Pola migrasi ikan Pelagis Besar di Wilayah Pengelolaan Perikanan 713 Migration patterns of large pelagic in the Fisheries Management Zone 713

dokumen-dokumen yang mirip
Safruddin*, Nur Indah Rezkyanti, Angraeni, M. Abduh Ibnu Hajar, St. Aisjah Farhum, Mukti Zainuddin

J. Sains & Teknologi, Agustus 2008, Vol. 8 No. 2: ISSN

PREDIKSI DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN KABUPATEN MAMUJU

Jurnal IPTEKS PSP, Vol.2 (3) April 2015: ISSN: X

PENENTUAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG(Katsuwonus pelamis) BERDASARKAN SEBARAN SPL DAN KLOROFIL DI LAUT FLORES SKRIPSI

Migrasi Ikan Tuna (Thunnus sp) secara Spasial dan Temporal di Laut Flores, Berbasis Citra Satelit Oseanografi

J. Sains & Teknologi, Desember 2014, Vol.14 No.3 : ISSN

PENENTUAN KARAKTERISTIK HABITAT DAERAH POTENSIAL IKAN PELAGIS KECIL DENGAN PENDEKATAN SPASIAL DI PERAIRAN SINJAI

J. Sains & Teknologi, Agustus 2017, Vol. 17 No. 2 : ISSN

Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan ) Vol. 23 (3) Desember 2013: ISSN:

ASPEK PERIKANAN DAN POLA DISTRIBUSI IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN TELUK BONE, SULAWESI SELATAN

ESTIMASI POTENSI DAN PEMETAAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DI PERAIRAN SELAYAR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT AQUA/MODIS

ANALISIS SPASIAL DAN TEMPORAL HASIL TANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DAN THERMAL FRONT PADA MUSIM PERALIHAN DI PERAIRAN TELUK BONE

DATA, INFORMASI, KRITERIA, PERTIMBANGAN, PENENTUAN DAN DELIENASI ALOKASI RUANG UNTUK ZONA PERIKANAN TANGKAP PELAGIS

FORMASI ALAT TANGKAP IKAN PELAGIS BERDASARKAN DISTRIBUSI ZONA POTENSI PENANGKAPAN DI PERAIRAN SULAWESI BARAT

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN 1) oleh Dr. Ir. Mukti Zainuddin, MSc. 2)

KARAKTERISTIK DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG PADA MUSIM BARAT DI PERAIRAN TELUK BONE

PEMETAAN ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN CAKALANG PERIODE APRIL-JUNI DI TELUK BONE DENGAN TEKNOLOGI REMOTE SENSING

Gambar 1. Diagram TS

PROFIL SEBARAN HORISONTAL SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL-A PADA DAERAH PENANGKAPAN IKAN TERI DI PERAIRAN KABUPATEN LUWU TELUK BONE

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

APPLICATION HYPERTEXT MARKUP LANGUAGE TO DESIGN ANCHOVY (Stolephorus spp) FISHERIES SYSTEM INFORMATION IN THE GULF OF BONE

PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) BERDASARKAN SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

Estimasi potensi dan pemetaan zona potensi penangkapan ikan tuna di Laut Flores: Perspektif penginderaan jauh dan sistem informasi geografis

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

THERMAL DAN KLOROFIL-A FRONT HUBUNGANNYA DENGAN HASIL TANGKAPAN CAKALANG PADA MUSIM PERALIHAN BARAT TIMUR DI PERAIRAN SERAM

Pengaruh Sebaran Konsentrasi Klorofil-a Berdasarkan Citra Satelit terhadap Hasil Tangkapan Ikan Tongkol (Euthynnus sp) Di Perairan Selat Bali

2. TINJAUAN PUSTAKA. sebaran dan kelimpahan sumberdaya perikanan di Selat Sunda ( Hendiarti et

Sebaran suhu permukaan laut dan tracking daerah penangkapan Ikan Cakalang di Perairan Barat Laut Banda

ANTARA PERAIRAN SELAT MAKASAR DAN LAUT JAWA (110O-120O BT

KAJIAN HUBUNGAN HASIL TANGKAPAN IKAN CAKALANG

1. PENDAHULUAN. Spesies ikan malalugis atau juga disebut layang biru (Decapterus

PENGARUH PERUBAHAN DAN VARIABILITAS IKLIM TERHADAP DINAMIKA FISHING GROUND DI PESISIR SELATAN PULAU JAWA

VARIABILITAS SPASIAL DAN TEMPORAL SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KONSENTRASI KLOROFIL-a MENGGUNAKAN CITRA SATELIT AQUA MODIS DI PERAIRAN SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan terbesar di dunia, dengan luas laut 5,8 juta km 2 atau 3/4 dari total

ASPEK PERIKANAN DAN PREDIKSI TANGKAPAN PER UNIT UPAYA IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN LUWU TELUK BONE, SULAWESI SELATAN

PENENTUAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PERAIRAN JAYAPURA SELATAN KOTA JAYAPURA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 PEMBAHASAN 5.1 Sebaran SPL Secara Temporal dan Spasial

PENGARUH SUHU PERMUKAAN LAUT TERHADAP HASIL TAGKAPAN IKAN CAKALANG DI PERAIRAN KOTA BENGKULU

PENDAHULUAN. Pantai Timur Sumatera Utara merupakan bagian dari Perairan Selat

SEBARAN SPASIAL KELIMPAHAN IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) BERDASARKAN ANALISIS DATA SATELIT OSEANOGRAFI

PEMETAAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DAN TONGKOL (Euthynnus affinis) DI PERAIRAN UTARA NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Sp.) DI PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin ABSTRAK

PROFIL KONDISI OSEANOGRAFI UNTUK PEMASANGAN SET NET DI PERAIRAN SULAWESI BARAT

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keadaan Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengumunan terkait revisi Dosen Pengampu dan Materi DPI

HUBUNGAN BOBOT PANJANG IKAN TUNA MADIDIHANG Thunnus albacares DARI PERAIRAN MAJENE SELAT MAKASSAR SULAWESI BARAT Wayan Kantun 1 dan Ali Yahya 2

3. METODE. penelitian dilakukan dengan beberapa tahap : pertama, pada bulan Februari. posisi koordinat LS dan BT.

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

5. PEMBAHASAN 5.1 Sebaran Suhu Permukaan laut dan Klorofil-a di Laut Banda Secara Spasial dan Temporal

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 HASIL PENELITIAN. 4.1 Statistik Produksi Ikan dan Telur Ikan Terbang Produksi tahunan ikan dan telur ikan terbang

MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES JOURNAL Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1-8 Online di :

BAB I PENDAHULUAN. di udara, darat, maupun laut. Keanekaragaman hayati juga merujuk pada

KETERKAITAN PARAMETER DAERAH PENANGKAPAN TERHADAP UPAYA PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR DI SAMUDERA HINDIA OLEH HARRY AGUSTIAN

HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN (BY CATCH) TUNA LONG LINE DI PERAIRAN LAUT BANDA

Diterima: 14 Februari 2008; Disetujui: Juli 2008 ABSTRACT

Tengah dan Selatan. Rata-rata SPL selama penelitian di Zona Utara yang pengaruh massa air laut Flores kecil diperoleh 30,61 0 C, Zona Tengah yang

PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN POTENSIAL IKAN TUNA MATA BESAR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PERAIRAN LHOKSEUMAWE

PETA SEBARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) BERDASARKAN BEBERAPA PARAMETER LINGKUNGAN DI TELUK BONE DAN LAUT FLORES

Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Laut di Laut Banda Berdasarkan Data Citra Satelit. Forecasting Fishing Areas in Banda Sea Based on Satellite Data

ANALISIS SUHU PERMUKAAN LAUT SELAT MALAKA. Universitas Riau.

Distribution of tidal current velocities transition monsoon east-west related to small pelagic fish catches in Spermonde waters

PREDIKSI HASIL TANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI INDONESIA MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV. Firdaniza 1), Nurul Gusriani 2)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KETERKAITAN VARIBILITAS ANGIN TERHADAP PERUBAHAN KESUBURAN DAN POTENSI DAERAH PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN JEPARA

PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Asia, Jul Manohas, Raman Simanjuntak, Heru Santoso. Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung. Jl. Tandurusa, Po Bok 12 BTG/Bitung Sulawesi Utara

Rochmady Staf Pengajar STP - Wuna, Raha, ABSTRAK

Variabilitas Suhu Permukaan Laut Di Pantai Utara Semarang Menggunakan Citra Satelit Aqua Modis

Pengaruh Dinamika Oseanografi Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Pelagis PPN Kejawanan dari Data Satelit Oseanografi

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Daerah Penangkapan Ikan (fishing ground) Oleh: Ririn Irnawati

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

DAYA PERAIRAN. Fisheries Department UMM

TINJAUAN PUSTAKA. Keadaan Umum Perairan Pantai Timur Sumatera Utara. Utara terdiri dari 7 Kabupaten/Kota, yaitu : Kabupaten Langkat, Kota Medan,

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Distribusi Klorofil-a secara Temporal dan Spasial. Secara keseluruhan konsentrasi klorofil-a cenderung menurun dan

ANALISIS DISTRIBUSI ARUS PERMUKAAN LAUT DI TELUK BONE PADA TAHUN

Musim Ikan Di Perairan Laut Jawa Kabupaten Jepara dan Prediksi Lokasi Fishing ground-nya

VARIABILITY NET PRIMERY PRODUCTIVITY IN INDIAN OCEAN THE WESTERN PART OF SUMATRA

PENDAHULUAN Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

STRUKTUR UKURAN DAN UKURAN LAYAK TANGKAP IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN TELUK BONE

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci : Suhu Permukaan Laut (SPL), Klorofil-a, dan Hasil Tangkapan Ikan Tuna

ABSTRAK. Kata kunci: Suhu Permukaan Laut; Klorofil-a; Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares); Pancing Ulur ABSTRACT

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

J. Sains & Teknologi, April 2014, Vol.14 No.1 : ISSN

Daerah penangkapan tuna hand liners yang mendaratkan tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

FISHING GEAR PERFORMANCE ON SKIPJACK TUNA IN BONE BAY DISTRICT LUWU

Transkripsi:

Pola migrasi ikan Pelagis Besar di Wilayah Pengelolaan Perikanan 713 Migration patterns of large pelagic in the Fisheries Management Zone 713 Safruddin 1, Baso Aswar 1, Rachmat Hidayat 1, Saiful 2, Yashinta Kumala Dewi 3, Moh. Tauhid Umar 1, St. Aisjah Farhum 1, Mukti Zainuddin 1,Achmar Mallawa 1, 1 Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar 2 Departemen Perikanan, FakultasPerikanan dan IlmuKelautan, UniversitasPattimura, Ambon 3 Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar 90245 Corresponding author: safruddin@fisheries.unhas.ac. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menyediakan informasi tentang pola migrasi ikan pelagis besar berdasarkan pola hubungan antara fluktuasi hasil tangkapan ikan dan dinamika kondisi oseanografi secara spatial dan temporal yang ditemukan selama penelitian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan model kombinasi fishing performance-oceanographi preferences dan dipetakan dengan menggunakan teknik SIG dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember. Zona potensial penangkapan ikan pelagis besar di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 713 yang paling produktif terbentuk pada bulan Maret sampai dengan Mei dengan puncaknya terjadi pada bulan Mei, dimana zona potensial tersebut terlihat bahwa sepanjang Teluk Bone, Laut Flores dan Selat Makassar berkembang sangat pesat. Sedangkan bulan lainnya (Oktober sampai dengan Desember) ditemukaan bahwa ikan pelagis besar bergerak masuk ke perairan Teluk Bone dari arah Selatan, sebaliknya pada bulan Juni dan September, ikan pelagis besar membentuk formasi yang besar di bagian Selatan Teluk Bone menuju ke Laut Flores dan Selat Makassar. Informasi ini sangat dibutuhkan nelayan dan stakeholders untuk pengaturan kalender penangkapan ikan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan potensi ikan pelagis besar yang sudah dipetakan di wilayah WPP 713. Kata kunci: ikan pelagis besar, pola migrasi, WPP 717. Pendahuluan Keberadaan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Indonesia dimaksudkan untuk memamksimalkan sumber daya yang ada maka perairan indonesia terbagi dalam beberapa wilayah pengelolaan perikanan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.01/MEN/2009 tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia telah menetapkan pembagian WPP menjadi 11 WPP dan salah satunya adalah WPP 713 (Gambar 1). Gambar 1. Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (KKP, 2009). Prosiding Simposium Nasional VII Kelautan dan Perikanan 2020 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar, 5 Juni 2020 195

Selat Makassar, Laut Flores, Laut Bali, dan Teluk Bone merupakan salah satu Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) yang masuk dalam WPP 713. Wilayah Pengelolaan Perikanan 713 sangat kayak akan sumberdaya ikan pelagis besar seperti pada umumnya perairan di Indonesia Timur. Sebaliknya untuk perairan Indonesia Bagian Barat, yang hasil tangkapan nelayan didominasi oleh ikan pelagis kecil. Kelompok ikan pelagis besar seperti tuna, cakalng dan tongkol, merupakan ikan yang selalu melakukan pergerakan cepat, berpindah dan selalu mengikuti perubahan lingkungan perairan (Mallawa dkk., 2006). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi dan kelimpahan ikan pelagis besar di perairan WPP 713 (Gambar 1). Ikan pelagis besar hidup pada daerah perairan yang relatif kondisi lingkungannya tidak stabil menjadikan kepadatan ikan juga berfluktuasi dan cenderung mencari kondisi lingkungan yang sesuai untuk kehidupan dan pertumbuhannya. Sifat ikan Tuna dan Cakalang membentuk gerombolan yang besar saat banyak terutama ikan pelagis kecil dan membentuk kelompok yang relatif kecil apa bila makanan kurang tersedia di perairan, variasi rekruitmen cukup tinggi yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan, selalu melakukan ruaya baik temporal maupun spasial, aktivitas gerak cukup tinggi yang ditunjukkan oleh bentuk badan menyerupai torpedo, kulit dan tekstur yang mudah rusak, dan daging berkadar lemak relatif tinggi. Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis besar di WPP 713, maka tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang pola migrasi ikan secara spatial dan temporal dalam siklus satu tahun sangat dibutuhkan stakeholder (nelayan, industri, dan pemerintah) dapat mengatur kalender penangkapan dan memilih jenis alat penangkapan ikan yang sesuai dengan target tangkapan termasuk kebijakan yang diterapkan dalam rangka pemanfaatan secara berkelanjutan sumberdaya ikan ekonomis tersebut. Dalam rangka menyediakan informasi pola migrasi ikan pelagis besar di WPP 713, maka dalam kajian ini dukungan informasi teknologi penginderaan jauh (Inderaja) berbasis data citra satelit oseanografi dan teknik sistem informasi geografis (SIG) bidang perikanan tangkap diaplikasikan. Salah satu metode yang handal digunakan untuk penentuan daerah penangkapan ikan (fishing ground) adalah melalui analisis data citra satelit dan verifikasi atau dukungan data lapangan dan data yang telah ada. Hasil pengamatan satelit kemudian dipetakan dengan teknik SIG. Teknik SIG ini menggabungkan berbagai informasi perikanan dan kelautan yang diperlukan untuk menciptakan peta distribusi dan kelimpahan ikan (Fisher, 2007). Teknologi penginderaan jauh kelautan perikanan saat ini telah berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi inderaja itu sendiri. Pemanfaatan teknologi inderaja dalam pemanfaatan sumberdaya ikan telah dilakukan di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia dan beberapa negara Eropa. Hal ini banyak membantu dalam berbagai penelitian untuk memahami dinamika lingkungan laut, termasuk memahami dinamika sumberdaya ikan dan daerah penangkapannya (Zainuddin et al., 2017; Safruddin et al., 2018; Safruddin et al., 2019). Prosiding Simposium Nasional VII Kelautan dan Perikanan 196 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar, 5 Juni 2020

Metode Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada musim bulan April s.d September tahun 2017 dan dilakukan pada bulan yang sama pada tahun 2018, 2019, dan pada bulan April sampai dengan Mei tahun 2020. Fishing Base di TPI Murante Kabupaten Luwu, TPI Siddo Kabupaten Barru dan TPI Sumare Kabupaten Mamuju dengan fishing ground di WPP 713 (perairan Teluk Bone dan Selat Makassar). Metode Pengumpulan Data Data in-situ sebagai data primer dikumpulkan dilakukan melalui observasi langsung di lapangan dengan mengikuti operasi penangkapan ikan pelagis besar dengan menggunakan alat tangkap pole and line (Teluk Bone) dan purse seine dan rawai tuna (Selat Makassar). Data sekunder berupa data citra satelit oseanografi didapatkan dengan menggunakan teknologi remote sensing (satelit Terra/MODIS, http://oceancolor.gsfc.nasa.gov/ dan ETOPO2 http://www.ngdc.noaa.gov/error! Hyperlink reference not valid.) Error! Hyperlink reference not valid. Analisis Data Kondisi oseanografi (suhu permukaan laut, sebaran klorofil-a dan kedalaman perairan) pada daerah penangkapan ikan pelagis besar di WPP 713 kaitannya dengan produktivitas penangkpaan ikan dianalisis untuk mendapatkan kisaran nilai parameter oseanografi sebagai habitat optimum untuk ikan pelagis besar dianalisis dengan Generalized Additive Model (Hastie dan Tibshirani, 1990). Pola migrasi ikan dalam siklus satu tahun dianalisis dengan menggunakan model kombinasi fishing performance-oceanographic preferences dan dipetakan dengan menggunakan teknik SIG (Zainuddin, 2006). Pergerakan migrasi ikan diidentifikasi dengan menggunakan pergerakan pusat gravitasi daerah penangkapan ikan (Lehodey et al., 1997). Hasil dan Pembahasan Perairan Indonesia yang dipengaruhi oleh sistem pola angin muson yang memiliki pola sirkulasi massa air yang berbeda dan bervariasi antara musim, disamping itu pula juga dipengaruhi oleh massa air Lautan Pasifik yang melintasi perairan Indonesia menuju Lautan Hindia melalui sistem arus lintas Indonesia (Arlindo). Sirkulasi massa air perairan Indonesia berbeda antara musim Barat dan musim Timur. Dimana pada musim Barat, massa air umumnya mengalir ke arah Timur perairan Indonesia, dan sebaliknya ketika musim Timur berkembang dengan sempurna suplai massa air yang berasal dari daerah upwelling di Laut Arafura, Laut Banda yang akan mengalir menunju perairan lndonesia bagian Barat (Gordon, 2005). Migrasi ikan sangat dipengaruhi faktor lingkungan atau lebih tepatnya faktor oseanografi. Diantara faktor oseanografi yang diduga kuat berpengaruh terhadap migrasi ikan di WPP 713 dan sekitarnya adalah SPL, densitas klorofil-a, dan kedalaman perairan. Berdasarkan data hasil penelitian ditemukan pola migrasi ikan pelagis besar di WPP 713 seperti yang tertera pada Gambar 2 s.d. 3. Peta ini akan mengintegrasikan berbagai level informasi yang sangat penting untuk melihat pergerakan ikan berdasarkan tempat dan Prosiding Simposium Nasional VII Kelautan dan Perikanan 2020 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar, 5 Juni 2020 197

waktu. Dengan demikian daerah dan musim penangkapan dapat diprediksi lebih tepat. Akibatnya hasil penelitian tersebut akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam mengeksploitasi ikan di laut. Kecermatan dalam melakukan eksplorasi daerah penangkapan dan pengelolaan sumberdaya ikan akan meningkatkan keuntungan usaha perikanan. Pada prinsipnya migrasi ikan terjadi karena dua hal, yaitu untuk mencari makan sehingga dapat diketahui dengan isyarat lingkungan dan juga karena murni faktor internal biologis untuk melakukan reproduksi. Pola migrasi ikan pelagis besar di WPP 713 dan sekitarnya pada bulan Januari dan Februari terlihat di bagian Selatan perairan Teluk Bone bagian terutama berkumpul di sekitar perairan Kolaka dan Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. Bergerak ke arah Selatan Teluk Bone pada bulan Maret dan berkembang di hampir seluruh wilayah Laut Flores termasuk yang berbatasan dengan wilayah Selat Makassar pada bulan April (Gambar 2). Kelompok ikan ini menyebar luas di seluruh perairan tropis bahkan sampai ke wilayah subtropis seperti ikan tuna dan cakalang (Lehodey et al., 1997; Zainuddin et al., 2008; Mugo et al., 2010). Di perairan Indonesia bagian timur, penyebaran tuna dan cakalang di Laut Banda, Halmahera, Maluku, Sulawesi, perairan Pasifik di sebelah utara papua, Laut Flores, Selat Makasar dan Teluk Bone. Hampson (2010) melaporkan bahwa untuk di perairan Indonesia, pemanfaatan sumberdaya perikanan pelagis besar seperti Cakalang (Katsuwonus pelamis), Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares), tuna Mata Besar (T. obesus) and Tuna Albakora (T. alalunga) ditangkap dengan purse seine sebagai alat tangkap utama. Di perairan Teluk Bone ikan pelagis besar masih ditemukan dibagian Selatan teluk terutama di sekitar perairan Kolaka, Bombana, Muna dan Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Kondisi yang sama masih berlangsung pada bulan Mei. Namun demikian pada periode bulan selanjutnya (Juni, Juli, Agustus, dan September) pergerakan ikan pelagis besar hanya ditemukan di sekitar Selat Makassar terutam di wilayah Mamuju dan Majene Provinsi Sulawesi Barat sedangkan di wilayah pengelolaan perikanan 713 yang lain hampir tidak ditemukan (Gambar 3). Prosiding Simposium Nasional VII Kelautan dan Perikanan 198 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar, 5 Juni 2020

Gambar 2. Pola migrasi ikan pelagis besar pada Januari s.d. Juni di Wilayah Pengelolaan Perikanan 713. Prosiding Simposium Nasional VII Kelautan dan Perikanan 2020 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar, 5 Juni 2020 199

Gambar 3. Pola Migrasi Ikan Pelagis Besar pada Juli s.d Desember di Wilayah Pengelolaan Perikanan 713. Ada perubahan arah pergerakan ikan pelagis besar pada bulan Oktober. Ikan pelagis besar banyak ditemukan pada wilayah yang relatif luas. Sepanjang perairan pantai Selat Makassar di Provinsi Sulawesi Barat dan Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, juga banyak ditemukan di perairan. Pada periode bulan November, ikan pelagis besar terdistribusi dan melimpah secara merata di hampir seluruh Wilayah Pengelolaan Prosiding Simposium Nasional VII Kelautan dan Perikanan 200 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar, 5 Juni 2020

Perikanan 713 di 3 (tiga) wilayah administrasi Provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara. Berbeda halnya pada bulan Desember, pergerakan ikan pelagis besar hanya ditemukan terdistribusi wilayah tertentu di Selat Makassar (sekitar perairan Kabupaten Barru dan di wilayah Teluk Bone bagian tengah dan selatan yang meliputi wilayah perairan Kabupaten Bone, Sinjai, dan Bulukumba. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya WPP 713 yang meliputi Selat Makassar, Laut Flores dan Teluk Bone, salah satu kawasan perairan potensial untuk pemanfaatan sumberdaya hayati perairan di wilayah pengelolaan perikanan RI, merupakan aset strategis untuk dikembangkan dengan basis kegiatan ekonomi pada tujuan pemakmuran masyarakat pesisir dan peningkatan perolehan pendapatan asli daerah. Sumberdaya ikan pelagis besar sebagai sumberdaya ikan ekonomis penting seperti kelompok tuna (Thunnus sp.), cakalang (Katsuwonus pelamis), dan tongkol (Auxis sp.) adalah sumberdaya ikan yang potensial dikembangkan pemanfaatannya di WPP 713 dan diduga merupakan wilayah lintasan migrasinya sehingga perairan Teluk Bone termasuk salah satu dari tiga daerah penangkapan ikan terbaik di perairan Sulawesi Selatan selain Selat Makassar dan Laut Flores (Mallawa dkk, 2014; Seloi et al., 2019). Berdasarkan pola migrasi spasial dan temporal ikan pelagis besar, hal ini mengindikasikan bahwa untuk dapat mengeksploitasi potensi sumberdaya ikan pelagis besar diperlukan adanya unit penangkapn ikan yang sesuai dan tepat guna. Unit penangkapan yang dapat menjadi alternatif untuk pemanfaatan zona potensial penangkapan ikan tersebut antara lain pole and line, purse seine, dan rawai tuna. Penerapan teknik pengelolaan unit penangkapan yang ada dapat dibagi berdasarkan jumlah dan zona penangkapan terutama di sekitar Selat Makassar, Laut Flores dan perairan Teluk Bone. Kesimpulan Berdasarkan peta pola migrasi ikan pelagis besar di Wilyah Pengelolaan Perikanan 713, daerah potential ikan secara spatial ditemukan dan berkembang di sebagian besar wilayah perairan Selat Makassar, Laut Flores dan Teluk Bone. Secara Temporal, daerah potensial ini puncaknya terjadi pada bulan April sampai dengan Mei dan pada bulan November. Sedangkan pada bulan yang lain seperti Januari dan Februari, distribusi ikan pelagis besar hanya ditemukan disekitar Teluk Bone dan pada bulan Juni sampai dengan Agustus di perairan Selat Makassar. Saran Informasi ini sangat dibutuhkan nelayan dan stakeholders untuk pengaturan kalender penangkapan ikan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan potensi ikan pelagis besar yang sudah dipetakan di Wilayah Pengelolaan Perikanan 713. Ucapan Terima Kasih Terima kasih kepada fishing master dan crews Pole and Line Murante (Kabupaten Luwu), Purse Seine Siddo (Kabupaten Barru), Rawai Tuna Sumare (Kabupaten Mamuju) yang telah membantu mengambil data lapangan (in-situ). Ristek Dikti (Skim PTUPT 2019 dan PDUPT 2020) yang telah membiayai kegiatan penelitian ini. Ucapan terima Prosiding Simposium Nasional VII Kelautan dan Perikanan 2020 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar, 5 Juni 2020 201

kasih juga kepada seluruh Tim Peneliti dan mahasiswa program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Universitas Hasanuddin sehingga penelitian ini dapat dilakukan dengan baik. Daftar Pustaka Gordon, A.L. 2005. Oceanography of Indonesian Seas and Their Through flow. Oceanography 18 (4): 14 27. Hampton, J. 2010. Tuna Fisheries Status and Management in the Western and Central Pacific Ocean. Oceanic Fisheries Programme. New Caledonia. 23 hal. Hendiarti, N., Suwarso, E. Aldrian, K. Amri, R. Andiastuti, S.I. Sachoemar, and I.B. Wahyono. 2005. Seasonal variation of pelagic fish catch around Java. Oceanography 18(4): 112 123. Hastie, T., Tibshirani, R. 1990. Generalized Additive Models. Chapman and Hall, London. 352 pp. KKP. 2009. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.01/MEN/2009 Tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia. 6 hal. Lehodey, P., Bertignac, M., Hampton, J., Lewis, A. and Picaut, J. 1997. El Niño oscillation and tuna in the western Pacific. Nature 389:715-718. southern Mallawa A, Najamuddin, Zainuddin M, Musbir, Safruddin, Fahrul M. 2006. Studi Pendugaan Potensi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Kabupaten Selayar. Kerja sama antara Kantor Litbangda Kabupaten Selayar dan Pusat Kajian Sumberdaya dan Wilayah Perairan, Universitas Hasanuddin. Tidak dipublikasikan. Mallawa, M., Safruddin, M. Zainuddin. 2014. Potensi Daerah Penangkapan Perikanan Tuna di Kabupaten Selayar dan Kepulauan. DKP Kabupaten Selayar. Mugo, R., Saitoh, S. Nihira, A., and Kuroyama, T. 2010. Habitat characteristics of skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) in the western North Pacific: a remote sensing perspective. Journal of Fisheries Oceanography. 19: 382 396. Safruddin, Hidayat, R., Zainuddin, M. 2018. Effects of environmental factors on anchovies Stolephorus sp distribution in Bone Gulf, Indonesia AACL Bioflux 11(2):387-393. Safruddin, Aswar, B., Ashar, M. R., Hidayat, R. Dewi, Y. K., Umar, M. T., Farhum, S. A., Mallawa, A., Zainuddin, M. 2019. The Fishing Ground of Large Pelagic Fish During the Southeast Monsoon in Indonesian Fisheries Management Area-7113. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science. Volume 370. Seloi, A., A. A. Malik, F.I. Yani, A. Mallawa, Safruddin.2019. Remote Chlorophyll-a and SST to Determination of Fish Potential Area in Makassar Strait Waters Using MODIS Satellite Data. IOP Conference Series : earth and environmental science. Volume 270. Hal. 1-13. Zainuddin, M. 2006. Predicting potential habitat and migration pattern for albacore tuna in the northwestern North Pacific using satellite remote sensing and geographic information system. Ph.D Dissertation. Universitas Hokkaido. 108 pp. Zainuddin M, Farhum S.A., Safruddin S, Selamat M. B, Sudirman S, Nurdin N. 2017. Detection of pelagic habitat hotspots for skipjack tuna in the Gulf of Bone -Flores Sea, southwestern Coral Triangle tuna, Indonesia. PLoS ONE 12(10): e0185601. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0185601. Prosiding Simposium Nasional VII Kelautan dan Perikanan 202 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar, 5 Juni 2020