TM. IV : STRUKTUR RANGKA BATANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KONSTRUKSI RANGKA BATANG. Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batangbatang

DEFLEKSI PADA STRUKTUR RANGKA BATANG

TM. V : Metode RITTER. TKS 4008 Analisis Struktur I

MEKANIKA TEKNIK 02. Oleh: Faqih Ma arif, M.Eng

METODE DEFORMASI KONSISTEN

GARIS PENGARUH PADA STRUKTUR RANGKA BATANG

Oleh : Ir. H. Armeyn Syam, MT FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

Metode Grafis. Metode CREMONA. TKS 4008 Analisis Struktur I

C 7 D. Pelat Buhul. A, B, C, D, E = Titik Buhul A 1 2 B E. Gambar 1

METODE SLOPE DEFLECTION

Rangka Batang (Truss Structures)

Outline TM. XXII : METODE CROSS. TKS 4008 Analisis Struktur I 11/24/2014. Metode Distribusi Momen

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

Modul Pendahuluan. Ir.Yoke Lestyowati, MT

Pertemuan IX : SAMBUNGAN BAUT (Bolt Connection)

DEFORMASI BALOK SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

Struktur Rangka Batang (Truss)

Golongan struktur Balok ( beam Kerangka kaku ( rigid frame Rangka batang ( truss

Struktur Rangka Batang Statis Tertentu

PENGARUH DAN FUNGSI BATANG NOL TERHADAP DEFLEKSI TITIK BUHUL STRUKTUR RANGKA Iwan-Indra Gunawan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu konstruksi tersusun atas bagian-bagian tunggal yang digabung membentuk

Konsep Desain dengan Teori Elastis

BAB I PENDAHULUAN. Konstruksi bangunan tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok dan

RANGKA BATANG ( TRUSS)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

MEKANIKA REKAYASA. llmu Rekayasa Klasik Sebagai Sarana Menguasai Program Aplikasi Rekayasa

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi untuk atap, jembatan, menara atau bangunan tinggi lainnya. Bentuk

Balok Statis Tak Tentu

Struktur Statis Tertentu : Rangka Batang

BAB III ANALISIS STRUKTUR

Konstruksi Rangka Batang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat monolit (menyatu secara kaku). Lain halnya dengan konstruksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu konstruksi bangunan, tidak terlepas dari elemen-elemen seperti

STUDI LITERATUR PERANCANGAN DIMENSI RANGKA BATANG BAJA RINGAN BERDASARKAN ANALISIS LENDUTAN DAN KEKUATAN BAHAN

Session 1 Konsep Tegangan. Mekanika Teknik III

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Struktur. 1.2 Derajat Ketidaktentuan Statis (Degree of Statically Indeterminancy)

4. Perhitungan dimensi Kuda-kuda

4. Perhitungan dimensi Kuda-kuda

METODA CONSISTENT DEFORMATION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BETON PRA-CETAK UNTUK RANGKA BATANG ATAP

TINJAUAN VISUAL KUANTITATIF GAYA TEKAN DAN TARIK PADA STRUKTUR RANGKA

PERENCANAAN DIMENSI BATANG

DAFTAR ISI. Latar Belakang... 1 Rumusan Masalah... 2 Batasan Masalah... 2 Maksud dan Tujuan... 3 Sistematika Penulisan... 3

BAHAN KULIAH STRUKTUR BAJA 1. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Informatika Undiknas University

TKS 4406 Material Technology I

MODUL PERKULIAHAN. Struktur Baja 1. Batang Tarik #1

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

BAB I STRUKTUR STATIS TAK TENTU

PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013

MEKANIKA REKAYASA III

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN GEDUNG IKIP PGRI SEMARANG JAWA TENGAH ( Planning Building Structure IKIP PGRI, Semarang Central Java )

P ndahuluan alat sambung

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu konstruksi bangunan, tidak terlepas dari elemen-elemen seperti

PERILAKU DAN SISTEM STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN

BAB III PENGURAIAN GAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 IMMANIAR F. SINAGA. Ir. Sanci Barus, M.T.

TINJAUAN KEKUATAN DAN BIAYA STRUKTUR ATAP BAJA RINGAN DAN BAJA KONVENSIONAL GEDUNG DIKLAT RSUP DR. KARIADI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

III. BATANG TARIK. A. Elemen Batang Tarik Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya aksial tarik murni.

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

PENGGUNAAN KAWAT BAJA SEBAGAI PENGGANTI BATANG TARIK PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

b. Gaya-gaya batang yang terjadi pada struktur rangka

ANALISIS SAMBUNGAN PORTAL BAJA ANTARA BALOK DAN KOLOM DENGAN MENGGUNAKAN SAMBUNGAN BAUT MUTU TINGGI (HTB) (Studi Literatur) TUGAS AKHIR

ANALISA STATIS TERTENTU WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

TEGANGAN SEKUNDER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG. Parhimpunan Purba *) Abstract

V. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal

Analisis Struktur II

Konsep Dasar. Definisi beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut :

STRUKTUR BAJA 1 KONSTRUKSI BAJA 1

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

PENGARUH KONFIGURASI RANGKA DAN OPTIMASI PROFIL TERHADAP KINERJA PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun

Struktur baja i. Perhitungan Sambungan Paku Keling

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

2 Mekanika Rekayasa 1

DEFLEKSI BALOK MELINTANG DAN TEGANGAN BATANG DIAGONAL TEPI JEMBATAN BOOMERANG BRIDGE AKIBAT VARIASI POSISI PEMBEBANAN

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

Gambar 5.1. Proses perancangan

STRUKTUR STATIS TERTENTU PORTAL DAN PELENGKUNG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA KALI CIBEREUM KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH

MEKANIKA REKAYASA. Bagian 1. Pendahuluan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

STUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP

BABI PENDAHULUAN. Bahan baja merupakan salah satu kreasi manusia modern. Sebehml baja

PERHITUNGAN PANJANG BATANG

Transkripsi:

TKS 4008 Analisis Struktur I TM. IV : STRUKTUR RANGKA BATANG Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Pendahuluan Rangka batang adalah suatu struktur rangka dengan rangkaian batang-batang berbentuk segitiga. Elemen rangka batang terbuat dari material kayu, baja, aluminium, dan sebagainya. Dalam struktur rangka batang, dipilih bentuk segitiga karena bentuk segitiga adalah suatu bentuk yang stabil, tidak mudah berubah. 1

Pendahuluan (Lanjutan) Pada struktur rangka batang, titik buhul sebagai sambungan tetap/stabil dianggap atau berperilaku sebagai sendi. Untuk menyambung titik buhul digunakan plat buhul. Pada struktur baja sambungan- 1. Detail salah satu sambungan sambungan pada plat buhul digunakan baut, paku keling atau las, sedangkan pada konstruksi kayu menggunakan sambungan baut, pasak atau paku. Tipe Rangka Batang Tipe-tipe rangka batang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Struktur jembatan 2. Tipe rangka batang b. Struktur atap 2

Tipe Rangka Batang (Lanjutan) Struktur rangka batang merupakan kumpulan dari batang-batang yang mana gaya-gaya batang tersebut harus diketahui. Dalam hal ini gaya-gaya batang tersebut beberapa gaya tarik (tension force) atau tekan (compression force). 3. Gaya-gaya batang Konstruksi Rangka Batang 1. Konstruksi rangka batang tunggal Setiap batang atau setiap segitiga penyusunannya mempunyai kedudukan yang setingkat, konstruksi terdiri dari atas satu kesatuan yang sama (setara). 4. Contoh konstruksi rangka batang tunggal 3

Konstruksi Rangka Batang (Lanjutan) 2. Konstruksi rangka batang ganda Setiap batang atau setiap segitiga penyusunnya setingkat kedudukannya. akan tetapi konstruksi terdiri atas dua buah kesatuan konstruksi yang setara. 5. Contoh konstruksi rangka batang ganda Konstruksi Rangka Batang (Lanjutan) 3. Konstruksi rangka batang tersusun Kedudukan batang atau segitiga penyusun konstruksi ada beda tingkatannya (konstruksi terdiri atas konstruksi anak dan konstruksi induk). Segitiga ABC merupakan segitiga konstruksi induk, sedang segitiga ADE merupakan segitiga konstruksi anak. 6. Contoh konstruksi rangka batang tersusun 4

Kestabilan Konstruksi Konstruksi rangka batang tersusun atas beberapa segitiga. mengapa demikian? karena bentuk segitiga adalah bentuk yg paling kokoh dibanding dengan bentuk lain. Pada bentuk segitiga, perubahan tempat akibat adanya gaya luar lebih kecil dari pada bentuk yang lain. Hal inilah yang menjadikan bentuk segitiga menjadi lebih kokoh, dan karenanya bentuk segitiga dipakai sebagai komponen pembentuk konstruksi rangka batang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 7. Kestabilan Konstruksi (Lanjutan) 7. Kestabilan konstruksi rangka batang Pada bentuk segitiga, perubahan tempat CC dihalangi oleh gaya tarik batang AC dan gaya tekan batang BC. Sedangkan pada bentuk persegi, perubahan tempat CC dan DD hanya dihalangi oleh gaya tarik AC dan BD, tanpa ada penghalang gaya tekan. Jadi terbukti bahwa konstruksi rangka batang yang tersusun atas segitigasegitiga merupakan susunan yg stabil (statis). 5

Ketidaktentuan Statis Untuk mengetahui apakah konstruksi statis tertentu atau statis tak tentu (dan atau labil), perlu suatu persamaan yang menyatakan hubungan antara banyaknya batang (M) dengan banyaknya titik buhul (J). Misal persamaan itu adalah M = A J + B, dengan A dan B adalah konstanta yang besarnya dicari. Dengan bantuan gambar 8, kasus tersebut dapat diselesaikan menjadi seperti persamaan (1) M = 2J 3 (1) Ketidaktentuan Statis (Lanjutan) 8. Struktur segitiga Untuk satu buah segitiga : M = A J + B 3 = A 3 + B atau 3 A + B = 3 (1) Untuk dua buah segitiga : M = A J + B 5 = A 4 + B atau 4 A + B = 5 (2) 6

Ketidaktentuan Statis (Lanjutan) Nilai A dicari dengan cara eliminasi B : 4 A + B = 5 3 A + B = 3 A = 2 Nilai B didapat dengan substitusi nilai A : 3 = 3 A + B 3 = 3 (2) + B B = 3 6 = 3 Jadi hubungan banyaknya batang (M) dengan banyaknya titik buhul (J) yang statis tertentu adalah M = 2 J 3, seperti persamaan (1). Ketidaktentuan Statis (Lanjutan) Untuk mengetahui struktur rangka batang tersebut statis tertentu atau statis tak tentu selain menggunakan persamaan (1), dapat juga dicek dengan persamaan (2) dan (3) yang pada prinsipnya adalah sama. M + R = 2J (statis tertentu) (2) M + R > 2J (statis tak tentu) (3) dengan : M : jumlah batang R : jumlah reaksi J : jumlah buhul 7

Ketidaktentuan Statis (Lanjutan) Bila jumlah batang (M) pada suatu konstruksi lebih besar dari pada persamaan (1), maka konstruksinya adalah statis tak tentu. Besarnya derajat ketidaktentuan statis (DKS) ditunjukkan oleh kelebihan batang pada konstruksi tersebut. Sedangkan jika jumlah batang lebih kecil dari pada persamaan (1), maka konstruksi tersebut labil. Metode Analisis Untuk menganalisis rangka batang dapat digunakan beberapa metode, antara lain : 1. Metode Grafis a. Cremona b. Culman c. Williot-Mohr 2. Metode Analitis a. Titik Buhul b. Ritter c. Unit Load 8

Terima kasih atas Perhatiannya! 9