetap, yaitu sebesar 69.2 ppm untuk air tanah dan 82.8 ppm untuk air PAM. Perhitungan kesadahan dinyatakan dalam bentuk ppm CaCO 3 agar lebih mudah dalam pendeteksian kesadahan air. Dari data di atas, air yang berasal dari PAM, kesadahannya lebih besar dibandingkan air tanah. Hal tersebut disebabkan karena pada air PAM terdapat kontaminasi dengan logam. 5.3. Kesadahan Sementara Kesadahan sementara dapat diperoleh dengan cara pengurangan antara kesadahan total dengan kesadahan tetap. Kesadahan sementara tersebut dapat dihilangkan dengan pemanasan. Kesadahan sementara tidak mungkin bernilai negatif. Harus lebih besar atau sama dengan nol. Hasil perhitungan negatif pada kesadahan sementara dimungkinkan terjadi karena ketidaktelitian dalam melakukan titrasi atau kesalahan prosedur dalam pelaksanaan praktikum. Dari data hail percobaan kesadahan sementara sampel yaitu : Kesadahan Sementara = kadar total kadar tetap Kesadahan Sementara = 176 69.2 = 106 ppm Kesadahan Sementara = kadar total kadar tetap Kesadahan Sementara = 92.6 82.8 = 9.8 ppm Dari perhitungan diatas didapatakan kesadahan sementara air sampel yaitu 106 ppm untuk air tanah dan 9.8u ppm untuk air PAM. Berdasarkan tingkat atau derajat kesadahannya, air dapat dibedakan menjadi air lunak (kurang dari 50 ppm CaCO 3 ), air agak sadah (50-100 ppm CaCO 3 ), air sadah (100-200 ppm CaCO 3 ), dan air sangat sadah (>200 ppm CaCO 3 ). Dilihat dari kesadahannya maka air tanah ini tergolong air sadah. Air sadah ini kurang baik untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti minum, mandi, mencuci, dan sebagainya
karena air ini dapat mengurangi pembusaan sabun, menimbulkan kerak putih pada peralatan memasak yang terbuat dari logam, dan lain-lain. Sedangkan untujk air PAM merupakan air yang tidak sadah/air lunak, sehingga baik untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti minum, mandi, mencuci, dan sebagainya.
BAB VI KESIMPULAN Kesadahan air tersebut disebabkan oleh adanya ion magnesium atau kalsium yang terdapat dalam air sampel. Untuk menentukan titik akhir titrasi digunakan indikator logam (dalam praktikum ini digunakan EBT) yaitu indikator yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam. Ikatan kompleks antara indikator dengan ion logam harus lebih lemah daripada ikatan kompleks antara ion logam dengan titran. Air dapat dibedakan menurut tingkat/derajat kesadahannya dan dinyatakan dalam mg/l atau ppm CaCO 3. Kesadahan total adalah jumlah kesadahan tetap ditambah kesadahan sementara. Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan pemanasan, sedangkan kesadahan tetap tidak. Air yang memiliki kesadahan tinggi akan mengurangi pembusaan sabun, menimbulkan kerak pada logam, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA Day, R. A, Jr dan A. L. Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta. deman, John M. 1997. Kimia Makanan. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. ITB : Bandung. Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press : Jakarta.