Kemampuan Azolla microphylla dalam Menyerap Logam Berat Tembaga (Cu) pada Konsentrasi yang Berbeda

dokumen-dokumen yang mirip
Kemampuan Tanaman Kangkung Air (Ipomoea aquatica) dalam Menyerap Logam Berat Kadmium (Cd) Berdasarkan Konsentrasi dan Waktu Pemaparan Yang Berbeda

Oleh: Hernayanti dan Elly Proklamasiningsih Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto (Diterima: 4 Oktober 2004, disetujui: 6 Nopember 2004)

Pengaruh Timbal (Pb) terhadap Kandungan Klorofil Kiambang (Salvinia molesta)

Azolla microphylla Bioremoval as Countermeasures Alternative of Heavy Metals (Zn) In the Cultivation Media

POTENSI TANAMAN AZOLLA (Azolla pinnata) SEBAGAI FITOREMEDIATOR ION TIMBAL (II), ION KADMIUM (II) DAN ION KROMIUM (VI)

Pengaruh Cekaman Kromium pada Limbah Cair Batik terhadap Pertumbuhan Eichornia crassipes dan Salvinia molesta

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: KIAMBANG (Pistia stratiotes) SEBAGAI AGEN FITOREMEDIASI LOGAM KROM (Cr) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini termasuk ke dalam

FITOREMEDIASI LOGAM BERAT Cd MENGGUNAKAN KI AMBANG (Salvinia molesta) PADA MEDIA MODIFIKASI LUMPUR SIDOARJO

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

FITOREMEDIASI LIMBAH YANG MENGANDUNG TIMBAL (Pb) DAN KROMIUM (Cr) DENGAN MENGGUNAKAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica)

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

Bioremediasi Limbah Cair Tercemar Kromium (Cr) Menggunakan Mixed Culture Bakteri Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium.

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA

Fitoremediasi Air terkontaminasi Nikel dengan menggunakan tanaman Ki Ambang (Salvinia molesta)

BAB 3 METODE PENELITIAN. The Posttest Only Control Group Design, yaitu subyek

Natalina 1 dan Hardoyo 2. Surel : ABSTRACT

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan Chlorella sp. dan waktu kontak) dan empat kali ulangan untuk masingmasing

Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Seng (Zn) Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas L.)

Potensi Pistia stratiotes dan Spirogyra Sebagai Agen Fitoremidiasi Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI TEMBAGA

Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN Azolla pinnata R. Br DALAM PENYERAPAN Zn DARI LIMBAH CAIR PABRIK KARET SEBAGAI FITOREMEDIATOR

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes)

Kemampuan Fitoremediasi Typha latifolia dalam Menurunkan Kadar Logam Kadmium (Cd) Tanah yang Tercemar Lumpur Lapindo di Porong Sidoarjo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 1, Januari 2011, Halaman ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapan.

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

Effect of Temperature on the Accumulation and Depuration of Copper (Cu) and Cadmium (Cd) in Nile Tilapia Fish (Oreochromis niloticus)

Efektivitas Kombinasi Salvinia molesta dengan Hydrilla verticillata dalam Remediasi Logam Cu pada Limbah Elektroplating

Analisa Daya Penyerapan Genjer (Limnocharis Flava) Terhadap Kandungan Logam Berat Di Berbagai Media Air Tercemar

POTENSI TANAMAN GENJER (Limnocharis flava) SEBAGAI FITOREMEDIATOR ION TIMBAL (II)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

Penyerapan Logam Timbal (Pb) dan Kadar Klorofil Elodea canadensis pada Limbah Cair Pabrik Pulp dan Kertas

BAB III BAHAN DAN METODE

EFEK TEMBAGA (Cu) PADA BEDA POTENSIAL LISTRIK PERMUKAAN DAUN KANGKUNG (Ipomoea aquatica) SKRIPSI. Oleh Irawati NIM

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian ini termasuk eksperimen

ELIMINASI LOGAM BERAT KADMIUM DALAM AIR LIMBAH MENGGUNAKAN TANAMAN AIR

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

Kata kunci :Fitoremediasi, Ni, Air terkontaminasi Nikel, Ki Ambang (Salvinia molesta), Faktor Transfer (FT)

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB III METODE PENELITIAN

KONSENTRASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI SINGINGI DI DAERAH DESA KOTO BARU KECAMATAN SINGINGI HILIR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

EFEK TIMBAL (Pb) TERHADAP BEDA POTENSIAL LISTRIK PERMUKAAN DAUN KANGKUNG (Ipomoea aquatica)

Waterlettuce (Pistia statiotes L.) as Biofilter

Efektivitas Penggunaan Berbagai Konsentrasi Perasan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa billimbi) terhadap Kadar Pb SAWI HIJAU (Brassica juncea)

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

Study Penyerapan Kromium Dengan Kayu Apu (Pistia stratiotes, L)*

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DISTRIBUSI TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) PADA BUAH TANAMAN MANGROVE Rhizophora mucronata DI MUARA SUNGAI MATI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

Decreasing of Lead Heavy Metal (Pb) in Biofiltration Pool of Water Irrigation by Using Aquatic Plant

I. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).

Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 2 - Juli 2016

II. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

ANALISIS LOGAM BERAT (Pb dan Cd) YANG TERAKUMULASI PADA ECENG GONDOK (Eichornia crassipes Solms.) DI SUNGAI ASAHAN, KABUPATEN TOBA SAMOSIR

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

BAB III METODE PENELITIAN

REHABILITASI TANAH SAWAH TERCEMAR LOGAM BERAT Pb DAN Cd MELALUI FITOREMEDIASI

PENGARUH INTERFERENSI ION KADMIUM (Cd 2+ ) TERHADAP BIOSORPSI ION TIMBAL (Pb 2+ ) OLEH SEL RAGI Saccharomyces cerevisiae

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah

BAB III METODE PENELITIAN

POTENSI TANAMAN GENJER (Limnocharis flava, (L.) Buch) SEBAGAI FITOREMEDIATOR ION KADMIUM (II), KROMIUM (VI) DAN TIMBAL (II)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH DOMINASI CEKAMAN Pb TERHADAP KLOROFIL KANGKUNG AIR SEBAGAI MODUL PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat merupakan masalah yang serius terhadap kondisi

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya industri-industri yang berkembang, baik dalam skala besar

KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

Profil Pencemaran Air Sungai di Muara Batang Arau Kota Padang dari Tinjauan Fisis dan Kimia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

Transkripsi:

p-issn: 2252-3979 e-issn: 2685-7871 http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio Kemampuan Azolla microphylla dalam Menyerap Logam Berat Tembaga (Cu) pada Konsentrasi yang Berbeda Ability of Azolla microphylla in Absorb Heavy Metal Copper (Cu) on Different Concentration Dini Dwi Nilamsari*, Fida Rachmadiarti Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya *e-mail: Dinidwi280@gmail.com ABSTRAK Logam berat merupakan polutan terbesar yang memengaruhi kualitas air. Teknik untuk memperbaiki kualitas perairan yang tercemar logam berat yaitu fitoremediasi menggunakan tumbuhan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi Cu terhadap kadar Cu dalam akar dan kadar klorofil dalam daun. Penelitian ini eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dan satu faktor perlakuan yaitu konsentrasi Cu sebesar 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, dan 15 ppm dan waktu detensi selama 10 hari. Data yang diperoleh berupa kadar Cu dalam akar dan kadar klorofil daun. Kadar Cu diuji menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) dan uji kadar klorofil menggunakan spektrofotometer. Analisis data menggunakan anava satu arah dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan berbagai konsentrasi Cu berpengaruh terhadap kadar Cu dalam akar yaitu pada konsentrasi 15 ppm sebesar 4,138 ppm, serta berpengaruh pada kadar klorofil daun yaitu konsentrasi 15 ppm sebesar 2,424. Hasil penelitian membuktikan bahwa A. microphylla memiliki kemampuan untuk menyerap logam Cu. Kata kunci: Azolla microphylla; tembaga (Cu); klorofil ABSTRACT Heavy metal is the largest pollutant affecting water quality. The technique to improve the quality of polluted waters of heavy metals is fitoremediation using aquatic plants. This research aimed to know the influence of various concentration of Cu on the level of Cu in root and chlorophyll content in leaf. The Cu content was tested using AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) and chlorophyll content tested using spektrophotometer. This was experimental research using Completely Randomized Design (RAL) with one treatment factor namely Cu concentration 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm and 15 ppm with detention time for 10 days. The data obtained were Cu content in roots and leaf chlorophyll content. The hypothesis test using one way anava followed by Duncan test. The results showed that Cu concentration had an effect on the level of Cu in root that was at 15 ppm concentration with mean of 4.138 ppm and also effect on chlorophyll content in leaves that was 15 ppm concentration with the lowest average 2.424. The results proved that A. microphylla had the ability to absorb Cu metal. Key words: Azolla microphylla; Copper; chlorophyll. PENDAHULUAN Pencemaran perairan di Indonesia banyak ditimbulkan akibat limbah domestik maupun dari limbah pabrik dan industri. Perkembangan suatu kota yang meningkat menyebabkan pencemaran air akibat limbah domestik juga otomatis semakin besar, karena adanya aktivitas manusia (Asmadi dan Suharno, 2012). Limbah industri juga menjadi sumber pencemaran air, hal ini dikarenakan semakin banyak industri akan menyebabkan peningkatan polutan yang berasal dari air limbah sisa industri yang tidak diolah terlebih dahulu (Agusetyadevy et al., 2013). Sumber pencemar air dapat berupa organik maupun anorganik. Salah satu sumber pencemaran air anorganik yaitu logam berat. Logam berat adalah polutan terbesar yang mempengaruhi kualitas air, tanah, dan udara (Kaushik et al., 2009). Salah satu logam berat yang memiliki efek toksik bagi makhluk hidup dalam jumlah yang tinggi adalah tembaga (Cu). Menurut PP No. 82 Tahun 2001 kadar baku mutu logam berat tembaga (Cu) di perairan sebesar 0,02 mg/l. Desratriyanti (2009) dalam penelitianya menyatakan bahwa kadar Cu yang tinggi pada perairan menyebabkan perkembangan abnormal pada larva kerang hijau. Sekarwati et al., (2015) menyatakan bahwa logam tembaga (Cu) dalam jumlah besar dapat menyebabkan rasa yang tidak enak di lidah, rusaknya organ hati, muntaber,

Nilamsari dan Rachmadiarti: Kemampuan Azolla microphylla dalam Menyerap Logam Berat 151 pusing kepala, anemia bahkan kematian, oleh sebab itu perlu dilakukan upaya pengolahan dan penanggulangan air yang tercemar limbah. Pengolahan air diperlukan karena apabila air terkontaminasi polutan berupa logam berat maka akan bersifat permanen dan dalam jangka waktu lama akan berdampak pada rantai makanan (Vukovic et al., 2011). Salah satu teknik pengolahan air yang tercemar limbah adalah teknik fitoremidiasi. Fitoremediasi didefinisikan sebagai penggunaan tumbuhan untuk memperbaiki tanah, sedimen dan air yang terkontaminasi. Metode ini melibatkan penggunaan sistem perakaran tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk translokasi, bioakumulasi dan degradasi polutan (Dhir, 2013). Teknologi fitoremidiasi merupakan sebuah teknologi pasif dalam hal transportasi kontaminan, dimana pergerakan kontaminan dalam air diinduksi oleh kecepatan penyerapan kontaminan oleh akar tumbuhan, dengan demikian efisiensi pembersihan kontaminan tergantung pada ekstensi akar tumbuhan di permukaan air (Putra et al., 2015). Tumbuhan air merupakan tumbuhan yang hidup pada media air. Tumbuhan air menyebar pada perairan air tawar, payau hingga air asin (laut). Tumbuhan air berdasarkan sifat dan posisi hidupnya di perairan dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu; tumbuhan yang hidup pada tepi perairan (marginal aquatic plant), tumbuhan yang hidup pada permukaan air (floating aquatic plant), tumbuhan yang hidup melayang didalam air (submerge aquatic plant), dan tumbuhan yang hidup pada dasar perairan (the deep aquatic plant) (Guntur, 2008). Tumbuhan yang digunakan yaitu tumbuhan air Azolla microphylla. Azolla microphylla merupakan tumbuhan jenis paku-pakuan dari genus azolla yang hidupnya mengapung di atas permukaan air (floating plant). Memiliki ciri morfologi yaitu berdaun tebal, berwarna hijau muda dengan tepian daun pucat, susunan daun tumpang tindih, membentuk gugusan dengan ketebalan 1cm-3cm, dan memiliki spora dalam jumlah banyak (Djojosuwito, 2008). Tumbuhan ini dipilih karena memiliki kemampuan menyerap logam berat dengan baik (Arora et al., 2006). Tumbuhan yang mampu menyerap logam berat akan mengalami perubahan secara fisiologis, salah satu perubahan fisiologis yang terjadi dapat dilihat pada kadar klorofil daun tumbuhan. Pada tumbuhan air yang memiliki kemampuan untuk menyerap logam berat dan mengakumulasikan di dalam jaringan tubuhnya akan berpengaruh terhadap kadar pigmen klorofil. Sembiring dan Sulistyawati (2006) dalam penelitianya menyatakan bahwa kadar klorofil daun Swietenia macrophylla mengalami penurunan seiring dengan kadar Cu yang meningkat. Penelitian tentang fitoremediasi logam berat telah banyak dilakukan di antaranya oleh Munajad (2015) yang menggunakan eceng gondok untuk menurunkan kadar fosfat, Widiarso (2012) tentang tumbuhan Salvinia molesta sebagai fitoremidiator perairan yang tercemar nikel, Wulandari et al., (2014) tentang penyerapan logam kadmium oleh tumbuhan kangkung air. Namun penelitian fitoremediasi menggunakan A. microphylla untuk menyerap logam tembaga (Cu) belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi Cu terhadap kadar Cu dalam akar dan kadar klorofil dalam daun. Penelitian ini diharapkan mampu memperbaiki kualitas perairan yang tercemar logam berat terutama logam tembaga (Cu). BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2017-April 2018. Tempat penelitian dilakukan di Green House Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya. Uji kadar klorofi daun dilakukan di Laboratorium Fisiologi, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, dan uji kadar tembaga (Cu) dilakukan di Laboratorium Terpadu Universitas Negeri Surabaya. Sasaran penelitian ini adalah Azolla microphylla yang diperoleh dari sungai Tawangsari, Taman, Sidoarjo sebagai agen fitoremediator penyerap Cu pada media tanam dan logam berat tembaga (Cu) pada media tanam dengan konsentrasi 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, dan 15 ppm. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pengulangan sebanyak 3 kali dan dihasilkan 12 perlakuan. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tumbuhan A. microphylla, logam berat Cu(SO) 4 dengan konsentrasi 0ppm, 5ppm, 10ppm, dan 15ppm, akuades, akuademin, larutan Hoagland, alkohol 95%, dan larutan HNO 3. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium ukuran p x l x t = 35cm x 20cm x 25cm, kertas label, gunting, gelas ukur 1000 ml, botol sampel, hot plate, beaker glass 100 ml, plastik klip, pipet tetes, ph pen, spuilt 2 ml, luxmeter, termometer air, neraca digital, mortal dan alu, spektrofotometer, kertas saring, Atomic Absorption Spectroscopy (AAS).

152 LenteraBio Vol. 8 No. 3, September 2019: 207 212 Prosedur penelitian ini dimulai dengan tahap persiapan yaitu aklimatisasi tumbuhan selama 7 hari, persiapan media tanam dan uji kadar klorofil awal daun A. microphylla dilanjutkan dengan tahap perlakuan tumbuhan ditimbang seberat 100 gram kemudian dipaparkan pada media sebanyak 5 liter akuades dan larutan Hoagland sebanyak 20% dari media dengan konsentrasi logam Cu sebesar 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm selama 10 hari. Parameter fisik berupa pengukuran ph, suhu dan intensitas cahaya dilakukan setiap hari. Setelah 10 hari perlakuan, dilakukan proses destruksi akar A. microphylla dan uji kadar klorofil akhir A. microphylla. Uji kadar klorofil A. microphylla dilakukan dengan menimbang daun sebanyak 1 gram. Daun dipotong kecil-kecil dan digerus atau ditumbuk dengan menggunakan mortal dan alu porselin hingga halus. Alkohol 95% ditambahkan ke dalam ekstrak yang sudah dihaluskan sampai volume akhir 100 ml, kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring dan akan dihasilkan filtrat. Alkohol 95% ditambahkan kembali hingga volume mencapai 100 ml. Kadar klorofil diukur dengan menggunakan spektofotometer dengan panjang gelombang 649 nm dan 655 nm. Optical Density filtrate dicatat dan dihitung kadar klorofil daun A. microphylla dengan menggunakan rumus Wintermans dan De Mots sebagai berikut: Klorofil A : 13,7 OD 665 5,76 OD 649 (mg/l) Klorofil B : 25,8 OD 649 7,60 OD 665 (mg/l) Klorofil total : 20,0 x OD 649 + 6,1 OD 665 (mg/l) Destruksi akar A. microphylla dilakukan dengan mengambil 2 gram sampel akar tumbuhan dan di furnice pada suhu 700 o C sampai jadi abu. Bubuk abu akar didestruksi dengan menambahkan HNO 3 pekat sebanyak 2 ml dan akuademin sebanyak 10 ml, kemudian dipanaskan sampai volume berkurang. HNO 3 pekat ditambahkan sebanyak 2 ml dan akuademin sebanyak 10 ml. Selanjutnya disaring menggunakan kertas saring, dan sampel siap diuji. Tahap analisis kandungan Cu dalam akar dilakukan dengan menguji hasil destruksi sampel dengan menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Selain itu dilakukan uji kadar klorofil akhir daun dan pengamatan morfologi A. microphylla pada akhir perlakuan. Teknik analisis data menggunakan uji hipotesis yaitu uji F (ANAVA) satu arah kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan. HASIL Penyerapan Cu oleh A. microphylla pada konsentrasi yang berbeda menunjukkan hasil bahwa berbagai konsentrasi Cu berpengaruh terhadap kadar Cu dalam akar A. microphylla yaitu pada konsentrasi 15 ppm dengan rerata sebesar 2,424 ppm (Tabel 1). Selain itu, berdasarkan uji statistik diketahui bahwa berbagai konsentrasi Cu berpengaruh pada kadar klorofil dalam daun A. microphylla yaitu pada konsentrasi 15 ppm dengan rerata terendah sebesar 4,138 (Tabel 2). Tabel 1. Kadar Cu dalam akar A. microphylla pada berbagai konsentrasi Cu Konsentrasi Cu (ppm) Kadar Cu dalam akar (ppm) 0 0±0,000 a 5 0,871±0,257 ab 10 1,038±0,231 b 15 2,242±0,951 c Keterangan: Angka yang diikuti notasi abjad yang berbeda pada baris dan kolom di atas menunjukkan bahwa data tersebut berbeda nyata menurut uji Duncan dengan taraf uji 0,05. Notasi huruf kecil menunjukkan konsentrasi Cu. Tabel 2. Kadar klorofil daun A. microphylla setelah pemberian konsentrasi Cu yang berbeda Konsentrasi Cu (ppm) kadar klorofil dalam daun A. microphylla 0 5,678±0,134 c 5 5,498±0,158 c 10 5,187±0,144 b 15 4,138±0,651 a Keterangan: Angka yang diikuti notasi abjad yang berbeda pada baris dan kolom di atas menunjukkan bahwa data tersebut berbeda nyata menurut uji DMRT dengan taraf uji 0,05. Notasi huruf kecil menunjukkan konsentrasi Cu.

Nilamsari dan Rachmadiarti: Kemampuan Azolla microphylla dalam Menyerap Logam Berat 153 PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh berbagai konsentrasi Cu terhadap kadar Cu dalam akar dan kadar klorofil dalam daun. Penyerapan Cu oleh akar A. microphylla terbesar yaitu pada Konsentrasi 15 dengan rerata sebesar 2,424 ppm (Tabel 1). Penyerapan Cu terbesar terdapat pada organ akar dikarenakan akar bersentuhan langsung dengan media. Rachmadiarti et al., (2012) menyatakan bahwa konsentrasi logam terbesar pada tumbuhan terdapat pada organ akar kemudian diikuti dengan organ daun. Penyerapan Cu pada konsentrasi 15 ppm terbesar karena besarnya konsentrasi pada media berbanding lurus dengan tingginya penyerapan logam oleh tumbuhan. Hal ini didukung oleh pernyataan Farnese et al., (2014) bahwa kenaikan logam di dalam akar tumbuhan disebabkan oleh tingginya konsentrasi logam yang diberikan pada media tanam. Gusman et al., (2013) menyatakan bahwa larutan dengan konsentrasi logam yang tinggi pada beberapa spesies tumbuhan menyebabkan akumulasi logam yang tinggi pada organ tumbuhan. Penelitian ini didukung oleh penelitian Baroroh et al., (2018) dalam penelitianya memperoleh hasil penyerapan Cu oleh Pistia stratiotes dan salvinia molesta pada konsentrasi 3 ppm dan 5 ppm, kadar tertinggi pada konsentrasi 5 ppm sebesar 1,26 ppm untuk salvinia molesta dan 1,17 ppm untuk Pistia stratiotes, presentase penurunan Cu dari kedua tumbuhan tersebut sebesar 25%. Konsentrasi Cu selain berpengaruh terhadap kadar Cu dalam akar juga berpengaruh terhadap kadar klorofil dalam daun. Hasil penelitian menunjukkan rendahnya kadar klorofil daun pada A. microphylla seiring dengan bertambah besarnya konsentrasi Cu dalam media tanam (Tabel 2). Kadar klorofil terendah yaitu pada perlakuan konsentrasi 15 ppm dengan rerata sebesar 4,138. Kadar klorofil yang rendah merupakan efek fisiologis yang ditimbulkan oleh Cu. Novita et al., (2012) menyatakan bahwa kadar klorofil total tumbuhan Elodea canadensis yang mampu menyerap logam berat Cu mengalami penurunan setelah perlakuan akibat pemberian waktu detensi yang berbeda. Cu merupakan mikronutrien yang dalam jumlah tertentu dibutuhkan tumbuhan untuk pertumbuhan, akan tetapi dalam jumlah yang tinggi dapat menimbulkan efek toksik bagi tumbuhan (Sbihi et al., 2012). Efek toksik yang ditimbulkan Cu pada konsentrasi tinggi salah satunya merubah struktur klorofil yaitu rusaknya fungsi dan struktur kloroplas sehingga proses fotosintesis tidak dapat berlangsung optimal. Kloroplas merupakan organ yang paling sensitif dengan logam berat (Pranajaya, 2014). Rendahnya kadar Klorofil pada daun Azolla microphylla dikarenakan jumlah Cu yang diserap tinggi, sehingga penyerapan unsur lainya berkurang seperti unsur Mg dan Fe yang dibutuhkan tanaman untuk pembentukan klorofil (Riyono, 2007). Data pendukung berupa kondisi morfologi tumbuhan dapat dilihat dari kondisi tumbuhan pada akhir perlakuan, organ tumbuhan yang diamati dalam hal ini adalah akar dan daun. Rosidah et al., (2014) menjelaskan bahwa kondisi akar dan daun menjadi parameter respon fisiologis tumbuhan yang mengalami cekaman logam karena keberadaan logam berhubungan langsung dengan aktivitas sel dan metabolisme tumbuhan. Akar A. microphylla pada akhir perlakuan lebih rapuh dan mudah patah ketika disentuh pada konsentrasi 15 ppm. Hal ini dikarenakan akar merupakan organ pertama yang langsung bersentuhan dengan media yang mengandung logam, sehingga akumulasi logam pada akar lebih tinggi dan menyebabkan kerusakan pada struktur akar. Hasil ini didukung oleh penelitian Mardikaningtyas et al., (2016) menggunakan tumbuhan eceng gondok yang diberikan perlakuan limbah yang mengandung logam berat, akar eceng gondok memiliki tekstur yang lunak dan rambut akar yang mudah rontok. Selain akar, daun juga dapat diamati sebagai parameter efek morfolgis yang ditimbulkan oleh logam berat. Kondisi daun A. microphylla pada konsentrasi 15 ppm diakhir perlakuan terdapat beberapa daun yang berwarna kuning kecoklatan. Wulandari, (2012) dengan hasil morfologi daun bawang merah dengan perlakuan konsentrasi Cu yang berbeda menunjukkan adanya bintik-bintik kuning pada permukaan daunya. Tumbuhan yang terpapar logam dalam kurun waktu tertentu akan mengalami klorosis akibat penghambatan sintesis klorofil (Caroline dan Guido, 2015). Meskipun mampu menyerap logam berat, A. microphylla masih mampu tumbuh dengan baik sampai konsentrasi tertentu, terbukti dengan adanya pertumbuhan selama perlakuan ditandai dengan tertutupnya permukaan media oleh A. microphylla. Parameter faktor fisik ph pada awal penelitian rendah, dikarenakan adanya penambahan larutan logam pada media. Happy et al., (2012) menyatakan bahwa kelarutan logam berat pada air lebih tinggi pada ph rendah, sehingga menyebabkan toksisitas logam berat semakin besar. ph media mengalami peningkatan selama perlakuan dari asam menuju netral. Arimby (2014) menyatakan peningkatan ph

154 LenteraBio Vol. 8 No. 3, September 2019: 207 212 dikarenakan adanya mekanisme penguraian bahan organik oleh mikroorganisme yang berasal dari akar tumbuhan. Mikroorganisme dapat menghasilkan ion OH - sehingga mampu meningkatkan ph yang semula asam menjadi netral (Akhmar, 2007). Selain itu suhu media relatif stabil yaitu sebesar 28-29 0 C. Suhu perairan dapat mempengaruhi kecepatan reaksi kimia dalam hal ini kelarutan logam dalam air, semakin tinggi suhu maka kelarutan logam dalam air menjadi semakin cepat (Amin et al., 2011). SIMPULAN Berdasarkan hasil peneltian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh berbagai konsentrasi Cu terhadap kadar Cu dalam akar dan kadar klorofil daun, yaitu pada konsentrasi 15 ppm dengan kadar Cu dalam akar sebesar 2,424 ppm dan kadar klorofil daun sebesar 4,138. DAFTAR PUSTAKA Agusetyadevy I, Sri S, Endro S, 2013. Fitoremediasi Limbah yang Mengandung Timbal (Pb) dan Kromium (Cr) dengan Menggunakan Kangkung Air (Ipomoea Aquatica). Jurnal [Online]. Diakses pada 02 September 2016. Akhmar MF, 2007. Pengaruh Kepadatan Azolla Pinata Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Limbah Cair Pabrik Tahu di Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Skripsi. Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang. Amin B, Afriani E, Saputra MA, 2011. Distribusi Spasial Logam Pb dan Cu Pada Sedimen dan Air Laut Permukaan Di Perairan Tanjung Buton Kabupaten Siak Provinsi Riau. Teknik Biologi. 2(1): 1-8. Arimby C, 2014. Pemanfaatan Azolla pinnata R. Br dalam Penyerapan Zn dari Limbah Cair Pabrik Karet Sebagai Fitoremediator. JOM FMIPA. 1(2): 1-8. Arora A, Saxen S, Sharma DK, 2006. Tolerance and Phytoaccumulation of Chromium by three Azolla species. World of Microbiology and Biotechnology. 22: 97-100. Baroroh F, Eko H, Rony I, 2018. Fitoremediasi Air Tercemar Tembaga (Cu) Menggunakan Salvinia Molesta dan Pistia Stratiotes Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Brassica rapa. Tanah dan Sumberdaya Lahan. 5(1): 689-700. ISSN:2549-9793. Caroline J, Guido AM, 2015. Fitoremediasi Pb Menggunakan Tanaman Melati Air (Echinodorus palaefolius) pada Limbah Industri Peleburan Tembaga dan Kuningan. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III. ISBN: 978-602-98569-1-0. Desratriyanti R, 2009. Toksisitas Kadmium (Cd) Dan Tembaga (Cu) Terhadap Perkembangan Embrio- Larva Kerang Hijau (Perna Viridis). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Dhir B, 2013. Phytoremediation: Role of aquatic plants in environmental clean-up, Springer, New Delhi. Djojosuwito, 2000. Azolla. Pertanian organik dan multiguna. Penerbit kansius. Yogyakarta. Farnese FS, Juraci AO, Mriana SF, Grasielle SG, Neidiquele MS, Luhan IS, 2014. Uptake Asenic By Plants: Effects On Mineral Nutrition, Growth And Antioxidant Capacity. IDESIA. 32: 99-106. Guntur Y, 2008. Bioremediasi Limbah Rumah Tangga dengan Sistem Simulasi Tumbuhan Air. Bumi Lestari. 8(2): 136-144. Gusman GS, Oliveira JA, Farnese, FS, Cambraia J, 2013. Arsenate and arsenite: the toxic effects on photosynthesis and growth of lettuce plants. Acta Physiologiae Plantarum. 35(4): 1201-1209. Happy A, Masyamsir, Yayat D, 2012. Distribusi Kandungan Logam Berat Pb dan Cd pada Kolom Air dan Sedimen Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu. Perikanan dan Kelautan 3 (3): 175-182. Kaushik A, Kansal A, Santosh, Meena, Kumari S, Kaushik CP, 2009. Heavy Metal Contamination of River Yumanu, Haryanna, India: Assessment by Metal Enrichment Factor of the Sediments. Hazardous Materials. 164: 265-270. Mardikaningtyas DA, Ibrohim, Endang S, 2016. Efektivitas Tanaman Pistia stratiotes dalam Menyerap Logam Berat Cadmium yang Terkandungdalam Limbah Cair Pengolahan Tepung Agar Ditinjau dari Akumulasi Logam di Organ Akar dan Daun. Prosiding Seminar Nasional. Kerjasama PSLK dan Universitas Muhammadiyah Malang. Munajad FY, 2015. Keefektifan Metode Fitoremidiasi Menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok Untuk Menurunkan Kadar Phosphate Limbah Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta. Publikasi Ilmiah. Novita, Yuliani, Purnomo T, 2012. Penyerapan Logam Timbal (Pb) dan Kadar Klorofil Elodea canadensis pada Limbah Cair Pabrik Pulp dan Kertas. LenteraBio. 1(1):1 8. Pranajaya RH, Ali D, Bambang Y, 2014. Pengaruh Tembaga Terhadap Kandungan Pigmen dan Pertumbuhan Mikroalga Merah Porphyridium cruentum. Ilmu Kelautan. 19(2): 97-104. ISSN: 0853-7291. Putra RS, Fachri C, Desi N, 2015. Removal Of Lead And Copper From Contaminated Water Using EAPR System And Uptake By Water Lettuce (Pistia Stratiotes L.). Sciencedirect. Procedia Chemistry 14 : 381 386. Rachmadiarti F, Soehono LA, Utomo WH, Yanuwiyadi B, Fallowfield H, 2012. Resistence of Yellow Velveatleaf (Limnocharis flava (L.) Buch.) Exposed to Lead. Applied Environmental and Biological Sciences. 2(6): 210-215. ISSN: 2090-4274. Riyono dan Sumijo H, 2007. Beberapa sifat umum dari klorofil fitoplankton. Oseana. 32(1). ISSN: 0216-1877. Rosidah S, Anggraito YU, Pukan KK, 2014. Uji Toleransi Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L.) terhadap Cekaman Kadmium (Cd), Timbal (Pb)

Nilamsari dan Rachmadiarti: Kemampuan Azolla microphylla dalam Menyerap Logam Berat 155 dan Tembaga (Cu) pada kultur cair. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 37(1): 7-15. Sekarwati N, Bardi M, Sunarto, 2015. Dampak Logam Berat Cu (Tembaga) dan Ag (Perak) pada Limbah Cair Industri Perak terhadap Kualitas Air Sumur dan Kesehatan Masyarakat serta Upaya Pengendaliannya di Kota Gede Yogyakarta. EKOSAINS. 7(1). Sembiring E dan Sulistyawati, 2006. Akumulasi Pb dan Pengaruhnya pada Kondisi Daun Swietenia macrophylla king. Makalah seminar nasional penelitian lingkungan ITB. Bandung. Vuković Ź, Radenković M, Stanković SJ, Vuković D, 2011. Distribution and Accumulation of Heavy Metals in the Water and Sediments of the River Sava. Serbian Chemical Society. 76: 795-803. Wulandari R, Purnomo T, Winarsih, 2014. Kemampuan Tanaman Kangkung Air (Ipomoea aquatica) dalam Menyerap Logam Berat Kadmium (Cd) Berdasarkan Konsentrasi dan Waktu Pemaparan yang Berbeda. LenteraBio. 3(1): 83 89. Wulandari SN, 2012. Efek Tembaga (Cu) pada Beda Potensial Listrik Permukaan Daun Tanaman Bawang Merah. Skripsi Online. Fmipa Universitas Negeri Jember.