RESOLUSI KONFERNAS II LEKRA. Laksanakan Tavip, djebol terus jang lama, bangun terus jang baru.



dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN-KEPUTUSAN KONGRES NASIONAL LEKRA I

TRANSKRIP Kuliah/Tanja-Djawab/ Pendjelasan J.M. Menko D.N. Aidit Dimuka Peserta Pendidikan Kader Revolusi Angkatan Dwikora Tanggal 18 Oktober 1964

Varia No. 406 Hal (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi

RESOLUSI KONFERENSI NASIONAL SASTRA DAN SENI REVOLUSIONER (KSSR)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN JAJASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUMBANGAN ARTIS FILM TERHADAP PEMBANGUNAN DJIWA BANGSA

PENGUSAHA NASIONAL SWASTA, DJADILAH PENJUMBANG KONSTRUKTIF UNTUK JPENJELESAIAN REVOLUSI!

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1967 TENTANG PENANAMAN MODAL ASING DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1970 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERDJA BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENTJANA NASIONAL

Versi elektronik dari buku itu dibuat oleh.

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI )

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO

Kamus Ketjil Istilah Marxis

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

Undang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Versi elektronik dari buku itu dibuat oleh.

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN DJEMBRANA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1948 TENTANG PENGAWASAN PERBURUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1970 TENTANG PEMBENTUKAN STAF PELAKSANA PEMILIHAN UMUM DI IRIAN BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

Mendajung Antara Dua Karang: Peletakan Sebuah Dasar. Oleh: Shohib Masykur

BAB I OBJEK, DJUMLAH DAN TERUTANGNJA PADJAK. Pasal 1

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 51 tahun Oktober 1969

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1953 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1969 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN URUSAN LOGISTIK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN - NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Presiden Republik Indonesia,

Jahja pertama 1 Kenjataan hidup jang kekal, salam doa Nasehat akan hidup ditengah terang dengan kebenaran, mendjadi tanda persekutuan dengan Allah

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

UNDANG-UNDANG 1950 No. 4 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1970 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERBEKALAN DAN PERHUBUNGAN PADA LEMBAGA PEMILIHAN UMUM

KEGIATAN POLITIK DAN KEPARTAIAN DI DAERAH PROPINSI IRIAN BARAT POLITIK DAN KEPARTAIAN DI DAERAH PROPINSI IRIAN BARAT. KEGIATAN.

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 52 tahun Oktober 1969

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REBPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 tahun 1971 TENTANG PERDJANDJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN

FILM & SENSOR. Ditindjau dari sudut kreasi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERDJA DENGAN RAHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ii----r. ~ DEPARTEM DISKUSI PANEL BUTAS kesimpulan : Dl TUG U. P UNT J A K - BOGOR. T A N GGA L 10 S/ D 13 AGUSTUS 1971

Peraturan Pemerintah 1950 No. 37

Pidato Bung Karno, 27 Oktober 1965

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

Komunisme dan Pan-Islamisme

KONSEPSI SENDIRI - DJANGAN MENDJIPLAK!

Warisan Bung Karno Untuk Rakyat Indonesia

UNDANG-UNDANG UAP TAHUN 1930 (STOOM ORDONANTIE 1930) (Stb. No.225 TAHUN 1930)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komunis di Indonesia mengalami perubahan yang garis

SERI AMANAT 39 PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DPRGR 16 AGUSTUS 1970 REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1965 TENTANG GERAKAN NASIONAL TRANSMIGRASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 159 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun TENTANG PEMADAM API

PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR

Sumber : Perpustakaan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan

PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO DIDEPAN SIDANG DEWAN PERWAKILAN RAKJAT 16 AGUSTUS 1972

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA No. 95 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KABUPATEN BANDJAR

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA No. 237 TAHUN 1960 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

mm\uñ MANIFESTO POLITIK

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SURAT PENTJALONAN UNTUK PEMILIHAN ANGGOTA D.P.R./D.P.R.D.I DAN D.P.RD. II

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

k. e. w o ro sjilo v Ketua Presidium Sovjet Tertinggi URSS INDONESIA S WIIIA l\i IA

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1965 TENTANG KEGIATAN POLITIK DAN KEPARTAIAN DI DAERAH PROPINSI IRIAN BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16 TAHUN KAMI, PEDJABAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1966 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEDJARAH TELANDJANG MEMBUKA. MULUT MANUSIA BISU Chris Hartono

Bahan Renungan Sekitar G30S, Bung Karno, Suharto dan PKI

Transkripsi:

RESOLUSI KONFERNAS II LEKRA Laksanakan Tavip, djebol terus jang lama, bangun terus jang baru. Konfernas ke-ii LEKRA jang bersidang di Djakarta pada 24 dan 25 Agustus 1964, telah mempeladjari dan mendiskusikan Pidato 17 Agustus Presiden Sukarno Tahun Vivere Pericoloso, memutuskan mendukung sepenuhnja dan bersedia bersama-sama Pemerintah dan segenap Rakjat melaksanakan Tavip. Konfernas menganggap Tavip sebagai pembuka babakan baru, babakan penting didjalan ofensif Manipolis, djuga dan terutama dibidang kebudajaan. Garis Tavip dibidang kebudajaan, sebagai pengembangan garis Manipol dibidang kebudajaan, merupakan program aksi jang singkat, padat dan tepat, jaitu: Berantaslah segala kebudajaan asing jang gila-gilaan! Kembalikan kepada kepribadian sendiri. Ganjanglah Manikebu, sebab Manikebu melemahkan revolusi! Konfernas gembira bahwa dengan Tavip maka sembojan aksi Pleno Palembang PP Lekra jang lalu Djebol kebudajaan imperialis dan feodal, dan bangun kebudajaan Rakjat dengan mengintegrasikan diri dengan kaum buruh dan tani ternjata tepatnja sebagai sembojan nasional dbidang kebudajaan. Dengan Tavip maka tak mungkin didua-artikan lagi bahwa jang harus didjebol adalah segala kebudajaan asing jang gila-gilaan, bahwa jang harus dibangun adalah kebudajaan sendiri dan kepribadian sendiri, dan bahwa jang urgen sekali diganjang adalah Manikebuisme dan kaum Manikebuis. Ini adalah tugas nasional, jang tidak satu patriotpun boleh ketinggalan! Ini adalah program aktivitet, jang tidak satu demokratpun boleh menghambatnja dengan pasivitet! Konfernas ke-ii LEKRA menginstruksikan kepada Lembaga LEKRA, kepada semua Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang dan Pimpinan Ranting serta kepada segenap anggota LEKRA untuk setjara serius mempeladjari, mendiskusikan, melaksanakan dan mengamalkan Tavip dan melawan setiap sabotase terhadap Tavip. Laksanakan Tavip, djebol terus jang lama dan usang, bangun terus jang baru dan madju! Bersiap untuk Kongres Nasional II LEKRA Konfernas II LEKRA jang bersidang di Djakarta pada 24 dan 25 Agustus 1964, telah mendiskusikan setjara mendalam perkembangan dan kegiatan-kegiatan LEKRA sedjak Kongres Nasional I pada Djanuari 1959 di Solo serta tugas-tugasnja selandjutnja dalam menjelesaikan Revolusi Agustus 45 tahap pertama ini, terutama dibidang kebudajaan, sebaik setjara nasional maupun internasional, maka dengan bulat memutuskan untuk melangsungkan Kongres Nasional II LEKRA dalam bulan Mei 1965 jang akan datang, bertempat di Djakarta. Untuk mensukseskan Kongres ini sepenuhnja dan membikinja benar-benar mendjadi peristiwa nasional jang mempunjai arti sedjarah, terutama dibidang kebudajaan, Konfrenas memutuskan supaja LEKRA serta Lembaga-lembaganja mulai dari Pusat sampai dengan Ranting

didesa-desa melakukan riset dibidang masing-masing tanpa lepas dari bidang kehidupan dan perdjuangan kaum buruh dan kaum tani sebagai keseluruhan. Djuga Konfernas sependapat, supaja sedjak sekarang sudah dimulai memobilisasi seluruh anggota LEKRA utnuk mengumpulkan dana bagi pembiajaan Kongres ini. Konfrensi menjerukan untuk mulai bekerdja dengan sembojan Dengan mengintegrasikan diri dengan kaum buruh dan kaum tani, kita djadikan Kongres Nasional II LEKRA sendjata melawan imperialis AS dan mengganjang 2 setan desa. Integrasikan kegiatan kebudajaan dengan kebangkitan kaum tani. Dalam mendiskusikan kegiatan-kegiatan LEKRA jang basisnja sudah ada didesa, serta menilai kebangkitan kaum tani jang sedang berlawanan menghapuskan penghisapan feodal didesa, maka Konfernas berkesimpulan bahwa sekalipun didesa masih berdominasi sisa-sisa feodalisme dibidang kebudajaan, tapi sudah ada perubahan mental jang njata sebagai akibat daripada perubahan pikiran. Kaum tani, terutama buruh tani dan tani miskin, pada pokoknja tidak menggantungkan hidupnja lagi kepada tuantanah, tapi sudah berlawanan menentang tuantanah djahat utnuk menegakkan hak-hak hidup jang wadjar. Dalam perlawanan ini kaum tani tidak bisa digertak dan ditakut-takuti lagi, tapi sudah memperlihatkan keberanian, disiplin dan kemampuan berorganisasi. Sembojan BTI, jang mewakili massa tani revolusioner, jang berbunji satu desa, satu sanggar, membuktikan adanja tuntutan meningkat daripada kaum tani dibidang kebudajaan. Konfernas sependapat, bahwa hanja dengan mengintegrasikan kegiatan kebudajaan dengan kebangkitan kaun tani, barulah mungkin mendjadikan bentuk-bentuk kesenian, seperti misalnja drama Rakjat, tjukilan kaju dan poster, njaji dan tari revolusioner dan lain-lain, sebagai sendjata ditangan kaum tani. Pengintegrasian kegiatan kebudajaan ini pertama-tama haruslah berarti pengintegrasian diri setjara total sastrawan, seniman dan pekerdja-pekerdja kebudajaan dengan kaum tani, jang hakikatnja berarti pula satu dalam pikiran dan perasaan dengan kaun tani revolusioner. Konfernas berkejakinan, bahwa Gerakan Kebudajaan Baru, jaitu memberantas keterbelakangan dan kemaskiatan didesa, tertutama dikalangan buruhtani dan tanimiskin, adalah gerakan membantu memperkuat dajatahan kaum tani setjara fisik dan moral dalam perlawananja terhadap 7 setan desa. Konfrensi menjerukan, supaja seluruh sastrawan, seniman dan pekerdja kebudajaan turut ambil bagian aktif dalam melaksanakan Gerakan Kebudajaan Baru ini. Teruskan pengganjangan terhadap Manikebu Konfernas II LEKRA bulat sependapat, bahwa sesuai dengan Amanat Presiden dalam TAVIP jang menjatakan, bahwa kemunafikan adalah sumber dari segala kelemahan, perpetjahan, reformis, kompromis, revisionisme, penghianatan, dan Bung Karno menjerukan tendang-keluar orang-orang jang berkepala dua! maka kaum manikebu harus diganjang terus, karena manikebu adalah kemunafikan dibidang kebudajaan.

Konfernas menjadari, bahwa pengganjangan terhadap kaum manikebu ini bukanlah pekerdjaan mudah, tapi harus merupakan aksi terus-menerus jang didukung oleh front jang luas. Manikebuis-manikebuis pada dewasa ini masih tjukup banjak bertjokol dilembagalembaga pendidikan, keilmuan dan kebudajaan, maka tugas mengexpose dan merintul mereka adalah tugas jang sesuai dengan andjuran TAVIP. Usir Peace Corps dan Tutup Institut-intitut Imperialis AS Konfernas II LEKRA berpendapat, bahwa Peace Corp AS, Usis dan Pusat Kebudajaan AS, dan Jefferson Library adalah institut-institut dan saluran-saluran utama imperialisme AS untuk melakukan intervensi dan agresi mental terhadap projek neo-kolonialisme,,malaysia, maka institut-institut dan saluran-saluran ini telah merupakan sendjata penting imperialis AS untuk men-subversi dan merongrong ketahanan nasional Rakjat Indonesia. Konfernas menjambut dan mendukung aksi-aksi massa Rakjat jang dilantjarkan, seperti pengusiran dan penolakan terhadap orang-ornag Peace Corps di Kediri, Makassar maupun Denpasar, aksi ambil alih atas Jeffersin Library di Djogja, serta aksi-aksi dan tuntutan-tuntutan menutup Usis dan Pusat Kebudajaan, AS. Aksi-aksi massa Rakjat ini adalah patriotik jang sesuai dengan semangat peningkatan DWIKORA seperti diamanatkan oleh presiden dalam TAVIP. Konfernas bermufakat mendesak Pemerintah agar sesuai dengan tuntutan-tuntutan dan aksi-aksi massa Rakjat jang luas ini serta sedjiwa dengan Amanat TAVIP, setjara tepat dan bidjaksana bertindak memerintahkan penghentian aktivitet dan penutupan Usis dan Pusat Kebudajaan AS, dibubarkannja samasekali Jefferson Libary dan institut-institut imperialis AS sedjenisnja, dan dipulangkannja segera Peace Corps AS. Tingkatkan aksi boikot mendjadi penolakan total terhadap film-film imperialis AS Mendiskusikan aksi-aksi pelaksanaan DWIKORA diseluruh negeri, maka Konfernas menganalisa masalah-masalah aksi boikot terhadap film-film imperialis AS, jang sudah berdjalan selama lebih kurang 3 bulan setjara merata diseluruh tanahair. Konfernas berpendapat, bahwa selama aksi ini berdjalan semua hal-hal negatif seperti aksi boikot film AS menimbulkan kekatjauan dan penggangguran atau merugikan pemerintah daerah atau membikin bioskop ditutup karena kekurangan film dan banjak membela kepentingan imperialis AS maupun oleh orang-orang jang ragu-ragu terhadap kemampuan Rakjat dan dajatahan Revolusi, telah dibantah sendiri oleh kenjataan. Konfernas berkesimpulan, bahwa penghentian aktivitet AMPAI di Indonesia oleh JM Menteri Perdagangan, sekalipun tidak djelas dasar hukumnja dan pasti akan meragukan tudjuannja, djika tidak diikuti oleh follow-up jang sesuai dengan dasar dan tudjuan aksi memboikotan terhadap film-film imperialis AS tersebut, adalah hasil daripada aksi-aksi Rakjat dalam rangka pelaksanaan DWIKORA. Konfernas berpendapat, bahwa setelah Amanat TAVIP diutjapkan oleh Presiden, maka hanja menghentikan aktivitet AMPAI oleh JM Menperdag seperti jang disiarkan dikoran-koran dan menginstruksikan penghentian aksi boikot film-film imperialis AS oleh JM menperdag jang disampaikan tertulis kepada Panitia Pusat Aksi Pemboikotan FILM-FILM Imperialis Amerika

Serikat, diikuti oleh kenjataan bahwa sedjumlah besar film-film AS telah tiba di Tandjung Priok untuk dimasukkan, bahwa AMPAI masih berusaha mengirimkan film-film AS di Palembang, bahwa apa jang dinamakan Indonesianisasi pengusahaan impor film adalah AMPAI badjubaru jang akan menampung pengjaluran semua film-film AS jang selama ini disalurkan lewat AMPAI, bahwa DFI telah berusaha keras lewat pengusaha bioskop untuk mulai lagi pemutaran film-film imperialis AS, maka setiap usaha jang mau menghentikan pemboikotan terhadap filmfilm imperialis AS dan mau memutar kembali film-film imperialis AS adalah diametral bertentangan dengan Amanat TAVIP. Konfernas achirnja menjimpulkan, sesuai dengan jang dikemukakan oleh TAVIP, jaitu persetudjuan bersama Johnson-Tengku adalah keterlaluan, ganjang dengan seluruh semangat dan djiwa TAVIP, bahwa aksi boikot film-film imperialis AS dalam rangka pelaksanaan DWIKORA bukan hanja harus berdjalan terus, tapi harus ditingkatkan sampai pada penolakan total disesuaikan dengan tindakan dan sikap imperialis AS selandjutnja. Dalam rangka me-manipolkan politik perfilman, jang bertudjuan mendjebol dominasi film-film imperialis, terutama film-film imperialis AS, membangun perfilman nasional dengan berdiri diatas kaki sendiri dan berkepribadian, mengimpor film-film hanja sebagai suplesi dan terutama film-film Nefo, maka Konfernas mendesak kepada Pemerintah, supaja membersihkan aparat-aparat jang mengurus perfilman, terutama DFI, dari unsur-unsur manikebu dan unsurunsur manipolis-munafik lainja, serta menasakomkannja sesuai dengan tuntutan massa Rakjat. Lawan tjampur tangan imperialis AS di Konggo Setelah mendiskusikan dengan luas situasi internasional, terutama mengenai perdjuangan kemerdekaan nasional Rakjat-rakjat Afrika, Asia dan Amerika Latin sebagai sjarat perkembangan kebudajaan nasional jang penuh di negeri-negeri tersebut, maka Konfernas sependapat bahwa Rakjat-rakjat AAA jang berdjuang untuk kemerdekaan nasionalnja pada dewasa ini merupakan sasaran utama bagi pengatjauan dan tjampur-tangan imperialisme dunia jang dikepalai oleh imperialis AS. Karena itu adalah wadjar, djika setiap tindakan djahat dan kurangadjar dari para imperialis dimanapun dinegeri-negeri AAA, akan membangkitkan kemarahan dan menggerakan perlawanan Rakjat-rakjat diseluruh AAA. Maka konfernas dengan bulat mengutuk tjampurtangan imperialis AS jang sekarang ini dilakukannja setjara terang dan litjik di Konggo (Leopolaville). Imperialis AS setjara gila-gilaan telah mengambil bagian langsung dalam penindasan terhadap Rakjat Konggo dengan mengirimkan rombongan militer orang-orang AS dan pesawat-pesawat terbang AS ke Leopolaville untuk membantu kekuasaan jang akan runtuh dari komprador Tjombe jang menindas Rakjat Konggo. Disamping itu Kofernas berpendapat, bahwa taktik litjik imperialis AS orang Afrika memerangi orang Afrika, dengan berusaha mempengaruhi beberapa pemerintah negeri-negeri Afrika jang gujah pendirianja untuk mengerimkan bantuan tentara ke Konggo atas biaja imperialis AS, harus dilawan dengan keras, karena hal ini akan merongrong solidaritet AAA jang merupakan benteng bagi suveremitet negeri-negeri AAA menguras hal-hal dalam negerinja sendiri.

Konfernas menjerukan kepada Pemerintah dan Rakjat Indonesia jang tjinta kemerdekaan dan kepada seluruh negeri Nefo, supaja prihatin terhadap perdjuangan Rakjat Konggo dan melakukan tindakan-tindakan untuk menghentikan tjampurtangan jang kurangadjar dari imperialis AS di Konggo dewasa ini. Konfernas menjerukan Kibarkan Tinggi-tinggi Pandji-pandji Solidaritet AAA! Enjahkan imperialis AS dari Asia Tenggara Dalam mendiskusikan situasi internasional, jang mengenai Asia Tenggara, dimana imperialisme dunia dengan dikepalai oleh imperialis AS sedjak selesainja Perang Dunia II terusmenerus melakukan pengatjauan dan tjampurtangan, baik dalam bentuk agresi bersendjata terang-terangan maupun dalam bentuk infiltrasi, penetrasi, dan subversi, terutama lewat bantuan ekonomi dan bidang kebudajaan, tapi pun di-mana-mana pengatjauan dan tjampurtangan imperialis ini mendapat perlawanan jang setimpal dari massa Rakjat, maka Konfernas setudju sepenuhnja dengan yang dikemukakan Bung Karno dalam pidato Tavip mengenai Asia Tenggara, jaitu bahwa Asiang Tenggara adalah pusar telenja kontradiksikontradisi bahwa penjelesaiannja berarti memotong garis hidup imperialisme dunia. Konfernas menjadari sedalam-dalamnja, bahwa dengan didjadikannja Djepang oleh imperialis AS sebagai salah satu pusat kekuatan militernja, bersama dengan India membangun basis militer di Andaman dan Nikobar, bersama dengan Australia membikin pangkalan dipesisir barat laut Australia dan membantu Inggris menegakkan projek neo-kolonialis,,malaysia, serta keanggotaan jang gila-gilaan dari imperialis AS mempertahankan tindakan-tindakannja jang biadab dan kurangadjar seperti di Indo-Tjna, bahwa semua ini membuktikan kekalapan imperialisme dunia jang dikepalai oleh imperialis AS, jang merasa akan kehilangan Asia Tenggara untuk selama-lamanja. Memanglah sedjarah sudah menentukan, dan hal ini hari demi hari dibuktikan oleh perkembangan situasi di Asia Tenggara, bahwa tidak ada jang bisa mentjegah, baik kekalahan imperialis maupun kemenangan Rakjat-rakjat jang berdjuang. Konfernas berpendapat, bahwa diporos pertahanan Nefo di Asia, jaitu Djakarta, Phnom Phenh, Hanoi, Peking dan Pyongyang, seperti dikatakan oleh Bung D.N. Aidit, maka pos-pos terdepannja adalah terletak di Asia Tenggara, jaitu Indonesia dan Indo-Tjina. Hal inilah jang menerangkan bulatnja dan merantanja kemarahan seluruh lapisan masjarakat di Indonesia terhadap agresi bersendjata imperialis AS terhadap Vietnam Utara. Dengan mempertimbangkan hal-hal ini semua, maka Konfernas semufakat dengan bulat, bahwa persetudjuan dan dukungan terhadap Pidato Tavip pertama-tama berarti meluaskan dan meningkatkan aksi-aksi perlawanan Rakjat diseluruh negeri terhadap imperialisme AS, jang merupakan setan dunia jang mengatjau dan menimbulkan malapetaka di Asia Tenggara. Enjahlah imperialisme AS dari Asia Tenggara untuk menjelesaikan tugas-tugas Revolusi Agustus 45 sampai keakar-akarnja!