IDENTIFIKASI KESULITAN SISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP BANGUN DATAR Nurbani Solehah 1), Refi Henita Dwi Muiz 2) 1) Universitas Swadaya Gunung Jati, Jalan Perjuangan, Cirebon, Nurbani54@gmail.com 2) Universitas Swadaya Gunung Jati, Jalan Perjuangan, Cirebon, refihenitadwimuiz@gmail.com Abstrak.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam memahami konsep bangun datar, khususnya dalam materi segitiga dan lingkaran. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX sebanyak 6 orangdi SMP Negeri 11 Kota Cirebon berdasarkan kemampuan awalnya yaitu tinggi, sedang, dan rendah, dimana pemilihan subjek berdasarkan rekomendasi guru. Instrumen yang digunakan adalah tes dalam bentuk uraian. Tes yang diujikan sesuai dengan indikator kemampuan pemahaman matematis. Untuk validasi soal dilakukan oleh beberapa ahli yaitu dosen sebagai validator. Soal yang telah valid tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) siswa mengalami kesulitan dalam mengklasifikasikan objek sesuai dengan karakteristik; (2) Siswa tidak dapat menerapkan konsep pada situasi baru; (3) Siswa tidak mampu menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari. Kata Kunci.Kesulitan, Pemahaman Matematis Abstract.This study aims to identify the difficulties of students in understanding the concept of plane shape, especially in triangular and circle material. The research method used is qualitative research with a type of case study research. The instrument used is a test in the form of a description. Tests are tested in accordance with the indicators of mathematical understanding. For question validation carried out by several experts, namely lecturersas validators. The results showed that: (1) students had difficulty in classifying objects according to characteristics; (2) Students cannot apply the concept at a new time; (3) Students cannot approve the concepts learned. Keywords.Difficulties, Mathematical understanding
1. Pendahuluan Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu diajarkan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Hal ini yang menjadikan matematika populer diantara pelajaran lain dalam dunia pendidikan. Selain itu, matematika juga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti perhitungan yaitu penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa matematika merupakan ilmu yang dikenal oleh banyak orang. Senada dengan Suherman (Hadiyanti, Kusni, Suhito, 2012) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang bersifat universal dan terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Salah satu cabang matematika yang memiliki banyak kegunaan dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari adalah geometri. Berdasarkan Permendiknas No 22 Tahun 2006, geometri adalah salah satu cabang matematika yang diajarkan di jenjang pendidikan dasar sampai menengah. Dari pernyataan tersebut, terlihat bahwa geometri memiliki peran penting dalam matematika. Van De Walle (Winasmadi, 2011) menyatakan bahwa terdapat lima alasan mengapa geometri sangat penting untuk dipelajari, (1) geometri membantu manusia memiliki apresiasi yang utuh tentang dunianya; (2) eksplorasi geometri dapat membantu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah; (3) geometri memainkan peranan utama dalam bidang matematika lainnya; (4) geometri digunakan oleh banyak orang dalam kehidupan mereka sehari-hari; dan (5) geometri penuh teka-teki dan menyenangkan. Melihat betapa besarnya peran geometri dalam metematika seharusnya geometri memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan dengan topik lain dalam matematika. Salah satu materi geometri pada sekolah menengah adalah segitiga dan lingkaran. Segitiga dan lingkaran adalah bagian dari geometri yang merupakan topik penting dan memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang arsitektur dan masih banyak lainnya. Melihat begitu banyak manfaat dan keterkaitan materi segitiga dan lingkaran, maka siswa ditekankan untuk dapat memamahi bahkan menguasai materi tersebut. Dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan segitiga dan lingkaran, tentunya siswa dituntut untuk memahami konsep dasar agar dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik dan benar. 493
Namun pada kenyataannya siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep segitiga dan lingkaran. Penataran Guru Matematika mengungkapkan bahwa 51% siswa kesulitan dalam aspek berhitung, 50% siswa kesulitan dalam penguasaan konsep, dan 49% siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita (Duskri M, Kumaidi, dan Suryanto, 2014). Kesulitan belajar dalam mata pelajaran matematika memiliki corak dan karakteristik tersendiri apabila dibandingkan dengan kesulitan belajar dalam mata pelajaran yang lain. Menurut Wood (Untari : 2013) bahwa beberapa karakteristik kesulitan siswa dalam belajar matematika adalah : (1) kesulitan membedakan angka, simbol-simbol, serta bangun ruang, (2) tidak sanggup mengingat dalil-dalil matematika, (3) menulis angka tidak terbaca atau dalam ukuran kecil, (4) tidak memahami simbol-simbol matematika, (5) lemahnya kemampuan berpikir abstrak, (6) lemahnya kemampuan metakognisi (lemahnya kemampuan mengidentifikasi serta memanfaatkan algoritma dalam memecahkan soal-soal matematika).sehingga dapat dikatakan bahwa penyebab dari kesulitan yang dihadapi siswa adalah lemahnya kemampuan pemahaman konsep yang dimiliki siswa. Depdiknas (Kesumawati, 2008) mengungkapkan bahwa, pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika dengan menunjukkan pemahaman konsep yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Artinya dalam memahami suatu pokok bahasan matematika, siswa diharapkan memiliki kemampuan pemahaman konsep. Senada dengan Suraji, Maimunah, dan Saragih (2018) yang menyatakan bahwa apabila dilihat dari sudut pengklasifikasian bidang ilmu pengetahuan, matematika termasuk ke dalam ilmu-ilmu eksakta yang lebih banyak memerlukan pemahaman dari pada hapalan. Menurut penelitian Nursaadah I, Amelia R (2018), bedasarkan hasil tes ketercapaian indikator kemampuan mengaitkan berbagai konsep (internal dan eksternal) matematika dan kemampuan menerapkan konsep secara algoritmik hanya sebesar 46% dan dapat dikatakan rendah. Dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya, diperoleh informasi bahwa siswa mengalami kesulitan belajar sehingga seringkali mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah pada materi segitiga dan lingkaran yang disebabkan rendahnya kemampuan pemahaman matematis siswa. Sehingga untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa, penting 494
diadakannya penelitian tentang Identifikasi Kesulitan Siswa SMP dalam Memahami Konsep Bangun Datar. 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Studi kasus merupakan kajian dengan memberi batasan yang tegas terhadap suatu objek dan subjek penelitian tertentu, melalui pemusatan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Artinya peneliti akan menggali informasi sedalam-dalamnya untuk dapat mendeskripsikan kesulitan siswa dalam memahami konsep bangun datar. Subjek penelitian ini adalah siswakelas IX SMP Negeri 11 Kota Cirebon pada ajaran 2018/2019. Pada penelitian ini diambil 6 siswa dimana pemilihan subjek berdasarkan kemampuan awal siswa (tinggi, sedang, rendah) yang akan ditentukan oleh guru. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes yang digunakan berupa soal uraian berdasarkan kemampuan pemahaman terkait materi segitiga dan lingkaran. Dalam penyusunan instrumen berupa soal tes uraian sebelum diberikan kepada siswa akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan validator yaitu dosen yang ahli dalam kemampuan pemahaman konsep dan materi segitiga serta lingkaran. Validator akan melakukan validitas isi berdasarkan tujuan yang ingin diukur, kesesuaian soal dengan kemampuan pemahaman konsep, kesesuaian soal dengan materi segitiga dan lingkaran, dan kesesuaian materi dengan tingkat kesulitan soal dengan siswa SMP. 3. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan pada 6 siswa kelas IX SMP Negeri 11 Kota Cirebon yang memiliki kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah. Analisis soal nomor 1 Pertanyaan nomor 1 : B C A Apakah nama segitiga pada gambar di atas? Jelaskan! Jawaban siswa : 495
Gambar 1. Jawaban 1 Berdasarkan jawaban siswa pada gambar 1, terlihat bahwa siswa kurang tepat dalam menjawab soal. Siswa tidak dapat mengidentifikasi gambar sehingga siswa tidak dapat mengklasifikasikan objek sesuai dengan karakteristiknya. Analisis soal nomor 2 : Segitiga PQR adalah segitiga sama kaki dengan PQ sebagai alas segitiga tersebut. Panjang PQ = (3 + n) cm, PR = 14 cm dan QR = (2 n) cm. Maka panjang PQ adalah Jawaban siswa I : Gambar 2. Jawaban 2 Berdasarkan jawaban siswa pada gambar 2, siswa terlihat tidak dapat memahami soal yang diberikan dan tidak mampu menyesaikan soal. Selain itu, siswa tidak menuliskan informasi yang diketahui dari soal. Maka dapat dikatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Sehingga siswa belum mampu menerapkan suatu konsep yang telah dipelajarinya pada situasi baru. Jawaban siswa II : 496
Gambar 3. Jawaban 2 Berdasarkan jawaban siswa pada gambar 3, siswa tidak mampu menerapkan konsep pada situasi baru. Kemudian, siswa tidak mampu memahami pertanyaan dengan baik. Sehingga jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan yang diberikan. Maka dapat dikatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal nomor 2. Analisis soal nomor 3 : Apa yang dimaksud dengan lingkaran? Jawaban siswa : Gambar 4. Jawaban 3 Dari jawaban siswa pada gambar 4, siswa menjawab pengertian lingkaran dengan menyebutkan unsur-unsurnya bukan mendeskripsikan lingkaran sesuai dengan definisi lingkaran. Sehingga dapat dikatakn bahwa siswa tidak mampu menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari. 497
Analisis soal nomor 4 : Pehatikan gambar di bawah ini. Sebuah kolam yang berbentuk lingkaran memiliki diameter 10 m. Di tepi kolam terdapat jalan dengan lebar 2 m. Tentukan: a. luas kolam tersebut, b. luas jalan di tepi kolam tersebut. Jawaban siswa I : Gambar Jawaban 4 Dari jawaban siswa pada gambar 5, siswa tidak menuliskan informasi yang diketahui pada soal dan tidak sistematis dalam menyelesaikan soal. Meskipun jawaban (a) sudah benar, namun pada jawaban (b) siswa salah menuliskan rumus. Hal ini yang menjadikan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan pada soal. Sehingga, terlihat bahwa siswa tidak mampu menerapkan konsep pada situasi baru. 498
Jawaban siswa II : Gambar 6. Jawaban 4 Gambar 6 menunjukan siswa tidak menuliskan informasi yang diketahui pada soal. Siswa belum mampu untuk menginterpretasikan masalah yang diberikan namun sudah dapat menyusun strategi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, namun siswa tidak mampu menyelesaikan masalah hingga akhir. Berdasarkan analisis jawaban soal di atas, terbukti bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep pada materi segitiga dan lingkaran. 4. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengklasifikasikan objek sesuai dengan karakteristik. Kemudian siswa tidak dapat menerapkan konsep pada situasi baru dan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari. Identifikasi kesulitan siswa ini dapat menjadi pertimbangan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan bahan ajar sehingga guru dapat mendesain bahan ajar yang sesuai dan model pembelajaran yang sesuai untuk meminimalisir kesulitan siswa pada materi segitiga dan lingkaran. Adapun saran yang dapat diberikan penyusun,hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian pengembangan desain didaktis pembelajaran pada materi segitiga. 499
Daftar Referensi Duskri, M., Kumaidi, K., & Suryanto, S. (2014). Pengembangan Tes Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 18(1), 44-56. Hadiyanti, R., Kusni, dan Suhito. (2012). Keefektikan Pembelajaran Koopertif Number Head Together Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep. Journal of Mathematics Education, 1(1), 59-65. Kesumawati, Nila. (2008). Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Matematika.Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika, 229-235. Nursaadah, I., & Amelia, R. (2018). Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Smp Pada Materi Segitiga Dan Segiempat. Jurnal Numeracy, 5(1). Suraji, Maimunah, dan Saragih, S. (2018). Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).Suska Journal of Mathematics Education, 4(1),9-16. Untari, E. (2013). Diagnosis kesulitan belajar pokok bahasan pecahan pada siswa kelas V sekolah dasar. Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi, 13(01), 1-8 Winasmadi, P.A. (2011). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Model Concept Attaiment Berbantuan CD Interaktif Pada Materi Segitiga KelasVII. Jurnal PP,1(2), 119-126 500