Friska Nur Fadilla Nastiti 1, Ahmad Huda Syaifudin 2 Institut Agama Islam Negeri Tulungagung 1,2

dokumen-dokumen yang mirip
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING. Abstrak

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

HUBUNGAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF DENGAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DI SMP

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS PADA MATERI TRIGONOMETRI

PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

PEMAHAMAN KONSEP LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DISERTAI PETA KONSEP

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 5 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

MENGGUNAKAN MIND WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA. Index Term- Mind Web, understanding of mathematical concepts

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Pengaruh Model Pembelajaran TAI terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA

PEMANFAATAN DIAGRAM DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN KELAS VII SMP NEGERI 6 PONTIANAK

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMATERA BARAT

ABSTRACT. KeyWords: Concepts Understanding Mathematics, Giving Questions And Getting Answers

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

Abstract

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

Volume 2 Nomer 1 Juli 2016

Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika; Vol. 4, No. 1; 2015 ISSN Diterbitkan oleh PYTHAGORAS Universitas Riau Kepulauan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

PENGARUH PENERAPAN STATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Negeri 1 Bonai Darussalam

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE STATEMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 26 PADANG

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BELAJAR BERAWAL DARI PERTANYAAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PASAMAN. Oleh

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA TINGKAT IV MATERI SISTEM BILANGAN KOMPLEKS PADA MATA KULIAH ANALISIS KOMPLEKS

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT

Melko Fardian *, Rahmi**, Lita Lovia**

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI AKTIF TIPE TRUE OR FALSE STATEMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

Titin Fadila*, Rahmi**, Yulia Haryono**

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP PEMEHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 17 PADANG

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write, Kemampuan Awal, Kemampuan Pemahaman Konsep.

PENERAPAN STRATEGI PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MTs AISYIYAH

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 75 79

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI KEMAMPUANKOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

Muhammad Gufron*, Dra. Sefna Rismen **, Villia Anggraini **

PENGARUH PENERAPAN MODEL TREFFINGER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 5 SIJUNJUNG JURNAL

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1 The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM), Principles and Standards

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Nurul Fajri 1

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray

ABSTRACK. > then reject H 0 so it can be concluded understanding of mathematical concepts by

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAYA MATEMATIS UNTUK SISWA SMP. Fitriana Eka Chandra 1

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DISERTAI TUGAS PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

METODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG. Abstract

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

Suci Rahmayani*), Sefna Rismen**), Tika Septia**)

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

ASOSIASI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DENGAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI TEKNIK QUICK ON THE DRAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 25 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS XI MIA SMAN 4 PADANG ABSTRACT

Transkripsi:

HUBUNGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 1 PLOSOKLATEN PADA MATERI LINGKARAN (Conection Understanding of Mathematic Concepts for the Learning Outcome Students Class VIII SMP N 1 Plosoklaten of the Circle Material) Friska Nur Fadilla Nastiti 1, Ahmad Huda Syaifudin 2 Institut Agama Islam Negeri Tulungagung 1,2 nurfadillafriska@gmail.com ahmadhuda2501@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini akan membahas mengenai hubungan antara kemampuan pemahaman konsep matematis dengan hasil belajar siswa SMP N 1 Plosoklaten yang berdasarkan lima indikator pemahaman konsep matematis yang dikemukakan oleh NTCM. Penelitian ini diawali dengan penelitian untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi lingkaran. Yang selanjutnya dilakukan pengamatan pada hasil belajar matematika siswa. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa hasil kemampuan pemahaman konsep siswa berada pada rata-rata 66,5. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum menguasai konsep lingkaran dengan baik. Penelitian ini menggunkan pendekatan penelitian kuantitatif serta jenis penelitian kuasi eksperimental. Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji Korelasi Kendall diperoleh hasil bahwa pemahaman konsep matematis siswa memiliki pengaruh yang signifikan dengan hasil belajar siswa yakni sebesar 0,317. Selanjutnya akan dipaparkan pula mengenai kemam[uan pemahaman konsep siswa berdasarkan indicator pemahaman konsep yang digunakan. Kata kunci : Hasil Belajar; Pemahaman Konsep Matematis. ABSTRACT This research will discuss about the relationship between the ability of understanding mathematical concepts with students' learning outcomes SMP N 1 Plosoklaten based on the five indicators of mathematical concept understanding proposed by NTCM. This research begins with research to know the ability of understanding student concept on circle material. The next observations were made on the students' mathematics learning outcomes. In this research, it is found that the result of students' concept comprehension ability is at an average of 66.5. This shows that most students have not mastered the concept of circle well. This research uses quantitative research approach as well as quasi experimental research type. From the results of research and analysis conducted by using Kendall Correlation test results obtained that the understanding of mathematical concepts of students have a significant influence with student learning outcomes of 0.317. Furthermore, will be presented also about kemam [uan understanding of student concepts based on indicators of understanding the concept used. Keywords : Outcome of Learning; Understanding Mathematic Concept. PENDAHULUAN Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serta mempunyai peranan penting dalam perkembangan berpikir manusia (Asmarani, dkk: 2017). Artinya, ilmu matematika memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia. Oleh karena itu, pengenalan ilmu matematika pada pendidikan di Indonesia yang dimulai dari tingkat paling rendah hingga ke perguruan tinggi adalah hal yang tepat. Karena matematika mampu membekali 8

setiap individu dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Sehingga, kemampuan berfikir manusia mengalami kemajuan. Standar kompetensi mata pelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdiri dari 4 aspek yaitu: bilangan, aljabae, geometri dan pengukuran, peluang dan statistika. Sedangkan kemampuan matematika yang diharapkan dalam pembelajaran matematika adalah: pemahaman konsep, prosedur, penalaran dan komunikasi, pemecahan masalah, dan (e) menghargai kegunaan matematika. (http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi /index/assoc/hash01aa/9f9eeb17.dr/doc.pd f). Hal tersebut sejalan dengan Permendiknas No 22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 346) salah satu tujuan matematika pada pendidikan menengah adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Kemampuan siswa yang rendah dalam menyelesaikan soal matematika berkaitan dengan pemahaman konsep tentunya menjadi masalah dalam pembelajaran matematika. Dalam mempelajari matematika, pemahaman konsep matematika sangat penting untuk siswa. Karena konsep matematika yang satu dengan yang lain berkaitan sehingga untuk mempelajarinya harus runtut dan berkesinambungan. Jika siswa telah memahami konsep-konsep matematika maka akan memudahkan siswa dalam mempelajari konsep-konsep matematika berikutnya yang lebih kompleks. Pemahaman sendiri diartikan sebagai penyerapan arti materi yang dipelajari. (Purwnato: 1994). Menurutnya pemahaman adalah kemampuan siswa dalam memahami arti suatu konsep, situasi, serta fakta yang ada. Dalam memahami sesuatu, seseorang hendaknya mampu mengenali objek itu sendiri, hubungan antar objek sejenis maupun tidak, serta hubungan objek dengan teori yang lain. Pemahaman menurut Bloom (Winkel, 2004: 274) mencakup kemampuan untuk menangkap makna dalam arti yang dipelajari. Kemampuan memahami dapat juga disebut dengan istilah mengerti. Seorang siswa dikatakan telah mempunyai kemampuan mengerti atau memahami apabila siswa tersebut dapat menjelaskan suatu konsep tertentu dangan kata-kata sendiri, dapat membandingkan, dapat membedakan, dan dapat membadingkan konsep tersebut dengan konsep lain. Sedangkan konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan kita mengklasifikasikan objek-objek atau peristiwa-peristiwa itu termasuk atau tidak ke dalam ide abstrak tersebut (Herman Hudojo, 2003: 124). Sedangkan konsep menurut Winkel (2004: 92) adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama. Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dari tiga aspek penilaian matematika. Penilaian pada aspek pemahaman konsep ini bertujuan mengetahui sejauh mana siswa mampu menerima dan memahami konsep dasar matematika yang telah diterima siswa. Pernyataan Herman Hudojo (2005: 36) mengenai matematika adalah ilmu yang berkenaan dengan gagasan berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis. Matematika bersifat abstrak serta berkaitan mengenai kosep-konsep abstrak serta penalaran deduktif. Dapat disimpulkan bahwa, dalam matematika terdapat unsur pemahaman terhadap konsep-konsep matematis. Sehingga, dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep matematis adalah kemampuan seseorang dalam memahami suatu ide abstrak yang memungkinkan kita mengklasifikasikan objek dan peristiwa mengenai masalah yang berkaitan dengan matematika. 9

Kurangnya kemampuan siswa dalam pemahaman konsep menjadi masalah dalam pembelajaran. Siswa masih belum dapat menangkap makna dari konsep matematika yang sedang dipelajari. Konsep matematika yaitu segala yang berwujud pengertianpengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat dan inti /isi dari materi matematika (Budiono, 2009: 4). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Zukardi (2003: 7) yakni matematika adalah pembelajaran yang menekankan pada konsep. Peryataan tersebut member arti bahwa pembelajaran matematika didasari pada pemahaman konsep yang baik. Selanjutnya, siswa mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan matematika ataupun dengan kehidupan nyata. Namun, di dalam proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan proses berfikirnya(kesumawati:2008). Siswa hanya diajarkan menggunakan rumus atau teori matematika untuk menyelesaikan soal matematika. Siswa jarang diajak untuk melakukan analisis dengan menggunakan matematika pada kehidupan sehari-hari. Sehingga saat siswa dihadapkan pada masalah yang lain akan mengalami kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman konsep siswa sangat kurang. Hal ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Angga, dkk di tahun 2012, mendeskripsikan pentingnya pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran matematika. Selain itu penelitian ini juga menyertakan hasil eksperimen pada kelas eksperimen dengan mengggunakan model pembelajaran quantum teaching untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Penelitian lain yang dilakukan di SMP Pertiwi 2 Padang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Scaffolding dalam peningkatan pemahaman konsep siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Penelitian lain juga dilakukan oleh Lilis Novitasari yang meneliti pengaruh pemahaman konsep terhadap hasil belajar. Hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa t-hitung t-tabel yakni sebesar yang berarti terdapat pengaruh yag signifikan antara pemahaman konsep terhadap hasil belajar matematika (Novitasari: 2017). Penelitian tersebut menggunakan uji beda dalam menganalisis data. Untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa, menurut NCTM tahun 2001 dalam (Angga, dkk: 2012), mengemukakan beberapa indicator pemahaman konsep yakni: 1) Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, 2) Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan membentuk konsep, 3) Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis, 4) Mampu menyajikan contoh dan non contoh dalam berbagai bentuk representasi matematis, 5) Mampu mengaitkan dengan berbagai konsep lain. Proses pembelajaran yang berlangsung di Indonesia menunjukkan bahwa siswa kurang didorong untuk mengembangkan proses berfikirnya (Kesumawati: 2008). Siswa hanya diajarkan menggunakan rumus atau teori matematika untuk menyelesaikan soal matematika. Siswa jarang diajak untuk melakukan analisis dengan menggunakan matematika pada kehidupan sehari-hari. Sehingga saat siswa dihadapkan pada masalah yang lain akan mengalami kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman konsep siswa sangat 10

kurang. Berdasarkan permasalahan tersebut, dalam artikel ini akan dibahas mengenai hubungan pemahaman konsep matematis terhadap hasil belajar siswa pada materi lingkaran. Yang selanjutnya akan memudahkan guru untuk menggunakan strategi pembelajaran yang baik dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini membahas mengenai apakah ada hubungan kemampuan pemahaman konsep dengan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal pada metri lingkaran?. Berdasarkan rumusan masalah yang ada, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan desain Eksperimen One-Shot Case Study. Penelitian ini akan melihat bagaimana kemampuan pemahaman konsep 34 siswa kelas VIII D SMP N 2 Plosoklaten yang mengjadi sampel dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Teknik pegambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes dan dokumentasi. Tes ini bertujuan unutk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada materi lingkaran. Dokumentasi hasil belajar siswa menjadi diperoleh dari ulangan harian yang dilakukan oleh guru tiga hari sebelum dilakukan pengambilan data tes. Analisis data menggunakan Korelasi Kendall, dengan rumus yaitu (Satoso: 2014): ( ) ( ) Keterangan: korelasi kendall selisih antara jumlah X1 dan X2 jumlah sampel Instrumen pemahaman konsep berupa soal tes yang menuntut kemampuan pemahaman konsep siswa. Oleh karena itu di dalam soal terdapat beberapa indicator untuk mengukur kemampuan siswa, yakni, (1) Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, (2) Mengklasifikasikan objekobjek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan membentuk konsep, (3) Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis, (4) Mampu menyajikan contoh dan non contoh dalam berbagai bentuk representasi matematis, (5) Mampu mengaitkan dengan berbagai konsep lain. Selanjutnya memeriksa jawaban siswa dan memberikan skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa berdasarkan rubrik penskoran yang telah divalidasi. Pembuktian validitas pada instrument ini menggunakan 2 macam validitas, yang pertama adalah validitas ini (content validity) yang dilakukan oleh dosen ahli (judgment experts) yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana istrumen dapat mempresentasikan indicator pemahaman konsep matematis(sugiyono: 2017).Validitas yang kedua adalah validitas konstruk (construck validity), digunakan untuk membuktikan tingkat validitas dari setiap item pada instrument. Analisis validasi item dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor item dengan skor total (Sugiyono:2017). Bila korelasi setiap item tersebut positif dan besarnya lebih dari atau sama dengan 0,3 maka intem tersebut contstruct yang kuat(sugiyono:2017, hlm.178). Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas isntrumen, yakni menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment: ( )( ) ( ) Keterangan: { ( ) }{ ( ) }. 11

Dari analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan rumus tersebut, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 1. Validitas instrumen No. R hitung R kritis Keterangan r 1 y 0,473 0,30 Valid r 2 y 0,817 0,30 Valid r 3 y 0,633 0,30 Valid r 4 y 0,632 0,30 Valid r 5 y 0,689 0,30 Valid data di atas menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid secara isi (content validity) serta valid secara konstruk (construc validity). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang berlangsung di kelas kelas VIII-D SMP N 1 Plosoklaten, memperoleh hasil dimana nilai rata-rata pemahaman konsep berada dibawah KKM yakni sebesar 66,5. Sedangkan rata-rata hasil belajar berada pada nilai 80,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemahaman konsep yang dimiliki oleh siswa kelas VIII-D adalah rendah. Penelitian dilanjutkan dengan menghitung tingkat korelasi antara pemahaman konsep dengan hasil belajar. Dari data yang dimikili dan dengan melakukan analisis data menggunakan Korelasi Kendall dan dengan bantuan SPSS versi 2.0. namun sebelum melakukan analisis data dengan berbantuan aplikasi, dilakukan uji normalitas dan linieritas. Dan selanjutnya dari data yang ada, peneliti menggunakan uji Korelasi Kendall untuk menguji apakah ada hubungan antara pemahman konsep dengan hasil belajar matematika siswa. Dari analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Perhitungan Korelasi Kendall Pemahaman Hasil Belajar Kendall's tau_b Pemahaman Correlation Coefficient 1.000.317 * Sig. (2- tailed)..016 N 38 38 Hasil Belajar Correlation Coefficient.317 * 1.000 Sig. (2- tailed).016. N 38 38 * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Data yang tertera di atas menunjukkan bahwa, nilai Korelasi Kendall pemahaman konsep dengan hasil belajar adalah sebesar 0,317. Jika nilai korelasi lebih dari 0,05 maka hipotesis diterima. Dari table di atas, diketahui bahwa 0,317 0,05. Sehingga pengujian hipotesis menunjukkan bahwa H 0 ditolak, dan H 1 diterima. Ini berarti berdapat hubungan yang signifikan antara pemahaman konsep dengan hasil belajar siswa. Hasil tersebut pada dasarnya mempresentasikan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Dalam pembelajaran matematika, siswa dituntut untuk mampu memahami konsep-konsep matematika untuk bisa meyelesaikan soal-soal matematika. Namun, tidak sedikit pula siswa yang memiliki kemampuan pemahaman konsep yang rendah. Kebanyakan dari mereka sulit menyelesaikan soal-soal yang diberikan dikarenakan lupa atau tidak tahu konsep lingkaran pada sub bagian sudut pusat dan sudut keliling. Matematika memang perlu dipahami oleh peserta didik (Meutiah:2016, hlm 55) 12

oleh karena itu, pembelajaran matematika hendaknya mengarah pada pemahaman konsep matematika. Karena konsep matematika saling berkesinambungan antara konsep A didasari konsep B, konsep B mendasari konsep C dan seterusnya. Konsep A tidak mungkin dipelajari tanpa mempelajari konsep B, dan konsep B akan dipelajari sesudah konsep ini berarti pembelajaran terdahulu memegang pera untuk mampu memberikan pemahaman konsep yang matang sebelum akhirnya menjadikan siswa mampu menguasai konsep matematika dengan baik. Banyak factor yang mempengaruhi pemahaman konsep siswa, seperti halnya yang dikemukakan oleh Ety Mukhlesi Yeni (2011) yakni Pembelajaran matematika dengan memanfaatkan benda-benda manipulatif secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan pemahaman konsep geometri siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional., hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan benda-benda yang telah dimanipulasi oleh guru dalam pengajaran dikelas mampu membuat pemahaman konsep siswa lebih baik. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Angga, dkk menyebutkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran quantum teaching lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang belajar dengan pembelajaran konvenional di kelas VIII SMPN 3 Batusangkar. (Angga, dkk: 2012). Dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, ternyata juga mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Nicke Septriani, dkk (2014) menyatakan pula bahwa, kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan pendekatan Scaffolding lebih baik daripada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang Tahun Pelajaran 2013/2014. Factor-faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep siswa telah dijelaskan di atas melalui penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antar pemahama konsep dengan hasil belajar matematika siswa. Hal ini sangat normal dikarenakan untuk dapat menyelesaikan soal-soal matematika perlu adanya pemahaman yang baik mengenai konsep matematika tersebut, sehingga siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan pemahaman konsep terhadap hasil belajar matematika siswa. Dalam penelitian ini terlihat bahwa siswa dengan kemampuan pemahaman konsep yang baik akan memperoleh hasil belajar yang baik dalam pembelajaran matematika. Untuk itu, guru hendaknya mampu meningkatkan pemahaman konsep yang baik terhadap siswa agar siswa mampu memperoleh hasil belajat yang baik. Selain itu, dari indicator-indikator pemahaman konsep yang gunakan dan hasil belajar siswa yang ada didapati kesimpulan sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Presentase Soal Benar No Item Soal Presetase 1 Item 1 47,3% 2 Item 2 81,7% 3 Item 3 63,3% 4 Item 4 63,2% 5 Item 5 68,9% Data di atas menunjukkan presentase siswa dalam menyelesaikan item soal yang berkaitan dengan indicator-indikator pemahaman kosep matematis. Dari kelima indicator tersebut diperoleh hasil presentase kemampuan pemahaman konsep siswa dilihat dari indicator pemahaman konsep matematis. Setiap item menunjukkan indikator pemahaman konsep yakni: 13

1) Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, 2) Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan membentuk konsep, 3) Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis, 4) Mampu menyajikan contoh dan non contoh dalam berbagai bentuk representasi matematis, 5) Mampu mengaitkan dengan berbagai konsep lain. Dari data di atas dapat dianalisis kemampuan pemahaman konsep siswa pada item 1 yang menunjukkan kemampuan siswa pada indicator 1 yakni menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari adalah sebesar 47,3%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk menyatakan ulang konsep mengenai lingkaran masih dibawah 50%. Namun, hal tersebut tidak berlaku pada item ke-2 yang menyatakan indicator pemahaman konsep ke-2 pula yakni, Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan membentuk konsep. Dari data didapatkan nilai paling tinggi yakni 81,7%, yang membuktikan bahwa siswa lebih cederung mampu mengklasifikasikan objek-objek yang berkaitan dengan lingkaran. Namun sulit untuk meyatakan ulang konsep mengenai apa itu lingkaran. Item ke-3 menunjukkan angka 63,3% yang tidak jauh berbeda dengan item ke-4 yang menunjukkan angka 63,2%. Item 3 dan 4 menunjukkan indicator ke 3 dan ke 4 yakni Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis dan Mampu menyajikan contoh dan non contoh dalam berbagai bentuk representasi matematis. Nilai tersebut tidaklah menunjukkan hasil yang sangat baik dan tidak juga buruk. Lebih dari 50% siswa mampu menyajikan konsep matematis mengenai sudut pusat dan sudut keliling lingkaran dalam berbagai bentuk. Serta lebih dari 50% siswa juga mampu menyajikan contoh sudut pusat dan sudut lingkaran dengan benar. Namun, dalam kenyataannya siswa belum sepeuhnya mampu menyajikan konsep yang bukan contoh dari sudut pusat dan sudut keliling. Hasil pada item ke-5 yang mempresentasikan indicator pemahaman konsep ke-5 yakni mampu mengaitkan dengan berbagai konsep lain menunjukkan angka 68,9%. Kebanyakan siswa dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan mengaitkannya pada materi lain. Namun, tidak sedikit siswa yang tidak mampu menyelesaikan masalah pada item ke-5 karena kemampuan koneksi matematisnya kurang. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VIII D SMP N 1 Plosoklaten mampu mengklasifikasikan objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya objek tersebut, namun siswa sangat kurang dalam menyatakan ulang kembali konsep yang ada. Selain itu dalam menyajikan konsep dalam berbagai bentuk dan menyajikan contoh dan non-contoh siswa yang mampu menyelesaikan adalah sebesar 63,2% saja. Dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa masih sangat kurang, hal tersebut terlihat dari presentase pecapaian hasil pada indikator pemahaman konsep siswa yang redah. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan atara kemampuan pemahaman konsep terhadap hasil belajar matematika di kelas VIII D SMP N 1 Plosoklaten sebesar 0,317 atau 31,7%. Hubungan tersebut sangatlah rasional karena matematika merupakan pelajaran yang membutuhka pemahaman konsep yang baik, hal tersebut dikarenakan konsep matematika adalah saling berkaitan. Terlihat pula bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis yang rendah dari presentase hasil 14

pencapaian dari tiap indikator yang hanya mampu memenuhi 63,2% saja. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep siswa yakni, adanya penggunaan benda-benda manipulatif untuk menunjang pembelajaran guru, selain itu adanya penerapan model pembelajaran yang tepat seperti menerapkan Scaffolding serta model pembelajaran quatum teaching. Dengan demikian, diharapkan guru dapat mengetahui mengenai hubungan antara pemahaman konsep matematis dengan hasil belajar siswa serta dapat digunakan dalam merancang pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal pemahaman konsep. DAFTAR PUSTAKA Asmarani, Dewi, dkk. (2017). Metakognisi Mahasiswa Tadris Matematika. Tulungagung: Akademia Pustaka. Hudojo, H. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skr ipsi/index/assoc/hash01aa/9f9eeb17.d ir/doc.pdf. Mutiah, S. (2016). Pengaruh pendekatan somatic, auditori, visual, dan intellectual (SAVI) terhadap pemahaman konsep matematika. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika-2 Unindra, Vol 1, 132-138. Jakarta: Unindra Press. NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: The National Council of Teachers of Mathematics, Inc. Permendikbud. (2016). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah. Purwanto, M. Ngalim. 1994. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya Santoso, Singgih. (2014). Statistic Non Parametric Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS Edisi Revisi. Jakarta: Kompas Gramedia. Septriani, Nicke dkk. (2014). Pengaruh Penerapan Pendekatan Scaffolding terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang. Jurnal Pendidikan Mtematika. 3(3), 17-21. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Winkel. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi Zulkardi. (2003). Pendidikan Matematika Republik Indonesia. dipetik tanggal 21 Mei 2018, dari http://pmri.or.id/. 15