PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN ITS DANA ITS TAHUN 2020

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PROTOTIPE MODUL SISTEM PERENCANAAN STOWAGE BERDASARKAN KASUS UNTUK PENATAAN SEMI-OTOMATIS PETI KEMAS PADA KAPAL

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

[Standar Pelayanan Minimum KM. Andalus] 1

PENGEMBANGAN PROTOTIPE MODUL SISTEM PERENCANAAN STOWAGE BERDASARKAN KASUS UNTUK PENATAAN SEMI-OTOMATIS PETI KEMAS PADA KAPAL

MODERNISASI PENDIDIKAN KEPELAUTAN INDONESIA: PENGEMBANGAN CARGO HANDLING SIMULATOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI. Penerima Receiver.

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

KAJIAN TEKNOLOGI KAPAL DAN POLA PELAYANAN PELAYARAN- RAKYAT SEBAGAI MASUKAN UNTUK PEMBERDAYAAN MELALUI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1992 TENTANG PELAYARAN [LN 1992/98, TLN 3493]

Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pengukuran tingkat produktifitas galangan masih sulit dilakukan karena belum ada standar pengukuran yang sesuai untuk galangan kapal nasional

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN. Kebijaksanaan pembangunan nasional di sektor transportasi adalah

WAKTU EVAKUASI MAKSIMUM PENUMPANG PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

MODA TRANSPORTASI LAUT. Setijadi

DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN TAHUN (Database KNKT, 25 November 2016) Oleh: Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I-1 A. LATAR BELAKANG.

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN PADA SAAT BERLAYAR UNTUK KELOMPOK NELAYAN MADURA

Pesawat Polonia

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi

Pengembangan dan Penerapan Model Digital Education

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran KATA PENGANTAR

DESAIN KONSEPTUAL PETI KEMAS UNTUK ALAT ANGKUT HEWAN TERNAK DARI KAWASAN INDONESIA TIMUR PADA KAPAL PENUMPANG 2 in 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA

PENGANGKUTAN BARANG DI JALUR PANTURA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

K E M E N T E R I A N P E R H U B U N G A N BUKU INFORMASI TRANSPORTASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT PENETAPAN KRITERIA DAERAH PELAYARAN KAPAL PELAYARAN RAKYAT

TOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT

2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar

RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAU RANCANGAN KRITERIA TRAYEK TETAP DAN TERATUR, SERTA TIDAK TETAP DAN TIDAK TERATUR

Panduan. Hibah Penelitian Pemula dan Doktor Baru Dana PNBP ITS Tahun 2016

PENYELENGGARAAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI BERDASARKAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO. Budi Maryanto

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. itu keselamatan menjadi prioritas utama dalam operasi penerbangan.

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

MODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. 1

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ANALISA KAPASITAS OPTIMAL LAPANGAN PENUMPUKAN TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR BERDASAR OPERATOR DAN PENGGUNA PELABUHAN

TUGAS AKHIR. Oleh: Alvin Habara( ) StudiDistribusiPupukLewatLautStudiKasus: Gresik Bali dan Nusa Tenggara 2 JULI 2013

Auditorium KNKT, Kementerian Perhubungan 28 Desember Interviewing Techniques in Accident Investigation NTSC In-House Training

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Industri pelayaran merupakan salah satu industri padat modal (capital

I. PENDAHULUAN. amanat Undang-Undang No.17 Tahun 2008 menjadi suatu yang sangat strategis

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERHUBUNGAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROVINSI BALI

Analisis Pemindahan Moda Angkutan Barang di Jalan Raya Pantura Pulau Jawa (Studi kasus: Koridor Surabaya Jakarta)

1 BAB I PENDAHULUAN. pelabuhan pelabuhan hub disertai feeder dari Sumatera hingga ke Papua dengan

Model Evaluasi Kebijakan Publik untuk Revitalisasi Pelayaran Rakyat (Studi Kasus: Pelabuhan Rakyat Gresik)

PENGARUH ELEMEN BANGUNAN KAPAL TERHADAP KOREKSI LAMBUNG TIMBUL MINIMUM

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

BAB III METODE PENELITIAN

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT INTERNATIONAL MARITIME DANGEROUS GOODS (IMDG) CODE

Panduan. Penelitian Kajian Kebijakan ITS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

Studi Perancangan Sistem Kendali Lalu Lintas Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Berdasarkan Aplikasi Sistem Pakar

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

K : DIMAS CRISNALDI ERNAND DIMAS

Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penataan angkutan penyeberangan Kepulauan Seribu

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

No Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 369 Undang- Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dan Undang- Undang Nomor 22

PANDUAN. Hibah Penelitian Pemula Dana PNBP ITS 2014

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.16/BPSDMP-2017 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN ITS DANA ITS TAHUN 2020 Sistem Pemuatan Berbasis Komputer untuk Kapal Pelayaran Rakyat (Pelra) Tim Peneliti: Dr.-Ing. Setyo Nugroho (Teknik Transportasi Laut/FTK/ITS) 1. Eka Wahyu Ardhi, S.T., M.T. (Teknik Transportasi Laut/FTK/ITS) 2. Dr.Eng. I G N Sumanta Buana, S.T., M.Eng. (Teknik Transportasi Laut/FTK/ITS) 3. Ir. Murdjito, M.Sc.Eng (Teknik Kelautan/ FTK/ITS) DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2020

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR LAMPIRAN... iv BAB. 1 RINGKASAN... 1 BAB. 2 LATAR BELAKANG... 2 2.1 Latar Belakang... 2 2.2 Tujuan dan Sasaran... 7 2.3 Kebaruan dan Terobosan Teknologi... 8 2.4 Prospek dan Dampak Manfaat... 8 BAB. 3 TINJAUAN PUSTAKA... 9 3.1.1 State of Art Review Penelitian dan Teknologi Sejenis Sebelumnya... 9 3.2 Pelayaran Rakyat... 10 3.3 Muatan Pelra... 11 3.3.1 Bongkar Muat General Cargo... 11 3.4 Investigasi Penyebab Kecelakaan Kapal Pelra... 12 3.5 Peta Rencana... 14 BAB. 4 METODE... 15 4.1 Metode Penelitian... 15 4.2 Target Luaran... 17 4.3 Pembagian Tugas Tim Peneliti... 17 BAB. 5 JADWAL... 19 5.1 Jadwal Penelitian... 19 5.2 Anggaran Biaya... 20 BAB. 6 DAFTAR PUSTAKA... 23 BAB. 7 LAMPIRAN... 25 i

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Target Luaran... 17 Tabel 4.2 Pembagian Tugas Tim Peneliti... 17 Tabel 5.1 Jadwal Penelitian... 19 Tabel 5.2 Anggaran Biaya... 20 ii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2-1 Penataan Muatan Pelra [2]... 3 Gambar 2-2 Prosentase Jenis Kecelakaan [3]... 4 Gambar 2-3 Prosentase Kecelakaan Kapal Pelra [3]... 4 Gambar 2-4 Jumlah Kecelakaan Kapal Pelayaran Rakyat [4]... 6 Gambar 2-5 Lokasi Kecelakaan Kapal di Indonesia... 6 Gambar 2-6 Muatan Pelra dengan Kota Asal dan Tujuan Surabaya [6]... 7 Gambar 3-1 Model Pemuatan istow [9]... 9 Gambar 3-2 Hasil Stabilitas [9]... 10 Gambar 3-3 Longitudinal Strength [9]... 10 Gambar 3-4 Muatan umum pada Angkutan Pelayaran Rakyat [12]... 11 Gambar 3-5 Bongkar Muat pada Angkutan Pelayaran Rakyat [13]... 12 Gambar 3-6 Proses Penambalan Lambung Kapal... 13 Gambar 3-7 Peta Rencana istow Pelra... 14 Gambar 4-1 Metodologi Tahun Pertama... 15 Gambar 4-2 Metodologi Tahun Kedua... 15 Gambar 4-3 Metodologi Tahun Ketiga... 16 iii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Biodata Tim Peneliti... 25 iv

BAB. 1 RINGKASAN Kapal pelayaran rakyat merupakan kapal layar motor yang dioperasikan secara tradisional oleh perorangan/perusahaan swasta dengan memiliki ukuran volume ruang muat kurang dari 100 cbm dengan beragam jenis muatan yang dapat diangkut. Sampai saat ini beberapa kasus kecelakaan kapal pelayaran rakyat yang tercatat oleh Direktorat keselamatan Penjagaan Laut Pantai (KPLP) pada umumnya terjadi akibat kurangnya standar keselamatan oleh kapal pelayaran rakyat itu sendiri. Kecelakaan kapal pelayaran rakyat tersebut mengakibatkan kerugian pada kapal, muatan yang diangkut serta awak kapalnya. Berdasarkan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) jumlah kecelakaan kapal dari 2010 hingga 2016 meningkat dan korban jiwa yang disebabkan olehnya adalah sebanyak 807 korban jiwa [1]. Statistik data kapal yang beroperasi saat ini dan jumlah muatan yang telah diangkut menunjukkan bahwa saat ini pelayaran rakyat sedang dalam kondisi yang memprihatinkan. Beberapa kendala yang dihadapi oleh pelayaran rakyat berupa jaminan asuransi, sertifikat dari klasifikasi, belum adanya standarisasi dalam pemuatan kapal pelra, hal ini ditunjukkan oleh adanya pelaksanaan proses bongkar muat yang dilakukan awak kapal berdasarkan pengalaman mereka saja tanpa memperhatikan stabilitas kapal. Padahal, sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh IMO dalam STCW/CONF.2/34 Passenger Safety, Cargo Safety and Hull Integrity Training; (4.2) disebutkan perlunya perhitungan stabilitas dan trim kapal dalam beberapa kondisi pemuatan dengan perhitungan stabilitas yg dibantu computer. Standar pemuatan kapal yang berlaku saat ini sudah diterapkan pada kapal komersial. Salah satunya dengan mempergunakan piranti lunak berbasis komputer yang dipakai untuk menentukan penempatan muatan dengan memperhatikan stabilitas kapal. hal ini ternyata berdampak terhadap kelancaran proses bongkar muat di kapal komersial serta memberikan jaminan atas keselamatan kapal khususnya terkait stabilitas kapal saat bongkar muat. Keunggulan pemuatan kapal yang dibantu dengan computer adalah, waktu bongkar muat di kapal menjadi lebih cepat, jumlah broken space di dalam ruang muat kapal bisa dikurangi. Perhitungan stabilitas dapat diajukan sebagai bukti ke pihak otoritas syahbandar sebagai salah satu perijinan berlayar. Berdasarkan hal ini kami akan menyusun penelitian seberapa besar pengaruh sistem pemuatan berbasis computer dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam proses bongkar muat kapal di pelayaran rakyat. Kata kunci: pelra, keselamatan, kecelakaan 1

2.1 Latar Belakang BAB. 2 LATAR BELAKANG Gambaran industri pelayaran rakyat saat ini dihadapkan pada problem efisiensi, tingkat keselamatan pelayaran yang kurang memadai, dan pertukaran data yang belum mempunyai standar serta integrasi dengan sistem yang lain. Hal yang terakhir ini tentunya akan menyulitkan bagian yang menangani kegiatan yang kritis, karena hal ini menyangkut pada konsistensi data yang akan berdampak pada perencanaan yang benar dan sesuai. Saat ini kegiatan operasional pelayaran masih didominasi oleh sejumlah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dengan cara manual. Kapal pelra merupakan tipe kapal muatan umum (general cargo). Kapal tipe ini difungsikan untuk mengangkut berbagai jenis muatan dalam kemasan untuk satu kali angkut. Pada kapal pelra pengangkutan muatan biasanya berada dalam palkah atau ruang muat kapal dan sebagian berapa diatas dek kapal. Bahkan tidak jarang muatan kapal ditata di atas ruang kemudi kapal. 2

Gambar 2-1 Penataan Muatan Pelra [2] Pengaturan posisi muatan di kapal pelra dilakukan oleh kru kapal berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Berdasarkan keterangan dari kru kapal yang menangani peletakan muatan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan posisi muatan di kapal pelra, diantaranya adalah: 1. Berat dan volume Muatan berat diletakkan di bagian dasar dan muatan ringan diletakkan di bagian atas. 2. Muatan karung-karungan Muatan karung biasanya diletakkan di bagian dasar. 3. Muatan berbahaya Muatan berbahaya seperti korek, elpiji atau barang yang mudah pecah diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh kru kapal. 4. Muatan dengan bentuk khusus Muatan yang memiliki bentuk khusus seperti kawat rol diletakkan di atas dek kapal. Tetapi dalam pelaksanaannya peletakan muatan di kapal pelra tidak mudah. Banyak kendala yang dialami kru kapal dikarenakan ketidakpastian kedatangan muatan. Sehingga muatan yang datang lebih dulu yang diangkut ke kapal. Atau jika muatan sudah datang dan merupakan barang yang harus diletakkan di atas maka yang dilakukan adalah dengan meletakkan barang di sisi dermaga tepat di depan kapal. Perubahan-perubahan posisi muatan mempunyai konsekuensi pada perhitungan kondisi stabilitasnya, sehingga diperlukan perhitungan ulang. Perubahan ini, terkadang mengalami kesalahan pada saat memasukkan input data perubahan. Kesalahan-kesalahan pada saat input data ini dapat dihindari apabila ada suatu standar pertukaran data. Berdasarkan data putusan Mahkamah Pelayaran jenis kecelakaan kapal yang banyak terjadi di perairan Indonesia adalah sebagai berikut: 3

Gambar 2-2 Prosentase Jenis Kecelakaan [3] Sedangkan jenis kapal yang terlibat dalam kecelakaan dapat dilihat dalam gambar berikut: Gambar 2-3 Prosentase Kecelakaan Kapal Pelra [3] Data tersebut didapatkan hanya sampai tahun 2015 karena hingga tahun 2019, baik KNKT maupun Putusan Mahkamah Pelayaran tidak mengeluarkan data kecelakaan kapal pelayaran rakyat. 4

Contoh kasus kecelakaan Kapal pelayaran rakyat yang bersumber dari Direktorat keselamatan Penjagaan Laut Pantai (KPLP) adalah akibat kurangnya standar keselamatan oleh kapal pelayaran rakyat itu sendiri. Sehingga akibat dari kecelakaan Kapal pelayaran rakyat tersebut mengakibatkan kerugian dari kapal itu sendiri, muatan yang diangkut serta awak kapalnya. Berdasarkan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) jumlah kecelakaan kapal dari 2010 hingga 2016 meningkat dan korban jiwa yang disebabkan olehnya adalah sebanyak 807 korban jiwa [1]. Kasus kecelakaan yang diterbitkan oleh Mahkamah Pelayaran 2018, jumlah kecelakaan kapal pelayaran rakyat didominasi oleh kapal tenggelam sebanyak 57,14% dari total seluruh kejadian (Lihat Gambar 2-4). Sedangkan akibat kapal terbakar, kandas, tubrukan berturut-turut sebesar 21,43 %, 10,71% dan 10,71%. Jumlah kejadian kecelakaan tersebut mengalami kenaikan dan penurunan tiap tahunnya [3]. Kementerian Perhubungan laut Republik Indonesia telah menerbitkan aturan bagi kapal Non- Konvensional berbendera Indonesia untuk ukuran dibawah 500 GT. Aturan tersebut ialah SKNK/ NCVS (Non Convention Vessel Standar) yang bertujuan untuk mewujudkan Zero Accident dalam Transportasi laut di Indonesia. Dengan adanya SKNK kapal kapal dibawah 500 GT tidak perlu menganut standar keselamatan dari IMO (International Maritime Organitation) yakni aturan Solas (Safety of Life At Sea). Namun pada kondisi di lapangan kapal kapal pelayaran rakyat tidak menggunakan standar tersebut yang notabene memiliki standar yang lebih rendah untuk keselamatan dari aturan Solas. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan Laut Republik Indonesia adalah sebanyak 51.000 kapal berbendera Indonesia untuk ukuran dibawah 500 GT. Sehingga 61% kapal domestik yang berlayar di Indonesia adalah kapal dengan ukuran dibawah 500 GT dengan total muatan angkut sebanyak 4,25 juta GT pertahun [4]. 5

Gambar 2-4 Jumlah Kecelakaan Kapal Pelayaran Rakyat [4] Gambar 2-5 Lokasi Kecelakaan Kapal di Indonesia Dari kedua data di atas (bandingkan Gambar 2-3 dan Gambar 2-4), data yang diperoleh dari sumber yang sama yaitu Mahkamah Pelayaran dengan tahun yang berbeda (Gambar 2-3 adalah data rilis tahun 2015 dan Gambar 2-4 adalah data rilis tahun 2018), jika diamati dengan seksama data rilis tahun 2015 dan 2018 tersebut tidak sama. Sebagai contoh pada Gambar 2-3, data tahun 2015 menunjukkan jumlah kecelakaan kapal pelra sebanyak 12 kapal, sedangkan pada Gambar 2-4 di tahun yang sama (2015), data menunjukkan terdapat 4 kecelakaan kapal pelra. Dapat diartikan bahwa tidak ada data konkrit mengenai kecelakaan kapal pelra yang bisa disebabkan oleh minimnya perhatian pemerintah terhadap industri pelra di Indonesia. Hal ini juga ditunjukkan oleh statistik pada Gambar 2-6 yang menunjukkan adanya penurunan jumlah muatan pelra dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Berdasarkan data statistik, jumlah armada angkutan laut Indonesia tahun 2012 sebanyak 11.791 unit, yang terdiri dari 8.738 unit angkutan laut (pelayaran niaga), 1.329 unit pelayaran rakyat, 67 unit pelayaran perintis, dan 1.657 unit angkutan laut khusus (non-pelayaran). Jumlah armada pelayaran rakyat dari tahun 2000 hingga 2012 mengalami penurunan yang signifikan. Pada tahun 2000 terdapat kurang lebih 4.527 unit armada pelayaran rakyat dan berkurang menjadi kurang lebih 3.241 unit pada tahun 2005, hingga pada tahun 2010 armada pelayaran rakyat 6

berkurang menjadi 2.418 unit. Tahun 2015 jumlah kapal pelra kembali menurun hingga 1.329 unit kapal pelayaran rakyat yang aktif untuk melakukan pengiriman barang. [5]. Gambar 2-6 Muatan Pelra dengan Kota Asal dan Tujuan Surabaya [6] Berdasarkan pada data yang telah diolah dari Pusat Pelayanan Kapal Kalimas (P2K2), didapatkan bahwa muatan pelra dari tahun ke tahun mengalami penurunan, dengan rata-rata penurunan pertahun yaitu 10% [6]. Pelra stowage planning adalah piranti yang digunakan untuk membantu perencanaan pemuatan muatan kapal, jenis apapun, untuk memastikan pemuatan muatan kapal dapat dapat terlaksana dengan akurat, keselamatan kapal yang memadai, dan kegiatan operasi pemuatan berlangsung efesien. Piranti lunak ini disebut juga sebagai loading computer atau loading instrument, yang terdiri dari piranti lunak (loading atau stowage planning sofware) dan piranti keras (loading atau stowage planning hardware). Dengan menggunakan piranti stowage planning beberapa kegiatan bisa dilakukan secara otomatis, diantaranya adalah perhitungan stabilitas sehingga apabila terdapat perubahan skenario pemuatan bisa dilakukan perubahan dengan cepat dan tetap menjaga perhitungan yang akurat. Proses otomatisasi yang terdapat pada piranti stowage planning memudahkan planner untuk melakukan beberapa desain skenario sehingga akan bisa meningkatkan efisiensi dan produktiftas pemuatan. Piranati lunak stowage planning istow merupakan produk dalam negeri pertama yang telah diserrtifikasi Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Penggunaan piranti lunak ini telah diwajibkan secara bertahap oleh International Maritime Organization (IMO), sejak 2016. Dengan tersedianya produk istow Pelra diharapkan keselamatan pelayaran rakyat dapat terjamin. 2.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan penelitian ini adalah 1. Mengetahui permasalahan bongkar muat kapal pelayaran rakyat; 2. Membuat piranti lunak berbasis komputer untuk melakukan proses bongkar muat kapal pelayaran rakyat. 7

2.3 Kebaruan dan Terobosan Teknologi Inovasi ini merupakan variasi dari produk istow. Dimana produk istow sebelumnya merupakan piranti lunak stowage planning untuk menata peti kemas (container), ferry/ro-ro, LPH, dan tanker. Piranti istow Pelra ini merupakan stowage planning untuk menata muatan di Kapal Pelayaran Rakyat pertama yang dibuat oleh dan di Indonesia. Ini merupakan realisasi penerapan Intelligent transportation System (ITS) pada sektor transportasi laut, khususnya angkutan Kapal Pelayaran Rakyat. Sejalan dengan semakin terjangkaunya teknologi informasi dan komunikasi, pemanfaatan teknologi tersebut akan semakin tak terhindarkan di masa sekarang dan ke depan. Dengan adanya piranti lunak ini, maka ketepatan perhitungan stabilitas kapal akan meningkat, dengan demikian tingkat keselamatan pelayaran diharapkan akan meningkat pula [7]. 2.4 Prospek dan Dampak Manfaat Beberapa manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini, antara lain: 1. Tersedianya produk baru dalam negeri berupa piranti lunak istow Pelra, yang memberi manfaat berupa: a. Membantu pihak perusahaan pelra dalam perencanaan pemuatan kapal, jenis apapun, untuk memastikan pemuatan kapal dapat dapat terlaksana akurat, keselamatan kapal memadai, dan kegiatan operasi pemuatan berlangsung efsien b. Mengurangi tingkat kecelakaan kapal dikarenakan adanya kelebihan muatan pada kapal 2. Meningkatkan daya saing kapal pelra di industri 4.0. Pada era industi 4.0, hampir semua sektor bisnis sudah menerapkan teknologi pada setiap proses bisnisnya. Dengan adanya istow pelra diharapkan terjadi peningkatan kualitas sistem bongkar muat pada kapal pelra dan akan memberikan nilai tambah terhadap persaingan kapal pelra dengan kapal besi yang sudah terlebih dahulu mempergunakan teknologi yang lebih canggih. 3. Meningkatan rasa percaya pengguna Dengan adanya sistem penataan muatan yang lebih baik, tingkat kecelakaan akibat kelebihan muatan akan berkurang serta rasa percaya pengguna terhadap armada kapal pelra yang membawa muatannya akan meningkat. Hal tersebut akan menambah angka pengguna jasa kapal pelra. 4. Meningkatkan rasa percaya pihak asuransi kapal & muatan Dengan adanya penataan muatan yang lebih baik maka kerusakan muatan maupun kecelakaan kapal akan berkurang sehingga pihak asuransi tidak segan untuk mempercayakan asuransinya kepada pemilik kapal pelra maupun pemilik muatan. 8

BAB. 3 TINJAUAN PUSTAKA 3.1.1 State of Art Review Penelitian dan Teknologi Sejenis Sebelumnya istow merupakan sebuah aplikasi loading computer software tersertifikasi pertama dari dalam negeri. istow adalah perangkat lunak semi-otomatis untuk merencanakan posisi kargo (stowage) pada kapal yang dirancang dengan mudah (user-friendly). Proses perencanaan dapat dilakukan secara kolaboratif dalam otorisasi dan jaringan dengan tingkat keamanan yang tinggi. Dalam praktiknya, aplikasi istow telah banyak digunakan untuk memudahkan perencanaan stowage pada berbagai jenis kapal. istow juga dapat digunakan untuk membantu perencanaan sistem bongkar muat pada kapal Pelra (Pelayaran Rakyat). Salah satu kekurangan sistem pemuatan kapal Pelra juga terletak dari segi keselamatan. Sistem penataan muatan yang sembarangan jelas bisa menyebabkan kapal dalam bahaya saat berlayar. istow membantu mengetahui bagaimana stabilitas dari kapal saat dimuati, baik untuk kondisi stabilitas utuh (intact stability) maupun kondisi bocor (damage stability). Selain stabilitas, juga dapat diketahui bagaimana kekuatan memanjang kapal (longitudinal strength). Sehingga sistem pemuatan akan lebih sistematis, mudah, dan aman [8]. Adapun contoh model pemuatan istow seperti pada Gambar 3-1 di bawah ini. Gambar 3-1 Model Pemuatan istow [9] Tampilan hasil stabilitas dan longitudinal strength berturut-turut ditunjukkan pada Gambar 3-2 dan Gambar 3-3 di bawah ini. 9

Gambar 3-2 Hasil Stabilitas [9] 3.2 Pelayaran Rakyat Gambar 3-3 Longitudinal Strength [9] Angkutan pelayaran rakyat merupakan suatu kegiatan angkutan laut yang ditujukan untuk mengangkut muatan berupa barang dan/atau hewan dengan alat angkut berupa kapal layar, kapal layar motor tradisional dan kapal motor dengan ukuran tertentu [10]. Pelayaran rakyat memiliki karakteristik tersendiri dalam melaksanakan usaha angkutan. Hal ini dikarenakan pelayaran rakyat merupakan usaha milik rakyat yang bersifat tradisional baik dalam operasional angkutan maupun dalam pengelolaan usahanya. Dalam hal operasional angkutan, angkutan pelayaran rakyat menggunakan jenis alat angkut yang masih tergolong tradisional, yaitu kapal yang terbuat dari kayu. Cara penanganan muatan baik dalam hal bongkar muat maupun penanganan di atas kapal juga masih sederhana. Bongkar 10

muat masih dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dan bersifat padat karya. Dalam penanganan muatan di atas kapal selama berlayar juga masih sederhana, yaitu dengan diletakkan di dalam palkah atau di atas geladak kapal dan ditutup dengan terpal. Sedangkan dalam hal pengelolaan, usaha pelayaran rakyat masih sangat sederhana dan kerakyatan dalam perihal kerjasama usaha antara pemilik kapal dan awak kapal [11]. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 2010 menjelaskan bahwa syarat dalam melaksanakan usaha atau kegiatan angkutan laut pelayaran rakyat adalah: 1. Dilakukan oleh orang dengan warga Negara Indonesia atau badan usaha Indonesia, 2. Kapal yang digunakan adalah kapal berbendera Indonesia dan memenuhi kelaiklautan kapal, 3. Kapal diawaki oleh orang berkewarganegaraan Indonesia. 3.3 Muatan Pelra General cargo atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan muatan umum merupakan sebuah perkembangan dari muatan curah. Muatan ini terdiri dari berbagai macam jenis barang (heterogen) baik yang dikemas ataupun tidak. Pemuatan yang termasuk dalam muatan heterogen adalah muatan kapal pelayaran rakyat, kapal general cargo, dan kapal petikemas. 3.3.1 Bongkar Muat General Cargo Gambar 3-4 Muatan umum pada Angkutan Pelayaran Rakyat [12] Pada kegiatan bongkar muat muatan general cargo, biasanya menggunakan derrick atau derek kapal dan jika tidak tersedia dapat menggunakan derek darat dimana kapal merapat. Sistem bongkar muat yang biasanya dilakukan pada muatan general cargo adalah seperti yang digambarkan pada Gambar 3-5 di bawah. Gambar tersebut memperlihatkan sistem pemuatan muatan general cargo ke kapal, dimana awalnya muatan dikumpulkan dan kemudian diunitisasi di atas palet. Dari palet kemudian dibawa oleh forklift ke dermaga, dan di dermaga muatan diikat oleh sling lalu diangkut ke kapal. Kondisi ini tidak berbeda pada sistem bongkar muatan general cargo dari kapal ke pelabuhan. Kelemahan dari sistem bongkar muat general cargo adalah dibutuhkannya banyak SDM (sumber daya manusia), yakni pada kegiatan dimana proses pengumpulan muatan dilakukan. Hal seperti ini berdampak pada biaya yang cukup mahal akibat kurang otomatisnya sistem bongkar muat yang dilakukan. 11

Gambar 3-5 Bongkar Muat pada Angkutan Pelayaran Rakyat [13] 3.4 Investigasi Penyebab Kecelakaan Kapal Pelra Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada transportasi laut telah banyak terjadi. Insiden yang terjadi biasanya tenggelam akibat kelebihan muatan, terbakar atau meledak, ataupun tenggelam akibat dari faktor alam. Tetapi berdasarkan data dari Mahkamah Pelayaran faktor kesalahan manusia adalah penyebab utama dari kecelakaan transportasi laut yang ada. Sebanyak 88% kejadian disebabkan oleh human error dari orang-orang yang ada dalam sistem transportasi laut. Hanya beberapa saja yang disebabkan oleh faktor alam atau cuaca. Faktor-faktor penyebab yang secara langsung menyebabkan terjadinya kecelakaan laut sebagai berikut: a. Faktor Manusia Faktor manusia merupakan faktor yang paling besar meliputi: Kecerobohan dalam menjalankan kapal. Kekurangmampuan awak kapal dalam menguasai berbagai permasalahan yang mungkin timbul dalam operasional kapal. Secara sadar memuat kapal secara berlebihan. Kurangnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya keselamatan pelayaran sehingga masih sering memaksakan kehendak untuk mencari penumpang tanpa memperdulikan keselamatan pelayaran. b. Faktor Teknis Faktor teknis biasanya terkait dengan kekurang cermatan dalam mendesain kapal. Penelataran perawatan kapal sehingga mengakibatkan kerusakan kapal atau bagianbagian kapal yang menyebabkan kapal mengalami kecelakaan. c. Faktor Alam Faktor cuaca buruk merupakan permasalahan yang sering dianggap sebagai penyebab utama dalam kecelakaan laut. Permasalahan yang sering dialami adalah badai, gelombang yang tinggi yang dipengaruhi musim/badai, arus yang besar, kabut yang mengakibatkan jarak pandang yang terbatas. Kecelakaan laut meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kapal. Sebagaimana telah dipahami secara luas, kecelakaan laut dapat diakibatkan oleh faktor manusia, alam, dan teknis, serta interaksidan kombinasi antara ketiga faktor tersebut. Dalam berlayar, manusia sebagai pengguna transportasi berinteraksi dengan kapal dan lingkungan sekitarnya. 12

Gambar 3-6 Proses Penambalan Lambung Kapal Salah satu penyebab kecelakaan kapal pelayaran rakyat adalah kurangnya perawatan armada pelayaran rakyat. Setiap satu kali perjalanan, pihak kapal pelra melakukan penambalan lambungnya dikarenakan pada waktu di laut kapal sering mengalami kebocoran walaupun dengan jumlah air masuk yang sedikit. Proses penambalan dilakukan dengan menutupi lubang pada sela-sela kayu dengan serbuk kayu yang ditambahi sedikit air. Hal tersebut dapat menutupi lubang untuk sementara namun ketika sedang berlayar tambalan tersebut rawan dimakan oleh serangga laut atau mungkin termakan oleh kapang. Penambalan dipilih karena dari sisi biaya lebih murah dibandingkan harus mengganti lambung yang rusak dengan kayu ulin yang baru. Untuk harga kayu ulin sendiri berkisar Rp. 20.000.000 /balok sedangkan untuk serbuk kayu berkisar Rp. 500.000 /karung. Maka dari itu pemilik kapal lebih memilih menambal lambungnya daripada menggantinya dengan yang baru 13

3.5 Peta Rencana Gambar 3-7 Peta Rencana istow Pelra Riset-riset lain yang berhubungan dengan bidang pengembangan program istow adalah sebagai berikut: 1. Program COMSTAU, TU Berlin, TU Hamburg-Harburg, Müller+Blanck, dibiayai oleh Kementerian Federal Pendidikan dan Penelitian, Jerman (2001-2004). Ini merupakan penelitian ilmu dasar untuk mengembangkan algoritma baru untuk melakukan perencanaan alokasi peti kemas [14] [15]. 2. Patent pending Jerman, Deutsches Patent- und Markenamt, Berlin (2005), 3. Patent pending internasional, European Patent Office (2006), 4. Penelitian mandiri (2006), 5. Program Riset Insentif Terapan (2007-2008), Kementrian Negara Riset dan Teknologi, bekerjasama dengan PT Samudera Shipping Services, Jakarta 6. Program Difusi Hasil Iptek (2009), Kementerian Negara Riset dan Teknologi, bekerja sama dengan PT Samudera Shipping Services, Jakarta. 7. Program Difusi Hasil Iptek (2010), Kementerian Negara Riset dan Teknologi, bekerjasama dengan PT Pelayaran Banyuwangi Sejati dalam pengembangan istow untuk kapal LCT. 8. istow sebagai Cargo Handling Simulator untuk Semarang Growth Center (dibiayai oleh program RAPID (2011) Kementerian Pendidikan Nasional dan CV. Fortune System) 9. Sertifikasi istow pada Biro Klasifikasi Indonesia dan Internasional (IACS Members) untuk Kapal Kontainer, Kapal Tanker, dan Kapal RoRo 14

4.1 Metode Penelitian BAB. 4 METODE Gambar 4-1 Metodologi Tahun Pertama Gambar 4-2 Metodologi Tahun Kedua 15

Gambar 4-3 Metodologi Tahun Ketiga 16

4.2 Target Luaran Tabel 4.1 Target Luaran Luaran No Jenis Luaran Tahun ke- 1 Tahun ke-2 Tahun ke- 3 1. Publikasi International / bereputasi draft submitted reviewed Ilmiah internasional 2. Kekayaan Paten belum belum belum intelektual Paten sederhana belum belum belum Hak cipta belum belum ada (terdaftar) Perlindungan varietas tidak ada tidak ada tidak ada tanaman 3. Teknologi Tepat Guna Belum belum belum belum 4. Model / Purwarupa (Prototipe)/Desain belum ada ada 4.3 Pembagian Tugas Tim Peneliti Tabel 4.2 Pembagian Tugas Tim Peneliti No Nama 1 Dr.-Ing. Setyo Nugroho lnstansi Asal Uraian Tugas ITS - Melakukan desain riset keseluruhan - Koordinasi riset - Mengkoordinasi kegiatan pengumpulan data dan survei institusi pendidikan kepelautan - Mendesain arsitektur istow Pelra - Mengkoordinasi proses studi banding sistem istow Pelra - Mendesain konsep integrasi 2 Ir. Murdjito, M.Sc.Eng ITS - Membantu ketua tim mengelola kegiatan 3 Dr.Eng. I G N ITS riset Sumanta Buana, S.T., M.Eng. - Mengkoordinasi kegiatan pengumpulan 4 Eka Wahyu Ardhi, ITS data dan survei S.T., M.T. - Mendesain prototipe sistem 17

No Nama lnstansi Asal Uraian Tugas - Pembuatan progress-report riset - Mengkoordinasi kegiatan pembangunan sistem 18

5.1 Jadwal Penelitian No Jenis Kegiatan 1 Persiapan Penelitian Tahun Berjalan 2 Implementasi Piranti Lunak di Perusahaan Pelayaran Rakyat 3 Pendampingan Penggunaan Piranti Lunak 4 Penyempurnaan Piranti Lunak a. Pengumpulan Ide-ide Pengembangan Piranti Lunak b. Penyempurnaan Piranti Lunak c. Pengumpulan Data Kapal Pelayaran Rakyat d. Studi Indeks Sistem Pemuatan Kapal Pelayaran Rakyat 5 Publikasi via Seminar dan Konferensi 6 Pembuatan Proposal Tahun Selanjutnya 7 Pengembangan lanjutan Piranti Lunak a. Pengembangan Prototipe b. Desain dan Implementasi Database Kapal c. Implementasi Self Bugs dan Reporting d. Ujicoba Internal 8 Survei Uji Kelayakan Piranti Lunak 9 Pembuatan Petunjuk Piranti Lunak dan Media Publikasi 10 Implementasi Piranti Lunak pada Perusahaan Pelayaran Rakyat Lainnya a. Sosialisasi Online b. Sosialisasi Publik c. Implementasi di Server Publik 11 Publikasi via Seminar dan Konferensi 12 Pembuatan Laporan Tahunan BAB. 5 JADWAL Tabel 5.1 Jadwal Penelitian Tahun I Tahun II Tahun III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 19

5.2 Anggaran Biaya Tabel 5.2 Anggaran Biaya 1. HONORARIUM Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Surveyor 1 Rp 1.500.000 1 orang 12 bulan Rp 18.000.000 Rp 18.000.000 Rp 18.000.000 Surveyor 2 Rp 1.500.000 1 orang 12 bulan Rp 18.000.000 Rp 18.000.000 Rp 18.000.000 Subtotal (Rp) Honor Harga Satuan Jumlah Satuan Frekuensi Satuan Jumlah Jumlah Jumlah 2. BIAYA DEMONSTRASI DAN PENGUJIAN A. SURVEI 1 (Ke Makassar) Rp 36.000.000 Rp 36.000.000 Rp 36.000.000 Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Item Harga Satuan Jumlah Satuan Frekuensi Satuan Jumlah Jumlah Jumlah Tiket Pesawat PP Rp 7.000.000,00 3 orang 1 kali Rp 21.000.000 Rp - Rp - Transportasi Lokal Rp 800.000,00 1 unit 3 hari Rp 2.400.000 Rp - Rp - Biaya Akomodasi Rp 800.000,00 3 orang 3 hari Rp 7.200.000 Rp - Rp - Lumpsum Rp 500.000,00 3 orang 3 hari Rp 4.500.000 Rp - Rp - Sub Sub Total A B. SURVEI 3 (Surabaya-Gresik-Pasuruan-Probolinggo) Rp 35.100.000 Rp - Rp - Transportasi Lokal Rp 750.000,00 1 unit 10 kali Rp 7.500.000 Rp - Rp - Lumpsum Rp 300.000,00 3 org 10 kali Rp 9.000.000 Rp - Rp - Sub Sub Total B Subtotal (A+B)(Rp) Rp 16.500.000 Rp - Rp - Rp 51.600.000 Rp - Rp - 20

3. ANALISA DATA, PENAMBAHAN FITUR DAN PENYEMPURNAAN PRODUK Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Item Harga Satuan Jumlah Satuan Frekuensi Satuan Jumlah Jumlah Jumlah Pengambilan data dan analisa data hasil ujicoba sistem "Istow Pelra" Penambahan fitur perangkat lunak - 1 ahli dosen - 1 software developer - 2 bulan kerja Pengujian keamanan online (web security) - 1 system analist - 1 security analist - 1 bulan kerja Pembuatan media instalasi dan pemaketan sistem Pembuatan website promosi - 1 web developer - 1 graphics designer - 2 bulan kerja Subtotal (Rp) 4. ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN Rp 5.000.000,00 1 paket 1 kali Rp - Rp 5.000.000 Rp 10.000.000 Rp 3.000.000,00 2 OB 1 kali Rp - Rp 6.000.000 Rp 12.000.000 Rp 3.000.000,00 2 OB 1 kali Rp - Rp 6.000.000 Rp 12.000.000 Rp 5.000.000,00 1 Paket 1 kali Rp - Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 3.000.000,00 2 OB 1 kali Rp - Rp 6.000.000 Rp 12.000.000 Rp - Rp 28.000.000 Rp 51.000.000 Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Item Harga Satuan Jumlah Satuan Frekuensi Satuan Jumlah Jumlah Jumlah Bahan habis ATK (kertas, alat tulis, tinta) Biaya komunikasi (telepon dan internet) Konsumsi rapat koordinasi Rp 500.000,00 12 Bulan 1 kali Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 Rp 500.000,00 12 Bulan 1 kali Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 penelitian Rp 300.000,00 12 Bulan 1 kali Rp 3.600.000 Rp 3.600.000 Rp 3.600.000 Sewa Printer Laser Rp 300.000,00 12 Bulan 1 kali Rp 3.600.000 Rp 3.600.000 Rp 3.600.000 Subtotal (Rp) Rp 19.200.000 Rp 19.200.000 Rp 19.200.000 21

5. BIAYA PELAPORAN & PUBLIKASI Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Item Harga Satuan Jumlah Satuan Frekuensi Satuan Jumlah Jumlah Jumlah Proposal Rp 250.000,00 4 Eks 1 kali Rp 1.000.000 Rp - Rp - Laporan Kemajuan Rp 250.000,00 4 Eks 1 kali Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Laporan Akhir Rp 300.000,00 4 Eks 1 kali Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Publikasi Rp 25.000.000,00 1 pkt 1 kali Rp - Rp 25.000.000 Rp - Subtotal (Rp) Rp 3.200.000 Rp 27.200.000 Rp 2.200.000 TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUHNYA (Rp) Rp 110.000.000 Rp 110.400.000 Rp 108.400.000 22

BAB. 6 DAFTAR PUSTAKA [1] KNKT, "Maritime Safety," Departemen Perhubungan, [Online]. Available: http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/maritime.htm. [2] A. Kamalul, "Studi Karakteristik Muatan pada Pelayaran Rakyat Studi Kasus Pelayaran Rakyat Gresik," ITS, Surabaya, 2016. [3] L. Prasetyo, "Analisis Mitigasi Resiko Pengoperasian Kapal Tradisional: Studi Kasus Pelayaran Rakyat," Surabaya, 2017. [4] R. E. Sarjono, "Analisis Penerapan Standardisasi Keselamatan Kapal Pelayaran Rakyat: Tinjauan Aspek Transportasi Laut," Surabaya, 2020. [5] BPS, "Statistik Transportasi Laut," BPS, 2016. [6] Y. W. Wicaksono, "Analisis Kinerja Operasional Pelayanan Pelayaran Rakyat," ITS, Surabaya, 2017. [7] S. Nugroho, A. Z. Abidin and F. Zulkarnaen, "Stowage Planning for Container Vessels: Methodology Development and Implementation Issues in The Light of Intelligent Transportation System Implementation," in International Conference on Logistic and Transport, Chiang Mai, Thailand, 2009. [8] S. Nugroho, I. S. Buana, A. Z. Abidin and P. H. Prayoga, "Ketidakoptimalan Perencanaan Penerapan Teori Rasionalitas Terbatas pada Penataan Peti Kemas," in Seminar Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan (SENTA 2007), Surabaya, Indonesia, 2007. [9] S. Nugroho, Case-Based Stowage Planning System, vol. Maritime Engineering and Ports III, J. Olivella, C. Trebbia and R. Macet, Eds., Barcelona: WIT Press Southampton, 2005. [10] M. P. RI, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 33 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut, Kementerian Perhubungan RI, 2001. [11] N. Leli, "Kinerja Angkutan dan Konektivitas Pelayaran Rakyat Studi Kasus: Pelabuhan Rakyat Kalimas," ITS, Surabaya, 2016. [12] F. F. Izza, "Desain Konseptual Kemasan Muatan Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Pelayaran Rakyat Kalimas Surabaya," ITS, Surabaya, 2017. [13] R. Eka, "Studi Forensik Kecelakaan Kapal Pelayaran Rakyat Studi Kasus KLM Sampoerna Indah," ITS, Surabaya, 2018. [14] S. Nugroho, "Case-Based Stowage Planning for Container Ships," in International Logistics Congress 2004, Dokuz Eylül University, Turkey, 2004. [15] S. Nugroho, "CASESTOW: Recycling of past stowage plans," in 1st International Conference on Operations and Supply Chain Management, Bali, 2005. 23

24

BAB. 7 LAMPIRAN Lampiran 1 Biodata Tim Peneliti 1. Ketua a. Nama Lengkap : Dr.-Ing Setyo Nugroho b. NIP/NIDN : 196510201996011001/0029106507 c. Fungsional/Pangkat/Gol. : d. Bidang Keahlian : Telematika Transportasi Laut e. Departemen/Fakultas : Teknik Transportasi Laut/FTK f. Alamat Rumah dan No. Telp. : g. Riwayat penelitian/pengabdian No Judul Penelitian/Pengabdian Tahun Keikutsertaan (Ketua/Anggota) 1 Piranti Lunak Stowage Planning istow Untuk Kapal Ferry / RoRo 2 Perancangan Pola Operasi Kapal di Wilayah Kepulauan untuk Mendukung Program Tol Laut 2017 Ketua 2017 Ketua h. Publikasi No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun 1 Case-Based Stowage Planning for Container Ships 2 CASESTOW: Recycling of past stowage plans 3 Case-Based Stowage Planning System 4 Stowage Planning for Container Vessels: Methodology Development and Implementation Issues in the light of Intelligent Transportation Systems Implementation International Logistics Congress Turkey 1st International Conference on Operations and Supply Chain Management PORTS Conference Barcelona International Journal of Business Economics 2004 2005 2005 Volume 2 / No 1 / June 2010 25

i. Paten Terakhir No Nama Paten No. Pendaftaran Paten Tahun 1 ISTOW C00201705752 Juli 2007 2 Loading Computer Program - ISTOW 00001DA17 Desember 2017 j. Tugas Akhir, Tesis, dan Disertasi yang sudah selesai dibimbing No Judul Tahun Tugas Akhir 1 Studi Forensik Kecelakaan Kapal Pelayaran Rakyat: Studi Kasus KLM. Sampoerna Indah 2 Perancangan Arsitektur ITS (Intelligent Tansport System) Pelayanan Barang Pelabuhan Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Pelabuhan Pelayaran Rakyat Kalimas Surabaya Tesis 1 Arsitektur Telematika Transportasi pada Sistem Pembayaran Elektronik pada Pelra Disertasi 1 Peran Ketersediaan Informasi terhadap Kinerja Laut Wilayah Kepulauan: Studi Kasus Provinsi Maluku 2018 2016 2020 2019 26

2. Anggota 1 a. Nama Lengkap : Ir. Murdjito, M.Sc.Eng b. NIP/NIDN : 196501231996031001/0023016504 c. Fungsional/Pangkat/Gol. : d. Bidang Keahlian : e. Departemen/Fakultas : Teknik Kelautan/FTK f. Alamat Rumah dan No. Telp. : g. Riwayat penelitian/pengabdian No Judul Penelitian/Pengabdian Tahun Keikutsertaan (Ketua/Anggota) 1 2 h. Publikasi No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun 1 2 i. Paten Terakhir No Nama Paten No. Pendaftaran Paten Tahun 1 2 j. Tugas Akhir, Tesis, dan Disertasi yang sudah selesai dibimbing No Judul Tahun Tugas Akhir 1 2 Tesis 1 2 Disertasi 1 2 27

3. Anggota 2 a. Nama Lengkap : Dr.Eng. I G N Sumanta Buana, S.T., M.Eng. b. NIP/NIDN : 196808041994021001/ 0004086802 c. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor / IIID d. Bidang Keahlian : Komputasi dan Riset Operasi e. Departemen/Fakultas : Teknik Transportasi Laut/FTK f. Alamat Rumah dan No. Telp. : - g. Riwayat penelitian/pengabdian No Judul Penelitian/Pengabdian Tahun Keikutsertaan (Ketua/Anggota) 1 Arsitektur Dan Rancang Bangun Aplikasi Perolehan (Akuisisi) Muatan Pelayaran Rakyat 2 Desain Konseptual Pusher-Barge Untuk Distribusi Bahan Bakar Minyak Wilayah Terpencil h. Publikasi No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun 1 Vessel Selection to Support Coal-Fired Power Plant Supply Using Multi Criteria Analysis 2 Analisis Strategi Optimalisasi Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan: Studi Kasus Pelabuhan Semayang, Balikpapan i. Paten Terakhir No Nama Paten No. Pendaftaran Paten Tahun 1 - - - j. Tugas Akhir, Tesis, dan Disertasi yang sudah selesai dibimbing No Judul Tahun Tugas Akhir 1 Perencanaan Alat Angkut Dan Terminal Untuk Konversi Bahan Bakar Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Gas: Studi Kasus PLTU Celukan Bawang Tesis 1 - - Disertasi 1 - - 28

4. Anggota 3 a. Nama Lengkap : Eka Wahyu Ardhi, S.T., M.T. b. NIP/NIDN : 197905252014041001/0025057906 c. Fungsional/Pangkat/Gol. : Asisten Ahli / IIIB d. Bidang Keahlian : Perancangan Kapal, e. Departemen/Fakultas : Teknik Transportasi Laut/FTK f. Alamat Rumah dan No. Telp. : Taman Wiguna Selatan, IV / 42 Surabaya g. Riwayat penelitian/pengabdian No Judul Penelitian/Pengabdian Tahun Keikutsertaan (Ketua/Anggota) 1 Analisa Penilaian Keselamatan Pelra Berdasarkan SKNK 2 Peningkatan Kecakapan Pelaut dengan Digital Education untuk Menyukseskan Program Tol Laut 2019 Ketua 2019 Anggota h. Publikasi No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun 1 Analisis Konsekuensi Green Port terhadap Biaya Pelabuhan dan Eksternalitas (Studi Kasus: Teluk Lamong) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 4, No. 1, (2015) 2 Model Analisis Evaluasi Kebijakan Penerapan Green Port di Indonesia (Studi Kasus : Teluk Lamong) 3 Transportation Model of POME (Palm Oil Mill Effluent) Case Study Palm Oil Manufacture Palm Biogas Power Plant, Riau JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1,(2015) ROTOR Vol. 10 (2017-11-01), 67-71 i. Paten Terakhir No Nama Paten No. Pendaftaran Paten Tahun 1 - - - j. Tugas Akhir, Tesis, dan Disertasi yang sudah selesai dibimbing No Judul Tahun Tugas Akhir 1 Desain Konseptual dan Pola Operasi Fasilitas Pembangkit Listrik Terapung 2 Analisis Perbandingan Pengangkutan Pupuk Mempergunakan Peti Kemas, 2019 2019 29

No Judul Tahun General Cargo dan Bulk Carrier; Studi Kasus Pupuk Kaltim 3 Analisis Indikator Penentuan Keputusan Scrapping Kapal 2019 4 Analisis Jaringan Transportasi 2019 Terintegrasi Antarmoda; Studi Kasus Danau Toba 5 Analisis Penerapan Standarisasi 2019 Keselamatan Kapal Pelayaran Rakyat; Tinjauan Aspek Transportasi Laut 6 Analisis Pola Operasi dan Perancangan 2019 Kapal Pengangkut Sampah untuk Wilayah Kepulauan; Studi Kasus Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno, Lombok 7 Desain Sistem Pelacakan Muatan Kapal 2019 Pelra Tesis 1 - - Disertasi 1 - - 30