PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA TERAPI DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN PUSKESMAS BENDAN TAHUN 2012 2005).



dokumen-dokumen yang mirip
Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

EVALUASI TERAPI DIARE PADA PASIEN ANAK DI PUSKESMAS NGUTER KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seringkali, buang air besar yang berbentuk cair bukanlah diare. Hanya bayi yang

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. Gejala penyerta dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, demam,

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi, bahkan

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK PADA TERAPI DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat

INTISARI. Kata Kunci : Antibiotik, ISPA, Anak. Muchson, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 42

Tarigan A, Umiana S, Pane M Faculty of Medicine Lampung Univesity. Keywords: Bandar Lampung, puskesmas, therapy of diarrhea

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

bubur Setengah bubur Setengah padat padat

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA DIARE AKUT PEDIATRI

BAB I PENDAHULUAN. melalui program proyek desa tertinggal maupun proyek lainnya, namun sampai

I. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

Dian Rahayu Muliani D3 Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/ tanpa darah dan dengan/ tanpa lendir

PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA DI BEBERAPA PUSKESMAS KOTA SAMARINDA

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT DIARE PADA PASIEN BALITA DI INSTALASI RAWAT INAP RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2015 ARTIKEL.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (bakteri, jamur) yang mempunyai efek menghambat atau menghentikan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DIARE AKUT DI SERTAI INFEKSI BAKTERI PADA ANAK USIA 1-6 TAHUN PASIEN RAWAT INAP DI RSI KLATEN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

KAJIAN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DALAM TERAPI DEMAM TYPHOID PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI RSUD Dr. M.M DUNDA LIMBOTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan data

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS KUAMANG KUNING I KABUPATEN BUNGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TINGKAT PERESEPAN ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS X TAHUN 2012 DAN 2013 DENGAN METODE ATC/DDD NASKAH PUBLIKASI

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI JUNI 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Tahun 2006, World Health Organization melaporkan lebih dari seperempat

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, obat terbagi menjadi dua yaitu obat paten dan obat generik.

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk. pemberian madu sampai usia 12 bulan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

EVALUASI PEMBERIAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK DIARE SPESIFIK DI INSTALASI RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

BAB I PENDAHULUAN. yang mana tidak hanya terkait dengan persoalan estetika, tetapi juga

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUALITAS DAN KUANTITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS II SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

ANALISIS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN DI RUMAH SAKIT X KUPANG

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN PASKA MELAHIRKAN DI RUMAH SAKIT BERSALIN BUNDA KOTA MAKASSAR. Madania

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

Obat yang termasuk golongan ini ialah : a. Sulfonamid, b. Trimetoprin, c. Asam p-aminosalisilat (PAS), dan

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

membunuh menghambat pertumbuhan

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

Farmakoterapi I Diar dan konstipasi. Ebta Narasukma A, M.Sc., Apt

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data rekam medik yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X DEMAK TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak. Pemberian antibiotik merupakan pengobatan yang utama dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan diagnosa penyakit diare di bangsal rawat inap RSUD Dr. Moewardi tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI RASIONALITAS PERESEPAN PADA PASIEN BRONKITIS RAWAT JALAN BERDASARKAN KETEPATAN DOSIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2015

DRUG RELATED PROBLEMS (DRP s) OF ANTIBIOTICS USE ON INPATIENTS CHILDREN IN SARI MEDIKA CLINIC AMBARAWA

I. PENDAHULUAN. kematian di dunia. Salah satu jenis penyakit infeksi adalah infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

GE+ Disentri R/ Metronidazole 6 hari. R/ Metronidazole. R/ Metronidazole. 200 mg Q8H i.v. R/ Cotrimoxazole 2x 1 cth

Transkripsi:

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA TERAPI DIARE AKUT ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN PUSKESMAS BENDAN TAHUN 2012 Isti Agitsah, Siska Rusmalina, Jamaludin Al J. Ef. Abstract Diarrhea disease cause death third of children in the world. The main causes diarrhea death is improper therapy management. To minimize the number of deaths due to diarrhea, especially in the town of Pekalongan, so necessary to do research to know percentage of antibiotic use and percentage types of antibiotics used in therapy of acute diarrhea children at installation of outpatient health centers bendan Pekalongan city in 2014. The method used in this study was descriptive with reference to secondary data retrieved from the medical records. Results of this study was the percentage of antibiotics used in the treatment of acute diarrhea in children outpatient health centers poly Bendan Pekalongan is 83.59%. consisting of 92.63% cotrimoxazole, chloramphenicol was 2.76%, 1.84% metronidazole is, tetracycline was 0.69%, 0.69% gentamicin is, 0.46% of amoxicillin, and 0.23% respectively for cefadroxil, neomycin, erythromycin also ketokonazole. Thus the treatment of acute diarrhea children in Outpatient Health Center Bendan Installation Pekalongan are appropriate and meet the requirements of Basic Medicine in health centers and BKPM (Public Lung Health Center). Keywords: Antibiotic, Acute Diarrhea, Children, health center 1. Pendahuluan Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare (Widoyono, 2005). Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat (Kemenkes, 2011). Prinsip terapi diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau

tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain. Diare akut umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau kuman dan pada diare jenis ini diperlukan terapi dengan antibiotika (Tjay dan Rahardja, 2007). Puskesmas merupakan sarana kesehatan pertama yang dituju oleh penggunaan antibiotika pada terapi diare akut anak di instalansi rawat jalan Puskesmas Bendan Kota Pekalongan di tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persentase dan jenis antibiotik yang digunakan pada terapi diare akut anak di instalansi rawat jalan Puskesmas Bendan Kota masyarakat ketika mereka sakit, Pekalongan di tahun 2012. terutama ketika sakit diare. Puskmesmas Bendan adalah salah satu puskesmas terbesar di kota Pekalongan dengan tingkat penggunaan antibiotik terbesar pada terapi diare bila dibandingkan dengan puskesmas lain yang ada di Kota Pekalongan sehingga Puskesmas Bendan dipilih sebagai tempat penelitian 2. Metodologi penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sumber penelitian adalah data sekunder yang diambil dari data rekam medik. 3. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan di Rekam Medik Puskesmas Bendan Kota Pekalongan pada bulan Maret Berdasarkan alasan-alasan sampai April 2013 dengan tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai persentase mengumpulkan data rekam medik pasien diare akut ditahun 2012

sebagai populasi. Sampel yang menunjukkan bahwa pasien anak digunakan adalah pasien anak rawat jalan dengan penyakit diare akut pada tahun 2012 di Puskesmas Bendan Kota Pekalongan. Pada penelitian ini dipilih sampel anak karena anak merupakan kelompok umur yang rentan terserang penyakit karena belum mempunyai perlindungan (kekebalan) yang laki-laki lebih banyak daripada pasien anak perempuan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pasien anak laki-laki kurang memperhatikan kebersihan diri dan lingkungannya dari pada anak perempuan. Dengan demikian mengakibatkan anak laki-laki sering terkena penyakit diare di bandingkan cukup terhadap berbagai penyakit anak perempuan (Smith, 2003). dimana fungsi dari hampir seluruh sistem organ masih dalam perkembangan, sehingga kelompok pasien ini mempunyai kemungkinan yang lebih besar mengidap suatu penyakit (Apriliani, 2010). Dari data rekam medik poli rawat jalan tahun 2012 diperoleh 512 sampel yang Pada penelitian ini pasien anak dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu umur 0 5 tahun dan 6 13 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar ditujukan oleh kelompok umur 0-5 tahun yaitu sebesar 78,91%, bila dibandingkan dengan terdiri dari 300 (58,59%) sampel kelompok pasien umur 6 13 tahun pasien anak lak-laki dan 212 (41,41%) sampel pasien anak perempuan. Hasil tersebut yang hanya 21,09%. Hal ini disebabkan karena anak pada umur 0-5 tahun memiliki kecenderungan

mudah terserang diare akibat sistem pencernaan yang belum sempurna dan anak akan mulai mengenal jajanan sehingga besar kemungkinan untuk terpapar infeksi akibat foodborne (Rohim dan Soebijanto, 2002). sapi harus dihindarkan karena akan terjadi defisiensi laktase transien yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Minuman berkafein dan alkohol harus dihindari karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus (Sudoyo dkk, 2009). Penatalaksanaan pada diare Obat-obat antidiare pada akut dilakukan dengan terapi terapi diare akut digunakan untuk rehidrasi, diet, penggunaan obat mengurangi gejala-gejala. Obat antidiare dan antimikroba. Terapi rehidrasi diberikan bila pasien kehilangan banyak cairan sehingga pasien menggalami dehidrasi. cara melakukannya dengan memberikan cairan isotonik yang mengandung elektrolit dan gula atau starch (Sudoyo dkk, 2009). Pasien diare tidak diperbolehkan berpuasa, justru harus minum-minuman sari buah, teh, minuman tidak bergas, makan makanan yang mudah dicerna seperti pisang, nasi, keripik dan sup. Susu antidiare yang paling efektif yaitu derivat opioid misal loperamide, difenoksilat-atropin, dan tinktur opium. Bismuth subsalisilat merupakan obat lain yang dapat digunakan tetapi kontra indikasi pada pasien HIV karena dapat menimbulkan ensefalopati bismuth. Obat antimotilitas penggunaannya harus hati-hati pada pasien disentri yang panas (termasuk infeksi Shigella) bila tanpa disertai antimikroba, karena dapat

memperlama penyembuhan penyakit. (Sudoyo dkk, 2009). Terapi diare diberikan bagi yang dicurigai giardiasis (Sudoyo dkk, 2009). akut yang terakhir yaitu dengan Penggunaan antimikroba menggunakan obat antimikroba. Terapi dengan menggunakan obat antimikroba termasuk dalam pengobatan empirik, diindikasikan pada pasien-pasien yang diduga mengalami infeksi bakteri invasif, diare turis (traveler s diarrhea) atau imunosurpresif. Obat pilihan yaitu kuinolon (misal siprofloksasin 500 mg 2x/hari selama 5-7 hari). Obat ini baik terhadap bakteri patogen invasif termasuk Campylobacter, Shigella, Salmonella, Yersinia, dan Aeromonas species. Sebagai alternatif yaitu kotrimoksazol pada kasus-kasus diare sangat tergantung pada patomekanisme dan faktor etiologinya. Pada keadaan tertentu, berdasarkan pada pola patomekanisme yang dihadapi dan anamnesis relatif sudah cukup untuk mendeteksi faktor penyebabnya (etiologi) sehingga pemilihan obat telah dapat diperkirakan. Pada kejadian diare akut yang disebabkan oleh faktor non infeksi (malnutrisi, malabsorbsi, intoksikasi dan lainlain), pemakaian antibiotika tidak diperlukan (Triatmodjo, 1994). Terapi diare pada pasien anak (trimetoprin/sulfametoksazol, di instalasi rawat jalan Pukesmas 160/800 mg 2x/hari, atau eritromisin 250 500 mg 4x/hari. Metronidazol 250 mg 3x/hari selama 7 hari Bendan kota Pekalongan tahun 2012 sebagian besar menggunakan antibiotik. Hal ini terlihat dari 512 sampel, sebanyak 434 (84,77% )

pasien anak yang diterapi dengan menggunakan antibiotik dan hanya 78 (15,23%) pasien anak yang tidak diterapi dengan antibiotik. Besarnya penggunaan antibiotik pada terapi diare akut anak di instalasi rawat jalan Puskemas Bendan kemungkinan disebabkan karena pasien diindikasikan terserang diare yang disebabkan oleh adanya infeksi mikroorganisme dengan gejala berat atau ringan dan berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga pasien memerlukan terapi antibiotik. diare akut, terutama yang membutuhkan terapi antibiotika (Tjay dan Rahardja, 2007), sehingga besarnya persentase peresepan kotrimoksazol pada pasien diare akut anak di poli rawat jalan Puskesmas Bendan tahun 2012 sangat tepat. Antibiotik kedua yang diresepkan setelah kotrimoksazol adalah metronidazol dengan persentase sebesar 1,84%. Hal ini disebabkan karena metronidazol merupakan alternatif kedua setelah kotrimoksazol menurut Standar Golongan antibiotik yang Pengobatan Dasar di Puskesmas. banyak diresepkan pada pasien diare Dengan demikian terapi diare dengan akut anak di instalasi rawat jalan menggunakan antibiotik Puskesmas Bendan tahun 2012 adalah golongan sulfonamid yaitu kotrimoksazol sebesar 92,63%. Hal ini disebabkan karena kotimoksazol merupakan antibiotika pilihan paling utama dalam mengobati penyakit kotrimoksazol dan metronidazol pada pasien diare akut anak di instalasi rawat jalan Puskesmas Bendan sudah sesuai dengan stadar pengobatan dasar di Puskesman. Data persentase penggunaan jenis-

jenis antibiotik pada pasien diare akut anak di instalasi rawat jalan Puskesmas Bendan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Persentase penggunaan jenis-jenis antibiotika pada pasien diare akut anak di instalasii rawat jalan Puskesmas Bendan Kota Pekalongan Tahun 2012 No. Golongan Antibiotika Dosis Jumlah Persentase (%) 1. Penisilin Amoksisilin 2 0,46 2. Sefalosporin Sefadroksil 1 0,23 3. Aminoglikosida Neomisin 1 0,23 Gentamisin 3 0,69 4. Kloramfenikol Kloramfenikol 12 2,76 5. Tretrasiklin Tetrasiklin 3 0,6 6. Makrolida Eritromisin 1 0,23 7. Golongan Lain-lain Metronidazol 8 1,84 Ketokonazol 1 0,23 8. Sulfonamida kotrimoksazol 402 92,63 Total 434 100,00 Penggunaan antibiotik dalam suatu terapi hendaknya jenis dan patogenesis mikrobanya, serta kesanggupan mekanisme mempertimbangakan segi daya tahan tubuh hospes toksisitas selektif dari obat yang harus tinggi, yaitu obat yang digunakan dalam terapi harus bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Untuk memutuskan perlu-tidaknya menggunakan antibiotik pada suatu infeksi, perlu diperhatikan gejala klinik, (Setiabudy, 2007). 4. Kesimpulan Persentase penggunaan antibiotik pada terapi diare akut anak di instalasi rawat jalan Puskesmas Bendan Kota Pekalongan tahun 2012 sebesar 83,59%, dengan rincian kotrimoksazol sebesar

92,63%, kloramfenikol sebesar 2,76%, metronidazol sebesar 1,84%, tetrasiklin sebesar 0,69%, gentamisin sebesar 0,69%, amoksisilin sebesar 0,46%, sefadroksil sebesar 0,23%, neomisin sebesar 0,23%, eritromisin 0,23%, dan ketokonazol sebesar 0,23%. Dengan demikian terapi diare akut anak di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Bendan Kota Pekalongan sudah tepat dan memenuhi persyaratan Standar Pengobatan Dasar di Puskesmas DAFTAR PUSTAKA Apriliani, S.R., 2010, Studi Kelengkapan Resep Obat Untuk Pasien Anak Di Apotek Wilayah Kecamatan Kartasura Bulan Oktober Desember 2008, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. ISSN 2088-270X, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Rohim, A., dan Soebijanto, 2002, Probiotik dan Flora Normal Usus., dalam Buku Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa dan Penatalaksanaan, Salemba Medika, Jakarta. Setiabudy, R., 2007, Farmakologi dan Terapi, Edisi V, Departemen Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Smith, W.J.A., 2003, Masalah Pediatri di Bidang Gastroenterologi Tropis, dalam Problem Gastroenterologi Daerah Tropis Ed GC Book, Edisi ke-1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Tjay, H.T., dan Rahardja, K., 2007, Obat Obat Penting, Edisi VI, Elex Media Komputindo, Jakarta. Triatmodjo, P., 1994, Penggunaan Antibiotika Secara Rasional Pada Diare., dalam Cermin Dunia Kedokteran, Penerbit Group PT.Kalbe Farma Indonesia, Jakarta. Widoyono, 2005, Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya, Erlangga, Jakarta. Kemenkes RI, 2011, Situasi Diare di Indonesia, Triwulan II,