Tanggap Kasus Anak Korban Orang Tua Terpapar Covid 19, Kementerian Sosial RI Segera Lakukan Respon Kasus JAKARTA, (24 September 2020) -Sabtu malam (19/09), Kementerian Sosial melalui Balai Anak Handayani Jakarta memperoleh pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan anak yang menjadi korban karena orang tuanya terpapar Covid-19 di wilayah Bekasi Utara. Pengaduan tersebut disampaikan melalui pesan whatsapp pada nomor resmi Balai Anak Handayani yaitu 085894108978. Dalam pesan tersebut disampaikan bahwa saat ini anak mengalami kesulitan dalam pemenuhan nutrisi dan gizinya karena sang ayah yang notabene merupakan tulang punggung keluarga harus menjalani perawatan karena terpapar Covid-19. Kepala Balai Anak Handayani, Neneng Heryani segera merespon pengaduan tersebut dengan melakukan rapat intern dan segera menugaskan pekerja sosial untuk melakukan asesmen dan penelusuran wilayah anak tersebut. Tolong segera ditelusuri keberadaan anak, lakukan asesmen, dan segera respon
kebutuhan anak, kata Neneng. Esoknya (20/09), berbekal informasi pengaduan tersebut, pekerja sosial Balai Anak Handayani segera menelusuri keberadaan anak dan melakukan asesmen. Sesampainya disana, pekerja sosial ditemani oleh ketua RT dan salah satu warga segera mendatangi rumah anak. Namun, pekerja sosial hanya bertemu dengan Ibu anak yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Sementara itu, anak telah dititipkan di rumah neneknya. Setelah bertemu Ibu anak, pekerja sosial berniat untuk menemui anak tersebut. Namun, sang Ibu merasa khawatir dengan adanya stigma. Menurut ketua RT, di daerah rumah nenek anak tidak mengetahui perihal kondisi ayah anak yang terpapar Covid-19, sehingga dikhawatirkan kedatangan pekerja sosial akan membuat warga sekitar rumah nenek anak merasa takut dan mendiskriminasi anak serta neneknya. Diketahui saat ini kondisi sang Ibu sangat sedih. Ia jg merasa kewalahan karena tidak bisa mencari nafkah untuk keluarganya dikarenakan ia pun harus menjalani isolasi mandiri. Untuk itu, pekerja sosial memberikan penguatan dan motivasi kepada sang Ibu agar lebih kuat lagi. Setelah melakukan asesmen, pekerja sosial menyerahkan bantuan berupa makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi anak. Alhamdulillah, ini sangat membantu saya, nanti saya akan minta tolong ke Pak RT untuk mengantarkan makanan ini kepada anak saya di rumah neneknya, ucap sang Ibu. Selanjutnya, Balai Anak Handayani Jakarta akan terus melakukan koordinasi dengan ketua RT untuk mengetahui perkembangan kondisi anak korban orang tua terpapar Covid-19 ini. Penulis: Sri Musfiah Editor: Humas Ditjen Rehsos
Peksos Goes To School #KabarAtensi Selamat malam keluarga. Kamu Bingung PSSB mau ngapain? Mending isi kegiatan dengan hal yang positif dan pastinya menyenangkan Untuk kamu yang memenuhi persyaratan di atas, ayo daftarkan diri kamu dalam
kegiatan Peksos Goes To School dengan tema PERGAULAN REMAJA SEHAT UNTUK PERTEMANAN YANG SUPPORTIF. Untuk semua peserta dapat hadiah alat tulis sekolah senilai Rp.250.000 loh.. Wah kapan lagi kamu bisa dapat ilmu dan alat tulis sekolah Yuk!! cepetan daftarin diri kamu sebelum terlambat KUOTA TERBATAS Info lebih lanjut, cek link di bawah ini ya: https://www.instagram.com/p/cfcx6ifjz8o/?igshid=1y2g3e3gdgjoc #KemensosRI #KemsosHadir #DitjenRehsos #BRSAMPKHandayani
Terima Laporan Anak Sakit Kulit, Kementerian Sosial Langsung Lakukan Respon Kasus JAKARTA (8 September 2020) Kementerian Sosial melalui Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani di Jakarta (06/09/2020), kembali menerima laporan pengaduan kasus Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK). Kali ini informasi tersebut berasal dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial tentang anak perempuan berinisial V yang berusia 9 tahun 11 bulan, yatim piatu serta memiliki penyakit pada kulitnya di wilayah Jakarta Selatan. Berdasarkan hal tersebut, Kepala Balai Anak Handayani Jakarta, Neneng Heryani memberikan arahan dan tugas kepada pekerja sosial untuk melakukan asesmen secara langsung kepada V. Dipastikan agar anak tersebut terpenuhi hak-haknya juga lakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat sekitar untuk bersama-sama melakukan pemantauan bagi anak, kata Neneng Pekerja sosial langsung menuju ke daerah Tebet Jakarta Selatan untuk segera merespon kasus tersebut. Setibanya disana, pekerja sosial langsung berkoordinasi dengan Sekretaris Rukun Tetangga (RT), Tuti. Ia menyambut dan merespon dengan baik kedatangan pekerja sosial Balai Anak Handayani. Tuti dengan senang hati membantu dan menemani pekerja sosial ke rumah V. Setelah dilakukan asesmen, diketahui bahwa V merupakan anak pertama dari dua bersaudara. V awalnya adalah anak yang normal dan sehat, namun pada saat V berusia 3 tahun ia mengalami keluhan gatal di hingga nampak banyak luka-luka di seluruh tubuhnya. Keluarga V sudah membawa berobat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) setiap minggu, namun kondisinya belum membaik hingga saat ini. Pihak keluarga tidak bisa berbuat banyak karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan. Berat badan V tidak sesuai dengan kondisi anak normal pada umumnya yang terus menyusut hingga 18 kilogram saja. V tinggal bersama neneknya. Sementara itu, neneknya tidak bekerja karena
faktor usia. Setiap harinya V dan neneknya hanya mengandalkan belas kasihan dari kerabat terdekat untuk pemenuhan gizi anak. Setelah diketahui beberapa kebutuhan V, selanjutnya V diberikan bantuan pemenuhan gizi dan nutrisi berupa susu, vitamin, biskuit dan makanan pendukung lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk membantu memenuhi gizi dan nutrisi V. Sebagai tindak lanjut dari respon kasus ini, Balai Anak Handayani akan terus melakukan koordinasi dengan pihak RT dimana V tinggal. Selain itu, Balai Anak Handayani pun akan melakukan monitoring berkala kepada anak. Penulis: Maria Josefin Barus Editor: Humas Ditjen Rehsos
Previous Next
Bayi Sakit Paru-Paru, Kementerian Sosial RI Lakukan Respon Kasus BOGOR, (5 September 2020) Pada Jum at (04/09/2020), Sahabat Uncle Teebob melaporkan secara langsung kepada Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat mengenai kasus bayi di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor. Kasus ini cukup rumit dikarenakan bayi mengalami sakit yang sangat parah namun keluarga kesulitan secara ekonomi. Bayi tersebut berinisial N dan baru saja lahir pada bulan April 2020. Kondisi N pada saat lahir memiliki berat badan yang normal, namun beberapa bulan setelahnya berat badan N terus menyusut sehingga fisiknya nampak sangat kurus untuk bayi seusianya. Kesulitan ekonomi, hingga keluarga dan para tetangga hanya menganggap N mengalami kekurangan gizi. Tak mau diam saja, orang tua N sempat membawanya ke Puskesmas, namun setelah dilakukan pemeriksaan diketahui bahwa N memiliki penyakit paru-paru, sehingga harus segera dilakukan perawatan intensif di Rumah Sakit (RS). Perawat menyampaikan bahwa biaya yang harus disiapkan adalah sekitar 12 juta rupiah, atau orang tua membuat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terlebih dahulu dengan biaya 500 ribu rupiah. Hal tersebut membuat orang tua N kebingungan karena ayah N diketahui berhenti berdagang bubur karena tidak lagi memiliki modal. Digawangi oleh pihak RW bersama para relawan, mereka membuat sebuah proposal penggalangan dana yang disebarkan melalui media sosial instagram untuk membantu N. Hasilnya, pihak RW beserta relawan berhasil mengumpulkan biaya untuk pembuatan BPJS yang baru bisa aktif pada 16 September 2020. Sementara, kondisi N semakin parah setiap harinya dan harus segera mendapatkan perawatan medis secara intesif. Segera lakukan respon kasus, pastikan apa saja kebutuhan anak, bantu secara maksimal hingga kondisi anak membaik, ujar Harry. Kementerian Sosial melalui Balai Anak Handayani yang dikomandoi oleh Kepala Balai, Neneng Heryani, segera menindaklanjuti kasus ini. Neneng memberikah arahan kepada pekerja
sosial untuk segera datang ke rumah N dan melakukan asesmen kebutuhan. Sesampainya disana, pekerja sosial Balai Anak Handayani melihat kondisi anak sudah dalam keadaan sangat lemah dan hanya terus tertidur. Bersama Sahabat Uncle Tee Boob, Kasi Kesejateraan Sosial, pihak RW, dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) segera melakukan advokasi kepada pihak RS untuk menerima N dan segera melakukan perawatan. RS Duafa menjadi rujukan pertama yang didatangi, namun sayangnya RS tersebut tidak memiliki ruang rawat Intensive Care Unit (ICU). Setelah itu, pekerja sosial Balai Anak Handayani bersama pihak terkait, melanjutkan pencarian rujukan RS ke RSUD Cibinong. Setelah diberikan penjelasan terkait kondisi bayi, RSUD Cibinong akhirnya dapat menerima dan sceara langsung memberikan perawatan kepada N. Sebelumnya, Balai Anak Handayani memberikan bantuan respon kasus bagi N. Bersama dengan orang tua N, pekerja sosial Balai Anak Handayani membeli beberapa makanan yang diperlukan untuk pemenuhan nutrisi dan gizi N. Kementerian Sosial melalui Balai Anak Handayani akan terus melakukan pengawasan dan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Sakti peksos beserta PSM Kecamatan Rumpin akan segera mengurus BPJS N agar perawatan di RS tetap dapat berjalan tanpa adanya hambatan. Penulis: Tirani Larasati Editor: Humas Ditjen Rehsos
Previous Next
Orang Tua Pengguna Narkoba, Anak Ditelantarkan: Kementerian Sosial RI Respon Kasus Demi Selamatkan Hak Anak TASIKMALAYA, (04 September 2020) Kementerian Sosial melalui Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus BRSAMPK Handayani Jakarta sejak kemarin (03/09/2020) bertolak ke Kota Tasikmalaya untuk melakukan beberapa kegiatan sebagai bentuk nyata dalam upaya perlindungan bagi Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK). Sebelumnya, Dinas Sosial Kota Tasikmalaya mengadukan beberapa kasus anak yang segera harus mendapatkan perhatian. Kasus pertama yaitu mengenai tiga orang anak yang menjadi korban
penelantaran akibat perilaku orang tuanya yang merupakan pengguna aktif narkotika. Disampaikan oleh Kasi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial, Ningning bahwa ketiga anak tersebut sudah lama terlantar karena orang tua tidak bertanggung jawab mengawasi tumbuh kembang mereka. Bersama Kepala Balai Anak Handayani, Neneng Heryani, pekerja sosial segera mendatangi rumah ketiga anak tersebut dan melakukan pendalaman awal kasus. Diketahui, mereka tinggal di sebuah rumah yang sangat kotor dan berbau tidak sedap. Nampak sekali bahwa rumah tersebut jarang sekali dibersihkan. Di sekitar rumah tersebut tercium bau yang berasal dari kotoran hewan peliharaannya. Selain itu, sang ayah mengaku bahwa ia memiliki kekasih yang dimana kekasihnyapun hidup bersama di rumah tersebut bersama istri dan anak-anaknya. Seringkali orang tua dan kekasih sang ayahmemakai narkoba bersama-sama. Saat ini, sang ayah sudah tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan apapun. Sang Ibu yang memendam kekesalan, seringkali menumpahkan amarahnya kepada ketiga anak tersebut. Tak jarang mereka dipukuli, bahkan dikurung di sebuah kamar sambil terus dimarahi. Kondisi ini sangat memprihatinkan mengingat anak-anak perlu mendapatkan pemenuhan gizi, dipenuhi hak-haknya sebagai anak, ujar Neneng. Setelah itu, tim respon kasus Balai Anak Handayani memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah, diantaranya orang tua yang harus segera bersedia melakukan rehabilitasi penyembuhan ketergantungan narkotika, sementara Balai Anak Handayani mencoba membantu memenuhi hak-hak anaknya. Namun sayangnya, alternatif tersebut ditolak oleh mereka dan berdalih akan berusaha memperbaiki diri dan menjauhi narkoba. Namun begitu, Balai Anak Handayani memberikan bantuan pemenuhan gizi dan multivitamin bagi ketiga anak tersebut. Kasus selanjutnya, masih bertempat di wilayah Kota Tasikmalaya, Balai Anak Handayani juga melakukan respon kasus bagi 13 anak yang menjadi korban HIV/AIDS. Seluruhnya merupakan korban dimana mereka tertular oleh orang tua yang merupakan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Mengingat kondisi anak-anak tersebut tidak banyak diketahui orang lain, juga menjaga agar anak tidak didiskriminasi oleh teman-teman dan masyarakat sekitarnya, Dinas Sosial Kota Tasikmalaya dan Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Tasikmalaya melakukan pendampingan berkala secara tertutup. Selanjutnya, Kementerian Sosial melalui Balai Anak Handayani akan terus
melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial Kota Tasikmalaya untuk memantau kondisi tumbuh kembang seluruh anak tersebut. Penulis: Tirani Larasati Editor: Humas Ditjen Rehsos
Previous Next Kementerian Sosial Selenggarakan
Asistensi Rehabilitasi Sosial Berbasis Keluarga di Tasikmalaya TASIKMALAYA, (03 September 2020) Dalam rangka menyelenggarakan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI), Kementerian Sosial melalui Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani Jakarta bekerja sama dengan Dinas Sosial Kota Tasikmalaya melaksanakan kegiatan Dukungan Keluarga atau yang lebih dikenal dengan Family Support. Kegiatan ini ditujukan bagi 13 anak di Tasikmalaya yang dikategorisasikan sebagai Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (AMPK). Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk mendukung dan mengembangkan potensi anak dengan kondisi penyebaran virus corona yang masih merebak di Indonesia. Anak-anak hadir bersama orang tua atau wali mereka yang kemudian diberikan beberapa materi berkaitan dengan tujuan tersebut. Selain itu, penting disampaikan mengenai pola asuh terbaik bagi anak. Kegiatan dilakukan secara terpisah antara orang tua dan anak-anak. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Anak Handayani, Neneng Heryani yang disambut baik oleh perwakilan dari Dinas Sosial Kota Tasikmalaya yaitu Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial, Ningning, dan Kasi Pemberdayaan Potensi Muhammad Rifat. Semangat anak-anak harus didukung terus ya Bapak Ibu, apalagi masih pada sekolah. Mudah-mudahan kedatangan kami kesini dapat bermanfaat terutama untuk mendukung pengembangan potensi anak, kata Neneng Orang tua diberikan materi yang berkaitan dengan pengasuhan terbaik bagi anak dan pemberian edukasi mengenai kesehatan, pencegahan penularan Covid-19, dan pencegahan HIV-AIDS. Seluruh orang tua nampak menikmati kegiatan dan sebagian besar dapat berbagi permasalahan yang dihadapinya. Pekerja sosial yang memberikan materi dan mendampingi kegiatan ini bersama-sama mencari alternatif penyelesaian masalah bagi orang tua. Terakhir, seluruh orang tua diberikan terapi spiritual melalui renungan keagamaan dan pemberian motivasi. Sementara anak-anak didorong untuk menunjukkan kepercayaan diri dan potensinya melalui beragam permainan dinamika kelompok. Anak-anak diajak
untuk mengenal potensinya melalui studi kasus mengenai cita-cita. Selain itu, anak-anak diberikan edukasi mengenai pencegahan penyebaran virus corona. Kemudian, anak-anak menuliskan beberapa harapan dan keinginannya. Mereka tidak merasa putus asa dan rendah diri dengan permasalahan yang dihadapinya, sebagian besar menulis ingin menjadi orang sukses dan melanjutkan sekolah hingga tingkat tertinggi. Selanjutnya, Balai Anak Handayani akan tetap melakukan evaluasi dan supervisi demi mengawasi dan mendukung perkembangan potensi mereka. Dinas Sosial Kota Tasikmalaya pun akan melanjutkan kegiatan yang telah diberikan oleh Balai Anak Handayani agar kegiatan ATENSI tetap dapat berkelanjutan dn mendapatkan hasil yang maksimal. Penulis: Tirani Larasati Editor: Humas Ditjen Rehsos
Previous Next
Kemensos Dukung Anak Kesulitan Sekolah Daring di Garut GARUT, (02 September 2020) Pandemi Covid-19 yang masih menjamur di wilayah Indonesia mengharuskan seluruh masyarakat melakukan aktifitas dengan protokol kesehatan. Termasuk siswa-siswi di seluruh Indonesia, dimana mereka masih melakukan pembelajaran melalui media daring. Hal ini menjadi permasalahan berat bagi orang tua yang tidak dapat memfasilitasi anak karena kesulitan ekonomi. Seperti diketahui, untuk melakukan pembelajaran daring, siswa-siswi diharuskan memiliki gadget yang didukung oleh kuota internet yang memadai. Bapak A terpaksa mencuri Handphone (HP) milik tetangganya demi memenuhi kebutuhan sekolah daring untuk S anaknya. A merasa sedih karena S sudah lama kesulitan mengikuti pembelajaran di sekolah. A merupakan seorang buruh harian lepas dan tidak memiliki penghasilan menentu. Tetangganya yang
akhirnya mengetahui bahwa A mencuri HP miliknya, tidak memperpanjang kasus ini karena HP tersebut benar-benar digunakan S untuk mengikuti pembelajaran secara daring. Merespon kasus tersebut, mewakili Organisasi Aksi Solidaritas Kabinet Era Indonesia Maju (Oase Kabinet Indonesia Maju) sekaligus Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial RI, Grace Juliari Batubara didampingi Kasubdit AMPK Direktorat Rehabsos Anak, Cupsanto bersama Kepala Balai Anak Handayani Jakarta, Neneng Heryani mengunjungi rumah S di wilayah Kabupaten Garut Jawa Barat. Anak tersebut duduk dibangku kelas 7 di salah satu MTs di Kabupaten Garut. Tujuan kunjungan ini adalah memastikan S tetap dapat mengikuti proses pembelajaran dengan penuh semangat. Demi mendukung proses pembelajaran bagi S, Grace memberikan santunan berupa laptop, HP, tas sekolah, sepatu sekolah, dan alat-alat tulis. Pokoknya kamu belajar yang rajin, harus ingat perjuangan orang tuamu, harus jadi anak pintar, anak yang membanggakan yah, ujar Grace. Terhubung secara daring Penasehat DWP Kemendikbud RI, Franka Nadiem Makarim serta Kepala Sekolah S. Franka menyampaikan pula bahwa melalui Kemendikbud, S akan memperoleh bantuan kuota internet untuk beberapa bulan ke depan. Selanjutnya, Kementerian Sosial akan terus melakukan monitoring demi mendukung dan membantu keperluan pembelajaran bagi S. Selain itu, Kementerian Sosial akan mencoba mencari solusi bagi permasalahan siswa-siswi lainnya yang juga mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Penulis: Tirani Larasati Editor: Humas Ditjen Rehsos
Previous Next