PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN OLEH GURU SMK DI BANDA ACEH DALAM UPAYA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG

KREATIVITAS GURU IPA KELAS VII DAN VIII DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2014/2015

TINJAUAN PELAKSANAAN PRAKTEK DASAR KERJA KAYU SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 PADANG

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEPSI GURU BIOLOGI MENGHADAPI KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SATUAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA PEKANBARU

Journal of Physical Education and Sports

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada kecakapan hidup (life skill oriented), kecakapan berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI GURU SD DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilaksanakan saat ini sebagai upaya untuk. bangsa. Elemen dalam pendidikan yang paling utama yaitu proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TINGKAT KESIAPAN GURU DAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM KURIKULUM 2013 KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI BERMEDIA LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL KELAS XI POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID

Analisis kesesuaian rpp dan pelaksanaan pembelajaran IPA berdasarkan Kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Madiun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA

BAB I PENDAHULUAN. ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan

I. PENDAHULUAN. mudah dihadirkan di ruang kelas. Dalam konteks pendidikan di sekolah,

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan

TINJAUAN KESIAPAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM IPA DI SMP NEGERI SE- KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa salah satunya bergantung pada sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA

Samsuar SDN 001 Bintan Kecamatan Dumai Timur

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa banyak pengaruh terhadap berbagai bidang. Dunia

PENERAPAN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI MA MUHAMMADIYAH 1 MALANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Program telekomunikasi dalam bentuk Teknologi Informasi dan Komunikasi atau

DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK

Konsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing

BAB I PENDAHULUAN. Fery Ferdiansyah, Penerapan Model Pembelajaran Osborn Untuk Meningkatkan Literasi Dan Disposisi Matematis Siswa SMP

PENERAPAN PROFESIONALITAS GURU PENJASORKES DI SMP NEGERI KECAMATAN V KOTO TIMUR KABUPATEN PADANG PARIAMAN

KEMAMPUAN GURU DAN MOTIVASI SISWA SERTA SARANA DAN PRASARANA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES KELAS IV DAN V DI SD NEGERI 22 ANDALAS PADANG

BAB II KAJIAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Dari hasil penelitian Thomas Fuchs dan Ludger Woessman (2004) yang berjudul Computers and Student

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari satu tempat ke seluruh penjuru dunia terjadi dengan sangat

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar kita

I. PENDAHULUAN. tingkat pencapaian kemampuan sains siswa adalah Trends in International

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

PROJECT BASED LEARNING SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

TINJAUAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

LAPORAN ANALISIS KURIKULUM 2013

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 PAINAN

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving

Amelia Atika 1,Kamaruzzaman 2

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS

ANALISIS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD SE-KECAMATAN BINJAI UTARA KOTA BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan keakuratan dalam pemerosesan data dan

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk

ANALISIS KESIAPAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM (Andi Yulianto, Adelina Hasyim, Yunisca Nurmalisa) ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja pada Praktikum Struktur dan Fungsi Sel Di SMA Negeri 1 Kota Jambi

KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK (AUTHENTIC ASSESMENT) SEBAGAI EVALUASI PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya (Fa turrahman dkk,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

Pengaruh Manajemen Kesiswaan terhadap Disiplin Belajar dalam Mewujudkan Prestasi Belajar Siswa

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DIAH NURAINI MUNCARNO DARSONO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahdawi Firmansyah, 2014

Abstract. Keywords : Interactive Media, LAN, TKJ.

Transkripsi:

JINOTEP Vol 7 (1) (2020): 33-41 DOI: 10.17977/um031v7i12020p033 JINOTEP (Jurnal Inovasi Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran http://journal2.um.ac.id/index.php/jinotep/index PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN OLEH GURU SMK DI BANDA ACEH DALAM UPAYA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Andika Prajana 1*, Yuni Astuti 2 1 Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia 2 Universitas Negeri Padang, Indonesia 1* Email: andikaprajana@ar-raniry.ac.id, 2 yuniastuti@fik.unp.ac.id Article History Received: 14-04-2020 Accepted: 01-05-2020 Published: 01-06-2020 Keywords Manfaat, TIK,, implementasi kurikulum 2013 Abstrak Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki keunggulan dibandingkan cara-cara tradisional, dimana terlihat dalam hal efektivitas dan efisiensi. Kompetensi penting dimiliki oleh guru salah satunya penguasaan TIK. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis dan mendeskripsikan pemanfaatan TIK yang dilakukan guru-guru SMK di Banda Aceh dalam perencanaan, proses dan evaluasi Berdasarkan studi di beberapa Sekolah Menengah Kejuruan yang berada di kota Banda Aceh, ditemukan bahwa ada divergensi terhadap pemanfaatan TIK oleh setiap guru mata pelajaran sekolah kejuruan. Penelitian ini menggunakan metode survei lapangan. Subjek penelitian ini adalah guru sebanyak 30 orang. Kesimpulan yang diperoleh > 80% guru memanfaatkan TIK dalam perencanaan, tetapi <70% memanfaatkan TIK sebagai dalam proses dan juga <70% memanfaatkan TIK sebagai alat evaluasi Abstract ICT is now more widely used because it has advantages compared to traditional methods which are seen in terms of effectiveness and efficiency. One of the important competencies possessed by the teacher is mastery of ICT. The purpose of this study is to analyze and describe the use of ICT by the teacher in the planning, process and evaluation of learning. The approach taken in this research is survey research where it is descriptive in nature. Based on studies in several SMK Sekolah Menengah Kejuruan (Vocational High Schools) located in Banda Aceh, researchers found a difference in the use of ICT by each teacher in vocational school subjects. This methods used in field research. The subjects of this study were 30 teachers who could be sampled. This teacher who was studied was not a teacher who taught only computer learning. Conclusions obtained> 80% of teachers use ICT in learning planning, but <70% use ICT as a learning process and also <70% use ICT as a learning evaluation tool. Corresponding author : Yuni Astuti Address: Jalan Prof. Hamka Air Tawar Padang Instansi: Universitas Negeri Padang E-mail: yuniastuti@fik.unp.ac.id 2020 Universitas Negeri Malang p-issn 2406-8780 e-issn 2654-7953 33

34 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi Pembelajaran Vol.7, No.1, Juni 2020, Hal. 33-41 PENDAHULUAN Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki pertumbuhan yang sangat signifikan dari tahun 1990 sampai dengan sekarang di negara-negara maju (institusi pendidikan tinggi) terhadap penggunaannya pada bidang software (Prajana, 2017). Namun penggunaan TIK tidak hanya untuk bidang pendidikan secara khusus, ada beberapa lain yang memanfaatkan TIK dengan baik seperti pada bidang perdagangan, pertahanan dan keamanan negara, sosial budaya dan aspek masyarakat lainnya. TIK dimanfaatkan karena memiliki kelebihan jika kita bandingkan dengan cara-cara yang dianggap tradisional selama ini. Keunggulan TIK ini dapat dilihat dalam efektivitas, efisiensi dan juga biaya yang cukup terjangkau. Adapun keunggulan dari TIK ini dapat kita analogikan pada contoh kasus dengan pemisalan X merupakan penjual barang kerajinan yang berada di Kota Banda Aceh dan Y merupakan pembeli dari DKI Jakarta. Seterusnya B berniat membeli kerajinan yang dijual oleh A. Aturan secara tradisional, maka B harus mengunjungi kota tempat A menjual barang kerajinan itu kemudian membuat akad kesepakatan/kontrak pembelian dan atau sebaliknya. Apabila menggunakan teknologi internet maka dengan saling mengirimkan surat elektronik/surel atau media sosial WhatsApp saja perjanjian jual beli ini dapat dibuat (Prajana, 2017). Dari analogi di atas maka disimpulkan bahwa dengan menggunakan TIK maka efisiensi dalam interaksi kehidupan manusia dapat terwujud. Pemanfaatan secara efisien ini memiliki pengaruh terhadap kualitas dan kuantitas pada setiap interaksi yang terjadi, karena dengan memanfaatkan TIK setiap interaksi yang telah dilakukan maka dengan mempertimbangkan kelebihan-kelebihan yang diperoleh dari penerapan TIK ini semakin meningkat. TIK sendiri sering diaplikasikan dalam bermacam pekerjaan kehidupan manusia. Pelaksanaan pendidikan yang dilakukan pemerintah Indonesia, diatur dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP merupakan kriteria minimal segala indikator setiap pelaksanaan sistem pendidikan nasional dan standar ini harus terpenuhi setiap penyelenggara atau satuan pendidikan di Indonesia. SNP ini memiliki fungsi sebagai bagian dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu (Noor, 2011). Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (Pendidikan, Kebudayaan, & Indonesia, 2013). Proses dilaksanakan secara aktif atau saling aktif, memberikan inspiratif, harus menyenangkan, memiliki tantangan, memberikan motivasi peserta didik untuk ikut aktif, serta memberikan tempat yang cukup bagi yang memiliki inisiatif, data kreasi dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Anbarini, 2013). Aktivitas siswa seperti yang dijelaskan (Bulle, 2019) dilihat dari dua pengamatan. Pertama, gagasan kegiatan siswa biasanya terkait dengan apa yang baik dari sudut pandang pendidikan. Kedua, aktivitas ini dikaitkan dengan konstruktivisme, sehingga konstruktivisme berpotensi mencakup seluruh pemikiran pendidikan kontemporer, sampai pada titik bahwa, dalam arti tertentu, tidak mungkin untuk tidak menjadi konstruktivis. Lebih spesifik, konstruktivisme didasarkan pada premis umum yang sesuai dengan pengetahuan dan makna secara aktif dibangun oleh pikiran manusia (Jenkins, 2000). Karena konstruksi ini relatif terhadap pengetahuan kolektif atau ilmiah dan untuk pengetahuan individu, konstruktivisme terutama melibatkan teori pengetahuan, psikologi pendidikan atau perkembangan, dan metode (Matthews, 1999). Pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) (Mulyasa, 2013). Pembelajaran saintifik merupakan kolaborasi proses yang terfokus pada experience belajar pokok yaitu: (1) siswa mengamati setiap

disajikan oleh guru baik dalam menerangkan pelajaran, menyajikan bahan ajar, dan juga dalam pemberian tugas kepada siswa, (2) siswa mampu menanya sesuai dengan substansi yang dilaksanakan karena menanya adalah langkah awal mengembangkan pola pikir siswa dalam menanggapi apa yang diketahuinya dan apa yang belum diketahuinya (3) siswa mampu mengumpulkan informasi dengan baik, (4) siswa mampu mengasosiasi setiap pelajaran yang dia terima dan yang telah dia pahami, (5) siswa juga mampu mengkomunikasikan segala hal tentang ilmu pengetahuan dengan siapa dan dilingkungan mana saja (Nurdyansyah & Fahyuni, 2016). Kita mengenal beberapa proses dalam dunia pendidikan ada tiga ranah, yaitu Afektif yaitu sikap menjelaskan adanya tanggung jawab, kejujuran, disiplin dan empati, kemudian kognitif yang berhubungan dengan pengetahuan, tingkat pemahaman dan analisis serta kreativitas yang dimiliki siswa serta aspek psikomotorik yang menjelaskan tentang keterampilan dan aksi-aksi yang dimiliki oleh siswa (Krathwohl, 2002). Berdasarkan dokumen kurikulum 2013, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diunifikasi atau dilebur ke dalam kegiatan belajar mengajar. Secara tidak langsung sudah mewajibkan seorang guru untuk bisa menguasai TIK di dunia pendidikan saat ini (Noor, 2011). Seperti halnya teknologi pada hakikatnya adalah suatu cara yang memudahkan manusia dalam melaksanakan aktivitas. Sudah tentu dengan adanya tindakan yang dianggap praktis berkembang dari waktu ke waktu ini maka tenaga pendidik juga harus responsif dengan perubahan yang terjadi secara global ini. TIK bukanlah fenomena baru dalam dunia pendidikan, tetapi fenomena baru terjadi pada perkembangan dan pemanfaatannya. Sebagai contoh guru sudah harus menguasai teknologi internet, pembuatan bahan ajar online dan juga model yang bersentuhan dengan pemanfaatan perangkat elektronik serta penggunaan piranti-piranti teknologi. Kaitan pendidikan harus sesuai dengan standar kelulusan dapat dilakukan dengan berbagai cara/metode. Beberapa cara yang dapat 35 Prajana Pemanfaatan Teknologi Informasi... 35 digunakan yakni metode yang terfokus pada judgement, tes dan peserta didik (Prajana et al., 2016). Dari penelitian sebelumnya ini kita bisa melihat standar kelulusan silih berganti tergantung kebijakan pemerintah saat itu. Beberapa ujian atau tes yang dilaksanakan saat ini cenderung menggunakan perangkat komputer dan jaringan atau sudah tidak menggunakan lembaran kertas ujian lagi/paperless. Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru dijelaskan bahwa guru adalah seorang yang mengajar (transfer knowledge) siswa, yang juga memberikan pengetahuan dan hal terbarukan (Indonesia., 2008). Guru dituntut untuk mengembangkan bahan ajar dan selalu meningkatkan kemampuan mengajarnya. Guru harus mempunyai modal penting terhadap pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pengajaran. Kemudian guru ini harus sudah di sertifikasi karena biasanya guru yang memiliki sertifikat pendidik sangat siap dalam persiapan (Darling- Hammond, 2000). Di era Revolusi Industri 4.0 yang mana era-nya generasi milenial, dan tidak ada alasannya lagi para guru ini gagap terhadap teknologi atau diistilahkan dengan gaptek. Teknologi pada dasarnya memberikan ekspektasi menjadi kesatuan dalam sehingga tercipta peserta didik yang lebih kreatif, aktif dan mandiri. Guru saat ini sangat dituntut untuk memanfaatkan TIK sebagai kebutuhan belajarnya, jika ini tidak terpenuhi bisa jadi guru akan tertinggal dengan perkembangan zaman. Dalam penelitian (Wijayanti, 2011) menjelaskan kegiatan belajar dan sangat perlu untuk di organisasi dan dikelola denga baik. Beberapa urgensi peningkatan kemampuan TIK guru diantaranya: Tingkat Dasar/ Adminstratif Word Processor Spreadsheet Multimedia E-Learning Tingkat Menengah Media Pemebelajaran Tingkat Lanjut Media Interaktif Teleconference Self Running Creation Antivirus Tools Jaringan Internet & Maintenance Gambar 1. Dimensi kompetensi pelajaran TIK

36 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi Pembelajaran Vol.7, No.1, Juni 2020, Hal. 33-41 Dari gambar 1 kita bisa melihat urgensi peningkatan TIK guru-guru bisa jadi baru sampai tingkat menengah dan peneliti berpendapat hal ini adalah belum meratanya peningkatan sarana prasarana pendidikan di seluruh Indonesia. Pendidikan yang menggunakan peralatan teknologi Informasi dan Komunikasi adalah deskriptor paling terkenal sebagai referensi jarak jauh/ online. Ini terlihat bagaimana upaya penyediaan akses belajar oleh lembaga pendidik bagi mereka yang jauh secara geografis. Teknologi komputer memiliki peran dalam transformasi pendidikan ini, pembuatan bahan ajar yang menggunakan media cetak dan elektronik (Moore, Dickson- Deane, & Galyen, 2011). Beberapa SMK di Banda Aceh sekolah kejuruan yang menerapkan K-13. Penulis melaksanakan observasi dan wawancara dengan guru di SMK dan dalam implementasi Kurikulum 2013 ini, sekolah sudah menyiapkan sarana dan prasana diantaranya; Laptop/Notebook yang dimiliki guru dan ada juga yang dipinjamkan sekolah, seperangkat komputer yang disediakan di laboratorium dan ruang guru, dan infocus projector yang didapatkan dari bantuan pemerintah. Aktivitas di SMK-SMK Kota Banda Aceh sudah memanfaatkan media berbasis TIK. Namun ketika diperhatikan ketika peneliti berada di lapangan, peneliti menemukan fenomena perbedaan dalam penggunaan dan pemanfaatan TIK dalam merancang atau development perencanaan, praktikum dan proses serta cara guru mengevaluasi kegiatan Adapun alasan yang ditemukan adalah setiap guru mata pelajaran memiliki kebutuhan berbeda dan setiap guru ini memiliki mata pelajaran yang berbeda satu sama lainnya. Kemudian kembali ke masalah klasik yang sering peneliti dengar yaitu kurangnya perhatian atau koordinasi kepala sekolah dan juga upaya penyediaan kebutuhan TIK sebagai pendukung proses belajar mengajar. Menurut (Usman, 2017) juga menerangkan bahwa pengembangan kurikulum merupakan suatu langkah penyusunan kurikulum yang baru atau memperbaharui rancangan yang telah dirancang sebelumnya. Selanjutnya Usman menjelaskan yang disusun perangkat kurikulum diantaranya; dasar-dasar dari kurikulum, struktur kurikulum dan sebaran mata pelajaran, indeksasi program pengajaran, aturan pedoman pelaksana. Kemudian penjabaran kurikulum yang telah disusun oleh tim penyusun menjadi rencana dan persiapanpersiapan mengajar yang spesifik dikerjakan oleh pendidik, seperti penyusunan program minggu efektif, program semester, program kerja tahunan, Menganalisa Kompetensi Inti (KI)/ Analisa Kompetensi Dasar (KD), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kegiatan administrasi di sekolah lainnya. Dalam (Mulyasa, 2013) menjelaskan bahwa kapasitas kerja dan kekompakan tim menentukan suksesnya ekspansi kurikulum dan Kemudian saat ini yang menjadi pokok persoalan adalah bagaimana persepsi dari para guru itu sendiri sebagai pelaksana dan pengembang kurikulum. Dan bagaimana peningkatan peran dan pemahaman guru dan penyelenggara sehingga kurikulum ini bisa dijadikan acuan. Dari penjelasan penelitian diatas bisa terlihat bahwa persepsi guru terhadap kurikulum harus jelas bisa dipahami oleh guru atau dengan kata lain guru sudah bisa sepenuhnya memahami dan mengimplementasikan kurikulum 2013. Implementasi adalah pekerjaan dari sebuah tindakan yang telah direncanakan, tersusun dan terperinci. Implementasi umumnya sebuah tahap setelah perencanaan yangtelah dianggap matang oleh pelakunya. Implementasi nanti akan tertuju pada aksi, aktivitas, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem untuk mencapai tujuan kegiatan (Usman, 2017). Dari definisi implementasi diatas bisa kita simpulkan implementasi ini merupakan sebuah pekerjaan yang sebelumnya telah kita rencanakan dengan terstruktur kemudian sangat jelas terlihat aktivitas dan improvisasi untuk mencapai tujuan dan manfaat yang diharapkan. METODE Metode penelitian pada penelitian kali ini yaitu penelitian survei dimana dia bersifat deskriptif,

kemudian memiliki tujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena yang terjadi (Arikunto, 2010). Penelitian deskriptif adalah pengujian yang dilaksanakan secara bertahap dimana peneliti mendeskripsikan satu atau beberapa gejala, perkara, kasus yang terjadi saat ini, mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual (Sudjana, 2009). Dalam penelitian ini peneliti berupaya memperoleh data kemudian penulis menggunakan penelitian survei. Metode survei pada penelitian pendidikan dominan menggunakan pemecahan beberapa masalah aktual pendidikan dimana didalamnya ada penentuan kebijakan, dan pertanyaan survei dibuat dengan baik. Dengan metode peneliti memiliki harapan untuk dapat menganalisis kemudian mendeskripsikan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) apa saja dalam kegiatan oleh guru-guru sekolah kejuruan di Kota Banda Aceh dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Populasinya adalah guru-guru SMK yang ada di Kota Banda Aceh. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah para guru SMK di Kota Banda Aceh ditargetkan berjumlah 50 orang. Terdiri dari beberapa guru mata pelajaran, diantaranya adalah Guru Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Daerah Aceh, Guru Agama, IPA, TKJ, RPL, Multimedia, Matematika, Penjasorkes, PKn dan Seni Budaya. Dari 50 guru di SMK di Kota Banda Aceh, populasi diambil 30 guru dari mata pelajaran bidang RPL, TKJ, Multimedia, IPA, IPS dan Seni. Teknik pengambilan sampel digunakan peneliti adalah teknik purposive sampling. Artinya sampel yang diambil memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu. Jenis metode pengumpulan data meliputi: metode dokumentasi dan metode pengambilan angket untuk mengumpulkan datadata dalam penelitian ini. Angket ini digunakan peneliti untuk melihat dan mengukur kemudian menganalisa pemanfaatan TIK dalam perencanaan, proses dan evaluasi Kemudian melihat apakah implementasi kurikulum dengan pendekatan ilmiah berjalan dengan baik. Adapun 37 Prajana Pemanfaatan Teknologi Informasi... 37 bentuk angket yang akan dilaksanakan adalah bentuk check-list, instrumen pertanyaan bersifat tidak terbuka, sehingga responden mudah menjawab pertanyaan yang telah disajikan. Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif persentase (Arikunto, 2019). Aspek yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel dan indikator: Tabel 1. Aspek dan indikator instrumen Pemanfaatan TIK Sub Variabel Perencanaan dengan memanfaatkan TIK Proses dengan memanfaatkan TIK Evaluasi dengan memanfaatkan TIK Indikator Kesesuaian materi dengan konsep, fakta-fakta yang ditemui, prinsip dan prosedur Kesesuaian RPP dengan pendekatan saintifik. Kesesuaian RPP dengan penilaian otentik. Guru menggunakan proses mengamati dalam Guru menanya dalam Guru mengasosiasi dalam Guru berkomunikasi dalam kegiatan Memberikan penilaian sikap Memberikan penilaian terhadap pengetahuan Memberikan penilaian terhadap skill Implementasi K-13 Sub Variabel Indikator Pendekatan Kognitif Ilmiah/Saintifik Afektif Psikomotorik HASIL Design dari hasil penelitian ditemukan bahwa TIK dimanfaatkan oleh guru-guru SMK di Banda Aceh untuk kegiatan dalam rangka implementasi kurikulum 2013 diperoleh data sebagai berikut: a. Dalam perencanaan ditemukan bahwa manfaat TIK sebagai berikut:

63% 62% 65% 64% 64% 68% 64% 64% 67% 66% 66% 69% 83% 87% 89% 90% 93% 93% 38 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi Pembelajaran Vol.7, No.1, Juni 2020, Hal. 33-41 Pema nfaatan Tik Dalam Perencanaan Pembelajaran SMKN 1 SMKN 2 SMKN 3 SMKN 4 SMK 5 Telkom SMK Muhammadiyah sedangkan SMK Muhammadiyah berada di urutan terbawah yaitu 62% c. Dalam penilaian ditemukan bahwa manfaat TIK sebagai berikut: Pema nfaatan TIK Dalam Evaluasi Pembelajaran SMKN 1 SMKN 2 SMKN 3 SMKN 4 SMK 5 Telkom SMK Muhammadiyah P E R E N C A N A A N Gambar 2. Data pemanfaatan TIK dalam perencanaan Kesimpulannya: >80% Guru-guru SMK di Banda Aceh memanfaatkan TIK sebagai alat dalam perencanaan SMKN 1 dan SMKN 3 memiliki persentase tertinggi terhadap pemanfaatan TIK pada perencanaan yaitu 93% sedangkan SMKN 2 memiliki persentase terendah dengan nilai 83% b. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guru dalam proses : Pema nfaatan TIK Dalam Proses Pembelajaran SMKN 1 SMKN 2 SMKN 3 SMKN 4 SMK 5 Telkom SMK Muhammadiyah P R O S E S P E M B E LAJ A R A N Gambar 3.Pemanfaatan TIK dalam proses Kesimpulannya: < 70% Guru-guru SMK di Banda Aceh memanfaatkan TIK sebagai alat dalam proses Dalam proses ini hanya SMKN 2 yang memanfaatkan TIK dengan nilai 68% E V A LU A S I P E M B E LAJ A R A N Gambar 4. Pemanfaatan TIK dalam evaluasi Kesimpulannya: < 70% Guru-guru SMK di Banda Aceh memanfaatkan TIK sebagai alat dalam evaluasi Pada proses evaluasi SMK 5 Telkom memiliki persentase 69% sedangkan SMKN 3 dan SMKN 4 berada pada persentase terendah yaitu 64%. PEMBAHASAN Penelitian dilakukan terhadap 40 responden yaitu Guru-guru beragam mata pelajaran beberapa SMK di Banda Aceh diantaranya SMKN 1, SMKN 2, SMKN 3, SMKN 4, SMK 5 TELKOM, dan SMK Muhammadiyah, akan tetapi kuesioner yang dapat terkumpul yaitu sebanyak 30 responden. Berdasarkan jenis kelamin responden terbanyak ialah Guru perempuan sebanyak 18 orang (60%) dan guru laki-laki sebanyak 12 orang (40%). Tabel 2. Data responden penelitian Nama Sekolah Responden SMKN 1 1 s/d 5 SMKN 2 6 s/d 10 SMKN 3 11 s/d 15 SMKN 4 16 s/d 20 SMK 5 Telkom 21 s/d 25 SMK Muhammadiyah 26 s/d 30 Pengembangan Kurikulum 2013 (K-13) yang telah dilaksanakan kumpulan dari sejumlah

pertimbangan diantaranya; international assesment, dimana kemampuan peserta didik di Indonesia berada pada peringkat dibawah jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia. TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Studies) melakukan pengukuran ini di Indonesia dan juga mereka mengatur akselerasi matematika dan sains di Indonesia dan negara-negara lain. Seirama dengan dengan TIMSS, PISA (Program for International Student Assesment), memperlihatkan hasil yang sama dimana penilaian tingkat dunia yang diadakan tiga kali setahun ini untuk mengkaji kemampuan akademis siswa berumur 15 tahun. PISA mengemukakan hasil pada tahun 2009 bahwa hampir semua siswa Indonesia menguasai pelajaran matematika dan IPA pada level 3 dari 6 level. Kemudian berdasarkan kerangka kompetensi abad 21, proses tidak hanya peningkatan pengetahuan, tetapi harus diikuti dengan kemampuan kritis, kreativitas dan penguatan karakter, seperti kemampuan bertanggung jawab, jiwa sosial, toleran, produktif, dan adaptif (Ani, 2013). Dalam penelitian yang dilakukan dalam perencanaan masih ada guru-guru yang sudah memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan baik atau merata dalam sebuah daerah di Kota Banda Aceh. Hal ini terlihat bahwa lebih 80% guru sesuai kriteria pemanfaatan teknologi dalam perencanaan Pemanfaatan ini sudah dilakukan guru dengan memanfaatkan teknologi internet untuk mencari beberapa referensi bahan ajar pada sejumlah website, kemudian saling tukar menukar data dan informasi pekerjaan dengan teman sejawat dan berkomunikasi dengan sosial media WhatsApp dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam (Usman, 2017) yang meneliti di SMA 5 Lhokseumawe menerangkan bahwa belum optimalnya kemampuan guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses dan hasil dalam Kurikulum 2013 serta pengelolaan waktu yang dilakukan guru masih kurang efektif dalam kegiatan Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan peneliti bahwa proses 39 Prajana Pemanfaatan Teknologi Informasi... 39 dan juga evaluasi memiliki nilai persentase dibawah 70% artinya guru memiliki kemampuan dalam perencanaan tetapi tidak seiring dengan proses dan evaluasi Dalam proses guruguru dengan mata pelajaran IPA dan IPS cenderung menggunakan cara lama yaitu dengan metode ceramah dan tanpa menggunakan peralatan teknologi. Kalaupun menggunakan teknologi, itu hanya terbatas untuk presentasi menggunakan infocus projector dan itupun tidak digunakan setiap pertemuan. Ini sangat penting kita teliti karena dalam kondisi darurat ataupun wabah massal, pendidikan dan proses belajar harus bisa dijalankan dengan menggunakan teknologi informasi dan komputer. Pada saat evaluasi juga begitu, ada juga guru-guru yang menilai dengan tidak melihat rubrik penilaian, dan ada juga menilai tidak memanfaatkan peralatan teknologi dan cenderung menggunakan cara-cara tradisional. (Usman, 2017) menjelaskan bahwa guru memiliki motivasi diatas rata-rata dalam implementasi K-13. Indikator ini dapat terlihat dari pelaksanaan tugas guru tersebut, tanggung jawab moral dalam mengajar dan aktivitas di sekolah, dan kebutuhan untuk bekerja sama dengan teman sejawat dan atau orang-orang sekitar. Kemudian beliau menjelaskan adanya keterikatan dan rasa tanggung jawab tenaga pendidik yang baik dalam implementasi K-13. Indikator yang diukur dalam penelitiannya adalah kepribadian guru, dedikasi guru dalam dunia pendidikan, dan loyalitas terhadap tugasnya mengajar ke siswa-siswa. Sedangkan pada penelitian ini yang ditemukan bahwa masih ada juga guru yang belum memahami implementasi K-13 ini dengan alasan keterbatasan sarana dan prasarana terutama pada ketersediaan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi. Faktor pendukung implementasi K13 antara lain: koordinasi yang dilakukan kepala sekolah kepada seluruh perangkat sekolah sudah tepat sasaran dan komunikasi antar bagian telah diaplikasikan dengan baik. Faktor penghambat implementasi K-13 adalah supervisi kepala sekolah dan guru pendamping terhadap guru

40 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi Pembelajaran Vol.7, No.1, Juni 2020, Hal. 33-41 belum optimal dalam proses dan penilaian Pada penelitian yang dilakukan Hammer dijelaskan bahwa perlu diperhatikan oleh semua orang bahwa penggunaan Teknologi Informasi (Teknologi Informasi) tidak sama dengan otomatisasi. TI itu tidak sebuah solusi masalah dengan menggantikan semua pekerjaan yang selama ini kita lakukan secara manual. Jika pola pikir berkembang, maka pemanfaatan TI tidak akan berubah secara mendasar/radikal. (Hammer & Champy, 1993). Dengan cara pandang yang lain, Davenport dan Short menjelaskan peran yang dapat dilakukan oleh TI, yaitu transactional (saling tukar menukar informasi), geographical (geografis), automatical (otomatis), analytical (analitis), informational (informasional), sequential (sekuensial), knowledge management (manajemen pengetahuan), tracking (pelacakan), dan disintermediation (disintermediasi) (Davenport & Short, 1990). Semua peran TI ini dapat di kondisikan pengertiannya dengan kebutuhan dunia pendidikan. Istlah lain menyatakan peran TI adalah pada kemampuannya yang (1) enabling parallelism (memungkinkan dilakukan secara paralel); (2) facilitating integration (memberikan fasilitas integrasi); (3) enhancing decision making (peningkatan dalam sistem pengambilan keputusan); dan (4) minimizing points of contact (meminimalisir jarak antar hubungan) (Al Mashari & Zairi, 2000). Pada penelitian ini sudah terlihat bahwa pemanfaatan teknologi sudah terlihat dalam perencanaan yaitu lebih 80% guru memanfaatkan teknologi. Sedangkan dalam pendidikan, perencanaan harus sejalan dengan proses dan juga evaluasi Penelitian yang dilakukan oleh (Milner IV, 2020) menjelaskan bahwa setiap aktor dalam kurikulum perlu diberikan sanksi kurikulum ketika lalai dalam proses baik itu guru ataupun siswa dimana sebelumnya sanksi yang diberikan adalah sanksi disiplin digantikan dengan nama sanksi hukuman. Dari pendapat diatas, peneliti juga sebagian berpendapat sama dimana sanksi-sanksi perlu diberikan kepada guru yang tidak disiplin dalam mengembangkan kurikulum. Alasan ini cukup substansial karena guru adalah garda terdepan dalam proses belajar mengajar dan guru juga penentu arah dan kemajuan pendidikan. Dalam penelitian (Santi & Prajana, 2019) mengungkapkan dalam persiapan ujian nasional perlu dilakukan kriteria kelayakan. Ada beberapa aspek kriteria yang harus diperhatikan untuk mengukur tingkat kelayakan tersebut diantaranya meliputi ketersediaan infrastruktur, guru dan teknisi yang berkompeten, serta kesiapan mental dari siswa sendiri. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada oleh guru-guru di SMK Banda Aceh dalam rangka implementasi kurikulum 2013 diperoleh beberapa kesimpulan antara lain lebih dari 80% Guru-guru SMK di Banda Aceh memanfaatkan TIK sebagai alat dalam perencanaan Hal ini terlihat beberapa guru sudah memanfaatkan sarana internet dan grup-grup di sosial media dalam membuat perencanaan, kemudian koordinasi yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dan komite sekolah bisa dikatakan optimal. Hal lain tidak senada dengan proses dan evaluasi dimana nilai presentasi untuk kegiatan-kegiatan ini kurang dari 70%. Adapun alasan kenapa nilai persentase ini dibawah harapan adalah karena motivasi ketika proses tidak maksimal hal ini karena adanya keterbatasan sarana prasarana yang disediakan oleh sekolah menengah kejuruan di kota Banda Aceh dan juga tingkat pemahaman guru terhadap peralatan TIK yang diberikan tidak seluruhnya dipahami. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh sebagai pemberi dana Bantuan penelitian dengan nomor No. Reg: 171010000001186 yang bersumber dari DIPA UIN-Ar-Raniry Banda Aceh Tahun Anggaran 2018. DAFTAR RUJUKAN Al Mashari, M., & Zairi, M. (2000). Supply chain reengineering using enterprise resource planning (ERP) systems: an analysis of a SAP R/3 implementation case. International Journal of Physical Distribution & Logistics

Prajana Pemanfaatan Teknologi Informasi... 41 Management. Anbarini, R. (2013). Terobosan kemdikbud 2010-2013 menyiapkan generasi emas 2045. Jakarta: Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat (PIH) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013. Ani, Y. (2013). Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013. Seminar Nasional Implementasi Kurikulum, 742 749. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Statistik. Jakarta: Salemba Medika. Arikunto, S. (2019). Prosedur penelitian. Bulle, N. (2019). Student s activity and development: Disentangling secondary issues from the heart of the matter. Educational Research Review, 27(July 2018), 56 70. https://doi.org/10.1016/j.edurev.2018.12.004 Darling-Hammond, L. (2000). How teacher education matters. Journal of Teacher Education, 51(3), 166 173. https://doi.org/10.1177/002248710005100300 2 Davenport, T. H., & Short, J. E. (1990). The new industrial engineering: information technology and business process redesign. Hammer, M., & Champy, J. (1993). Reengineering the corporation. 1993. HaperCollins, New York, 50. Indonesia., P. R. (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Peraturan Pemerintah. Jenkins, E. W. (2000). Research in science education: Time for a health check? Krathwohl, D. R. (2002). A revision of Bloom s taxonomy: An overview. Theory into practice, 41(4), 212 218. Matthews, D. (1999). The origins of distance education and its use in the United States. The Journal, 27(2). Milner IV, H. R. (2020). Fifteenth Annual AERA Brown Lecture in Education Research: Disrupting Punitive Practices and Policies: Rac (e) ing Back to Teaching, Teacher Preparation, and Brown. Educational Researcher, 0013189X20907396. Moore, J. L., Dickson-Deane, C., & Galyen, K. (2011). E-Learning, online learning, and distance learning environments: Are they the same? Internet and Higher Education, 14(2), 129 135. https://doi.org/10.1016/j.iheduc.2010.10.001 Mulyasa, E. (2013). Development and Implementation of Curriculum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya. Noor, I. H. (2011). Evaluasi Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 17(2), 254. https://doi.org/10.24832/jpnk.v17i2.22 Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013. Nizamia Learning Center. Pendidikan, M., Kebudayaan, D. A. N., & Indonesia, R. (2013). Menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia. 2011, 2013 2015. Prajana, A. (2017). Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp Untuk Media Pembelajaran Dalam Lingkungan Uin Ar-Raniry Banda Aceh. Cyberspace: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi, 1(2), 122. https://doi.org/10.22373/cs.v1i2.1980 Prajana, A., Sains, F., Universitas, T., Negeri, I., Raniry, A., & Aceh, B. (2016). Penerapan Teory Rough Set Untuk Memprediksi Tingkat Kelulusan Siswa Dalam Ujian Nasional Pada Sma Negeri 5 Kota Banda Aceh. Journal of Islamic Science and Technology, 2(1), 75 88. Diambil dari www.jurnal.arraniry.com/index.php/elkawnie Santi, M., & Prajana, A. (2019). Analisis Implementasi Ujian Nasional Berbasis Komputer dengan Ujian Berbasis Kertas di SMPN 2 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Cyberspace: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi, 2(2), 84 91. Sudjana, N. (2009). dan Ibrahim.(2012). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Usman, N. (2017). Kinerja Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada SMA Negeri 5 Lhokseumawe Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia Indikator- indikator Kinerja Guru. 5(4), 211 217. Wijayanti, I. D. (2011). Peningkatan Pendidikan Berbasis ICT. UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta. 41