Nilai rujukan spirometri untuk lanjut usia sehat



dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (noncommunicable

Indikasi Pemeriksaan

ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA

Uji Fungsi (lung function test) Peak flow meter

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) di Indonesia tahun mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur

ABSTRAK HUBUNGAN LINGKAR PINGGANG / WAIST CIRCUMFERENCE (WC) DAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA LAKI LAKI DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I A. LATAR BELAKANG. morbiditas kronik dan mortalitas di seluruh dunia, sehingga banyak orang yang

Keterampilan Klinis UJI FAAL PARU (SPIROMETRI)

BAB 1. Pendahuluan. Faktor perinatal menjadi faktor risiko gangguan respiratorik kronis masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. yang ditandai oleh progresivitas obstruksi jalan nafas yang tidak sepenuhnya

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar tahun

Oleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS VITAL PARU LANSIA DI KELURAHAN KARANGGENENG KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. dengan kisaran usia 5-14 tahun (Gerald dkk, 2004). Prevalens asma di Indonesia belum

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi perokok dewasa per hari. Menurut data Global Adult Tobacco Survey

BAB 4 METODE PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sekarang sedang menanggung beban ganda dalam kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang

PENGARUH LATIHAN PERNAPASAN DIAFRAGMA TERHADAP ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA ANAK YANG MEMPUNYAI HOBI RENANG USIA 9-15 TAHUN

ABSTRAK. Pengaruh dan Hubungan Merokok Terhadap Kapasitas Vital Paru pada Pria Dewasa

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN UMUR TERHADAP KAPASITAS VITAL PADA PRIA DEWASA NORMAL

PERBANDINGAN PARAMETER FUNGSI PARU ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI DENGAN SEPAK TAKRAW DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. PPOK merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan beberapa efek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN JENIS KELAMIN TERHADAP KAPASITAS VITAL PADA PRIA DAN WANITA DEWASA NORMAL

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

I. PENDAHULUAN. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibalut dengan kertas atau daun. nipah. Menurut Purnama (1998) dalam Alamsyah (2009), rokok

Gambaran Pemeriksaan Faal Paru pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik yang Berobat di Poli Paru RSUD Koja Periode Desember 2005-Desember 2008

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA SKOR COPD ASSESSMENT TEST (CAT), INDEKS BRINKMAN DAN FUNGSI PARU

PENGARUH SENAM ASMA TERHADAP FUNGSI PARU (KVP & FEV1) PADA WANITA ASMA DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BKPM) SEMARANG

Pemakaian obat bronkodilator sehari- hari : -Antikolinergik,Beta2 Agonis, Xantin,Kombinasi SABA+Antikolinergik,Kombinasi LABA +Kortikosteroid,,dll

ABSTRAK. Pengaruh dan Hubungan Kebiasaan Merokok Terhadap Kapasitas Vital Paru pada Pria Dewasa

: CINDY AUDINA PRADIBTA

Perbandingan Nilai Arus Puncak Ekspirasi Antara Perokok dan Bukan Perokok

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

ABSTRAK HUBUNGAN LINGKAR DADA TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DEWASA NORMAL

Hubungan antara senam zumba terhadap nilai FEV1 pada mahasiswa semester 1 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perokok pasif atau second hand smoke (SHS) istilah pada orang lain bukan

HUBUNGAN DERAJAT KLINIS PPOK DENGAN HASIL PEMERIKSAAN FUNGSI PARU BERDASARKAN SPIROMETRI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PURSED LIPS BREATHING

ABSTRAK PENGARUH LATIHAN MENYANYI TERHADAP FUNGSI FAAL PARU LAKI LAKI DEWASA MUDA

ABSTRAK. PENGARUH TEH HIJAU (Camellia sinensis L.)TERHADAP VOLUME EKSPIRASI PAKSA detik pertama (VEP 1 ) LAKI-LAKI DEWASA NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

BAB I PENDAHULUAN. menerus, maka akan terjadi perubahan pada fungsi paru-paru mereka

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DAN WANITA DEWASA NORMAL

ABSTRAK PERBANDINGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DEWASA NORMAL YANG RUTIN BEROLAHRAGA FUTSAL DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat

GAMBARAN HASIL SPIROMETRI PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PARU DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kematian mencapai korban jiwa. 3 Sekitar 80% keracunan. dilaporkan terjadi di negara-negara sedang berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. populasi dalam negara yang berbeda. Asma bronkial menyebabkan kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi sindrom metabolik sangat bervariasi, disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB V PEMBAHASAN. kelamin pria dipilih karena mayoritas populasi sampel di BBKPM adalah pria dan

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN BERAT BADAN TERHADAP KAPASITAS VITAL PADA PRIA DEWASA NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TES FUNGSI PARU

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN RENTANG TANGAN DAN FUNGSI PARU PADA ANAK ASMA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014

ABSTRAK PERBANDINGAN PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA PEROKOK DAN NON PEROKOK SETELAH LATIHAN FISIK AEROBIK

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN TINGGI BADAN TERHADAP KAPASITAS VITAL PADA PRIA DEWASA NORMAL

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN RIWAYAT KEBIASAAN MEROKOK DENGAN DERAJAT PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI POLIKLINIK PARU RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

HUBUNGAN ANTARA KONTROL ASMA dengan KUALITAS HIDUP ANGGOTA KLUB ASMA di BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA (VEP1) PADA MAHASISWA

Hubungan Derajat Sesak Napas Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Menurut Kuesioner Modified Medical Research Council Scale

PERBANDINGAN NILAI MAXIMAL VOLUNTARY VENTILATION SEBELUM DAN SETELAH REHABILITASI OTOT PERNAPASAN PADA PASIEN-PASIEN PENYAKIT PARU NO: RS/NO.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Fisiologi dan Ergonomi

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan semakin tingginya penjanan faktor resiko, seperti faktor pejamu

Uji Diagnostik Rasio Tetap Terhadap Batas Bawah Normal VEP /KVP

Laporan Penyuluhan. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)

LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMERIKSAAN PENELITIAN

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dari penyebab kasus mortalitas dan morbiditas di negara-negara dengan. pendapatan tinggi dan pendapatan rendah.

FAKTOR RISIKO GANGGUAN FUNGSI PARU PADA TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI DAERAH CARGO PERMAI, KABUPATEN BADUNG, BALI

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN VOLUME PARU PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN SKRIPSI

Tingkat Kontrol Asma Mempengaruhi Kualitas Hidup Anggota Klub Asma di Balai Kesehatan Paru

Hubungan Pemeriksaan Faal Paru dan Keluhan Respiratorik pada Jemaah Haji Kota Padang Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) atau COPD (Chronic

PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PERNAPASAN DAN FUNGSI PARU MELALUI SENAM ASMA PADA PASIEN ASMA

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

Pengaruh Kebiasaan Merokok terhadap Fungsi Paru pada Pegawai Pria di Gedung Rektorat Universitas Lampung

STUDI KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) DI RSUD A.W SJAHRANIE SAMARINDA PERIODE JANUARI- DESEMBER 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

PEMERIKSAAN FAAL PARU

Perbandingan FEV 1 antara subjek perokok dan non perokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Transkripsi:

Juli-September 2005, Vol.24 No.3 Nilai rujukan spirometri untuk lanjut usia sehat Martiem Mawi Bagain Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti ABSTRAK Spirometri merupakan alat skrining untuk penyakit paru dan paling sering dilakukan untuk menguji fungsi paru. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan nilai rujukan spirometri untuk lanjut usia sehat laki-laki dan perempuan. Referensi dan kisaran normal untuk FEV 1, FVC, rasio FEV 1 /FVC diperoleh dari 137 subyek berusia 60-80 tahun. Penelitian menunjukkan distribusi umur antar gender tidak berbeda (rerata umur laki-laki adalah 66,3 ± 4,8 tahun dan perempuan adalah 65,9 ± 5,3 tahun). Laki-laki mempunyai tinggi badan lebih daripada perempuan (rerata tinggi badan laki-laki adalah 152,6 ± 4,8 cm dan perempun adalah 151,2 ± 7,6 cm). Perbandingan berbagai fungsi paru antar gender dari kelompok usia menunjukkan bahwa kelompok usia 70 tahun ke atas semua ukuran lebih rendah pada perempuan. Pada kedua gender, FEV 1, FVC, rasio FEV 1 /FVC menunjukkan penurunan yang kontinu dengan peningkatan usia. Terdapat hubungan antara FEV 1 dan FVC, dengan umur dan tinggi badan. Nilai rujukan spirometri tersebut menetapkan batasan normal untuk lanjut usia sehat. Kata kunci : Lanjut usia, spirometer, FEV 1, FVC ABSTRACT Spirometric reference values for healthy elderly Spirometry, which probably the most important tool in screening for pulmonary disease, is the most frequently performed pulmonary function test. The aim of this study was to describe spirometric equation reference equations for healthy elderly male and female. Reference equations and normal ranges for forced expiratory volume in one second (FEV 1 ), forced vital capacity (FVC), FEV 1 /FVC ratio were derived from healthy 137 subjects age 60-80 years. This study showed that the age distribution of the women and men were similar (mean age of men was 66.3 ± 4.8 years and women 65.9 ± 5.3 years). Men were taller than women (mean height of men was 152.6 ± 4.8 cm and women 151.2 ± 7.6 cm). Comparing the various lung function between men and women of similar age groups, it was found that in group 70 years and more all the measurements were lower in female. In both men and women, the FEV 1, FVC and FEV 1 /FVC ratio show a clear steady decline with age. There was a relationship between FEV 1 and FVC with age and height. The spirometry reference values from this study determine the normal range for healthy elderly Keywords : Elderly, spirometric, FEV 1, FVC 124

Vol.24 No.3 PENDAHULUAN Spirometri adalah tes fungsi paru yang paling sering digunakan untuk menapis (screening) penyakit paru. Indikasi lain penggunaan spirometri adalah untuk menentukan kekuatan dan fungsi dada, mendeteksi berbagai penyakit saluran pernapasan terutama akibat pencemaran lingkungan dan asap rokok. Berbagai penelitian untuk menguji fungsi paru dilakukan pada penderita berusia <60 tahun. dan prediksi nilai spirometri didasarkan pada hasil studi tersebut. (1-3) Di Indonesia, Tim Pneumobile dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah membuat nilai rujukan fungsi paru untuk orang sehat berusia antara 13 sampai 70 tahun. (4) Parameter yang digunakan untuk menentukan fungsi paru adalah volume eskpirasi paksa satu detik pertama (Forced expiratory volume in 1 second/fev 1 ), kapasitas vital paksa (forced vital capacity/ FVC) dan rasio FEV 1 /FVC. (5-7) Nilai rujukan yang sahih untuk parameter spirometri pada lanjut usia Afro-African dan Japanese-American yang sehat sudah dilaporkan sebelumnya. (8,9) Kenyataannya, prediksi nilai spirometri untuk lanjut usia seringkali didasarkan pada observasi atau ekstrapolasi dari hasil penelitian usia muda. Namun, harus diingat prediksi nilai spirometri pada lanjut usia berdasarkan data dari usia muda seringkali tidak tepat karena hubungan antara fungsi paru, usia dan tinggi badan akan berubah dengan meningkatnya usia. Petunjuk internasional merekomendasikan bahwa nilai rujukan spirometri tidak dapat diekstrapolasi berdasarkan data usia dan tinggi badan yang melebihi usia yang tesedia. (10) Untuk Indonesia data nilai rujukan spirometri untuk orang sehat yang tersedia saat ini hanya untuk usia 13 sampai 70 tahun. Dengan semakin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Indonesia, populasi masyarakat yang berusia >70 tahun akan semakin bertambah. Oleh karena itu perlu diteliti nilai rujukan spirometri pada kelompok lanjut usia sehat yang berusia lebih dari 70 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi paru lansia sehat yang berusia 60 tahun ke atas, terutama usia di atas 70 tahun. Selain itu ingin diketahui hubungan antara umur, tinggi badan dan fungsi paru. METODE Disain penelitian Penelitian cross-sectional digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Lokasi dan populasi penelitian Penelitian dilakukan di beberapa wilayah di DKI Jakarta. Subyek penelitian studi ini merupakan sebagian kecil dari sampel penelitian studi utama yang bertujuan untuk meneliti status kesehatan pada lanjut usia. Kriteria inklusi dari studi ini adalah lanjut usia berusia 60 tahun dan lebih, sehat (tidak menderita diabetes melitus, penyakit jantung, dan penyakit obstruksi saluran napas), tidak merokok dan tidak obesitas. Dari 7 responden hanya 137 subyek yang memenuhi kriteria inklusi terdiri dari 62 pria dan 75 wanita. Instrumen Semua responden diwawancarai menggunakan kuesioner yang mencakup umur, jenis kelamin dan tinggi badan. Untuk mengukur FEV 1, FVC dan rasio FEV 1 /FVC digunakan Autospirometer AS 500. Autospirometer dilengkapi dengan mouth piece yang dihubungkan dengan transducer. Transducer mengubah aliran udara menjadi aliran listrik. Untuk menjamin ketepatan pengukuran selama melakukan percobaan 125

Mawi Rujukan spirometri untuk lansia sehat dilakukan kalibrasi alat dengan semprit 2.000 ml buatan Jepang setiap hari sebelum melakukan percobaan. Pemeriksaan faal paru Pemeriksaan faal paru dilakukan pada 137 subyek penelitian yang telah dilakukan pemeriksaan fisik. Subyek penelitian diberikan penjelasan dan contoh cara melakukan inspirasi dalam sampai maksimal dan ekspirasi maksimal dengan kuat (paksa) untuk memperoleh nilai kapasitas vital paksa (FVC) Setelah itu subyek penelitian melakukan maneuver kapasitas vital paksa (FVC) minimal 3 kali dan maksimal 8 kali. Dari 1 kali inspirasi dalam yang diikuti dengan ekspirasi maksimal dan kuat (paksa) diperoleh nilai FVC, FEV 1 dan rasio FEV 1 /FVC. Untuk FEV 1, nilai yang diambil adalah dua nilai yang terbesar dengan perbedaan tidak lebih dari 5% atau 100 ml. Untuk FVC nilai yang diambil adalah dua nilai terbesar dengan perbedaannya tidak lebih dari 5% atau 200 ml. Analisis Analisis diskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik subyek penelitian. Untuk melihat hubungan antara tinggi badan dan FVC, usia dan FEV 1, usia dan rasio FEV 1 /FVC digunakan uji regresi linier sederhana. Pada analisis regresi linier ganda semua variabel prediktor terhadap fungsi paru yang bermakna (p<0,05) dimasukkan ke dalam model regresi untuk memprediksi fungsi paru. HASIL Hasil pemeriksaan spirometri 137 responden dan karakteristiknya disajikan pada Tabel 1. Umur rata-rata pria 66,3 ± 4,8 tahun dan wanita 65,9 ± 5,3 tahun, sebagian besar pria 74,2 % (42/62) dan wanita 76,0% (57/75). Rata-rata tinggi badan pria besarnya 152,6 ± 7,9 cm, dan wanita 151,2 ± 7,64 cm. Nilai FEV 1 pria rata-rata 1,2 ± 0,4 liter, wanita 1,1 ± 0,4 liter. Nilai FVC pria rata-rata adalah 1,2 ± 0,5 liter, wanita 1,2 ± 0,4 liter. Rasio FEV 1 / FVC pria rata-rata adalah 97,4 ± 6,6 %, wanita 96,2 ± 5,8%. Tabel 1. Umur, tinggi badan, FEV1, FVC dan ratio FEV1/FVC pada pria dan wanita Nilai rata-rata FEV 1 dan FVC baik pada pria maupun wanita terlihat penurunan sesuai dengan bertambahnya usia. Nilai tertinggi ditemukan pada kelompok usia 60-64 tahun dan terendah pada kelompok usia 75-79 tahun.(tabel 2). Tabel 2. Nilai rata-rata spirometri berdasarkan umur dan jenis kelamin pada pria dan wanita 126

Vol.24 No.3 FEV1 (L) 1.50 FEV1 (L) FEV1 (L) FEV1(L) 1.30 1.10 0.80 140-149 150-159 160-169 0.90 130-139 140-149 150-159 160-169 1.60 0.80 1.50 1.30 1.10 0.90 140-149 150-159 160-169 130-139 140-149 150-159 160-169 Gambar 1. Hubungan positif antara FEV 1 dan FVC dengan tinggi badan pada pria Gambar 2. Hubungan positif antara FEV 1 dan FVC dengan tinggi badan pada wanita Gambar 1 menunjukkan adanya hubungan positif antara FEV 1 dan FVC dengan tinggi badan pada pria, semakin tinggi badan akan meningkatnya nilai FEV 1 dan FVC. Kecenderungan yang sama terlihat pada wanita, semakin tinggi badan wanita akan meningkatkan nilai FEV 1 dan FVC. (Gambar 2) Baik pada pria maupun wanita, nilai koefiesien regresi dari usia dan tinggi badan tidak menunjukkan adanya perbedaan (Tabel 3). Model regresi rujukan untuk memprediksi fungsi paru berdasarkan usia dan tinggi badan didapatkan sebagai berikut : untuk wanita : Nilai FEV 1 : y = -0,123-0,018 usia + 0,016 tinggi badan Nilai FVC : y = -0,123 0,018 usia + 0,017 tinggi badan Rasio FEV 1 /FVC : y = 100,196 0,016 usia untuk pria : Nilai FEV 1 : y = -0,450 0,019 usia + 0,019 tinggi badan Nilai FVC : y = -1,313 0,016 usia + 0,023 tinggi badan Rasio FEV 1 /FVC : y = 110,453 0,019 usia PEMBAHASAN Dari 137 lansia sehat menunjukkan adanya penurunan nilai rata-rata FEV 1 dan FVC dengan semakin meningkatnya usia. Semakin lanjut usia seseorang otot-otot pernafasan akan semakin lemah, melemahnya otot-otot pernafasan mulai sekitar usia 55 tahun. (10) Hasil ini sesuai dengan studi yang dilakukan baik di Indonesia maupun negara-negara lainnya. (4,6,8) Nilai FEV 1 dan FVC baik pada pria maupun wanita akan meningkat dengan bertambahnya tinggi badan, seperti 127

Mawi terlihat pada Gambar 1 dan 2. Hasil yang diperoleh pada studi ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Enright dkk. dan Marion dkk. (6,9) Perkembangan jaringan paru dan kekuatan dari sistem muskuloskeletal pada rongga dada berperan terhadap besarnya nilai FEV 1 dan FVC. (5) Analisis regresi menunjukkan adanya hubungan antara FEV 1, FVC dan usia serta tinggi badan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada populasi di Inggris. (11) Rasio FEV 1 dan FVC (%) umumnya digunakan sebagai indeks yang sensitif untuk membedakan penderita dengan hasil uji spirometri yang normal, ringan dan berat. Rule of thumb yang sering digunakan oleh klinikus pada usia pertengahan (middle age) adalah 80% dikategorikan normal dan <70% obstruksi fungsi paru. (12) Pada studi ini rasio FEV 1 /FVC menurun dengan bertambahnya usia baik pada pria maupun wanita. Penurunan ini lebih nyata pada kelompok berusia 70-79 tahun. Untuk membuat sebuah persamaan matematik rujukan spirometri yang dapat diaplikasikan untuk masyarakat luas, idealnya subyek penelitian yang diikut sertakan harus mencakup semua kelompok masyarakat. Subyek penelitian tidak boleh dipilih dari mereka yang sedang mencari upaya pengobatan. Harus diakui tidaklah mudah untuk mendefinisikan lansia yang sehat. Pada studi ini yang dimaksud dengan lansia sehat adalah lansia yang tidak menderita diabetes melitus, penyakit jantung, penyakit obstruksi saluran napas kronik (PPOK) dan tidak merokok. Merokok merupakan faktor risiko timbulnya PPOK. Rokok menimbulkan reaksi inflamasi dengan atau tanpa pembentukan mukus dalam saluran pernapasan, peningkatan sel polymorfonuklear dan terjadi penghambatan elastase inhibitor yang dapat merusak jaringan elastin, akibatnya fungsi paru menurun. (12,13) American Thoracic Society pada studinya hanya menyatakan subyek penelitian yang dikutsertakan pada penilaian spirometri adalah tidak pernah merokok, bebas dari penyakit saluran napas dan tidak menderita penyakit. (14) KESIMPULAN DAN SARAN Rujukan spirometri untuk lansia sehat Nilai rujukan spirometri pada studi ini dapat digunakan untuk memprediksi fungsi paru pada lansia sehat berusia 60-79 tahun. Untuk dapat menyusun sebuah persamaan matematik yang dapat digunakan di masyrakat luas disarankan melakukan penelitian lebih lanjut dengan subyek peneltian yang lebih besar dan mencakup semua kelompok di masyarakat. Tabel 3. Persamaan regresi rujukan spirometri untuk pria dan wanita usia 60 79 tahun *Bermakna (p<0,05); R 2 = Coefficient of determination; SE = Standard Error; FEV1 = Forced expiratory volume in 1 second; FVC = Forced vital capacity 128

Vol.24 No.3 UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Universitas dan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti yang telah memberikan kesempatan dan dana untuk melaksanakan penelitian ini. Daftar Pustaka 1. Falaschetti E, Laiho J, Primatesta P, Purdon S. Prediction equations for normal and low lung function from the health survey for England. Eur Respir J 2004; 23: 456-63. 2. Boyle AH, Locke DL. Update on chronic obstructive pulmonary disease. Med Surg Nursing 2004; 13: 42-8. 3. Maltais F. Skletal muscles in chronic airflow obstruction. Why bother?. Am J Respir Crit Care Med 2003; 168: 916-7. 4. Yunus F. Proyek Pneumobile Indonesia. Paru 1990; 10: 35-7. 5. Virani N, Shah B, Celly A. Pulmonary function studies in healthy non-smoking adults in Ashram SA, Pondicherry. Indian J Med Res 2001; 114: 177-84. 6. Marion MS, Leonardson GR, Rhoades ER, Welty TK, Enright PL. Spirometry reference values for American adults. Chest 2001; 120: 489-95. 7. Barreiro TJ, Perillo I. An approach to interpreting spirometry. 2004. Available at: http://www.aafp.org/afp/20040301/1107.html. Accessed April 11, 2005. 8. Enright PL, Jhonson LR, Connet JE, Voelker H, Buist AS. Spirometry in the lung health study. Am Rev Respir Dis 1991; 143: 1215-23. 9. Enright PL, Kronmal RA, Higgins M, Schenker M, Haponik EF. Spirometry reference values for women and men 65 to 85 years of age. Am Rev Respir Dis 1993; 147: 125-33. 10. Rogers L, Cassino C, Berger KI, Goldring RM, Norman RG, Klugh T, Reibman J. Asthma in elderly. Chest 2002; 122: 1580-6. 11. Sakao S, Tatsumi K, Hashimoto T, Igari H, Shirawa H, Kuriyama T. Vascular endothelial growth factor and risk of smoking-related COPD. Chest 2003; 124: 323-7. 12. Pauwels RA, Buist AS, Calverley PM, Jekins CR, Hurd SS. Global strategy for the diagnosis, management, and prevention of chronic obstructive pulmonary disease. NHLBI/WHO Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) Workshop summary. Am J Respir Crit Care Med 2001; 163: 1265-76. 13. Bella V, Battaglia S, Catalano F, Scichilone N, Incalzi RA, Imperiale C, Rengo F. Aging and disability affect misdiagnosis of COPD in elderly asthmatics. Chest 2003; 123: 1066-72. 14. American Thoracic Society. Lung function testing: selection of reference values and interpretative strategies: an official statement of the American Thoracic Society. Am Rev Respir Dis 1991; 144: 1202-18. 129