CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD DINAS/BADAN/RSUD/RSJD... TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

( CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2016 )

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

BAHAN PRESENTASI KELAS PROGRAM MAKSI UNDIP OLEH: MARYONO DS

NERACA DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CaLK)

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Maksud Penyusunan Laporan Keuangan CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

NERACA SKPD DINPORA PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

NERACA. Per 31 Desember 2016 URAIAN AUDITED DEBET KREDIT ASET 2 ASET LANCAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN MAKSUD PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

NERACA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

1.1.1 Maksud Penyusunan Laporan Keuangan

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014

NERACA SKPD... PROVINSI JAWA TENG Per 31 Desember 2016 KOREK PER 31 DES 2015 URAIAN

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

PENGANTAR. Djoko Sartono, SH, M.Si Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

PEMERINTAH KOTA BANDUNG NERACA

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

PEMERINTAH KOTA BANDUNG NERACA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

KANTOR ARSIP DAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERIODE 31 DESEMBER 2015 PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG KANTOR ARSIP DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

PEMERINTAH KOTA BANDUNG NERACA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN, BELANJA DAN TRANSFER

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

BAB I PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Transkripsi:

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.1.1. Maksud Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menetukan ketaatannya terhadap peraturan perundangundangan. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta selaku entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan. (a) Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. (b) Manajemen Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana. (c) Transparansi Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakartadalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundangan. 1.1.2. Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Pelaporan keuangan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna anggaran dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan : (a) Memberikan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan. (b) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai. P e l a k s a n a a n A P B D 1

(c) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya. (d) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, aset, kewajiban dan ekuitas dana Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta sebagai suatu entitas pelaporan. Laporan keuangan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta terdiri dari : a) Laporan Realisasi Anggaran b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih c) Neraca d) Laporan Operasional e) Laporan Perubahan Ekuitas f) Laporan Arus Kas g) Catatan Atas Laporan Keuangan Laporan Realisasi Anggaran Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dalam satu periode pelaporan. Laporan realisasi anggaran menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur sebagai berikut : a) pendapatan b) belanja c) transfer d) surplus/defisit e) pembiayaan f) sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran Laporan realisasi anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan terhadap anggaran. Laporan Perubahan SAL (LPSAL) LPSAL merupakan komponen laporan keuangan yang menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya. LPSAL menyajikan sekurang-kurangnya unsurunsur sebagai berikut : Saldo Anggaran Lebih Awal, Penggunaan Saldo Anggaran Lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan, Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya, dan Saldo Anggaran Lebih Akhir. P e l a k s a n a a n A P B D 2

Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan non lancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca. Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos aset dan kewajiban yang mencakup jumlahjumlah yang diharapkan dapat diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. Neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos berikut: a) kas dan setara kas b) investasi jangka pendek c) piutang pajak dan bukan pajak d) persediaan e) investasi jangka panjang f) aset tetap g) kewajiban jangka pendek h) kewajiban jangka panjang i) ekuitas dana Laporan Operasional (LO) LO merupakan komponen laporan keuangan yang menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-lo, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan. Disamping melaporkan kegiatan operasional, LO juga melaporkan transaksi keuangan dari kegiatan non operasional dan pos luar biasa yang merupakan transaksi di luar tugas dan fungsi utama entitas. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) LPE merupakan komponen laporan keuangan yang menyajikan sekurangkurangnya pos-pos ekuitas awal, surplus/defisit-lo pada periode bersangkutan, koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, dan ekuitas akhir. Laporan Arus Kas (LAK) LAK adalah bagian dari laporan keuangan yang menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan transitoris. P e l a k s a n a a n A P B D 3

Catatan atas Laporan Keuangan Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lainnya, catatan atas laporan keuangan sekurangkurangnya disajikan dengan susunan sebagai berikut: a. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian target Perda APBD, berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target. b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan. c. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya. Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis setiap pos dalam laporan realisasi anggaran, neraca dan laporan operasional. CALK juga menyajikan pengungkapanpengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian wajar laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan /atau komitmen-komitmen lainnya. 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Pelaporan keuangan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah antara lain: a. Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara; b. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara; c. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab negara; d. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; e. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; f. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; g. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; h. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 120 Tahun 2016 tentang Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. i. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 89 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 120 Tahun 2016 tentang Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. j. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 91 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran. P e l a k s a n a a n A P B D 4

1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Sisitematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab II Ekonomi Makro Dan Kebijakan Keuangan Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Bab IV Kebijakan Akuntansi Bab V Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan Bab VI Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan Bab VII Penutup P e l a k s a n a a n A P B D 5

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD/BLUD RUMAH SAKIT 2.1 EKONOMI MAKRO Asumsi makro dan mikro yang digunakan pada penyusunan RBA tahun adalah sebagai berikut : 2.1.1 Asumsi Makro : Adanya pergeseran epidemiologi dari penyakit infeksi ke gangguan jiwa dan penyakit degeneratif / penuaan (penyakit akibat usia tua). Tantangan pada era globalisasi masyarakat dunia menuntut penyesuaian terhadap setiap perubahan / peningkatan kebutuhan baik secara sosial ekonomi, pendidikan, demokrasi maupun perdagangan dunia yang bebas, sehingga membuat kondisi stress yang tinggi, yang pada akhirnya masyarakat semakin membutuhkan pelayanan terhadap gangguan kejiwaan. Perubahan gaya hidup masyarakat yang menuntut pelayanan dengan kualitas prima. Inflasi yang terkendali pada prediksi : dibawah 2 digit / kurang dari 10 % Kurs $ : Rp. 14.200,-. Tingkat Suku Bunga Deposito B I : 5,75 %. Tingkat Bunga Pinjaman Bank : 12 % Pertumbuhan Ekonomi : lebih dari 5,3 % 2.1.2 Asumsi Mikro : Kemitraan dengan institusi pasangan meningkat Tersedianya sumber daya yang memadai diharapkan akan menghasilkan produk layanan Keswa yang unggul dan inovatif akan meningkatkan volume dan pendapatan rumah sakit. Kualitas SDM yang meningkat, tata hubungan kerja yang semakin kondusif akan mendorong tercapainya tujuan, sasaran dan program perusahaan yang telah ditetapkan. Gaji pegawai dan investasi masih disubsidi pemerintah. Pasien miskin tetap disubsidi pemerintah. Terjadi penyesuaian Tarif Pelayanan. Penyerahan dan pembagian jasa pelayanan tepat waktu. P e l a k s a n a a n A P B D 6

2.2 KEBIJAKAN KEUANGAN Anggaran pendapatan dari BLUD Rumah Sakit tidak disetor ke Kas Daerah akan tetapi dari Bendahara Penerima BLUD di setorkan ke Bendahara Pengeluaran BLUD untuk dibelanjakan sebagai biaya operasional BLUD Rumah Sakit. Sedangkan realisasi pendapatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta beserta realisasi belanja dapat dilihat sebagai berikut : Pencapaian Target BLUD Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta TA No Uraian Target Realisasi % tase Ket 1 Pendapatan 28.500.000.000 34.540.247.747 121,19 2 Belanja Langsung 33.138.294.000 29.218.149.014 85,45 3 Belanja Pegawai 7.020.000.000 5.308.630.000 75,62 4 Belanja Barang Jasa 25.368.294.000 22.563.586.778 88,94 5 Belanja Modal 750.000.000 444.818.808 59,31 6 SILPA TA. 10.861.505.755 Pendapatan rumah sakit per Desember tahun sebesar Rp. 34.540.247.747,00 merupakan pendapatan Murni Tahun, sisa kas per Desember tahun sebesar Rp. 10.861.505.755,00, sedangkan SILPA tahun sebelumnya sebesar Rp. 4.382.447.320,00 P e l a k s a n a a n A P B D 7

BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA 3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Secara Umum Anggaran murni untuk belanja pada awal tahun dengan total Rp. 117.517.531.000. Untuk belanja tidak langsung Rp. 72.935.143.000 dan belanja langsung Rp. 44.582.388.000 termasuk Anggaran BLUD sebesar Rp. 38.000.000.000. Namun pada pertengahan tahun tepatnya pada bulan Maret dikarenakan terjadi pandemi Covid- 19, anggaran belanja maupun pendapatan bergeser menjadi Rp. 85.951.370.000 dengan total nilai refocussing khusus untuk penanganan pandemi covid-19 sebagai rumah sakit rujukan pemerintah sebesar Rp. 1.292.100.000 dan termasuk Anggaran BLUD menjadi Rp. 21.553.705.000. Dan RSJD Surakarta mendapat Belanja Tidak Terduga (BTT) dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah diluar dari Anggaran yang sudah ditetapkan sebesar Rp. 1.000.000.000 sebagai belanja khusus penanganan pandemi pula. Pada anggaran perubahan nilai tersebut berubah menjadi total belanja sebesar Rp. 101.070.795.000 dengan total nilai refoccusing menjadi Rp. 1.317.100.000 dan termasuk anggaran BLUD sebesar Rp. 33.138.294.000. Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung (BTL) adalah untuk belanja langsung 41,28% sedangkan untuk belanja tidak langsung 58,72% seperti ditujukan dalam gambar sebagai berikut : Proporsi Anngaran Belanja Tahun Anggaran 58,72% 41,28% Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah : Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Fungsi : Sub Fungsi : Provinsi : Jawa Tengah JUMLAH KETERANGAN NO PROGRAM/ ANGGARAN REALISASI REALISASI (TIDAK TERSERAPNYA KEGIATAN ANGGARAN 96 %) Fisik Keu (Rp) (Rp) (%) (%) 1 2 3 4 5 6 7 100 93,75 I Belanja Daerah 101.070.795.000 94.754.851.020 P e l a k s a n a a n A P B D 8

Belanja Tidak Langsung 59.350.113.000 58.762.146.185 100 99,01 Kebutuhan terpenuhi Belanja Langsung APBD 8.582.388.000 7.675.669.249 100 89,43 Kebutuhan terpenuhi Adanya penyesuaian Belanja Langsung BLUD 33.138.294.000 28.317.035.586 100 85,45 Anggaran Belanja BLUD turun sebesar 43% karena terjadi refocussing Pendapatan. II Belanja Pegawai 59.350.113.000 58.762.146.185 100 99,01 III Program Pelayanan Kesehatan 7.982.388.000 7.276.370.489 100 91,15 Kegiatan Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan bagi Penderita Dampak Asap Rokok (DBHCHT) Pemenuhan Sarana Prasarana & Alat Kesehatan Pelayanan Rujukan (DAK) Kegiatan Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan 6.000.000.000 5.631.253.248 100 93,85 Kebutuhan terpenuhi 1.082.388.000 934.623.750 100 86,35 Kebutuhan terpenuhi 150.000.000 149.345.082 100 99,56 IV VII Penyediaan Honorarium & Premi BPJS bagi Tenaga Harlep di Pelayanan Kesehatan 750.000.000 561.148.409 100 74,82 Kebutuhan terpenuhi Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat 600.000.000 399.298.760 100 66,55 Kegiatan Penyelenggaraan Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat 600.000.000 399.298.760 100 66,55 Kebutuhan terpenuhi Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD 33.138.294.000 28.317.035.586 100 85,45 Adanya penyesuaian Belanja Pegawai BLUD Rumah Sakit 7.020.000.000 5.308.630.000 100 75,62 Belanja Barang dan Jasa BLUD Rumah Sakit 25.368.264.000 22.563.586.778 100 88,94 Belanja Modal BLUD Rumah Sakit 750.000.000 444.818.808 100 59,31 Anggaran Belanja BLUD turun sebesar 43% karena terjadi refocussing Pendapatan. Adanya penyesuaian Anggaran Belanja BLUD turun sebesar 43% karena terjadi refocussing Pendapatan. Adanya penyesuaian Anggaran Belanja BLUD turun sebesar 43% karena terjadi refocussing Pendapatan. P e l a k s a n a a n A P B D 9

3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta merupakan salah satu rumah sakit daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK- BLUD) penuh, dimana belanja operasionalnya dibiayai dari pendapatan. Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran dengan target Rp. 28.500.000.000,00 tercapai sebesar Rp. 34.540.247.747,00 atau 121,19%. Realisasi tersebut melebihi target yang ditetapkan karena adanya refocussing Anggaran Belanja BLUD akibat dari terjadinya pandemi Covid-19 sehingga turun menjadi sebesar Rp. 21.500.000.000,00 atau 43% yang berimbas pula pada target Pendapatan. Kemudian pada Anggaran Perubahan target naik namun kegiatan belanja tidak cukup waktu untuk mencapai target. P e l a k s a n a a n A P B D 10

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah Entitas pelaporan yang dimaksud dalam laporan keuangan ini adalah Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta 4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Basis akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan dan belanja dalam laporan realisasi anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca. Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima di rekening Kas Daerah dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari rekening kas daerah. Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. 4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.3.1. Kas di Bendahara Pengeluaran Kas dibendahara pengeluaran merupakan kas yang menjadi tanggungjawab/ dikelola oleh bendahara pengeluaran yang berasal dari sisa kas UP/GU/TU yang belum disetor ke Kas Daerah per tanggal neraca. Kas di bendahara pengeluaran mencakup seluruh saldo rekening bendahara pengeluaran, uang logam, uang kertas, dan lainlain kas. Kas di bendahara pengeluaran diakui pada saat diterima atau dikeluarkan berdasarkan nilai nominal uang. 4.3.2. Kas di Bendahara Penerimaan Kas di bendahara penerimaan merupakan kas yang menjadi tanggungjawab/ dikelola oleh bendahara penerimaan yang berasal dari pendapatan daerah yang belum disetor ke Kas Daerah per tanggal neraca. 4.3.3. Piutang Piutang diakui pada saat telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak dengan bukti surat pernyataan tanggung jawab untuk melunasi piutang dan diotorisasi oleh kedua belah pihak dengan membubuhkan tanda tangan pada surat kesepakatan tersebut, telah ditetapkan surat ketetapan dan /atau; telah diterbitkan surat penagihan. Untuk piutang pasien rumah sakit dengan jaminan, dicatat sebesar pengajuan klaim pada pihak penjamin. Apabila hasil verifikasi dari pihak penjamin berbeda dengan pengajuan klaim maka dilakukan koreksi sesuai hasil verifikasi. 4.3.4. Persediaan Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat P e l a k s a n a a n A P B D 11

berdasarkan hasil inventarisasi fisik. Persediaan diakui berdasarkan nilai barang yang belum terjual atau terpakai. Persediaan dinilai berdasarkan harga pembelian terakhir jika diperoleh dengan pembelian dan harga standar jika diperoleh dengan memproduksi sendiri. 4.3.5. Pengukuran Aset Tetap secara Umum a. Aset tetap yang diperoleh bukan berasal dari donasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan belanja modal ditambah semua biaya yang dikeluarkan sampai dengan aset tersebut siap untuk digunakan dalam periode berjalan. b. Aset tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berjalan, yaitu pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah. c. Dalam pengakuan aset tetap harus dibuat ketentuan yang membedakan antara penambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama. d. Aset tetap yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya. e. Setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian. f. Aset tetap dinilai dengan nilai historis atau harga perolehan. Jika penilaian aset tetap dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan. g. Pelepasan aset tetap dapat dilakukan melalui penjualan atau pertukaran. Hasil penjualan aset tetap akan diakui seluruhnya sebagai pendapatan. Aset tetap yang diperoleh karena penukaran dinilai sebesar nilai wajar aset tetap yang diperoleh atau nilai wajar aset tetap yang diserahkan, mana yang lebih mudah. h. Penghapusan aset tetap dilakukan jika aset tetap tersebut rusak berat, usang hilang dan sebagainya. Penghapusan aset tetap ditetapkan berdasarkan ketentuan perundangan yang berlaku. i. Perubahan nilai aset tetap dapat disebabkan oleh penambahan, pengurangan, pengembangan dan penggantian utama. 4.3.6. Tanah Tanah diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh tanah sampai dengan siap digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian untuk biaya pembebasan tanah, biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan biaya penimbunan. Nilai tanah termasuk juga harga pembelian bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli untuk melaksanakan pembangunan sesuatu yang baru jika bangunan itu dimaksudkan untuk dibongkar. 4.3.7. Peralatan dan Mesin Mesin dan perlatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh mesin dan alat-alat sampai dengan siap untuk dipakai. Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya instalasi dan biaya langsung lainnya untuk memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan. Kendaraan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya balik nama dan biaya P e l a k s a n a a n A P B D 12

langsung lainnya untuk memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan. Meubelair dan perlengkapan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian dan biaya langsung lainnya untuk memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat digunakan. 4.3.8. Gedung dan Bangunan Gedung diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau membangun gedung dan bangunan sampai dengan siap untuk dipakai. Biaya ini meliputi harga beli atau biaya konstruksi, biaya pembebasan tanah, biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak. 4.3.9. Jalan, Irigasi dan Jaringan Jalan dan jembatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membangun jalan dan jembatan sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan lain-lain (termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah untuk pembangunan jalan) sampai dengan jalan dan jembatan tersebut siap digunakan. Instalasi dan jaringan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membangun instalasi dan jaringan sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya lain-lain (termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah) sampai dengan instalasi dan jaringan tersebut siap digunakan. Bangunan air diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau membangun irigasi sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya lain-lain (termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah) sampai dengan irigasi tersebut siap digunakan. 4.3.10. Aset tetap lainnya Buku perpustakaan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan siap untuk digunakan. Hewan ternak dan tanaman diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan hewan ternak dan tanaman tersebut siap untuk dimanfaatkan. 4.3.11. Konstruksi dalam Pengerjaan Biaya konstruksi yang dicakup oleh suatu kontrak konstruksi akan meliputi harga kontrak ditambah dengan biaya tidak langsung lainnya yang dilakukan sehubungan dengan konstruksi dan dibayarkan pada pihak selain dari kontraktor. Biaya ini juga mencakup biaya bagian dari pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola, jika ada. Konstruksi dalam pengerjaan dipindahkan ke aset tetap yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya. 4.3.12. Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai dengan pada saat P e l a k s a n a a n A P B D 13

tanggal pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima oleh pemerintah atau dikeluarkan oleh kreditur sesuai dengan kesepakatan, dan/atau pada saat kewajiban timbul. 4.3.13. Kewajiban Jangka Panjang Nilai yang dicantumkan dalan neraca untuk kewajiban jangka panjang adalah sebesar jumlah yang belum dibayar yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca. 4.3.14. Ekuitas Dana Ekuitas dana terdiri dari : Ekuitas Dana Lancar Ekuitas dana lancar diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan selisih antara jumlah nilai aset lancar dengan jumlah nilai kewajiban jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi Ekuitas dana investasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan selisih antara jumlah nilai investasi permanen aset tetap, aset lainnya dengan jumlah nilai kewajiban jangka panjang. Ekuitas Dana Cadangan Ekuitas dana cadangan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah dana cadangan yang ditransfer dalam periode berjalan. 4.3.15. Pendapatan-LRA Pendapatan-LRA dicatat pada saat kas dari pendapatan tersebut diterima di rekening kas umum daerah, kecuali Pendapatan BLUD. Pendapatan BLUD diakui oleh pemerintah daerah pada saat pendapatan tersebut dilaporkan atau disahkan oleh Bendahara Umum Daerah. 4.3.16. Belanja a. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas daerah. b. Khusus pengeluaran melalui pemegang kas pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi verifikasi. c. Pengukuran belanja non modal menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan. d. Pengukuran belanja modal menggunakan dasar yang digunakan dalam pengukuran aset tetap. 4.3.17. Pendapatan-LO Pendapatan-LO diakui apabila telah timbul hak pemerintah untuk menagih atas suatu pendapatan atau telah terdapat suatu realisasi pendapatan yang ditandai dengan adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Dengan dasar tersebut diatas, apabila dikaitkan dengan penerimaan kas maka pengakuan pendapatan-lo dapat dilakukan dengan kondisi : P e l a k s a n a a n A P B D 14

a. Pendapatan-LO diakui sebelum penerimaan kas Pendapatan-LO diakui sebelum penerimaan kas dapat dilakukan apabila dalam hal proses transaksi pendapatan daerah terjadi perbedaan waktu antara penetapan hak pendapatan daerah dan penerimaan kas daerah, dimana penetapan hak pendapatan dilakukan lebih dahulu, maka pendapatan-lo diakui pada saat terbit dokumen penetapan walaupun kas belum diterima. b. Pendapatan-LO diakui bersamaan dengan penerimaan kas Pendapatan-LO diakui bersamaan dengan penerimaan kas dapat dilakukan apabila dalam hal proses transaksi pendapatan daerah tidak terjadi perbedaan waktu antara penetapan hak pendapatan daerah dan penerimaan kas daerah. Dengan demikian, pendapatan LO diakui pada saat kas diterima dan terbitnya dokumen penetapan. c. Pendapatan-LO diakui setelah penerimaan kas apabila dalam hal proses transaksi pendapatan daerah terjadi perbendaan waktu antara penetapan hak pendapatan daerah dan penerimaan kas daerah, dimana kas telah diterima terlebih dahulu, namun dokumen penetapan pendapatan belum diterbitkan, maka pendapatan-lo diakui pada saat terbit dokumen penetapan. 4.3.18. Beban Beban diakui pada saat : a. Timbulnya kewajiban artinya beban diakui pada saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah daerah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah. b. Terjadinya konsumsi aset artinya beban diakui pada saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset non kas dalam kegiatan operasional pemerintah daerah. c. Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa artinya beban diakui pada saat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/ berlalunya waktu contohnya penyusutan dan amortisasi. 4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuanganrumah Sakit Jiwa Daerah Surakartamengacu sepenuhnya pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan setiap rekening laporan keuangan menerapkan sepenuhnya Standar Akuntansi Pemerintahan dengan pengecualian untuk penerapan penyusutan aset tetap. P e l a k s a n a a n A P B D 15

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 5.1. Penjelasan Pos-Pos Realisasi Anggaran 5.1.1. Pos-Pos Pendapatan Pendapatan yang dimasukan dalam Laporan Realisasi Anggaran adalah pendapatan yang diterima selama TA. dan sudah disetorkan ke Rekening Kas Umum Daerah. Penerimaan yang sudah diterima oleh Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu tetapi sampai tutup tahun anggaran belum disetorkan ke Rekening Kas Umum Daerah tidak ikut diperhitungkan dalam penerimaan pendapatan Tahun Anggaran. 5.1.1.1. Pendapatan Daerah Total realisasi Tahun Anggaran sebesar 34.540.247.747 atau 121,19% dari target 28.500.000.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 29.473.995.288 dengan rincian sebagai berikut : % Realisasi 2019 Anggaran Realisasi Pendapatan Transfer Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 28.500.000.000 34.540.247.747 121,19 29.473.995.288 28.500.000.000 34.540.247.747 121,19 29.473.995.288 5.1.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah Realisasi Tahun Anggaran sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Anggaran Realisasi % Realisasi 2019 5.1.1.1.1.1. Pendapatan Pajak Daerah (Khusus DPPAD) Realisasi Tahun Anggaran sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Anggaran Realisasi % Realisasi 2019 5.1.1.1.1.2. Pendapatan Retribusi Daerah Realisasi Tahun Anggaran sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : % Realisasi 2019 Anggaran Realisasi Retribusi Perizinan Tertentu P e l a k s a n a a n A P B D 16

5.1.1.1.1.2.1. Pendapatan Retribusi Jasa Umum Realisasi Tahun Anggaran sebesar 0 atau 0 % dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : % Realisasi 2019 Anggaran Realisasi Retribusi Pelayanan Kesehatan 5.1.1.1.1.2.2. Pendapatan Retribusi Jasa Usaha Realisasi Tahun Anggaran sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : Realisasi % Anggaran Realisasi 2019 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 5.1.1.1.1.2.3. Pendapatan Retribusi Perizinan Tertentu Realisasi Tahun Anggaran sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : % Realisasi 2019 Anggaran Realisasi Retribusi Ijin Trayek 5.1.1.1.1.3. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Realisasi Tahun Anggaran sebesar 34.540.247.747 atau 121,19% dari target 28.500.000.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 29.473.995.288 dengan rincian sebagai berikut : % Realisasi 2019 Anggaran Realisasi Penerimaan dari BLUD 28.500.000.000 34.540.247.747 121,19 29.473.995.288 Penerimaan Lain-Lain 28.500.000.000 34.540.247.747 121,19 29.473.995.288 5.1.2. PENJELASAN POS-POS BELANJA Belanja yang dimasukan dalam Laporan Realisasi Anggaran adalah realisasi belanja berdasarkan SPJ belanja bulan Januari sampai dengan bulan Desember. 5.1.2.1. BELANJA OPERASI Realisasi Tahun Anggaran sebesar 93.286.565.433 atau 94,17% dari target 99.058.807.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 96.637.702.975 dengan rincian sebagai berikut : P e l a k s a n a a n A P B D 17

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi Belanja Pegawai 66.569.313.000 64.215.376.185 96,46 61.676.790.958 Belanja Barang & Jasa 32.489.494.0000 29.071.189.248 89,48 34.960.912.017 99.058.807.000 93.286.565.433 94,17 96.637.702.975 5.1.2.1.1. Belanja Pegawai Realisasi Tahun Anggaran sebesar 64.215.376.185 atau 96,46% dari target 66.569.313.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 61.676.790.958 dengan rincian sebagai berikut : % Realisasi 2019 Anggaran Realisasi Belanja Pegawai Tidak Langsung 59.350.113.000 58.762.146.185 99,01 56.473.830.958 Belanja Pegawai Langsung 7.219.200.000 5.453.230.000 75,54 5.202.960.000 66.569.313.000 64.215.376.185 96,46 61.676.790.958 Belanja Pegawai tidak terealisasi seluruhnya dikarenakan kebutuhan untuk belanja pegawai sudah terpenuhi. 5.1.2.1.2. Belanja Barang Realisasi Tahun Anggaran sebesar 29.071.189.248 atau 89,48% dari target 32.489.494.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 34.960.912.017 dengan rincian sebagai berikut : Anggaran Realisasi % Realisasi 2019 Belanja Bahan Habis Pakai 1.600.000.000 1.414.255.634 88,39 1.836.491.450 Belanja Bahan/ Material 4.220.400.000 4.128.154.585 97,81 6.359.609.884 Belanja Jasa Kantor 600.000.000 399.298.760 66,55 440.200.379 Belanja Premi Asuransi Pegawai Non PNS 550.800.000 416.548.409 75,63 312.927.559 Belanja Makanan dan Minuman - - - 2.485.175.000 Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis 150.000.000 149.345.082 99,56 248.100.057 Belanja Jasa Konsultasi - - - 71.632.000 Belanja Barang & Jasa BLUD 25.368.294.000 22.563.586.778 88,94 23.206.775.688 32.489.494.000 29.071.189.248 89,48 34.960.912.017 Belanja Barang tidak terealisasi seluruhnya dikarenakan kebutuhan untuk beberapa belanja barang sudah terpenuhi dan ada mata anggaran yang tidak sesuai, tetapi untuk belanja barang jasa BLUD tidak terealisasi seluruhnya karena pendapatan yang tidak mencapai target. 5.1.2.1.3. Belanja Modal Realisasi Tahun Anggaran sebesar 1.023.466.779 atau 81,10% dari target 1.261.988.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 36.588.303.916 dengan rincian sebagai berikut : % Realisasi 2019 Anggaran Realisasi P e l a k s a n a a n A P B D 18

Belanja Tanah Belanja Peralatan dan Mesin 1.261.988.000 1.023.466.779 81,10 22.397.560.596 Belanja Gedung dan Bangunan 10.451.541.820 Belanja Jalan, Jembatan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tak Berwujud 3.739.201.500 1.261.988.000 1.023.466.779 81,10 36.588.303.916 5.1.2.1.3.1. Belanja Modal Tanah Realisasi Tahun Anggaran sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 5.1.2.1.3.2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin Realisasi Tahun Anggaran sebesar 1.023.466.779 atau 81,10% dari target 1.261.988.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 22.397.560.596 dengan rincian sebagai berikut : Anggaran Realisasi % Realisasi 2019 Belanja Alat-Alat Berat Belanja Alat-Alat Angkut 1.256.790.450 Belanja Alat-Alat Bengkel dan Ukur 500.800.000 Belanja Alat-Alat Kantor dan Rumah Tangga 33.120.000 27.387.060 82,69 5.872.146.004 Belanja Alat-Alat Kedokteran dan Kesehatan 1.228.868.000 996.079.719 81,06 11.385.775.836 Belanja Alat-Alat Laboratorium 3.382.048.800 1.261.988.000 1.023.466.779 81,10 22.397.560.596 Belanja Modal Peralatan Mesin tidak terealisasi seluruhnya dikarenakan kebutuhan untuk belanja modal peralatan mesin sudah terpenuhi. 5.1.2.1.3.3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan Realisasi Tahun Anggaran sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 10.451.541.820 dengan rincian sebagai berikut : % Realisasi 2019 Anggaran Realisasi Belanja Gedung 10.451.541.820 Belanja Monumen 10.451.541.820 5.1.2.1.3.4. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan Realisasi Tahun Anggaran sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : Belanja Jalan dan Jembatan Anggaran Realisasi % Realisasi 2019 P e l a k s a n a a n A P B D 19

5.1.2.1.3.5. Belanja Modal Aset Tetap Lainnya Realisasi Tahun Anggaran sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : Anggaran Realisasi % Realisasi 2019 Belanja Buku Perpustakaan 5.1.2.1.3.6. Belanja Modal Aset Tak Berwujud Realisasi Tahun Anggaran sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 3.739.201.500 dengan rincian sebagai berikut : % Realisasi 2019 Anggaran Realisasi Belanja Aset Tak Berwujud 3.739.201.500 3.739.201.500 5.1.2.1.3.6. Belanja Modal BLUD Realisasi Tahun Anggaran sebesar 444.818.808 atau 59,31% dari target 750.000.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 915.413.326 dengan rincian sebagai berikut : Anggaran Realisasi % Realisasi 2019 Belanja Peralatan dan Mesin BLUD 750.000.000 444.818.808 59,31 1.000.009.895 Belanja Gedung dan Bangunan BLUD 192.213.000 Belanja Jalan, Jembatan, Irigasi dan Jaringan BLUD 750.000.000 444.818.808 59,31 1.192.222.895 Belanja Modal BLUD dikarenakan adanya penyesuaian Anggaran Belanja sebesar 43% karena terjadi refocussing Pendapatan. 5.1.2.1.3.6.1. Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD Realisasi Tahun Anggaran sebesar 444.818.808 atau 59,31% dari target 750.000.000 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 617.413.326 dengan rincian sebagai berikut : Belanja Alat-Alat Berat Anggaran Realisasi % Realisasi 2019 Belanja Alat-Alat Angkut 407.500.000 Belanja Alat-Alat Kantor dan Rumah Tangga 320.000.000 163.792.544 51,18 112.523.326 Belanja Alat-Alat Studio 50.000.000 19.609.500 39,22 14.996.000 Belanja Alat-Alat Kedokteran dan Kesehatan 160.000.000 140.000.000 87,50 4.245.000 Belanja Alat-Alat Komputer 220.000.000 121.416.764 55,19 78.149..000 750.000.000 444.818.808 59,31 617.413.326 5.1.2.1.3.6.2. Belanja Modal Gedung dan Bangunan BLUD Realisasi Tahun Anggaran sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 298.000.000 dengan rincian sebagai berikut : Anggaran Realisasi % Realisasi 2019 Belanja Gedung 298.000.000 Belanja Monumen 298.000.000 P e l a k s a n a a n A P B D 20

5.1.2.1.3.6.3. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan BLUD Realisasi Tahun Anggaran sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : Anggaran Realisasi % Realisasi 2019 Belanja Jalan dan Jembatan 5.1.2.1.3.6.4. Belanja Modal Aset Tetap Lainnya BLUD Realisasi Tahun Anggaran sebesar 0 atau 0% dari target 0 dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : Belanja Buku Perpustakaan Belanja Barang Bercorak Kesenian, Kebudayaan Anggaran Realisasi % Realisasi 2019 5.1.3. SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SiLPA) SiLPA Tahun Anggaran sebesar 10.861.505.755 sedangkan Tahun 2019 sebesar 4.638.293.594 5.2. PENJELASAN POS-POS NERACA 5.2.1. Aset Total Aset per 31 Desember sebesar 152.721.332.499,37 naik sebesar 24.433.336.848,44 atau 19,05% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 154.478.553.104,44 5.2.1.1. Aset Lancar Aset Lancar per 31 Desember sebesar 12.244.833.448,86 naik sebesar 2.008.794.072,04 atau 19,62% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 14.793.438.971,93 5.2.1.1.1. Kas Kas per 31 Desember sebesa 10.861.505.755 naik sebesar 6.223.212.161 atau 134,17% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 4.638.293.594 dengan rincian sebagai berikut: 2019 Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Kas BLUD 10.861.505.755 4.638.293.594 10.861.505.755 4.638.293.594 P e l a k s a n a a n A P B D 21

5.2.1.1.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran a. Kas di Bendahara Pengeluaran yang Belum Disetor Kas di Bendahara Pengeluaran yang belum disetor merupakan sisa uang persediaan pada bendahara pengeluaran yang sampai dengan tanggal 31 Desember belum disetor ke rekening kas daerah dan merupakan bagian dari SiLPA Tahun. NO URAIAN 2019 1 5.2.1.1.1.2. Kas di Bendahara Penerimaan a. Kas di Bendahara Penerimaan-RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Kas di Bendahara Penerimaan merupakan saldo kas pada Bendahara Penerimaan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta(baik yang ada di rekening bank maupun tangan) yang belum disetor ke rekening kas umum daerah per 31 Desember dan merupakan bagian dari SILPA Tahun. NO URAIAN 2019 b. Kas Bendahara Penerimaan-Jasa Giro yang Belum Disetor (Non SiLPA) Kas di Bendahara Penerimaan merupakan pendapatan jasa giro yang sampai dengan 31 Desember belum disetor ke Rekening Kas Daerah. NO URAIAN 2019 1 c. Kas di Bendahara Penerimaan-BLUD Kas di Bendahara Penerimaan merupakan saldo kas pada Bendahara Penerimaan BLUD dari pendapatan yang belum disetor ke rekening BLUD per 31 Desember dan merupakan bagian dari SILPA Tahun. NO URAIAN 2019 5.2.1.1.1.3. Kas BLUD Kas BLUD adalah saldo kas tunai maupun yang ada di rekening bank yang merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran BLUD tidak termasuk dana yang berasal dari APBD. Dan bagian dari SiLPA yang akan digunakan untuk operasional Rumah Sakit dan tidak disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah. NO URAIAN 2019 1 Kas di Bendaraha Pengeluaran BLUD 10.828.524.041 4.616.355.415 2 Pendapatan yang belum disetor 8.004.311 21.938.179 10.861.505.755 4.638.293.594 P e l a k s a n a a n A P B D 22

Saldo ini merupakan kas BLUD yang berada di bank dan tunai, merupakan bagian dari SILPA Tahun dengan rincian sebagai berikut : NO EDC Tunai Bank 1 8.004.311 10.853.501.444 10.861.505.755 2 8.004.311 10.853.501.444 10.861.505.755 5.2.1.1.3. Piutang Pendapatan Piutang Pendapatan per 31 Desember sebesar 2.713.395.609,38 turun sebesar 4.326.730.968,75 atau 61,46% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 7.040.126.578,13 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Piutang Pendapatan Lainnya 3.377.822.894,00 7.718.623.305,00 Penyisihan Piutang Pendapatan Lainnya (664.487.284,62) (678.496.726,87) Piutang Pendapatan Lainnya Netto 2.713.395.609,38 7.040.126.578,13 5.2.1.1.3.1. Piutang Pajak (Khusus BAPENDA) Piutang Pajak adalah pendapatan pajak yang sduah mmenjadi hak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tetapi sampai dengan 31 Desember belum dibayar oleh wajib pajak. Piutang Pajak per 31 Desember sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut 2019 Pajak PKB 5.2.1.1.5.1. Penyisihan Piutang Pajak Penyisihan piutang tidak tertagih merupakan piutang yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dan dimungkinkan tidak dapat tertagih per 31 Desember. Penyisihan Piutang Pajak per 31 Desember sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Piutang Cadangan Piutang Cadangan Lancar 5.2.1.1.3.3. Piutang Retribusi Piutang Retribusi adalah pendapatan retribusi yang sudah menjadi hak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tetapi sampai dengan 31 Desember belum dibayar oleh wajib retribusi. Piutang retribusi antara lain piutang retribusi pelayanan kesehatan, piutang askes pada Dinas Kesehatan, piutang pemakaian kekayaan daerah dan piutang tempat pelelangan ikan. Piutang Retribusi per 31 Desember sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut. 2019 Piutang Retribusi Pelayanan Kesehatan (Piutang Askes) P e l a k s a n a a n A P B D 23

5.2.1.1.5.1. Penyisihan Piutang Retribusi Penyisihan piutang tidak tertagih merupakan piutang yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dan dimungkinkan tidak dapat tertagih per 31 Desember. Penyisihan Piutang Retribusi per 31 Desember sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : Lancar Menunggak 1-2 tahun Menunggak 2-3 tahun Menunggak 3-5 tahun 2019 Piutang Cadangan Piutang Cadangan 5.2.1.1.3.5. Piutang Lainnya Piutang Lainnya meliputi piutang selain piutang pajak, piutang retribusi dan bagian lancar tuntutan ganti rugi. Contoh piutang lainnya piutang pendapatan Pasien dan Askes pada RSUD/RSJD, pemanfaatan Gor Jatidiri, piutang hasil penjualan aset kendaraan, piutang penjualan aset tetap peralatan yang tidak terpakai dan piutang tuntutan ganti rugi. Piutang Pendapatan Lainnya per 31 Desember sebesar 3.377.882.894 turun sebesar 4.340.740.411 atau 56,24% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 7.718.623.305 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Piutang Pasien pada RSJD Surakarta 700.744.092 706.240.060 Piutang Askes pada RSJD Surakarta 2.663.278.802 6.986.298.245 Piutang Lain-lain pada RSJD Surakarta 13.860.000 26.085.000 3.377.882.894 7.718.623.305 5.2.1.1.5.1. Penyisihan Piutang Lainnya Penyisihan piutang tidak tertagih merupakan piutang yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dan dimungkinkan tidak dapat tertagih per 31 Desember. Penyisihan Piutang Lainnya per 31 Desember sebesar 664.487.284,62 turun sebesar 14.009.442,25 atau 2,06% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 678.496.726,87 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Piutang Cadangan Piutang Cadangan Lancar 2.687.994.944 1.439.974,72 7.003.701.294 35.018.506 Menunggak 1-2 tahun 3.258.249 325.824,90 21.673.124 2.167.312,40 Menunggak 2-3 tahun 9.440.593 4.720.296,50 30.350.896 15.175.448,00 Menunggak 3-5 tahun 62.375.839 31.187.919,50 73.525.062 36.762.531,00 Menunggak lebih dari 5 tahun 614.813.269 614.813.269,00 589.372.929 589.372.929,00 3.377.882.894 664.487.284,62 7.718.623.305 678.496.726,87 a) Piutang Pasien Penyisihan piutang tidak tertagih pasien merupakan piutang pasien umum yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dan dimungkinkan tidak dapat P e l a k s a n a a n A P B D 24

tertagih per 31 Desember. Penyisihan Piutang Pasien per 31 Desember sebesar 651.101.590,61 naik sebesar 8.817.913,96 atau 1,37% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 642.283.676,65 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Piutang Cadangan Piutang Cadangan Lancar 10.856.142 54.280,71 3.435.249 17.176,24 Menunggak 1-2 tahun 3.258.249 325.824.90 9.555.924 955,592,40 Menunggak 2-3 tahun 9.440.593 4.720.296,50 30.350.896 15.175.448,00 Menunggak 3-5 tahun 62.375.839 31.187.919,50 73.525.062 36.762.531,00 Menunggak lebih dari 5 tahun 614.813.269 614.813.269,00 589.372.929 589.372.929,00 700.744.092 651.101.590,61 706.240.060 642.283.676,64 b) Piutang Askes Penyisihan piutang tidak tertagih askes merupakan piutang askes yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dan dimungkinkan tidak dapat tertagih per 31 Desember. Penyisihan Piutang Askes per 31 Desember sebesar 13.316.394,01 turun sebesar 22.766.231,22 atau 63,09% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 36.082.625,23 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Piutang Cadangan Piutang Cadangan Lancar 2.663.278.802 13.316.394,01 6.974.181.045 34.870.905,23 Menunggak 1-2 tahun 12.117.200 1.211.720,00 Menunggak 2-3 tahun Menunggak 3-5 tahun 2.663.278.802 13.316.394,01 6.986.298.245 36.082.625,23 c) Piutang Lain-lain Penyisihan piutang tidak tertagih lain-lain merupakan piutang selain dari pendapatan pelayanan misalnya piutang sewa kantin, sewa GOR, lahan parkir, dll yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dan dimungkinkan tidak dapat tertagih per 31 Desember. Penyisihan Piutang Pendapatan Lainnya per 31 Desember sebesar 69.300,00 turun sebesar 61.125,00 atau 46,87% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 130.425,00 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Piutang Cadangan Piutang Cadangan Lancar 13.860.000 69.300,00 26.085.000 130.425,00 Menunggak 1-2 tahun Menunggak 2-3 tahun Menunggak 3-5 tahun 13.860.000 69.300,00 26.085.000 130.425,00 5.2.1.1.6. Belanja Dibayar Dimuka Belanja dibayar dimuka merupakan belanja yang belum menjadi kewajiban Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta untuk membayar pada Tahun 2019 namun Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta telah melakukan pembayaran pada tahun 2019 sehingga pembayaran tersebut sebagai uang muka. Belanja dibayar dimuka tersebut berupa Asuransi Barang Milik Daerah P e l a k s a n a a n A P B D 25

dan Asuransi Pegawai Non PNS. Beban Dibayar Dimuka per 31 Desember sebesar 14.216.542,38 naik sebesar 1.492.587,58 atau 11,73% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 12.923.954,80 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Asuransi BMD 14.216.542,38 12.723.954,80 Asuransi Pegawai Non PNS - - 14.216.542,38 12.923.954,80 5.2.1.1.7. Persediaan Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, dan barangbarang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Nilai persediaan diperoleh dari hasil perhitungan fisik per 31 Desember, dikalikan dengan harga pembelian terakhir. Persediaan per 31 Desember sebesar 2.714.287.749 turun sebesar 388.007.096 atau 12.51% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 3.102.294.845 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Persediaan Bahan/Material 2.374.820.922 2.807.441.183 Persediaan Bahan Kegiatan Kantor 319.958.977 274.165.401 Persediaan Makanan dan Minuman 19.507.850 20.688.475 3.714.287.749 3.102.294.845 Persediaan ini termasuk sisa barang per 31 Desember merupakan bantuan dari masyarakat yang diserahkan kepada rumah sakit untuk petugas penanggulangan covid-19. Terdiri dari Obat-obatan dan Alkes sebesar Rp. 327.731.392,00 dan makan minum sebesar Rp. 146.000,00. 5.2.1.2. Investasi Jangka Panjang Investasi Jangka Panjang per 31 Desember sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : 5.2.1.2.1. Investasi Non Permanen-Dana Bergulir Investasi Nonpermanen merupakan saldo dana bergulir yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Investasi non permanen-dana Bergulir per 31 Desember sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : NO Uraian Penambahan Pengurangan 2019 1 5.2.1.2.2. Investasi Non Permanen-Diragukan Tertagih Investasi Non Permanen-Diragukan Tertagih merupakan saldo piutang yang dimungkinkan tidak tertagih yang dikelola oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Kebijakan diragukan P e l a k s a n a a n A P B D 26

tertagih sesuai dengan kebijakan piutang tidak tertagih. Investasi non permanen-diragukan tertagih per 31 Desember sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : Lancar Menunggak 1-2 tahun Menunggak 2-3 tahun Menunggak 3-5 tahun Investasi Non Permanen 2019 Diragukan Investasi Non Tertagih Permanen Diragukan Tertagih 5.2.1.3. Aset Tetap Aset Tetap per 31 Desember sebesar 213.036.155.290 naik sebesar 35.102.934.120 atau 19,73% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 212.566.982.493 dengan rincian sebagai berikut : Rincian mutasi aset tetap terdiri dari : Saldo Awal Rp. 212.566.982.493,00 Penambahan Belanja Modal Rp. 33.764.516.236,00 Hibah Rp. 71.160.000,00 Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp. 10.451.722.586,00 Reklasifikasi Masuk dari aset lainnya Rp. 1.733.815.091,00 Koreksi Rp. 1,00 Rp. 46.021.213.914,00 Berkurang Ekstrakontable Rp. 147.387.208,00 Mutasi Keluar Rp. 151.900.000,00 Reklasifikasi Keluar antar aset tetap Rp. 10.451.722.586,00 Reklasifikasi Keluar ke Aset Lainnya Rp. 163.460.000,00 Koreksi Rp. 3.810.000,00 Rp. 10.918.279.794,00 Grand Total Rp. 213.036.155.290,00 5.2.1.3.1. Tanah Tanah per 31 Desember sebesar 50.269.000.000 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 50.269.000.000 dengan rincian sebagai berikut : Bertambah Berkurang 2019 Tanah 50.269.000.000 50.269.000.000 50.269.000.000 50.269.000.000 Rincian mutasi tanah terdiri dari : Saldo Awal Rp. 50.269.000.000,00 Penambahan Belanja Modal Rp. Rp. P e l a k s a n a a n A P B D 27

Berkurang Ekstrakontable Koreksi Rp. Rp. Rp. Grand Total Rp. 50.269.000.000,00 5.2.1.3.2. Peralatan dan Mesin Peralatan dan Mesin per 31 Desember sebesar 93.665.991.403 naik sebesar 24.098.045.499 atau 34,64% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 93.196.818.606 dengan rincian sebagai berikut : Bertambah Berkurang 2019 Alat Besar 2.773.025.000 2.773.025.000 Alat Angkut 6.574.396.823 1.735.450.450 151.900.000 6.574.396.823 Alat Bengkel dan Ukur 542.511.140 510.306.640 542.511.140 Alat Pertanian dan Peternakan Alat Kantor dan Rumah Tangga 26.509.868.760 9.528.799.330 504.484.924 26.509.868.760 Alat Studio dan Komunikasi 980.491.137 14.996.000 980.491.137 Alat Kedokteran 48.937.045.945 11.413.095.836 594.615.000 48.937.045.945 Alat Laboratorium 2.286.375.076 3.686.154.876 3.382.048.800 2.286.375.076 Alat Komputer 4.992.821.522 1.772.835.091 4.992.821.522 Alat Keselamatan Kerja 48.576.000 48.576.000 48.576.000 Alat Olahraga 20.880.000 23.760.000 2.880.000 20.880.000 93.665.991.403 28.733.974.223 4.635.928.724 93.665.991.403 Rincian mutasi peralatan dan mesin terdiri dari : Saldo Awal Rp. 93.196.818.606,00 Penambahan Belanja Modal Rp. 23.014.974.416,00 Hibah Rp. 71.160.000,00 Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp. 4.013.024.716,00 Reklasifikasi Masuk dari aset lainnya Rp. 1.634.815.091,00 Rp. 28.733.974.223,00 Berkurang Ekstrakontable Rp. 147.387.208,00 Mutasi Keluar Rp. 151.900.000,00 Reklasifikasi Keluar antar aset tetap Rp. 4.169.371.516,00 Reklasifikasi Keluar ke aset lainnya Rp. 163.460.000,00 Koreksi Rp. 3.810.000,00 Rp. 4.635.928.724,00 Grand Total Rp. 93.665.991.403,00 5.2.1.3.3. Gedung dan Bangunan Gedung dan Bangunan per 31 Desember sebesar 39.953.428.752 naik sebesar 5.013.940.050 atau 14,35% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 39.953.428.752 dengan rincian sebagai berikut : Bertambah Berkurang 2019 P e l a k s a n a a n A P B D 28

Gedung 39.139.376.152 11.149.089.870 6.135.149.820 39.139.376.152 Monumen 814.052.600 814.052.600 39.953.428.752 11.149.089.870 6.135.149.820 39.953.428.752 Rincian mutasi gedung dan bangunan terdiri dari : Saldo Awal Rp. 39.953.428.752,00 Penambahan Belanja Modal Rp. 10.749.541.820,00 Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp. 300.548.050,00 Reklasifikasi Masuk dari aset lainnya Rp. 99.000.000,00 Rp. 11.149.089.870,00 Berkurang Reklasifikasi Keluar antar aset tetap Rp 6.135.149.820,00 Rp. 6.135.149.820,00 Grand Total Rp. 39.953.428.752,00 5.2.1.3.4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 31 Desember sebesar 5.498.858.002 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 5.498.858.002 dengan rincian sebagai berikut : Bertambah Berkurang 2019 Jalan dan Jembatan 2.053.018.611 2.053.018.611 Bangunan Air/Irigasi 100.621.000 100.621.000 Instalasi 3.345.218.391 3.345.218.391 Jaringan 5.498.858.002 5.498.858.002 Rincian mutasi jalan, irigasi, dan jaringan terdiri dari : Saldo Awal Rp. 5.498.858.002,00 Penambahan Rp. Belanja Modal Rp. Rp. Berkurang Rp. Reklasifikasi keluar ke Aset Lainnya Rp. Rp. Grand Total Rp. 5.498.858.002,00 5.2.1.3.5. Aset Tetap Lainnya Aset Tetap Lainnya per 31 Desember sebesar 83.262.230 naik sebesar 21.510.000 atau 20,68% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 83.262.230 dengan rincian sebagai berikut : Bertambah Berkurang 2019 Buku Perpustakaan 15.632.230 3.000.000 15.632.230 Barang Bercorak Kesenian dan Kebudayaan 67.630.000 23.760.000 67.630.000 83.262.230 3.000.000 23.760.000 83.262.230 Rincian mutasi aset tetap lainnya terdiri dari : P e l a k s a n a a n A P B D 29

Saldo Awal Rp. 83.262.230,00 Penambahan Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp. 3.000.000,00 Rp. 3.000.000,00 Berkurang Rp. Reklasifikasi keluar antar aset tetap Rp. 23.760.000,00 Rp. 23.760.000,00 Grand Total Rp. 83.262.230,00 5.2.1.3.6. Konstruksi Dalam Pengerjaan Konstruksi dalam Pengerjaan per 31 Desember sebesar 23.565.614.903 naik sebesar 6.011.708.571 atau 34,25% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 23.565.614.903 dengan rincian sebagai berikut : Uraian Pembangunan Bertambah Berkurang 2019 Kontruksi dalam Pengerjaan 23.565.614.903 6.135.149.821 123.441.250 23.565.614.903 23.565.614.903 6.135.149.821 123.441.250 23.565.614.903 Penjelasan Konstruksi Dalam Pembangunan No Pembangunan yang Lokasi No. Kontrak Nilai Kontrak Masa Realisasi Fisik menjadi KDP Pelaksanaan (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Bangunan Kesehatan Berupa Pembangunan Struktur Lantai 5 ( lima ) untuk Rawat Inap Gedung Rawat Inap 5 Lantai Tahap III 2 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Pengadaan Bangunan Kesehatan Biaya Pembangunan Gedung Rawat Inap 5 Lantai Tahap II 3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Pengadaan Bangunan Kesehatan Berupa Pembangunan Gedung Rawat Inap 5 Lantai Tahap III 4 Belanja Konsultan Perencanaan Pneumatic Tube System Tahun Anggaran 2019 RS Jiwa Daerah 027/2079.6/05/2017 Rp.11.949.091.000,- 210 hari Rp. 12.645.281.000,- 100 Surakarta Jl.Ki Tanggal 03 Mei 2017 kalender (04 Hajar Dewantara Mei 2017 s/d 29 November No.80 Jebres 2017) Surakarta RS Jiwa Daerah 027/5985/09/2019 Rp.22.767.115.000,- 120 hari Rp. 4.736.894.083,- 100 Surakarta Jl.Ki Tanggal 03 kalender (03 Hajar Dewantara September 2019 September 2019 s/d 31 No.80 Jebres Desember 2019 Surakarta ) RS Jiwa Daerah 027/5394/07/ Rp.6.039.669.821,- 120 hari Rp. 6.134.149.820,- 100 Surakarta Jl.Ki Tanggal 31 Juli kalender ( 31 Hajar Dewantara Juli s/d 27 November No.80 Jebres Surakarta RS Jiwa Daerah 027.1/7049.6/11/2019 Rp. 56.100.000,- 30 hari kalender Rp. 48.290.000,- 100 Surakarta Jl.Ki Tanggal 05 November ( 05 November Hajar Dewantara 2019 2019 s/d 4 Desember No.80 Jebres 2019) Surakarta Rincian mutasi peralatan dan mesin terdiri dari : Saldo Awal Rp. 23.565.614.903,00 Penambahan Rp. Reklasifikasi Masuk antar aset tetap Rp. 6.135.149.820,00 Koreksi Rp. 1,00 Rp. 6.135.149.821,00 P e l a k s a n a a n A P B D 30

Berkurang Rp. Reklasifikasi Keluar antar aset tetap Rp. 123.441.250,00 Rp. 123.441.250,00 Grand Total Rp. 23.565.614.903,00 5.2.1.4. Akumulasi Penyusutan Akumulasi Penyusutan per 31 Desember sebesar 76.575.828.016,19 naik sebesar 14.273.399.491,30 atau 22,91% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 76.106.655.219,19 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Alat Besar 1.499.651.250,00 1.499.651.250,00 Alat Angkut 4.047.664.580,13 4.047.664.580,13 Alat Bengkel dan Ukur 134.034.828,00 134.034.828,00 Alat Pertanian dan Peternakan - - Alat Kantor dan Rumah Tangga 17.542.889.492,80 17.542.889.492,80 Alat Studio dan Komunikasi 959.135.337,00 959.135.337,00 Alat Kedokteran dan Kesehatan 33.213.549.981,40 33.213.549.981,40 Alat Laboratorium 1.247.150.567,57 1.247.150.567,57 Alat Komputer 3.516.038.353,75 3.516.038.353,75 Alat Keselamatan Kerja 9.715.200,00 9.715.200,00 Alat Olahraga 20.880.000,00 20.880.000,00 Gedung 12.165.323.949,36 12.165.323.949,36 Monumen 97.686.312,00 97.686.312,00 Jalan dan Jembatan 1.184.194.211,00 1.184.194.211,00 Bangunan Air 35.577.850,00 35.577.850,00 Instalasi 902.336.103,18 902.336.103,18 Jaringan - - 76.575.828.016,19 76.106.655.219,19 5.2.1.5. Aset Lainnya Aset Lainnya per 31 Desember sebesar 4.016.171.776,70 naik sebesar 1.838.995.147,70 atau 75,96% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 3.224.786.858,70 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Aset Tak Berwujud 2.665.091.409 2.665.091.409 Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud (785.264.281,80) (785.264.281,80) Akumulasi Amortisasi Aset Tidak Berwujud Netto 1.879.817.127,20 1.879.817.127,20 2019 Barang Rusak Berat 4.943.497.419 4.152.112.501 Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya (2.807.142.769,50) (2.807.142.769,50) Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya Netto 2.136.354.649,50 1.344.969.731,50 5.2.1.5.1. Aset Dikerjasamakan Aset Dikerjasamakan 31 Desember sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 5.2.1.5.2. Aset Tidak Berwujud P e l a k s a n a a n A P B D 31

Aset Tak Berwujud 31 Desember sebesar 2.665.081.409 naik sebesar 2.168.846.409 atau 437,06% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 2.665.081.409 Rincian mutasi peralatan dan mesin terdiri dari : Saldo Awal Rp. 2.665.081.409,00 Penambahan Rp. Belanja Modal Rp. 3.739.201.500,00 Reklasifikasi dari Aset Tetap Rp. 163.460.000,00 Rp. 3.902.661.500,00 Berkurang Rp. Reklasifikasi ke aset tetap Rp. 1.733.815.091,00 Rp. 1.733.815.091,00 Grand Total Rp. 2.665.081.409,00 5.2.1.5.3. Amortisasi Aset Tak Berwujud Amortisasi Aset Tak Berwujud 31 Desember sebesar 785.264.271,80 naik sebesar 533.016.281,80 atau 211,31% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 785.264.271,80 5.2.1.5.4. Aset Lain-Lain Aset Lain-Lain 31 Desember sebesar 4.152.112.501 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 4.152.112.501 merupakan barang rusak dan tidak digunakan untuk aktifitas operasional Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta serta dalam proses penghapusan dengan rincian sebagai berikut : 2019 Alat Besar - - Alat Angkut 15.397.000 15.397.000 Alat Bengkel dan Ukur 1.696.000 1.696.000 Alat Kantor dan Rumah Tangga 1.200.488.747 1.200.488.747 Alat Studio dan Komunikasi 93.358.931 93.358.931 Alat Kedokteran 142.915.833 142.915.833 Alat Laboratorium 495.499.600 495.499.600 Alat Komputer 343.892.890 343.892.890 Gedung 999.296.600 999.296.600 Jalan dan Jembatan - - Instalasi 813.041.900 813.041.900 Bahan Perpustakaan - - Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olahraga 46.525.000 46.525.000 4.152.112.501 4.152.112.501 5.2.1.5.5. Penyusutan Barang Rusak Berat Penyusutan Barang Rusak Berat per 31 Desember sebesar 2.807.142.769,50 naik sebesar 40.821.979,50 atau 1,48% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 2.807.142.769,50 2019 Alat Besar - - Alat Angkut 15.397.000,00 15.397.000,00 Alat Bengkel dan Ukur 1.696.000,00 1.696.000,00 P e l a k s a n a a n A P B D 32

Alat Pertanian dan Peternakan - - Alat Kantor dan Rumah Tangga 1.199.978.747,00 1.199.978.747,00 Alat Studio dan Komunikasi 93.358.931,00 93.358.931,00 Alat Kedokteran 142.915.833,00 142.915.833,00 Alat Laboratorium 495.499.600,00 495.499.600,00 Alat Keamanan - - Alat Komputer 343.892.890,00 343.892.890,00 Gedung 372.121.436,00 372.121.436,00 Jalan dan Jembatan - - Instalasi 142.282.332.50 142.282.332.50 Jaringan - - Bahan Perpustakaan - - Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olahraga - - 2.807.142.769,50 2.807.142.769,50 5.2.2. KEWAJIBAN Total Kewajiban per 31 Desember sebesar 1.855.880.671 turun sebesar 1.326.908.749,18 atau 41,69% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 3.184.789.420,18 5.2.2.1. Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember sebesar 1.855.880.671 turun sebesar 1.326.908.749,18 atau 41,69% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 3.184.789.420,18 5.2.2.1.1. Utang Perhitungan Fihak Ketiga Kewajiban Jangka Pendek Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) per 31 Desember sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 5.2.2.1.2. Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 merupakan penerimaan yang sesungguhnya belum menjadi hak Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta pada periode bersangkutan, tetapi pembayarannya telah terlebih dahulu diterima oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta pada Tahun. 5.2.2.1.3. Utang Jangka Pendek Lainnya Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember sebesar 1.855.880.671 turun sebesar 1.326.908.749,18 atau 41,69% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 3.184.789.420,18 5.2.2.1.3.1. Utang Jasa Pelayanan Utang Jasa Pelayanan per 31 Desember sebesar 1.775.054.201 turun sebesar 1.380.206.219,18 atau 43,74% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar P e l a k s a n a a n A P B D 33

3.155.260.420,18. Utang ini berupa utang jasa pelayanan pada RS Jiwa Daerah Surakarta dengan rincian sebagai berikut : Hak Dinas Sudah Dibayar TA. Kurang Dibayar No Uraian Anggaran Realisasi % 1 2 3 4 5 6 7 8 1 RSJD Surakarta 16.627.036.553,18 1. Kekurangan 2019 3.155.260.420,18 2. TA. 11.711.294.000 11.696.721.932 99,88 13.471.776.133 11.696.721.932 1.775.054.201 5.2.2.1.3.2. Utang Bagi Hasil Pajak kepada Kabupaten/Kota (BAPENDA) Utang Bagi Hasil Pajak per 31 Desember sebesar 0 turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Pajak Kendaraan Bermotor 5.2.2.1.3.3. Utang Belanja Utang Belanja per 31 Desember sebesar 84.520.478 naik sebesar 54.991.478 atau 186,23% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 29.529.000 2019 Utang Belanja Pegawai 2.000.000 Utang Belanja Barang dan Jasa 80.826.470 27.529.000 Utang Belanja Modal 3.694.008-84.520.478 29.529.000 5.2.2.1.3.4. Utang Lain-lain Utang Lain-lain per 31 Desember sebesar 0 turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 5.2.3. EKUITAS Total Ekuitas Lainnya per 31 Desember sebesar 151.922.021.677,37 naik sebesar 24.668.101.759,44 atau 19,38% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 201.977.452.147,66 5.3. PENJELASAN POS-POS LAPORAN OPERASIONAL 5.3.1. PENDAPATAN-LO Pendapatan yang dimasukkan dalam Laporan Operasional adalah pendapatan yang telah timbul hak pemerintah untuk menagih selama TA.. Pendapatan-LO per 31 Desember sebesar 27.728.716.093 turun sebesar 2.284.317.932 atau 7,61% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 30.290.128.679 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Pendapatan Asli Daerah 27.657.556.093 30.218.968.679 Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 71.160.000 71.160.000 27.728.716.093 30.290.128.679 P e l a k s a n a a n A P B D 34

5.3.1.1. Pendapatan Asli Daerah-LO Pendapatan Asli Daerah-LO per 31 Desember sebesar 27.728.716.093 turun sebesar 2.284.317.932 atau 7,61% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 30.218.968.679 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Pendapatan Retribusi Daerah Lain-Lain Pendpatan Asli Daerah yang sah 27.728.716.093 30.218.968.679 27.728.716.093 30.218.968.679 5.3.1.1.1. Pendapatan Pajak Daerah (BAPENDA) Pendapatan Pajak Daerah -LO per 31 Desember sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Pajak Kendaraan Bermotor 5.3.1.1.2. Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Retribusi Daerah -LO per 31 Desember sebesar 0 naik/turun sebesar 0 atau 0% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 0 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Retribusi Jasa Umum 5.3.1.1.3. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Lain-lain PAD yang Sah-LO per 31 Desember 27.657.556.093 turun sebesar 2.355.477.932 atau 7,85% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 30.218.968.679 dengan rincian sebagai berikut : 2019 Penerimaan dari BLUD 27.657.556.093 30.218.968.679 Penerimaan Lain-lain 27.657.556.093 30.218.968.679 5.3.1.2. Lain-Lain Pendapatan yang Sah Lain-Lain Pendapatan yang Sah-LO per 31 Desember sebesar 71.160.000 naik sebesar sebesar 71.160.000 atau 100% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 71.160.000 akun ini merupakan hibah barang aset tetap dari pemerintah pusat dan/atau pemerintah kabupaten/kota. 5.3.2. BEBAN Belanja yang dimasukkan dalam Laporan Operasional adalah Belanja yang telah diterbitkan dokumen pembayaran yang disahkan oleh pengguna anggaran dan barang telah diterima. Beban per 31 Desember sebesar 110.328.223.419,72 naik sebesar 1.455.109.118,35 atau 1,34% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 112.762.713.684,83 P e l a k s a n a a n A P B D 35

5.3.2.1. Beban Operasional Beban Operasional per 31 Desember sebesar 110.328.223.419,72 naik sebesar 1.455.109.118,35 atau 1,34% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 112.762.713.684,83 2019 Beban Pegawai 61.678.790.958,00 61.678.790.958,00 Beban Persediaan 11.228.082.765,00 11.264.319.869,00 Beban Jasa 18.774.420.351,12 21.159.898.949,30 Beban Pemeliharaan 2.820.127.569,00 2.820.127.569,00 Beban Perjalanan Dinas 699.156.816,00 699.156.816,00 Beban Bantuan Sosial 2.000.000,00 2.000.000,00 Beban Penyusutan/Amortisasi 14.978.257.752,60 14.978.257.752,60 Beban Penyisihan Piutang - 12.807.062.93 Beban Lain-Lain 147.387.208,00 147.387.208,00 110.328.223.419,72 112.762.713.684,83 5.3.2.1.1. Beban Pegawai Beban Pegawai per 31 Desember sebesar 61.678.790.958 turun sebesar 1.732.759.635 atau 2,98% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 61.678.790.958 2019 Beban Pegawai Tidak Langsung 56.473.830.958 56.473.830.958 Beban Pegawai Langsung 5.204.960.000 5.204.960.000 61.678.790.958 61.678.790.958 5.3.2.1.2. Beban Persediaan Beban Persediaan per 31 Desember sebesar 11.228.082.765,00 naik sebesar 796.940.716,92 atau 7,64% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 11.264.319.869,00 2019 Beban Persediaan Bahan Habis Pakai 3.175.120.601,00 3.175.120.601,00 Beban Persediaan Bahan/Material 5.284.258.039,00 5.320.495.143,00 Beban Persediaan Pakaian Dinas dan Atributnya 229.700.000,00 229.700.000,00 Beban Persediaan Makanan dan Minuman 2.539.004.125,00 2.539.004.125,00 11.228.082.765,00 11.264.319.869,00 5.3.2.1.3. Beban Jasa Beban Jasa per 31 Desember sebesar 18.774.420.351,12 naik sebesar 2.152.923.873,96 atau 10,29% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 21.159.898.949,30 2019 Beban Jasa Kantor 17.234.441.485,00 19.619.920.083,18 Beban Jasa Premi Asuransi 397.388.726,12 397.388.726,12 Beban Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor 6.980.000,00 6.980.000,00 Beban Jasa Konsultasi 135.061.750,00 135.061.750,00 Beban Cetak dan Penggandaan 373.858.170,00 373.858.170,00 Beban Makanan da Minuman 378.590.163,00 378.590.163,00 Beban Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS 248.100.057,00 248.100.057,00 18.774.420.351,12 21.159.898.949,30 P e l a k s a n a a n A P B D 36

5.3.2.1.4. Beban Pemeliharaan Beban Pemeliharaan per 31 Desember sebesar 2.820.127.569,00 turun sebesar 28.839.378,00 atau 0,84% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 2.820.127.569,00 2019 Beban Perawatan Kendaraan Bermotor Beban Pemeliharaan 2.820.127.569,00 2.820.127.569,00 2.820.127.569,00 2.820.127.569,00 5.3.2.1.5. Beban Perjalanan Dinas Beban Perjalanan Dinas per 31 Desember sebesar 699.156.816,00 naik sebesar 65.980.496,00 atau 10,42% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 699.156.816,00 5.3.2.1.6. Beban Bantuan Sosial Beban Bantuan Sosial per 31 Desember sebesar 2.000.0000,00 naik sebesar 2.000.000,00 atau 100% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 2.000.0000,00 5.3.2.1.7. Beban Penyusutan/Amortisasi Aset Beban Penyusutan/Amortisasi Aset per 31 Desember sebesar 14.978.257.752,60 naik sebesar 4.370.371.779 atau 41,20% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 14.978.257.752,60 5.3.2.1.8. Beban Penyisihan Piutang Beban Penyisihan Piutang per 31 Desember sebesar 0 turun sebesar 31.055.195,10 atau 100% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 12.807.062,93 5.3.2.1.3. Beban Lain-lain Beban Lain-lain per 31 Desember sebesar 147.387.208,00 naik sebesar 124.494.208,00 atau 640,90% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 147.387.208,00 2019 Beban Penyisihan Dana Bergulir - - Beban Lain-lain 147.387.208,00 147.387.208,00 147.387.208,00 147.387.208,00 5.3.3. Surplus/Defisit dari kegiatan Non Operasional 5.3.3.1 Surplus/Defisit Penjualan/Pelepasan Aset Tetap Non Lancar Surplus/defisit Penjualan/Pelepasan Aset tetap Non Lancar digunakan untuk mencatat : Apabila barang yang dihapuskan masih terdapat nilai buku (Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan/amortisasi) maka selisih tersebut dicatat pada akun ini contohnya barang yang diusulkan penghapusan sebesar Rp 5.000.000,00 dan akumulasi P e l a k s a n a a n A P B D 37

penyusutan sebesar Rp 4.000.000,00 maka selisihnya Rp 1.000.000,00 dicatat pada sebgai defisit Pelepasan Aset Non Lancar. Apabila terjadi penjualan aset tetap maka selisih nilai buku dengan pendapatan yang diterima dari penjualan aset tetap merupakan surplus/defisit penjualan aset non lancar.lampiran perincian sebagai berikut : No Jenis Aset Harga Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Penerimaan Pendapatan Sesuai STS Surplus/(Defisit) Penjualan Aset 1 2 3 4 5=3-4 6 7=6-5 1 Gedung 2 Kendaraan jumlah 5.3.3.3 Surplus/Defisit Penjualan/Pelepasan Kegiatan Non Operasional Surplus/Defisit Penjualan/Pelepasan Kegiatan Non Operasi Lainnya per 31 Desember sebesar 19.009.442,25 turun sebesar 30.978.250,91 atau 68,86% dibanding saldo per 31 Desember 2019 sebesar 24.107.693,16 2019 Surplus dari Kegiatan Non Operasi Lainnya 19.009.442,25 44.987.693,16 Defisit dari Kegiatan Non Operasi Lainnya - (20.880.000,00) 19.009.442,25 24.107.693,16 5.4. PENJELASAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Merupakan komponen Laporan Keuangan yang menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos ekuitas awal, surplus/defisit LO pada periode bersangkutan, koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas dan ekuitas akhir. P e l a k s a n a a n A P B D 38

BAB VI PENJELASAN ATAS INFORMASI NON KEUANGAN RUMAH SAKIT 6.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Sebelum diintegrasikan kedalam binaan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah seperti saat ini, Letak semula RS Jiwa Daerah Surakarta berada di jantung Kota Solo yang beralamat (lokasi lama) di Jl. Bhayangkara No. 50 Surakarta. Pada awalnya rumah sakit ini didirikan pada tahun 1918 dan diresmikan terpakai tanggal 17 Juli 1919 dengan nama D o o r g a n g h u i s v o o r krankzinnigen dan dikenal pula dengan nama Rumah Sakit Jiwa MANGUNJAYAN yang menempati areal seluas + 0,69 ha dengan kapasitas tampung sebanyak 216 tempat tidur (TT). Atas dasar kesepakatan bersama pada tahun 1986 dalam bentuk Ruislag dengan Pemda Dati II Kodya Surakarta, kantor RS Jiwa Pusat Surakarta akan di pergunakan sebagai kantor KONI Kodia Surakarta, maka dalam proses pembangunan fisik lebih lanjut pada tanggal 3 Pebruari 1986 Rumah Sakit Jiwa Surakarta menempati lokasi yang baru di tepian sungai Bengawan Solo, tepatnya jalan Ki Hajar Dewantoro No. 80 Surakarta dengan luas area 10 ha lebih dengan luas bangunan 10.067 m2. Pada saat ini pemanfaatan lahan mencapai 45%, dan daya tampung yang tersedia sebanyak 297 tempat tidur (TT) dengan wilayah kerja mencakup Eks Karisidenan Surakarta, Wilayah lain di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur bagian barat dan sebagian sebagian wilayah DIY. Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka RS Jiwa Pusat Surakarta berubah menjadi RS Jiwa Daerah Surakarta dibawah Pemda Provinsi Jawa Tengah. RS Jiwa Pusat Surakarta diserahkan dari Pemerintah Pusat kepada kepada Pemerintah Daerah pada tahun 2001 berdasarkan SK Menteri Kesehatan No. 1079/Menkes/SK/X/2001 tanggal 16 Oktober 2001. Adapun penetapan RS Jiwa Pusat menjadi RS Jiwa Daerah Surakarta berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah No. 440/09/2002 pada bulan Februari 2002. Kemudian sejak tahun 2009 RS Jiwa Daerah Surakarta telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Provinsi Jawa Tengah.Daerah RSJD Surakarta merupakan Rumah Sakit khusus kelas A. Pada awal berdiri Rumah Sakit Jiwa ini dipimpin oleh Dr. Engelhard kemudian dilanjutkan Dr. Semeru, Dr. Wignyobroto, Dr. R.M. Soejarwadi. RS. Jiwa Daerah Surakarta mengalami pergantian Direktur, sebagai berikut : 1 Anna Janti : 1966 1980 2 Th.Lestari : 1980 1984 3 G. Pandu Setiawan, Sp.Kj : 1984 1996 4 H. Lukman Mustar, Sp.KJ. : 1996 2001 P e l a k s a n a a n A P B D 39

5 Sugiharto, M.Kes (MMR) : 2002 2003 6 Arif Zainudin, Sp.KJ. : 2004 2005 7 Siti Nuraini Arief, Sp.KJ. : 2006 2008 8 Muhammad Sigit WP, Sp.KJ. : 2008 2009 9 Suprihhartini, Sp.KJ. : 2009 2010 10 Endro Suprayitno, Sp.KJ, M.Si : 2010 2014 11 drg. R. Basoeki Soetardjo, MMR : 2015 2019 12 Plt Direktur, dr. Agustini Christiawati, MM : 2019 13 Endro Suprayitno, Sp.KJ, M.Si : sekarang 6.2. Visi dan Misi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta 1. Visi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Visi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah : Menjadi Pusat Pelayanan dan Pendidikan Kesehatan Jiwa Pilihan yang Profesional Dan Berbudaya. 2. Misi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Misi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah: 1. Memberikan pelayanan kesehatan jiwa dan kesehatan penunjang yang bermutu dan terjangkau masyarakat; 2. Mengembangkan sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas kompetensi aparatur. 3. Mengembangkan sarana dan prasarana Rumah Sakit yang Efektif dan Efisien. 4. Menyediakan wahana pendidikan kesehatan jiwa sebagai Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi. 5. Menyelenggarakan Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan bidang kesehatan jiwa yang Unggul dan Profesional. 6. Menerapkan nilai-nilai budaya kerja aparatur dalam memberikan pelayanan selaras dengan kearifan lokal. 6.3. Landasan Hukum Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang beralamatkan di Jl.KH.Dewantoro No.80 Kentingan, Jebres, Surakarta, nomor telepon (0271) 641442 Fax. (0271) 648920 pada awalnya adalah rumah sakit milik Pemerintah Pusat dengan SK Menkes RI No.:135/SK/Menkes/IV/1978 tanggal 28 April 1978. Setelah adanya desentralisasi, RS Jiwa Daerah Surakarta merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan tipe A khusus, bertanggung-jawab kepada Gubernur Jawa Tengah. Sesuai dengan kedudukannya mempunyai dasar hukum sebagai berikut : 1. Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali yang terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 P e l a k s a n a a n A P B D 40

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 3. PP Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah; 5. SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 440/09/2002 tentang Pengintegrasian Rumah Sakit Jiwa Semarang, Surakarta dan Klaten dalam perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah; 6. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No.97 tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Amino Gondohutomo dan Rumah sakit Jiwa Daerah Surakarta Provinsi Jawa Tengah. 6.4. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Sesuai Pergub nomor 97 tahun 2008, tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja RS Jiwa Daerah Dr.Amino Gondohutomo dan RS Jiwa Daerah Surakarta Provinsi Jawa Tengah memiliki Tugas dan Fungsi sebagai berikut : 1. Tugas Pokok : Menyelenggarakan pelayanan kesehatan khususnya usaha Pelayanan Kesehatan Jiwa dengan upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan, dan penyelenggaran pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. 2. Fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pelayanan Kesehatan Jiwa; b. Pelayanan Penunjang dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Pelayanan Kesehatan Jiwa. c. Penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan jiwa. d. Pelayanan Medis Kesehatan Jiwa. e. Pelayanan Penunjang Medis dan non Medis. f. Pelayanan Keperawatan. g. Pelayanan Rujukan. h. Pendidikan dan Pelatihan tenaga kesehatan khususnya kesehatan jiwa. i. Penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. j. Pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, hukum, hubungan masyarakat, organisasi dan tatalaksana, serta rumah tangga /perlengkapan umum. P e l a k s a n a a n A P B D 41

3. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Lembaga Perangkat Daerah Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah, dipimpin oleh seorang Direktur yang membawahi 2 (dua) Wakil Direktur, 6 (enam) Kepala Bagian/Bidang dan 12 (dua belas) pejabat eselon IV a, adalah sebagai berikut: a. Direktur b. Wakil Direktur Pelayanan Medis, membawahkan : 1) Bidang Pelayanan Medis, membawahkan : a) Seksi Pelayanan Rawat Inap dan Rujukan b) Seksi Pelayanan Rawat Jalan, Rehabilitasi dan Kesehatan Jiwa Masyarakat 2) Bidang Pelayanan Keperawatan, membawahkan: a) Seksi Keperawatan Rawat Inap dan Rujukan b) Seksi Keperawatan Rawat Jalan, Rehabilitasi dan Kesehatan Jiwa Masyarakat 3) Bidang Penunjang Medis, membawahkan : a) Seksi Penunjang Diagnostik b) Seksi Penunjang Non Diagnostik c. Wakil Direktur Administrasi, membawahkan : 1) Bagian Perencanaan, Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan, membawahkan : a) Sub Bagian Perencanaan,Monitoring dan Evaluasi b) Sub Bagian Pendidikan,Penelitian dan Pengembangan 2) Bagian Keuangan, membawahkan : a) Sub Bagian Akuntansi b) Sub Bagian Perbendaharaan dan Verifikasi 3) Bagian Umum, membawahkan : a) Sub Bagian Kepegaiwaian,Tata Usaha dan Hukum b) Sub Bagian Rumah Tangga dan Umum d. Kelompok Jabatan Fungsional Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dapat dilihat pada bagian dibawah ini ini : P e l a k s a n a a n A P B D 42

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DIREKTUR WADIR PELAYANAN MEDIS WADIR ADMINISTRASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIO- NAL BIDANG PELAYANAN MEDIS BIDANG KEPERAWAT- AN BIDANG PENUNJANG MEDIS BAGIAN PERENCANAAN, PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAGIAN KEUANGAN BAGIAN UMUM SEKSI PELAYANAN RAWAT INAP DAN RUJUKAN SEKSI KEPERAWATAN RAWAT INAP DAN RUJUKAN SEKSI PENUNJANG DIAGNOSTIK SUBBAGIAN PERENCANAAN, MONITORING DAN EVALUASI SUBBAGIAN AKUNTANSI SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN TATA USAHA, DAN HUKUM SEKSI PELAYANAN RAWAT JALAN, REHABILITASI DAN KESEHATAN JIWA SEKSI KEPERAWATAN R. JALAN, REHABILITASI DAN KESEHATAN JIWA SEKSI PENUNJANG NON DIAGNOSTIK SUBBAGIAN PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGA N SUBBAGIAN PERBENDAHAR AAN DAN VERIFIKASI SUBBAGIAN RUMAH TANGGA DAN UMUM P e l a k s a n a a n A P B D 43

6.5 Kinerja Non Keuangan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Tahun INDIKATOR KINERJA OPERASIONAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA A. PERTUMBUHAN PRODUKTIVITAS 1 PERTUMBUHAN RATA-RATA KUNJUNGAN RAWAT JALAN 0,99 2 PERTUMBUHAN RATA-RATA KUNJUNGAN RAWAT DARURAT 0,95 3 PERTUMBUHAN HARI PERAWATAN RAWAT INAP 0,82 4 PERTUMBUHAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI 0,88 5 PERTUMBUHAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1,54 6 PERTUMBUHAN REHABILITASI MEDIK 1,44 B. EFISIENSI PELAYANAN 1 RASIO PASIEN RAWAT JALAN DENGAN DOKTER 10,02 2 RASIO PASIEN RAWAT JALAN DENGAN PERAWAT 8,96 3 RASIO PASIEN RAWAT DARURAT DENGAN DOKTER 1,41 4 RASIO PASIEN RAWAT DARURAT DENGAN PERAWAT 0,65 5 RASIO PASIEN RAWAT INAP DENGAN DOKTER 9,34 6 RASIO PASIEN RAWAT INAP DENGAN PERAWAT 1,22 7 BOR : 53,44% 8 LOS Tahun. 22 Hari 9 BTO 9 Hari 10 TOI 19 Hari P e l a k s a n a a n A P B D 44

BAB VII PENUTUP Demikian catatan atas laporan keuangan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta untuk tahun anggaran. Catatan atas laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Kami berharap catatan atas laporan keuangan ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta memenuhi prinsipprinsip transparansi, akuntabilitas,pertanggungjawaban, independensi dan fairness dalam pengelolaan keuangan daerah. PLT. DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIS dr. SETYOWATI RAHARDJO, Sp.KJ, M.Kes Pembina Tingkat I NIP. 19740625 2000312 2 002 P e l a k s a n a a n A P B D 45