Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 43 Tahun 2019

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Sistem NFT (Nutrient Film Techniqeu) ROMMY A LAKSONO

III. TATA CARA PENELITIAN

PENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

I. PENDAHULUAN. Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

Hidroponik Untuk Pemula. Feri Ferdinan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. aquades, larutan hara hidroponik standart AB Mix (KNO 3, Ca(NO 3 ) 2,K 2 SO 4,

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bulan Februari 230 Sumber : Balai Dinas Pertanian, Kota Salatiga, Prov. Jawa Tengah.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Peneltian

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA HIJAU (Lactuca sativa) DENGAN SISTEM HIDROPONIK NFT PERLAKUAN KONSENTRASI TUGAS AKHIR

Baiklah sekarang saya lanjut mengenai cara menanam secara hidroponik.

BAB I PENDAHULUAN. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa

TEKNOLOGI PERTANIAN. 1 Imam Qalyubi et al., Pengaruh Debit Air Dan Pemberian Jenis Nutrisi...


III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di

Click for the next show

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

PERTUMBUHAN DAN HASIL PAKCHOI (Brasicca rapa L.) PADA DUA SISTEM HIDROPONIK DAN EMPAT JENIS NUTRISI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 Juni 2015 di Laboratorium

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 2 SEPTEMBER 201 ISSN

PENGARUH TINGKAT EC (ELECTRICAL CONDUCTIVITY) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA SISTEM INSTALASI AEROPONIK VERTIKAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2014 di Greenhouse

STUDI MACAM MEDIA DAN DEBIT ALIRAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) SECARA HIDROPONIK NFT

P r o s i d i n g 233

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

Mahasiswa Prodi Agronomi Pascasarjana UNS. Dosen Pembimbing I Prodi Agronomi Pascasarjana UNS

PENGARUH PENGGUNAAN DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI ( Brassica chinensis L.

Volume 11 Nomor 2 September 2014

PERTUMBUHAN SELADA DALAM HIDROPONIK SUBSTRAT DENGAN PERBEDAAN UKURAN SERAT AREN DAN NUTRISI

UJI KEMIRINGAN TALANG SISTEM FERTIGASI HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Technique) PADA BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica Juncea L) SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2014 di Laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

BUDIDAYA GREEN BUTTERHEAD (Lactuca sativa var. capitata L.) SECARA HIDROPONIK SISTEM NFT DENGAN MEDIA TANAM ROCKWOOL

Aplikasi Hidroponik NFT pada Budidaya Pakcoy (Brassica rapa chinensis)

TINJAUAN PUSTAKA. menerima nutrisi yang seimbang. Tanaman tersebut lebih sehat karena menghabiskan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM DAN LARUTAN AB MIX DENGAN KONSENTRASI BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI TANAMAN SELADA

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari - Maret Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MENGATUR ph NUTRISI PADA SISTEM HIDROPONIK NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT)

UJI PEMOTONGAN UMBI DAN MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL VERTIKULTUR TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Bayam Hidroponik

II. TINJAUAN PUSTAKA Nutrient Film Technique (NFT) 2.2. Greenhouse

PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM PETIK (Amaranthus hybridus L.) PADA BERBAGAI MEDIA KULTUR PASIR SEBAGAI PENUNJANG MATAKULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

[EFFECTS OF NUTRIENT COMPOSITION IN THE SOLUTION ON GROWTH AND YIELD OF PAKCHOY (Brassica chinensis) PLANTED BY HYDROPONIC]

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarahnya, penelitian hidroponik dikenal melalui penelitian

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS BOKASHI SAMPAH PASAR DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

PENDAHULUAN. apartemen sekalipun. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

Inal Siregar Tanggal No 32, Padangsidimpuan ABSTRAK

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI HIJAU Brassica juncea L. PADA BERBAGAI DESAIN HIDROPONIK. Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

PENGARUH KOMBINASI PEMBERIAN LUMPUR MANGROVE DAN TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea)

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (Bio organic fertilizer) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2014 Januari 2015 di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

Transkripsi:

Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 43 Tahun 2019 Sumber Daya Pertanian Berkelanjutan dalam Mendukung Ketahanan dan Keamanan Pangan Indonesia pada Era Revolusi Industri 4.0 Pengaruh Kombinasi Bentuk Talang dan Jarak Tanam terhadap Perakaran dan Hasil Tanaman Sawi Pakchoi (Brassica rapa L.) Dengan Sistem Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) David Yefta Samuel Nobel 1) dan Suprihati 2) 1 Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Binis UKSW, Salatiga 2 Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Binis UKSW, Salatiga Abstrak Bentuk talang dan jarak tanam menjadi salah satu faktor abiotik yang berpengaruh terhadap perakaran dan hasil sawi Pakchoi secara hidroponik NFT. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kombinasi bentuk talang dan jarak tanam terhadap perakaran dan hasil sawi Pakchoi. Penelitian dilakukan di Plesungan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada bulan Mei hingga Juli 2018 di greenhouse. Terdapat enam perlakuan kombinasi bentuk talang persegi dan pipa paralon dengan jarak tanam 10 cm, 15 cm, 20 cm. Perlakuan diulang empat kali sehingga didapatkan 24 satuan percobaan, ditata dengan Rancangan Acak Kelompok. Pengamatan meliputi panjang akar, berat kering akar, diameter bonggol, diameter tajuk dan berat segar tajuk. Data dianalisis menggunakan sidik ragam. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan digunakan uji BNJ dengan selang kepercayaan 5%. Berdasarkan hasil penelitian, kombinasi bentuk talang dan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap berat kering akar. Kombinasi paralon dengan jarak tanam 20 cm menghasilkan berat segar tajuk 226,9g yang memenuhi kriteria layak jual. Kata kunci: bentuk talang, jarak tanam, perakaran, pakchoi, NFT Pendahuluan Pakchoi (Brassica rapa L.) adalah salah satu jenis sayur yang termasuk dalam keluarga Brassicaceae. Tanaman pakchoi memiliki berat berkisar 200g 250g, bentuk fisik yang tidak terlalu besar, sehingga sangat cocok ditanam menggunakan sistem hidroponik, serta memiliki umur tanam 40 hari dari semai hingga panen (Adiwilaga, 2010). Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat menanam tanaman (Lingga, 2011). Salah satu sistem pada hidroponik yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan sistem NFT (Nutrient Film Technique), dimana air nutrisi dialirkan ke deretan akar tanaman secara dangkal atau tipis, setipis lapisan film. Berdasarkan pernyataan Harjoko (2009) dan Aulia dkk. (2014) yang membuktikan bahwa semakin rapatnya jarak tanam maka akan mempengaruhi panjang akar dan tinggi tanaman. Hasil E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 67

penelitian mengenai jarak tanam yang dilakukan oleh Daviv dkk. (2011). Dengan menggunakan jarak tanam 15 cm dan 20 cm memberikan hasil pertumbuhan pada panjang tajuk dan panjang akar yang baik. Pada jarak tanam 15 cm memiliki panjang akar yang lebih panjang dibandingkan dengan jarak 20 cm. Sedangkan panjang tajuk mendapat hasil terbaik dengan menggunakan jarak tanam 20 cm. Sehingga penelitian jarak tanam menjadi penting untuk diperhatikan, guna menentukan pemilihan jarak tanam yang baik. Menurut peneliti terdapat beberapa faktor lain selain jarak tanam, yang dapat mempengaruhi perakaran dan hasil tanaman sawi Pakchoi, salah satunya adalah penggunaan bentuk talang. Penggunaan bentuk talang yang berbeda dapat mempengaruhi bentuk perakaran, karena akar akan bertumbuh sesuai dengan bentuk aliran air yang mengalir, karena pada dasarnya bentuk aliran air pada instalasi hidroponik akan mengikuti bentuk dari wadahnya atau talangnya. Sehingga volume ketebalan aliran yang berbeda dapat menghasilkan luas permukaan talang yang berbeda. Ketebalan nutrisi yang terlalu tinggi akan menyebabkan oksigen terlarut sedikit, sehingga penggunaan bentuk talang, akan mengambarkan bentuk dari aliran air yang mengalir melalui permukaan talang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Rizka dan Sismanto (2016) dengan menggunakan talang berbentuk persegi (S1) dan talang pipa berbentuk lingkaran (S2) menunjukan hasil S1 memiliki nilai berat segar, dan berat kering pakchoi terbaik dibandingkan dengan sistem S2. Sehingga talang persegi (S1) dapat menghasilkan tanaman sawi Pakchoi yang lebih layak untuk dipasarkan. Tujuan penelitian dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi bentuk talang dan jarak tanam terhadap perakaran dan hasil sawi Pakchoi. Serta mengetahui apakah berat segar tajuk memenuhi kriteria layak jual. Metodologi Penelitian ini dilakukan di halaman komplek perumahan Plesungan, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah. Budidaya tanaman sawi dilakukan di dalam greenhouse pada bulan Mei hingga Juli 2018. Alat yang digunakan meliputi EC meter, pompa air, tandon air, timbangan analitik, oven, selang inlet, penggaris, pondasi instalasi dari besi, talang persegi 4 meter, pipa paralon 4 meter, bor listrik, bolpoint. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, benih sawi pakchoi varietas Diana, air, rockwool, nutrisi ABmix, screennet, plastik UV, lem pipa Penelitian ini memiliki 24 satuan percobaan dimana terdapat enam perlakuan yang diulang sebanyak empat kali. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Macam perlakuan kombinasi bentuk talang dan jarak tanam yang diujikan meliputi (P1): talang persegi, jarak tanam 10 cm, (P2): talang persegi, jarak tanam 15 cm, (P3): talang persegi, jarak tanam 20 cm, E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 68

(P4): pipa paralon, jarak tanam 10 cm, (P5): pipa paralon, jarak tanam 15 cm, (P6): pipa paralon, jarak tanam. Parameter perakaran yang diamati meliputi panjang akar, berat kering akar serta parameter hasil meliputi diameter bonggol, diameter tajuk, berat segar tajuk. Hasil pengamatan dianalisis menggunakan metode sidik ragam (Uji F 5%). Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan digunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ), dengan selang kepercayaan 5%. Untuk mengetahui keeratan hubungan antar perlakuan digunakan uji korelasi. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan sidik ragam pada Tabel 1, kombinasi bentuk talang dan jarak tanam hanya berpengaruh nyata terhadap berat kering akar dan tidak berpengaruh nyata terhadap peubah yang lain. Tabel 1. Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh pemilihan bentuk talang dan jarak tanam terhadap peubah perakaran dan hasil sawi Pakchoi Peubah Satuan F hitung Panjang Akar cm 0,59 tn Berat Kering Akar g 4,35* Diameter Bonggol cm 1,37 tn Diameter Tajuk cm 0,54 tn Berat Segar Tajuk g 1,81 tn Keterangan : * = Berpengaruh nyata uji F 5 % tn= Tidak Berpengaruh Nyata Panjang akar pada Tabel 2. berkisar antara 18,4 cm 21,05 cm dan saling tidak berbeda nyata. Panjang akar terbaik terdapat pada perlakuan P5 (pipa paralon, jarak tanam 15 cm) dengan hasil 21,05 cm, hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Daviv (2011) dengan menggunakan jarak tanam 15 cm panjang akar akan lebih baik. Tanaman pakchoi tidak memiliki rongga batang, sehingga kebutuhan akar akan oksigen tidak dapat dipenuhi secara optimal. Pada kondisi aerob distribusi air dan udara dan tersedianya ruang berpori, mendorong pertumbuhan akar, termasuk rambut akar. Luas permukaan pipa paralon lebih kecil dibandingkan talang persegi, hal ini menyebabkan apabila jarak tanam makin rapat maka ketebalan nutrisi didalam pipa makin tinggi, dan dimungkinkan terjadinya perendaman akar dan media. Kebutuhan oksigen pada akar akan memicu untuk akar dapat tumbuh, akan tetapi akan lebih optimal pada kondisi yang tidak terlalu terendam dan tidak juga terlalu renggang. Kondisi bentuk dasar area media, akan mempengaruhi bentuk dan arah pertumbuhan akar. Dimana perlakuan yang menggunakan talang persegi, akar akan terbentuk pada sekitar area media tanam dari tiap sisi sehingga akar tumbuh merata pada sekitaran media rockwool. Sedangkan bentuk E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 69

akar pada pipa paralon akan memanjang hanya pada 2 sisi dan cenderung tumbuh memanjang memenuhi ketebalan air nutrisi yang mengalir serta mengikuti arah aliran nutrisi. Berat kering akar berkisar antara 2,065 g 2,697 g (Tabel 2.). Berat kering akar pada perlakuan P6 (pipa paralon, jarak tanam 20 cm) dan P3 (talang persegi, jarak tanam 20 cm) memiliki berat kering akar yang sama yaitu 2,697g. Perlakuan yang lain memiliki berat kering akar yang saling tidak berbeda nyata. Semakin renggang jarak tanam sawi Pakchoi akan meningkatkan berat kering akar (Grafik 1.). Menurut Febriyono dkk. (2017) berat kering akar tanaman akan besar apabila pertumbuhan tanaman diimbangi dengan kebutuhan air, unsur hara yang cukup. Sedangkan tanaman yang kebutuhan air tidak terpenuhi, maka berat kering akarnya akan lebih kecil. Pengaplikasian jarak tanam memungkinkan tanaman untuk memanfaatkan faktor pendukung pertumbuhan seperti kebutuhan cahaya matahari, air, unsur hara dan ruang tumbuh untuk pertumbuhan akar tanaman maupun tanaman. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh proses fotosintesis untuk menghasilkan fotosintat yang digunakan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman salah satunya akar. Sedangkan perbedaan jarak tanam hanya mendapatkan unsur hara, mineral dan air yang sama, akan tetapi cahaya yang didapat akan berbeda-beda. sehingga pertumbuhan akar yang dicerminkan pada berat kering akar akan berbeda hasilnya. Serta ketebalan akar ditentukan oleh jarak tanam, dimana semakin lebar jarak tanam akan menghasilkan berat kering akar yang makin bertambah (Grafik 1.) Tabel 2. Pengaruh kombinasi bentuk talang dan jarak tanam terhadap perakaran dan hasil sawi Pakchoi pada saat panen. VARIABEL Perlakuan (Bentuk Diameter Talang dan Jarak Panjang Berat Kering Diameter Berat Segar Bonggol ( Tanam) Akar ( cm) Akar (g) Tajuk ( cm) Tajuk (g) cm) P1 Talang, 10 cm 20,30 a 2,155 b 4,625 a 26,50 a 214,793 a P2 Talang, 15 cm 18,40 a 2,242 b 4,995 a 26,30 a 226,108 a P3 Talang, 20 cm 20,65 a 2,697 a 4,750 a 26,45 a 222,750 a P4 Paralon, 10 cm 20,40 a 2,065 b 4,652 a 27,45 a 213,898 a P5 Paralon, 15 cm 21,05 a 2,180 b 4,600 a 26,00 a 210,925 a P6 Paralon, 20 cm 18,50 a 2,697 a 4,955 a 26,90 a 226,928 a Diskripsi Pakchoi Varietas Diana - - - - 250-300 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata antar perlakuan pada Uji BNJ 5% Diameter bonggol pada Tabel 2. berkisar antara 4,6 cm - 4,995 cm dan saling tidak berbeda nyata. Perlakuan P2 (talang persegi, jarak tanam 15 cm) menghasilkan nilai paling tinggi yaitu 4,995 cm. Perbedaan hasil diameter bonggol dikarenakan lebih pada pengaruh jarak tanam, dimana jarak tanam yang terlalu rapat akan menyebabkan pertumbuhan sawi semakin tumbuh kearah atas. Sehingga jika kerapatan jarak tanam diperenggang maka, pertumbuhan tinggi sawi akan berkurang, E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 70

Berat Kering Akar (g) Berat Segar Tajuk (g) dan menjadikan tangkai daun berisi, sehingga diameter bonggol menjadi lebih besar. Sedangkan pada jarak tanam yang renggang akan memiliki kecenderungan untuk memiliki jumlah daun dan luas daun yang tinggi, karena tersedia ruang yang cukup untuk mengoptimalkan penerimaan cahaya yang dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Valdhini dan Aini (2017) menggunakan sawi putih, semakin rapat jarak tanamnya, maka diameter bonggol akan semakin kecil. Semakin rapat jarak tanam semakin banyak populasi tanaman per satuan luas, sehingga persaingan unsur hara antar tanaman semakin ketat. Demikian juga penelitian Leppe dan Noor (1992) pada tanaman meranti, jarak tanam yang lebih lebar memberikan diameter yang lebih lebar dibandingkan jarak tanam yang lebih rapat. Diameter bonggol berkorelasi erat dengan panjang akar (0,66). Keeratan yang terjadi pada panjang akar dengan diameter bonggol dikarenakan pada bagian bonggol tanaman berfungsi untuk menyimpan kandungan air yang diserap oleh akar, sehingga semakin panjang akar maka akan semakin banyak kandungan air yang disimpan pada bagian diameter bonggol yang terdiri dari kumpulan beberapa tangkai daun sawi Pakchoi. Diameter tajuk pada Tabel 2. berkisar antara 26 cm 27,45 cm dan saling tidak berbeda nyata. Hasil terbaik diameter tajuk yaitu pada perlakuan P4 (pipa paralon, jarak tanam 10 cm) yang menghasilkan nilai paling tinggi, yaitu 27,45 cm. Pengaruh jarak tanam lebih berdampak, karena jarak tanam 10 cm cenderung membuat tanaman menjadi tumbuh lebih ke atas dan bentuk yang kurang baik. Pada tanaman pakchoi normal, pakchoi memiliki bentuk tangkai daun yang besar dan berisi, tetapi pakchoi akan memiliki tangkai daun yang kecil dan daun yang cenderung memanjang ketika jarak tanam yang digunakan terlalu rapat, sehingga pada hasil perlakuan P4 akan memiliki diameter tajuk yang lebih lebar. Berat segar tajuk dengan hasil berkisar antara 210,925 g 226,928 g (Tabel 2.) dan saling tidak berbeda nyata. Dari komponen hasil perlakuan P6 (pipa paralon, jarak tanam 20 cm) memiliki nilai yang tertinggi dengan hasil berat segar tajuk 226,928 g. 2.8 2.6 2.4 2.2 2 10 15 20 Jarak Tanam ( cm) 240 220 200 10 15 20 Jarak Tanam ( cm) Kotak Bulat Kotak Bulat Grafik 1. Berat kering akar dan berat segar tajuk sawi Pakchoi pada berbagai kombinasi bentuk talang dan jarak tanam E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 71

Berat segar tajuk akan mengami kenaikan apabila menggunakan talang persegi dengan jarak tanam 10 cm hingga 15 cm, sedangkan pada pipa paralon akan mengalami kenaikan berat segar tajuk dengan jarak tanam 15 cm hingga 20 cm (Grafik 1.). Pada talang persegi terjadi penurunan berat segar tajuk pada jarak tanam 15 cm hingga 20 cm. jarak tanam yang terlalu renggang serta bentuk akar yang tidak terlalu panjang dan bentuk dasar talang yang terlalu luas, membuat hambatan pada aliran nutrisi menjadi sukar untuk terjadi, membuat aliran air nutrisi menjadi lebih deras. Menurut Asmana (2017) debit larutan berpengaruh terhadap tanaman disebabkan karena aliran air yang terlalu deras akan menyebabkan akar sulit untuk menyerap unsur hara yang terdapat pada aliran nutrisi tersebut. Pada pipa paralon terjadi penurunan berat segar tajuk pada kondisi jarak tanam 10 cm hingga 15 cm. Kompetisi unsur hara menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan berat segar tajuk. Kompetisi akar tanaman meliputi air, serta unsur hara dan oksigen. Penurunan berat segar tajuk juga dapat terjadi akibat terbendungnya aliran akibat pertumbuhan akar yang terlalu lebat di dalam talang bila jarak tanam terlalu dekat (Suhardiyanto, 2011). Hasil yang berbeda didapatkan dari peneltian yang telah dilakukan oleh Rizka dan Sismanto (2016) dimana berat segar dan berat kering akan lebih baik jika ditanam menggunakan talang persegi dan bukan pipa paralon, hal ini bisa disebabkan karena daerah sekitar akar akan memiliki cukup ruang untuk akar dapat berkembang, serta bentuk pipa paralon yang memiliki cekungan pada bagian dasarnya menjadikan akar hanya tumbuh pada 2 sisi yang sejalur dengan aliran nutrisi membuat air nutrisi akan mudah terhambat karena akar pakchoi yang semakin rimbun, dimana akar akan berusaha mensuplai oksigen untuk mengoptimalkan proses respirasi. Sehingga pada saat ditimbang maka berat kering akar pada perlakuan P6 akan lebih berat dibandingkan perlakuan yang lain. Korelasi tertinggi yang didapatkan antar diameter bonggol memiliki hubungan paling erat dengan berat segar tajuk (0,91). Keeratan yang terjadi pada diameter bonggol dengan berat segar tajuk dikarenakan pada bagian tajuk tanaman memiliki bagian-bagian yang berpotensi untuk menyimpan kandungan air yang tinggi, seperti tangkai daun pada bonggol sawi Pakchoi, sehingga apabila diameter bonggol besar maka akan mempengaruhi bertambahnya berat basah tajuk ketika ditimbang. Salah satu fungsi akar adalah menyerap unsur hara dan air. Banyaknya air yang diserap oleh akar dipengaruhi panjang akar yang dimiliki suatu tanaman. Semakin besar panjang akar maka akan diikuti dengan meningkatnya diameter tajuk tanaman. Tanaman sawi Pakchoi memiliki beberapa organ pada tajuk yang digunakan untuk menyimpan jaringan yang banyak menggandung air yang diperoleh dari hasil penyerapan akar, salah satu organ pada tajuk salah satunya adalah E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 72

bonggol, sehingga apabila akar menyerap dalam jumlah banyak maka diameter bonggol akan semakin besar. Semakin tinggi diameter bonggol maka akan diikuti dengan meningkatnya berat segar tajuk tanaman. Hal ini dikarenakan pada tanaman pakchoi memiliki tangkai daun yang menempel pada bagian bonggol, sedangkan bagian dari tanaman pakchoi menyimpan banyak kandungan air pada bonggol, sehingga ketika bonggol memiliki diameter besar maka secara otomatis berat segar tajuk akan meningkat. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Kombinasi bentuk talang dan jarak tanam hanya berpengaruh nyata terhadap berat kering akar dan tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar, diameter bonggol, diameter tajuk dan berat basah tajuk. Kombinasi paralon dengan jarak tanam 20 cm menghasilkan berat segar tajuk 226,9 g yang memenuhi kriteria layak jual. Saran Penelitian mengenai aneka bentuk talang yang lain perlu dikembangkan lebih lagi, agar masyarakat dapat menentukan manakah bentuk talang yang terbaik dan tepat. Belum banyak penelitian lebih lanjut mengenai bentuk talang sehingga penelitian ini layak untuk dikembangkan untuk menunjang industri 4.0. Daftar Pustaka Adiwilaga. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisi Permintaan dan Sisi Penawaran Sayuran Sawi. Penerbit Alumni Bandung: Bandung. Asmana, M.S., Sirajuddin H.A., Guyup M.D.P. 2017. Analisis Keseragaman Aspek Fertigasi Pada Desain Sistem Hidroponik Dengan Perlakuan Kemiringan Talang. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem. Vol.5 (No.1), 303-315. Aulia, N.M., Sugeng T., Ahmad T. 2014. Pengaruh Naungan Terhadap Pertumbuhan Sawi (Brassica juncea L.) Pada Sistem Hidroponik DFT (Deep Flow Technique). Jurnal Teknik Pertanian Lampung. Vol.3 (No.2), 103-110. Daviv, Z.V., Siti F., Catur W. 2011. Penerapan Panjang Talang dan Jarak Tanam Dengan Sistem Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) Pada Tanaman Kailan (Brassica oleraceae var. Alboglabra). Jurnal Agrovigor. Vol.6 (No.2). Febriyono, Raditya., Yulia E.S., Agus S. 2017. Peningkatan Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans L.) Melalui Perlakuan Jarak Tanam dan Jumlah Tanaman Per Lubang. Jurnal Ilmu Pertanian dan Tropika dan Subtropika. Vol.2 (No.1), 22-27. Harjoko, D. 2009. Studi Macam Media dan Debit Aliran Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bayam Merah Secara Hidroponik NFT. Jurnal Agrosains. Vol.11 (No.2), 58-62. Leppe, D. dan M.Noor. 1992. Uji Coba Jenis dan Jarak Tanam Tiga Jenis Meranti. Jurnal Penelitian Hutan Tropika Samarinda. Vol.6 (No.1), 189-197. E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 73

Lingga, P. 2011. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Cetakan XXXII. Penerbit Penebar Swadaya: Jakarta. Rispa, Y.A., Andi M., Baharuddin, Muhtadin A.S. 2012. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) Pada Berbagai Desain Hidroponik.Universitas Hasanuddin: Makassar. Suhardiyanto, Herry. 2011. Teknologi Hidroponik Untuk Budidaya Tanaman. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/8405/4_teknologi_hidroponik_utk_b udidya_tanaman_hery-suhar.pdf. Diakses Tanggal 12 Februari 2018. Valdhini, I.Y., Aini, N. 2017. Pengaruh Jarak Tanam dan Varietas Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Putih (Brassica chinensis L.) Secara Hidroponik. Jurnal of Agricultural Science. Vol.2 (No.1), 39-46. E-ISSN: 2615-7721 Vol 3, No. 1 (2019) A. 74