BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

DEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang berbuat sesuatu (Purwanto, 1998). Motivasi

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

BAB II LANDASAN TEORI. potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (Setiawati, 2008). Motivasi menurut Mc.Donald (Nursalam, 2008) adalah

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

Konsep - Konsep Motivasi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB II KAJIAN TEORITIS. diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

KONSEP-KONSEP MOTIVASI DASAR

Motivasi dalam Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kita amati dan meramalkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

BAB II KAJIAN TEORIRIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. kecenderungan sikap yang dimilikinya. Sebagaimana yang kita ketahui,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. adanya dorongan dalam diri manusia sebagai usaha untuk memenuhi

Definisi. Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjachman dan Husnan, 2003:197)

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang artinya

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Evaluasi menurut Edwind dan Gerald W. Brown (1986) dalam Anas

Belajar Investasi Masa Depan * Kata Kunci : Motivasi, Belajar, Masa depan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan konsumsi terhadap suatu ataupun beragam barang atau jasa. Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran.

MOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar

Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA. Disusun oleh: Ida Yustina

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial; mereka tidak dapat hidup sendiri dan

MOTIVASI. Kemampuan manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahan sangat menentukan efektifitas manajer.

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. yang sewaktu baru dilahirkan sedemikian tidak berdayanya seperti bayi

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. Teori-Teori Motivasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. maka mahasiswa dapat mengarahkan dirinya untuk mencapai tujuan tersebut.

Adalah proses yang menghasilkan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha untuk mencapai tujuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan. tugas teknis operasional (Depkes, 2001).

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH. ImraatusShalihah, Mahmud, M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetapkan sebelumnya (Srimindarti, 2006). dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis (SPMKK) bagi perawat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran menurut Weiss (1990 ) dalam Robbins dan Judge (2008)

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005).

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-5

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi 2.1.1 Defenisi Motivasi Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan orang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya (Uno, 2008). Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2011). Motivasi belajar adalah sesuatu kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar. Motivasi dipandang sebagai doronganmental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar (Dimyati, 2009). 2.1.2 Teori-Teori Motivasi

Stephen P.Robbins (2003) dalam bukunya Organizational Behavior, membagi konsep-konsep motivasi dalam dua bagian, yaitu teori awal tentang motivasi dan teori kontemporer tentang motivasi. Berkenan dengan teori motivasi dalam Siagian (1995) menyatakan bahwa motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Karena itulah terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi sesuatu tertentu dibandingkan dengan oranglain yang menhadapi situasi yang sama. Bahkan situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula. 2.1.2.1 Teori awal tentang motivasi a. Teori Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia (Maslow) Maslow menyatakan bahwa di dalam diri semua manusia ada lima jenjang kebutuhan yaitu: 1. Psikologis antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seksualitas dan dan kebutuhan jasmani lain 2. Keamanan antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional 3. Sosial antara lain kasih sayanng, rasa dimiliki, diterima baik, persahabatan 4. Penghargaan antara lain harga diri, otonomi, prestasi, status, pengakuan, dan perhatian 5. Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang dia mampu mencakup pertumbuhan dan pemenuhan diri.

b. Teori X dan teori Y (McGregor) McGregor (dalam Robbins 2003) mengemukan dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia yang pada dasarnya satu negatif yang ditandai dengan teori X dan satu positif yang ditandai dengan teori Y. McGregor (dalam Robbins 2003) menyimpulkan bahwa pandangan seorang manajer, mengenai kodrat manusia didasarkan pada suatu pengelompokan pengandaian tertentu dan bahwa manajer cenderung mencetak perilakunya terhadap bawahannya menurut pengandaian ini. c. Teori dua faktor (Herzberg) Pada teori dua faktor menunjukkan adanya 2 kelompok faktor yang memengaruhi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu faktor kepuasan (satisfaction factor) atau motivator dan faktor bukan kepuasan (dissatisfies) sering disebut dengan pemeliharaan atau hygienic factors. Teori ini dikemukakan oleh Herzberg (1966) menurutnya motivasi yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk mengembangkan keahlian Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu: Faktor motivasi, sejumlah faktor intrinsik yang menyangkut kebutuhan psikologis yaitu perasaan yang sempurna dalam melakukan

pekerjaan. Yang termasuk dalam faktor motivator adalah prestasi, tanggung jawab, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, pengembangan potensi individu, pencapaian. Faktor pemeliharaan, sejumlah kondisi ekstrinsik yang apabila tidak ada menyebabkan ketidakpuasan, yaitu: nilai yang bagus, status. 2.1.2.2 Teori Kontemporer tentang Motivasi a. Teori ERG Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer (1972) merupakan teori penyempurnaan dari teori Maslow. Teori ini menurut para ahli lebih mendekati keadaan sebenarnya berdasarkan fakta empiris. Dia mengemukakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan, yaitu: kebutuhan akan keberadaan, kebutuhan akan afiliasi, dan kebutuhan akan kemajuan. b. Teori kebutuhan McClelland McClelland (1961) menemukan bahwa kebutuhan berprestasi dapat dikembangkan pada orang dewasa. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan, yaitu: 1. Menyukai pengambilan resiko yang layak sebagi fungsi keterampilan 2. Menyukai suatu tantangan dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi hasil yang dicapai 3. Kkecendrungan menetapkan tujuan prestasi yang layak dan menghadapi resiko yang telah diperhitungkan 4. Memiliki kebutuhan terhadap umpan balik apa yang dikerjakan

5. Mempunyai keterampilan perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuan organisasi. Teori McClelland ini berkaitan dengan kebutuhan tertinggi pada kebutuhan Maslow yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini mengharuskan seseorang untuk belajar agar menguasai keterampilan yang memungkinkan seseorang mencapai prestasi. c. Teori evaluasi kognitif Teori ini menurut Robbins (2003) mengatakan bahwa individu mengalami hilangnya kendali terhadap perilakunya sehingga motivasi intrisik sebelumnya akan berkurang. Lebih jauh, penyingkiran ganjaran ekstrinsik dapat menghasilkan suatu geseran dari suatu penjelasan eksternal ke suatu penjelasan internal, dalam persepsi sebab akibat seorang individu mengenai mengapa dia mengerjakan tugas tersebut. d. Teori penetapan tujuan Teori ini menurut Edwin Locke (dalam Robbins 2003) bahwa maksudmaksud untuk bekerja kearah suatu tujuan merupakan sumber utama dari motivasi. e. Teori penguatan Penguatan menurut Arep (2004) adalah segala sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan atau mempertahankan tanggapan khusus. Jadi menurut teori ini motivasi seorang tergantung pada penghargaan yang diterimanya dan akibat dari yang akan dialaminya nanti. Teori ini

menyebutkan bahwa perilaku seseorang di masa mendatang dibentuk oleh akibat dari perilakunya yang sekarang. f. Teori keadilan Menurut Arep (2004) teori ini menjelaskan bahwa motivasi merupakan fungsi dari keadilan yang didasarkan pada hasil output dan pendapatan gaji. Keadilan yang sederhana adalah menerima hasil usahanya. Ada emapat pembandingan acuan menurut Robbins (2003) sehubungan dengan teori keadilan yaitu 1. Di dalam diri sendiri, pengalaman seseorang dalam posisi yang berbeda di dalam organisasinya. 2. Di luar diri diri sendiri, pengalaman seseorang dalam situasi atau posisi di luar organisasinya. 3. Di dalam diri oranglain, individu atau kelompok di dalam organisasi itu. 4. Di luar diri oranglain, individu atau kelompok di luar organisasi itu. Teori keadilan memperlihatkan bahwa untuk memotivasi sangat dipengaruhi oleh ganjaran relative maupun ganjaran mutlak. g. Teori harapan (Victor Vroom) Teori harapan Teori pengharapan ini dikenal dengan Victor Vroom (1964), menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk giat belajar dalam proses pembelajaran tergantung hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari hasil proses pembelajaran.

Teori ini memberikan pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya. Teori harapan ini didasarkan atas harapan, nilai dan peraturan. 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Faktor motivasi dibagi menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang timbul dari dalam diri seseorang tidak perlu memerlukan rangsangan dari luar misalnya sikap dan minat. Faktor timbul atas dasar kemauan sendiri, sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang timbul dari luar diri individu seperti lingkungan sosial dan lingkungan non sosial (Syah, 2010). 2.1.3.1 Faktor Intrinsik Faktor intrinsik sebagai suatu dorongan yang ada dalam diri individu dimana individu tersebut merasa senang dan gembira setelah melakukan tugas. faktor intrinsik didefenisikan sebagai ketertarikan dan kenyamanan di dalam melakukan aktivitas di dalam suatu pekerjaan itu sendiri. Yang termasuk faktor intrinsik adalah minat dan sikap (Syah, 2010). a. Minat Minat adalah menurut Slameto (2003), minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang meminta. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya (Djaali, 2008). Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya (Herijulianti, Svasti Indriani & Artini, 2001). Minat berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Kesenangan merupakan minat yang sifatnya sementara. Adapun minat yang bersifat tetap (persistment) dan ada unsure memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan akan semakin kuat minat tersebut, sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya (Jahja, 2011). Minat dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginankeinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri (Sardiman, 2000). Minat lebih tetap (persistent) karena minat memuaskan kebutuhan yang penting dalam kehidupan seseorang (Hurlock, 2000). Dengan demikian bahwa minat adalah keinginan atau kemauan yang menetap dalam diri seseorang untuk merasa tertarik pada sesuatu hal tertentu dan merasa senang berada dalam bidang tersebut. Minat merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang memberikan perhatiannya terhadap sesuatu. Bila seseorang berminat terhadap sesuatu objek, maka akan dapat kelihatan dari cara seseorang bertindak, memperhatikan dan melakukan kegiatan terhadap objek tersebut. Maka bisa dikatakan bahwa keberhasilan melaksanakan pekerjaan mempunyai hubungan dengan minat (Mustaqim, 2001).

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (1988), minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena kebergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan (Syah, 2010). Minat dan motivasi pun menjadi suatu hal yang penting karena Widayatun (1999) mengatakan bahwa minat dan motivasi adalah faktor yang mempengaruhi sikap, sehingga ketika minat dan motivasi tinggi, maka akan mendorong sikap positif peserta didik. Sedangkan melihat fenomena sekarang, ternyata banyak mahasiswa Keperawatan yang tidak berminat menjadi perawat, oleh karena itu akan berpengaruh terhadap motivasi peserta didik meraih prestasi. Minat memegang peranan penting terhadap hasil belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, dan siswa tidak lagi memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat berperan sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan terus tekun untuk belajar, dia akan terus mendorong untuk belajar dan selalu berusaha untuk mencapai hasil yang memuaskan. Siswa yang mampu mengembangkan minatnya dan mampu mengerahkan segala daya dan upaya untuk menguasai mata pelajaran tertentu, dia akan memperoleh prestasi belajar memuaskan (Soleh, 2009).

b. Sikap Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Sikap yang terdapat dalam diri individu akan memberi warna atau corak tingkah laku ataupun perbuatan individu yang bersangkutan. Dengan memahami atau mengetahui sikap individu, dapat diperkirakan respon ataupun perilaku yang akan diambil oleh individu bersangkutan. Sikap dapat membantu individu mencapai tujuan, individu akan dapat bersikap positif terhadap objek sikap tersebut atau sebaliknya (Sunaryo, 2004). Sikap adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Pada umumnya rumusan mengenai sikap mempunyai persamaan unsur yaitu adanya kesediaan untuk berespon terhadap suatu situasi (Slameto, 2004). Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif, terutama kepada mata pelajaran yang disajikan. Untuk mengantisipasi kemungkinan sikap negatif, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukkan sifat positif terhdap dirinya sendiri (Syah, 2010). Penelitian yang dilakukan Kristini (2010) motivasi berperan pada kemampuan belajar seseorang bahwa sekitar 20% siswa mengalami kesulitan dalam penampilan prestasi (Soetjiningsih, 2004). Motivasi merupakan suatu proses

psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam dan di luar diri seseorang. Berkaitan dengan proses belajar siswa, belajar sangatlah diperlukan, hasil belajar akan menurun jika siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar yang kuat demikian juga sebaliknya. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan belajar siswa 2.1.3.2 Faktor Ekstrinsik Faktor ekstrinsik dorongan yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah ada stimulus atau rangsangan dari luar, suruhan atau bahkan paksaan dari orang lain, sehingga dalam kondisi demikian seseorang mau melakukan sebuah tindakan/pekerjaan (Syah, 2010). a. Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para tenaga pendidikan, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi motivasi seseorang. Para guru yang selalu menunjukka sikap dan perilaku yang baik khususnya dalam belajar, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi siswanya (Syah, 2010). Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sekitar lingkungan. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi motivasi belajar adalah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswanya (Syah, 2010).

Peranan orang tua dalam keluarga sangat menentukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, mengingat sebagian besar waktu dalam keseharian anak adalah bersama keluarga. Orang tua dituntut untuk dapat menciptakan suasana rumah yang nyaman, harmonis, dan terjalin komunikasiyang baik antara orang tua dan anak-anaknya (Soleh, 2009). Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Kesesuaian materi teori yang diajarkan harus sesuai dengan praktek yang dilakukan oleh siswa sehingga tercipta tumbuhkembangnya motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan dan pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif (Soleh, 2009). b. Lingkungan Non Sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung perkuliahan/pembelajaran, suasana kelas sebagai tempat belajar bagi mahsiswa dan alat-alat yang dapat digunakan sebagai media untuk belajar. Penelitian yang dilakukan Tarmidi & Wulandari (2005) menunjukkan adanya hubungan antara persepsi siswa terhadap iklim kelas dengan prestasi belajar pada siswa, bahwa hanya 4% dipengaruhi oleh iklim kelas. Penelitian yang dilakukan Walberg & Greenberg (dalam DePorter 2000) menunjukkan bahwa lingkungan non sosial atau suasana kelas adalah penentu

psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademis. Segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang memacu atau menghambat belajar. Welberg (dalam Fathaigh 1997) menyatakan bahwa kejadian-kejadian dalam lingkungan sosial dan persepsi pelajar terhadap lingkungan kelas sangat signifikan dalam memperoleh prestasi. Kondisi kelas yang kondusif dan nyaman merupakan salah satu unsur penunjang balajar yang efektif dan menjadi lingkungan belajar yang nantinya berpengaruh terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar. Letak kelas harus dipehatikan dan diperhitungkan dari kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghambat proses belajar mengajar secara ideal di harapkan ruang belajar itu memenuhi persyaratan yang mampu menunjang kegiatan belajar (Soleh, 2009). 2.1.4 Fungsi Motivasi Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Menentukan arah perbuatan yakni kearah suatu yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (Sardiman, 2007).

Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Mengarahkan perbuatan pada pencapaian tujuan yang diharapkan. Menggerakkan cepat atau lambatnya pekerjaan seseorang (Jahja, 2011). Mendorong seseorang pada kegiatan yang akan dikerjakan, menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai dan mendorong sesorang untuk pencapaian prestasi, dengan adanya motivasi yang baik dalam belajar, maka akan menunjukkan hasil belajar yang baik (Evelin, 2010). 2.1.5 Motivasi belajar Menurut Uno (2008) Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita, sikap, dan minat. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya dorongan dari pihak luar yaitu dorongan keluarga seperti orangtua dan pengaruh dari lingkunagn sekitar. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur

yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Menurut Kristini (2010) seseorang atau individu yang tidak memiliki prestasi dalam dirinya akan muncul rasa malas untuk belajar dan dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Hal ini akan berdampak pada kemampuan individu dalam mengaplikasikan ilmu yang sudah diterimanya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, dalam arti individu tersebut tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik atau bisa terjadi kesalahan akan tindakan yang dilakukan. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri dan di luar seseorang itu sendiri. Motivasi sangat diperlukan sangat diperlukan, motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan belajar seseorang. 2.1.6 Motivasi berprestasi Motivasi berprestasi juga dapat ditingkatkan jika mahasiswa memiliki konsep diri positif dan motivasi berprestasi yang tinggi. Karenanya upaya untuk menumbuhkan konsep diri positif dan motivasi berprestai perlu dikembangkan di kehidupan perguruan tinggi. Upaya tersebut dapat berupa pemberian bimbingan dan konseling kepada mahasiswa secara berkala dan berkesinambungan. Kegiatan ini merupakan sentuhan psikologis untuk mahasiswa. Mahasiswa keperawatan yang terbiasa menerima sentuhan psikologis pada akhirnya mereka akan terbiasa juga memberikan sentuhan psikologis untuk pasiennya. Sentuhan psikologis

terhadap pasien akan sangat berarti bagi kesembuhan pasien. Secara timbale balik juga akan memberikan kepuasan kepada perawat, karena dapat membantu pasien (Suntari, 2008). Motivasi berprestasi termasuk jenis motivasi intrinsik. McClelland (1987) menyebutkan bahwa motivasi berprestasi adalah sebagai suatu usaha untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Kemudian, Heckhausen (1967) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kecakapan pribadi dalam segala kegiatannya dengan menggunakan ukuran keunggulan sebagai perbandingan. Jadi, dalam motivasi berprestasi selalu ada kriteria tertentu yang dijadikan tolok ukur kerberhasilan. Dalam hal ini ada tiga kriteria, yaitu pertama, produk dinilai atas dasar kesempurnaan. Kedua, membandingkan prestasi sendiri yang pernah dicapai sebelumnya. Ketiga, membandingkan dengan prestasi orang lain dalam bidang sejenis. Menurut Ardhana (1990), motivasi berprestasi dapat dilihat dari adanya kecenderungan dan usaha yang bersifat untuk bekerja keras dalam penyelesaian suatu tugas, meskipun tidak ada pengawasan dari pihak lain. Kajian Keller, Kelly, dan Dodge (1987) menyimpulkan ada 6 karakteristik motivasi berprestasi yang tampak konsisten, yang terinci sebagai berikut : 1. individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih banyak menyukai keberhasilan yang penuh tantangan. 2. suka kerja keras terlepas dari apakah mendapat imbalan atau ganjaran, 3. cenderung membuat pilihan atau melakukan tindakan yang realistis,

4. menyukai situasi yang dapat menilai diri sendiri dalam pencapaian tujuannya, 5. memiliki perspektif jauh ke depan 6. individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan menunjukkan prestasi yang tinggi. Winkel (1984) mendifinisikan motivasi berprestasi sebagai daya penggerak seseorang untuk mencapai taraf prestasi belajar yang tinggi demi memperoleh kepuasan. Demikian pula, Edward yang dikutip oleh Martinah (1984) mengupas tentang motivasi berprestasi sebagai keinginan seseorang untuk dapat menyelasaikan tugas yang sulit secara baik, bekerja sebaik - sebaiknya untuk memperoleh kesuksesan, menyelesaikan tugas yang memerlukan usaha dan ketrampilan, dan mengerjakan tugas dengan kualitas lebih baik dari pada orang lain. 2.1.7 Teknik-teknik motivasi dalam pembelajaran Menurut Uno (2008) ada beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Pernyataan penghargaan secara verbal Pernyataan verbal terhadap perilaku yang baik atau hasil belajar merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar siswa terhadap hasil belajar yang baik. b. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. Pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motif belajar mahasiswa.

c. Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motif belajar siswa. d. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. Hal ini memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap pertama belajar yang memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar e. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa selain belajar dengan menggunakan hal-hal yang telah dikenalnya dia juga menguatkan pemahaman dan pengetahuannya. f. Memberi kesempatan siswa untuk memperlihatkan kemahirannya didepan umum. Hal ini menimbulkan rasa bangga dan dihargai oleh umum. Pada gilirannya akan meningkatkan motif belajar siswa. g. Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. Hal positif dari keterlibatan siswa dalam belajar hendaknya ditekankan, sedangkan yang negatif dikurangi. h. Memperjelas tujuan belajar yang ingin dicapai. Hal ini dapat dilakukan dengan selalu memberitahukan nilai ujian atau nilai tugas yang telah diperoleh. 2.2 Indeks Prestasi Prestasi belajar ditentukan oleh angka indeks prestasi yang ditentukan pada setiap akhir semester (Buku Panduan 2009). Indeks Prestasi Semester (IPS) dihitung berdasarkan jumlah beban kredit yang diambil dalam satu semester dikalikan dengan bobot prestasi tiap-tiap mata

kuliah kemudian dibagi dengan jumlah beban kredit yang diambil (Buku Panduan Universitas Sumater Utara 2009). Prestasi Belajar adalah hasil usaha dari semua kegiatan yang dilakukan mahasiswa baik dari belajar, pengalaman dan latihan dari suatu kegiatan. Penilaian terhadap keberhasilan studi mahasiswa untuk setiap mata kuliah merupakan komponen tugas, Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS) serta komponen penilaian lazimnya disebut dengan Indek Prestasi. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai rata-rata yang diperoleh mahasiswa setelah menempuh sejumlah mata kuliah. Indeks Prestasi dibedakan menjadi IP semester dan IP Kumulatif (Oktaviana, 2012). Penilaian keberhasilan studi semester dilakukan pada akhir semester, meliputi seluruh mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa selama semester tersebut. Hasil perhitungan Ip dihitung sampai dua decimal, dan digunakan dalam menggunakan beban studi yang diambil pada semester berikutnya. Mahasiswa D3 dan S1 yang memiliki IP < 2,5 diharuskan mendapatkan bimbingan khusus dari dosen pembimbing akademik. Menurut kriteria Buku Panduan (2009) indeks prestasi ditentukan oleh : Cumlaude = 3,51 Sangat memuaskan = 2,76-3,50 Memuaskan = 2,00-2,75 Kurang memuaskan = 2,00