PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI ADMINISTRASI DI RSUD ULIN BANJARMASIN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA GURU DI YAYSAN BAITUSSALAM SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT. X

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PHYTO KEMO AGUNG FARMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Jember)

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh variabel. independen (motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja) pada BPRS

Pengaruh Motivasi Dan Kedisiplinan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Dikantor Camat Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (STRATA 1) Wahyuli Jasvita

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Pelatihan pada PT. MASWANDI. dipertimbangkan oleh para manajer dengan cermat diantaranya adalah

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. COCA COLABOTTLING INDONESIA MEDAN ABSTRACT

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk KC Malang)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Pendahuluan. Arief et al., Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah Mahasiswa pada...

PENGARUH SISTEM PENGUPAHAN DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP HASIL PRODUKSI PADA PERUSAHAAN GENTENG TH. SOKKA KEBUMEN

ANALISIS PENGARUH TRAINING DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. MULTI MAKMUR MITRA ALAM MEDAN

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMUNIKASI, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. AXA FINANCIAL INDONESIA SURABAYA

AQLI Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah

Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Dan Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Pemberian Motivasi pada Yayasan Pendidikan Islam SMK

PENGARUH SEMANGAT KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KOTA PALU. Oleh :

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BANK SYARIAH MANDIRI Tbk CABANG DEPOK. Nama : Septiani Sukma D Kelas : 4EA12 NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang sedang giatgiatnya

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan sistem imbalan nonfinansial terhadap motivasi

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi)

ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

18 Pengaruh Kepemimpinan dan Sanksi Pekerjaan terhadap Disiplin Kerja Karyawan pada PT. Mega Finance Cabang Muara Bulian

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal 1-7

Pengaruh Pembagian Kerja dan Wewenang Karyawan Terhadap Prestasi Kerja Pada Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam

Pengaruh Pelatihan, Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Pengamanan PT. Angkasa Pura II Pekanbaru

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH MUTASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS JURNAL. Oleh : LILA FITRI ALSYANI BP :

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT BOSOWA BERLIAN MOTOR CABANG MAKASSAR

Universitas Diponegoro,

KUESIONER PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah analisis korelasi terangkum pada Tabel 5.1 berikut ini. Model Summary b

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

Pengaruh Quality Of Work Life terhadap Kinerja Karyawan (Study Kasus pada Pt. Bank Panin, Tbk.Banjarmasin)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

Prosiding Manajemen ISSN:

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA N 11 KOTA JAMBI. Benar Sembiring 1 Diliza Afrila 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

THE EFFECT OF DISCIPLINE, INTERNAL COMMUNICATION, AND MOTIVATION TO EMPLOYEES PERFORMANCE AT PT. BPR ARTA INDONESIAN SAMUDERA NGADILUWIH KEDIRI

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

Rudi Aditia Hartono Manajemen Ekonomi 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPENSASI, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DAN KARYAWAN DI SMA WACHID HASYIM SURABAYA.

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Sampurna Kuningan Juwana. Sampurna agar lebih mudah dikenal oleh umum terutama para konsumen.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN KERJA KARYAWAN KOPERASI ANUGERAH DI PURWOREJO

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

: Zerry Olander Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih., SE.,MM

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

Hubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung

PENGARUH PROMOSI DAN MUTASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. TASPEN PERSERO CABANG MALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA KELAS X SMK PUSPAJATI BULUSPESANTREN KEBUMEN

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi terhadap Agen pada PT. Asuransi Jiwasraya Branch Office Malang)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA (Studi pada Karyawan PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang)

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

ANALISIS PERILAKU KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT BOSOWA BERLIAN MOTOR Oleh: Nur Alfi

MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA, DISIPLIN KERJA DAN KINERJA

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

JURNAL PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PABRIK ROKOK FAJAR BERLIAN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

Prosiding Manajemen ISSN:

DAMPAK PENGAWASAN DAN KEPUASAN KERJA DALAM MEMPENGARUHI DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co

Transkripsi:

ADMINISTRAUS - JURNAL ILMU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN Vol 3 No. 3 September 2019 E-ISSN 2580-9695 Since September 2017 PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI ADMINISTRASI DI RSUD ULIN BANJARMASIN Rohana STIA Bina Banua Banjarmasin rohanabinban@gmail.com Misransyah Akos STIA Bina Banua Banjarmasin misransyah.akos@stiabinabanuabjm.ac.id Abstract: Regression of Motivation and Job Satisfaction on Administrative Staff Work Discipline in Ulin Hospital Banjarmasin. This study aims: 1) to analyze regression of motivation on the discipline of Administrative Staff work at Ulin Banjarmasin Hospital; 2) to analyze regression of job satisfaction on the discipline of Administrative Staff work at Ulin Banjarmasin Hospital. The study uses descriptive quantitative methods. The research population is Administrative Staff who work in Ulin Banjarmasin Hospital, both Civil Servants (PNS) and Non Civil Servants (Non PNS), all of which are 105 (one hundred and five) people. Samples totaling 82 people. The independent variable is motivation and job satisfaction while the dependent variable is work discipline. Data collected using questionnaires. Data analysis using multiple linear regression statistical tests with a significant level of 0.05. The results of this study indicate 1) there is regression between motivation towards work discipline of 0,000. 2) there is regression between job satisfaction and work discipline of 0.007. Conclusion: motivation has a significant regression on the work discipline of administrative employees in the Banjarmasin Ulin Regional General Hospital. While the motivation variable regression coefficient is positive; Job satisfaction significantly regression the work discipline of administrative employees in the Banjarmasin Ulin Regional General Hospital. While the regression coefficient of job satisfaction variable is positive. Suggestion: that is the placement of staff according to their expertise, training and seminars on a regular basis, management makes work discipline policies so that the goal of Ulin Banjrmasin Hospital is reached. Keyword: Motivation, Job Satisfaction, Work Discipline Abstrak: Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Administrasi di RSUD Ulin Banjarmasin. Tesis Program Pascasarjana Magister Administrasi (STIA) Bina Banua. Penelitian ini bertujuan : 1) untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap disiplin kerja Pegawai Administrasi di RSUD Ulin Banjarmasin; 2) untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap disiplin kerja Pegawai Administrasi di RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah Pegawai Administrasi yang bekerja di RSUD Ulin Banjarmasin, baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) mupun Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS), yang semuanya berjumlah 105 (seratus lima) orang.sampel berjumlah 82 orang. Variabel bebas adalah motivasi dan kepuasan kerja sedangkan variabel terikat adalah disiplin kerja. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan angket. Analisa data menggunakan uji statistik regresi linier 179

Administraus Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 September 2019 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus berganda dengan taraf signifikan 0,05. Hasil Penelitian ini menunjukkan 1) ada pengaruh antara motivasi terhadap disiplin kerja sebesar 0,000. 2)ada pengaruh antara kepuasan kerja terhadap disiplin kerja sebesar 0,007. Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap disiplin kerja pegawai administrasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Sedangkan koefisien regresi variabel motivasi bernilai positif; kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap disiplin kerja pegawai administrasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Sedangkan koefisien regresi variabel kepuasan kerja bernilai positif. Kata Kunci: Motivasi, Kepuasan Kerja, Disiplin Kerja. Latar Belakang Masalah Peranan organisasi pada zaman modern ini menjadi semakin penting. Semua kemajuan dan keberhasilan manusia dalam berbagai aspek dicapai melalui organisasi. Tantangan-tantangan baru mulai muncul. Manusia diharapkan agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan tersebut. Untuk itu manusia perlu berbekal kemampuan, kecakapan, dan keterampilan yang sesuai. Organisasi-organisasi dituntut untuk bisa memanfaatkan berbagai kemajuan tersebut. Hal ini hanya bisa dicapai melalui suatu sistem manajemen sumber manusia yang tepat. Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bentuk bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif. Michael Armstrong (1990: 1) dalam Arif Yusuf Hamali (2016: 1) menjelaskan bahwa sumber daya manusia adalah harta yang paling penting yang dimiliki oleh suatu organisasi, sedangkan Gomes (1997: 1) dalam Arif Yusuf Hamali (2016: 2) juga menjelaskan bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya, karya dan karsa. Semua potensi tersebut sangat berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan. Dalam meningkatkan sumber 180

Rohana - PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJ daya manusia terutama disiplin kerja perlu pendekatan yang strategis terhadap motivasi dan kepuasan kerja. Arif Yusuf Hamali (2016: 130) menjelaskan bahwa seseorang yang termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan upaya substansial guna menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya dan organisasi tempat seseorang bekerja. Seseorang yang tidak termotivasi hanya memberikan upaya minimum dalam hal bekerja. Stefan Ivanko (2012:70) dalam Arif Yusuf Hamali (2016: 131) menerangkan bahwa motivasi sebagai keinginan dan energi seseorang yang diarahkan untuk pencapaian suatu tujuan. Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Faktor pendorong dari seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta keinginan orang tersebut. Permasalah ini terlihat adalah kebutuhan dan keinginan seseorang berbeda dengan kebutuhan dan keinginan orang lain. Perbedaan dengan kebutuhan dan keinginan seseorang itu terjadi karena proses mental yang telah terjadi dalam diri seseorang tersebut. Faktor yang diperhitungkan dapat meningkatkan gairah kerja pegawai adalah motivasi kerja yang dimiliki oleh pegawainya. Hal ini cukup beralasan sebab motivasi kerja merupakan faktor yang biasa mencerminkan sikap dan karakter seseorang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Motivasi ini merupakan nilai nilai yang harus diinternalisasi kepada seluruh pegawai agar mereka menyadari bahwa mereka adalah pelayan masyarakat, dengan motivasi yang tinggi maka pegawai akan melakukan tugas tugasnya dengan baik sesuai dengan harapan. Faktor motivasi (motivation) kerja yang memiliki sikap tidak pernah bergantung pada orang lain, menerima apapun dari akibat perbuatannya, dengan kepuasan kerja yang dimilikinya mereka akan bertambah gairah dan percaya diri. Hal ini mampu mencerminkan kadar tinggi rendahnya kinerja pegawai (Sri, 2004). Formulasi tersebut telah diuji dan diklarifikasikan oleh berbagai para ahli lainya seperti T.R Mitchell (1978), Jay Calbraith, dan L.L. Cummings, 181

Administraus Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 September 2019 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus sebagaimana telah dikutip oleh Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel (1978) serta Suharto (2000) dalam studi secara umum mendukung hipotesis adanya hubungan (relationship) antara motivasi dan kemampuan. Kemudian walau tidak menyebut secara langsung, namun R. Bruce Mc. Afee dan William Proffenberger, (1982) dalam bukunya Productivity Strategies, mendukung formula tentang motivasi dan kemampuan sebagai unsur dari kinerja (Riduwan, 2010). Motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang narnpak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan. Motivasi adalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. (Hasibuan, 2005: 141) Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) pegawai dalam menghadapi situasi kerja di perusahan. Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahan. Sikap mental pegawai yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kerja maksimal (Mangkunegara, A.P, 2005:61). Menurut Nasution (2001 : 191) ' 'Motivasi kerja adalah sebagai alat pembangkit, penguat dan penggerak seorang pegawai yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan hasil. Menurut Winardi (2005:5) pada dasamya motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi positif dimana orang ditawari sesuatu yang bemilai (misalnya imbalan berupa uang, pujian, kemungkinan untuk menjadi pegawai tetap) apabila kinerjanya memenuhi standar. Adapula motivasi yang bersifat negatif yang menggunakan ancaman hukuman (teguran-teguran, ancaman di PHK, penurunan pangkat) andai kata kinerja orang yang bersangkutan di bawah standar. 182

Rohana - PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJ Motivasi pegawai terutama administrasi sangat penting dalam bekerja terutama disiplin dalam bekerja. hal ini diperkuat oleh Arif Yusuf Hamali (2016: 135) yang menjelaskan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang tidak terlepas dari berbagai motivasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menggunakan wawancara dengan para akuntan dan para ahli teknik Amerika Serikat dari berbagai industri, Herzberg dalam Danim (2004) mengembangkan teori motivasi dua faktor. Teori tersebut mendalilkan adanya beberapa faktor yang menyebabkan ketidakpuasan dan yang terpisah dari faktor motivasi lain yang membangkitkan upaya dan kinerja sangat istimewa. Hal-hal yang tidak memuaskan digambarkan sebagai faktor kesehatan dan hal-hal yang memuaskan digambarkan sebagai motivator. dari pendapat dan penelitian tersebut dapat dilihat bahwa motivasi sangat erat kaitannya dengan pekerjaan terutama disiplin kerja. Tidak terlepas dari motivasi faktor kepuasan kerja juga sangat bepengaruh terhadap disiplin kerja. Hal ini diperjelas oleh Arif Yusuf Hamali (2016: 204) bahwa pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan lebih tinggi cenderung lebih puas daripada pegawai yang menduduki tingkat pekerjaaan yang lebih rendah. Pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi menunjukkan kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan ide-ide serta kreatif kerja. Dilihat dari pendapat ini bahwa pekerjaan pegawai administrasi merupakan pekerjaan yang mempunyai aktivitas tinggi tetapi tidak menduduki tingkat pekerjaan tinggi sehingga membuat adanya ketidakpuasan dalam bekerja. hal ini akan berakibat terjadi penurunan kinerja terutama disiplin kerja. Kepuasan kerja mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai, artinya jika kepuasan diperoleh dari pekerjaan maka kedisiplinan pegawai baik. Sebaliknya jika kepuasan kerja kurang tercapai dari pekerjaannya maka kedisiplinan pegawai rendah (Hasibuan, 2005:202-203). Selanjutnya Kusriyanto (dalam Robbins. 2003: 1 03) menyatakan bahwa kondisikepuasan kerja yang rendah dapat menyebabkan pegawai bosan dengan tugas-tugasnya cepat atau lambat tidak dapat diandalkan, menjadi mangkir atau buruk prestasi kerjanya. Kondisi kerja yang dinamis ditunjukan pada pekerjaan yang memberi kesempatan bagi individu untuk berpikir 183

Administraus Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 September 2019 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus kreatif, memiliki kebebasan dalam bekerja dan memiliki kontrol terhadap pekenaannya. Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Fathoni, A.H, 2006:174). Permasalah ini diperkuat oleh pendapat Arif Yusuf Hamali (2016: 204) yang menjelaskan bahwa pegawai yang kurang puas cenderung tingkat ketidakhadirannya (absensi) tinggi, pegawai sering tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis dan subjektif. Berdasarkan permasalah yang terjadi akibat ketidakpuasan pegawai administrasi dipertegas oleh Greenberg dan Baron bahwa kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang dilakukan individual terhadap pekerjaannya. Kreitner dan Kinicki juga menegaskan bahwa kepuasan merupakan respon afektif atau emosional terhadap berbagai segi pekerjaan seseorang (Arif Yusuf Hamali, 2016: 200). Definisi ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan salah salah satu asfek pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya. Kepuasan kerja menjadi masalah yang cukup menarik dan penting, karena terbukti besar manfaatnya baik bagi kepentingan individu, kelompok, maupun masyarakat. Pendapat ini diperkuat penelitian yang dilakukan oleh Dede Kurnia Ilahi (2017) yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh secara signifikan dan positif terhadap disiplin kerja. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa kepuasan kerja merupakan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja. Penilaian tersebut dapat dilakukan terhadap salah satu pekerjaannya. Pegawai yang puas lebih menyukai situasai kerjanya daripada pegawai yang tidak puas yang tidak menyukai situasi kerjanya terutama disiplin kerja. Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya, baik bagi kepentingan organisasi maupun bagi para pegawai. Disiplin kerja adalah suatu kekuatan yang berkembang diddalam tubuh pegawai dan menyebabkan pegawai dapat menyesuaikan diri dengan sukarela pada keputusan peraturan, dan nilai-nilai 184

Rohana - PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJ tinggi dari pekerjaan dan perilaku sehingga motivasi dan kepuasan dapat tercapai. Tidak terlepas dari disiplin kerja yang baik, pegawai yang sering melanggar atau mengabaikan peraturan organisasi berarti pegawai tersebut mempunyai disiplin kerja yang buruk. Disiplin dibutuhkan untuk tujuan organisasi yang lebih jauh guna menjaga efisiensi dengan mencegah dan mengoreksi tindakan-tindakan individu dalam iktikad tidak baiknya terhadap kelompok. Disiplin berusaha untuk melindungi perilaku yang baik dengan menetapkan respon yang dikehendaki oleh pegawai terutama motivasi dan kepuasan kerjanya. Disiplin kerja dipertegas oleh Handoko (2008:208) dalam Arif Yusuf Hamali (2016: 213) yang menerangkan bahwa suatu kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Pelaksanaan disiplin kerja harus memperhitungkan juga keadaan pegawai, karena pemimpin mengetahui bahwa dari waktu ke waktu para pegawai membawa serta masalah-masalah pribadi ketempat kerja. Penerapan disiplin secara tidak tepat tanpa meninjau sebab-sebab dan suatu penggaran terlebih dahulu akan menimbulkan hasil yang tidak menguntungkan. Data rekapitulasi kehadiran pegawai negeri sipil (PNS) pada Tahun 2018 dapat dilihat padå tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1. Rekapitulasi Kehadiran Pegawai PNS RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2018 Tidak Masuk Kerja Terlambat Masuk Kerja Per Semester Jumlah ratarata perhari (orang) Ada Alasan (Orang) Tanpa Alasan (Orang) Jumlah Rata-rata Per Hari (orang) (%) Januari Juni Juli - Nopember 50 35 15 27 36 45 40 20 25 34 Sumber: Bidang SDM RSUD Ulin (2018) diolah Data pada Tabel 1.1 menggambarkan bahwa masih banyak pegawai yang sering terlambat hadir mengabsen masuk pada mesin absen (finger print) 185

Administraus Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 September 2019 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus diatas pukul 08.00 WIB, jumlah pegawai yang mengikuti apel pagi berkisar setengah dari jumlah pegawai secara keseluruhan. Keadaan ini juga diperparah dengan masih banyaknya pegawai yang tidak absen pada hari kerja. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai tidak mentaati peraturan yang telah ditetapkan oleh organisæsi. Kehadiran menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan, dan biasanya pegawai yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk terlambat dalam bekerja (Rivai, V, 2005:444). Pelanggaran lain terlihat dari adanya pegawai yang tidak mengenakan seragam kerja sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan. Kondisi tersebut dapat dikatakan sebagai pelanggaran terhadap disiplin kerja karena pegawai tidak bersikap dan bertindak sesuai aturan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh organisasi. Selain itu juga sering kali terjadi penyelesaian pekerjaan yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebagai akibat dari kurangnya semangat dan kegairahan kerja para pegawai. Berdasarkan pengamatan dan bicara langsung dengan staf administrasi diketahui mereka tidak bersungguh sungguh (Bersemangat) dalam bekerja, yang penting hadir bekerja. Kata mereka rajin atau malas sama saja akibatnya mereka banyak yang tidak memperhatikan disiplin kerja khususnya waktu datang masuk kerja, dan ada juga mereka yang merasa tidak puas dalam bekerja karena merasa pekerjaan mereka tidak sesuai dengan yang diinginkan atau tidak sesuai dengan pendidikan mereka yang akhirnya berdampak pada disiplin kerja, karena itu penulis ingin meneliti sebagaimana judul diatas. Berdasarkan gambaran latar belakang masalah tersebut, maka perlu kiranya penelitian untuk membuktikan pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap peningkatan disiplin kerja. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Administrasi di RSUD Ulin Banjarmasin" Rumusan Masalah 186

Rohana - PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJ Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan motivasi terhadap disiplin kerja Pegawai Administrasi di RSUD Ulin Banjarmasin? 2) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap disiplin kerja Pegawai Administrasi di RSUD Ulin Banjarmasin? Tujuan Penelitian 1) Untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap disiplin kerja Pegawai Administrasi di RSUD Ulin Banjarmasin. 2) Untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap disiplin kerja Pegawai Administrasi di RSUD Ulin Banjarmasin. Landasan Teoritis Menurut Hasibuan (2005: 141), Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya potensi bawahan agar mau bekerja secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekena giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Selanjutnya menurut Hasibuan bahwa tujuan motivasi antara lain untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai, meningkatkan produktifitas kerja pegawai dan meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi pegawai. Menurut Hasibuan (2005;202) Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Selanjutnya menurut Hasibuan, indikator kepuasan kerja hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja dan turnover kecil maka secara relatif kepuasan kerja pegawai baik. Sebaliknya jika kedisiplinan, moral kerja dan tumover besar maka kepausan kerja pegawai kurang. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja sangat mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai, artinya jika kepuasan diperoleh dari pekerjaan maka kedisiplinan pegawai baik. Sebaliknya jika kepuasan kerja kurang tercapai dari pekerjaannya maka kedisiplinan pegawai 187

Administraus Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 September 2019 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus rendah. Pendapat Hasibuan dipertegas oleh Siagian, S.P. (2014:297) bahwa terdapat korelasi yang kuat antara kepuasan kerja dengan tingkat kemangkiran. Artinya bahwa pegawai yang tinggi tingkat kepuasan kerjanya akan rendah tingkat kemangkirannya. a. Disiplin kerja (Y) Yang dimaksud dengan disiplin kerja dalam penelitian ini adalah kesadaran dan kesediaan serang pegawai dalam mentaati semua peraturan organisasi yang berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuninya dengn indikator; 1) Saya selalu datang dan pulang sesuai dengan waktu yang ditentukan. 2) Saya selalu datang dan pulang sesuai dengan waktu yang ditentukan. 3) Saya selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan. 4) Saya tidak pernah menunda-nunda pekerjaan. 5) Dalam setiap melaksanakan pekerjaan saya selalu sesuai dengan prosedur kerja yang telah di tetapkan. 6) Saya memberitahu terlebih dahulu (surat izin) jika absen kerja. 7) Saya tidak pernah meninggalkan tempat kerja selama jam kerja 8) Saya setuju bahwa sanksi hukum yang di terapkan ikut mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan pegawai. 9) RSUD Ulin Banjarmasin memberi sanksi yang tegas bagi yang melanggar peraturan. 10) Sanksi administrasi dan non administrasi akan dikenakan kepada semua pegawai sesuai dengan besarnya pelanggaran yang dilakukan. a. Motivasi Kerja (X1) Motivasi kerja adalah seperangkat kekuatan baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang yang mendorong untuk memulai berperilaku kerja, sesuai dengan format, arah intensitas dalam jangka waktu tertentu. 1) Saya percaya bahwa mempersiapkan sebuah tugas sebelum mulai mengerjakannya adalah penting agar berhasil. 2) Dalam melakukan tugas atau suatu pekrjaan saya selalu berorientasi pada keberhasilan. 3) Keberhasilan yang dicapai oleh RSUD Ulin Banjarmasin merupakan prestasi saya sebagai bagian darinya. 4) Saya selalu mendukung setiap program kerja yang digariskan oleh manajemen demi kemajuan RSUD Ulin Banjarmasin 5) Saya merasa 188

Rohana - PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJ bertanggung jawab atas pengembangan dan berniat mengevaluasi diri secara terus menerus. 6) RSUD Ulin Banjarmasin memberikan imbalan atas prestasi dalam bentuk bonus/instentif kepada pegawai. 7) Jika seseorang pegawai rendah diberikan reward seperti kenaikan pangkat, gaji, bonus, dll yang didasarkan oleh prestasi kerja, apakah anda setuju sistem itu dijadikan dasar. 8) Sarana dan prasarana yang ada di RSUD Ulin Banjarmasin membuat saya nyaman dalam bekerja. 9) Saya sangat menyukai pekerjaan dan lingkungan tempat kerja saya bekerja. 10) RSUD Ulin Banjarmasin selalu mendorong kami untuk mampu menerima tugas dan tanggung jawab serta dapat diberi kepercayaan. b. Kepuasan Kerja (X2) Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah pekerjaan yang diterima pegawai dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima. 1) Saya merasa puas dengan jenis pekerjaan yang saya lakukan di tempat saya bekerja.2) Saya merasa puas dengan jenis pekerjaan yang saya lakukan di tempat saya bekerja.3) Tugas yang saya kerjakan di tempat saya bekerja sesuai dengan bakat yang saya miliki. 4) Tugas yang saya kerjakan di tempat saya bekerja sesuai dengan bakat yang saya miliki. 5) Saya merasa puas karena pimpinan di tempat saya bekerja mampu berkomunikasi dengan bawahan secara jelas dan efektif. 6) Pimpinan saya selalu memberikan motivasi dan dukungan yang memuaskan saya.7) Pimpinan saya selalu memberikan motivasi dan dukungan yang memuaskan saya. 8) Saya merasa puas dengan kebijakan pimpinan selama ini.9) Saya puas dengan gaji dan tunjangan yang saya terima saat ini sesuai dengan tingkat pendidikan yang saya miliki. 10) Saya merasa puas dengan hasil pekerjaan saya, karena sesuai dengan target yang direncanakan/ditetapkan. Kerangka Pemikiran Kerangka pikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian, Uraian dalam kerangka pikir ini menjelaskan antar variabel. 189

Administraus Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 September 2019 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus Kedisplinan merupakan salah satu faktor penting dalam suatu organisasi termasuk RSUD Ulin Banjarmasin, karena semakin baik disiplin kerja pegawai maka semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai. Tanpa disiplin yang baik sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya dan hal inipun mendorong gairah kerja, semangat kerja dan mendukung tercapainya tujuan RSUD Ulin Banjarmasin. RSUD Ulin Banjarmasin dalam melakukan pelayanan di bidang kesehatan terhadap masyarakat, Disiplin kerja pegawai dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya yaitu faktor motivasi kerja. Motivasi kerja adalah sebagai alat pembangkit, penguat dan penggerak seorang pegawai yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan hasil.dengan adanya motivasi kerja, akan meningkatkan semangat kerja pegawai yang juga akan meningkatkan kedisiplinan kerja pegawai tersebut. Selain itu, faktor kepuasan kerja juga merupakan faktor yang mempengaruhi disiplin kerja. Kepuasan kerja merupakan suatu bentuk respon para pegawai yang menyenangkan atau tidak dalam memandang pekerjaan yang mereka kerjakan. Apabila kepuasan kerja yang dirasakan pegawai sudah dirasakan baik maka dengan sendirinya pegawai akan mematuhi segala peraturan-peraturan yang berlaku di RSUD Ulin Banjarmasin. Kepuasan kerja dapat mempengaruhi disiplin kerja pegawai karena dengan pegawai merasa puas baik itu gaji yang diterima, pekerjaan yang diberikan maupun hubungan dengan atasannya memberikan kepuasan maka secara langsung pegawai akan mematuhi segala peraturan yang berlaku di RSUD Ulin Banjarmasin. Variabel Independen Variabel Dependen Motivasi X1 Disiplin (Y) Kepuasan 190

Rohana - PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJ X2 Gambar 2.1 Kerangka Teori Hipotesis Penelitian Penelitian ini berguna bahwa jika motivasi dan kepuasan kerja ditingkatkan maka disiplin kerja pegawai akan meningkat, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: H1 : H2 : Terdapat pengaruh positif signifikan motivasi terhadap disiplin kerja pegawai administrasi RSUD Ulin Banjarmasin. Terdapat pengaruh positif signifikan kepuasan kerja terhadap disiplin kerja pegawai administrasi RSUD Ulin Banjarmasin. Metode Penelitian Rancangan penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian (Sugiyono, 2013:13). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif (descriptive quantitative research), yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguraikan atau menggambarkan tentang sifat-sifat (karakteristik) dari suatu keadaan atau objek penelitian yang dilakukan melalui pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta pengujian statistik. Sedangkan sifat penelitian ini adalah 191

Administraus Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 September 2019 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus menguraikan dan menjelaskan (deskriptif explanatory) yang berkaitan dengan kedudukan satu variabel serta hubungannya dengan variabel yang lain. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah Pegawai Administrasi yang bekerja di RSUD Ulin Banjarmasin, baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) mupun Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS), yang semuanya berjumlah 105 (seratus lima) orang.sampel berjumlah 82 orang. Variabel bebas adalah motivasi dan kepuasan kerja sedangkan variabel terikat adalah disiplin kerja. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan angket. Analisa data menggunakan uji statistik regresi linier berganda dengan taraf signifikan 0,05. Hasil peneltian dan Pembahasan Analisis regresi dalam penelitian ini merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh antara beberapa variabel bebas yang signifikan secara bersama sama dengan variabel terikat. Analisis menggunakan Regresi Linier Berganda. Analisis menggunakan variabel yang signifikan pada variabel bebas yaitu motivasi dan kepuasan kerja serta variabel terikat yaitu disiplin kerja. Adapun hasil analisis dapat dilihat dari tabel sebagai berikut : Tabel 4.5 Analisis Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Disiplin Kerja di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2019 dengan Analisis Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1 0.794 0.631 0.621 2.021 Berdasarkan dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil nilai R sebesar 0,794 sedangkan R Square sebesar 0,631. Tabel 4.6 Analisis Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Disiplin Kerja di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2019 dengan analisis Anova 192

Rohana - PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJ Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 551.377 2 275.689 67.484 0.000 Residual 322.733 79 4.085 Total 874.110 81 Berdasarkan dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil nilai uji F sebesar 67,484 dan siginifikan sebesar 0,000 Tabel 4.7 Analisis Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Disiplin Kerja di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2019 dengan analisis Coefficients Unstandardized Standardized Model Coefficients Std. B Error Coefficients Beta t Sig. 1 (Constant) 7.562 3.043 2.485 0.015 Motivasi 0.581 0.116 0.540 4.990 0.000 Kepuasan Kerja 0.243 0.088 0.298 2.756 0.007 Berdasarkan dari tabel 4.7 dapat dilihat dari hasil nilai pada Unstandardized Coefficients B yaitu constant 7,562, motivasi 0,581 dan kepuasan kerja 0,243. Sedangan hasil nilai uji t yaitu constant sebesar 2,485 dan signifikan 0,015, motivasi sebesar 4,990 dan signifikan sebesar 0,000 dan kepuasan kerja sebesar 2,756 dan siginfikan sebesar 0,007. Berdasarkan uji koefisien regresi linier secara parsial variabel motivasi terhadap variabel disipiln kerja maka didapatkan bahwa tingkat signifikan menggunakan 0,05. dilihat dari hasil pengujian yaitu signifikan 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi (X1) terhadap 193

Administraus Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 September 2019 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus disiplin kerja (Y). Jadi dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh secara parsial terhadap disiplin kerja pegawai administrasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Berdasarkan uji koefisien regresi linier secara parsial variabel kepuasan kerja terhadap variabel disipiln kerja maka didapatkan bahwa tingkat signifikan menggunakan 0,05. dilihat dari hasil pengujian yaitu signifikan 0,007 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja (X2) terhadap disiplin kerja (Y). Jadi dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh secara parsial terhadap disiplin kerja pegawai administrasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Dari hasil uji pada model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 7,562 + 0,581X1 + 0,243X2 Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yaitu variabel bahwa kepuasan kerja berpengaruh secara parsial terhadap disiplin kerja pegawai administrasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin yaitu Konstan sebesar 7,562 artinya jika motivasi (X1), kepuasan kerja (X2) nilainya adalah 0, maka disipilin kerja (Y) nilainya sebesar 7,562. Koefisien regresi variabel motivasi (X1) sebesar 0,581, artinya jika motivasi mengalami kenaikan 1% maka disiplin kerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,581. koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara motivasi terhadap disiplin kerja. Semakin baik motivasi maka semakin meningkat disiplin kerja. Koefisien regresi variabel kepuasan kerja (X2) sebesar 0,243, artinya jika kepuasan kerja mengalami kenaikan 1% maka disiplin kerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,243. koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara kepuasan kerja terhadap disiplin kerja. Semakin baik kepuasan kerja maka semakin meningkat disiplin kerja. Analisis korelasi ganda (R) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh secara serentak antara variabel independen yaitu motivasi (X1) dan kepuasan kerja 194

Rohana - PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJ (X2) terhadap disiplin kerja. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti pengaruh yang semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 maka pengaruh semakin lemah. Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut : 0,00 0,199 = sangat lemah 0,20 0,399 = rendah 0,40 0,599 = sedang 0,60 0,799 = kuat 0,80 1,000 = sangat kuat Berdasarkan hasil dari output analisis regresi linier berganda diperoleh angka R sebesar 0,794. Karena nilai korelasi berganda berada di antara 0,60 0,799, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh yang kuat antara motivasi dan kepuasan kerja terhadap disiplin kerja pegawai administrasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Hasil analisis determinasi yaitu hasil analisis regresi linier berganda, berdasarkan output diperoleh angka R 2 (R Square) sebesar 0,631 atau 63,1%. hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen yaitu motivasi dan kepuasan kerja terhadap variabel dependen yaitu disiplin kerja sebesar 63,1%. atau variasi variabel independen yaitu motivasi dan kepuasan kerja yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 63,1% terhadap variasi variabel dependen yaitu disiplin kerja. Sedangkan sisanya sebesar 36,9% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Dari hasil uji F dengan analisis regresi linier berganda maka didapatkan bahwa tingkat signifikan menggunakan 0,05. Berdasarkan hasil diperoleh dari signifikan hitung 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya motivasi (X1) dan kepuasan kerja (X2) secara simultan berpengaruh terhadap disiplin kerja (Y). Jadi dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa motivasi dan kepuasan kerja berpengaruh secara simultan terhadap disiplin kerja pegawai administrasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. 195

Administraus Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 September 2019 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus Sesuai dengan tujuan dari hipotesis penelitian ini, diperoleh hasil bahwa motivasi dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai administrasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin Tahun 2019. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 5.1.1 Motivasi Berpengaruh Terhadap Disiplin Kerja Dari hasil uji statistik regresi linier didapatkan bahwa motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap disiplin kerja pegawai administrasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Hal ini dapat dikemukakan bahwa motivasi sangat berpengaruh terhadap kegiatan-kegiatan dalam pekerjaan pegawainya tersebut. Oleh sebab itu pihak manajemen harus meningakatkan motivasi sehingga pegawai merasa dihargai dan diperhatikan oleh pimpinannya. Memang motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal ini dikemukan oleh Abraham H. Maslow yang berpendapat bahwa ada kebutuhan internal yang sangat mempengaruhi motivasi manusia dalam bekerja. Maslow juga menjelaskan bahwa kebutuhan itu tersusun sebagai hierarki yang terdiri atas lima tingkatan kebutuhan. Teori ini lebih dikenal dengan sebutan teori hierarki kebutuhan menurut Maslow (Maslow s Hierarchy of Needs). Kebutuhan manusia terdiri atas lima tingkatan yang bersifat berjenjang. Jika kebutuhan pertama terpenuhi orang akan berusaha mencapai pemenuhan kebutuhan kedua, dan demikian seterusnya. Teori menurut Patton menjelaskan bahwa motivasi merupakan fenomena kehidupan yang sangat kompleks. Setiap individu mempunyai motivasi yang berbeda dan banyak jenisnya. Motivasi menurut Patton dipengaruhi oleh dula hal, yaitu individu itu sendiri dan situasi yang dihadapinya. Dengan kata lain ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi manusia dalam bekerja, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Patton juga menjelaskan bahwa ada seperangkat motivator yang sangat penting bagi pimpinan untuk memotivasi karyawannya. Edwin B. Flippo memberikan pengertian motivasi adalah Direction or motivation is essence, it is a skill in aligning employee and organization interest so 196

Rohana - PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJ that behavior result in archivement of employee want simulaneously with attainment or organizational objectives ( motivasi adalah suatu keahlian, dalam menggerakkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai ). Juga dijelaskan oleh Merle J. Moskowits : Motivation is usually refined the initiation and direction of behavior, and the study of motivation is in effect the study of course of behavior. (motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku). Hasibuan juga mengartikan motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Pada saat pelaksanaan motivasi diperlukan prinsip prinsip motivasi sebagai panduan agar dalam pelaksanaannya diperoleh hasil yang maksimal. Yang perlu diketahui lebih mendalam adalah mengenai kebutuhan kebutuhan yang dikehendaki pegawai, dengan mengetahui hal ini, pelaksanaan prinsip prinsip mempunyai kecenderungan berhasil. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dari dalam diri (drive arousal). Hal ini akan lebih jelas dikemukakan oleh Robert A. Baron, et.el. dan Ernest J. Mc Cormick dalam hubungannya dengan lingkungan kerja mengemukakan bahwa Work motivation is defined as conditions which influence the arousa, direction, an mantenance of behavior relevant in work settings. artinya motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh dan membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Selanjutnya motivasi tidak terlepas dari kebutuhan dan kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila kebutuhan pegawai tidak terpenuhi, maka pegawai akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi, maka pegawai tersebut akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa kepuasan dirinya. 197

Administraus Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 September 2019 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus Kebutuhan merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Kita sebagai pemimpin tidak mungkin memahami perilaku pegawai tanpa mengerti kebutuhannya. Apabila pihak manajemen di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin dapat menerapkan peningkatan motivasi pegawai maka akan berdampak terhadap peningkatan disiplin kerja pegawai administrasi. Peningakatan motivasi dapat dilakukan secara bertahap yang terpenting adalah kemauan pihak manajemen di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin dalam meningkatkan unsur-unsur motivasi pegawai administrasinya, sehingga pegawai akan bekerja dengan lebih baik dan akan memberikan dampak positif bagi kemajuan Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin dalam hal ini kemajuan dalam disiplin kerja. Disiplin merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja dapat yang dapat dicapainya. Disiplin yang tinggi merupakan salah satu unsur yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam menunjang keberhasilan dalam bidang pekerjaannya, disamping harus memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan yang tinggi di bidangnya dan kemampuan yang memadai. Hal ini berarti pula bahwa setiap pegawai harus menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya, diikuti dengan semangat dan moral kerja yang tinggi. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan padanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Untuk meningkatkan kedisplinan yang baik memanglah sulit karena banyak yang mempengaruhinya (Hasibuan, 2005: 193). Menurut Hartatik (2014: 1 82) bahwa "Disiplin merupakan suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati. Sedangkan kerja adalah segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 198

Rohana - PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJ Rivai, Veithzal, et al., (2014:599) mengemukakan bahwa: "Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk memngkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku" Hal ini sependapat dengan Windi Rizki, Adi (2011) yang melakukan penelitian mengenai Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap Disiplin Kerja Karyawan Kusuma Agrowisata Hotel Batu-Malang dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap disiplin kerja. Murnilawati (2012) juga berpendapat sama berdasarkan hasil penelitian pengaruh Motivasi terhadap Disiplin Kerja Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan yang menyatakan bahwa motivasi dengan dimensi kebutuhan prestasi, kebutuhan kekuasaan, kebutuhan afiliasi secara serentak berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanty, A dan Baskoro, Sigit W, (2012) berpendapat bahwa Motivasi kerja berpengaruh secara signifikan dan berdampak positif terhadap Disiplin Kerja serta Dampaknya pada Kinerja Karyawan (Studi kasus PT PLN PERSERO) APB Semarang. Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin dapat disimpulkan bahwa cukup baiknya motivasi yang dimiliki oleh pegawai administrasi dan penerapannya dalam pekerjaan akan lebih mewujudkan disiplin kerja administrasi yang optimal sehingga akan mempengaruhi efektifitas sehingga pelayanan baik secara internal maupun secara eksternal sesuai yang diharapkan oleh pihak manajemen. 5.1.2 Kepuasan Kerja Berpengaruh Terhadap Disiplin Kerja Dari hasil uji statistik regresi linier didapatkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai administrasi di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Hal ini dapat dijelaskan bahwa kepuasan 199

Administraus Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 September 2019 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus kerja berpengaruh terhadap disiplin kerja administrasi sehingga variable ini dapat diterapkan di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin. Kepuasan kerja memang sangat penting dalam meningkatkan disiplin kerja dalam administrasi yang merupakan pekerjaan yang mendukung dalam pelayanan di rumah sakit. Memberikan pelayanan kesehatan dirumah sakit harus saling terkait antara pihak administrasi dengan pemberi pelayanan langsung kepada masyarakat. Dalam pemberian pelayanan tidak hanya kepuasan pada penerima jasa tetapi kepuasan pegawai rumah sakit juga perlu terutama pegawai administrasi. dalam penelitian menegaskan bahwa kepuasan kerja administrasi berpengaruh secara signifikan terhadap disiplin kerja sehingga dalam peningkatan disiplin kerja memang harus memasukkan faktor kepuasan kerja pegawainya terutama bagian adminstrasi. Kepuasan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas organisasi secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa ahli memberikan definisi tentang kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Fathoni, AM, 20061174). Keith Davis dalam Mangkunegara, A.P, (2001 : 17) juga menjelaskan bahwa kepuasan kerja adalah perasaaan menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai dalam bekerja. Menurut Handoko, T,H, (2002 :193) kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaannya. Pendapat Robbins (2003:78) menerangkan bahwa kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekefiaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Selanjutnya Greenberg dan Baron dalam Syarifuddin (2012:44) mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang dilakukan individu terhadap pekerjaan mereka. Selain itu Gibson dalam Syarifuddin (2012:44) menyatakan kepuasan kerja sebagai Sikap yang dimiliki para pekerja tentang pekerjaan mereka. Hal itu merupakan hasil dari persepsi mereka tentang pekerjaan. 200

Rohana - PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJ Menurut Hartatik (2014:225) kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini berarti konsepsi kerja merupakan hasil interkasi manusia terhadap lingkungan kerjanya. Di samping itu, perasaan seseorang terhadap pekerjaan merupakan reneksi dari sikapnya terhadap pekerjaan. Maka, dapat disebut juga bahwa kepuasan kerja merupakan respon afektlf atau emosi sikap emosional terhadap berbagai segi atau aspek pekerjaan seseorang sehingga kepuasan kerja bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya. Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan. Yang ingin dicapai ialah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting oleh individu. Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-nilai pekerjaan harus sesuai atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dan tenaga kerja yang berkaitan dengan motivasi kerja. Kepuasan kerja adalah sikap yang positifdari tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya melalui penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting pekerjaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Sutrisno (2009: 82-84) mempunyai pendapat yaitu: Kesempatan untuk maju. Dalam hal ini, ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja; Keamanan kerja. Faktor ini disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja; Gaji, Gaji lebih banyak menyebabkan ketidak puasan, dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya; Perusahaan dan manajemen, Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil; Pengawasan. Sekaligus atasannya, Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turnover; Faktor Intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada dalam pekerjaan mensyaratkan keterampilan tertentu, Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan 201

Administraus Jurnal Ilmu Administrasi dan Manajemen Vol 3, No 3 September 2019 - http://ejournal.stiabinabanuabjm.ac.id/index.php/administraus tugas dapat meningkatkan atau mengurangi kepuasan; Kondisi kerja. Termasuk di sini kondisi kerja tempat, ventilasi, penyiaran, kantin dan tempat parker; Aspek sosial dalarn pekerjaan. Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam bekerja; Komunikasi, Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar. memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja; Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas. Selain itu menurut Kreitner dan Kinicki dalam Syarifuddin (2012:46) faktor-faktor penentu kepuasan kerja diantaranya adalah gaji, kondisi kerja dari hubungan kerja (atasan dan rekan kerja). Kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolut dari gaji yang di terima, derajat sejauh mana gaji memenuhi harapan-harapan tenaga kerja dan bagaimana gaji diberikan. Selain untuk pemenuhan kebutuhan dasar, uang juga merupakan simbol dari pencapaian, keberhasilan dan pengakuan atau penghargaan. Berdasarkan pandangannya, orang yang menerima gaji yang dipersepsikan terlalu kecil atau terlalu besar akan mengalami ketidakpuasan, Jika gaji dipersepsikan adil berdasarkan tuntutan-tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu dan standar gaji yang berlaku untuk kelompok pekerjaan tertentu maka akan ada kepuasan kerja. Bekerja dalam ruangan atau tempat kerja yang tidak menyenangkan akan menurunkan semangat untuk bekerja. Oleh karena itu perusahaan harus membuat kondisi kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga kebutuhan-kebutuhan fisik terpenuhi dan menimbulkan kepuasan kerja. Dalam kelompok kerja dimana para pekerjanya harus bekerja satu tim, kepuasan kerja mereka dapat timbul karena kebutuhan-kebutuhan tingkat tinggi 202