IDENTIFIKASI KESULITAN SISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP BANGUN DATAR

dokumen-dokumen yang mirip
PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP

Kesulitan Belajar Matematika Berkaitan dengan Konsep pada Topik Aljabar: Studi Kasus pada Siswa Kelas VII Sekolah ABC Lampung

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sarbaini, Identifikasi Tingkat Berpikir Siswa Berdasarkan Teori Van

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA

PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG SEBAGAI SEBAGAI STRATEGI PENGULANGAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMA KELAS XI IPS

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari seperti mengenal garis, bangun datar dan bangun ruang. Geometri

Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam Belajar Garis dan Sudut dengan GeoGebra

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE

Senada dengan standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, The National Council of Teachers of Mathematics

MENGGUNAKAN MIND WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA. Index Term- Mind Web, understanding of mathematical concepts

KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP DI BANDUNG BARAT

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

KETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE LINGKARAN DALAM LINGKARAN LUAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA ANTARA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INSIDE-OUTSIDE- CIRCLE DENGAN KONVENSIONAL

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE STATEMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 26 PADANG

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

Suci Rahmayani*), Sefna Rismen**), Tika Septia**)

Key Word : learning activity, math concept comprehension, and PQ4R.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, teknologi, maupun ekonomi (United Nations:1997). Marzano, et al (1988)

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan hubungan internal dan eksternal matematika, yang meliputi

PENGEMBANGAN COMPACT DISK (CD) INTERAKTIF MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI KUBUS UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTs

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu eksak. Suherman menjelaskan bahwa pelajaran matematika mempunyai

DESAIN DIDAKTIS BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK MENINGKATKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI TEKNIK QUICK ON THE DRAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 25 PADANG

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB II KAJIAN TEORI. Rahmawati, 2013:9). Pizzini mengenalkan model pembelajaran problem solving

ABSTRACT. KeyWords: Concepts Understanding Mathematics, Giving Questions And Getting Answers

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin maju. Dengan keyakinan bahwa pendidikan yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DI SMP

HUBUNGAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF DENGAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DI SMP

Efektivitas Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Aspek Koneksi Matematika

PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

JURNAL PROFIL PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BELAJAR BERAWAL DARI PERTANYAAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi bangsa tersebut. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP

Melko Fardian *, Rahmi**, Lita Lovia**

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK SPOTLIGHT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISIWA KELAS VIII SMPN 1 BATANG ANAI PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KALKULUS II

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN RODA KEBERUNTUNGAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 PADANG Oleh

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MENGGUNAKAN TEKNIK BISNIS BERISIKO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 20 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 (Depdiknas, 2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional:

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

BAB I PENDAHULUAN. Komala Dewi Ainun, 2014

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRACT. Key word: Understanding Of Mathematical Concepts, Questions Students Have, Learning Starts With A Question PENDAHULUAN

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ROTASI REFLEKSI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis. 1. Pengertian Pemahaman Konsep Matematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

ABSTRACK. > then reject H 0 so it can be concluded understanding of mathematical concepts by

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMATERA BARAT

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses pemberian pengalaman

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR POKOK BAHASAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Harlan Mardiyan * ), Delsi K ** ), Lita Lovia ** )

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini

Keywords: Guided discovery method, Quiz, Understanding of Mathematical Concepts PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ilmu tentang pola dan hubungan, dan ilmu tentang cara berpikir untuk

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tepat. Hal tersebut diperjelas dalam Undang - Undang No 2 Tahun

PURNAMA INSANI MURSAL NIM.

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

Transkripsi:

IDENTIFIKASI KESULITAN SISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP BANGUN DATAR Nurbani Solehah 1), Refi Henita Dwi Muiz 2) 1) Universitas Swadaya Gunung Jati, Jalan Perjuangan, Cirebon, Nurbani54@gmail.com 2) Universitas Swadaya Gunung Jati, Jalan Perjuangan, Cirebon, refihenitadwimuiz@gmail.com Abstrak.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam memahami konsep bangun datar, khususnya dalam materi segitiga dan lingkaran. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX sebanyak 6 orangdi SMP Negeri 11 Kota Cirebon berdasarkan kemampuan awalnya yaitu tinggi, sedang, dan rendah, dimana pemilihan subjek berdasarkan rekomendasi guru. Instrumen yang digunakan adalah tes dalam bentuk uraian. Tes yang diujikan sesuai dengan indikator kemampuan pemahaman matematis. Untuk validasi soal dilakukan oleh beberapa ahli yaitu dosen sebagai validator. Soal yang telah valid tersebut digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) siswa mengalami kesulitan dalam mengklasifikasikan objek sesuai dengan karakteristik; (2) Siswa tidak dapat menerapkan konsep pada situasi baru; (3) Siswa tidak mampu menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari. Kata Kunci.Kesulitan, Pemahaman Matematis Abstract.This study aims to identify the difficulties of students in understanding the concept of plane shape, especially in triangular and circle material. The research method used is qualitative research with a type of case study research. The instrument used is a test in the form of a description. Tests are tested in accordance with the indicators of mathematical understanding. For question validation carried out by several experts, namely lecturersas validators. The results showed that: (1) students had difficulty in classifying objects according to characteristics; (2) Students cannot apply the concept at a new time; (3) Students cannot approve the concepts learned. Keywords.Difficulties, Mathematical understanding

1. Pendahuluan Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu diajarkan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Hal ini yang menjadikan matematika populer diantara pelajaran lain dalam dunia pendidikan. Selain itu, matematika juga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti perhitungan yaitu penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa matematika merupakan ilmu yang dikenal oleh banyak orang. Senada dengan Suherman (Hadiyanti, Kusni, Suhito, 2012) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang bersifat universal dan terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Salah satu cabang matematika yang memiliki banyak kegunaan dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari adalah geometri. Berdasarkan Permendiknas No 22 Tahun 2006, geometri adalah salah satu cabang matematika yang diajarkan di jenjang pendidikan dasar sampai menengah. Dari pernyataan tersebut, terlihat bahwa geometri memiliki peran penting dalam matematika. Van De Walle (Winasmadi, 2011) menyatakan bahwa terdapat lima alasan mengapa geometri sangat penting untuk dipelajari, (1) geometri membantu manusia memiliki apresiasi yang utuh tentang dunianya; (2) eksplorasi geometri dapat membantu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah; (3) geometri memainkan peranan utama dalam bidang matematika lainnya; (4) geometri digunakan oleh banyak orang dalam kehidupan mereka sehari-hari; dan (5) geometri penuh teka-teki dan menyenangkan. Melihat betapa besarnya peran geometri dalam metematika seharusnya geometri memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan dengan topik lain dalam matematika. Salah satu materi geometri pada sekolah menengah adalah segitiga dan lingkaran. Segitiga dan lingkaran adalah bagian dari geometri yang merupakan topik penting dan memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang arsitektur dan masih banyak lainnya. Melihat begitu banyak manfaat dan keterkaitan materi segitiga dan lingkaran, maka siswa ditekankan untuk dapat memamahi bahkan menguasai materi tersebut. Dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan segitiga dan lingkaran, tentunya siswa dituntut untuk memahami konsep dasar agar dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik dan benar. 493

Namun pada kenyataannya siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep segitiga dan lingkaran. Penataran Guru Matematika mengungkapkan bahwa 51% siswa kesulitan dalam aspek berhitung, 50% siswa kesulitan dalam penguasaan konsep, dan 49% siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita (Duskri M, Kumaidi, dan Suryanto, 2014). Kesulitan belajar dalam mata pelajaran matematika memiliki corak dan karakteristik tersendiri apabila dibandingkan dengan kesulitan belajar dalam mata pelajaran yang lain. Menurut Wood (Untari : 2013) bahwa beberapa karakteristik kesulitan siswa dalam belajar matematika adalah : (1) kesulitan membedakan angka, simbol-simbol, serta bangun ruang, (2) tidak sanggup mengingat dalil-dalil matematika, (3) menulis angka tidak terbaca atau dalam ukuran kecil, (4) tidak memahami simbol-simbol matematika, (5) lemahnya kemampuan berpikir abstrak, (6) lemahnya kemampuan metakognisi (lemahnya kemampuan mengidentifikasi serta memanfaatkan algoritma dalam memecahkan soal-soal matematika).sehingga dapat dikatakan bahwa penyebab dari kesulitan yang dihadapi siswa adalah lemahnya kemampuan pemahaman konsep yang dimiliki siswa. Depdiknas (Kesumawati, 2008) mengungkapkan bahwa, pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika dengan menunjukkan pemahaman konsep yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Artinya dalam memahami suatu pokok bahasan matematika, siswa diharapkan memiliki kemampuan pemahaman konsep. Senada dengan Suraji, Maimunah, dan Saragih (2018) yang menyatakan bahwa apabila dilihat dari sudut pengklasifikasian bidang ilmu pengetahuan, matematika termasuk ke dalam ilmu-ilmu eksakta yang lebih banyak memerlukan pemahaman dari pada hapalan. Menurut penelitian Nursaadah I, Amelia R (2018), bedasarkan hasil tes ketercapaian indikator kemampuan mengaitkan berbagai konsep (internal dan eksternal) matematika dan kemampuan menerapkan konsep secara algoritmik hanya sebesar 46% dan dapat dikatakan rendah. Dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya, diperoleh informasi bahwa siswa mengalami kesulitan belajar sehingga seringkali mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah pada materi segitiga dan lingkaran yang disebabkan rendahnya kemampuan pemahaman matematis siswa. Sehingga untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa, penting 494

diadakannya penelitian tentang Identifikasi Kesulitan Siswa SMP dalam Memahami Konsep Bangun Datar. 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Studi kasus merupakan kajian dengan memberi batasan yang tegas terhadap suatu objek dan subjek penelitian tertentu, melalui pemusatan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. Artinya peneliti akan menggali informasi sedalam-dalamnya untuk dapat mendeskripsikan kesulitan siswa dalam memahami konsep bangun datar. Subjek penelitian ini adalah siswakelas IX SMP Negeri 11 Kota Cirebon pada ajaran 2018/2019. Pada penelitian ini diambil 6 siswa dimana pemilihan subjek berdasarkan kemampuan awal siswa (tinggi, sedang, rendah) yang akan ditentukan oleh guru. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes yang digunakan berupa soal uraian berdasarkan kemampuan pemahaman terkait materi segitiga dan lingkaran. Dalam penyusunan instrumen berupa soal tes uraian sebelum diberikan kepada siswa akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan validator yaitu dosen yang ahli dalam kemampuan pemahaman konsep dan materi segitiga serta lingkaran. Validator akan melakukan validitas isi berdasarkan tujuan yang ingin diukur, kesesuaian soal dengan kemampuan pemahaman konsep, kesesuaian soal dengan materi segitiga dan lingkaran, dan kesesuaian materi dengan tingkat kesulitan soal dengan siswa SMP. 3. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan pada 6 siswa kelas IX SMP Negeri 11 Kota Cirebon yang memiliki kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah. Analisis soal nomor 1 Pertanyaan nomor 1 : B C A Apakah nama segitiga pada gambar di atas? Jelaskan! Jawaban siswa : 495

Gambar 1. Jawaban 1 Berdasarkan jawaban siswa pada gambar 1, terlihat bahwa siswa kurang tepat dalam menjawab soal. Siswa tidak dapat mengidentifikasi gambar sehingga siswa tidak dapat mengklasifikasikan objek sesuai dengan karakteristiknya. Analisis soal nomor 2 : Segitiga PQR adalah segitiga sama kaki dengan PQ sebagai alas segitiga tersebut. Panjang PQ = (3 + n) cm, PR = 14 cm dan QR = (2 n) cm. Maka panjang PQ adalah Jawaban siswa I : Gambar 2. Jawaban 2 Berdasarkan jawaban siswa pada gambar 2, siswa terlihat tidak dapat memahami soal yang diberikan dan tidak mampu menyesaikan soal. Selain itu, siswa tidak menuliskan informasi yang diketahui dari soal. Maka dapat dikatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Sehingga siswa belum mampu menerapkan suatu konsep yang telah dipelajarinya pada situasi baru. Jawaban siswa II : 496

Gambar 3. Jawaban 2 Berdasarkan jawaban siswa pada gambar 3, siswa tidak mampu menerapkan konsep pada situasi baru. Kemudian, siswa tidak mampu memahami pertanyaan dengan baik. Sehingga jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan yang diberikan. Maka dapat dikatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal nomor 2. Analisis soal nomor 3 : Apa yang dimaksud dengan lingkaran? Jawaban siswa : Gambar 4. Jawaban 3 Dari jawaban siswa pada gambar 4, siswa menjawab pengertian lingkaran dengan menyebutkan unsur-unsurnya bukan mendeskripsikan lingkaran sesuai dengan definisi lingkaran. Sehingga dapat dikatakn bahwa siswa tidak mampu menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari. 497

Analisis soal nomor 4 : Pehatikan gambar di bawah ini. Sebuah kolam yang berbentuk lingkaran memiliki diameter 10 m. Di tepi kolam terdapat jalan dengan lebar 2 m. Tentukan: a. luas kolam tersebut, b. luas jalan di tepi kolam tersebut. Jawaban siswa I : Gambar Jawaban 4 Dari jawaban siswa pada gambar 5, siswa tidak menuliskan informasi yang diketahui pada soal dan tidak sistematis dalam menyelesaikan soal. Meskipun jawaban (a) sudah benar, namun pada jawaban (b) siswa salah menuliskan rumus. Hal ini yang menjadikan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan pada soal. Sehingga, terlihat bahwa siswa tidak mampu menerapkan konsep pada situasi baru. 498

Jawaban siswa II : Gambar 6. Jawaban 4 Gambar 6 menunjukan siswa tidak menuliskan informasi yang diketahui pada soal. Siswa belum mampu untuk menginterpretasikan masalah yang diberikan namun sudah dapat menyusun strategi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, namun siswa tidak mampu menyelesaikan masalah hingga akhir. Berdasarkan analisis jawaban soal di atas, terbukti bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep pada materi segitiga dan lingkaran. 4. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengklasifikasikan objek sesuai dengan karakteristik. Kemudian siswa tidak dapat menerapkan konsep pada situasi baru dan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari. Identifikasi kesulitan siswa ini dapat menjadi pertimbangan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan bahan ajar sehingga guru dapat mendesain bahan ajar yang sesuai dan model pembelajaran yang sesuai untuk meminimalisir kesulitan siswa pada materi segitiga dan lingkaran. Adapun saran yang dapat diberikan penyusun,hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian pengembangan desain didaktis pembelajaran pada materi segitiga. 499

Daftar Referensi Duskri, M., Kumaidi, K., & Suryanto, S. (2014). Pengembangan Tes Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 18(1), 44-56. Hadiyanti, R., Kusni, dan Suhito. (2012). Keefektikan Pembelajaran Koopertif Number Head Together Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep. Journal of Mathematics Education, 1(1), 59-65. Kesumawati, Nila. (2008). Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Matematika.Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika, 229-235. Nursaadah, I., & Amelia, R. (2018). Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Smp Pada Materi Segitiga Dan Segiempat. Jurnal Numeracy, 5(1). Suraji, Maimunah, dan Saragih, S. (2018). Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).Suska Journal of Mathematics Education, 4(1),9-16. Untari, E. (2013). Diagnosis kesulitan belajar pokok bahasan pecahan pada siswa kelas V sekolah dasar. Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi, 13(01), 1-8 Winasmadi, P.A. (2011). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Model Concept Attaiment Berbantuan CD Interaktif Pada Materi Segitiga KelasVII. Jurnal PP,1(2), 119-126 500