KARAKTERISTIK DAN MANHAJ TAFSIR MARAH LABID KARYA SYEKH NAWAWI AL-BANTANI

dokumen-dokumen yang mirip
Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam Volume VIII, No.1, , September 2016, ISSN:

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. 1. Syaikh Abu Bakar Jabir al-jazairi merupakan salah satu ulama yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

`BAB I A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu al-qur an juga merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat Islam dalam

Membahas Kitab Tafsir

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ILMU QIRAAT 1 DIPLOMA PENGAJIAN AL- QURAN DAN AL-SUNNAH 2014 MINGGU KE-3

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. sebuah cahaya petunjuk bagi mereka yang beriman. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

TOKOH: Syekh Nawawi Banten dan Beberapa Pemikiran Pentingnya 1. Biografi Singkat

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH


BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

BAB 5 KESIMPULAN. kesimpulan akan dibuat terhadap kajian kitab Tafsir Quran Marbawi beserta ketokohan

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir) ", 25

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah

MADZHAB SYAFI I. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak

Bayar Fidyah FIDYAH DIBAYAR SEKALIGUS DAN FIDYAH DENGAN UANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HASANAH DAN SAYYI AH SECARA UMUM. sebanyak 160 ayat dalam 48 surat, sedangkan kata سیي ھ yang

BAB I PENDAHULUAN. dan membacanya bernilai ibadah. Oleh karena itu, al-qur an adalah kitab suci umat

Minggu 1 DPQS TAFSIR AL-QURAN 1

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB II METODOLOGI TAFSIR, TEORI ASBABUN NUZUL, DAN TEORI MUNASABAH

IRSYAD AL-FATWA SIRI KE-208: HUKUM WANITA MEMBUKA SYARIKAT SENDIRI

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

BAB II BIOGRAFI KH. SULAEMAN

BAB I PENDAHULUAN. agama, yaitu bahasa Arab. Oleh karena itu Bahasa Arab sangat penting bagi umat Islam,

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

Memburu Malam Seribu Bulan

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh

RASM UTHMANI; HUBUNGANNYA DALAM BIDANG ILMU QIRAAT Oleh: Norazman bin Alias Abdul Muhaimin bin Ahmad Muhammad Hafiz bin Saleh

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

BAB 5 : PENUTUP. Al-Khatib al-shirbini adalah seorang yang faqih dalam mazhab al-shafi i dan

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH

METODE DAKWAH DALAM AL-QUR A<N (STUDI KOMPARATIF ATAS TAFSIR FI< Z}ILA<L AL-QUR A<N DAN TAFSIR AL-MISHBA<H{)

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya

Article Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry :

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Arab dipilih Allah SWT sebagai bahasa Al-Qur'an, hal ini dijelaskan

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

BAB II SEJARAH SINGKAT TENTANG AHMAD MUSTAFA AL-MARAGHI. A. Kelahiran Dan Wafatnya Ahmad Mustafa al-maraghi

Bab 37 Hendaknya Yang Hadir Menyampaikan Ilmu kepada Yang Tidak Hadir Ini adalah perkataan Nabi yang dinukil Ibnu Abbas

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

IRSYAD AL-HADITH SIRI KE-222: DAGING UNTA MEMBATALKAN WUDHUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

Mengapa Jumlah Ayat di Al Qur'an Menurut Para Ulama Berbeda-beda?

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

POLA PEMIKIRAN IMAM SYAFI I DALAM MENETAPKAN HUKUM ISLAM. Oleh : Drs. Abdul Karim, M.Ag (Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar)

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

RESUME. MATA KULIAH STUDI ISLAM BAB I s.d. BAB VI. oleh: Muhammad Zidny Naf an ( / TI 1C)

Mukadimah. Pengkajian

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

PUNCAK KEDUSTAAN. Publication: 1434 H_2013 M PUNCAK KEDUSTAAN. Disalin dari Majalah al-furqon No. 131, Ed.6 Th.ke-12_1434H/2012M

Bab 34 Bagaimana Cara Dicabutnya Ilmu

PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID (Bagian-2)

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

ORNAMEN MASJID AGUNG BAITURRAHMAN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Tafsir menurut bahasa berasal dari kata Al-Fasr yang berarti menjelaskan dan

Keistimewaan Membaca Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

Transkripsi:

View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by IAIDA Blokagung (Institut Agama Islam Darussalam Banyuwang): E-Journals Volume VIII, No.1, 189-201, September 2016, ISSN: 1978-4767 KARAKTERISTIK DAN MANHAJ TAFSIR MARAH LABID KARYA SYEKH NAWAWI AL-BANTANI Masnida Iinstitut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung Email: masnida@gmail.com Abstract The Qur'an is the word of Allah which contains many elements, starting with the things related to ubudiyyah mahdlah or ghairu mahdlah. To explore what is meant and desired by the Qur'an, it is a necessary tool to dissect it, that is the science of exegesis. With the science of interpretation, we are expected as a reviewer and observer of the Qur'an can understand the sciences contained in it, both the nature of khass or mujmal. The understanding and interpretation activities of the Qur'an will never be completed. Dialectics that occur also have ups and downs in conjunction with the openness, skill, and ability of an interpreter. In Indonesia, the study of Tafseer is also interesting for us to study and follow. Lots of interpreters are popping up, just a matter of Prof. Dr. Quraish Shihab with his book Tafsir al-misbah, Prof. Dr. Hasbi Ashiddiqi with his work Tafsir an-nur, and Sheikh Nawawi al-bantani with his work Tafsir Marah Labid. Tafsir Angah Labid results from the thought of Sheikh Nawawi has its own uniqueness to be studied as an ingredient in the academic insight Keywords: Characteristics, Manhaj, Labid, Al- Qur an Abstrak Al-Qur an merupakan kalam Allah yang di dalamnya mengandung banyak unsur, mulai hal yang berkaitan dengan ubudiyyah mahdlah ataupun ghairu mahdlah. Untuk mendalami apa yang dimaksud dan diinginkan oleh al-qur an, maka diperlukanlah alat untuk membedahnya, yaitu ilmu tafsir. Dengan adanya ilmu tafsir diharapkan kita sebagai pengkaji dan pemerhati al-qur an bisa memahami ilmu-ilmu yang terkandung di dalamnya, baik yang sifatnya khass ayaupun mujmal. Aktifitas pemahaman dan penafsiran terhadap al-qur an tidak akan pernah selesai. Dialektika yang terjadi juga mengalami pasang surut seiring dengan keterbukaan, kecakapan dan kemampuan seorang penafsir.di Indonesia kajian terhadap tafsir juga menarik untuk kita telaah dan ikuti. Banyak sekali penafsir yang bermunculan, sebuat saja Prof. Dr. Quraish Shihab dengan kitabnya Tafsir al-misbah, Prof. Dr. Hasbi Ashiddiqi dengan karyanya Tafsir an- Nur, dan Syekh Nawawi al-bantani dengan karyanya Tafsir Marah Labid. Tafsir Marah Labid hasil dari pemikiran Syekh Nawawi memiliki keunikan tersendiri untuk dikaji sebagai bahan penambah wawasan di dunia akademik. Kata Kunci: Karakteristik, Manhaj, Labid, Al- Qur an 192

193 A. Pendahuluan al-qur an adalah Kitabullah yang memuat banyak ajaran luhur di dalamnya. Kandungan dan rahasia yang tertuang di balik ayat-ayat al-qur an sungguh tidak bisa tertandingi. Dengan al-qur an tidak akan pernah ada kejahatan dan kemaksiatan, karena ajaran yang terdapat di dalamnya sungguh jelas yaitu sebagai rahmat bagi seluruh alam. Membaca dan mengajarkan serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari merupakan tugas ideal seorang muslim yang telah mendapatkan warisan dari baginda Rasulullah saw. Al-Qur an menurut Busyro (2009: IV-V) diwariskan kepada kita untuk dibaca, dikaji, diamalkan, dan disebarkan, sehingga ajaran yang terdapat di dalamnya membumi dalam sendi kehidupan manusia. Slogan al-qur an shalihun likulli zaman wa makan tidak hanya diyakini oleh ulama -ulama klasik, lebih dari itu ulama modern bahkan kontemporer-pun meyakini kebenaran slogan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa diskursus dan permasalahan yang ada sangkut pautnya dengan al-qur an tidak akan pernah usai untuk dibahas. Namun diibaratkan dengan samudera yang sangat luas, al-qur an menurut Suma (2001:32) tidak akan pernah selesai untuk dibahas, mulai dari aspek metododolgi, hal-hal yang bersifat ilmiah, sampai pada penafsiran. Berkaitan dengan masalah dan memahami penafsiran al-qur an, kita akan menjumpai banyak ulama klasik, modern, maupun kontemporer yang berusaha memberikan nuansa baru dalam dunia penafsiran. Dari sinilah kemudian muncul berbagai teori, gagasan, maupun konsep yang khusus merespon terhadap diskursus al-qur an. Dalam perkembangannya terkadang kita jumpai kesalahan seseorang dalam memakanai dan memahami ayat-ayat yang tertuang dalam al-qur an. Dibutuhkan pemahaman yang matang ketika kita ingin memahami makna al-qur an yang sebenarnya. Untuk meminimalisir kesalahan dalam memahami al-qur an, maka para ulama berijtihad dengan menyusun kitab tafsir yang menjelaskan arti kata dan berbagai kandungan makna al-qur an. Hal ini dimaksudkan mengurangi dampak negatif kesalahan yang dilakukan oleh kita yang pada akhirnya akan terjerumus pada kekufuran.

194 Berbagai kitab tafsir al-qur an telah ditulis oleh para ulama dengan menggunakan metode penulisan, corak dan kecenderungan yang berbeda. Sehingga dalam perkembangannya diskursus dan penafsiran terhadap al-qur an telah mengalami tiga fase, yakni: Pertama, era formatif yang berbasis pada nilai-nilai mistis. Di era ini penafsiran al-qur an menurut Nasir (2011: 14-15) terjadi pada zaman klasik, dimana yang sumber penafsiran yang mendominasi adalah bi al-ma tsur yang kental pada nalar bayani. Di Indonesia era ini terjadi sekitar abad VIII sampai pada abad XV M. Kedua, era afirmatif yang berbasis pada nalar ideologis yang terjadi pada abad pertengahan. Era ini pada awalnya muncul karena tidak puas terhadap sumber penafsiran bi al-ma tsur yang belum menyentuh pada kehidupan sosial. Untuk konteks Indonesia era ini terjadi pada abad ke-xvi sampai pada abad XVIII. Dan ketiga adalah era reformatif yang berbaisis pada nilai kritis. Era ini muncul pada abad XX-XXI (abad ini). Kajian tafsir pada masa ini menurut Zuhri (2014:5-8) muncul karena munculnya kegelisahan sosial, yaitu banyaknya problem actual yang muncul dalam kehidupan sosial, akan tetapi belum bisa diselesaikan dengan mengatasnamakan agama. Sehingga al-qur an muncul untuk memberikan pencerahan. Ulama tanah air (nusantara) juga turut berkontribusi dalam memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang tafsir al-qur an. Sebut saja misalnya Syaikh Muhammad Nawawi al-bantani al-jawi dengan Kitab Marah Labid, KH Bisri Musthofa dengan Kitab al-ibriz, Hasbi al-shiddiqie dengan al-nur, Quraish Shihab dengan al-mishbah. Kali ini penulis akan menyajikan uraian tentang kitab Marah Labid karya Syaikh Muhammad Nawawi al-bantani al-jawi. Kitab ini menarik untuk dibahas karena meskipun ditulis oleh ulama yang asli kelahiran Indonesia, akan tetapi kitab ini ditulis dengan menggunakan bahasa Arab, karena itu, kitab ini tidak hanya dikaji di Indonesia saja, akan tetapi di negara-negara lain juga, khususnya di Timur Tengah. B. Biografi Syekh Nawawi al-jawi Muhammad Nawawi al-jawi dalam Ensiklopedia Islam (2006:20-23), pengarang kitab tafsir Marah Labid mempunyai nama lengkap Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi, dan ia disebut juga Muhammad Nawawi al-bantani.

195 Di kalangan keluarganya, Syaikh Nawawi al-jawi dikenal dengan sebutan Abu Abd al-mu ti. Beliau dilahirkan di Tanara, Serang, Banten pada tahun 1815 M/1230 H. Pada tanggal 25 Syawwal 1314 H, Nawawi menghembuskan nafas terakhir di usia 84 tahun. Ia dimakamkan di Ma la, dekat makam Khadijah. Beliau wafat ketika sedang menyusun sebuah tulisan yang menguraikan dan menjelaskan kitab Minhaj al-thalibin karya Yahya bin Syaraf bin Mura bin Hasan bin Husain. Sebagai tokoh kebanggaan orang Islam di Jawa, khususnya Banten, umat Islam di desa Tanara, Banten setiap tahun di hari Jum at terakhir bulan Syawal selalu diadakan acara haul untuk memperingati jejak peninggalannya. Ayahnya bernama KH Umar bin Arabi, seorang ulama dan penghulu (pemimpin masjid) di Tanara, Banten. Ibunya, Zubaidah, penduduk asli Tanara. Dari silsilah keturunan ayahnya, beliau merupakan keturunan kesultanan yang ke- 12 dari Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati, Cirebon), yaitu keturunan dari putra Maulana Hasanuddin (Sultan Banten I) yang bernama Sunyararas (Taj al- Arsy). Nasabnya bersambung dengan Nabi Muhammad saw melalui Imam Ja far al-shadiq, Imam Muhammad al-baqir, Imam Alî Zayn al- Abidîn, Sayyiduna Husain, lalu Fathimah al-zahra`. Syaikh Nawawi terkenal sebagai salah seorang ulama besar di kalangan umat Islam internasional. Beliau dikenal melalui karya-karya tulisnya. Beberapa julukan kehormatan dari Arab Saudi, Mesir, dan Suriah diberikan kepadanya, seperti Sayid Ulama al-hijaz, Mufti, dan Fakih. Sejak kecil, Syaikh Nawawi telah mendapat pendidikan agama dari orang tuanya. Mata pelajaran yang diterimanya antara lain bahasa Arab, fikih, dan ilmu tafsir. Selain itu beliau juga belajar kepada Kiai Sahal di daerah Banten dan Kiai Yusuf di Purwakarta. Pada usia 15 tahun ia pergi menunaikan ibadah haji ke Makkah dan bermukim di sana selama 3 tahun. Di Makkah beliau belajar kepada beberapa orang syaikh yang bertempat tinggal di Masjid al-haram, seperti Syaikh Ahmad Nahrawi, Syaikh Ahmad Dimyathi, dan Syaikh Ahmad Zaini Dahlan. Beliau juga pernah belajar di Madinah di bawah bimbingan Syaikh Muhammad Khatib al-hanbali. Sekitar tahun 1248 H/1831 M beliau kembali ke Indonesia. Tapi, setelah 3 tahun berada di Tanara, beliau kembali lagi ke Mekkah karena

196 situasi politik yang buruk (penjajahan) dan tidak pernah kembali lagi ke Indonesia. Setelah kurang lebih 30 tahun mendalami pengetahuan agama, beliau kemudian mengajar di Masjid al-haram. Murid-murid beliau berasal daro berbagai penjuru dunia, beberapa di antaranya dari Indonesia antara lain KH Khalil (Bangkalan), KH Asy ari (Bawean), KH Hasyim Asy ari (Jombang). Dalam bidang syariat, beliau mendasarkan pandangannya pada al-qur an, hadis, ijma, dan qiyas, sesuai dengan dasar-dasar yang dipakai Imam Syafi i, karena memang dalam masalah fiqh, beliau mengikuti Mazhab Syafi i. Syaikh Nawawi mempunyai karya yang cukup banyak. Menurut suatu sumber, ia mengarang kitab sekitar 115 buah, sedangkan menurut sumber lain sekitar 99 buah, yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu agama. Dan dari sekian banyaknya karya beliau, beberapa keistimewaan telah ditemukan oleh para peneliti, di antaranya kemampuan menghidupkan isi karangan sehingga dapat dijiwai oleh pembacanya, pemakaian bahasa yang mudah dipahami sehingga mampu menjelaskan istilah-istilah yang sulit, dan keluasan isi karangan. Buku-buku karangan beliau juga banyak digunakan di Timur Tengah. C. Kitab Marah Labid Karakteristik Kitab ini dalam Nawawi (tt.:2) dinamakan Marah Labid li Kasyfi Ma na Qur an Majid, atau dikenal juga dengan Marah Labid-Tafsir al- Nawawi/ al-tafsir al-munir. Ditulis oleh Muhammad Nawawi al-jawi (tt.:475) dengan menggunakan bahasa Arab, berjumlah 2 jilid, dan ditulis dengan metode penafsiran tahlily dan tertib mushafi. Kitab ini selesai ditulis pada tahun 1305 H. Kitab tafsir ini menurut Ali (1414 H.:840-841) adalah salah satu dari 17 kitab tafsir yang diklasifikasikan Ali Ayazi dalam kumpulan kitab yang menyertakan riwayat israiliyat. Penulis tidak memulai kitab tafsirnya dengan muqaddimah tentang ulum al-qur an, bahkan beliau menuturkan alasan menulis kitab ini, dan sumber-sumber penulisannya, yaitu kitab-kitab sufi dan riwayat (ma thur) dan ra yi, yaitu kitab al-futuhat al-ilahiyah (karya

197 Sulaiman al-jamal w. 970), Mafatih al-ghaib (karya Fakhru al-din al-razi w. 1209), al-siraj al-munir (karya al-syirbini w. 1570), Tanwirul Miqbas (karya Fairuzzabadi 1415), dan Tafsir Abi Su ud (karya Ibn Su ud w. 1574) seperti dalam keterangan Nawawi juz 1-2.. Pada juz pertama kitab ini dimulai dari Surah al-fatihah sampai surah al-kahfi, sedangkan juz kedua dimulai dari Surah Maryam sampai Surah al- Nas.Dalam kitab ini menurut Ali (1414 H.:648), tidak ditemukan adanya kecenderungan pada tasawuf atau tafsir Isyari, Syaikh Nawawi sepakat pada teori-teori umum yang meliputi kaidah-kaidah lafadz dan makna, dan ia mengacu pada penjelasan bahasa atau al-manhaj al-kalamy. Hal yang unik dari kitab ini menurut Mas ud (2006:53-54) adalah adanya banyak cerita yang mengherankan, dan banyaknya khabar tentang asbab al-nuzul. Dalam penjelasannya, tafsir ini lebih mudah dipahami daripada kitab tafsir yang lain, pembahasannya sederhana dan pembahasannya tidak terlalu jauh dari konteks ayat, atau bisa disebut juga dengan metode penafsiran secara ijmaly (global) dan berkarakteristik kebahasaan. Adapun kecenderungan corak penafsirannya adalah termasuk penganut ahlu al-sunnah wa al-jama ah dalam bidang teologi dan dalam bidang fiqh mengikuti madzhab Syafi i. Dalam bidang fiqh, syaikh Nawawi terlihat lebih detail dalam penafsirannya, namun ia tidak terlibat dalam diskusi panjang masalah furu dan tidak melakukan istidlal. Maka dapat disimpulkan bahwa penafsiran Syaikh Nawawi berkecenderungan pada fiqh, karena ketika menjelaskan ayat yang berkaitan dengan fiqh, ia terlihat lebih detail. Hal yang menarik juga dari kitab ini adalah adanya nuansa sufistik. Di beberapa tempat terlihat sejumlh ayat yang ditafsirkan mirip dengan penafsiran yang dilakukan ahli tasawuf. Asmawi dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa Syaikh Nawawi seperti keterangan dalam kitab tersebut Juz 1 hal. 178 adalah termasuk pengikut tarikat Qadariyyah. Hal ini terlihat dalam penafsiran surah al-a raf ayat 205 yag berisi tentang dzikir. Berkaitan dengan tasawuf ini bisa dilihat dalam tafsir alif, laam, raa ia mencoba mengungkap rahasia di balik huruf di awal beberapa surah al-

198 Qur an. Contohnya ketika menafsirkan lafadz Alif, Lam, Mim yang terdapat di awal pembukaan Surat al-baqarah: Imam Syu bah berkata bahwa lafadz Alif, Lam, Mim dah huruf (الم) hija iyyah lainnya semisal: Tha Ha, Ya Sin, Nun dan lain-lain adalah bagian dari kemu jizatan al-qur an yang hanya diketahui oleh Allah swt. Kita hanya mengimani secara dzahirnya saja, termasuk faidah dari membaca awal-awal surat itu adalah bertambahnya keimanan kita kepada Allah yang maha kuasa. Di dalam semua kitab terdapat rahasia. Abu Bakar berkata: Rahasia Allah yang terdapat dalam al-qur an adalah ayat aatau bacaan yang terdapat di awal-awal tiap surat. Akan tetapi tidak semua Mara>h Labi>d membiarkannya begitu saja huruf-huruf muqhata ah tidak ditafsirkan, ditempat yang berpisah dia juga menafsirkan huruf-huruf di awal surat dengan berpedoman pada pendapat ulama. 1. Manhaj Dalam kitabnya, Syaikh Nawawi memulai dengan menyebutkan nama surah, makkiyah/madaniyah-nya, jumlah ayat, kalimat dan hurufnya, kemudian beliau memulai tafsirnya kalimat per-kalimat, dengan ungkapan yang sederhana dan kalimat yang jelas. Beliau juga menyebutkan qira at dan riwayat dari tabi in dan lainnya, dengan tanpa men-tarjih-nya, menyebutkan riwayat-riwayat ma tsur dengan tanpa menyebutkan sanadnya, atau petunjuk darimana ia mengambilnya, dan tidak membedakan antara shahih dan dla if-nya, karena itu kitab ini tidak selamat dari riwayat israiliyat, cerita-cerita maudlu. 2. Keistimewaan Sekilas ketika melihat cara penafsiran dan bentuk penulisan kitabnya, kitab Marah Labid ini hampir mirip dengan kitab Tafsir Jalalain karya Imam Jalaluddin al-mahally dan Imam Jalaluddin al-suyuthi, akan tetapi kitab yang juga banyak dipelajari di pesantren ini mempunyai keistimewaan tersendiri. Kekhasan dari kitab ini adalah penyebutan makna surah dan nama-namanya, serta menjelaskan tema-temanya. Misalnya ketika menyebut Surah al-kafirun, Syaikh Nawawi berkata: disebut juga dengan surah al-munabadzah, atau al-mu abadah, dan ketika menyebut

199 Surah al-ikhlas, maksudnya adalah ikhlas beribadah, dan surah itu disebut juga surah al-muqasyqasyah, yang artinya terbebas dari kemunafikan, seperti keterangan Ali (1414 H.:641). Secara keseluruhan, Ali Iyazi menilai kitab ini sebagai kitab yang pantas dijadikan referensi karena kitab ini adalah kitab tafsir yang berkualitas. 1. Contoh Penafsiran Berikut ini beberapa contoh penafsiran dalam kitab tafsir Marah Labid karya Syaikh Nawawi al-jawi Juz 1 halaman 47: )وأتبعوا ما تتلوا الشياطني على ملك سليمان(: أي تكذيب الشياطني على ملك سليمان من البحر وكانت الشياطني بذلك يشعر فلم ملكو نزع ملا كرسيو حتت دفنتو سليمان فلما مات استخرجوه وقالوا ملككم امنا للناس سليمان هبذا فتعل موه. وأقبلوا على تعل مو ورفضوا كتب أنبيائهم وفشت املالمة على سليمان فلم تزل ىذه حاهلم حىت بعث اهلل تعاىل حممدا صلى اهلل عليو وسلم اهلل عليو وأنزل براءة سليمان ومدة نزع ملكو أربعون يوما وسبب ذلك أ ن زوجاتو إحدى عبدت صنما أربعني اجلنة. يوما وىو ال يشعر هبا فعاقبو اهلل تعاىل بنزع ملكو أربعني يوما وذلك أ ن ملكو كان ىف خامتو وىو من Syaikh Nawawi adalah termasuk pengikut ahl al-sunnah wa al-jama ah. Berikut ini contoh penafsiran khas ahl al-sunnah wa al-jama ah dalam masalah keyakinan ilmu Kalam, yaitu ru yah, al- arsy, dosa-dosa besar, paksaan (al-jabr), ikhtiyar, dll. Dalam permasalahan terkait ru yah pada juz 1 halaman 255, dalam menafsiri surah al-an am: 102, beliau berkata: )التدركو األبصار( اي التراه األبصار ىف الدنيا وىو تعاىل يراه املؤمنون ىف األخرة لقولو صلى اهلل عليو وسلم: )سرتون ربكم كما ترون القمر ليلة البدر وال تصامون ىف وؤيتو(. فالتشبيو واقع ىف تشبيو الرؤية بالرؤية ىف الوضوح ال ىف تشبيو املرئي باملرئي... وروي أن الصحابة اختلفوا ىف أ ن النيب صلى اهلل عليو وسلم: )ىل رأى اهلل تعاىل ليلة املعراج أو ال ومل يكفر بعضهم بعضا هبذا السبب وما نسبو اىل الضاللة. وىذا يدل على أهنم كانو جممعني على أنو ال امتناع عقال ىف رؤية اهلل تعاىل(. Beliau juga menampilkan hukum-hukum fiqih dan mengikuti mazhab Sya fi i dalam pendapat-pendapatnya, tanpa memberikan uraian dalam pengambilan dalil (istidlal), menjelaskan pendapat-pendapat, dan

200 menyebutkan cabang-cabangnya, dan tanpa ada fanatisme pada mazhab empat yang lain dalam doktrin ahlu al-sunnah. Misalnya ketika menafsiri surah al-ma idah ayat 5, dalam memperbolehkan menikahi ahlu kitab (Ali, 1414 H.: 643): )أىل الكتاب( ىن لكم أيضا وإن ك ن حربيات قال الكثري من الفقهاء إمنا ل نكاح الكتابية الىت دانت بالتوراة واإلجنيل قبل نزول القرآن خرج عن حكم الكتاب وىذا مذىب اإلمام الشافعي رضي اهلل عنو وأما أىل املذاىب الثالثة فلم يقولوا هبذا التفصيل بل أطلقوا القول بعد نسخو. وحل التزو ج من نسائهم ولو دخلوا ىف دين أىل الكتاب ل أكل ذبائح أىل الكتاب D. Kesimpulan Kitab tafsir Marah Labid karya syaikh Nawawi ini terdiri dari dua jilid. Karakteristiknya adalah kebahasaan dan metode yang digunakan adalah ijmaly dan penulisannya menggunakan tertib mushafi. Sedangkan kecenderungannya adalah fiqh dan tasawuf Kitab tafsir Marah Labid ini adalah termasuk kitab yang sederhana dan jelas, penulisnya memerhatikan lafadz-lafadznya, yaitu selama tidak keluar dari konteks (siyaq al-lafadz), menerangkan madlul ayat dan tafsirnya, juga menyebutkan qira at, dan riwayat-riwayat ayat tersebut, atau asbab nuzul-nya. Daftar Pustaka Al-Jawi, Muhammad Nawawi. Marah Labid-Tafsir al-nawawi. Juz 1-2. tt. Surabaya: al-hidayah. Ayazi, Muhammad Ali. al-mufassirun; Haya tuhum wa Manhajuhum. 1414. Teheran: Wizarat al-thaqafah wa al-irsyad al-isla>mi Busyro Karim, Abuya. 2009.Tafsir al-asas; Kandungan dan Rahasia dibalik Firman-Nya. Surabaya: Muara Progresif. Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. 1997. Ensiklopedi Islam. Cet. 4. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve. Hasan, Muhammad Shalih. 2010. Ya juj wa Ma juj fi al-qur an: Dirasah Tahliliyah Naqdiyah li Tafsir Marah Labid li al-syaikh Nawawi al- Bantani.. Surabaya: IAIN Sunan Ampel. Skripsi Tak Terpublikasikan. Mas ud, Abdurrahman. 2006. Dari Haramain ke Nusantara. Jakarta: Prenada Media Grup. Mustaqim, Abdul. 2008. Pergeseran Epistimologi Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nasir, Ridlwan. 2011. Perspektif Baru Metode Tafsir Muqa>rin Dalam Memahami al-qur an. Surabaya: Imtiyaz.

201 NZ, Zidni Ilman. 2006. Sifat Tuhan dalam Pemikiran Syaikh Nawawi al-bantani. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Skripsi Tak Terpublikasikan. Suma, Amin. 2001. Studi Ilmu-Ilmu al-qur an 2. Jakarta: Pustaka Firdaus. Zuhri, Nurdin. 2014. Pasaraya Tafsir Indonesia; Dari Kontestasi Metodologi Hingga Kontekstualisasi. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.