Analisis input. Contoh analisis input



dokumen-dokumen yang mirip
4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

Sulfur dan Asam Sulfat

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

Perlakuan dan pembuangan limbah kimia dari pekerjaan laboratorium sehari-hari

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

Materi Pokok Bahasan :

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

4002 Sintesis benzil dari benzoin

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

Emas yang terbentuk sebanyak 20 gram, jika ArAu = 198, maka tentukan Ar M!

Potensi Optimasi Reaksi Laboratorium Aturan Dasar untuk Sintesis Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

STOIKIOMETRI Konsep mol

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Aspal merupakan bahan perkerasan untuk jalan raya. Tentu "penghuni" jurusan Teknik Sipil mengenalnya. Mari kita bahas bersama mengenai aspal.

4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

BAB II LANDASAN TEORI

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2

Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Karakteristik Limbah Padat

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

Ubah Plastik Jadi Bahan Bakar

Prarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air:

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON?

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL

GREEN CHEMISTRY DENGAN KIMIA KATALISIS

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak.

SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

a. Ion c. Molekul senyawa e. Campuran b. Molekul unsur d. Unsur a. Air c. Kuningan e. Perunggu b. Gula d. Besi

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

Keselamatan Kerja di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BENDA, MATERI DAN ZAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

OKSIDASI OLEH SRI WAHYU MURNI PRODI TEKNIK KIMIA FTI UPN VETERAN YOGYAKARTA

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Transkripsi:

Analisis input Ringkasan Analisis input adalah suatu metoda untuk mendeteksi kelemahan utama pada produk dan proses. Hal ini didasarkan pada aturan ISO 14040 untuk melaksanakan kesetimbangan ekosistem (ecobalances). Berlawanan dengan ecobalances, dalam hal ini impact assessment tidak terlibat. Pendekatannya berdasarkan pada analisis bahan dan aliran energi. Holistic Contoh analisis input berikut ini akan menunjukkan prosedur analisisnya. Hasil yang diperoleh dari contoh ini akan dibahas ditempat lainnya (lihat teks Aspek lingkungan pada pemberian energi terhadap reaksi kimia ). Contoh analisis input Reaksi asetalisasi 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 2-(3-nitrofenil)-1,3- dioksolan terkatalisis asam diuji dengan menggunakan analisis input. Oleh karena itu reaksi klasik yang dilakukan dibandingkan dengan penggunaan microwave sebagai alternatif lainnya. Metoda klasik sebagai pembanding, menggunakan penangas minyak dan mantel pemanas sebagai penghasil panas. Ada beberapa tingkatan pertimbangan yang berbeda pada analisis. Pada tingkat pertama yaitu tingkat reaksi hanya bahan dan aliran energi yang berhubungan langsung dengan reaksi yang diuji. Pada tingkat kedua yaitu tingkat sintesis terdapat input pada reaksi dan penyelesaian reaksi (work up). Tingkat ketiga dan tingkat terakhir merupakan pandangan secara holistic. Pada tingkat ini semua aliran input diseimbangkan dari pengamatan bahan-bahan awal sampai menjadi produk akhir (pembuangan limbah dan bahan residu tidak dilibatkan karena diasumsikan jumlahnya tetap dan perlakuan limbah). Pada Gambar 1 berbagai tingkatan tersebut diilustrasikan secara sistematik. 1

Gambar 1. Tingkat pertimbangan yang berbeda pada pengujian suatu sintesis Analisis input mencatat penggunakan bahan-bahan yang berhubungan dengan jumlah. Pada metoda ini, toksisitas yang potensial dari setiap senyawa tidak diperhatikan. Dengan cara ini, tidak mungkin dibuat suatu pernyataan yang absolut yang berhubungan dengan polusi lingkungan. Namun, prosedure ini mampu menunjukkan titik kelemahan yang berhubungan dengan proses dengan sedikit biaya operasi dan kontribusi terhadap perbaikan prosedur. Pencatatan Data Reaksi Aliran input dan output pada tingkatan yang berbeda dicatat melalui pengukuranpengukuran dan dijelaskan pada paragraf berikut ini. Massa dari bahan yang digunakan diperoleh dari petunjuk yang ada. Data pada konsumsi energi dicatat berdasarkan kapasitas alat instrument tersebut. Penggunaan air pendingin juga diukur. Bahan dan aliran energi pada reaksi - input Penangas Mantel microwave minyak pemanas 3-Nitrobenzaldehida 7,55 7,55 7,55 g Etilen glikol 3,42 3,42 3,42 g 2

Asam 4-toluensulfonat 0,40 0,40 0,40 g monohidrat sikloheksana 90.0 90.0 --- cm 3 Air pendingin 12.1 12.1 --- cm 3 Pemberian energi panas 1444 1008 180 kj Pengadukan 18 18 54 kj Pengaturan Pompa 43 43 43 kj minyak/suhu cryostatic Bahan dan aliran energi pada sintesis (Reaksi dan penylesaian) - input Penangas Mantel microwave minyak pemanas 3-Nitrobenzaldehida 7,55 7,55 7,55 g Etilen glikol 3,42 3,42 3,42 g Asam 4-toluensulfonat 0,40 0,40 0,40 g monohidrat sikloheksana 90,0 90,0 --- cm 3 Air pendingin 12,8 12,5 0,4 cm 3 Petroleum eter (40-60) 25,0 25,0 25,0 cm 3 Dietil eter 25,0 25,0 25,0 cm 3 Pemberian energi panas 1627 1044 216 kj Pengadukan 18 18 54 kj Pompa minyak/ 86 86 86 kj cryostat Bahan dan aliran energi pada sintesis - output Penangas Mantel microwave minyak pemanas limbah 108,16 108,16 47,31 g 1,3-dioksolan 7,8 7,8 7,8 g Air pendingin 12,8 12,5 0,40 dm 3 Tingkat input dan output pada reaksi dan sintesis dapat dengan mudah dibandingkan karena jumlah yang terbatas dari aliran yang berbeda. Jelas lebih sukar untuk mencatat aliran bahan dari sudut pandangan secara holistik. Untuk data ini harus digabungkan dari bankdata yang berbeda dan koneksi secara berhubungan. Bahan dan aliran energi pandangan secara keseluruhan / holistic Bahan dan aliran energi dari sudut pandang secara keseluruhan sangat luas. Oleh karena ini disajikan sebagai apendik dari penjelasan ini. Setelah penentuan bahan dan aliran energi, data dari percobaan yang berbeda dibandingkan satu sama lain dan akan dievaluasi. Tingkat analisis dipertimbangkan. 3

Evaluasi Evaluasi pada percobaan meliputi dua aspek. Pertama aliran bahan dan aspek lain adalah aliran energi yang akan dievaluasi. Penggunaan/konsumsi energi Dalam hal ini sangat mudah untuk dilihat bahwa penggunaan microwave merupakan metode yang paling disukai dari sudut pandang energinya. Dalam hal ini, waktu reaksi yang pendek meemiliki peran yang besar. Pada variasi metode klasik, pemberian energi menggunakan mantel pemanas lebih disukai. Alasannya adalah isolasi yang baik pada keranjang/basket pemanas dibandingkan penangas minyak. Tabel 4 menunjukkan energi listrik yang diperlukan untuk setiap proses. Tabel 4. Penggunaan energi untuk setiap proses Microwave Penangas minyak Mantel pemanas Energi yang diperlukan reaksi 277 1505 1069 kj Energi yang dieprlukan work up 79 227 79 kj Kebutuhan energi total 356 1732 1148 kj Diantara perbedaan konsumsi energi pada variasi reaksi, distribusinya pada sinstesis sangat menarik. Berdasarkan pengujian sintesis dapat ditunjukkan bahwa peran konsumsi energi pada tahap workup dapat diabaikan bila dibandingkan dengan energi reaksi. Untuk itulah mengapa perbaikan sebaiknya diterapkan pada reaksi dan tidak pada metoda work up. Laju working up yang berhubungan dengan konsumsi energi secara keseluruhan disajikan pada Gambar 2. Energy Consumption of the Synthesis 1800 kj 1600 1400 1200 1000 800 Energy of the work up Energy of the reaction 600 400 200 0 Microwave Oil bath Heating-mantle Gambar 2. Konsumsi energi pada reaksi dan working up 4

Konsumsi bahan Perbandingan variasi analisis yang berhubungan dengan aliran bahan versi alternatif dengan microwave juga lebih baik daripada dengan pemanasan metoda klasik. Penggunaan microwave dapat dilakukan tanpa entrainer dan air pendingin dengan penggunaan jumlah yang sama pada bahan awal dan katalis. Dengan memperhatikan proses awal, keuntungan yang dijelaskan dari sintesis dengan microwave menjadi lebih nyata/jelas. Adanya sikloheksana sebagai entrainer mencegah polusi lingkungan yang berhubungan dengan produksi senyawa ini. Dari sudut pandang secara keseluruhan harus ditambahkan bahwa penurunan konsumsi energi menyebabkan konsumsi yang lebih rendah dari adanya sumber energi primer yang terbatas yaitu batubara, minyak bumi dan gas alam. Apendiks Data yang diberikan pada tabel berikut menyatakan input dan output secara berurutan pada contoh yang diujikan asetalisasi. Bahan-bahan ini tidak dapat dihubungan secara langsung dengan reaksi berdasarkan pada proses awal. Contoh : Batubara coklat ditabelkan sebagai input reaksi digunakan untuk memberikan sumber listrik yang digunakan untuk reaksi Table : Bahan dan energi secara holistic/keseluruhan Input Mantel pemanas Microwave Penangas minyak Bahan kimia utama Bahan kimia anorganik Natrium hidrogen karbonat 5,39 g 5,39 g 5,39 g Oksigen 3,87 g 3,87 g 3,87 g Bahan Kimia organik Dietil eter 17,84 g 17,84 g 17,84 g Petroleum eter 16,60 g 16,60 g 16,60 g Tert-butil metil eter 79,81 g 79,81 g 79,81 g Udara 1035,43 g 1035,43 g 1035,43 g Bahan kimia khusus (Fine chem) Asam 4-toluensulfonat-monohidrat 400,00 mg 400,00 mg 400,00 mg Keperluan energi keseluruhan 20368,13 kj 13351,52 kj 22362,69 kj (CED) Mineral Natrium sulfat 43142,86 mg 43142,86 mg 43142,86 mg Bahan dasar terendapkan (RiD) Sumber energi (RiD) Batubara coklat 472,88 g 386,99 g 536,03 g Gas alam 98,38 g 42,36 g 101,62 g Minyak bumi 59,52 g 14,46 g 60,36 g 5

Kayu 3,70 mg 3,70 mg 3,70 mg Batubara 137,11 g 105,83 g 158,70 g Uranium 7,07 mg 7,07 mg 7,07 mg Sumber energi yang digunakan tidak sbg sumber energi. Bauksit 32,89 mg 9,47 mg 32,89 mg Bentonit 14,59 mg 2,23 mg 14,59 mg Kalsium sulfat 1,46 mg 0,22 mg 1,46 mg Dolomit 0,81 mg 0,09 mg 0,61 mg Besi 55,86 mg 8,24 mg 55,86 mg Gamping (Limestone) 16323,53 mg 14114,45 mg 16175,79 mg Gravel 0,15 mg 0,02 mg 0,15 mg Mineral (RiD) Kalsium fluorida 0,09 mg 0,09 mg 0,09 mg Natrium fluorida 163,69 mg 95,43 mg 153,69 mg Olivine 0,46 mg 0,07 mg 0,46 mg Pasir 277,08 mg 269,87 mg 277,08 mg Slate 4,03 mg 0,65 mg 4,03 mg Belerang 35263,64 mg 35255,11 mg 35263,64 mg Lempung 1,25 mg 0,14 mg 1,25 mg Air 380,30 kg 305,82 kg 389,35 kg kj 20368,13 kj 13351,52 kj 22362,69 kj kg 382,32 kg 307,62 kg 391,46 kg Table : Bahan dan energi secara keseluruhan Output Mantel pemanas Penangas minyak Microwave Limbah Limbah untuk dibuang (WfD) Limbah yang terbakar 108,12 g 108,12 g 38,01 g Limbah, spt limbah 62,02 mg 62,02 mg 6,35 mg rumahtangga Limbah, lainnya (WfD) Lumpur selokan (sewage) 2,92 mg 3,57 mg 2,05 mg Limbah, tidak spesifik 213,75 mg 213,75 mg 153,60 mg Tumpahan 3019,41 g 3019,41 g 3018,85 g Abu dan cinder 8696,78 mg 12917,99 mg 2843,89 mg Logam 0,48 mg 0,48 mg 0,09 mg Limbah radioaktif (sangat radioaktif) Limbah berbahaya 2,89 mg 2,89 mg 2,89 mg Refuse khusus 42,42 mg 47,90 mg 3,67 mg Limbah untuk dieksploitasi (WfE) Limbah lainnya (WfE) 6

Abu dan cinder 4907,43 mg 7312,27 mg 1641,61 mg Penyaring debu 2301,52 mg 2301,52 mg 2301,52 mg Gypsum (REA) 7946,59 mg 7946,59 mg 7946,59 mg Abu kasar 344,03 mg 344,03 mg 344,03 mg Natrium sulfat 75,49 mg 75,49 mg 75,49 mg Pelet pada ruang pelelehan 2884,42 mg 2884,42 mg 2884,42 mg Campuran bahan yang dapat 10,41 mg 10,41 mg didaur ulang Abu pada ruang terfluidasi 230,15 mg 230,15 mg 230,15 mg Limbah tidak spesifik 30,92 mg 41,83 mg 16,10 mg Asam nitrat encer dengan 1075,51 g 1075,51 g 1075,51 g sedikit nitrat Bahan kimia utama Bahan kimia anorganik Natrium hidrogen karbonat 5,39 g 5,39 g 5,39 g Bahan kimia organik 0,08 kg 0,08 kg 0,08 kg Asam benzoat 2272,18 mg 2272,18 mg 2272,18 mg Asam maleat 2272,18 mg 2272,18 mg 2272,18 mg Tert-butil metil eter 79,81 g 79,81 g 79,81 g Emisi (tanah) Logam (W) Aluminium 1,63 mg 1,63 mg 0,59 mg Timbal 0,30 mg 0,30 mg 0,30 mg Mangan 0,58 mg 0,58 mg 0,58 mg Logam tidak spesifik 21,92 mg 21,92 mg 5,35 mg Molibdenum 0,07 mg 0,07 mg 0,07 mg Natrium 14,84 mg 14,84 mg 3,12 mg Uranium 0,10 mg 0,10 mg 0,10 mg Vanadium 0,06 mg 0,06 mg 0,06 mg Emisi (udara) Partikel 0,14 mg 0,14 mg 0,14 mg Debu 218,43 mg 291,38 mg 61,94 mg Debu (>PM10) 9,36 mg 9,36 mg 9,36 mg Debu (PM10) 21,87 mg 21,87 mg 21,87 mg Senyawas anorganik (L) Amonia 22,17 mg 22,83 mg 18,73 mg Hidrogen klorida 61,60 mg 81,24 mg 33,74 mg Dinitrogen monoksida 482,77 mg 483,55 mg 481,71 mg Hidrogen fluorida 8,39 mg 11,10 mg 4,71 mg Karbon dioksida (L) 1,03 kg 1,15 kg 0,77 kg Karbon dioksida (fosil) 1031,75 g 1154,70 g 768,98 g Karbon monoksida 301,32 mg 315,80 mg 180,62 mg Logam (L) Logam tidak spesifik 0,16 mg 0,16 mg 0,02 mg Nikel 0,09 mg 0,10 mg 0,08 mg 7

Selenium 0,09 mg 0,09 mg 0,09 mg NOx 1997,64 mg 2144,39 mg 1368,71 mg Radio nuklida (L) 431,85 kbq 431,85 kbq 431,85 kbq Radio nuklida total 431852 Bq 431852,39 Bq 431852,39 Bq Belerang dioksida 2729,63 mg 3253,10 mg 1706,05 mg Hidrogen sulfida 0,18 mg 0,18 mg 0,18 mg Hidrogen 1,56 mg 1,56 mg 0,65 mg VOC (L) Metana 2420,85 mg 2748,18 mg 1533,88 mg NMVOC (L) Benzena 0,13 mg 0,17 mg 0,08 mg NMVOC, Aromatik tidak 4,39 mg 4,39 mg 0,75 mg spesifik Heksana 0,12 mg 0,12 mg 0,12 mg NMVOC, mengandung 0,00 kg 0,00 kg 0,00 kg oksigen (L) Formaldehida 0,08 mg 0,08 mg 0,08 mg NMVOC, tidak spesifik 175,02 mg 1758,75 mg 169,95 mg VOC (hidrokarbon) 108,74 mg 108,74 mg Emisi (Air) Emisi (W) Karbonat 13,72 mg 13,72 mg 2,01 mg Klorida 120,24 mg 120,24 mg 67,86 mg Padatan terlarut 10,78 mg 10,78 mg 3,57 mg Padatan tersuspensi 15,98 mg 15,98 mg 3,21 mg Fluorida 0,13 mg 0,13 mg 0,13 mg Asam sebagai H(+) 4,05 mg 4,05 mg 0,62 mg Amonia 0,29 mg 0,29 mg 0,29 mg Amonium 1,42 mg 1,42 mg 1,16 mg Nitrat 0,42 mg 0,42 mg 0,16 mg Senyawa Nitrogen tidak 0,49 mg 0,49 mg 0,17 mg spesifik Sulfat 628,11 mg 628,11 mg 609,93 mg Senyawa anorganik (W) Klorin 0,87 mg 0,87 mg 0,87 mg Detergen, minyak 4,01 mg 4,01 mg 0,43 mg Hidrokarbon (W) Hidrokarbon tidak spesifik 3,03 mg 3,03 mg 0,42 mg Hidrokarbon tidak spesifik 0,65 mg 0,65 mg 0,65 mg Fenol 0,07 mg 0,07 mg 0,00 mg Senyawa Organik terlarut 1,17 mg 1,17 mg Senyawa Organik tidak 0,13 mg 0,13 mg spesifik Parameter indikator BSB-5 2,55 mg 2,55 mg 0,71 mg 8

CSB 15,76 mg 15,76 mg 4,03 mg TOC 1,37 mg 1,37 mg 1,37 mg Bahan kimia (Fine chem) 1,3-dioksolan 3 7800,00 mg 7800,00 mg 7800,00 mg Mineral Gypsum (REA) 3125,44 mg 4666,75 mg 1032,30 mg Natrium sulfat 43142,9 mg 43142,86 mg 43142,86 mg Air 379,28 kg 388,15 kg 305,05 kg kj 20368,1 kj 22362,69 kj 13351,52 kj kg 382,32 kg 391,46 kg 307,62 kg Indeks untuk reaksi kimia http://www.oc-praktikum.de Indeks sederhana Pada kimia organik sintesis, rendemen dan kemurnian merupakan indeks yang umum, yang mengkarakterisasi kualitas dari perubahan kimia yang terjadi. Rendemen /yield atau Y didefinisikan sebagai hasil bagi dari jumlah produk yang dihasilkan dari reaksi (hasil sesungguhnya) dan jumlah produk yang didapat secara teoritis jika reagen pembatas telah diubah sesuai dengan persamaan stoikiometri (hasil teoritis atau hasil stoikiometri), dengan asumsi bahwa kemurnian reagen adalah 100%. Jika n k adalah jumlah reagen pembatas sebelum reaksi dan a P dan a K adalah koefisien stoikiometri dari produk P dan reagen pembatas R, rendemen dihasilkan dari : Y = n P.a R /n R.a P Jika n P adalah jumlah setelah pemurnian, hal ini disebut sebagai rendemen akhir. Secara umum, rendemen yang didefinisikan dari persamaan ini akan dinyatakan dalam persentase (persen rendemen atau persentase rendemen). Sebelum melaksanakan reaksi yang sesungguhnya, kita dapat menentukan suatu istilah yang disebut atom ekonomi dari persamaan stoikiometrinya. Atom ekonomi menyatakan fraksi mana dari jumlah massa atom di sebelah kiri dari persamaan yang akan muncul pada sisi produk. Dengan melihat definisi ini, hal ini merupakan suatu evaluasi terhadap pendekatan sintesis dari sisi ekonomi. Konsep atom ekonomi diperkenalkan oleh B.M.Trost pada tahun 1995. Kemurnian produk ditentukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi gas (KG) atau kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan juga secara umum dinyatakan dalam persen. Namun harus dicatat bahwa setiap sistem analitik mempunyai keterbatasan. Sebagai contoh, pada kromatografi gas hanya senyawa yang menguap pada suhu sampai 250 o C tanpa dekomposisi yang dapat dianalisis. Efisiensi massa suatu reaksi didefinisikan sebagai rasio dari massa produk yang diperoleh dan telah dimurnikan m P dibagi dengan jumlah massa dari semua senyawa yang digunakan pada campuran reaksi selama percobaan : 9

e S = m P /jumlah m i Dimana indeks i digunakan untuk semua senyawa yang digunakan. Pendingin seperti air pendingin atau es yang tidak bercampur dengan campuran reaksi menurut aturan ini, tidak dipertimbangkan. Perhitungan untuk senyawa semacam ini merupakan suatu pekerjaan yang lebih mendalam dari analisis input. Efisiensi massa e S didefinisikan serupa dengan kebalikan dari faktor E (faktor enviromental atau faktor lingkungan) seperti yang diperkenalkan oleh R.Sheldon pada tahun 1994 [2]. Disini digunakan indeks efisiensi sehingga harga yang lebih tinggi menunjukkan adanya perbaikan. Efisiensi energi e E suatu reaksi didefinisikan sebagai rasio massa produk yang diperoleh dan dimurnikan m P dibagi dengan jumlah energi yang digunakan selama eksperimen: e E = m P /jumlah E k Dimana indek k berlaku untuk semua pengukuran konsumsi energi yang terpisah seperti energi listrik yang digunakan. Pada pengukuran ini, energi yang digunakan untuk menghasilkan es untuk pendingin diperhitungkan. Petunjuk penting untuk pengukuran kontribusi energi semacam ini disampaikan pada artike German NOP... Atom ekonomi, efisiensi massa dan efisiensi energi secara otomatis dihitung untuk percobaan NOP dan dapat dijumpai pada menu Evaluasi, submenu Indices pada halaman tiap percobaan (link contoh). Alat assessment lingkungan untuk sintesis organik (EATOS) Evaluasi senyawa pada reaksi kimia (termasuk reaksi banyak langkah) dapat dilakukan dengan alat assesment lingkungan untuk sintesis organik (Environmental Assessment Tool for Organic Syntheses/EATOS, website EATOS)[3]. Pendekatan ini berdasarkan pada faktor E Sheldons (lihat di atas) yaitu pada jumlah total senyawa yang masuk pada reaksi yang berhubungan dengan produk yang dihasilkan. Untuk setiap senyawa yang digunakan, faktor load lingkungan Q yaitu sesuatu yang diturunkan dari nilai MAK (Maximum workplace consentration di German), simbol hazard, phrasa-r (lihat artikel NOP R dan S-satze), nilai LD 50 dan nilai LC 50, tetapi juga dapat dipilih dari harga, bergantung pada fokus evaluasi dari pengguna. Indeks Lingkungan (Environmental Index/EI) sebagian besar digunakan untuk evaluasi perbandingan pada langkah dan teknik sintetik yang berbeda dihitung sebagai jumlah dari semua massa senyawa dikalikan dengan faktor Q yang sesuai. Konsep evaluasi ini diimplementasikan pada perangkat lunak yang tersedia secara bebas dan platform tidak bergantung. Programnya juga menghitung atom ekonomi dan faktor E Sheldon untuk reaksi yang dimasukkan. Anda dapat menemukan penjelasan singkat dari pendekatan evaluasi EATOS dan juga penerapannya untuk membandingkan percobaan 4010 dengan metoda alternatif pada 10

artikel NOP...untuk reaksi kimia. Kami juga menawarkan manualnya (...untuk EATOS) dalam bahasa German. Pustaka [1] B.M Trost. Angew.Chem.Int.ed.Engl, 34:259-281, 1995 [2] R.Sheldon. Chemtech, 24(3):38-47, 1994 [3] M.Eissen dan J.O.Metzger, environmental performance metrics for daily use in synthetic chemistry. Chem. Eur.J., 8(16):3580-3585, 2002. 11