JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

ANALISIS KUANTITATIF NITRIT PADA SOSIS YANG DIJUAL DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website :

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

ANALISIS KANDUNGAN NATRIUM NITRIT PADA AYAM CRISPY DI KOTA MANADO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan kimia sebagai bahan tambahan pada makanan (food

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan nitrit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan di dalam kehidupannya (Effendi, 2012). Berdasakan definisi dari WHO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Analisa Kimia Kandungan Nitrit pada Daging Burger yang Beredar di Pasar Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

ANALISIS PENGAWET NITRIT PADA DAGING SAPI DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS ABSTRACT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KANDUNGAN FORMALIN PADA BERBAGAI JENIS DAGING DI PASAR SWALAYAN KOTA MANADO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan deskriptif laboratorium yaitu dengan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

PENGEMBANGAN STRIP TES BERBASIS REAGEN ASAM SULFANILAT DAN 1-NAFTOL UNTUK DETEKSI PENGAWET NITRIT PADA SAMPEL KORNET DAGING SAPI SKRIPSI

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET BENZOAT PADA SAUS TOMAT PRODUKSI LOKAL YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO ABSTRAK

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pengambilan sampel dilaksanakan di pasar tradisional dan pasar

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian adalah :

Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari

BAB III METODE PENELITIAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini kerangka konsep yang digunakan yaitu:

JURNAL KFL GOL. VITAMIN (THIAMIN HCL)

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

PENETAPAN KADAR SIKLAMAT DALAM SIRUP MERAH YANG DIJUAL DI BANJARMASIN UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

INTISARI IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SUSU KEDELAI YANG DIJUAL DI BANJARMASIN TENGAH

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI


BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

Penetapan Kadar Natrium Benzoat Pada Cabai Giling Halus (Capsicum annuum Linn.)Secara Spektrofotometri UV-VIS

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK pissn: 2527-5267 eissn: 2621-7708 Vol.5. No.1 (2020): 16-21 ANALISIS KANDUNGAN NITRIT PADA AYAM CRISPY YANG DIJUAL DI KECAMATAN LELES KABUPATEN GARUT TAHUN 2019 Dadang Muhammad Hasyim Program Studi D-III Farmasi STIKes Karsa Husada Garut Jl. Subyadinata No. 07 Jayaraga, Tarogong Kidul, Garut 44151 dadangmh@gmail.com ABSTRAK Natrium nitrit biasanya digunakan sebagai zat pengawet pada daging olahan seperti ayam crispy. Natrium nitrit digunakan dalam daging olahan karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri Clostridium botalinum, mempertahankan warna merah pada daging, dan sebagai pemberi cita rasa. Penggunaan natrium nitrit secara berlebihan dapat menimbulkan efek yang membahayakan bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan natrium nitrit pada ayam crispy yang dijual di Kecamatan Leles Kabupaten Garut. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan menggunakan pereaksi BaCl 2 dan AgNO 3, sedangkan analisis kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 520 nm. Sampel berasal dari 5 pedagang di pinggir jalan, sehingga diperoleh sampel A, B, C, dan E. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima sampel positif mengandung natrium nitrit dengan kadar pada sampel A = 13,075 mg/kg, B = 6,52 mg/kg, C = 13,345 mg/kg, D = 15,705 mg/kg, dan E = 21,61 mg/kg. Penggunaan natrium nitrit pada ayam crispy yang dijual pedagang di pinggir jalan Kecamatan Leles Kabupaten Garut tidak melebihi kadar yang diizinkan Badan Pengawas Obat dan Makanan yaitu sebesar 30 mg/kg. Kata kunci: Ayam crispy, Natrium nitrit, Spektrofotometri UV-Vis. ABSTRACT Sodium nitrite usually used as a preservative agent in meat processed such as chicken crispy. Sodium nitrite used in meat processed because it can inhibit the growth of the bacteria Clostridium botalinum, retains the red color of the meat, and as a flavor enhancer. Excessive use of sodium nitrite can have harmful effects on health. This study aims to determine the sodium nitrite content of chicken crispy sold in Leles District, Garut Regency. The analytical method used is qualitative analysis using BaCl 2 and AgNO 3 reagents, while quantitative analysis using UV-Vis spectrophotometry at a wavelength of 520 nm. Samples came from 5 street vendors, so samples A, B, C, and E. The results showed that the five positive samples contained sodium nitrite with levels in sample A = 13.075 mg/kg, B = 6.52 mg/kg, C = 13,345 mg/kg, D = 15,705 mg/kg, and E = 21,61 mg/kg. The use of sodium nitrite in crispy chicken sold by street vendors in Leles District, Garut Regency, does not exceed the level permitted by the Food and Drug Agency, which is 30 mg/kg. Keywords: Chicken crispy, Sodium nitrite, UV-Vis Spectrophotometry. PENDAHULUAN Makanan merupakan kebutuhan primer manusia, yang harus terpenuhi demi kelangsungan kehidupannya. Makanan yang dikonsumsi tidak hanya memuaskan atau mengenyangkan saja tetapi makanan yang dikonsumsi harus dapat menyehatkan. Salah satu makanan yang menyehatkan yaitu daging. Daging merupakan bahan pangan hewani yang mudah rusak oleh mikroorganisme karena kandungan gizi di dalamnya yang mendukung untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti fungi dan bakteri, sehingga dalam proses pengolahannya sering kali ditambahkan bahan tambahan pangan (BTP), khususnya pengawet (Habibah et al., 2018).

Penggunaan bahan pengawet dilakukan dengan tujuan untuk mencegah atau menghambat proses fermentasi, pengasaman, penguraian dan perusakan lainnya terhadap bahan pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme sehingga mampu memperpanjang umur simpan makanan (Permenkes, 2012). Pengawet yang sering ditambahkan ke dalam produk daging olahan adalah garam nitrit. Selain digunakan sebagai pengawet, nitrit juga ditambahkan ke dalam daging olahan untuk memberikan warna merah khas daging. Nitrit direaksikan dengan natrium klorida mampu menghambat pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum sehingga dapat meningkatkan umur simpan daging olahan. Akan tetapi, penggunaan nitrit secara berlebihan dapat menimbulkan efek yang membahayakan bagi kesehatan karena nitrit dapat bereaksi dengan amina sekunder atau tersier yang ada di dalam tubuh membentuk senyawa nitrosamin yang merupakan senyawa penyebab kanker (Gómez et al., 2015). Penggunaan pengawet nitrit diperbolehkan tetapi harus diperhatikan jumlah pemakaiannya dalam makanan agar tidak melampaui batas. Batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan pengawet nitrit diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI nomor 36 tahun 2013, bahwa dalam daging olahan yaitu sebesar 30 mg/kg (BPOM, 2013). Perubahan pola konsumsi makan masyarakat pada saat ini lebih menyukai makanan siap saji. Makanan siap saji yang saat ini digemari masyarakat yaitu ayam crispy. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, ayam crispy merupakan makanan yang paling digemari oleh masyarakat khususnya di Kecamatan Leles Kabupaten Garut, baik yang dijual di pinggiran jalan, supermarket maupun restoran cepat saji. Tingginya konsumen yang mengkonsumsi ayam crispy mendorong beberapa produsen untuk memperoleh keuntungan yang besar dengan biaya kecil seperti penambahan nitrit dalam daging olahan, yang dapat memperpanjang masa simpan produk. Penentuan kadar nitrit dalam ayam crispy merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk monitoring kemananan bahan pangan. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk menganalisis kandungan nitrit pada ayam crispy yang dijual di Kecamatan Leles Kabupaten Garut. METODE Instrumentasi dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer UV-Vis (Genesys 10S), blender (Philips), rak tabung reaksi, pipet ukur (Pyrex), tabung reaksi (Pyrex), labu ukur (Pyrex), gelas kimia (Pyrex), botol semprot, pisau, spatel, kertas saring, corong, karet hisap, pipet tetes, alat sentrifus (EBA 20S), penangas air, hot plate, dan timbangan analitik (Shimadzu). Bahan yang digunakan adalah ayam crispy, aquades, kalium aluminium sulfat 20%, barium klorida, perak nitrat (Merck), asam sulfanilat, N-1-naftiletilen-diamonium, asam asetat glasial, asam asetat 30%, natrium nitrit (Merck). Preparasi Sampel Masing-masing sampel ayam crispy ditimbang sebanyak 10 gram, dihaluskan dengan blender, dimasukkan kedalam gelas kimia. Tambahkan 50 ml aquades, kemudian masukkan kedalam tabung reaksi dan tambahkan masing-masing 2 ml kalium aluminium sulfat (KAlSO4) 20%. Masukkan campuran tersebut kedalam sentrifuge selama 10 menit sehingga didapat larutan yang tidak berwarna (bening). Larutan bening tersebut yang akan diuji (Nur & Suryani, 2012). Analisis Kualitatif Larutan bening dari masing-masing sampel yang dihasilkan dari sentrifuge dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 ml, kemudian lakukan pengujian dengan menggunakan pereaksi BaCl2 0,1 M dan AgNO3 0.1 M sebanyak 1 ml pada setiap tabungnya, amati perubahan yang terjadi. Hasil positif mengandung nitrit jika menggunakan pereaksi BaCl2 ditandai dengan tidak terbentuk endapan, sedangkan dengan

pereaksi AgNO3 ditandai dengan terbentuknya endapan putih. Analisis Kuantitatif Pembuatan larutan pereaksi Griess Larutan I disiapkan dengan melarutkan 1 gram asam sulfanilat dalam 100 ml asam asetat 30% v/v. Larutan II disiapkan dengan mendidihkan 0,3 gram N-1- naftiletilen-diamonium dalam 70 ml aquades sampai larut dan menuangkannya dalam keadaan panas ke dalam 30 ml asam asetat glasial. Kemudian larutan I dan larutan II dicampurkan dengan perbandingan 1 : 1 dengan volume akhir 100 ml dalam wadah botol berwarna coklat. Pembuatan larutan baku natrium nitrit Ditimbang sebanyak 100 mg natrium nitrit, kemudian dilarutkan dengan aquades sampai volumenya tepat 100 ml hingga diperoleh konsentrasi 1000 ppm. Dari konsentrasi 1000 ppm diambil 10 ml dilarutkan dalam 100 ml aquades hingga diperoleh konsentrasi 100 ppm diambil 1 ml dilarutkan dalam 10 ml aquades hingga diperoleh konsentrasi 10 ppm. Selanjutnya dibuat seri konsentrasi 1,0; 1,4; 1,8; 2,2; 2,6 dan 3,0 ppm. Penetapan kadar natrium nitrit Sebanyak 5 ml larutan bening dari masing-masing sampel yang dihasilkan dari sentrifuge ditambahkan 2 ml pereaksi Griess. Larutan dibiarkan selama operating time, kemudian dibaca absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang geelombang 520 nm. Data hasil absorbansi selanjutnya dibuat kurva baku sehingga diperoleh persamaan garis y = bx a (Nur & Suryani, 2012). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kualitatif Analisis pengawet nitrit dalam ayam crispy yang dijual di Kecamatan Leles Kabupaten Garut pada tahun 2019 secara kualitatif dengan menggunakan pereaksi BaCl2 dan AgNO3. Hasil pengujian pengawet nitrit dalam ayam crispy secara kualitatif dapat dilihat pada Tabel 1. Pengujian pengawet nitrit terhadap lima sampel ayam crispy dengan menggunakan pereaksi BaCl2 0,1 M, menunjukkan hasil yang positif memiliki kandungan natrium nitrit ditandai dengan larutan yang diuji tidak mengendap saat direaksikan. Menurut Svehla (1979) bila nitrit ditambahkan dengan barium klorida maka tidak akan terjadi pengendapan. Pengujian pengawet nitrit terhadap lima sampel ayam crispy dengan menggunakan pereaksi AgNO3 0,1 M menunjukkan hasil yang positif memiliki kandungan natrium nitrit ditandai dengan terbentuknya endapan putih dan warna larutan menjadi putih pada sampel. Menurut Svehla (1979) bila nitrit ditambahkan dengan perak nitrit maka akan terjadi endapan kristalin putih perak nitrit dan larutan pekat. Tabel 1. Hasil analisis kualitatif natrium nitrit dalam sampel ayam crispy Pereaksi Sampel P A B C D E BaCl2 + + + + + + AgNO3 + + + + + + Ket. : (+) = Mengandung natrium nitrit; (-) = Tidak mengandung natrium nitrit

Absorbansi Tabel 2. Nilai absorbansi seri konsentrasi larutan baku natrium nitrit Konsentrasi (ppm) Absorbansi 1,0 0,261 1,4 0,357 1,8 0,453 2,2 0,546 2,6 0,651 3,0 0,737 Tabel 3. Nilai absorbansi dan kadar nitrit sampel ayam crispy No Sampel Absorbansi Kadar Nitrit Pengulangan Rata-rata (mg/kg) 1 A 1. 0,482 2. 0,673 0,648 13,075 3. 0,790 2 B 1. 0,256 2. 0,385 0,334 6,52 3. 0,362 3 C 1. 0,761 2. 0,738 0,661 13,345 3. 0,485 4 D 1. 0,673 2. 0,921 0,774 15,705 3. 0,728 5 E 1. 1,047 2. 1,056 1,057 21,61 3. 1,068 0.8 0.7 y = 0.2396x + 0.0215 R² = 0.9996 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 Abs Linear (Abs) 0.1 0 0 1 2 3 4 Konsentrasi Gambar 1. Kurva hubungan konsentrasi larutan baku natrium nitrit dengan absorbansi

JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK pissn: 2527-5267 eissn: 2621-7708 Analisis Kuantitatif Semua sampel setelah dianalisis secara kualitatif, kemudian dilakukan analisis secara kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan nitrit dan menetapkan kadar dari natrium nitrit. Pengujian natrium nitrit secara kuantitatif menggunakan pereaksi Griess. Pada metode Griess dilakukan berdasarkan pada reaksi diazotasi dari suatu amina aromatik dengan nitrit dalam suasana asam, yang diikuti dengan reaksi kopling sehingga menghasilkan senyawa azo yang berwarna merah (Agustina et al., 2016). Senyawa azo dapat diukur absorbansinya pada rentang panjang gelombang 500-600 nm. Pengukuran konsentrasi sampel dilakukan dengan metode kurva kalibrasi. Metode kurva kalibrasi memiliki kelebihan karena menggunakan lebih dari satu konsentrasi larutan baku, sehingga hasil pengukurannya lebih akurat. Pengukuran kurva kalibrasi dibuat dengan menggunakan 6 konsentrasi larutan baku yang berbeda, yaitu 1,0; 1,4; 1,8; 2,2; 2,6; dan 3,0 ppm. Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi larutan baku yang disajikan pada Tabel 2, diperoleh kurva kalibrasi yang disajikan pada Gambar 1. Kurva kalibrasi larutan baku natrium nitrit menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara konsentrasi dan absorbansi larutan baku nitrit dengan harga R 2 sebesar 0,9996. R 2 merupakan koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui linearitas suatu metode. Nilai R 2 yang mendekati angka 1 menunjukkan linearitas yang sangat baik. Persamaan regresi linier yang diperoleh adalah y = 0,2396x + 0,0215. Linieritas yang diperoleh pada penelitian ini telah memenuhi batas linieritas yang disyaratkan, yaitu 0,995. Selanjutnya, kurva kalibrasi ini digunakan untuk menentukan konsentrasi nitrit dalam sampel dengan cara memasukkan absorbansi sampel yang terukur ke dalam persamaan regresi linier dari kurva kalibrasi yang diperoleh. Penentuan kadar nitrit dalam sampel dilakukan berdasarkan rata-rata hasil Vol.5. No.1 (2020): 16-21 pengukuran absorbansi yang terukur. Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi maka diperoleh hasil analisis kadar nitrit dari semua sampel ayam crispy ditunjukkan pada Tabel 3. Kadar nitrit pada sampel A = 13,075 mg/kg, sampel B = 6,52 mg/kg, sampel C = 13,345 mg/kg, sampel D = 15,705, dan sampel E = 21,61 mg/kg. Berdasarkan hasil penetapan kadar natrium nitrit yang terdapat dalam sampel, dapat dilihat tidak melebihi batas maksimum dari Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet, batas maksimum penggunaan kalium nitrit atau natrium nitrit pada produkproduk olahan daging, daging unggas dan daging hewan buruan dalam bentuk utuh atau potongan yaitu 30 mg/kg. Beberapa hasil penelitian lain menunjukkan hasil yang sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil pengukuran diketahui bahwa kadar nitrit pada berbagai produk daging olahan di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan hasil yang bervariasi. Sugiarti (2015) melaporkan bahwa dari 53 sampel daging olahan di Bandar Lampung terdapat 50 sampel yang mengandung natrium nitrit dengan kadar masih memenuhi batas aman penggunaan natrium nitrit. Agustina et al. (2016) melaporkan bahwa dari 5 sampel daging burger di Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur terdapat 4 sampel yang positif mengandung natrium nitrit dengan kadar masih pada batas yang diperbolehkan. Rusdi et al. (2015) melaporkan bahwa natrium nitrit ditemukan pada daging sapi di Kota Padang dengan kadar yang tidak melebihi batas maksimal penggunaan natrium nitrit. Sampel daging sapi mentah di Kota Jambi juga dilaporkan mengandung natrium nitrit dengan kadar tidak melebihi kadar yang diizinkan (Anggresani et al., 2018). Mengingat penggunaan pengawet nitrit pada ayam crispy tidak dapat diketahui ciri-ciri khusus yang dapat dilihat secara langsung dengan mata, maka masyarakat

harus lebih berhati-hati dalam membeli atau mengonsumsi ayam crispy. Pengawet nitrit ini bersifat kumulatif sehingga kadarnya akan semakin banyak dalam tubuh dan membentuk nitrosamin yang berpotensi menimbulkan penyakit kanker dalam jangka waktu panjang. Oleh karena itu sebaiknya pengawet nitrit tidak dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan walaupun kadar nitrit yang terdapat dalam ayam crispy tidak melebihi batas maksimum. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ayam crispy yang dijual di Kecamatan Leles Kabupaten Garut mengandung natrium nitrit. Kadar kandungan natrium nitrit yang didapatkan berada dibawah batas maksimum dari Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia yaitu dibawah 30 mg/kg. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melakukan penelitian lebih lanjut tentang analisis kandungan nitrit pada ayam crispy di Kecamatan lainnya di Kabupaten Garut. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para rekan sejawat staf pengajar di Program Studi Farmasi dan Analis Kesehatan STIKes Karsa Husada Garut yang banyak memberikan sumbang saran dan senantiasa memberikan dorongan kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Agustina, I., Astuti, I., Sopina, Y. 2016. Analisa Kimia Kandungan Nitrit pada Daging Burger yang Beredar di Pasar Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur. Indonesia Natural Research Pharmaceutical Journal, 1(1):43 54. Anggresani, L., Hadriyati, A., Syahyara, A.Y., Pratama, S. 2018. Analisis Kandungan Natrium Nitrit pada Daging Sapi Mentah di Pasar dan Supermarket Kota Jambi. Chempublish Journal, 3(2):69 75. BPOM. 2013. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Gómez, J., Sanjuán, N., Bon, J., Arnau, J., Clemente, G. 2015. Effect of Temperature on Nitrite and Water Diffusion in Pork Meat. Journal of Food Engineering, 149:188 194. Habibah, N., Dhyanaputri, I.G.A.S., Karta, I.W., Dewi, N.N.A. 2018. Analisis Kuantitatif Kadar Nitrit dalam Produk Daging Olahan di Wilayah Denpasar dengan Metode Griess secara Spektrofotometri. International Journal of Natural Sciences and Engineering, 2(1):1 9. Nur, H.H., Suryani, D. 2012. Analisis Kandungan Nitrit dalam Sosis pada Distributor Sosis di Kota Yogyakarta Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1):1 12. Permenkes. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rusdi, Zulharmita, Nurrohmah, I.S. 2015. Analisis Pengawet Nitrit pada Daging Sapi dengan Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Farmasi Higea, 7(1):101 110. Sugiarti, M. 2015. Gambaran Kadar Nitrit pada Beberapa Produk Daging Olahan di Bandar Lampung Tahun 2014. Jurnal Analis Kesehatan, 4(1):376 382. Svehla, G. 1979. Vogel's Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis, 5 th ed. London: Longman Group.