BAB III METODOLOGI 3.1 DIAGRAM ALIR Penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia PT. GMF Aeroasia dan PT. Krakatau Nippon Steel Synergi, terdiri dari tahapan proses yang dibuat secara sistematis. Mulai Studi Literatur Observasi Lapangan Persiapan Logam Uji Pengujian Laju Korosi dengan Metode Kehilangan Massa Adanya Korosi Tidak Ya Pengambilan Data Pengolahan Data Pengujian Morfologi Permukaan dengan SEM Analisis dan Pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 28
Pada proses penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang digambarkan pada diagram alir di atas antara lain: 1. Studi Literatur Mencari dan mempelajari berbagai referensi yang mengacu dari berbagai sumber, baik dari buku, Boeing 737-800 Aircraft Maintenance Manual, dan dari jurnaljurnal yang dijadikan referensi untuk memperoleh data dan teori-teori yang dibutuhkan untuk mendukung dan sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. 2. Observasi Melakukan pengamatan terkait masalah yang akan diteliti secara langsung di perusahaan perawatan pesawat PT. GMF Aeroasia untuk mengumpulkan datadata dan memberikan gambaran pemahaman secara garis besar tentang korosi pada material frame di kargo pesawat B737-800. 3. Persiapan Logam Uji Mempersiapkan logam Aluminum Alloy 7075-T6 di potong dengan ukuran 70 mm x 20 mm dengan tebal 6 mm. Kemudian diamplas dengan grid 80 (kasar) dan grid 400 (halus) kemudian dihaluskan dengan scotch brite. Setelah itu dilapisi araldite untuk memberi batasan pada logam yang akan direndam dengan ukuran permukaan 30 mm x 20 mm agar media korosif tidak bereaksi pada permukaan lainnya, kemudian ditimbang massa logam uji tersebut dan dicatat sebagai massa awal (m 1 ). Gambar 3.2 Proses pengamplasan dengan grid 80 logam uji setelah dihaluskan dengan scotch brite 29
4. Pembersihan Logam Uji Proses pembersihan ini dilakukan untuk menghilangkan segala kotoran-kotoran ataupun lapisan anti korosi yang ada pada permukaan logam uji. Proses ini disebut juga dengan pickling. Proses pickling dimulai dari perendaman logam uji di dalam solvent cleaning yaitu alkaline pada hot plate dengan suhu 313 K diatur oleh temperature regulator device selama 10 menit mengacu pada Boeing Standard BAC 5749. Gambar 3.3 Perendaman logam uji dengan alkaline pada 313 K Setelah itu logam uji dibilas dengan aquades, kemudian ditetesi phenolphthalein yang berfungsi sebagai indikator dalam titrasi asam-basa untuk mengetahui apakah permukaan logam uji tersebut masih mengandung alkaline atau tidak. Jika tidak, dilanjutkan dengan perendaman deoxidizing selama 8 menit pada suhu ruang sesuai dengan Boeing Standard BAC 5765. Setelah itu dibilas lagi dengan aquades. Gambar 3.4 Proses deoxidizing pada suhu ruang (300 K) 30
Gambar 3.5 Proses pembilasan logam uji dengan aquades 5. Persiapan Larutan Uji Menyiapkan air laut yang berasal dari laut Tanjung Pinggir, Banten dengan menuangkan air laut ke dalam wadah perendaman (gelas plastik) sebanyak 120 ml mengacu pada ASTM G31-72. 6. Proses Perendaman Melakukan proses perendaman Aluminum Alloy 7075-T6 dalam media air laut yang telah disediakan dengan variasi suhu yaitu direndam di suhu ruang (300 K) dan di suhu es/di dalam freezer (255 K) selama 168 jam, 336 jam dan 504 jam. Pada perendaman di freezer dilakukan pengeluaran logam uji ini ke suhu ruang (300 K) dari freezer setiap harinya selama 2 jam kemudian dimasukkan kembali. Gambar 3.6 Logam uji direndam pada suhu ruang (300 K) 31
Gambar 3.7 Proses perendaman logam uji di dalam freezer (255 K) 7. Tahap Pengambilan Data Setelah selesai dilakukan proses perendaman logam uji pada variasi suhu dan variasi waktu yang dilakukan, kemudian logam uji tersebut diangkat dan dibersihkan dari korosi yang terbentuk dengan cara diamplas menggunakan pneumatic grinder bagian yang terkorosi hingga korosi tersebut hilang, kemudian dilakukan kembali tahap pembersihan logam uji (proses pickling) seperti tahap sebelumnya. Setelah itu logam uji ditimbang kembali dan dicatat massa logam uji setelah proses pengujian dilakukan dimana akan ditulis sebagai massa akhir (m 2 ). 8. Tahap Pengolahan dan Analisis Data Setelah didapatkan data berdasarkan proses pengujian sebelumnya, maka dilakukan tahap pengolahan dan analisis data dengan cara melakukan perhitungan laju korosi pada setiap logam uji dengan rumus yang mengacu pada persamaan (2.11), serta menganalisis morfologi permukaan dan komposisi unsur kimia logam uji dengan SEM-EDX. Pada proses pengamatan menggunakan SEM-EDX akan diketahui penampakan morfologi permukaan pada logam uji sebelum korosi (tidak direndam) dan setelah korosi. Selain itu dapat diketahui juga data berupa persentase massa, atom yang terkandung pada logam uji tersebut, dan ada atau tidaknya unsur kimia yang hilang/bertambah setelah terjadinya korosi. Dengan diketahui berbagai data yang diperoleh dari SEM- EDX tersebut maka dapat dianalisis morfologi dan komposisi unsur kimia pada permukaan logam Aluminum Alloy 7075-T6. 32
3.2 ALAT DAN BAHAN Beberapa alat dan bahan yang diperlukan untuk proses penelitian ini yaitu: A. Alat: Pneumatic Grinder Hot Plate Stirrer Benchmark Scientific 7,1 x 7,1 in Max Temp 380 Temperature Regulator Device Gambar 3.8 Pneumatic grinder hot plate dan temperature regulator device Gelas Ukur 200 ml Pyrex Timbangan Digital Gambar 3.9 Gelas ukur 200 ml timbangan digital ketelitian 0,001 g 33
Saw Machine Gambar 3.10 Saw machine di workshop PT. GMF Aeroasia Gunting Penggaris Termometer Spidol Masking Tape Amplas grid 80, 400 Scotch brite (c) Gambar 3.11 Amplas grid 80 amplas grid 400 (c) scotch brite 34
Wadah Perendaman Logam Uji Freezer Merek Aqua Japan 160W Gambar 3.12 Freezer aqua japan 160W Alat uji SEM-EDX Jeol Oxford Instrument Gambar 3.13 SEM-EDX milik laboratorium quality control PT. Krakatau Nippon Steel Synergi 35
B. Bahan: Logam Paduan Al 7075-T6 Araldite Gambar 3.14 Logam uji dan araldite Air Laut Aquades Gambar 3.15 Air laut dan aquades 36
Deoxidizer cleaner Alkaline cleaner Phenolphtalein Gambar 3.16 Deoxidizer dan phenolphthalein 37