HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP INTERNE RSUD Dr. M.



dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. mewujudkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP INTERNE RSUD DR. RASIDIN PADANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1945, yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM ASSALAMU ALAIKUM Wr. Wb. 2

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan RI menunjukkan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 19-26

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN SPO PEMASANGAN INFUS OLEH PERAWAT PELAKSANA DI IRNA C NON BEDAH (PENYAKIT DALAM) RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2010

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DIRUANGAN POLI UMUM PUSKESMAS BUKITTINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB 5 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOEDIRAN MANGUN SOEMARSO WONOGIRI TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. RASIDIN KOTA PADANG TAHUN 2011

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI,

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSU. BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel dimana dalam hal ini variabel penelitian adalah shift kerja dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

ABSTRAK. Kata kunci: Faktor pribadi klien, kepuasan, dan asuhan keperawatan Kepustakaan 33 ( )

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. RASIDIN PADANG TAHUN 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan bermutu serta berorientasi pada kepuasan pasien. (2)

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

Jurnal Kesehatan Kartika 1

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

Transkripsi:

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP INTERNE RSUD Dr. M. ZEIN PAINAN ABSTRAK Vina Sulistia Nengsih, Yani Maidelwita* Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan harus menyadari bahwa persaingan dalam pelayanan kesehatan semakin tajam.dalam perkembangan masyarakat yang sedemikian kritis, maka mutu pelayanan akan menjadi sorotan apalagi untuk pelayanan sekarang ini tidak hanya pelayanan medis semata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap interne RSUD Dr. M. Zein Painan Tahun berdasarkan tanggapan pasien. Jenis penelitian analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2011 sampai 3 Juli 2011. Populasi penelitian adalah pasien yang dirawat diruang rawat inap interne RSUD Dr. M. Zein Painan sebanyak 132, pengambilan sampel secara total sampling. Data dikumpulkan dengan metoda wawancara berpedoman pada kuesioner.data diolah secara univariat dan bivariat dengan uji Chi Square.Hasil penelitian didapatkan lebih dari separoh pasien yang dirawat diruang rawat inap interne mengatakan mutu pelayanan kesehatan baik dan merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan. Setelah diuji dengan menggunakan tabel chi square didapatkan X 2 hitung = 3,910 sedangkan X 2 tabel = 3,841 maka X 2 hitung > X 2 tabel. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di ruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan tahun 2011.Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk mempertahankan mutu pelayanan kesehatannya dan lebih meningkatkan lagi pelayanan kesehatan agar mutu pelayanan di rumah sakit dapat lebih sempurna. Kata Kunci : Mutu pelayanan kesehatan, tingkat kepuasan pasien. Alamat Korespondensi *Yani Maidelwita, SKM, M.Biomed Dosen Kopertis Wilayah X DPK di Prodi DIII Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang Jln. Jamal Jamil Pondok Kopi Siteba Padang Telp. 0751 442295

PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional.hal tersebut sejalan dengan tujuan sistem kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat, melalui upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Mutu pelayanan yang diberikan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan danbanyak faktor yang menjadi penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat (Aditama, 2004). Dalam perkembangan masyarakat yang sedemikian kritis, maka mutu pelayanan akan menjadi sorotan apalagi untuk pelayanan sekarang ini tidak hanya pelayanan medis semata. Dalam bentuk pelayanan yang berkembang sekarang ini, mutu pelayanan semakin rumit dan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak. Dalam hal ini kerja sama dan saling pengertian akan berperan penting (Sabarguna, 2008). Mutu pelayanan adalah kinerja yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan (Depkes RI, 2008). Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai tingkat kepuasan rata-rata penduduk.penyelenggaraannya juga harus sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.pasien cenderung memilih atau menetapkan prioritas indikator kualitas pelayanan kesehatan, sebagai dasar untuk memutuskan tingkat kepuasannya (Cahyadi, 2007). Kepuasan pesien merupakan nilai subjektif berupa tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.pasien merupakan pelanggan jasa yang diberikan oleh suatu institusi kesehatan seperti rumah sakit dan lain-lain. (Supranto, 2006) Berdasarkan Kepmenkes RI no 129/Menkes/SK/II/2008, menyatakan bahwa rumah sakit adalah salah satu institusi sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Indikator mutu pelayanan rumah sakit yaitu BOR (Bed Occupancy Rate) presentase rata-rata tempat tidur terisi dan LOS (Lengt Of Stay) rata-rata lama dirawat dan TOI (Trun Over Internal) rata-rata tempat tidur kosong. Secara nasional sudah ditetapkan standar BOR 75% - 85%, LOS selama 7-10 hari dan TOL 1-3 hari (Munianjaya, 2004). Hasil beberapa survei menunjukkan bahwa kepuasan pasien banyak dipengaruhi secara langsung oleh mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit terutama yang berhubungan dengan fasilitas rumah sakit, proses pelayanan dan sumber daya yang bekerja di rumah sakit.suryawati, dkk mengatakan bahwa sebagian besar keluhan pasien dalam suatu survei kepuasan menyangkut tentang keberadaan petugas yang tidak profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan diantaranya masih terdengar keluhan akan petugas yang tidak ramah dan acuh terhadap keluhan pasiennya. Selain itu juga masih sering terdengar tentang sulitnya meminta informasi dari tenaga kesehatan terutama dokter dan perawat, sulitnya untuk berkomunikasi dua

arah dengan dokter, dan lain sebagainya yang mencerminkan betapa lemahnya posisi pasien sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan (Marini, 2010). Penelitian Pardani di rumah sakit Pemerintah kelas A di Surabaya tahun 2001, dengan menggunakan 100 orang pasien rawat inap menunjukkan bahwa 50% mengatakan puas terhadap pelaksanaan asuhan keperwatan; 25% cukup puas 25% dan tidak puas sebesar 25%. Penelitian Wirawan tahun 2000 tentang tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap asuhan keperawatan di sebuah rumah sakit di Jawa Timur juga menunjukkan hanya 17% dari seluruh pasien rawat inap yang mengatakan puas terhadap asuhan keperawatan, sedangkan 83% menyatakan tidak puas. Penelitian tersebut juga memberikan informasi bahwa keluhan utama pasien terhadap pelayanan keperawatan adalah kurangnya komunikasi perawat (80%), kurang perhatian (66,7%) dan kurang ramah (33,3%). (Marini, 2010) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramayana mengenai tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di ruang rawat inap RSUD Dr. M. Zein Painan pada tahun 2006 didapatkan hasil bahwa 60% pasien mengatakan tidak puas dengan pelayanan yang didapat dari rumah sakit tersebut. Sebagian besar faktor ketidak pusan dari pasien tersebut berasal dari penerimaan dan kejelasan informasi, fasilitas yang diberikan dirumah sakit tersebut dan pelayanan dari petugas kesehatan itu sendiri (Ramayana, 2006). RSUD Dr. M. Zein Painan saat ini adalah satu-satunya rumah sakit umum daerah di Pesisir Selatan dengan status tipe C dan sebagai pusat rujukan dari puskesmaspuskesmas yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan. Rata-rata kunjungan perhari ke RSUD Dr. M. Zein Painan dari tahun 2007 sampai tahun 2009 tidak mengalami peningkatan yaitu dengan jumlah 104 kunjungan per harinya. Jumlah tempat tidur di rumah sakit ini adalah 160 buah.ruang rawat inap dirumah sakit ini terdiri dari beberapa kelompok yaitu bangsal, kelas I dan II, dan VIP.Dengan pembagian yaitu irna bedah, anak, kebidanan, perinatologi, mata, THT, interne, kelas I dan II (interne dan bedah), VIP.Dengan adanya pengelompokan berdasarkan kelas-kelas tersebut mengakibatkan pelayanan yang diberikan kepada pasien pun berbeda. (Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, 2009) Hasil laporan tahun 2009 menunjukkan bahwa BOR di RSUD Dr. M. Zein Painan sebanyak 50,27%, pada tahun 2010 sebanyak 48,53%. Dari data dapat dilihat bahwa telah terjadi penurunan BOR tahun 2009-2010 sebanyak 1,74%. Berdasarkan data dari unit rekam medik RSUD Dr. M. Zein Painan, didapat informasi bahwa telah terjadi penurunan jumlah pasien dibeberapa ruangan.dan dari data tersebut diketahui bahwa BOR di RSUD Dr. M. Zein Painan belum mencapai standar yang baik yaitu 75%- 85%. (RSUD Dr. M. Zein Painan, 2010) Berdasarkan laporan tahunan di RSUD Dr. M. Zein Painan jumlah pasien terbanyak terdapat pada instalasi interne yaitu 3107 pasien (31,07%) pada tahun 2009 dan 2686 pasien (26,86%) pada tahun 2010. Yang kedua adalah instalasi bedah yaitu 1821 pasien (18,21%) pada tahun 2009 dan 1654 pasien (16,54%) pada tahun 2010. Yang terbanyak ke tiga adalah pada instalasi kebidanan yaitu 1428 pasien (14,28%) pada tahun 2009 dan 1204 pasien (12,04%) pada tahun 2010. Dari ketiga instalasi ini yang mengalami penurunan jumlah pasien yang paling banyak adalah instalasi interne yaitu 421 pasien (4,21%) (RSUD Dr. M. Zein Painan, 2010) Penurunan jumlah kunjungan ini merupakan salah satu gejala ketidak puasan pasien terhadap pelayanan kesehatan (Mindariza, 2003). Pelanggan yang puas akan

datang lagi bahkan akan membawa seluruh keluarga atau teman-temannya. (Rangkuti, 2002) Berdasarkan dengan hal diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan mutu pelayanan ksehatan dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap interne RSUD Dr. M. Zein Painan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian Analitik dengan desain Cross Sectional yaitu variabel independen (mutu pelayanan kesehatan) dan variabel dependen (Tingkat kepuasan pasien) diambil secara bersamaan di ruang rawat inap Interne RSUD M. Zein Painan. Penelitian telah dilakukan diruang rawat inap interne RSUD Dr. M. Zein Painan pada tanggal 12 Juni 2011 sampai tanggal 3 Juli 2011. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat di ruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan pada saat penelitian.sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah total sampling dengan kriteria meliputi : 1. Sukarela/bersedia menjadi responden. 2. Dapat berkomunikasi yang baik. 3. Pasien yang telah dirawat tiga hari pada saat pengambilan data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan langkah editing, koding, entry, cleaning.data diolah secara univariat untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi variabel independen (mutu pelayanan kesehatan) dan dependen (tingkat kepuasan pasien) dan bivariat untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan dengan uji Chi Square. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. M. Zein Painan dianalisa dalam bentuk distribusi frekuensi masing-masing variabel dan analisa bivariat untuk melihat hubungan dua variabel. a. Mutu Pelayanan Kesehatan Tabel 1 Distribusi Frekuensi Mutu Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan Mutu Pelayanan Kesehatan Frekuensi (F) Baik 104 78,79 Tidak baik 28 21,21 Jumlah 132 100 Persentase (%) Dari hasil analisa data berdasarkan tabel 1, telah diketahui bahwa frekuensi mutu pelayanan kesehatan di ruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan dari 132 orang responden, sebanyak 78,79% menyatakan mutu pelayanan kesehatan baik. Sesuai dengan penelitan terdahulu yang juga pernah dilakukan di RSUD Dr. M. Zein Painan oleh Etri Candra ( 2003 ) bahwa sebanyak 62,76 % responden mengatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan di RSUD Dr. M. Zein Painan baik. Dan hal ini sama bahkan mutu pelayanan kesehatannya lebih

meningkat dibandingkan dengan penelitian terdahulu. Dari data dapat dilihat bahwa meningkatnya mutu pelayanan kesehatan diruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan disebabkan karena pelayanan yang diberikan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pasien. Hal ini juga didukung oleh komentar yang diberikan oleh responden pada saat diwawancara mengenai pelayanan kesehatan, pasien banyak mengatakan bahwa sebagian besar petugas kesehatan telah bekerja dengan baik terutama apabila saat pasien membutuhkan bantuan. Dan dari analisa kuesioner yang dilakukan didapatkan bahwa dari 132 orang pasien, sebanyak 110 orang (83,3%) mengatakan bahwa mutu pelayanan yang baik didapat dari kemudahan perawat untuk dihubungi dan dari keteraturan pemberian obat/suntikan. Hal ini disebabkan karena di rumah sakit yang selalu berhubungan serta lebih dekat dengan pasien ataupun keluarga pasien adalah perawat dibandingkan dokter.selain itu, yang memberikan obat/suntikan kepada pasien adalah perawat, maka dari itu banyak pesien memberikan penilaian baik pada pertanyaan mengenai kemudahan perawat untuk dihubungi dan keteraturan dalam pemberian obat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Etri Candra (2003) bahwa telah adanya mutu pelayanan kesehatan yang baik yang diberikan kepada pasien dan dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan oleh dokter, pelayanan perawat penyediaan makanan dan menu serta kebersihan lingkungan diruang rawat inap. Namun terdapat sedikit perbedaan, menurut Etri Candra (2003) mutu pelayanan yang paling baik adalah pelayanan dokter sedangkan pada penelitian sekarang yang paling baik adalah pelayanan perawat. Menurut Sabarguna (2008) bahwa pelayanan atau kinerja dokter, pelayanan atau perawat, penyedian makanan dan menu, fasilitas nonmedis dan kebersihan lingkungan rumah sakit merupakan indikator mutu pelayanan kesehatan dan dapat menentukan baik atau tidak nya suatu mutu pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori semakin baik pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit maka semakin tinggi pula mutu pelayanan yang akan diperoleh oleh rumah sakit tersebut (Sabarguna, 2008). Dari sekian banyak responden yang mengatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan di ruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan baik tetapi ada juga sebagian kecil dari responden yang mengatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan tidak baik yaitu sebanyak 21,21 %. Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Febrianis (2004) tentang hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap bangsal bedah RSU Solok juga menemukan hal yang sama. Sebagian kecil dari responden yaitu sebanyak 43,9 % mengatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan tidak baik. Dari data dapat dilihat bahwa tidak semua pasien memiliki pendapat dan keinginan yang sama. Penilaian yang tidak baik terhadap mutu pelayanan kesehatan ini disebabkan karena pelayanan yang diterima oleh pasien tidak sesuai dengan keinginan dan kemauan pasien. Dari hasil analisa kuesioner yang dilakukan didapatkan bahwa dari 132 orang pasien, sebanyak 103 orang (78,03%) responden mengatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan yang tidak baik didapatkan dari kejelasan informasi tentang diet dan sebanyak 92 orang (69,69%) responden mangatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan yang tidak baik adalah kebersihan kamar mandi/wc.

Pasien atau keluarga banyak mengeluh tentang penjelasan makanan atau diet apa saja yang baik untuk pasien dan selain itu juga banyak pasien atau keluarga mengeluhkan tentang kebersihan kamar mandi/wc. Hal ini diketahui dari hasil wawancara yang dilakukan dan banyak responden memberikan saran mengenai informasi diet yang baik untuk pasien dan mengenai keadaan kamar mandi yang kurang bersih. Salah satu penyebabnya yaitu pihak rumah sakit kurang memperhatikan hal-hal yang kecil seperti ini dan menjadikan responden memberikan tanggapan yang tidak baik sehingga mengakibatkan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit menjadi tidak baik dimata pasien.hal ini berkaitan dengan pelayanan makanan dan menu serta kenyamanan dan kebersihan lingkungan. Lingkungan yang nyaman, tenang dan selalu dalam keadaan bersih sangat dibutuhkan oleh pasien selama dirawat diruang rawat inap kerena dengan lingkungan yang nyaman pasien akan merasa senang dan betah untuk dirawat dan cepat mengalami kesembuhan. Penjelasan menu atau diet yang harus dikonsumsi pasien juga merupakan aspek penting dalam mempercepat kesembuhan pasien dan menjadi suatu kebutuhan pasien. (Mindariza, 2003). b. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan Tingkat Kepuasan Pasien Frekuensi (F) Puas 103 78,03 Tidak puas 29 21,97 Jumlah 132 100 Persentase (%) Dari hasil analisa data berdasarkan tabel 2 telah diketahui bahwa frekuensi tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan dari 132 orang responden, sebanyak 78,03 % menyatakan puas dengan pelayanan kesehatan di ruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan. Hal ini sama dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ammitra (2004) tentang hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap bangsal bedah RSUD Solok bahwa lebih dari separoh respondennya mengatakan puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit yaitu 56,1 %. Begitupun penelitian yang dilakukan sekarang ini, bahkan tingkat kepuasan pasien lebih tinggi dibandingkan penelitian yang dahulu. Dari hasil analisa kuesioner yang dilakukan didapatkan bahwa sebanyak 68 orang (68 %) mengatakan puas dengan kecepatan penerimaan pasien oleh petugas pendaftaran dan 68 orang (68 %) puas dengan kesediaan perawat untuk datang pada saat diperlukan. Hal ini membuktikan bahwa pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit telah sesuai dengan keinginan pasien. Menurut Sabarguna (2008) Pasien akan memberikan respon yang baik dan perasaan yang puas apabila dia mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan keinginannya.

Tetapi walaupun sebagian besar dari responden telah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, ada juga sebanyak 21,29 % merasa tidak puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ramayana (2008) tentang gambaran tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan diruang rawat inap RSUD Dr. M. Zein Painan bahwa sebanyak 60% pasien merasa tidak puas dengan pelayanan kesehatan. Berdasarkan data diatas dapat dianalisa bahwa rendahnya tingkat kepuasan ini disebabkan karena masih ada pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit yang tidak sesuai dengan keinginan pasien dan hal ini mengakibatkan pasien mempunyai perasaan tidak puas dengan pelayanan kesehatan tersebut. Dari hasil analisa kuesioner yang dilakukan diketahuai bahwa sebanyak 95 orang (95 %) mengatakan tidak puas dengan kebersihan kamar mandi/wc.hal ini berkaitan dengan kebersihan lingkungan disekitar ruang rawat inap.dan hasil ini didukung dengan banyaknya saran yang dikemukankan oleh pasien agar kebersihan lingkungan terutama kebersihan kamar mandi lebih diperhatikan lagi. Kenyamanan lingkungan berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan dengan efektifitas klinis tetapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan bersedianya kembali ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan berikutnya. (wijono 1999 dalam Mindariza 2003) c. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Tabel 3 Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Ruang Rawat Inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan Mutu Kepuasan Pasien Total Pelayanan Puas Tidak Puas Kesehatan F % F % f % Baik 85 81,73 19 18,27 104 78,79 Tidak baik 18 64,28 10 35,71 28 21,21 Jumlah 103 78,03 29 21,97 132 100 X 2 t = 3,841 df = 1 X 2 h = 3,910 Dari hasil analisa data berdasarkan tabel 3 diatas, telah diketahui bahwa dari 132 pasien yang dirawat diruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan sebanyak 81,73% menyatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan diruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan baik dan puas terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini juga sama dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ammitra (2004) tentang hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien diruang rawat inap bangsal bedah RSU Solok yaitu 82,9 % responden mangatakan bahwa mutu pelayanan

kesehatan baik dan merasa puas dengan pelayanan kesehatan. Berdasarkan data tersebut dapat dianalisa bahwa makin baik mutu pelayanan kesehatan disuatu rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan yang lainnya, maka makin tinggi pula tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori, bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai tingkat kepuasan rata-rata penduduk. Semakin baik mutu suatu pelayanan kesehatan maka semakin puas perasaan yang akan ditimbulkan oleh pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien tersebut dan tingkat kepuasan pasien erat kaitannya dengan mutu pelayanan yang diberikan (Cahyadi, 2007) Selain itu dari 132 pasien yang dirawat diruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan sebanyak 18,27% menyatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan diruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan baik tetapi tidak puas terhadap pelayanan kesehatan. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa terjadi ketidak cocokan antara mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan. Dimana seharusnya apabila mutu pelayanan kesehatan baik secara otomatis akan menghasilkan perasaan puas yang diungkapkan pasien tentang pelayanan kesehatan yang diterima. Hal ini terjadi karena pada saat pengumpulan data ada responden yang mengatakan bahwa mutu pelayanan kesehatannya baik tetapi dia merasa tidak puas.hal yang seperti ini banyak ditemukan diruangan Kelas I dan VIP.Pasien diruangan tersebut kebanyakan mempunyai status ekonomi menengah ke atas, mereka menilai untuk pelayanan rumah sakit sudah baik, tetapi tetap mereka tidak puas dengan fasilitas yang ada dan kebersihan lingkungan yang kurang bersih. Selain itu dari 132 pasien yang dirawat diruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan sebanyak 64,28% menyatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan diruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan tidak baik tetapi puas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Berdasarkan data diatas dapat dianalisa bahwa terlihat hasil yang tidak signifikan antara mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien. Diman apabila mutu pelayanan tidak baik seharusnya pasien akan mengemukanan perasaan yang tidak puas. Kesenjangan antara mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien terjadi karena pada saat diajukan pertanyaan tentang mutu pelayanan kesehatan, kebanyakan yang menjawab bahwa mutu pelayanan kesehatan baik.tetapi saat diajukan pertanyaan tentang tingkat kepuasan, kebanyakan menjawab kurang. Kejadian seperti ini banyak ditemukan diruang bangsal interne yang mayoritas mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah dan ekonomi menengah kebawah.sehingga mereka memberikan jawaban kalau secara garis besar mutu pelayanan kesehatan baik tetapi mereka tidak puas dengan pelayana kesehatan yang diterima terutama dari kenyamanan dan kebersihan lingkungan, penyediaan makanan dan menu, pelayanan dokter. Selanjutnya juga didapatkan bahwa dari 132 pasien yang dirawat diruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan sebanyak 35,71% menyatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan diruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan tidak baik dan tidak puas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.

Hasil ini tidak sama bahkan lebih rendah dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ammitra (2004) tentang hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap bangsal badah RSU Solok yang mengatakan bahwa sebanyak 43,9 % mutu pelayanan kesehatan tidak baik dan merasa tidak puas terhadap pelayanan kesehatan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa mutu pelayanan kesehatan sangat mempengaruhi kepuasan pasien.semakin tidak baik mutu pelayanan kesehatan yang diberikan maka semakin rendah pula tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan tersebut dan begitu sebaliknya. Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan diharapkan. Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan tersebut (Supranto, 2006). Setelah dilakukan uji statistik diperoleh nilai X 2 hitung > X 2 tabel.berarti ada hubungan yang bermakna mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di ruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan tahun 2011. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Desnawati (2002) tentang hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit Ahmad Muchtar Bukit Tinggi yang menyatakan bahwa ada hubungan antara mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien. Dan mengatakan bahwa tingkat kepuasan pasien sangat dipengaruhi oleh mutu pelayanan kesehatan dan begitupun sebaliknya. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa mutu pelayanan kesehatan sangat erat kaitannya dengan tingkat kepuasan pasien. Dan hal ini pun akan mempengaruhi satu sama lainnya baik itu mutu pelayanan kesehatan maupun tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan tersebut. Suatu pelayanan kesehatan yang baik akan menghasilkan mutu yang baik dan akan menjadikan tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan teori bahwa baik atau buruknya suatu mutu pelayanan kesahatn maka akan mempengaruhi kepada tingkat kepuasan pasien karena pasien akan memberikan tanggapan serta penilaian terhadap mutu pelayanan kesehatan tersebut. Semakin baik pelayanan kesehatan akan menghasilkan mutu pelayanan yang baik dan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap pelayanan kesehatan (Sabarguna, 2008). KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di ruang rawat inap RSUD Dr. M. Zein Painan dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Lebih dari separoh pasien yang dirawat di ruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan mengatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan di ruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan baik. 2. Lebih dari separoh pasien yang dirawat di ruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan mengatakan puas terhadap pelayanan kesehatan di ruang rawat inap Interne RSUD Dr. M. Zein Painan. 3. Terdapat hubungan antara mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di ruang rawat inap Interne RSUD Dr. M.Zein Painan.

Saran yang dapat diberikan penulis tentang penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan kepada peneliti seharusnya dapat melakukan penelitian tentang mutu pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien rumah sakit yang lebih luas lagi dan tidak hanya di satu ruang rawat inap saja tapi sebaiknya diruang rawat inap lain agar dapat diketahui juga bagaimana mutu pelayanan disana dan bagaimana pula tingkat kepuasan pasiennya. 2. Bagi Institusi Kesehatan Diharapkan pada rumah sakit RSUD Dr. M. Zein Painan mempertahankan mutu pelayanan yang baik ini agar dapat mempertahankan tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Dr. M. Zein Painan khususnya di ruang rawat inap Interne. Dan sebaiknya pihak rumah sakit dan petugas lebih memperhatikan lagi apa yang menjadi faktor ketidak puasan pasien yang masih ada agar mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut lebih dapat ditingkatkan lagi dan menjadi mutu pelayanan yang sempurna. Diharapkan pada tenaga kesehatan baik perawat maupun dokter dapat mempertahankan dan meningkatkan lagi pelayanan yang diberikan kepada pasien agar pasien dapat memberikan komentar yang baik dan mereka puas dengan pelayanan yang diberikan oleh tanaga kesehatan tersebut. 3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan pada institusi pendidikan agar lebih memperbanyak lagi buku-buku sumber ataupun sumber bacaan lainnya agar mahasiswa mendapatkan lebih banyak sumber bacaan dan tidak terlalu sulit apabila ingin menambah referensi untuk karya tulisnya ataupun untuk tugastugas dalam perkuliahan. DAFTAR PUSTAKA 1. Aditama, Tjandra Yoga. 2002. Manajemen Sumber Daya ManusiaEdisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara 2. Cahyadi, andi. 2007. Antara Kepuasan Pasien dan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit di Indonesia. Diakses http://andim blitar.blogspot.com /2010/08/antarakepuasan-pasien-dan-kualitas.htmlpada tanggal 24 Februari 2011 3. Candra, etri. 2003. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat InapRSUD. Dr. M. Zein Painan, FKM Baiturrahmah. Skripsi Padang 4. Departemen Kesehatan RI. 2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta 5. Departemen Kesehatan RI. 2009. Profil Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan. Painan 6. Desnawati. 2002. Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap RS Ahmad Muchtar Bukit Tinggi. PSIK Unand. Skripsi Padang 7. Febrianis, amitra. 2004. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Timgkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Bangsal Bedah RSU Solok, FKM Universitas Baiturrahmah. Skripsi Padang 8. Hidayat.Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analis Data. Jakarta : Selemba Medika 9. Mindariza, 2003. Hubungan Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang Tahun 2003, PSIK Unand. Skripsi Padang 10. Munianjaya Gde.2004. Manajemen Kesehatan. Edisi ke-2. Jakarta : Kedokteran EGC

11. RSUD Dr. M. Zein Painan, 2009.Laporan tahunan 2009. 12. RSUD Dr. M. Zein Painan, 2010.Laporan tahunan 2010. 13. Sabarguna, B.S. 2004. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY. 14. Sabarguna, Boy S. 2008. Quality Assurance pelayanan rumah sakit. Jakarta : Segung Seto 15. Supranto, M.A. 2006. PengukuranTingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta : Rineka Cipta 16. Rangkuti, Freddy. 2002. Measuring Costomer Satifaction. Jakarta : PT. Gramedia 17. Ramayanan, siska. 2008. Gambaran tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Diruang Rawat Inap RSUD Dr. M. Zein Painan Tahun 2008, Stikes Mercubaktijaya. KTI Padang 18. Marini. 2010. KTI Tingkat Kepuasan Pasien. Diakses dari http://digilib. uns.ac.id/upload/dokumen/17191151220 1011041.pdf, pada tanggal 14 maret 2010.