Ns. Sunardi, M.Kep.,Sp.KMB

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

Meningitis: Diagnosis dan Penatalaksanaannya

ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot.

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka

M E N I N G I T I S. Yayan A. Israr, S. Ked. Author : Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru

Radang pada selaput otak (meningen)

ALGORITMA PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA RINGAN

memfasilitasi sampel dari bagian tengah telinga, sebuah otoscope, jarum tulang belakang, dan jarum suntik yang sama-sama membantu. 4.

MENINGITIS. b. Anak Umur 2 Bulan Sampai Dengan 2 Tahun 1) Gambaran klasik (-).

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

TRAUMA KEPALA. Doni Aprialdi C Lusi Sandra H C Cynthia Dyliza C

(Cryptococcus neoformans)

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Advanced Neurology Life Support Course (ANLS) Overview

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan

STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan menuju Indonesia sehat 2015 yang diadopsi dari

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.

Pemeriksaan Rangsang Meningeal Bila selaput otak meradang atau di rongga subarakhnoid terdapat benda asing, maka hal ini dapat merangsang selaput

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LIHAT TULISAN SCALP PD GAMBAR DIATAS. HAFALKAN YA, ITU SINGKATAN LAPISAN PEMBUNGKUS KEPALA.

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif (Japardi, 2004). Secara global insiden cedera kepala meningkat dengan

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas

BUKU AJAR SISTEM NEUROPSIKIATRI

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S Dengan CKR ( CIDERA KEPALA RINGAN )

Rancang Bangun Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Meningitis Menggunakan Metode Naïve Bayes Berbasis Web

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

Tekanan Tinggi Intra Kranial (TTIK) dr. Syarif Indra, Sp.S Bagian Neurologi FK UNAND RS Dr. M. Djamil Padang

Wabah Polio. Bersama ini kami akan membagi informasi mengenai POLIO yang sangat berbahaya, yang kami harap dapat bermanfaat untuk kita semua.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai. kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

Meningitis adalah reaksi peradangan pada meninges, membran yang melapisi otak

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter

BAB I PENDAHULUAN. Spondylitis tuberculosis atau yang juga dikenal sebagai Pott s disease

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN MININGITIS

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

disebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,

NEISSERIA MENINGITIDIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

A. PENGERTIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN MININGITIS. I. LANDASAN TEORI.

Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UNRI (

Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m

Head Injury (Cedera Kepala) Galuh Kencana A Zaesi Purwanti Waldian F Ismail

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Meningioma adalah tumor jinak pada CNS yang. berasal dari selubung meninges pada otak dan korda

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu, infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat berubahnya energi listrik menjadi panas. 1 Kerusakan yang timbul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

APPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus

Trauma Lahir. dr. R.A.Neilan Amroisa, M.Kes., Sp.S Tim Modul Tumbuh Kembang FK Unimal 2009

BAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menduduki urutan ke 10 dari urutan prevalensi penyakit. Inflamasi yang terjadi pada sistem saraf pusat

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN POST OP SELULITIS PEDIS

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

KELOMPOK E DEPERTEMEN ANAK SRIYANTI B. MATHILDIS TAMONOB RANI LEKSI NDOLU HARRYMAN ABDULLAH

BAB I PENDAHULUAN. 3. Infeksi virus, yang disebabkan oleh agen-agen virus yang sangat bervariasi.

OSTEOMIELITIS. Rachmanissa

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ENCEPHALITIS OLEH : ERFANDI

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB 1 PENDAHULUAN. detik seseorang akan terkena stroke. 6 Sementara di Inggris lebih dari. pasien stroke sekitar milyar dolar US per tahun.

TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA

BAB 2 NYERI KEPALA. B. Pertanyaan dan persiapan dokter muda

Transkripsi:

Ns. Sunardi, M.Kep.,Sp.KMB

PENGERTIAN Meningitis merupakan inflamasi pada selaput otak yang mengenai lapisan piamater dan ruang subarachnoid maupun arachnoid, dan termasuk cairan serebrospinal (CCS) (Hickey, 1997). Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu membran atau selaput yang melapisi otak dan medulla spinalis, dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak (Black & Hawk, 2005). Efek peradangan dapat mengenai jaringan otak yang disebut dengan meningoensepalitis.

Meningen s Membran

ETIOLOGI Infeksi sekunder dari bakteri sinusitis, OMA/OMK, Pneumonia, Endokarditis,Osteomylitis Organisme bakteri Neisseria, haemophilus influensa, streptococcus pneumonia Virus Aseptic meningiis Trauma - Fraktur pada tulang tengkorak, luka pada kepala - Lumbal Fungsi, Prosedur shunting ventrikuler

JENIS MENINGITIS Meningitis bakterial Meningitis bakterial merupakan karakteristik inflamasi pada seluruh meningen, dimana organisme masuk kedalam ruang arahnoid dan subarahnoid. Meningitis bakterial merupakan kondisi emergensi neurologi dengan angka kematian sekitar 25 % (Ignatavicius & Wrokman, 2006). Meningitis bakterial jika cepat dideteksi dan mendapatkan penanganan yang tepat akan mendapatkan hasil yang baik. Meningitis bakterial sering disebut juga sebagai meningitis purulen atau meningitis septik. Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis adalah; Streptococcus pneuemonia (pneumococcus), Neisseria meningitides, Haemophilus influenza, (meningococcus), Staphylococcus aureus dan Mycobakterium tuberculosis (Ginsberg, 2008).

Lanjutan Meningitis bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), bakteri ini penyebab tersering meningitis akut, dan paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Neisseria meningitides (meningococcus) bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah. Haemophilus influenza, Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis bakteri ini sebagai penyebab terjadinya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaksin) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini. Staphylococcus aureus Mycobakterium tuberculosis jenis hominis.

Meningitis Virus Meningitis virus biasanya disebut meningitis aseptik. Sering terjadi akibat lanjutan dari bermacam-macam penyakit akibat virus, meliputi; measles, mumps, herpes simplek, dan herpes zoster (Wilkinson, 1999). Virus penyebab meningitis dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu virus RNA (ribonuclear acid) dan virus DNA (deoxyribo nucleid acid). Contoh virus RNA adalah enterovirus (polio), arbovirus (rubella), flavivirus (dengue), mixovirus (influenza, parotitis, morbili). Sedangkan contoh virus DNA antaa lain virus herpes, dan retrovirus (AIDS) (PERDOSSI, 2005). Meningitis virus biasanya dapat sembuh sendiri dan kembali seperti semula (penyembuhan secara komplit) (Ignatavicius & Wrokman, 2006). Pada kasus infeksi virus akut, gambaran klinik seperti meningitis akut, meningo-ensepalitis akut atau ensepalitis akut. Derajat ringan akut meningo-ensepalitis mungkin terjadi pada banyak infeksi virus akut, biasanya terjadi pada anak-anak, sedangkan pada pasien dewasa tidak teridentifikasi.

Meningitis Jamur Infeksi jamur dan parasit pada susunan saraf pusat merupakan penyakit oportunistik yang pada beberapa keadaan tidak terdiagnosa sehingga penanganannya juga sulit. Manifestasi infeksi jamur dan parasit pada susunan saraf pusat dapat berupa meningitis (paling sering) dan proses desak ruang (abses atau kista). Angka kematian akibat penyakit ini cukup tinggi yaitu 30% -40% dan insidensinya meningkat seiring dengan pemakaian obat imunosupresif dan penurunan daya tahan tubuh (Martz, 1990 dalam Depkes RI, 1998). Meningitis kriptokokus neoformans biasa disebut meningitis jamur, disebabkan oleh infeksi jamur pada sistem saraf pusat yang sering terjadi pada pasien acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) (Ignatavicius & Wrokman, 2006; Wilkinson, 1999). Jamur cenderung menimbulkan meningitis kronis atau abses otak.

PATOFISIOLOGI MENINGITIS Mikroorganisme (Bakteri, Virus, Jamur, Protozoa) Masuk melalui Hematogen, Trauma, prosedur bedah atau ruptur serebri Sistem saraf pusat Inflamasi di piamater, arachnoid, CSF Hidrosefalus Menyebar ke seluruh saraf kranial dan spinal Kerusakan Neurologik Wednesday, October 15, 2008 10

Akibat lanjut Meningitis Inflamasi piameter, arahnoid, subarahnoid & CSS Edema serebral Perfusi serebar & TIK Gangguan neurologis Kematian/Gejala sisa Wednesday, October 15, 2008 12

Tanda Gejala, Manifestasi klinis Walaupun banyak jenis organisme penyebab meningitis, secara umum tanda dan gejalanya hampir sama semua. Tanda dan gejala yang ditimbulkan adalah akibat iritasi pada meningen. Secara umum gejala meningitis pada pasien dewasa adalah sakit kepala, demam, mual, muntah, photopobia, adanya tanda rangsang meningeal/iritasi meningen seperti; kaku kuduk positif, tanda Kernig positif, dan tanda Brudzinski positif, perubahan tingkat kesadaraan, kejang, peningkatan tekanan intrakranial, disfungsi saraf kranial, dan penurunan status mental (Ignatavicius & Wrokman, 2006; Hickey, 1997). Salah satu komplikasi lanjut dari meningitis adalah koma, hal ini merupakan prognosis yang buruk, dan dapat terjadi pada 5%-10% pasien meningitis bakterial. Tanda dan gejala lain yang tidak khas pada pasien meningitis adalah; terjadi hipersensitivitas kulit, hiperanalgesia, dan hipotonus otot, walaupun fungsi motorik masih dapat dipertahankan. Efek toksin pada otak atau thrombus pada suplai vaskular ke area serebral menyebabkan ketidakmampuan permanen fungsi serebral, jika terjadi perubahan patologi, maka dapat terjadi hemiparesis, demensia, dan paralisis (Hickey, 1997).

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Lab darah lengkap: HB,HT,LED,Ery,Lekosit Kultur darah CT-Scan, X-Ray Lumbal fungsi (kultur cairan otak, bila peningkatan sel darah putih, protein meningkat, glukosa menurun,tekanan csf meningkat lebih 180 mmhg adanya infeksi)

Komplikasi mayor meningitis bakteri 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Cerebral - Edema otak dengan resiko herniasi Komplikasi pemb darah arteri: arteritis vasopasme, fokal kortikal hiperperfusi, ggn serebrovaskular autoregulasi Septik sinus/ trombosis venous terutama sinus sagitalis superior, tromboflebitis kortikal Hidrosefalus Serebritis Subdural efusi (pada bayi dan anak) Abses otak, subdural empiemi

Lanjutan Komplikasi Komplikasi ekstrakranial 2. Septik shock 3. DIC 4. Respiratory distress sindrom 5. Arteritis (septik atau reaktif) 6. Ggn elektrolit: hiponatremi, SIADH, central diabetes insipidus (jarang) 7. Komplikasi spinal :mielitis, infark

PENATALAKSANAAN MEDIS Antibiotic : Successful management depends on the administration of an antibiotic that crosses the blood brain barric subarachnoid space in sufficient concentration to halt the multiplication of bacteria. Cerebrospinal fluid (blood cultures are obtained, and antimicrobial started immediately. Penicillin, ampicillin, or chloramphenicol, or one of the cephalosporins, may be used, other antibiotics may be used if resistant strains of bacteria identified. The patient is maintained on large IV doses of the appropriate antibiotic. Prevent of shock: Dehydration or shock is treated with fluid volume expanders. Seizures, which may occur in the early course of the disease, are controlled with diazepam or phenytoin. Osmotic diuretic (e.g., mannitol) may be used to treat cerebral edema.

Prevention Antibiotic Prophylaxis Close contacts are observed and immediately examined if fever or other signs and symptoms of meningitis Vaccination The vaccine may be of benefit for some travelers visiting countries that are experiencing epidemic meningococcal disease Vaccination also should be considered as an adjunct (antibiotic chemoprophylaxis for anyone living with a patient who develops meningococcal infection. A polysaccharide vaccine (Haemophilus b polysaccharide vaccine) against invasive Haemophilus influenzae type b has been licensed in the United States and is now used routinely in pediatrics for the prevention of meningitis.

ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN 2. Riwayat : - Gambaran gejala yang dialami saat ini, kapan mulai, gejala menurun/meningkat, bagaimana mengatasinya - Riwayat penyakit masa lalu: Penyakit pernafasan, trauma kepala/fraktur, infeksi sinus, hidung,telinga, penyakit jantung, DM,Ca, pembedahan, bedah syaraf/telingga 2. Pengkajian fisik - Manifestasi klinis - Tingkat kesadaran, Orientasi - Reaksi pupil dan pergerakan mata - Respon motorik - Tanda awal : Lethargi, perubahan memori, gangguan perhatian, perubahan tingkah laku (kepribadian) - Tanda penyakit lanjut: Stupor, nyeri kepala berat, nyeri otot, pupil reaktif terhadap cahaya (photo phobia), Nistagmus, Disfungsi syaraf III,IV,VI,VII,VIII - Hemiparesis, hemaplegia, tonus otot menurun - Kaku kuduk, kernig s, Bruzinski, nyeri kepala - Nausea, muntah, panas, Tachicardia

DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan perfusi jaringan b.d peningkatan ICP/edema otak Gangguan rasa nyaman: Nyeri b.d iritasi meningeal Hiperthermia b.d proses infeksi dan edema cerebral Resti defisit volume cairan b.d meningkatnya temperatur, menurunnya intake cairan Resti defisit nutrisi b.d peningkatan metabolisme, intake nutrisi tidak adekuat Gangguan orientasi b.d defisit neurologis Defisit ADL b.d kelemahan

Prinsip Rencana Tindakan Keperawatan 1. Menurunkan panas: - Kompres dingin - Monitor temperatur secara kontinue - Ganti baju kain bila basah - Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai program 2. Maintenance fluid balance - Monitor intake-output, monitor CVP bila ada - Beri cairan IV sesuai program, cegah over-load cairan menurunkan edema 3. Meningkatkan perfusi otak - Kaji tingkat kesadaran, TTV, dan status neurologik - Ciptakan lingkungan tenang (cegah agitasi-peningkatan ICP) - Catat kejadian berhubngan status neurologis: Kejang, disorientasi 4. Menurunkan nyeri - Bila perlu kurangi rangsang diruang rawat - Berikan posisi nyaman dan aman (pasang sidedriil) - Berikan analgesik sesuai program (monitor reaksi dan respon pasien) 5. Pendidikan Kesehatan - Dorong pasien untuk minum obat sesuai program - Dorong untuk lebih memperhatikan follow up dan terjadi infeksi yang akan datang

EVALUASI Temperatur dalam batas normal 36 37 derajat Tanda-tanda vital dan CVP stabil Kesadaran meningkat, kembali normal, verbal baik dan orientasi baik Tidak ada gangguan neurologis Tidak terjadi gangguan cairan Nutrisi terpenuhi dengan adekuat Tidak ada nyeri