PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Sudariyanti, Yustina, Nursal Phone:

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpendapat

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

Rusdel Syam, Rini Dian Anggraini, Jalinus No. HP.

Seminar Nasional Fisika 2012 Jakarta, 9 Juni Intan Irawati. 1. Pendahuluan

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

ABSTRACT. Candra Rian Irawan 1 & Slamet Priyanto 2 1 & 2

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

Fandi Ahmad* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TEAM QUIZ SISWA KELAS V SDN 42 PALEMBANG

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99

Lilia Mutiara *) Susda Heleni dan Kartini **) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS LKS TERSTRUKTUR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

Dwi Astuti 1, Titi Solfitri 2, Susda Heleni 3 Kontak :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Novela Nariska Putri Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

Improving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

ISSN Oleh. (I Dewa Made Warnita) Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Selemadeg

Transkripsi:

Indonesian Journal of Educational Development Volume 2 Nomor 1, Mei 2021 DOI: 10.5281/zenodo.4781885 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA I Komang Gede Sudarsana SMP Negeri 1 Bebandem, Karangasem, Bali; komangwisesa63@gmail.com Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Bebandem Tahun Pelajaran 2019/2020 berjumlah 20 orang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa perempuan sedangkan objek dari penelitian ini adalah hasil belajar matematika. Data hasil belajar dikumpulkan dengan tes selanjutnya dianalisis berdasarkan daya serap dan ketuntasan belajar. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah daya serap siswa mencapai 72% dengan ketuntasan belajar 85%. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan memberikan hasil yang sangat menggembirakan. Pada siklus I daya serap yang dicapai siswa 76,50% dengan ketuntasan 75,00% dan pada siklus II daya serap yang dicapai siswa 80,50% dengan ketuntasan 85,00%. Dari hasil tersebut dapat diketahui ada peningkatan daya serap sebesar 4,00% dan peningkatan ketuntasan belajar sebesar 10,00%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Bebandem Tahun Pelajaran 2019/2020. Kata kunci : Hasil Belajar, Matematika, Pembelajaran kooperatif Tipe STAD Abstract. This research is a classroom action research which is conducted with the aim of improving student learning outcomes in mathematics through the application of the STAD type cooperative learning model. The subjects of the study were 20 students of class IX G SMP Negeri 1 Bebandem in the academic year 2019/2020, consisting of 12 male students and 8 female students, while the object of this study was the result of learning mathematics. The learning outcome data were collected by means of tests and then analyzed based on the learning achievement and learning mastery. The indicator of success in this study is that students achieve 72% learning achievement with learning mastery 85%. This research was conducted in two cycles and gave a very thrilling results. In cycle I, the learning achievement achieved by students is 76,50% with learning mastery 75,00% and in cycle II the learning achivement achieved by students is 80,50% with learning mastery 85,00%. From these results it can be seen that there is an increase in the learning achievement capacity of 4,00% and an increase in learning mastery by 10,00%. Based on the results obtained, it can be concluded that the application of the STAD type cooperative learning model can improve the mathematics learning outcomes of class IX G students of SMP Negeri 1 Bebandem in the academic year 2019/2020. Keywords: Learning Outcomes, Mathematics, STAD Type Cooperative Learning ISSN 2722-1059 (Online); ISSN 2722-3671 (Print) 176

PENDAHULUAN Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar dalam pemerolehan Ilmu pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 pembelajaran diartikan sebagai suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Ahmad (2015) menyatakan bahwa pembelajaran adalah bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan Ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Sedangkan Eveline dan Hartini (2011) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah, dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan serta pelaksanaannya terkendali dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap pada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan rutin di sekolah dan setiap guru pasti menginginkan pembelajaran yang dilaksanakannya berjalan dengan menyenangkan sehingga siswa antusias dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, siswa diharapkan mampu memahami materi pembelajaran dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Namun kenyataannya dalam pembelajaran khususnya pembelajaran matematika banyak ditemukan permasalahan di antaranya siswa tidak menyenangi pelajaran matematika, siswa menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan, siswa tidak mau terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran cenderung didominasi oleh guru dengan menjelaskan materi, memberikan contoh soal kemudian guru menugaskan siswa untuk mengerjakan latihan di buku paket atau LKS. Semua hal tersebut tentu berdampak pada perolehan hasil belajar siswa khususnya hasil belajar matematika yang relatif masih rendah artinya banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan. Berdasarkan hasil observasi dan refleksi yang dilakukan, ternyata pembelajaran matematika pada siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Bebandem tahun pelajaran 2019/2020 belum berjalan optimal. Hasil observasi menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika siswa terlihat kurang siap mengikuti kegiatan pembelajaran, ketika proses pembelajaran berlangsung siswa hanya melihat, mendengar, dan mencatat penjelasan guru sehingga kegiatan belajar lebih banyak didominasi oleh guru dengan menjelaskan materi, memberikan contoh soal kemudian menugaskan siswa mengerjakan latihan soal. Keterlibatan siswa dalam menemukan konsepkonsep dari materi yang dipelajari sangat kurang. Siswa terlihat tidak berani bertanya kepada guru ketika ada soal yang diberikan guru dan tidak bisa diselesaikan, siswa juga jarang mau berdiskusi dengan teman-temannya. Pembelajaran yang demikian tentu menyebabkan hasil belajar siswa kelas IX G dalam pelajaran matematika relatif masih rendah dan masih di bawah ISSN 2722-1059 (Online); ISSN 2722-3671 (Print) 177

KKM yang ditetapkan. Pada materi statistika dan peluang daya serap yang dicapai siswa adalah 70,75% dengan ketuntasan belajar 65,00%. Hasil yang diperoleh ini sudah tentu jauh dari harapan dan diperlukan suatu upaya untuk memperbaikinya. Untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika pada siswa kelas IX G maka peneliti sekaligus guru yang mengajar matematika di kelas tersebut akan menerapkan salah satu dari model-model pembelajaran yang ada. Model pembelajaran yang akan diterapkan adalah model pembelajaran yang memiliki karakteristik yaitu: (1) model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, (2) model pembelajaran yang dapat membangun interaksi yang komunikatif antara siswa dengan siswa, juga antara siswa dengan guru, (3) model pembelajaran yang memungkinkan siswa saling membantu, saling berbagi, dan saling bekerja sama dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, dan (4) model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengerjakan soal-soal baik secara individu ataupun secara bersama-sama dengan temannya. Dari berbagai model pembelajaran yang ada, salah satu model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model ini dipilih karena didasari dengan pemikiran bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga siswa mendapat pengalaman langsung dalam menemukan konsep-konsep dari materi yang dipelajari. Selain itu penerapan model ini akan memberikan kesempatan pada siswa untuk saling bekerja sama atau berkolaborasi dalam mengerjakan tugastugas yang diberikan oleh guru, siswa juga diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas sehingga siswa akan menjadi lebih ingat dan memahami konsep dari materi yang dipelajari. Hal ini sejalan dengan pendapat Widana (2017) yang menyatakan bahwa siswa seharusnya diberikan kesempatan agar aktif dalam proses pembelajaran dengan belajar kooperatif kolaboratif, dengan siswa lain melakukan proses ilmiah untuk membangun sendiri konsep-konsep matematika. Lindayani (2011) juga menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi guna mencapai prestasi yang maksimal. Selanjutnya Warsono & Hariyanto (2013) menyatakan bahwa pembelajaran STAD mendorong siswa untuk terbiasa dalam bekerjasama dalam tim dan saling membantu dalam menyelesaikan suatu masalah. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran berdasarkan teori konstruktivisme dan memiliki ciri-ciri yaitu ada penyajian materi, siswa belajar dalam kelompok kecil, ada kuis, dicari skor perkembangan individu dan ada penghargaan kelompok (Trianto, 2011). Sedangkan Isjoni (2012) menyatakan bahwa STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan pembelajaran yang paling baik bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Slavin (2010) menyatakan ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. ISSN 2722-1059 (Online); ISSN 2722-3671 (Print) 178

Eka Adnyana (2020) menyatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Guru bertugas membagi siswa dalam kelompok yang mana tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa dengan kemampuan yang heterogen. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa dapat saling membagi kemampuan, saling menyampaikan pendapat, saling bekerjasama dan saling membantu dalam belajar sehingga akan tercipta interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru. Pembelajaran yang demikian tentu akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Roestiyah (2001) menyatakan kelebihan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah (1) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah, (2) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah, (3) dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdikusi, (4) dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya, (5) para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam berdiskusi, (6) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain. Selain memiliki kelebihan pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kekurangan. Menurut Yurisa (2010) kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah (1) siswa tidak terbiasa dengan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) alokasi waktu kurang mencukupi, (3) guru mengalami kesulitan dalam menciptakan situasi belajar kooperatif, (4) siswa kurang dapat bekerjasama dengan orang yang tidak akrab, (5) adanya dominasi dari siswa yang pandai. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka diperlukan suatu persiapan dan perencanaan yang matang sebelum model pembelajaran tersebut dilaksanakan di kelas. Hasil kegiatan belajar dikenal sebagai hasil belajar. Terkait dengan hasil belajar, tentu tidak bisa lepas dari suatu proses pembelajaran yang secara simultan melibatkan berbagai komponen seperti materi pelajaran, sarana prasarana, juga lingkungan belajar. Dalam memadukan komponenkomponen tersebut supaya terjadi suatu perubahan pada diri siswa, baik perubahan dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor maka diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa juga sesuai dengan karakteristik materi yang dibelajarkan (Sudiarta & Widana, 2019). Seorang guru tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila tidak menguasai materi pelajaran juga tidak memahami karakteristik siswa. Demikian pula siswa tidak akan dapat berhasil dengan baik dalam memahami materi pelajaran apabila siswa tidak terlibat secara aktif dalam menemukan konsep-konsep dari materi yang dipelajari tersebut. Oleh ISSN 2722-1059 (Online); ISSN 2722-3671 (Print) 179

karenanya sebagai guru perlu mengupayakan suatu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Rusman (2013) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa tersebut mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sejalan dengan pendapat ini Rusmono (2012) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Terkait dengan hasil belajar siswa Sudjana (2016) menyatakan bahwa hasil belajar siswa merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti kegiatan belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa merupakan perwujudan output suatu proses yang tidak bisa terlepas dari input proses tersebut. Proses belajar dan hasil belajar saling berkaitan satu dengan yang lainnya karena hasil belajar merupakan akibat dari proses belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Dimyati dan Moedjiono (2013) yang menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar. Juliana et al (2017) menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu (1) faktor internal dan (2) faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang datang dari dalam diri siswa antara lain minat, bakat, motivasi, kecerdasan atau intelegensi. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh minat yang dimiliki, bakat yang merupakan suatu kemampuan yang dimiliki siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan, moivasi adalah suatu kekuatan yang ada pada diri siswa yang dapat mempengaruhi tingkah laku untuk melakukan kegiatan yang menjadi tujuan, kecerdasan atau intelegensi adalah kemampuan dasar yang dibawa sejak lahir dan sangat menentukan kualitas belajar. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajarnya. Faktor eksternal yang dimaksud meliputi guru, metode, kurikulum, sarana prasarana, dan lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peranan yang sangat penting, dan guru harus mampu mengupayakan situasi dan suasana belajar yang aman, nyaman, inovatif, kreatif, dan menyenangkan sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga akan berdampak pada peningkatan hasil belajar yang diperolehnya. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Bebandem Tahun Pelajaran 2019/2020? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Bebandem Tahun Pelajaran 2019/2020 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu (1) ISSN 2722-1059 (Online); ISSN 2722-3671 (Print) 180

perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi dan evaluasi, (4) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bebandem, Karangasem, Bali pada semester ganjil dari bulan Juli 2019 sampai dengan Desember 2019. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Bebandem Tahun Pelajaran 2019/2020 berjumlah 20 orang siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah hasil belajar matematika. Pemberian tindakan dan pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan dari bulan Agustus 2019 sampai dengan September 2019. Data hasil belajar siswa dikumpulkan dengan tes. Tes yang digunakan adalah tes soal pilihan ganda, terdiri dari 20 butir soal dengan empat pilihan jawaban. Tes disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga validitas isi dari tes tersebut memenuhi syarat karena materi tes merupakan bahanbahan representatif dari materi yang diberikan selama pembelajaran berlangsung, dengan demikian kualitas tes sebagai alat ukur keberhasilan belajar siswa dapat dikatakan baik. Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis berdasarkan daya serap dan ketuntasan belajar. Untuk menentukan keberhasilan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini maka ditetapkan indikator keberhasilan. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah daya serap yang dicapai minimal 72% dengan ketuntasan belajar minimal 85%. Indikator ini didasarkan atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran matematika pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bebandem tahun pelajaran 2019/2020 yaitu 72 (Buku kurikulum SMPN 1 Bebandem). Prosedur Penelitian Siklus I Perencanaan, pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan diantaranya menyiapkan materi, menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model kooperatif tipe STAD, menyiapkan lembar diskusi kelompok dan lembar observasi, menyusun soal-soal yang akan digunakan untuk evaluasi akhir siklus I. Tindakan, tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam empat kali pertemuan, dengan rincian tiga kali pertemuan untuk pemberian tindakan dan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes evaluasi. Pada setiap pertemuan kegiatan yang dilakukan adalah guru mengucapkan salam, mengabsen kehadiran siswa, mengisi jurnal kelas, penyampaian model pembelajaran yang digunakan yaitu model kooperatif tipe STAD, penyampaian materi, pengelompokan siswa dimana tiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa dengan kemampuan yang heterogen, pembagian lembar kerja siswa (lks), pengerjaan lembar kerja siswa, presentasi hasil kerja kelompok di depan kelas, pemberian tanggapan oleh kelompok lain, membuat simpulan, guru dan siswa melakukan refleksi, guru menutup kegiatan pembelajaran. Materi pada pertemuan pertama adalah bilangan berpangkat, materi pertemuan kedua adalah perkalian pada perpangkatan, materi pertemuan ketiga adalah pembagian pada perpangkatan. Pertemuan keempat dilaksanakan tes evaluasi akhir siklus I. Observasi dan Evaluasi, observasi dilakukan selama pemberian tindakan pada siklus I dengan tujuan untuk mendapatkan data terkait penerapan model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran matematika. Evaluasi untuk mengetahui daya serap dan ketuntasan belajar yang dicapai siswa maka di akhir siklus I siswa diberikan tes. Refleksi, tahap refleksi dilakukan di akhir ISSN 2722-1059 (Online); ISSN 2722-3671 (Print) 181

siklus. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar memperbaiki dan menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus II. Kekurangan-kekurangan pada siklus I menjadi pertimbangan dalam menentukan tindakan pada siklus II yang akan dilakukan. Siklus II Siklus II dilaksanakan mengacu pada hasil refleksi siklus I. Tindakan yang diberikan pada siklus II merupakan perbaikan dan penyempurnaan dari tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Tahapan yang dilakukan pada siklus II hampir sama dengan tahapan yang dilakukan pada siklus I, perbedaannya hanya terletak pada jumlah pertemuan untuk pemberian tindakan dan materi yang disampaikan pada setiap pertemuan. Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan rincian dua kali pertemuan untuk pemberian tindakan dan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes evaluasi. Materi pada siklus II adalah Pangkat Nol dan Pangkat Negatif, Bentuk Akar dan Notasi Ilmiah. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Siklus I dilaksanakan dalam empat kali pertemuan dengan rincian tiga kali pertemuan untuk pemberian tindakan dan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes. Siklus I dilaksanakan dari hari senin, tanggal 19 Agustus 2019 sampai dengan hari Selasa, tanggal 27 Agustus 2019. Materi yang disajikan pada siklus I adalah bilangan berpangkat, perkalian pada perpangkatan, pembagian pada perpangkatan. Setelah dilaksanakan tes dan data hasil tes dianalisis maka diperoleh hasil belajar matematika siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Bebandem Tahun Pelajaran 2019/2020 sebagaimana tercamtum pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Hasil Belajar Matematika Pada Siklus I NO URAIAN KETERANGAN 1 Jumlah Total Nilai 1530 2 Nilai Rata-rata 76,50 3 Daya Serap 76,50% 4 Ketuntasan 75,00% 5 Nilai tertinggi 85 6 Nilai terendah 65 7 Jumlah siswa yang tuntas 15 8 Jumlah siswa yang belum tuntas 5 Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahui hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Bebandem pada siklus I. Jumlah total nilai adalah 1530 dengan nilai rata-rata 76,50 daya serap 76,50% dengan ketuntasan belajar 75,00%. Dari 20 orang siswa yang sudah tuntas sebanyak 15 orang dan yang belum tuntas sebanyak 5 orang. Dilihat dari daya serap sudah memenuhi indikator keberhasilan, tetapi dari ketuntasan belajar belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II. ISSN 2722-1059 (Online); ISSN 2722-3671 (Print) 182

Siklus II Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan rincian dua kali pertemuan untuk pemberian tindakan dan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes. Siklus II dilaksanakan dari hari Senin, tanggal 2 September 2019 sampai dengan hari Senin, tanggal 9 September 2019. Materi yang disajikan pada siklus II adalah pangkat nol dan pangkat negatif, bentuk akar dan notasi ilmiah. Setelah dilaksanakan tes dan datanya dikumpulkan untuk dianalisis maka diperoleh hasil belajar siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Bebandem Tahun Pelajaran 2019/2020 pada siklus II sebagaimana tercantum pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Hasil Belajar Matematika Pada Siklus II NO URAIAN SIKLUS II 1 Jumlah Total Nilai 1610 2 Rata-rata 80,50 3 Daya Serap 80,50% 4 Ketuntasan 85,00% 5 Nilai tertinggi 90 6 Nilai terendah 70 7 Jumlah siswa yang tuntas 17 8 Jumlah siswa yang belum tuntas 3 Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Bebandem pada siklus II. Jumlah total nilai adalah 1610 dengan nilai rata-rata 80,50 daya serap 80,50% dengan ketuntasan belajar 85,00%. Dari 20 orang siswa yang sudah tuntas sebanyak 17 orang dan yang belum tuntas sebanyak 3 orang. Tiga orang siswa yang tidak tuntas ini setelah peneliti telusuri lebih jauh, ternyata ketiga siswa tersebut dari segi kemampuan memang sangat kurang dalam pelajaran matematika. Dilihat dari daya serap dan ketuntasan belajar maka hasil yang diperoleh pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga penelitian ini dihentikan dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I materi yang dipelajari siswa adalah bilangan berpangkat, perkalian pada perpangkatan, dan pembagian pada perpangkatan. Tindakan yang diberikan adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Siswa belajar dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa, siswa diberikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi soal-soal untuk didiskusikan siswa. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, dan kelompok lain memberikan tanggapan. Siswa dibimbing untuk membuat simpulan dari materi yang dipelajari. Dari analisis data pada akhir siklus I diperoleh daya serap 76,50% dengan ketuntasan belajar 75,00% ternyata hasil yang diperoleh belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan karena ketuntasan belajarnya baru 75,00% sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II materinya adalah pangkat nol dan pangkat negatif, bentuk akar dan notasi ilmiah. Tindakan yang diberikan pada siklus II masih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penekanan ISSN 2722-1059 (Online); ISSN 2722-3671 (Print) 183

tindakan pada siklus II adalah pemberian motivasi kepada siswa untuk lebih berani berdiskusi, bekerjasama, bertanya dengan teman dalam kelompoknya, berani bertanya kepada guru terkait masalah yang belum bisa diselesaikan, berani menjawab pertanyan guru, belajar membuat dan menyampaikan simpulan (Widana, 2020). Dari hasil analisis data pada siklus II diperoleh daya serap 80,50% dengan ketuntasan belajar 85,00% hasil yang diperoleh pada akhir siklus II ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan sehingga penelitian dihentikan dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Jika dibandingkan hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I dengan hasil belajar pada siklus II jelas terjadi peningkatan daya serap maupun ketuntasan belajar. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan hasil yang diperoleh pada siklus I dan siklus II. Tabel 3. Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II NO URAIAN SIKLUS I SIKLUS II 1 Jumlah Total Nilai 1530 1610 2 Rata-rata 76,50 80,50 3 Daya Serap 76,50% 80,50% 4 Ketuntasan 75,00% 85,00% 5 Nilai tertinggi 85 90 6 Nilai terendah 65 70 7 Jumlah siswa yang tuntas 15 17 8 Jumlah siswa yang belum tuntas 5 3 Berdasarkan tabel 3 di atas, sangat jelas terlihat adanya peningkatan daya serap dan ketuntasan belajar yang dicapai siswa dari siklus I ke siklus II. Daya serap meningkat sebesar 4,00% dan ketuntasan belajar meningkat sebesar 10,00%. Adanya peningkatan daya serap dan ketuntasan belajar ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Bebandem Tahun Pelajaran 2019/2020. Semua ini tidak terlepas dari rancangan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di mana siswa dikondisikan belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang siswa (Suparsawan, 2021). Dalam kelompok belajarnya siswa dapat saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru, dapat saling berdiskusi, siswa yang pintar membantu siswa yang kurang, siswa yang malu bertanya kepada guru dapat kesempatan bertanya dengan temannya, siswa dapat presentasi di depan kelas, siswa juga belajar membuat simpulan dan menyampaikan simpulan yang dibuat bersama kelompoknya. Proses pembelajaran seperti ini akan mendorong dan memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dalam kelompoknya dengan sebaik-baiknya. Siswa mengalami langsung proses menemukan konsep-konsep dari materi yang dipelajari selanjutnya menggunakan konsep yang ditemukan tersebut untuk menyelesaikan soalsoal yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang demikian tentu membuat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran menjadi lebih baik dan hal ini tentu berdampak pada peningkatan hasil belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Widana (2017) yang menyatakan bahwa siswa seharusnya diberikan kesempatan agar aktif dalam proses pembelajaran dengan belajar ISSN 2722-1059 (Online); ISSN 2722-3671 (Print) 184

kooperatif kolaboratif dengan siswa lain, melakukan proses ilmiah untuk membangun sendiri konsep-konsep matematika. Lindayani (2011) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi guna mencapai prestasi yang maksimal. Selanjutnya pendapat Warsono & Hariyanto (2013) yang menyatakan bahwa pembelajaran STAD mendorong siswa untuk terbiasa dalam bekerjasama dalam tim dan saling membantu dalam menyelesaikan suatu masalah. Pendapat lain yang juga memperkuat hasil penelitian ini adalah pendapat dari Roestiyah (2001) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki kelebihan yakni (1) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah, (2) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah, (3) dapat mengajarkan keterampilan berdiskusi, (4) memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya, (5) para siswa lebih aktif dalam pelajaran dan mereka lebih aktif dalam berdiskusi, (6) dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terbukti dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Bebandem Tahun Pelajaran 2019/2020. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Bebandem Tahun Pelajaran 2019/2020. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan temuan penelitian adalah para guru hendaknya secara kreatif mengembangkan model-model pembelajaran agar proses pembelajaran berlangsung secara interaktif, menyenangkan, dan bermakna. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memfasilitasi proses pembelajaran yang interaktif, inovatif, menyenangkan, dan bermakna. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, S. (2015). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Kharisma Putra Utama. Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Eka Adnyana, M. (2020). Implementasi model pembelajaran STAD untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. Indonesian Journal of Educational Development, 1(3), 496-505. https://doi.org/10.5281/zenodo.4286979. Eveline & Hartini. (2011). Teori belajar dan pembelajaran. Ghalia Indonesia. Isjoni. (2012). Cooperative learning efektifitas pembelajaran kelompok. Alfabeta Juliana, D. G., Widana, I. W., & Sumandya, I. W. (2017). Hubungan motivasi berprestasi, kebiasaan belajar dan minat belajar terhadap hasil belajar matematika. Emasains, 6(1), 40-60. ISSN 2302-2124. Lindayani, D.A. (2011). Manajemen pembelajaran inovatif. Iranti Mitra Utama ISSN 2722-1059 (Online); ISSN 2722-3671 (Print) 185

Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Rhineka Cipta Rusman. (2013). Belajar dan pembelajaran berbasis komputer. Alfabeta Rusmono. (2012). Strategi pembelajaran dengan problem based learning. Ghalia Indonesia Slavin, Robert E.( 2010). Cooperative learning teori riset dan praktik. Nusa Media. Sudiarta, I. G. P., & Widana, I. W. (2019). Increasing mathematical proficiency and students character: lesson from the implementation of blended learning in junior high school in Bali. IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series1317 (2019) 012118, doi:10.1088/1742-6596/1317/1/012118. Sudjana, N. (2016). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Remaja Rosdakarya Suparsawan, I. K. (2021). Implementasi pendekatan saintifik pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika. Indonesian Journal of Educational Development, 1(4), 607-620. https://doi.org/10.5281/zenodo.4560676. Trianto. (2011). Model-model pembelajaran. Pustaka Belajar Warsono & Hariyanto. (2013). Pembelajaran aktif. Remaja Rosdakarya Widana, I. W. (2020). The effect of digital literacy on the ability of teachers to develop HOTS-based assessment. Journal of Physics: Conference Series 1503 (2020) 012045, doi:10.1088/1742-6596/1503/1/012045. Widana, I.W. (2017). Higher order thinking skills assessment (HOTS). Jounal of Indonesia Student Assessment and Evaluation (JISAE), 3(1),32-44, http://doi.org/10.21009/jisae.031.04 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Yurisa. (2010). Model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Divisions) https://elnicovengeance.wordpress.com ISSN 2722-1059 (Online); ISSN 2722-3671 (Print) 186