KARAKTERISTIK PENDERITA EPILEPSI RAWAT INAP DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2011-2013. Abstract



dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN SKRIPSI.

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : JULIANTI AISYAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN KEJANG DEMAM DI RUANG PERAWATAN ANAK RSU ANUTAPURA PALU. Adhar Arifuddin

KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU PADA BALITA YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TINGKAT II PUTRI HIJAU KESDAM I/BUKIT BARISAN MEDAN TAHUN

I. PENDAHULUAN. otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi dapat dialami oleh setiap orang baik laki-laki

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

UNIVERSI MEDAN. Universitas Sumatera Utara

KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DENGAN PARASIT POSITIF YANG DIRAWAT INAP DI RSD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2009

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

KARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: WULAN MELANI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH.

Profil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni Oleh : LANDONG SIHOMBING

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGANBERATBADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSU Dr.PIRNGADI MEDANTAHUN SKRIPSI.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

Keyword : pulmonary tuberculosis smear positive, characteristic of patient

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : NENNY TRIPENA NIM.

KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Vivit Erdina Yunita, 1 Afdal, 2 Iskandar Syarif 3

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT JANTUNG REMATIK PADA ANAK DI RSUP HAJI ADAM MALIK, MEDAN TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DI RAWAT JALAN DI KLINIK ALIFA DIABETIC CENTRE MEDAN TAHUN SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN juta orang di seluruh dunia (Junaidi, 2010). Asma bronkial bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan, pada tahun 2020

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Adhar, Lusia, Andi 26-33) 26

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf juga bertanggung jawab sebagai sietem persepsi, perilaku dan daya

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA DI RSUP H. ADAM MALIK TAHUN Oleh : SUJITHA MUNAIDY

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN SKRIPSI.

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular dan penyakit tidak menular atau degeneratif.penyakit Tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG DI RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : SHINTA NIM.

Keywords : Low Birthweight Infant, Charecteristics of Mother, General Hospital Dr. Pirngadi Medan

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset. akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Epilepsi merupakan salah satu penyakit pada otak tersering mencapai 50 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RS St. ELISABETH MEDAN TAHUN

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : IRA MARTI AYU NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

PROFIL PENYANDANG EPILEPSI DI POLIKLINIK SARAF RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE JUNI 2013 MEI 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

KARAKTERISTIK PENDERITA TIFUS ABDOMINALIS DENGAN PEMERIKSAAN TEST WIDAL RAWAT INAP DI RSU Dr. FERDINAND LUMBAN TOBING SIBOLGA JANUARI 2010 JULI 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

Keywords: Characteristics, Malaria Parasites Positive, RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

Transkripsi:

KARAKTERISTIK PENDERITA EPILEPSI RAWAT INAP DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2011-2013 Efrida Sirait 1, Rahayu Lubis 2, Hiswani 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2 Dosen Departemen Epidemiologi FKM USU Jl.Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155 Email: efridazuster@gmail.com Abstract Epilepsy is a chronic brain disorder that recurrent seizure. In the world epilepsy have 80%, have alot of in the developing countries. Based on the World Health Organization (WHO) report in 2006, the incidence of epilepsy in Europe and North America ranges from 24-53 per 100.000 per year. Based on data the Association of Physician Spesialist Nerve (PERDOSSI) patient with active epilepsy in 2012 reached 1,8 million of the total population.this research done to know the chracteristic epilepsy patient who are taken treatment in Haji Adam Malik General Hospital Medan in 2011-2013. Descriptive study with case series followed by statistical analysis. Located in RSUP Haji Adam Malik Medan for Juli-Agustus 2014. The population are 126 and sample are all patient epilepsy who are hospitalized ( total sampling) Epilepsy patient with the highest proportion in the age group 0-11 years (47,6%), male gender (52,5%), Islam (62,7%), not attending school (43,6%), other work ( 77,8%), unmarried status (84,9%), outside Medan (61,9%), family tie ( 92,9%), no head trauma (68,3%), classification of primary generalized seizure (79,4%), seizure frequency 1-3x/days (65,9%), no aura (53,2%), long treatments that take about 6 days and condition that come back for treatment (73,0%). From the result of statistical analysis there were significant differences between age and classification of seizure ( p=0,029), and employment and classification of seizure (p=0,006). There is no significant difference between sex with the classification of seizure ( p= 0,136), and education with classification of seizure (p=0,136). Statistical analysis seizure frequency with classification of seizure and classification of attacks while returning state can not be tested. Recommended to the Haji Adam Malik General Hospital Medan to complete the recording on the card status such as etnic group, and precipating factors. Saving the card status well, because 16,7% of the card unknown. People with epilepsy are expected to obey take medicine as directed by doctor and keep a healthy diet an personal higiene. To communities should be care healtiness, specially children. Keywords : Epilepsy, Patient Characteristic

Pendahuluan Gangguan syaraf merupakan salah satu dari penyakit tidak menular dan bisa dialami oleh semua kelompok umur. Beberapa penyakit yang sering terjadi pada masyarakat oleh karena gangguan syaraf seperti dementia, epilepsi, sakit kepala, infeksi syaraf, gangguan syaraf yang berhubungan dengan kurang gizi, Parkinson s, stroke, cedera kepala, dan cedera perinatal. Jika `ada gangguan fungsi otak, maka setiap orang dapat mengalami kejang. 1 Pada penyakit epilepsi ada stigma dari masyarakat yang dianggap sebagai kutukan. Epilepsi membawa stigma yang besar, karena adanya salah pengertian pada masyarakat dan adanya mitos. 1 Epilepsi menurut World Health Organization (WHO) merupakan gangguan kronik otak yang menunjukkan gejala berupa serangan yang berulang - ulang yang terjadi akibat adanya ketidaknormalan kerja sementara, sebagian, dan seluruh jaringan otak karena cetusan listrik pada neuron (sel syaraf). 2 Epilepsi diklasifikasikan menjadi dua, yaitu epilepsi umum primer dan epilepsi parsial. Epilepsi umum primer adalah kejang yang sejak awal seluruh otak terlibat secara bersamaan, sedangkan epilepsi parsial adalah serangan yang berasal dari daerah tertentu dalam otak. 3 Status Epileptikus (SE) adalah suatu kondisi/keadaan spesifik oleh karena adanya serangan epilepsi yang sering, berulang, berkelanjutan, dan berkepanjangan. 4 Kematian bisa terjadi berkisar 3-25% yang telah dilaporkan. 5 Kematian mendadak yang tak terduga pada epilepsi atau sudden unexpected death in epilepsy (SUDEP) menjadi masalah yang serius. Diperkirakan SUDEP terjadi pasca kejang pertama, aritma jantung yang tidak baik, dan serangan pernafasan yang terganggu akibat kejang. 6 Rata-rata kejadian epilepsi setiap tahun di Amerika Serikat diperkirakan 48 per 100.000 orang. Insidens epilepsi lebih tinggi pada anak-anak. 7 Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2006 insidens epilepsi di Eropa dan Amerika Utara antara 25-53 per 100.000 setiap tahun. 1 Insidens epilepsi di Inggris Raya pada tahun 2010 sekitar 51 per 100.000 setiap tahun. 8 Menurut WHO pada tahun 2012 di negara maju kasus baru epilepsi per tahun antara 40-70 per 100.000, sementara di negara berkembang diperkirakan mencapai 114 per 100.000. 2 Data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) tahun 2012 penderita epilepsi aktif mencapai 1,8 juta dari seluruh penduduk. 9 Data rekam medik tahun 2008-2010 di RSAB Harapan Kita Jakarta, diperoleh 192 pasien epilepsi yang datang berobat. 10 Berdasarkan laporan bulanan dinas kesehatan Sumatera Selatan, penderita epilepsi pada bulan April tahun 2012 berjumlah 86 orang, dimana penderita epilepsi lebih banyak diderita pada kelompok umur 20-44 tahun. 11 Hasil penelitian dari Nauli Handayani di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2001-2002 penderita epilepsi berjumlah 173 orang. 12 Penderita kejang demam yang dirawat inap di RSU Pirngadi Medan pada tahun 2010 dilaporkan sebanyak 155 orang. 13 Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, jumlah penderita epilepsi yang dirawat inap tahun 2011-2013 sebanyak 126 orang. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya karakteristik penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2011-2013. Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan case series. 14 Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan pada Juli- September 2014. Populasi penelitian ini adalah data seluruh penderita epilepsi yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013 berjumlah 126 orang. Sampel penelitian ini adalah seluruh data dari

penderita epilepsi yang dirawat inap sama dengan populasi (total sampling). Variabel dalam penelitian ini adalah sosiodemografi (umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan tempat tinggal), riwayat keluarga, riwayat trauma kepala, klasifikasi serangan epilepsi, frekuensi serangan, aura, lama rawatan rata- rata dan keadaan sewaktu pulang. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita epilepsi. Data dianalisa dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil dan Pembahasan Deskriptif Proporsi penderita epilepsi berdasarkan sosiodemografi yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1 Distribusi Proporsi Epilepsi Berdasarkan Sosiodemografi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 Sosiodemografi f % Umur ( Tahun) 0-11 60 47,6 12-19 33 26,2 20 33 26,2 Jenis Kelamin Laki- laki 66 52,4 Perempuan 60 47,6 Agama Islam 79 62,7 Kristen Protestan 38 30,1 Katholik 7 5,6 Budha 2 1,6 Pendidikan Tidak Tamat SD 55 43,6 SD 16 12,7 SMP 15 11,9 SMA 35 27,8 Akademi/Perguruan 5 4,0 Tinggi Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil 5 3,9 Wiraswasta 15 11,9 Petani 2 1,6 Ibu Rumah Tangga 6 4,8 Lain- lain ( anak-anak dan pelajar) 98 77,8 Status Perkawinan Kawin 19 15,1 Tidak Kawin 107 84,9 Tempat Tinggal Medan 48 38,1 Luar Medan 78 61,9 Jumlah 126 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan umur adalah kelompok umur 0 11 tahun sebanyak 60 orang (47,6%). Proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan jenis kelamin tertinggi adalah laki-laki sebanyak 66 orang (52,4%). Proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan agama adalah Islam sebanyak 79 orang (62,7%). Proporsi tertinggi berdasarkan pendidikan adalah tidak tamat SD sebanyak 55 orang (43,7%). Proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan pekerjaan adalah Lain-lain (anak-anak dan pelajar) sebanyak 98 orang (77,8 %). Proporsi penderita epilepsi tertinggi berdasarkan status perkawinan adalah tidak kawin ( dibawah umur, pelajar) sebanyak 107 orang (84,9%). berdasarkan tempat tinggal adalah luar Medan sebanyak 78 orang (61,9%). Riwayat Keluarga berdasarkan riwayat keluarga adalah tidak ada sebanyak 117 orang (92,9%) dan terendah adalah ada riwayat keluarga sebanyak 9 orang (7,1%). Kelainan yang diwariskan sebagai penyebab epilepsi merupakan masalahmasalah subunit reseptor asetikolin nikotinat dan subunit saluran kalium dan natrium. 15 Penyakit epilepsi bukan penyakit keturunan walaupun ada diketahui penderita epilepsi dengan riwayat keluarga. Pada dasarnya epilepsi terjadi karena adanya gangguan kronik otak. Penderita epilepsi dengan riwayat keluarga bisa terjadi karena adanya persamaan struktur otak yang mengalami kelainan, sehingga beresiko untuk mengalamai bangkitan epilepsi. 16

Riwayat Trauma Kepala berdasarkan riwayat trauma kepala adalah tidak ada sebanyak 86 orang (68,3%) dan terendah adalah ada trauma kepala sebanyak 40 orang (31,7%). Sebagian besar penyebab epilepsi terjadi bukan karena adanya trauma kepala namun ada penyebab lain terjadinya epilepsi seperti adanya penyakit penyerta yang diderita. Penyakit lain yang diderita yaitu meningitis, hidrochepalus, infeksi sistem saraf pusat, enchepalophati, cerebral palsy, microensefaliti, tumor otak, stroke, penyumbatan pembuluh darah otak, perdarahan intrakranial, gangguan psikotik, skizofrenia, trauma lahir, gangguan metabolik dan hematropy cerebral. Klasifikasi Serangan Epilepsi berdasarkan klasifikasi serangan adalah Epilepsi Umum Primer sebanyak 100 orang (79,4%) dan terendah adalah Epilepsi Parsial sebanyak 26 orang (20,6%). Kejadian epilepsi parsial sering terjadi karena mengalami stroke, trauma kepala, tumor otak, gangguan metabolik dan post operasi. Penderita epilepsi parsial lebih banyak pada usia dewasa. 16 Hasil penelitian ini dapat dihubungkan dengan proporsi penderita epilepsi terendah berdasarkan umur adalah usia > 36 tahun. Frekuensi Serangan berdasarkan frekuensi serangan adalah 1-3x/hari sebanyak 83 orang (65,9%) dan terendah adalah >6x/hari sebanyak 15 orang (11,9%). Serangan yang terlalu sering akan mengakibatkan kerusakan-kerusakan sel-sel neuron yang meluas dan permanen sampai terjadi kematian akibat hipoksia jaringan otak dan peningkatan tekanan intrakranial. 5 Penderita yang mengalami aura adalah penderita yang mendapat serangan epilepsi umum primer dengan tonik klonik dan epilepsi parsial. Adanya aura dapat membantu dimana letak lokasi serangan kejang di otak. Pada serangan epilepsi umum bisa tidak didahului dengan aura karena adanya gangguan pada kedua hemisfer yang dapat menimbulkan hilangnya kesadaran secara tibatiba. 17 Tabel 2 Lama Rawatan Rata- Rata Penderita Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 Lama Rawatan Rata-Rata (hari) Mean 5,78 Standar Deviasi 4,803 95% Confidence 4,93-6,62 Interval Minimum 1 Maksimum 30 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penderita epilepsi adalah 5,78 hari ( 6 hari). Lama rawatan minimum adalah 1 hari dan lama rawatan maksimum adalah 30 hari. Penderita epilepsi yang dirawat inap dengan waktu yang lama tetap mendapatkan perawatan sampai penderita benar-benar diizinkan oleh dokter untuk pulang dan sesuai permintaan keluarga. Keadaan Sewaktu Pulang berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah pulang berobat jalan sebanyak 92 orang (73,0%) dan terendah adalah meninggal sebanyak 5 orang (4,0%). Penderita yang pulang dalam kondisi meninggal karena adanya penyakit lain yang memperberat penderita seperti tumor otak, gangguan psikotik akut, hipertensi grade 2, dan infeksi sistem saraf pusat. Aura berdasarkan aura adalah tidak ada sebanyak 67 orang (53,2%) dan proporsi penderita epilepsi yang memiliki aura sebanyak 59 orang (46,8%).

Analisa Statistik Tabel 3 Distribusi Proporsi Umur Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 Klasifikasi Total Epilepsi 0-11 Tahun 12-19 Tahun >20 Tahun f % f % f % f % Epilepsi Umum 52 52,0 27 27,0 21 21,0 100 100 Primer Epilepsi Parsial 8 30,8 6 23,1 12 46,1 26 100 X 2 = 7,060 df= 2 p= 0,029 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa proporsi umur penderita epilepsi umum primer tertinggi adalah umur 0-11 tahun sebanyak 52 orang (80,0%). Proporsi umur penderita epilepsi parsial tertinggi adalah umur 20 tahun sebanyak 12 orang (46,1). Penderita epilepsi pada usia 0-11 tahun biasanya disebabkan karena infeksi sistem saraf, kejang demam, gangguan metabolik, trauma kepala, tumor otak, cerebral palsy, meningitis, dan perdarahan intrakranial. Penderita epilepsi pada usia 20 tahun biasanya disebabkan oleh trauma kepala, tumor otak, gangguan vaskular, gangguan metabolik dan alzheimer. 16 Penderita epilepsi dengan serangan epilepsi umum primer banyak terjadi pada anak-anak dan remaja seperti serangan absence, mioklinik, tonik, dan tonik-klonik. diperoleh nilai p = 0,029 (p < 0,05) artinya ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi pada penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011 2013. Jenis Kelamin Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi Proporsi jenis kelamin penderita epilepsi umum primer tertinggi adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 51 orang (51,0%) dan epilepsi parsial tertinggi adalah berjenis kelamin laki laki sebanyak 17 orang (65,4%). Setiap orang memiliki otak dengan ambang bangkitan masing-masing apakah lebih tahan atau kurang tahan terhadap munculnya bangkitan. Epilepsi dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. 15 Menurut WHO pada tahun 2012 penderita epilepsi pada laki-laki umumnya sedikit lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. 2 diperoleh nilai p= 0,136 (p > 0,05) artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi pada penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011 2013. Pendidikan Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi Proporsi pendidikan penderita epilepsi umum primer tertinggi adalah tidak sekolah/sd/smp sebanyak 71 orang (71,0%) dan penderita epilepsi parsial tertinggi adalah tidak sekolah/sd/smp sebanyak sebanyak 15 orang (57,7%). diperoleh nilai p= 0,194 (p>0,05) artinya tidak ada perbedan yang bermakna antara pendidikan berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi pada penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011 2013.

Tabel 4 Distribusi Proporsi Pekerjaan Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Epilepsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 Klasifikasi Epilepsi Bekerja Tidak Bekerja Total f % f % f % Epilepsi Umum 17 17,0 83 83,0 100 100 Primer Epilepsi Parsial 11 42,3 15 57,7 26 100 X 2 = 7,647 df= 1 p= 0,006 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa proporsi pekerjaan penderita epilepsi umum primer tertinggi adalah tidak bekerja sebanyak 83 orang (83,0%) dan penderita epilepsi parsial tertinggi adalah tidak bekerja sebanyak sebanyak 15 orang (57,7%). Hasil penelitian ini dapat dihubungkan dengan hasil penelitian berdasarkan umur dan pendidikan penderita epilepsi yang menunjukkan umur tertinggi penderita epilepsi adalah 0-11 tahun sebesar 47,6%, pendidikan tertinggi penderita epilepsi adalah tidak tamat SD sebesar 43,6% diperoleh nilai p= 0,006 (p <0,05) artinya ada perbedan yang bermakna antara pekerjaan berdasarkan klasifikasi serangan epilepsi pada penderita epilepsi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011 2013. Frekuensi Serangan Penderita Epilepsi Berdasarkan Klasifikasi Serangan Proporsi frekuensi serangan penderita dengan epilepsi umum primer tertinggi adalah 1-3x/hari sebanyak 67 orang (67,0%) dan penderita epilepsi parsial tertinggi adalah 1-3x/hari sebanyak 16 orang (61,6%). Penderita epilepsi mengalami serangan karena adanya pencetus serangan seperti : kelelahan fisik, kurang minum, kurang tidur, cahaya, faktor makan dan minum, suara tertentu dan obat-obat tertentu. Faktor pencetus bisa dihindari supaya tidak terjadi serangan berulang. 15 Penderita epilepsi yang mengalami status epileptikus berjumlah 5 orang dengan klasifikasi serangan epilepsi umum. tidak dapat dilakukan karena terdapat 1 sel ( 16,7%) yang expected count-nya kurang dari 5. Klasifikasi Serangan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Proporsi klasifikasi serangan epilepsi berdasarkan keadaan sewaktu pulang pada pulang berobat jalan tertinggi adalah epilepsi umum primer sebanyak 75 orang (81,5%), pulang atas permintaan sendiri tertinggi adalah epilepsi umum primer sebanyak 21 orang (72,4%), meninggal tertinggi adalah epilepsi umum primer sebanyak 4 orang (80,0%). Penderita yang meninggal pada epilepsi umum primer sebesar 80% dan epilepsi parsial sebesar 20%. Penderita yang pulang dalam kondisi meninggal karena adanya penyakit lain yang memperberat penderita seperti tumor otak, gangguan psikotik akut, hipertensi grade 2, dan infeksi sistem saraf pusat. tidak dapat dilakukan karena terdapat 2 sel ( 33,3%) yang expected count-nya kurang dari 5. Kesimpulan a. Proporsi tertinggi penderita epilepsi berdasarkan sosiodemografi adalah, kelompok umur 0-11 tahun sebesar 47,6% jenis kelamin laki laki sebesar 52,4%, agama Islam sebesar 62,7%, pendidikan tidak tamat SD sebesar 43,6%, pekerjaan lain lain sebesar 77,8%, status tidak kawin sebesar 84,9%, dan tempat tinggal di luar Medan sebesar 61,9%. b. Proporsi tertingggi berdasarkan riwayat keluarga adalah tidak ada sebesar 92,9%.

c. Proporsi tertinggi berdasarkan riwayat trauma kepala adalah tidak ada sebesar 68,3%. d. Proporsi tertinggi penderita epilepsi berdasarkan klasifikasi serangan adalah epilepsi umum primer sebesar 79,4%. e. Proporsi tertinggi penderita epilepsi berdasarkan frekuensi serangan adalah 1-3x/hari sebesar 65,9%. f. Proporsi tertinggi penderita epilepsi berdasarkan aura adalah tidak ada sebesar 53,2%. g. Lama rawatan rata- rata penderita epilepsi 6 hari. h. Proporsi tertinggi penderita epilepsi berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah pulang berobat jalan sebesar 73,0%. i. Ada perbedaan yang bermakna antara umur dengan klasifikasi serangan epilepsi (p=0,029). j. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin dengan klasifikasi serangan epilepsi (p= 0,136). k. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara pendidikan dengan klasifikasi serangan epilepsi (p=0,194). l. Ada perbedaan yang bermakna antara pekerjaan dengan klasifikasi serangan epilepsi (p=0,006). Saran a. Kepada pihak RSUP H.Adam Malik Medan diharapkan untuk melengkapi pencatatan pada kartu status, seperti suku, dan faktor pencetus. Penyimpanan kartu status juga supaya lebih diperhatikan karena 16,7% kartu status tidak ditemukan. b. Kepada penderita epilepsi agar patuh minum obat sesuai anjuran dokter dan menjaga pola makan dan hidup sehat. c. Kepada masyarakat agar lebih memperhatikan kondisi kesehatan khususnya anak-anak. Daftar Pustaka 1. WHO. 2006. Neurological Disorders Public Health Challenges. Diakses 4 Mei 2014 2. WHO. 2012. Epilepsy. Fact sheet 999. Diakses 23 Maret 2014 3. Harsono. 2007. Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press. Edisi ke 7. Yogyakarta 4. Warlow,Charles. 2006. The Lancet Handbook of Treatment in Neurology. Elseiver. Edisi Internasional. London 5. Tarwoto, dkk. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Persyarafan. Sagung Seto. Jakarta 6. Shorvon, Simon. 2009. Epilepsy. Oxford University Press. United States 7. Shafer, Patricia dan Joseph Sirven. 2013. Epilepsy Statistic. www.epilepsyfoundation.org. Diakses 4 April 2014 8. Joint Epilepsy Council. Epilepsy Prevalence, Incidence and Other The Statistis.2011. www.jointepilepsycouncil.org.uk. Diakses 24 Maret 2014 9. Perdossi. 2012. Epilepsy. Perdossi.or.id. Diakses 25 Maret 2014 10. Tjandrajani, Anna, dkk.2011. Karakteristik Kasus Epilepsi di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Tahun 2008-2010. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Vol.14.No.3, Oktober 2012 11. Dinas Kesehatan Palembang. 2012. Laporan Bulanan April 2012. www.dinkes.palembang.go.id. Diakses 25 Maret 2014 12. Handayani, Nauli. 2003. Karakteristik Penderita Epilepsi Rawat Jalan di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2001-2003. Skripsi Mahasiswa FKM USU 13. Indragunawan. 2009. Karakteristik Balita dengan Kejang Demam Di RSUP Pirngadi Medan. Medan 14. Budiarto, E. 2001. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarkat. Buku Kedokteran EGC. Jakarta 15. Harsono. 2001. Epilepsi. Gadjah Mada University Press. Edisi ke 1. Yogyakarta 16. Hauser, Stephen. 2006. Harrison s Neurology Clinical Medicine. Mc.Graw- Hill. USA 17. Sunaryo, Utoyo. 2007. Diagnosis Epilepsi. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Volume I,Nomor 1 Januari 2007, 49-56