Terapi Bermain Origami Untuk Menurunkan Kecemasan Anak Usia Prasekolah Selama Hospitalisasi

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

Katinawati*) Ns. Sri Haryani, S.Kep**), Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes, Biomed**) ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI AKTIVITAS BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TODDLER

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP PERILAKU KOOPERATIF ANAK USIAPRASEKOLAH SELAMA HOSPITALISASI DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN

PENGARUH BERMAIN ORIGAMI TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG MAWAR RSUD KRATON PEKALONGAN.

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

AKTIVITAS BERMAIN MEWARNAI DAPAT MENINGKATKAN MEKANISME KOPING ADAPTIF SAAT MENGHADAPI STRES HOSPITALISASI PADA ANAK

SKRIPSI. Oleh : MUTIARA SIBURIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP RESPON PENERIMAAN OBAT PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: MARTHA AYU RACHMADANI


PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMAN 1 Kasihan memiliki jumlah siswa yang cukup banyak sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF ANAK USIA PRASEKOLAH DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA

PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI DAN ORIGAMI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN SEBAGAI EFEK HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit. Anak merupakan individu

EFEKTIFITAS LINGKUNGAN TERAPETIK TERHADAP REAKSI HOSPITALISASI PADA ANAK

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

Hesti Dian Permata * ), Sri Hartini M.A.,** ), Rahayu Astuti*** )

PENGARUH TERAPI BERMAIN LILIN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD

TINGKAT NYERI ANAK USIA 7-13 TAHUN SAAT DILAKUKAN PEMASANGAN INFUS DI RSUD KOTA SEMARANG

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF SELAMA HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI

LEMBAR METODOLOGI PENURUNAN TINGKAT NYERI ANAK PRASEKOLAH YANG MENJALANI PENUSUKAN INTRAVENA UNTUK PEMASANGAN INFUS MELALUI TERAPI MUSIK

PENGARUH BERMAIN TERAPEUTIK (PUZZLE) TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENJALANI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

DAMPAK TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH SELAMA MENJALANI PERAWATAN DI RS. ISLAM KLATEN. Widiawati, Suyami.

PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Mutia Yusuf, Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kondisi Psikologis 149

PENGARUH STORY TELLING TERHADAP TINGKAT KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI RSUD KOTA BEKASI 2012 JURNAL

VIDEO GAME SEBAGAI TERAPI KECEMASAN ANAK PRE OPERASI

I. PENDAHULUAN Hospitalisasi sering kali menjadi krisis pertama yang harus dihadapi anak. Anak- anak, terutama selama tahun-tahun awal, sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan manusia (Ramawati, 2011). Kemampuan merawat diri adalah suatu

PENGARUH PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP PERILAKU KOOPERATIF ANAK USIA TODDLER DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol IX No 1, Maret 2016 ISSN

Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif Terhadap Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun

Pengaruh Permainan Edukatif Terhadap Perkembangan Pada Anak Di PAUD Cinta Bunda Desa Baran Sukoharjo

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG DI RAWAT DI RSUD dr.pirngadi MEDAN

EFEKTIVITAS TERAPI BERMAIN PUZZLE DENGAN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD 45 KUNINGAN

EFFECT OF ACTIVITIES PAPER FOLDING (ORIGAMI) FINE MOTOR SKILLS OF CHILDREN AGES 4-5 YEARS IN AL-HISA TK IN DISTRICT RAYA TENAYAN PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA DALAM MERAWAT PASIEN JIWA PADA PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

Nursing Lecturer of School of Health Science, Al Irsyad Cilacap 2) 3) Nursing Lecturer of Nursing Science Program, Soedirman University

Emi Agustina 1, Artie Puspita 2 1 Dosen Akademi Keperawatan Pamenang 2 Perawat RSUD Pare ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN KADER TERHADAP KEMAMPUAN KADER MELAKUKAN PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA DIRUMAH

PENGARUH ELECTRO CONFULSIVE THERAPY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

FLORENTIANUS TAT 1, SELFIANA A. SING 2. Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

PENGARUH TERAPI BERMAIN ROLE PLAY TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH SAAT PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD TUGUREJO SREMARANG

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

PERBEDAAN EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TATAP MUKA DENGAN MEDIA SOSIAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

Dunia Keperawatan, Volume 5, Nomor 2, September 2017: 65-74

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Fricilia Euklesia Wowiling Amatus Yudi Ismanto Abram Babakal

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

EFEKTIVITAS BERMAIN TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA ANAK PRA SEKOLAH YANG SEDANG DIRAWAT DI RRI ANAK RSUD Dr. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

PENGARUH TERAPI BERMAIN LEMPAR BOLA TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADAANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

ARTIKEL ILMIAH ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio. ANALISIS JURNAL: The Effect of Performing Preoperative. pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh

HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SAAT PENGAMBILAN DARAH DI RUANGAN ANAK RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

Sandu Siyoto* *Progam Studi Pendidikan Ners STIKES Surya Mitra Husada Kediri Jl. Manila Sumberece No. 37 Kediri

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah


PENGARUH PELATIHAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

PENURUNAN SKALA NYERI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI RUANG PEDIATRIK MELALUI TERAPI BERMAIN

Transkripsi:

13 Terapi Bermain Origami Untuk Menurunkan Kecemasan Anak Usia Prasekolah Selama Gratsiana Florensiana Da silva 1, Natalia R. Yulianti 2, Apolonia A. Ina 3 1) Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes St. Elisabeth Semarang 2),3) STIKes St. Elisabeth Semarang Korespondensi penulis: natalia.r.yulianti@gmail.com Abstrak Kecemasan merupakan salah satu distres psikologis ketika anak dirawat di rumah sakit. Terapi bermain dapat diberikan untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu terapi bermain yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia pra sekolah adalah kegiatan origami. Penelitian membuktikan kegiatan origami dapat menurunkan tingkat kecemasaan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi, namun masih diperlukan pembuktian selanjutnya dengan menambahkan jumlah sampel dan dengan uji statistik yang berbeda. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh terapi bermain origami untuk menurunkan kecemasan pada anak usia pra sekolah. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan rancangan one group pretes-post test yang dilakukan di dua rumah sakit daerah di Jawa Tengah. Sampel penelitian ini adalah pasien anak usia pra sekolah sebanyak 70 orang yang mengalami kecemasan dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Kecemasan anak diukur sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain origami menggunakan Preschool Anxiety Scale (PAS). Data dianalisis dengan menggunakan uji alternatif Wilcoxon dengan hasil p value < 0,001. Disimpulkan bahwa terapi bermain origami dapat menurunkan kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi. Perawat dapat menerapkan terapi bermain origami pada anak usia pra sekolah yang mengalami kecemasan saat dirawat di rumah sakit dengan melibatkan orang tua. Penelitian selanjutnya dapat mengukur keefektifan terapi bermain origami untuk menurunkan kecemasan dengan kelompok kontrol dan dengan jumlah sampel yang lebih banyak. Kata kunci: anak usia pra sekolah; terapi bermain; hospitalisasi; kecemasan; origami PENDAHULUAN didefinisikan oleh Merriam-Webster Dictionary sebagai suatu tindakan/proses perawatan di rumah sakit atau suatu keadaan seseorang dirawat di rumah sakit (Merriam-Webster, 2015). Sementara itu, anak melihat hospitalisasi sebagai suatu usaha untuk kembali menjadi sehat secara utuh dan mendapatkan kembali status individu di dunia (Bsiri-Moghaddam, Basiri- Moghaddam, Sadeghmoghaddam, & Ahmadi, 2011). Namun demikian, kecemasan anak ketika dirawat di rumah sakit tidak dapat dihindarkan dan ini menjadi salah satu distres psikologis selama dirawat di rumah sakit. Salah satu kecemasan tersebut adalah kecemasan karena perpisahan atau disebut separation anxiety karena mereka berpisah dari keluarga dan teman-teman mereka. Kelompok usia anak yang mengalami separation anxiety ini adalah anak prasekolah (Potts & Mandleco, 2012; Hockenberry & Wilson, 2015). Bentuk

14 kecemasan pada anak usia pra sekolah seperti menolak makan, mengalami sulit tidur, terus bertanya kapan orang mereka akan datang, atau menarik diri dari orang lain (Hockenberry & Wilson, 2015) Untuk mengatasi kecemasan anak tersebut, anak dapat diikutkan dalam terapi bermain. Sebuah literatur review yang dilakukan oleh Koukourikos, Tzeha, Pantelidou, & Tsaloglidou (2015) menyimpulkan bahwa bermain dapat mengurangi emosi negatif pada anak yang sedang dirawat di rumah sakit. Sementara itu, penelitian selanjutnya yang dilakukan di Tamil Naidu mendukung literatur review tersebut dengan membuktikan bahwa bermain memiliki pengaruh yang signifikan untuk mengurangi kecemasan anak (Davidson, Satchi, & Venkatesan, 2017). Bermain juga dapat dilakukan sebagai persiapan perawatan. Sebelum masuk di ruang perawatan, anak diajak bermain di ruang admisi. Kegiatan ini terbukti efektif menurunkan kecemasan pada anak di Hamadan, Iran (Sadeghian, Seif, Aahmadi nia, & Khalili, 2019). Kegiatan bermain memiliki berbagai variasi. Salah satu kegiatan bermain yang sesuai dengan perkembangan anak usia pra sekolah adalah kegiatan melipat kertas atau yang biasa disebut sebagai origami. Sebuah literatur review menyebutkan bahwa origami telah menjadi kegiatan keterampilan bagi 97% anak pra sekolah di Jepang dan praktik ini telah dilakukan lebih dari 140 tahun (Nishida, 2019). Origami menjadi pilihan kegiatan bagi anak pra sekolah karena pada usia ini, anak berada pada tahap perkembangan bermain sosial dan fantasi. Kegiatan origami dapat memenuhi tugas perkembangan fantasi pada anak (Jones, 2018). Selanjutnya, fantasi anak dapat mendukung kreativitas anak. Penelitian(Setiawati, 2019) pada siswa PAUD di Cimahi Tengah membuktikan bahwa origami mampu meningkatkan kemampuan berkreasi anak. Selain itu, origami juga mampu meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia pra sekolah, seperti yang telah dibuktikan oleh Widayati, Simatupang, & Sari (2019) pada penelitiannya pada anak PAUD di Indonesia. Oleh karenanya origami menjadi pilihan kegiatan bermain untuk anak usia pra sekolah yang dirawat di rumah sakit untuk mengurangi kecemasan mereka dan penelitian membuktikan origami dapat menurunkan kecemasan anak usia pra sekolah ketika menjalani perawatan di rumah sakit (Mathew & H, 2018; Alihsan, Santi, & Setyowati, 2018; Juwita, 2019; Kodiriya, Munir, Kholisotin, Fauzi, & Wahid, 2019). Di suatu rumah sakit umum daerah di Jawa Tengah terdapat 228 anak usia pra sekolah yang dirawat dalam tiga bulan terakhir. Sebagai dampak perawatan tersebut, anak-anak rentan mengalami kecemasan. Kegiatan bermain origami yang terbukti efektif menurunkan kecemasan dapat diterapkan di rumah sakit ini. Namun, diperlukan pengujian kembali untuk keefektifan tersebut dengan menambahkan sampel (Mathew & H, 2018). Selanjutnya, Kodiriya et al. (2019) telah melakukan menambahkan sampel namun dengan pengukuran kecemasan yang berbeda dengan menggunakan HARS dan analisis ANOVA test. Oleh karena itu, diperlukan pengujian kembali dengan menambahkan jumlah sampel dan menggunakan uji statistik yang berbeda dari yang telah dilakukan

15 sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur keefektifan kegiatan bermain origami terhadap penurunan kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan dengan uji statistik yang berbeda. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi Experiment dengan rancangan one group pretest-postest. Hipotesis penelitian ini adalah H1: Ada pengaruh terapi bermain origami terhadap kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi. H0: Tidak ada pengaruh terapi bermain origami terhadap kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi. Penelitian ini dilakukan di dua rumah sakit daerah di Jawa Tengah yang dilaksanakan pada bulan Juli 2019. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik consecutive sampling dengan responden 70 sampel. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan kriteria inklusi: 1) Anak usia prasekolah yang baru pertama kali dirawat di rumah sakit dan yang mengalami kecemasan; 2) Anak usia prasekolah yang tidak memiliki kondisi penyakit gawat dan sakit kritis; 3) Anak usia prasekolah yang didampingi orang tua atau keluarga, pendamping; dan kriteria ekslusi: 1) Anak tidak kooperatif; 2) Anak tidak dalam pengobatan anti cemas; 3) Anak memiliki gangguan pertumbuhan dan perkembangan seperti autis, ADHD atau retardasi mental. Data yang telah terkumpul diuji normalitas dengan aplikasi SPSS yang menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov karena sampel > 50. Hasil uji normalitas sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain origami didapatkan nilai ρ value 0,001 (< 0,05) dan 0,002 (<0,05) maka disimpulkan data tidak terdistribusi normal sehingga dilakukan transformasi data menggunakan log 10. Hasil transformasi sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain origami didapatkan nilai p value 0,001 dan 0,001 maka disimpulkan distribusi data tidak normal. Selanjutnya data diuji dengan uji alternatif Wilcoxon menggunakan data awal. HASIL 1. Analisa Univariat a. Karakteristik Responden Berdasar-kan Jenis Kelamin Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden (n = 70) Jenis Kelamin Frekuensi Persen Laki - laki 27 38.6 Perempuan 43 61.4 bahwa responden anak berjenis kelamin perempuan berjumlah 43 anak (61,4%) dan laki-laki berjumlah 27 (38,6%). b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4. Distribusi Frekuensi

16 Usia Responden (n = 70) Usia Frekuensi Persen 3 22 31.4 4 23 32.9 5 15 21.4 6 10 14.3 bahwa responden anak yang berusia 3 tahun berjumlah 22 anak (31,4%) berusia 4 tahun berjumlah 23 anak(32,9%) berusia 5 tahun berjumlah 15 anak (21,4%) berusia 6 tahun berjumlah 10 (14,3%). c.distribusi Frekuensi Kecemasan Sebelum Dilakukan Terapi Bermain Origami Tabel 5. Distribusi frekuensi kecemasan sebelum dilakukan terapi bermain origami (n=70) Kecemasan Frekuensi Persen Tidak cemas 0 0 Kecemasan ringan 6 8.6 Kecemasan sedang 25 35.7 Kecemasan berat 39 55.7 bahwa responden anak yang mengalami kecemasan ringan berjumlah 6 anak (8,6%), kecemasan sedang berjumlah 25 (35,7%), dan kecemasan berat berjumlah 39 (55,7%). c. Distribusi Frekuensi Kecemasan Setelah Dilakukan Terapi Bermain Origami Tabel 6. Distribusi frekuensi kecemasan setelah dilakukan terapi bermain origami (n=70) Kecemasan Frekuensi Persen Tidak cemas 16 22.9 Kecemasan ringan 44 62.9 Kecemasan sedang 10 14.3 Kecemasan berat 0 0 bahwa responden anak yang tidak cemas berjumlah 16 anak (22,9%), kecemasan ringan berjumlah 44 anak (62,9%), kecemasan sedang berjumlah 10 anak (14,3%). 2. Analisa Bivariat Tabel 7. Perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain origami terhadap anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi bulan Juli 2019 (n=70) Median n P (Min-Max) Kecemasan 70 46.00 (pre) Kecemasan (post) (16-52) 70 20.00 (8-34) < 0,001 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji alternatif Wilcoxon sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain origami menunjukkan nilai signifikansi p value < 0,001. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon tersebut dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang artinya ada pengaruh terapi bermain origami terhadap kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi. PEMBAHASAN

17 Penelitian ini membuktikan bahwa terapi bermain origami dapat menurunkan kecemasan anak pra sekolah yang mengalami hospitalisasi. Dengan demikian penelitian ini memperkuat hasil penelitian-penelitian sebelumnya (Mathew & H, 2018; Alihsan, Santi, & Setyowati, 2018; Kodiriya, Munir, Kholisotin, Fauzi, & Wahid, 2019; & Juwita, 2019). Terapi bermain origami mampu menurunkan kecemasan anak ketika dirawat di rumah sakit karena kegiatan bermain dapat mengurangi stres dan membebaskan anak dari tekanan. Hal tersebut disebabkan anak-anak diberi kebebabasn mengkespresikan ketakutan, kekuatiran, dan kecemasan mereka. Kegiatan origami memberikan kesempatan anak membuat bentuk-bentuk yang ada di sekitar rumah sakit. Sambil melipat kertas, anak dapat mengekspresikan perasaan mereka tentang benda-benda atau lingkungan fisik yang ada di rumah sakit. Bermain juga menjadi sumber pengalihan yang mengurangi separation anxiety. Ketika anak fokus bermain origami, anak akan sudah tidak mengingat lagi saudara, orang tua, atau teman mereka. Lebih lanjut ketika anak bermain, mereka merasa aman karena mereka yakin bahwa mereka tidak akan mendapatkann prosedur yang menyakitkan. Ketika anak bermain origami, mereka merasa senang sehingga mereka merasa bahwa berada di rumah sakit adalah sama menyengangkannya ketika berada di rumah atau sekolah. Dengan demikian kecemasan anak dapat berkurang (Wilkins, 2014). Keberhasilan tersebut mengabaikan faktor yang mempengaruhi kecemasan anak seperti pengalaman perawatan di rumah sakit sebelumnya. Anak yang sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit akan lebih mudah beradaptasi dengan perpisahan dan kondisi di rumah sakit (Hockenberry & Wilson, 2015). Penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun anak baru pertama kali dirawat di rumah sakit, semuanya mengalami penurunan kecemasan setelah dilakukan terapi bermain origami. Namun demikian tingkat kecemasan anak pada penelitian ini beragam dari kecemasan ringan, sedang, sampai dengan berat. Hal ini dapat disebabkan karena setiap anak memiliki cara masing-masing dalam menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan seperti dirawat di rumah sakit. Perbedaan itu dipengaruhi oleh kekuatan yang ada dalam diri anak yang salah satunya adalah kemampuan koping anak, seperti kemampuan mengekspresikan ketakutan mereka, mencari informasi tentang apa yang terjadi sampai akhirnya mereka menguasai keadaan tersebut. Selain itu, talenta masingmasing anak dapat membantu anak menghadapi stresor selama perawatan di rumah sakit, misalnya anak yang pintar menggambar dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui media gambar (Potts & Mandleco, 2012). Perkembangan strategi koping anak telah dirangkum dalam suatu literatur review yang menyebutkan bahwa koping anak usia prasekolah adalah dengan cara distraksi (Zimmer- Gembeck & Skinner, 2011). Penelitian ini membuktikan bahwa terapi bermain origami mampu menurunkan kecemasan anak prasekolah selama hospitalisasi sehingga dapat menjadi referensi bagi perawat dalam mendistraksi anak ketika mengalami kecemasan selama hospitalisasi.

18 Selanjutnya perawat dapat mengajarkan orang tua tentang teknik distraksi ini karena salah satu bentuk partisipasi orang tua dalam perawatan anak adalah mendapatkan pendidikan kesehatan dan terlibat dalam proses perawatan anak mereka selama di rumah sakit. Kegiatan ini disebut sebagai hubungan mutualisme antara perawat dan orang tua anak (Potts & Mandleco, 2012 & Vasli & Salsali, 2014). KESIMPULAN Penelitian ini kembali membuktikan bahwa terapi bermain origami mampu menurunkan kecemasan anak usia prasekolah selama hospitalisasi. Oleh karenanya perawat dapat menggunakan terapi ini dengan melibatkan orang tua selama perawatan anak di rumah sakit. Penelitian selanjutnya dapat mengukur keefektifan terapi bermain origami dengan menambahkan kelompok kontrol dengan jumlah sampel yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Al-ihsan, M., Santi, E., & Setyowati, A. (2018). Terapi Bermain Origami Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah. Dunia Keperawatan, 6, 63 70. https://doi.org/10.20527/dk.v6i1. 5086 Bsiri-Moghaddam, K., Basiri- Moghaddam, M., Sadeghmoghaddam, L., & Ahmadi, F. (2011). The concept of hospitalization of children from the view point of parents and children. Iranian Journal of Pediatrics, 21(2), 201 208. Davidson, B., Satchi, N. S., & Venkatesan, D. L. (2017). Effectiveness of play therapy upon anxiety among hospitalised children. International Journal of Advance Research, Ideas and Innovations in Technology, 3(5), 441 444. Retrieved from https://www.ijariit.com/manuscri pts/v3i5/v3i5-1295.pdf Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2015). Wong s nursing care of infants and children (10th ed.). Missouri: Elsevier Inc. Jones, M. (2018). The necessity of play for children in health care. Pediatric Nursing, 44(6), 303 305. Retrieved from http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=ehh&an= 133645947&site=ehost-live Juwita, H. (2019). Effectiveness of Multimodal Interventions Play Therapy: Colouring and Origami Against Anxiety Levels in Toddler Ages. Journal of Health Science and Prevention, 3(3S), 46 51. https://doi.org/10.29080/jhsp.v3i3 s.288 Kodiriya, N. S., Munir, Z., Kholisotin, K., Fauzi, A. K., & Wahid, A. H. (2019). The effectiveness of playing Clay and Origami therapy to reduce anxiety pediatric patients hospitalized. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 4(2), 151 160. https://doi.org/10.30604/jika.v4i2.200 Koukourikos, K., Tzeha, L., Pantelidou, P., & Tsaloglidou, A. (2015). The importance of play during hospitalization of children. Materia Socio Medica, 27(6), 438. https://doi.org/10.5455/msm.2015.27.438-441 Mathew, C. S., & H, D. C. (2018). Effectiveness of origami on

19 hospitalized anxiety among children. International Journal of Advance Research and Development, 3(8), 169 173. Merriam-Webster. (2015). Merriam Webster Dictionary. Retrieved April 24, 2020, from Merriam- Webster Inc. website: http://www.merriamwebster.com/dictionary/quality Nishida, Y. (2019). Something old, something new, something borrowed, and something froebel? The development of origami in early childhood education in Japan. Paedagogica Historica, 55(4), 529 547. https://doi.org/10.1080/00309230.2018.1546330 Potts, N. L., & Mandleco, B. L. (2012). Pediatric nursing, caring for children and their families. In Usa. Sadeghian, E., Seif, M., Aahmadi nia, H., & Khalili, A. (2019). The effect of preparation for hospitalization on cchool-age children s anxiety during admission at Hamadan Besat Educational Hospital. Avicenna Journal of Nursing and Midwifery Care, 27(3), 149 155. https://doi.org/10.30699/ajnmc.27.3.149 Setiawati, W. (2019). Increasing creativity of early childhood through origami playing activities. Jurnal Empowerment, 8(1), 81 89. https://doi.org/10.22460/empowe rment.v8i1p81-89.1163 Vasli, P., & Salsali, M. (2014). Parents participation in taking care of hospitalized children: a concept analysis with hybrid model. Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research, 19(2), 139 144. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub med/24834082%0ahttp://www.p ubmedcentral.nih.gov/articlerend er.fcgi?artid=pmc4020022 Widayati, S., Simatupang, N. D., & Sari, P. P. (2019). The Impact of Adduction of Folding Paper Stages for Children s Fine Motor Skills. Advance in Social Science, Education and Humanities Research, 387(Icei), 62 65. https://doi.org/10.2991/icei- 19.2019.14 Wilkins, L. W. &. (2014). Pediatric Nursing Made Incredibly Easy. In M. Meadows-Oliver (Ed.), Wolters Kluwer Health (Second, Vol. 29). https://doi.org/10.1097/00152193-199905000-00020 Zimmer-Gembeck, M. J., & Skinner, E. A. (2011). The development of coping across childhood and adolescence: An integrative review and critique of research. International Journal of Behavioral Development, 35(1), 1 17. https://doi.org/10.1177/01650254 10384923