PENETAPAN ALPHA HYDROXY ACID SARI BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus L.) DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM. ISOLASI DNA, Isolasi Protein dan PCR (Elektroforesis agarose dan Acrylamic)

BAB III METODE PERCOBAAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh CHANDRA SAPUTRA PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata kunci: fasa gerak, asam benzoat, kafein, kopi kemasan, KCKT. Key word: mobile phase, benzoic acid, caffeine, instant coffee package, HPLC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

YANTI TANUWIJAYA PENGEMBANGAN METODE ANALISIS ANTIOKSIDAN BHA, BHT, DAN TBHQ DALAM MIE INSTAN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

LAPORANPRAKTIKUM AnalisaTabletVitaminCdenganHPLC (High PerformanceLiquidChromatography)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3. BAHAN dan METODE. Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT. 5. Erlenmeyer 250 ml. 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM Praktikum HPLC, Analisa Tablet Vitamin C

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Cara uji kimia-bagian 11: Penentuan residu tetrasiklin dan derivatnya dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) pada produk perikanan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

ANALISIS KANDUNGAN AKRILAMIDA DALAM UBI GORENG YANG DIJUAL DI KOTA MANADO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

RINGKASAN. Kata kunci : Optimasi; Fase Gerak; Campuran dalam Sirup; HPLC

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KADAR VALSARTAN DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Penentuan Kadar Tablet Asetosal Menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) Tiffany Sabilla Ramadhani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

Lampiran 1. Prosedur Pengujian Kadar Kurkuminoid metode HPLC (High Perfomance Liquid Chromatography)

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi,

Kata kunci : deksametason, jamu pegal linu, KCKT

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC (High Performance Liquid Chromatography)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

ANALISIS ASAM RETINOAT DALAM SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG DIJUAL BEBAS DI WILAYAH PURWOKERTO ABSTRAK

3 Metodologi Penelitian

Analisis Fisiko Kimia

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

ANALISIS PROFENOFOS DALAM KUBIS MENGGUNAKAN METODE EFFERVESCENCE-LPME DENGAN INSTRUMEN HPLC UV-Vis SKRIPSI

2. Menentukan kadar berbagai tablet Vitamin C menggunakan metoda HPLC. HPLC(HighPerfomance Liquid Cromatografi)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB II METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Analysis of Pesticide Thiametoxam Pesticide Residu Cabbage in Vegetables (Brassica oleracea var. Capitata L)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan

APLIKASI EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION UNTUK ANALISIS SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM MENTIMUN MENGGUNAKAN HPLC UV-VIS SKRIPSI

6 FRAKSINASI DAN ISOLASI PROTEIN WHEY SUSU KUDA SUMBA

Transkripsi:

Artikel Riset DOI : 10.33751/jf.v11i1.2436 FITOFARMAKA : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.11, No.1, Juni 2021 : 67-66 p-issn : 2087-9164 e-issn : 2622-755X PENETAPAN ALPHA HYDROXY ACID SARI BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus L.) DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Dimas Danang Indriatmoko 1*, Nani Suryani 2, Tarso Rudiana 2, Mila Kurniah 1 1 Program Studi Farmasi, FSFK Universitas Mathla ul Anwar, Jalan Raya Labuan KM. 23 Cikaliung, Saketi, Pandeglang, Banten, Indonesia 42273 2 Program Studi Kimia, FSFK Universitas Mathla ul Anwar, Jalan Raya Labuan KM. 23 Cikaliung, Saketi, Pandeglang, Banten, Indonesia 42273 *Email Korespondensi : dimasdanangindriatmoko@gmail.com Diterima : 30 November 2020 Direvisi : 10 April 2021 Disetujui : 27 Mei 2021 Copyright 2021 Universitas Pakuan FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License ABSTRAK Alpha Hydroxy Acid (AHA) adalah asam organik yang terdiri dari 2 (dua) rantai karbon atau lebih yang semakin panjang rantai karbonnya akan semakin besar berat molekulnya. AHA adalah kelas senyawa kimia yang sering digunakan dalam kosmetik dan dermatologi. Senyawa AHA telah dilaporkan terkandung dalam beberapa buah yaitu asam sitrat dalam jeruk dan nanas, asam glikolat dalam tebu, asam laktat dalam tomat, asam malat dalam apel dan anggur, dan asam tartrat dalam anggur. Penelitian ini dilakukan untuk menetapkan kadar AHA yang terkandung dalam buah ceremai (Phyllanthus acidus L.) menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Sari buah ceremai dikeringkan dengan metode freeze drying. Senyawa AHA dalam ekstrak kering P. acidus yaitu asam glikolat dan asam sitrat kemudian dianalisis menggunakan KCKT dengan jenis kolom Capcell PAK C18 UG120S-5 m(4,6 X 250 mm); detektor UV Vis λmaks 210 nm; kecepatan alir 0,5 ml/menit; fase gerak asam fosfat dan asetonitril dengan perbandingan 9 : 1. Hasil penetapan kadar menunjukkan bahwa kadar asam glikolat dan asam sitrat masing-masing adalah 27,8 % dan 39,8 %. Kata Kunci: AHA; freeze drying; KCKT; Phyllanthus acidus L. DETERMINATION OF ALPHA HYDROXY ACID OF CEREMAI FRUIT JUICE (Phyllanthus acidus L.) BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY METHOD ABSTRACT Alpha Hydroxy Acid (AHA) is an organic acid consisting of 2 (two) carbon chains or more, longer carbon chain would gain the molecular weight. AHA is a class of chemical compounds often used in cosmetics and dermatology. Several fruits have been reported to contain AHAs, citric acid in citrus and pineapple fruits, glycolic acid in sugar cane, lactic acid in tomatoes, malic acid in apples and grapes, and tartric acid in grapes. This research was conducted to determine the level of AHAs in ceremai (Phyllanthus acidus L.) using the High Performance Liquid Chromatography (HPLC) method. P. acidus fruit juice was dried by freeze drying method. Subsequently the AHA compounds in the dry extract of P. acidus, namely glycolic acid and citric acid, were analyzed by HPLC with Capcell PAK C18 UG120S-5 m 67

FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi, 11(1): 67-75 (4.6 X 250 mm) column type; 210 nm UV Vis detector; flow rate 0.5 ml / min; the mobile phase of phosphoric acid. The assay results showed that the levels of glycolic and citric acid were 27.8% and 39.8%, respectively. Keywords: Phyllanthus acidus L.; freeze drying; HPLC; AHA PENDAHULUAN Alpha Hydroxy Acid (AHA) adalah asam organik yang terdiri dari 2 (dua) rantai karbon atau lebih yang semakin panjang rantai karbonnya akan semakin besar berat molekulnya. Efektifitas AHA dalam kosmetik dipengaruhi oleh ph, konsentrasi dan availabilitas asam bebasnya (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2006). AHA adalah asam organik yang terdiri dari gugus karboksilat yang tersubstitusi dengan gugus hidroksil pada karbon yang berdekatan. AHA dapat terjadi secara alami sebagai komponen asam dari banyak zat nabati seperti buah-buahan tetapi juga dapat dihasilkan secara sintetis. Contoh umum adalah asam laktat, asam sitrat, atau asam glikolat (Babilas et al., 2012). Penggunaan AHA untuk sediaan kosmetik telah populer selama bertahuntahun. AHA biasanya digunakan untuk mengobati jerawat, bekas luka, melasma, hiperpigmentasi, untuk menghaluskan kulit, mengurangi efek penuaan, dan seborrhea (kulit kemerahan dan bersisik). AHA dapat mengurangi proses penuaan dengan cara meningkatkan sintesis glikosaminoglikan dan penebalan kulit (Kornhauser et al., 2010). Tanaman yang termasuk dalam genus Phyllanthus (Euphorbiaceae) menghasilkan metabolit sekunder yang bermanfaat seperti alkaloid, tanin, flavanoid, lignan, fenolat, dan terpena. P. acidus, dinamai Arbaroi di Bangladesh dan gooseberry atau star gooseberry di India, di Indonesia dikenal dengan nama ceremai. Buah ceremai berwarna kuning pucat atau putih, lilin, renyah dan berair, dan sangat asam, ditemukan di Bangladesh, India Selatan, dan negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Beberapa bagian tanaman ini telah digunakan dalam pengobatan tradisional. Akar dan bijinya bersifat katarsis. Buah ini adalah tonik hati dan pembersih darah dan digunakan dalam beberapa kondisi penyakit kuning, bronkitis, sembelit. Daunnya bermanfaat untuk mengobati demam, wasir, cacar, muntah darah, gatal-gatal, dan infeksi gusi. Beberapa sifat terapeutik termasuk aktivitas antivirus, antibakteri, pelindung saraf, antifibrosis, dan antikanker juga telah dilaporkan untuk P. acidus (Foyzun et al., 2016). Pada umumnya bagian yang sering digunakan dari pohon P. acidus adalah dari bagian akar, daun maupun biji. Buah P. acidus belum banyak dimanfaatkan sebagai obat, tetapi hanya dimanfaatkan sebagai manisan dan penyedap masakan karena rasanya yang asam (Selpiana et al., 2015). Buah P. acidus dapat dimanfaatkan sebagai obat antipiretik, antidiare, analgetik (Afrin et al., 2016), hepatoprotektor (Jain & Singhai, 2011), dan antioksidan (Andrianto et al., 2017). Berdasarkan hasil analisis menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), diketahui bahwa ekstrak kulit batang P. acidus mengandung beberapa senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan yaitu asam galat, asam elagat, asam kumarat, asam hidroksi benzoat, rutin, kuersetin, mirisetin dan luteolin (Shilali et al., 2014). Banyaknya manfaat yang diberikan oleh tanaman P. acidus dan senyawa AHA, maka pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar AHA dari sari buah P. acidus mengguakan metode KCKT. METODE PENELITIAN Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah KCKT WATERS 1525, kolom C - 18, freeze dryer Scanvac scientific, neraca analitik, alat-alat gelas laboratorium. 68

Penetapan Alpha... (Indriatmoko, D.D., dkk) Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah P. acidus L., asam sitrat p.a (Merck), asam glikolat p.a (Merck), asam fosfat p.a (Merck), asetonitril grade KCKT (Merck). Pembuatan Serbuk Sari Buah P. acidus L. Dengan Metode Pengeringan Beku freeze drying Pembuatan serbuk sari buah dilakukan dengan cara menghaluskan daging buah yang sudah dipisahkan dari bijinya, kemudian diperas menggunakan penyaring untuk memisahkan filtrat dengan residunya. Sari buah yang sudah dipisahkan selanjutnya di hilangkan airnya menggunakan freeze drying dengan suhu -5 0 C selama 24 jam (Januari & Martin, 2014). Penetapan senyawa AHA (Alpha Hydroxy Acids) Persiapan sampel dan kurva standar AHA Persiapan larutan sampel sebagai berikut: sebanyak 50 mg ekstrak ditambah 10 ml asam fosfat 2%, disonikasi selama 10 menit kemudian di saring ke labu takar 10 ml dengan kertas saring 0,22 m, ditera dengan asam fosfat 2%, disaring kembali kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur untuk diinjeksikan ke dalam alat HPLC sebanyak 50 L. Persiapan pembuatan kurva standar AHA sebagai berikut: sebanyak 10 mg asam glikolat dan asam sitrat dilarukan dalam 10 ml asam fosfat dalam gelas vial. Campuran larutan asam glikolat dan asam sitrat disebut larutan stok konsentrasi 1000 ppm. Larutan stok kemudian diencerkan menjadi larutan dengan konsentrasi 500 ppm. Beberapa konsentrasi larutan kerja 50, 100, 200, 400, 500 ppm disiapkan dengan mengencerkan larutan konsentrasi 500 ppm menggunakan asam fosfat. Larutan kerja campuran asam glikolat dan asam sitrat diperlakukan sama seperti sampel uji. Pengukuran kadar asam glikolat dan asam sitrat dengan metode KCKT Pengukuran kadar senyawa asam glikolat dan asam sitrat dengan KCKT dengan kondisi sebagai berikut: jenis kolom Capcell PAK C18 UG120S-5 m (4,6 X 250 mm); detektor UV Vis 210 nm; kecepatan alir: 0,5 ml/menit; pelarut asam fosfat dan asetonitril. Cara pengukuran kadar asam glikolat dan asam sitrat dalam sampel di awali dengan penentuan kurva senyawa standar terlebih dahulu, dan setiap konsentrasi larutan kerja senyawa standar diperoleh kurva yang menyatakan posisi puncak senyawa asam glikolat dan asam sitrat pada retention time tertentu. Nilai-nilai luas area tertinggi pada setiap konsentrasi larutan kerja tersebut kemudian dibuat kurva standar dengan menggunakan persamaan regresi linier y=ax+b pada program Microsoft Excel. Sampel dilakukan dengan prosedur yang sama dengan larutan senyawa standar. Kadar asam glikolat dan asam sitrat dihitung dengan memasukkan nilai luas area tertinggi ke dalam persamaan regresi (Kishore et al., 2013). HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Pembuatan Ekstrak Buah P. acidus L. Buah P. acidus L. Segar (g) Sari Buah P. acidus L. (ml) Serbuk Sari Buah P.a cidus L. (g) Rendemen (%) 1.700 1000 17,1 1,71 69

Luas Area FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi, 11(1): 67-75 Tabel 2. Data Hasil Penyuntikan Larutan Baku Asam Sitrat Dan Asam Glikolat Konsentrasi Asam Glikolat Asam Sitrat (ppm) Waktu Retensi (menit) Luas Area Waktu Retensi (menit) Luas Area 50 3,327 53662 2,667 306622 100 3,365 119065 2,687 353534 200 3,360 236363 2,685 570805 400 3,358 502476 2,710 846560 500 3,337 603304 2,704 1146956 Preparasi Sampel Setelah proses sortasi basah dan pencucian, selanjutnya dilakukan pemisahan antara daging buah dengan bijinya. Daging buah yang sudah dipisahkan selanjutnya diblender untuk mendapatkan ukuran partikel yang lebih kecil. Ukuran partikel yang lebih kecil akan membuat luas permukaan sampel dengan pelarut semakin besar. Kontak dengan pelarut yang semakin besar akan memudahkan pelarut untuk menarik senyawa yang terkandung dalam suatu sampel. Metode yang digunakan untuk menarik zat aktif dari buah P.acidus yaitu metode perasan dengan menggunakan blender, karena bahan uji yang digunakan tidak tahan pemanasan serta metode ini tidak membutuhkan waktu yang lama (Rusdiaman, 2018). Sari buah yang sudah dipisahkan selanjutnya dilakukan proses pengeringan menggunakan freeze dry. Keuntungan produk yang dihasilkan dari freeze drying antara lain dapat mempertahankan stabilitas produk, dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan, dapat meningkatkan daya rehidrasi (Januari & Awaludin, 2014). Proses preparasi sampel tidak menimbulkan perubahan warna dari sari buah maupun serbuk hasil dari freeze drying. Warna yang di timbulkan berwarna kuning kehijauhan sama seperti masih buah utuh. Preparasi sampel dilakukan dengan cara metode perasan yang menghasilkan data pada Tabel 1. 700000 600000 500000 400000 300000 200000 100000 0 y = 1238,6x - 6671,2 R² = 0,9987 0 100 200 300 400 500 600 Konsentrasi (ppm) Gambar 1. Kurva standar asam glikolat 70

Luas Area Penetapan Alpha... (Indriatmoko, D.D., dkk) 1400000 1200000 1000000 y = 1805,5x + 193515 R² = 0,9828 800000 600000 400000 200000 0 0 100 200 300 400 500 600 Konsentrasi (ppm) Gambar 2. Kurva standar asam sitrat Penetapan AHA (Alpha Hidroxy Acids) Identifikasi senyawa AHA pada buah P. acidus L. menggunakan dua parameter pengujian yaitu asam glikolat dan asam sitrat. Waktu retensi dan luas area larutan baku standar asam glikolat dan asam sitrat di sajikan pada Tabel 2. Kurva standar asam glikolat dapat dilihat pada Gambat 1 dan kurva standar asam sitrat dapat dilihat pada Gambar 2. Pada penelitian ini, analisis senyawa AHA dilakukan menggunakan KCKT Binary WATERS 1525, detector Waters 486 dan kolom agilent, sebagai fase gerak asam fosfat dan asetonitril dengan perbandingan 9:1. Laju alir 0,5 ml/ menit dan detektor Uv vis 210 nm. KCKT dapat memisahkan senyawa AHA dengan baik. Selain dapat dilakukan pemisahan, pada KCKT juga dapat digunakan untuk menetukan kadar secara kuantitatif. Penambahan buffer fosfat (ph 3) pada campuran fase gerak diperlukan untuk mempertahankan atau mendapatkan ph yang stabil. Fase gerak yang digunakan dalam elusi menggunakan fase terbalik, yaitu campuran antara asetonitril dengan asam fosfat dan fase diam yang digunakan adalah C18. Sistem kromatografi fase terbalik, fase diam C18 bersifat non polar sehingga pada kondisi ini apabila suatu campuran yang terdiri dari beberapa senyawa dielusi pada kolom C18 dengan fase gerak yang polar, senyawa yang relatif non polar cenderung tertahan di kolom sehingga waktu retensinya lebih panjang dibandingkan senyawa lain yang relatif lebih polar (Aulia et al., 2016). Hasil menunjukkan bahwa asam sitrat lebih polar dibandingkan asam glikolat. Asam sitrat mempunyai waktu retensi yang lebih pendek dibandingkan dengan asam glikolat sehingga lebih cepat terelusi dibandingkan dengan asam glikolat. Penggunaan kolom C18 karena senyawa AHA bersifat polar sehingga pemisahan senyawa AHA semakin baik. Pemilihan sistem HPLC dilakukan didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Kishore (Kishore et al., 2013). Tabel 3. Data Penyuntikan Dan Kadar Asam Glikolat Dan Asam Sitrat Sampel Komponen Waktu Retensi Luas Area Kadar (%) Asam Sitrat 2,737 842702 7,962 Asam Glikolat 2,994 337367 5,554 71

FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi, 11(1): 67-75 Gambar 3. Kromatogram sampel Paramater senyawa AHA yang digunakan pada penelitian ini adalah asam glikolat dan asam sitrat. Mekanisme kerja dari asam glikolat adalah mengatur pembentukan stratum korneum baru dengan mengurangi kohesi seluler antar keratinosit sehingga sel mudah terlepas dan mengurangi ketebalan stratum korneum (Marliati & Sri, 2013) sedangkan asam sitrat merupakan sumber antioksidan yang terdapat pada buah. Fase gerak sebelum digunakan disaring terlebih dahulu kemudian disonikasi selama kurang lebih 15 menit, hal ini dilakukan untuk menghilangkan partikel asing dan endapan dalam campuran yang menyebabkan penyumbatan kolom dan kerusakan pompa sedangkan sonikasi digunakan untuk menghilangkan gas-gas yang dapat mempengaruhi kerja dari detektor karena akan menghasilkan sinyal palsu (Aulia et al., 2016). A B Gambar 4. Kromatogram larutan baku asam glikolat dan asam sitrat konsentrasi 500 ppm. A. Puncak Asam Sitrat, B. Puncak Asam Glikolat 72

Penetapan Alpha... (Indriatmoko, D.D., dkk) Pembuatan larutan baku standar asam glikolat dan asam sitrat bertujuan untuk mendapatkan persamaan regresi linier yang digunakan dalam menetapkan kadar pada sampel buah P. acidus L. Kurva baku merupakan suatu kurva yang dibuat dengan membandingkan antara konsentrasi kadar dengan luas areanya. Melalui kurva baku dapat diketahui linieritas metode yang digunakan. Koefisien korelasi (r) merupakan parameter linieritas yang menggambarkan proporsionalitas respon analitik (luas area) terhadap konsentrasi yang diukur, linieritas dikatakan baik jika nilai r > 0,99 (Kurniawan & Yuniarto, 2016). Berdasarkan data kurva baku asam glikolat dan asam sitrat yang terdiri dari 5 konsentrasi yaitu 50,100, 200, 400, 500 ppm diperoleh persamaan regresi linier untuk asam glikolat y =1238,6x 6671,2 dengan nilai koefisien determinasi R 2 = 0,9987 (koefisien korelasi r = 0,9993) dan asam sitrat y = 1805,5x + 193515 dengan nilai koefisien determinasi R 2 = 0,9828 (koefisien korelasi r = 0,9914) sehingga terdapat hubungan yang proposional antara respon analitik dengan konsentrasi yang diukur karena meningkatnya konsentrasi diikuti pula oleh meningkatnya luas area yang dihasilkan. Kromatogram sampel sari buah P. acidus L. terdapat pada Gambar 3. Data hasil penyuntikan sampel serta kadar asam glikolat dan asam sitrat pada sampel terdapat pada Tabel 3. Penambahan asam fosfat pada preparasi sampel dimaksudkan untuk menghilangkan pengaruh pelarut dan untuk memastikan sampel larut atau tidak. Pada sampel terdapat zat-zat atau senyawa selain asam glikolat maupun asam sitrat yang terdeteksi oleh detektor, oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi puncak yang yang dihasilkan oleh sampel untuk memastikan bahwa puncak itu adalah puncak dari asam glikolat dan asam sitrat. Identifikasi puncak dapat dilakukan dengan membandingkan waktu retensi yang dihasilkan oleh sampel dengan waktu retensi standar asam glikolat dan asam sitrat (Weikle, 2012). Dari hasil kromatogram sampel terdapat puncak yang memiliki waktu retensi yang sama atau mendekati waktu retensi standar asam glikolat dan asam sitrat yang menunjukkan bahwa pada sampel terdapat asam glikolat dan asam sitrat yaitu untuk asam glikolat waktu retensinya 2,994 menit dan asam sitrat waktu retensinya 2,737 menit. Dari perhitungan regresi linier yang diperoleh kemudian di hitung kadar sampel di dapatkan kadar dari asam glikolat sebesar 5.554 % dan asam sitrat sebesar 7.962%. Asam glikolat telah diketahui sebagai terapi alternatif yang penting berbagai kondisi diantaranya jerawat, gangguan hiperpigmentasi, kerutan halus, melasma dan seboroik keratosis selain itu, asam glikolat dapat mengurangi perkembangan tumor kulit yang diinduksi UV dan juga sebagai agen terapeutik penting dalam mengatasi eksfoliatif kulit. Asam glikolat efektif untuk mengatasi jerawat dan menurunkan hiperpigmentasi yang banyak terjadi pada orang berkulit gelap. Kegunaan asam sitrat pada industri kosmetik digunakan untuk pengatur ph dan sebagai zat pelembab selain itu asam sitrat merupakan antioksidan yang baik (Tang & Yang, 2018). KESIMPULAN Sari buah P. acidus L. mengandung senyawa AHA yang terdiri dari asam glikolat dan asam sitrat dengan kadar asam glikolat 5.554% dan asam sitrat 7.962%. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional yang telah memberikan bantuan dana penelitian melalui Hibah Penelitian Dosen Pemula tahun anggaran 2020. DAFTAR PUSTAKA Afrin, F., Banik, S., & Hossain, M. S. (2016). Pharmacological activities of methanol extract of Phyllanthus acidus pulp. Journal of Medicinal Plants Research, 73

FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi, 11(1): 67-75 10(43), 790 795. https://doi.org/10.5897/jmpr2015.580 6 Andrianto, D., Widianti, W., & Bintang, M. (2017). Antioxidant and cytotoxic activity of Phyllanthus acidus fruit extracts. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science, 58, 1 5. https://doi.org/10.1088/1755-1315/5 Aulia, S. S., Sopyan, I., & Muchtaridi. (2016). Penetapan kadar simvastatin menggunakan kromatorafi cair kinerja tinggi (KCKT) :Review. Farmaka, 14(4), 70 78. Babilas, P., Knie, U., & Abels, C. (2012). Kosmetische und dermatologische Anwendung von Alpha- Hydroxysäuren. JDDG - Journal of the German Society of Dermatology, 10(7), 488 491. https://doi.org/10.1111/j.1610-0387.2012.07939.x Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2006). Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK. 00.06.42.0255 Tentang Petunjuk Teknis Pengawasan Alpha Hydroxy Acid (AHA) Dalam Kosmetik. https://notifkos.pom.go.id/upload/info rmasi/20170926043712.pdf Foyzun, T., Aktar, K., & Uddin, M. A. (2016). Evaluation of antioxidant, cytotoxic and antimicrobial activity of Phyllanthus acidus. International Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research, 8(11), 1751 1758. Jain, N. K., & Singhai, A. K. (2011). Protective effects of Phyllanthus acidus (L.) Skeels leaf extracts on acetaminophen and thioacetamide induced hepatic injuries in Wistar rats. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 4(6), 470 474. https://doi.org/10.1016/s1995-7645(11)60128-4 Januari, S. A., & Awaludin, M. (2014). Pengeringan bengkuang dengan sistem pengeringan beku vakum (vacuum freeze drying system). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Teknik, 1(2), 1 13. Kishore, G., Karthik, A., Gopal, S. V., Kumar, A. R., Bhat, M., & Udupa, N. (2013). Development of RP-HPLC method for simultaneous estimation of lactic acid and glycolic acid. Der Pharma Chemica, 5(4), 335 340. http://derpharmachemica.com/vol5- iss4/dpc-2013-5-4-335-340.pdf Kornhauser, A., Coelho, S. G., & Hearing, vincent J. (2010). Applications of hydroxy acids: classification, mechanisms, and photoactivity. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, 3, 135 142. https://doi.org/10.2147/ccid.s9042 Kurniawan, R., & Yuniarto, B. (2016). Analisis regresi: dasar dan penerapannya dengan R. Kharisma Putra Utama. Marliati, N., & Sri, D. (2013). Pengaruh sumber AHA berbahan dasar alami dan persentase terhadap hasil kosmetik lulur. Jurnal Tata Rias, 02(02), 9 15. Rusdiaman. (2018). Uji daya hambat perasan buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes. Media Farmasi, XIV(1), 153 157. Selpiana, Ulfa, A., & Maryam, M. (2015). Pemanfaatan Sari Buah Ceremai (Phyllanthus Acidus) Sebagai Alternatif Koagulan Lateks. Jurnal Teknik Kimia, 21(1), 29 36. Shilali, K., Ramachandra, Y. L., Rajesh, K. P., & Kumara Swamy, B. E. (2014). Assessing the antioxidant potential of phyllanthus acidus bark extracts. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 6(6), 522 531. Tang, S. C., & Yang, J. H. (2018). Dual effects of alpha-hydroxy acids on the 74

Penetapan Alpha... (Indriatmoko, D.D., dkk) skin. Molecules, 23(4), 1 12. https://doi.org/10.3390/molecules230 40863 Weikle, K. (2012). Determination of citric acid in fruit juice using HPLC. Concordia College Journal of Analytical Chemistry, 3, 57 62. 75