Flavonoid Kuersetin dari Tumbuhan Benalu Teh (Scurulla atropurpureea BL. Dans)



dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

Isolasi Senyawa Fenolat dari Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Tumbuhan Gandaria

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

Identidikasi Flavonoid dari Buah Tumbuhan Mempelas

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

3 Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

III. BAHAN DAN METODA

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

3 Percobaan dan Hasil

ABSTRAK. Isolasi dan Karakterisasi Flavonoid dari Kulit Buah Jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack) Prain ex King) Oleh: ASMAUL HUSNA

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Flavonoid Pada Daun Sirih Hutan. Oleh NURYAN TAHA NIM:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil determinasi tumbuhan yang dilakukan di LIPI-UPT Balai. Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bedugul Bali menunjukkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DALAM EKSTRAK METANOL DAUN PECUT KUDA JURNAL

PEMBAHASAN. mengoksidasi lignin sehingga dapat larut dalam sistem berair. Ampas tebu dengan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 1.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN SALAM (Polyanthi folium) Bustanul Arifin*, Hasnirwan, Hermansyah

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOL DARI EKSTRAK METANOL BIJI PEPAYA (Carica Papaya Linn)

HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ISOFLAVON DARI KACANG KEDELAI (Glycine max) I. A. R. Astiti Asih

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder pada Ekstrak Metanol Tumbuhan Suruhan

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

TOKSISITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora Linn.) SEBAGAI SKRINING AWAL ANTIKANKER SKRIPSI

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI METANOL BUNGA NUSA INDAH (Mussaenda erythrophylla)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI BUNGA TUMBUHAN MAWAR PUTIH (Rosa hybrida L.) SKRIPSI RUT SAMAYANA LUBIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon

BABm METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI METANOL BATANG TANAMAN ANDONG (Cordyline fruticosa) DAN AKTIVITAS SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL HeLa

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebanyak 400 gram sampel halus daun jamblang (Syzygium cumini)

san dengan tersebut (a) (b) (b) dalam metanol + NaOH

BAB II METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI FLAVONOID DARI HERBA Sida Rhombifolia, Linn.

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris

KARAKTERISASI SENYAWA FLAVONOID HASIL ISOLAT DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN MATOA (Pometia pinnata J.R.Forst &G.Forst)

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN KEMBANG BULAN (TITHONIA DIVERSIFOLIA) DENGAN METODE PEREAKSI GESER

Lampiran 1 Bagan alir lingkup kerja penelitian

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Sains Volume 14 Nomer 4(C) 14408 Flavonoid Kuersetin dari Tumbuhan Benalu Teh (Scurulla atropurpureea BL. Dans) Fitrya Jurusan kimia, FMIPA, Universitas Sriwijaya, Indonesia Intisari: Telah diisolasi senyawa avonoid dari tumbuhan benalu teh (Scurulla artropurpurea). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dan isolasi senyawa avonoid dilakukan dengan teknik kromatogra. Falvonoid hasil isolasi berupa serbuk amorf berwarna kuning dengan titik leleh 177-179C. Analisis spektrum UV menunjukkan max pita I (348 nm) dan pita II(255 nm). Pereaksi geser NaOH, NaOAc, NaOAc/asam borat, AlCL3 dan AlCL3/HCl menunjukkan bahwa senyawa avonoid tersubstitusi pada 3,3', 4', 5,7 pentahidroksi avon. Analisis spectrum IR menunjukkan adanya regang OH (3369 cm 1), regang C-H alifatik (2956 cm 1), regang C=O (1658 cm 1), regang C=C (1606 cm 1) dan ulur C-O (1271-1143 cm 1). Berdasarkan analisis data spektrum UV dan IR dapat disimpulkan senyawa hasil isolasi adalah avonoid 3,3,4,5,7-pentahidroksi avon atau kuersetin. Kata kunci: benalu teh, Scurulla artropurpurea, avonoid Abstract: The avonoid had been isolated from tea parasite (Scurulla artropurpurea BL). Extraction was done by maceration methode and isolation of pure compound was done by chromatographic technic. The resulted of isolated avonoid was liked yellow amorf with melting point 177-179C. UV spectrum analysis showed max band I (348 nm) and band II (255 nm). The shift reagents of NaOH, NaOAc, NaOAC/boric acid, AlCl3, AlCL3/HCl showed the avonoid substituted on 3,3', 4',5,7-pentahydroxy avon. IR spectrum analysis showed that there was stretching of OH (3369 cm 1), C-H aliphatic (2956 cm 1), C=O (1658 cm 1), C=C (1606 cm 1), bending of C-O (1271-1143 cm 1). Based on spectroscopic data UV and IR can be suggested that the result of isolation was avonoid 3,3,4,5,7-pentahydroxy avon or quercetine. Keywords: tea parasite, Scurulla artropurpurea, avonoid E-mail: trya y@yahoo.com Oktober 2011 1 PENDAHULUAN zaman dahulu telah digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit, untuk mengobati sakit enalu teh adalah salah satu tanaman parasit pinggang dan jamu pasca melahirkan, untuk mengobati kanker. Benalu teh kering yang direbus airnya da- B yang biasa digunakan dalam ramuan-ramuan tradisional. Sebagai tanaman parasit, benalu tidak pat diminum untuk menyembuhkan penyakit kanker banyak dimanfaatkan, hal ini berkaitan dengan sifat rahim dan jenis kanker lainnya. Pasien penderita dari parasit benalu yang dapat merusak tanaman kanker yang diberi ekstrak benalu dari Viscum album inang, sementara sebagai salah satu tanaman obat, menunjukkan perbaikkan pada DNA dalam limfosit benalu juga mempunyai peranan yang tidak kecil [1]. dan sel kekebalan tubuh. Secara tradisional benalu digunakan antara lain sebagai obat batuk, kanker, diuretik, penghilang nyeri lebih intensif sehingga potensi benalu teh sebagai ba- Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang dan perawatan setelah persalinan [2]. Ekstrak benalu teh spesies Scurulla atropurpurea mengandung penelitian ini diisolasi dan dikarakterisasi senyawa han baku obat dapat lebih dikembangkan. Maka pada 16 bahan bioaktif yang terdiri dari enam senyawa avonoid dari ekstrak metanol tumbuhan benalu teh. asam lemak, dua santin, dua glikosida avonol, satu glikosida monoterpen, satu glikosida lignan, dan empat avon [3]. Tahap awal isolasi senyawa avonoid dari tumbuhan benalu teh dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Pemisahan dan pemurnian Benalu teh yang berasal dari spesies Scurulla atropurpurea BL. Dans merupakan tanaman parasit pada vakum dan kromatogra kolom gravitasi. Penentuan senyawa dilakukan dengan teknik kromatogra kolom pohon teh(thea sinensis L). Sebenarnya, benalu sejak kemurnian senyawa hasil isolasi dilakukan dengan kroc 2011 FMIPA Universitas Sriwijaya 14408-33

matogra lapis tipis dan penentuan titik leleh. Identi- dalam vial, dengan masing-masing vial berisi 10 ml. kasi senyawa hasil isolasi dilakukan dengan spektrofotometer ultraviolet dan spektrofotometer inframerah. Pemisahan lebih lanjut dengan kolom kromatogra Pemisahan ini menghasilkan 6 fraksi yaitu E 1 -E 6. gravitasi dilakukan pada fraksi E 4 yang memberikan 2 METODOLOGI PENELITIAN noda berwarna kuning pada KLT setelah disemprot dengan pereaksi penampak noda serium sulfat. 2.1 Alat dan Bahan Fraksi E 4 (2,5 gram) yang sudah dipreabsorbsi dielusi menggunakan eluen mtc:aseton:metanol (6,5:3:0,5 - Peralatan yang digunakan terdiri dari seperangkat 6:3,5:0,5) Pemisahan ini menghasilkan 3 fraksi (E 4;1 alat destilasi, rotary evaporator R-114 Buchi dengan - E4;3 ), Fraksi E 4;2 memberikan indikasi adanya noda sistem vakum Buchi B-169, chamber, kolom kromatogra gravitasi, kolom kromatogra vakum, ner- Fraksi E 4;2 sebanyak 2 gram dipreabsorbsi kemudian utama dan juga memberikan jumlah yang cukup. aca analitik, berbagai alat gelas yang biasa digunakan dielusi dengan mtc:aseton:metanol dengan perbandingan 6.5:3:0,5-6:3,5:0,5 diperoleh 3 fraksi (E 4;2;1 - di laboratorium, lampu UV, spektrofotometer UV, spektrofotometer IR, alat pengukur titik leleh Fischer E 4;2;3 ) dari pemisahan ini. Pola noda fraksi E 4;2;2 Jhon Melting Point. yang dilihat pada sinar UV menunjukkan bahwafraksi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ini sudah terdiri dari satu noda. Fraksi E 4;2;2 yang bubuk kering benalu teh, metanol teknis, etil asetat dihasilkan dari pemisahan fraksi membentuk kristal, teknis, n-heksan teknis, metilen klorida teknis, aseton pola noda kristal fraksi E 4;2;2 merupakan noda utama teknis, plat KLT silika gel G 60 F 254, silika gel G 60 (F 1 ). Dari hasil KLT dengan berbagai macam eluen (70-230 mesh), silika gel G 60 (230-400 mesh), serium ternyata sudah menghasilkan satu noda. sulfat. Uji kemurnian dan identikasi senyawa hasil 2.2 Prosedur Penelitian isolasi. Kemurnian senyawa hasil isolasi diuji dengan KLT dan uji titik leleh. Senyawa hasil isolasi Ekstraksi dan isolasi. Benalu teh dikumpulkan dikatakan murni jika memperlihatkan satu noda pada dari perkebunan teh Pagar Alam Sumatera Selatan. pola KLT dengan berbagai variasi campuran eluen dan Sampel dikeringanginkan kemudian dihaluskan hingga memperlihatkanrangetitiklelehyangsempit(< 2 menjadi serbuk kering. Bubuk kering benalu teh C). Senyawa murni dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV, spektrofotometer Inframerah, untuk mengi- sebanyak 1 kg dimaserasi dengan metanol sebanyak 3 2; 5 liter. Maserat dipekatkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental metanol sedentikasi struktur senyawa avonoid hasil isolasi. banyak 20 g. Pemisahan senyawa-senyawa yang terdapat dalam 3 HASIL DAN PEMBAHASAN ekstrak kental metanol dilakukan kromatogra kolom cair vakum dengan menggunakan silika gel G 60 (230- Fraksi E 4;2;2 (F 1 ) membentuk kristal dan memperlihatkan pola noda utama. Uji kemurnian dilakukan 400 mesh) sebagai fase diam. Sampel dipreabsorbsi dengansilikagelg60(70-230mesh)sebanyak20gram dengan kromatogra lapis tipis (KLT) menggunakan kemudian digerus hingga homogen dan kering. Sampel eluen yang berbeda yaitu mtc: aseton: metanol (6,5: dimasukkan ke dalam kolom lalu dielusi menggunakan 3,5: 0,5), mtc: aseton (2: 8) dan mtc: metanol pelarut dengan kepolaran meningkat (n-heksan:etil (8,5:1,5), masing-masing mempunyai harga Rf 0,5. 0,7 asetat) dengan perbandingan 9:1 sampai 0:10, eluat ditampung dalam vial yang masing-masing berisi 100 tunggal pada lampu UV dan berwarna kuning sete- dan 0,5 (Tabel 1). Hasil KLT menunjukkan noda ml. Vial-vial yang memberikan pola noda yang sama lah diberi pereaksi penampak noda serium sulfat pada pada KLT yang dimonitor dengan sinar UV pada panjang gelombang 254 nm atau dengan pereaksi penam- plat KLT (Gambar 1). pak noda serium sulfat, dikelompokkan dalam satu Tabel 1: Data KLT senyawa hasil isolasi (F1) dengan fraksi. Pemisahan ini menghasilkan 5 fraksi yaitu berbagai eluen fraksi A, B, C, D dan E. Fraksi E menunjukkan noda MTC Aseton Metanol Rf KLT utama setelah cek KLT, sehingga fraksi E dipisahkan lebih lanjut. 6 3,5 0,5 0,5 A Fraksi E sebanyak 5 gram dipreabsorbsi, kemudian dipisahkan dengan kromatogra kolom gravi- 8,5 0 1,5 0,5 C 2 8 0 0,7 B tasi dengan menggunakan silika gel G 60 (70-230 mesh) sebagai fase diam, kemudian dielusi dengan Uji kemurnian kristal F 1 hasil isolasi dengan berbagai eluen menunjukkan noda tunggal, sehingga diduga mtc:aseton:metanol (6,5:3:0,5). Eluat ditampung 14408-34

Gambar 1: Kromatogram senyawa hasil isolasi dengan berbagai eluen kristal sudah murni. Pengukuran titik leleh kristal senyawa hasil isolasi memberikan nilai 177-179 C. Hasil ini lebih memperkuat dugaan bahwa kristal sudah murni. Hasil uji tokimia yang dilakukan terhadap senyawa hasil isolasi dengan logam Mg dan HCl memperlihatkan warna merah. Hal ini mengindikasikan bahwa senyawa hasil isolasi tersebut adalah senyawa golongan avonoid. Identikasi senyawa hasil isolasi dengan teknik spektroskopi. Senyawa hasil isolasi (16 mg) berupa serbuk kuning. T.L. 177-179 C memberikan serapan UV max (log ")padapitai348nmdanpitaii255nm. Spektrum UV senyawa hasil isolasi (F1) dalam pelarut metanol menunjukkan serapan maksimal pita I pada panjang gelombang 348 nm yang berasal dari cincin Gambar 2: Spektrum senyawa hasil isolasi dalam metanol B yang terkonjugasi dengan gugus karbonil menbentuk sistem sinamoil. Pada pita II serapan maksima (A) dan NaOH (B) muncul pada panjang gelombang 255 nm yang berasal dari konjugasi sistem benzoil pada cincin A [4]. Ini pada pita 1 sejauh 22 nm (pita I) ini mengindikasikan termasuk dalam jarak panjang maksimum avonol dengan 3-OH tersubstitusi. Keterangan diatas menun- posisi C 3' dan C 4' adanya gugus orto-di-oh pada cincin B.yaitu pada jukkanbahwasenyawahasilisolasif 1 adalahavonoid [4]. Penambahan pereaksi geser AlCl?/HCl menunjukkan terbentuknya kompleks tak kelompok avonol. tahan asam antara gugus hidroksi dan keton yang Penambahan NaOH pada senyawa hasil isolasi bertetanggaan, terjadi pergeseran sejauh 51 nm (pita menyebabkan terjadinya pergeseran batokromik sebesar 39 nm (pita I) dengan kekuatan serapan yang isa data spektrum UV diduga senyawa F 1 adalah go- I), mengindikasikan adanya 5-OH. Berdasarkan anal- meningkat yang menunjukkan adanya 4'-OH, serta longan avonoid yang tersubstitusi3,3',4',5 dan 7. terbentuknya pita baru pada 338 nm menunjukkan Pengukuran serapan senyawa hasil isolasi (F adanya gugus 7-OH. Penambahan pereaksi geser 1 ) dengan spektroskopi IR menunjukkan serapan karakteristik pada bilangan gelombang sebagaimana ditun- NaOAc menyebabkan pergeseran batokromik 16 nm pada pita II menunjukkan gugus 7-OH. Dan setelah penambahan NaOAc+asam borat menyebabkan Spektrum IR senyawa hasil isolasi memberikan injukkan pada Gambar 4. pergeseran pada pita 1 kearah batokromik sebesar formasi adanya puncak serapan gugus hidroksil pada 20 nm menunjukkan gugus orto-dioh pada cincin B bilangan gelombang 3369 cm karena pada gugus ini terbentuk kompleks dengan 1. Gugus hidroksil ini merupakan regang-oh terikat(dapat berikatan hidrogen), OH terikat terlihat pada bilangan gelombang asam borat. Penambahan pereaksi geser AlCl 3 digunakan untuk menunjukkan terbentuknya kompleks tak tahan 1 yang membentuk pita lebar dengan 3450-3200 cm intensitas yang kuat. Adanya gugus hidroksil ini asam dengan gugus orto-dihidroksil,terjadi pergeseran juga diperkuat dengan munculnya ulur -C-O- pada 14408-35

Gambar 3: Spektrum UV hasil senyawa isolasi F1 dalam, NaOAc (C), NaOAc+asam borat (D), AlCl3 (E) dan AlCl3/HCl (F) Tabel 2: Data KLT senyawa hasil isolasi (F1) dengan berbagai eluen Tabel 3: Karakteristik gugus-gugus dari spektrum IR senyawa hasi isolasi F1 (k adalah bilangan gelombang) max k (cm 1 ) Pita Intensitas Gugus Dugaan Pita MeOH NaOH NaOAc NaOAc+ AlCl3 AlCl3 3369 Lebar Kuat Regang O-H As.Boraks +HCl 2956 Tajam Sedang Regang C-H alifatik I 348 387 352 368 421 399 1658 Tajam Kuat Regang C=O II 255 338 340 260 340 270 1606 Tajam Kuat Regang C=C III 204 271 263 203 274 204 1574 Tajam Sedang Regang C=C Ar 1498-1359 Tajam Sedang Ulur C-H 1272-1143 Tajam Sedang Ulur C-O daerah 1272-1143 cm 1. Pita serapan pada bilangan 821 Tajam Sedang Ulur C=C-H Ar gelombang 2956 cm? menunjukkan adanya regang - C-H alifatik dan diperkuat dengan munculnya serapan pada 1498-1359 cm? menunjukkan adanya ulur - C-H. Adanya regang -C=O karbonil ditunjukkan oleh gelombang 821 cm 1 mengindikasikan adanya dua H serapan pada bilangan gelombang 1658 cm 1. Pita yang bertetangga dalam cincin aromatik. serapan pada bilangan gelombang 1606 cm 1 menunjukkan adanya regang -C=C-. Pita serapan pada bi- senyawa hasil isolasi (F 1 ) merupakan senyawa go- Berdasarkan spektrum UV dan IR diduga bahwa langan gelombang 1574 cm? mengindikasikan bahwa longan avonoid yang tersubstitusi oleh gugus alifatik dan gugus karbonil dengan usulan struktur se- senyawa hasil isolasi merupakan senyawa aromatik, diperkuat dengan munculnya serapan pada bilangan bagaimana Gambar 5: 14408-36

Gambar 4: Spektrum IR hasil senyawa isolasi F1 Gambar 5: Struktur 3, 3', 4', 5, 7 - pentahidroksi avon (Kuersetin) 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Sebanyak 16 mg serbuk kuning dengan titik leleh 177-179 C telah berhasil diisolasi dari 20 g ekstrak kental metanol tumbuhan benalu teh (Scurulla atropurpurea. BL. Dans). Berdasarkan analisa spektroskopi dan uji tokimia diduga senyawa hasil isolasi adalah 3,3',4',5,7-pentahidroksi avon (Kuersetin) dengan struktur diberikan oleh Gambar 5. 4.2 Saran Perlu dilakukan analisa spektroskopi lanjutan dengan MS, 1 H-NMR untuk menentukan secara tepat struktur senyawa hasil isolasi tersebut. DAFTAR PUSTAKA [1] Pitojo, S., 1996, Benalu Holtikultura Pengendalian dan Pemanfaatan, Trubus Agriwidya, Ungaran [2] Murwani & Subroto, 2001, http;//www. Intisari benalu-online.com., 18 Nopember 2009 [3] Ohashi et al., 2003, http;//bahan-alam.fa. ac. id., 18 Nopember 2009 [4] Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentikasi Flavonoid, diterjemahkan oleh K. Padmawinata, Edisi II, ITB, Bandung 14408-37