Surveilans KIPI dan Komunikasi Resiko. Komite Nasional PP-KIPI

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KIPI KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI

ASPEK MEDIS DAN KEAMANAN VAKSIN KOMBINASI PENTABIO. Dominicus Husada

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DIREKT0RAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

BUKU PANDUAN PROSEDUR VAKSINASI

PENYAKIT MENULAR. Website:

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN FLYING DOCTOR HEALTH CARE DI PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2012

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

Regulasi Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

BULETIN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya 50% angk kematian di Indonesia bisa dicegah dengan imunisasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang

MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI DAERAH

[Referensi 3] Pendaftaran Vaksinasi dan Angket Pra Pemeriksaan Vaksin. Angket Pra Pemeriksaan Vaksinasi untuk [ Laki-laki Perempuan

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita Dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Puskesmas Oebobo Tahun 2016

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM KIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS INDUSTRI GRESIK

BUKU PANDUAN PROSEDUR VAKSINASI

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

KESEHATAN ANAK. Website:

2017, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan L

Buletin SKDR. Minggu ke: 5 Thn 2017

BUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS. Tenaga Kesehatan di Lapangan

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

IMUNISASI SWIM 2017 FK UII Sabtu, 14 Oktober 2017

ANALISA POTENSI LAYANAN KESEHATAN INDONESIA

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 321/ /2017

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN VAKSIN

PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU PELAYANAN KIA DI RS: ANTARA DAERAH TERPENCIL DENGAN DAERAH KOMPETENSI TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. sampai mengancam jiwa (Ranuh, dkk., 2001, p.37). dapat dijumpai pada 5% resipien, timbul pada hari 7-10 sesudah imunisasi dan

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

JEJARING PROGRAM NASIONAL PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI INDONESIA

PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI KELUARGA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

A. Formulir Pelacakan Kasus AFP

FARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL. Website:

CEDERA. Website:

Kesehatan Gigi danmulut. Website:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

MEKANISME DAN PROTAP PENYELIDIKAN DAN PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN PANGAN

KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL Jl. Tirtayasa VII No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160, Telp , , Fax.

Pedoman Surveilans dan Respon Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) untuk Puskesmas di Kabupaten Bogor

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS KESEHATAN UPT.PUSKESMAS MENGWI II Alamat : Jl. Raya Tumbak Bayuh

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Wabah. Penyakit. Penanggulangannya.

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KESEHATAN REPRODUKSI. Website:

PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Optimisme Cakupan Vaksin MR Menuju Generasi Sehat Berkualitas

Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Indluenza

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

Surveilans Respons dalam Program KIA Penyusun: dr. Sitti Noor Zaenab, M.Kes

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Buku Indikator Kesehatan

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Panduan Identifikasi Pasien

Tujuan & Tugas KKI. Tujuan:

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

Disabilitas. Website:

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI PUSKESMAS

PENERAPAN STRATEGI DOTS DI RUMAH SAKIT HBS MODUL F HDL 1

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR

PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI

Memperkuat Peran Daerah

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DIY

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BENGKULU

Transkripsi:

Surveilans KIPI dan Komunikasi Resiko Komite Nasional PP-KIPI

Daftar Isi 01 02 03 04 05 06 Latar Belakang Keamanan Vaksin Surveilans KIPI Klasifikasi KIPI Komunikasi Resiko Kesimpulan

Latar Belakang

Pandemi COVID-19

UPAYA PENGENDALIAN LACAK, UJI, OBATI

Upaya Pengendalian 6

Upaya Pengendalian Tambahan Menambah sambil memperkuat upaya yang telah dilakukan Vaksin COVID-19 Upaya pengendalian tidak dapat hanya bertumpu pada vaksinasi saja

Keamanan Vaksin

Kematangan Program Imunisasi

Dr. Edward Jenner, Penemu Vaksin Cacar (1790)

Clinical trial vaksin sebelum registrasi/lisensi dan pemasaran RISET PREKLINIKAL Menetapkan kandidat vaksin, konsistensi STUDI HEWAN Menilai respons imun dan daya lindung Keamanan FASE I <100 relawan, menilai keamanan FASE II Ratusan relawan berbagai, keamanan, efikasi FASE III Ribuan relawan, keamanan, konsistensi Dipasarkan FASE IV à Post Marketing Surveillance (PMS) Untuk mendeteksi KIPI yang jarang Menilai daya lindung jangka panjang

Perbedaan Vaksin dan Obat VAKSIN Siapa yang mendapatkan? OBAT LAIN Orang sehat termasuk anak-anak. Biasanya masyarakat banyak, kohort kelahiran, atau kelompok yang berisiko tinggi terhadap penyakit atau komplikasi. Orang sakit. www.vaccine-safety-training.org Mengapa? Untuk mencegah penyakit. Untuk mengobati penyakit. Bagaimana mereka mendapatkannya? Vaksin biasanya diberikan melaui program kesehatan masyarakat. Di beberapa negara, vaksinasi dijadikan pra syarat seorang anak untuk masuk sekolah. Berapa macam? 8 15 macam vaksin bagi anak-anak yang Ribuan jenis. direkomendasikan secara global. Biasanya diberikan oleh dokter atau petugas farmasi.

Perbedaan Vaksin dan Obat VAKSIN Kapan mereka mendapatkannya? OBAT LAIN Kebanyakan vaksin untuk anak diberikan pada umur tertentu atau pada situasi tertentu seperti keadaan KLB atau sebagai syarat bepergian ke daerah terentu. Umur untuk diberikannya vaksinasi bisa jadi berbarengan dengan munculnya penyakit tertentu yang berkaitan dengan umur (misalnya gangguan perkembangan saraf). Risiko sulit diterima. Bagaimana tentang efek samping? Walaupun jarang, investigasi intensif perlu dilakukan untuk KIPI yang berat. KIPI ringan juga harus dimonitor dengan hati-hati karena berpotensi menjadi masalah yang lebih besar atau berdampak terhadap penerimaan imunisasi secara umum. Biasanya sewaktu sakit. Penerimaan efek samping sering tergantung pada beratnya penyakit yang sedang diobati dan ada tidaknya pilihan pengobatan alternatif. www.vaccine-safety-training.org

Vaksin itu aman Reaksi samping biasanya ringan dan sementara, seperti pembengkakan di tempat suntikan atau demam ringan. Meski jarangà gejala serius jarang terjadi.

Kejadian Ikutan & Reaksi Simpang

Komponen untuk Menjamin Keamanan Vaksin Sistem Respon Cepat Investigasi KIPI Keamanan Vaksin National Vaccine Injury Compensation Program Sistem Surveilans KIPI

Farmakovigilans Farmakovigilans: mendeteksi, menilai, memahami, merespon dan mencegah reaksi samping obat, termasuk reaksi vaksin bagian integral dari regulasi obat dan kemanan vaksin. Sistem surveilans ini di tingkat nasional dan internasional untuk menjamin monitoring yang efektif dan respon yang cepat terhadap KIPI. Surveilans adalah rangkaian pengumpulan, analisis, interpretasi dan penyebaran data kesehatan yang sistematik yang dilakukan terus menerus, untuk mendapatkan pengetahuan tentang pola suatu kejadian dan potensi penyakit di masyarakat, agar dapat dilakukan penanggulangan dan pencegahan penyakit tersebut di masyarakat. www.vaccine-safety-training.org

Hubungan antara Keamanan Vaksin dan BPOM BPOM biasanya merupakan satu-satunya badan dengan tanggung jawab untuk menjamin keamanan, efektivitas dan kualitas dari vaksin. Walaupun surveilans KIPI merupakan fungsi utama dari BPOM, monitoring keamanan vaksin memerlukan keterlibatan baik program imunisasi nasional maupun BPOM à Kerjasama yang baik ditunjang dengan peran dan tanggung jawab yang jelas. Sistem surveilans KIPI yang kuat yang diintegrasikan dengan baik dengan sistem pelayanan imunisasi. www.vaccine-safety-training.org

The Global Vaccine Safety Initiative (GVSI) 2011 WHO and a group of partners developed a strategic document on vaccine safety called the Global Vaccine Safety Blueprint. This document sets out indicators that aim to ensure that all countries have at least a minimal capacity to ensure vaccine safety. The Blueprint proposes a strategic plan for strengthening vaccine safety activities globally. It focuses on building national capacity for vaccine safety in the world s poorest countries through the coordinated efforts of major stakeholders. The Blueprint was developed through a worldwide consultation of experts who defined its mission, vision and goals. The Global Vaccine Safety Initiative, or GVSI, was set up to implement the Blueprint strategy. This comprises a framework of eight strategic objectives aimed at enhancing global vaccine safety activities. The strategic objectives focus on building and supporting a systemic approach to vaccine pharmacovigilance in all low- and middleincome countries.

Global Advisory Committee on Vaccine Safety You can Resize without losing quality You can Change Fill Color & Line Color FREE PPT TEMPLATES www.allppt.com

Surveilans KIPI

Definisi KIPI Peraturan Menteri Kesehatan No 12/2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian dan diduga berhubungan dengan imunisasi

Dasar Pemantauan & Penaggulangan KIPI (PMK 12/2017) PMK 12/2017 Pasal 45 Pasal 31 Pasal 32 Setiap fasyankes yang menyelenggarakan imunisasi, wajib melakukan pencatatan dan pelaporan KIPI. Keamanan, mutu, khasiat vaksin dan safety injection à untuk mencegah KIPI Melakukan KIE, serta skrining (sehat dan kontraindikasi) Pasal 40 Pasal 42 Pembentukan Komite Independen (Komnas, Komda, Pokja PP KIPI) à Pemantauan dan Penanggulangan melalui: Surveilans KIPI dan laman (website) keamanan vaksin, Pengobatan dan perawatan Penelitian dan pengembangan Laporan dugaan KIPI bisa dilaporkan masyarakat/petugas kesehatan, ditindaklanjuti dengan pengobatan/perawatan, investigasi oleh program dan kajian oleh komite independen. Pembiayaan pengobatan dan perawatan sesuai peraturan yang berlaku.

Definisi Surveilans KIPI "Ilmu pengetahuan dan kegiatan yang berkaitan dengan: deteksi penilaian Pemaha -man Komuni -kasi dari KIPI dan masalah lain yang berkaitan dengan vaksin dan atau imunisasi, serta upaya pencegahan efek yang tidak diinginkan dari vaksin dan imunisasi." TUJUAN mendeteksi kejadian ikutan secara dini agar bisa dilakukan kajian risiko dengan seksama dan melakukan respon yang memadai (tatalaksana risiko) terhadap masalahnya à meminimalisasi dampak negatif terhadap individu. memperkecil potensi dampak negatif dari program imunisasi. www.vaccine-safety-training.org

Tujuan Sistem Surveilans KIPI Mengidentifikasi masalah dalam lot atau merek vaksin yang menimbulkan reaksi vaksin akibat komponen vaksin tersebut, Mendeteksi, mengoreksi dan mencegah kesalahan prosedur imunisasi yang disebabkan kesalahan dalam penyiapan, penanganan, penyimpanan atau pemberian imunisasi, Mencegah tuduhan yang keliru akibat KIPI koinsiden yang penyebabnya tidak berhubungan dengan imunisasi baik diketahui ataupun tidak diketahui, Menurunkan insidensi KIPI akibat kecemasan karena takut disuntik atau nyeri yang disebabkan oleh imunisasi, dengan memberikan penyuluhan dan meyakinkan penerima imunisasi, orang tua/wali dan masyarakat tentang keamanan vaksin. www.vaccine-safety-training.org

Tujuan Sistem Surveilans KIPI Menjaga kepercayaan dengan merespon secara baik terhadap kekhawatiran orang tua/masyarakat, sambil meningkatkan kewaspadaan (masyarakat dan tenaga profesional) tentang risiko vaksin, Membuat hipotesa baru tentang reaksi vaksin yang spesifik pada populasi di wilayah/negara anda, Memperkirakan angka kejadian KIPI di populasi lokal dibandingkan dengan data uji coba dan internasional, khususnya untuk vaksin baru yang sedang diintroduksi. www.vaccine-safety-training.org

Komponen Surveilans KIPI Deteksi dan pelaporan Investigasi Penilaian sebabakibat KIPI Penilaian risikomanfaat www.vaccine-safety-training.org

Penyebab KIPI: Komponen Vaksin Antigen Stabilizer Ajuvan Antibiotik Preservasi Cara Pemberian Oral Intradermal Subkutan Intramuskular

Menentukan Penyebab KIPI Kesulitan dalam menentukan penyebab merupakan tantangan terutama dalam masalah vaksin karena: Informasi tentang "dechallenge dan rechallenge biasanya tidak ada Vaksin diberikan kepada suatu kohort kelahiran di suatu negara pada umur di mana besar kemungkinan terjadi penyakit yang bersamaan (koinsiden) Beberapa vaksin mungkin diberikan pada kunjungan imunisasi yang sama Penyimpanan, penanganan, transport dan pemberian vaksin harus mengikuti kondisi yang spesifik. Bila salah satunya tidak dilakukan dengan benar, bisa menimbulkan efek samping. Karenanya, setiap kemungkinan kesalahan imunisasi harus diselidiki. www.vaccine-safety-training.org

Diperlukan Kajian Independen Untuk mengkaji efek simpang, diperlukan kajian independen, yang terpisah dari program imunisasi. Penilaian sebab akibat (atau hubungan penyebab) memerlukan suatu tim investigator, termasuk seorang ahli imunologi atau pakar lain, tergantung pada sifat kejadian ikutan tersebut. Tim ini biasanya tidak termasuk pejabat dari program imunisasi nasional, karena mereka dikhawatirkan mempunyai konflik kepentingan bila harus menyelidiki kejadian ikutan yang berkaitan dengan vaksin. www.vaccine-safety-training.org

Komite Pencegahan Pengendalian KIPI Komite Nasional PP-KIPI Komnas PP-KIPI: àkomite independen yang melakukan pengkajian untuk penanggulangan laporan KIPI di tingkat nasional SK dari MenKes RI Komite Daerah PP-KIPI Komda PP-KIPI àkomite independen yang melakukan pengkajian untuk penanggulangan laporan KIPI di tingkat daerah provinsi SK dari Gubernur/Pimpinan Provinsi

Komda PP-KIPI Provinsi NO PROVINSI JABATAN NAMA HP EMAIL 1 NAD Ketua T.M. Thaib, dr., Sp.A 0812 630 9403 thaib_tm@yahoo.com Anggota Herlina, dr, SpA 0815 3403 2120 2 SUMUT Ketua H. Munar Lubis, dr., Sp.A(K) 0811 631 504 lubismunar@yahoo.com Anggota Lily Rahmawati, dr, SpA,IBCLC 0813 5618 5367 lily_rahmawati234@yahoo.com Anggota Ayodhia Pitaloka Pasaribu, dr,mked(ped),spa 0812 6024 392 ayodhia_pitaloka@yahoo.com 3 SUMBAR Ketua H. Iskandar Syarif, dr., Sp.A(K) 0813 6347 9390 iskandar.syarif@yahoo.com Anggota Rinang, dr, SpA 0852 7494 2605 rinang.mariko@yahoo.com 4 SUMSEL Ketua Yusmala Helmi, dr., Sp.A 0819 7866 262 yusmalahelmy@gmail.com Anggota Dr. Yulia Iriani, dr, SpA(K) 0811 713 162 ikarsmh@gmail.com Anggota Rismarini, dr., SpA(K) 0812 7840 339 rismarinisoe@yahoo.com 5 LAMPUNG Ketua Fedriansyah, dr., Sp.A, MKes 0813 6926 2412 fdr_pedi@yahoo.co.id Anggota Yuni Farida, dr, SpA 0852 6992 8250 yunifarida76@yahoo.co.id 6 RIAU Ketua Riza Iriani Nasution, dr., Sp.A 0812 7533 933 rizairianinasution@yahoo.com Anggota Devi Gusmaiyanto, dr, SpA 0813 6356 6688 7 JAMBI Ketua Sabar Hutabarat, dr., Sp.A 0812 7851 613 hutabaratsabar@gmail.com 8 BENGKULU Ketua Jumnalis, dr., Sp.A 0813 7354 5418 jumnalisrusin1@yahoo.com Anggota Sri Utami Fajariyah, dr, Sp.A., MKes 0822 1304 9687 fsriutami@yahoo.com 9 BABEL Ketua Helfiani, dr., Sp.A 0812 7176 368 helfiani29@yahoo.com 10 KEPRI Ketua Gama AF Isnaeni, dr., Sp.A 0812 2769 6576 gamaahmad@yahoo.com 11 BANTEN Ketua M. Arif Nasution, dr., Sp.A(K) 0816 950 886 arifnast@gmail.com Anggota Dr. Tubagus Rachmat Sentika, dr, SpA,MARS 0811 831 838 rsentika@yahoo.com Anggota Arief Budiman, dr, SpA 0817 0871 080 abud_817@yahoo.com 12 DKI JAKARTA Ketua Ellen Sianipar, dr, Sp.A 0816 955 794 ellen.sianipar58@gmail.com Anggota Anna Tjandrajani, dr, SpA 0812 911 4513 anna.tjandrajani@gmail.com Anggota Pratiwi Andayani, dr, SpA 0818 150 440 pratiwi_andayani@yahoo.com Anggota Dyani Kusumowardhani, dr, SpA 0813 9917 3781 dyanikusumo@yahoo.com Anggota Huiny Tjokrohusada, dr, SpA 0812 1039 889 huiny.tjokrohusada@gmail.com 13 JABAR Ketua Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K) 0811 232 774 kusnandi@hotmail.com Anggota Eddy Fadlyana, dr, SpA(K) 0812 202 2002 edfadlyana@yahoo.com Anggota Meita Damayanti, dr, SpA(K) 0811 233 919 meita.dh@gmail.com Anggota Rodman Tarigan, dr, SpA 0815 4087 3777 rodmantarigan@yahoo.co.id 14 JATENG Ketua Wistiani, dr, SpA(K) 0811 2882 710 wistiani@yahoo.com Anggota Asri Purwanti, dr., Sp.A.(K) MP 0818 240 991 asri_pur@yahoo.com Anggota Fitri Hertantro, dr, SpA(K) 0812 284 1691 15 DI YOGYAKARTA Ketua Dr. Mei Neni Sitaresmi, PhD., Sp.A(K) 0812 2961 115 msitaresmi@yahoo.com Anggota Braghmandita, dr, SpA 0815 7878 7855 braghmandita@gmail.com NO PROVINSI JABATAN NAMA HP EMAIL 16 JATIM Ketua Anang Endaryanto, dr., Sp.A(K) aendaryanto@yahoo.com Anggota Dominicus Husada, dr, SpA(K) 0812 3226 6377 dominicushusada@yahoo.com Anggota Prof Dr. Ismoedijanto, dr, SpA(K) 0812 323 8854 ismoemp@gmail.com 17 BALI Ketua Bagus Ngurah Putu Arhana, dr., Sp.A(K) 08113 806 899 bnp_arhana@yahoo.com Anggota I Made Gede Dwi Lingga Utama, dr, SpA(K) 0813 5300 2002 dwi_lingga09@yahoo.com Anggota I Gusti Agung Ngurah Sugitha Adnyana, dr, SpA(K) 0813 4943 6444 sugad168@yahoo.com 18 NTB Ketua IGG. Djelantik, dr., Sp.A(K) 0818 367 868 iggdjelantik@gmail.com Anggota Yudhi Kurniawan, dr, SpA 0878 5260 6171 19 NTT Ketua Taolin Fransiskus, dr., Sp.A 0813 3940 6030 franstaolin01@yahoo.com 20 KALBAR Ketua James L. Alvin Sinaga, dr., SpA 0813 4599 6199 jamesalvinsinaga@yahoo.com Anggota Nevita, dr, SpA, MSc 0815 938 2931 nvtb2008@yahoo.com 21 KALTENG Ketua Made Yullari dr., Sp.A 0811 528 877 yuliari_md@yahoo.com Anggota Endang Narang, dr., SpA 0852 4906 1029 22 KALTIM Ketua Anggota William Stephenson Tjeng, dr., SpA 0852 5037 4288 williamtjeng94@gmail.com Anggota Diane Meyta Supit, dr, SpA 0812 5805 0659 cupiddiane_mb@yahoo.com 23 KALSEL Ketua Dr. Edi Hartoyo, dr., Sp.A(K) 0812 517 2973 / 0857 5397 4046 edihartoyo@yahoo.com 24 KALTARA Ketua Franky Sientoro, dr, Sp.A 0811 531 125 25 SULUT Ketua Dr. Hesti Lestari, dr., SpA(K) 0811 438 120 hesti_26@yahoo.com Anggota Dr. Suryadi Tartura, dr, SpA(K) 0822 9196 6705 nicolae_n_sur@yahoo.co.id 26 SULTENG Ketua Amsyar Praja, dr., Sp.A 0813 4101 9497 amsyar.praja@gmail.com Anggota Suldiah, dr, SpA 0811 454 904 diahhasan_fani@yahoo.com 27 SULTRA Ketua Musyawarah, dr., Sp.A 0813 4174 0002 drmusyawarah@yahoo.co.id 28 SULSEL Ketua Prof. dr. Andi Fachruddin, dr., Sp.PD(K) 0811 440 252 andifach@yahoo.co.id Anggota Dr. Martira Maddeppungeng, dr, SpA(K) 0813 4290 3666 martira711@gmail.com 29 SULBAR Ketua Suhendra, dr, SpA, M.Kes 0813 5530 5292 30 GORONTALO Ketua Ufi Trisnawaty, dr., Sp.A 0813 4233 5950 ufytrisnawaty.ut@gmail.com Anggota Isman Jusuf, dr, SpA 0853 4031 1449 isjuf@yahoo.com 31 MALUKU Ketua melalui Focal Point KIPI Dinkes Prov 32 MALUT Ketua Nani Harmaeni, dr., Sp.A 0813 1504 4443 naniharmaeni@gmail.com 33 PAPUA Ketua Dr. Immaculata Purwaningsih, SpA 0812 3445 5673 renny.bagus@gmail.com 34 PAPBAR Ketua Rio Widiharso, dr., Sp.A 0812 2715 1514 / 0813 4443 3387 rio_widiharso@yahoo.co.id Anggota Nurmawati, dr 0813 4416 5110 nurma_dr@yahoo.com

Focal Point KIPI Dinkes Provinsi

Infographic Style Pemantauan KIPI yang efektif melibatkan: Masyarakat atau petugas kesehatan di lapangan Bertugas melaporkan kepada petugas kesehatan Puskesmas setempat bila ditemukan KIPI BPOM Bertanggung jawab terhadap keamanan vaksin (Farmakovigilans) Supervisor tingkat Puskesmas dan DinkesKab/Kota Petugas kesehatan/kepala Puskesmas dan Kabupaten/Kota bertugas melengkapi laporan kronologis KIPI; Komda & Komnas PP-KIPI Melakukan kajian klasifikasi kausalitas dan melaporkan hasil kajian kepada Menkes melalui Dirjen P2P Tim KIPI Kab/Kota (Pokja KIPI) Bertugas menilai dan investigasi KIPI apakah memenuhi kriteria klasifikasi penyebab spesifik & melaporkan kesimpulan investigasi ke Komda PP- KIPI

Deteksi dan Pelaporan KIPI Orang tua yang diimunisasi, petugas kesehatan di fasilitas imunisasi, dan staf dari unit gawat darurat rumah sakit adalah pihak yang paling depan dalam mengenali atau mendeteksi terjadinya KIPI. Petugas kesehatan bertanggung jawab untuk: mendeteksi KIPI melaporkan KIPI menangani atau merujuk penderita untuk penanganan lanjut. Semua staf imunisasi mampu mengenali KIPI. Deteksi yang baik membutuhkan pelatihan dan pendidikan staf yang efektif untuk menjamin laporan KIPI yang akurat berdasarkan definisi kasus yang jelas, yang dicantumkan dalam format pelaporan KIPI dan pedoman KIPI nasional. www.vaccine-safety-training.org

Jenis KIPI 01 Serius KIPI serius adalah setiap kejadian medik setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan, dan kematian, serta yang menimbulkan keresahan di masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilaporkan segera setiap kejadian secara berjenjang yang selanjutnya diinvestigasi oleh petugas kesehatan yang menyelenggarakan imunisasi untukdilakukan kajian serta rekomendasi oleh Komda dan atau Komnas PP KIPI, yang terdiri dari para ahli epidemiologi dan profesi. 02 Non Serius KIPI non serius adalah kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi dan tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima. Dilaporkan rutin setiap bulan bersamaan dengan hasilcakupan imunisasi.

FORM KIPI Formulir KIPI, KIPI Serius & Investigasi dapat diunduh di : https://bit.ly/formkipi atau di: www.keamananvaksin.kemkes.go.id Tatacara pelaporan melalui web keamanan vaksin dapatdilihatpada Buku Pedoman: https://bit.ly/jukniswebkipi Form KIPI Non Serius E-mail: komnasppkipi@gmail.com Form KIPI Serius Cara Pencatatan dan Pelaporan KIPI dapat dilakukan melalui: Form Investigasi Website: keamananvaksin.kemkes.go.id

Pelaporan KIPI Non Serius Saat kunjungan imunisasi bulan berikutnya: Ditanyakan apakah ada gejala yang timbul setelah imunisasi sebelumnya? Bila ada, petugas puskesmas mengisi formulir KIPI non-serius. Orangtua/ masyarakat memberi informasi kepada petugas kesehatan.

Alur Pelaporan KIPI Non-serius

Penemuan Laporan 24 jam Informasi dari Masyarakat Petugas Kesehatan 1.Pengobatan/Perawatan Jika diperlukan 2.Pelaporan, Pelacakan/Investigasi ØKonfirmasi Ø Identifikasi Ø Tunggal/berkelompok : Positif atau negatif : Kasus Vaksin Petugas Tata laksana Sikap Masyarakat Ø Apakah ada kasus lain yang serupa Petugas Puskesmas, Kabupaten/Kota, Provinsi Analisis Sementara Penyebab dan Klasifikasi KIPI melengkapi investigasi Pokja KIPI Kabupaten/Kota Tindak Lanjut ØPengobatan Ø Komunikasi Ø Perbaikan Mutu Pelayanan Puskesmas RS Dinas Kes Kab. Website Keamanan Vaksin Kajian Laporan ØEtiologi Lapangan Ø Kausalitas KomDa PP KIPI KomNas PP-KIPI Alur Pelaporan dan Investigasi KIPI Serius Subdit Imunisasi, BPOM

Mekanisme Pelaporan dan Pelacakan Kasus KIPI 2. Penerima vaksin yang menagalami KIPI dapat menghubungi narahubung fasyankes tempat mendapatkan imunisasi. 3. Selanjutnya fasyankes akan melaporkan ke Puskesmas, sementara Puskesmas dan rumah sakit akan melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Lampiran Formulir Pemantauan KIPI Serius) 01 Setiap Fasyankes harus menerapkan narahubung yang dapat dihubungi apabila ada keluhan dari penerima vaksin 4. Untuk kasus diduga KIPI serius, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota akan melakukan konfirmasi kebenaran kasus diduga KIPI serius tersebut berkoordinasi dengan Pokja KIPI/Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau dengan Komda PP-KIPI/Dinas Kesehatan Provinsi 5. Kemudian bila perlu dilakukan investigasi (Lampiran Formulir Investigasi KIPI), maka Dinas Kesehatan Provinsi akan berkoordinasi dengan Komda PP-KIPI dan Balai Besar POM Provinsi serta melaporkan ke dalam laman web keamanan vaksin

Langkah-langkah dalam Investigasi KIPI Serius 1. Lacak dan kumpulkan data tentang: Tanggung Jawab Program Imunisasi Pasien Riwayat Imunisasi Riwayat medis sebelumnya, termasuk riwayat dengan reaksi yg sama atau reaksi alergi yg lain Riwayat keluarga dg kejadian yg sama Kejadian Vaksin Orang Lain Riwayat Deskripsi Klinis Semua hasil laboratorium yg relevan dengan KIPI Diagnosis dari kejadian Tindakan apakah dirawat dan hasilnya Keadaan bagaimana vaksin dikirim Kondisi penyimpanan Keadaan vaccine vial monitor & catatan suhu pd lemari es Penyimpanan vaksin sebelum tiba di Fasilitas Kesehatan Kartu Suhu Apakah ada org lain yg mendapat imunisasi dari vaksin yg sama & menimbulkan penyakit Apakah ada org lain yg mempunyai penyakit yg sama Investigasi Pelayanan Imunisasi

Langkah-langkah dalam Investigasi KIPI Serius 2. Menilai Pelayanan dg menanyakan tentang: Penyimpanan vaksin (termasuk vial/ampul vaksin yg telah dibuka, distribusi & pembuangan limbah Penyimpanan pelarut & distribusi Pelarutan vaksin (proses & waktu / jamdilakukan) Penggunaan & sterilisasi dari syringe dan jarum Penjelasan tentang pelatihan praktik imunisasi, supervisi & pelaksana imunisasi Tanggung Jawab Program Imunisasi 3. Mengamati Pelayanan: Apakah melayani imunisasi dalam jumlah yang lebih banyak daripada biasa? Lemaripendingin: Apa saja yang disimpan (catat jika ada kotak penyimpanan yang serupa dekat dengan dengan vial vaksin yang dapat menimbulkan kebingungan); vaksin/pelarut apa saja yang disimpan dengan obat lain, apakah ada vial yang kehilangan labelnya. Prosedur imunisasi (pelarutan, Menyusun vaksin, Teknik penyuntikan, keamanan jarum suntik dan syringe; pembuangan vial-vial yang sudah terbuka) Apakah ada vial-vial yang sudah terbuka tampak terkontaminasi?

Langkah-langkah dalam Investigasi KIPI Serius. Rumuskan suatu hipotesis kerja: Kemungkinan besar / kemungkinan penyebab dari kejadian tersebut 5. Menguji hipotesis kerja: Apakah distribusi kasus cocok dengan hipotesa kerja? Kadang-kadang diperlukan uji laboratorium 6. Menyimpulkan pelacakan: Buat kesimpulan penyebab KIPI Lengkapi formulir investigasi KIPI Lakukan tindakan koreksi dan rekomendasikan tindakanlebih lanjut Tanggung Jawab Komda-Komnas PP-KIPI

Formulir Investigasi KIPI Setiap KIPI serius perlu dilakukan investigasi oleh petugas imunisasi di fasyankes dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Dinas Kesehatan Provinsi. Investigasi diperlukan untuk melengkapi data-data seperti identitas pasien, kronologis kejadian, keluhan atau gejala klinis yang dialami, tatalaksana atau tindakan medis yang didapatkan, kondisi rantai dingin vaksin, data vaksin, dan sebagainya Form Investigasi dapat diunduh di: https://bit.ly/formkipi atau di: www.keamananvaksin.kemkes.go.id Buku Pedoman: https://bit.ly/jukniswebkipi You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal to your Presentations. Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.

Tindak Lanjut KIPI 1. Pengobatan Dengan adanya data KIPI dokter Puskesmas dapat memberikan pengobatan segera. Apabila KIPI tergolong serius harus segera dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pemberian pengobatan segera. Tabel berikut menunjukkan gejala KIPI dan tindakan yang harus dilakukan.

2. Komunikasi Kepercayaan merupakan kunci utama komunikasi pada setiap tingkat, terlalu cepat menyimpulkan penyebab kejadian KIPI dapat merusak kepercayaan masyarakat. Mengakui ketidakpastian, investigasi menyeluruh, dan tetap beri informasi ke masyarakat. Hindari membuat pernyataan yang terlalu dini tentang penyebab dari kejadian sebelum pelacakan lengkap. Jika penyebab diidentifikasi sebagai kekeliruan prosedur imunisasi, penting untuk tidak berbohong tentang kesalahan seseorang pada siapapun, tetapi tetap fokus pada masalah yang berhubungan dengan sistim yang menyebabkan kekeliruan prosedur imunisasi dan langkah langkah yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam berkomunikasi dengan masyarakat, akan bermanfaat apabila membangun jaringan dengan tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan di daerah, jadi informasi tersebut bisa dengan cepat disebarkan.

3. Perbaikan Mutu Pelayanan Setelah didapatkan kesimpulan penyebab dari hasil investigasi KIPI maka dilakukan tindak lanjut perbaikan seperti pada tabel berikut:

Peran Balai POM & Balai Besar POM dalam KIPI Pengujian Sampel Vaksin à Uji Sterilitas dan Toksisitas Kesimpulan: Toksisitas khas pertusis contoh tersebut di atas memenuhi syarat

Uji Laboratorium Sampel Vaksin Diperlukan untuk dapat memastikan atau menyingkirkan dugaan penyebab seperti: Vaksin untuk uji sterilitas dan toksisitas; Pelarut untuk uji sterilitas; Jarum suntik dan syringe untuk uji sterilitas. Jenis KIPI yang perlu dilakukan pengujian sampel adalah KIPI yang dicurigai berhubungan dengan reaksi vaksin berat dan KIPI berkelompok (cluster). Pemeriksaan yang diperlukan (uji laboratorium) adalah untuk menjelaskan kecurigaan dan bukan sebagai prosedur rutin. Pemeriksaan (uji laboratorium) dilakukan oleh Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN), Badan POM.

Uji Laboratorium Sampel Vaksin Penugasan BPOM ke BBPOM Identifikasi Lot / Batch Sampling Pengambilan & Pengiriman Sample Badan POM menugaskan Balai Besar POM (BBPOM) untuk melakukan pengambilan sampel, jika diperlukan. Pengambilan sampel dilakukan oleh BBPOM/BPOM setelah berkoordinasi dengan Komnas & Komda PP-KIPI dan Dinas Kesehatan setempat untuk identifikasi lot/batch. Jumlah sampel vaksin yang diambil sesuai kebutuhan. Jika sampel di lapangan tidak mencukupi kebutuhan pengujian, maka pengambilan sampel dapat dilakukan di Puskesmas/Dinkes Kecamatan/Kabupaten. Apabila masih tidak mencukupi/habis maka pengambilan sampel dilakukan pada Dinkes Provinsi dg nomor batch yang sama. Proses pengambilan dan pengiriman sampel harus dilakukan sesuai ketentuan dan persyaratan pengiriman vaksin dan dilengkapi dengan Berita Acara. Jika diperlukan Uji Sample Koordinasi Pemenuhan Sample Vaksin Berita Acara

Sistematika Pengambilan dan Pengiriman Sampel

Pengiriman Sample: Pengiriman sampel vaksin dilakukan oleh BBPOM/BPOM yang ditujukan kepada: Kepala Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN) d.a Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat, 10560 dengan tembusan kepada: Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat. 10560 Pengiriman Sample Vaksin

Jumlah Sampel Vaksin untuk Pemeriksaan Sterilitas & Toksisitas Vaksin No Antigen Volume sampel (ml atau dosis) Total Sampel 1 Measles/MR 5 22 + diluent 2 DPT-HB-Hib 5 29 3 DT 5 29 4 Td 5 29 5 Polio 10 dosis 40 6 Polio 20 dosis 40 7 IPV 5 29 8 Hepatitis B Uniject 0,5 56 9 BCG 1 50 10 Covid-19 5 ml, 10 dosis 29

Formulir Berita Acara Pengambilan Sampel Vaksin

Kipi Berkelompok KIPI berkelompok adalah: Dua atau lebih KIPI yang serupa yang terjadi pada saat yang bersamaan, di tempat yang sama. KIPI berkelompok kemungkinan besar meningkat akibat kekeliruan prosedur imunisasi. Jika kejadian serupa juga terjadi pada orang lain yang tidak diimunisasi, kemungkinan penyebabnya adalah karena kebetulan/koinsiden dan bukan KIPI.

Kipi Berkelompok Pada investigasi KIPI berkelompok yang harus dilakukan adalah : 01 Menetapkan definisi untuk KIPI tersebut. 04 Tentukan persamaan paparan di antara kasus-kasus tersebut. 02 Lacak orang lain di daerah tersebut yang mempunyai gejala penyakit yang serupa dengan definisi KIPI tersebut. 05 Laporkan bila ada beberapa orang yang pada saat bersamaan mendapatkan vaksin yang sama, namun tidak ditemukan gejala KIPI 03 Dapatkan riwayat imunisasi (kapan, dimana, jenis dan nomor batch vaksin yang diberikan).

Alur Identifikasi KIPI berkelompok

Klasifikasi KIPI

Klasifikasi Penyebab Spesifik 1 Reaksi yang berkaitan dengan produk vaksin 2 Reaksi yang berkaitan dengan defek kualitas vaksin 3 Reaksi yang berkaitan dengan kekeliruan prosedur pemberian imunisasi 4 Reaksi yang berkaitan dengan kecemasan yang berlebihan yang berhubungan dengan imunisasi/ reaksi suntikan 5 Kejadian Koinsiden (Coincidental event) CONTOH Trombositopenia pasca pemberian vaksin campak CONTOH Kegagalan pabrik vaksin untuk menginaktivasi secara komplit suatu lot vaksin IPV yang menyebabkan polio paralitik CONTOH Transmisi infeksi melalui vial multidosis yang terkontaminasi CONTOH Vasovagal syncope pada seorang dewasa muda setelah imunisasi. CONTOH Demam setelah imunisasi (hubungan sementara) dan parasit malaria yang diisolasi dari darah.

Klasifikasi Kausalitas Klasifikasi Konsisten: Bersifat temporal karena bukti tidak cukup untuk menentukan hubungan kausalitas. Data rinci KIPI harus disimpan di arsip data dasar tingkat nasional. Bantu dan identifikasi petanda yang mengisyaratkan adanya aspek baru yang berpotensi untuk terjadinya KIPI yang mempuyai hubungan kausal imunisasi. Konsisten Indeterminate Klasifikasi Inderteminate: berbasis bukti yang ada dan dapat diarahkan pada beberapa kategori definitif. Klarifikasi informasi tambahan yang dibutuhkan agar dapat membantu finalisasi penetapan kausal dan harus mencari informasi dan pengalaman dari nara sumber baik nasional, maupun internasional. Inkonsisten Unclassifiable Klasifikasi Inkonsisten: suatu kondisi utama atau kondisi yang disebabkan paparanterhadap sesuatu selain vaksin Klasifikasi Unclassifiable: kejadian klinis dengan informasi yang tidak cukup untuk memungkinkan dilakukan penilaian dan identifikasi penyebab.

LEMBAR KERJA KLASIFIKASI K I P I

Kontra Indikasi dan Bukan Indikasi Pada Imunisasi Program Catatan : Yang dimaksud dengan perhatian khusus adalah pemberian imunisasi diberikan di fasilitas kesehatan yang lengkap

KIPI dengan Perhatian Khusus (AESI) KIPI COVID-19 adalah KIPI dengan perhatian khusus (Adverse Event Special Interest/AESI) Deteksi dan pelaporan Content kejadian ikutan Content pasca imunisasi COVID-19 yang tepat waktu adalah langkah pertama dalam memastikan keamanan vaksin. Sistem pengawasan perlu disiapkan untuk mengidentifikasi dan merespons KIPI dengan perhatian khusus serta kejadian terkait keselamatan lain yang dapat menimbulkan kekhawatiran publik. Simple Portfolio KIPI Presentation COVID-19 Pemantauan KIPI COVID-19 Deteksi KIPI Covid dilakukan melalui surveilans pasif. Hal ini melibatkan penerima vaksin, penyedia layanan kesehatan dan staf di fasilitas perawatan kesehatan atau imunisasi yang mendeteksi KIPI dan melaporkannya secara berjenjang sesuai SOP di PMK 12/2017 Dapat juga dideteksi pada studi klinis fase IV yaitu surveilans aktif (post marketing surveillance) Pencatatan & Pelaporan Sistem pencatatan dan pelaporan KIPI vaksin COVID- 19 tetap mengacu pada sistem yg ada di PMK No. 12/2017; à seperti pada imunisasi dengan vaksin-vaksin lain secara umum Investigasi & Audit KIPI Perlu dilakukan investigasi lebih lanjut bila ada laporan KIPI serius agar dapat dilakukan causality assessment oleh Komnas dan Komda PP-KIPI.

Reaksi yang mungkin terjadi setelah imunisasi COVID-19 hampir sama dengan vaksin yang lain, yaitu Reaksi Lokal: Nyeri atau bengkak pada tempat suntikan, Kemerahan, Abses pada tempat suntikan, Limfadenitis, Reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis Reaksi Sistemik: Demam, Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), Badan Lemah, Pusing, Nafsu Makan Diare Reaksi Lain: Reaksi alergi, urtikaria, dermatitis, oedem, reaksi anafilaksis, Syok Anafilaksis, Sindrom Syok Toksik, Atralgia, Syncope (pingsan)

Pengenalan Syok Anafilaktik Reaksi anafilaktik adalah reaksi hipersensitifitas generalisata atau sistemik yang terjadi dengan cepat (umumnya 5-30 menit sesudah suntikan) serius dan mengancam jiwa. Biasanya melibatkan beberapa sistem tubuh, tetapi ada juga gejala-gejala yang terbatas hanya pada satu sistem tubuh (contoh: gatal pada kulit). Reaksi anafilaktik adalah KIPI paling serius yang juga menjadi risiko pada setiap pemberian obat atau vaksin. Jika reaksi tersebut cukup hebat dapat menimbulkan syok yang disebut sebagai syok anafilaktik. Syok anafilaktik membutuhkan pertolongan cepat dan tepat & setiap petugas pelaksana vaksinasi harus sudah kompeten dalam menangani reaksi anafilaktik. Mengenali Tanda & Gejala Anafilaktik Petugas sebaiknya dapat mengenali tanda dan gejala anafilaktik. Pada dasarnya makin cepat reaksi timbul, makin berat keadaan penderita. Tatalaksana Tanda Awal Tanda awal anafilaktik adalah kemerahan (eritema) menyeluruh dan gatal (urtikaria) dengan obstruksi jalan nafas atas dan/atau bawah. Pada kasus berat dapat terjadi keadaan lemas, pucat, hilang kesadaran dan hipotensi. Penurunan Kesadaran & Denyut Nadi Penurunan kesadaran jarang sebagai manifestasi tunggal anafilaktik, ini hanya terjadi sebagai suatu kejadian lambat pada kasus berat. Denyut nadi sentral yang kuat (contoh: karotis) tetap ada pada keadaan pingsan, tetapi tidak pada keadaan anafilaktik. Gejala Klinik Gejala klinik suatu reaksi anafilaktik berbeda-beda sesuai dengan berat-ringannya reaksi antigen-antibodi atau tingkat sensitivitas seseorang, namun pada tingkat yang berat berupa syok anafilaktik gejala yang menonjol adalah gangguan sirkulasi dan gangguan respirasi. Tatalaksananya harus cepat dan tepat mulai dari penegakkan diagnosis sampai pada terapinya di tempat kejadian, dan setelah stabil baru dipertimbangkan untuk dirujuk ke RS terdekat.

Tanda Dan Gejala Anafilaktik

Penanganan Syok Anafilaktik 11. Catat tanda-tanda vital (kesadaran, frekuensi denyut jantung, frekuensi pernafasan, denyut nadi) setiap waktu dan catat dosis setiap pengobatan yang diberikan. Yakinkan catatan detail tersebut juga dibawa bersama pasien ketika dirujuk. 12. Tandai catatan/kartu vaksinasi dengan jelas, sehingga pasien tersebut tidak boleh lagi mendapatkan jenis vaksin tersebut.

Tindak Lanjut Penanganan yang cepat dan tepat Sekali diagnosis ditegakkan, maka harus diingat bahwa pasien berpotensi untuk menjadi fatal tanpa menghiraukan berat ringannya gejala yang muncul. Mulai tangani pasien dengan cepat dan pada saat yang sama buat rencana untuk merujuk pasien ke rumah sakit dengan cepat. Pemberian epinefrin (adrenalin) akan merangsang jantung dan melonggarkan spasme pada saluran nafas serta mengurangi edema dan urtikaria. Tetapi adrenalin dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur, gagal jantung (heart failure), hipertensi berat dan nekrosis jaringan jika dosis yang dipergunakan tidak tepat. Rencana Tindak Lanjut: a. Mencatat penyebab reaksi anafilaktik di rekam medis serta memberitahukan kepada pasien dan keluarga. b. Jangan memberikan vaksin yang sama pada Vaksinasi berikutnya

Kit Anafilaktik

Komunikasi Resiko

Vaccine Safety Communication GVSB 2,0 Komunikasi risiko tentang keamanan vaksin merupakan komponen esensial dalam rangkaian interaksi antara petugas kesehatan, orang tua, influencer publik, media dan masyarakat Isu2 keamanan vaksin biasanya berhubungan dengan keraguan, tingkat penerimaan dan minat masyarakat akan imunisasi Tujuan komunikasi keamanan vaksin adalah untukmembangunkepercayaan dan melindungi program imunisasi

Vaccine Safety Communication GVSB 2,0 Isu halal dan haram terkait di dalamnya Komunikasi risiko tentang keamanan vaksin meliputi kegiatan untuk mendiseminasikan informasi tentang KIPI dan mengatasi isu2 tentang: bahan2 kandungan vaksin dan kemurniannya proses pembuatan vaksin hasil studi keamanan vaksin regulasi dan kebijakan keamanan vaksin Hal2 ini akan mempengaruhi tingkat penerimaan masyarakatterhadap imunisasi

Situasi Komunikasi Saat Ini ümeningkatnya hak pasien untuk memilih ümeningkatnya tuntutan transparansi ümeluasnya media komunikasi memudahkan HOAX üimajinasi dalam komunikasi ümenimbulkan krisis... KOMUNIKASI PERLU KETRAMPILAN DALAM BERKOMUNIKASI DAN BERSAHABAT DENGAN MEDIA

Berbagai bahan bacaan beredar di masyarakat

Jenis-jenis Kekeliruan Informasi Beberapa tipe informasi yang salah: Disinformasi à Sengaja berdusta untuk menyesatkan Misinformasi à Kesalahan namun jujur Hoax à Sengaja merancang dusta sehingga samar dan menjadi kebenaran

Cara Menangkal Disinformasi Immunizing the public against misinformation

Cara Menangkal Disinformasi "infodemic" ü Informasi berlebihan dan menyebar dengan cepatserta menyesatkan atau direkayasa dalam bentukberita, gambar dan video ü Seperti virus, sifatnya sangat menular dan berkembang dengan cepat dan tumbuh secara bermakna, merupakan komplikasi upaya respons pandemic cpvid-19 WHO Director-General Tedros Adhanom Ghebreyesus. ü Kita bukan hanya memerangi virus namun kita juga memerangi teori konspirasi yang rumit yang menciptakan misinformasi dan merusak respons klb.

Cara Menangkal Disinformasi Pertimbangan sebelum share: Siapa yang membuat? Sumber berita? Dari mana? Apa perlu dishare? Kapan mulai dipublikasi?

Bahaya misinformasi Menyebar, global, cepat, tanpa disadari, potensi mematikan, dapat dihentikan dengan menghentikan Add a footer penyebaran

Misinformasi dapat berkembang biak Iran: minum alkohol di Iran dapat Mencegah COVID-19 Memborong makanan dan minuman USA: minum pembersih akuarium dapatmencegah COVID-19

Bagaimana cara menandai postingan Facebook Bagaimanasebagai cara menandai berita palsu? postingan Facebook sebagai berita palsu? Bagaimana melaporkan misinformasi online? Untuk menandai postingan sebagai berita palsu: 1. Klik di samping postingan yang ingin ditandai sebagai palsu. 2. Klik Cari dukungan atau laporkan postingan. 3. Klik Berita Palsu, lalu klik Berikutnya. 4. Klik Selesai. Pelajari selengkapnya tentang alasan Anda mungkin diminta memberi masukan tentang sesuatu di Facebook.

Cara Menangkal Disinformasi LAPORKAN CEK SEBELUM FORWARD Add a footer

Komunikasi Media Latar Belakang ü Bagaimana cara menghadapi kasus diduga KIPI dilapangan, terutama kasus yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat (mendapat perhatian yg berlebihan). ü Apabila tidak segera diatasi akan berdampak negatif terhadap program imunisasi.

SOCIAL MEDIA Contoh Berita KIPI di Media JUDUL DAN ISI BERITA TIDAK PROPORSIONAL Usai imunisasi, kulit bocah SD gosong

Pemberitaan berlawanan Seringkali porsinya sangat kecil!!

PRESS RELEASE

Anatomi Press Release 01 JUDUL Fokus, informatif, menetralisir HOAX yang sedang memviral. Pendahuluan Penjelasan JUDUL dengan memberikan informasi COUNTER NEWS terhadap HOAX yang sedang memviral secara SISTEMATIK, SINGKAT DAN JELAS 02 ISI BERITA Gunakan keterangan where, when, what, why, how ü WHERE, keterangan tempat kejadian ü WHEN, keterangan waktu kejadian ü WHAT, batasan masalah yang menjadi polemik ü WHY, informasi pathogenesis/patofisiologi masalah yg menjadi polemik berdasarkan data akurat, berbasis bukti ilmiah ü HOW, eksekusi dan tatalaksana yg akan dan sedang dilaksanakan 03 CONTACT PERSON Narasumber yang bertanggung jawab Penjelasan: Nama individu Nama institusi tempat bertugas Alamat Media yang disediakan untuk berkomunikasi lanjut atas tatalaksana masalah yg menjadi polemik atau HOAX yang memviral Tanggal informasi diberikan

Contoh Press Release KIPI Serius http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilismedia/20170907/3022887/kejadian-ikutan-pasca-imunisasi-bukanakibat-imunisasi-mr/

Jumpa Pers Jumpa pers akan menimbulkan banyak pertanyaan yang dapat merembet ke kasus lain. Kalau terpaksa, harus disiapkan key person yang independen Tekankan benefit pada awal jumpa pers

Tips Q & A dengan Media / Orangtua Sikap Menghadapi Media Pesan Utama Sikap tubuh terbuka (postur tegak namun rileks, tersenyum dan kontak mata dengan penanya). Tetap pada area kapabilitas dokter spesialis anak, yaitu pengetahuan dasar mengenai imunisasi, reaksi simpang, dampak apabila cakupan rendah atau anak tidak mendapat imunisasi, jadwal catch-up imunisasi. Tetap pada pesan utama jangan keluar dari pesan utama yang disampaikan. Pastikan pesan utama pembicaraan tersampaikan dan utarakan hal tersebut terlebih dahulu. Ulangi pesan utama beberapa kali, yaitu di awal pembicaraan, tengah dan akhir Pesan utama dalam hal ini - masyarakat tidak perlu gelisah dan lanjutkan imunisasi sesuai jadwal.

Tips Q & A dengan Media / Orangtua Sikap Menghadapi Media Yang sebaiknya dihindari Apabila ada pertanyaan yang sulit untuk dijawab, katakan bahwa pertanyaan tersebut akan disampaikan kepada institusi yang berkompeten untuk menjawab. Tanyakan maksud pertanyaan kepada penanya jika tidak mengerti pertanyaan yang diajukan. Beri jeda dan berikan waktu kepada penanya untuk menulis informasi yang Anda berikan, sebelum memulai poin pembicaraan berikutnya. Berspekulasi Menggunakan ungkapan no comment. Menggunakan istilah yang terlalu teknis dan jargon. Istilah atau singkatan yang umum digunakan di kalangan medis (KIPI, Vial, Catchup, dll) perlu dijelaskan saat digunakan dalam pembicaraan. Berbicara mewakili pihak lain maupun industri lainnya

Kesimpulan Keamanan vaksin merupakan hal penting dalam menjamin kelangsungan program imunisasi Perkuat sistem surveilans pelaporan KIPI secara pasif sebagai upaya tatalaksana terhadap kemungkinan keadaan meningkatnya laporan KIPI baik ringan, sedang maupun berat. Tenaga medis harus memberikan vaksinasi yang aman dan dapat memberikan penanganan jika terjadi KIPI 1-2m Perkuat kemampuan komunikasi mengenai keamanan vaksin di masyarakat komnasppkipi@gmail.com in.vaccine-safety-training.org keamananvaksin.kemkes.go.id

TERIMA KASIH