OPTIMASI FORMULA SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DAN CMC



dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

IFNA ANGGAR KUSUMA K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan

OPTIMASI FORMULA TABLET DISPERSIBLE CAPTOPRIL DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGHANCUR STARCH 1500 DAN BAHAN PENGISI STARLAC SKRIPSI

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

OPTIMASI FORMULA TABLET DISPERSIBLE NATRIUM DIKLOFENAK DENGAN BAHAN PENGHANCUR EXPLOTAB DAN BAHAN PELICIN PEG 6000 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

FORMULASI. Oleh FAKULTAS

SKRIPSI DENIAR K SURAKARTAA Oleh :

OPTIMASI FORMULA TABLET EKSTRAK DAUN SAMBUNG NYAWA

BAB I PENDAHULUAN. mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Depkes RI,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

mempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OPTIMASI FORMULA TABLET DISPERSIBLE CAPTOPRIL DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGHANCUR STARLAC DAN BAHAN PENGISI AVICEL PH 102 SKRIPSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sifat fisika kimia - Zat Aktif

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

BAB I PENDAHULUAN. (compression coating). Sekarang salut film enterik telah banyak dikembangkan. dan larut dalam usus halus (Lachman, et al., 1994).

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM MALAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn, DAN VITAMIN C SKRIPSI

membentuk warna biru keunguan maka amilum ganyong banyak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak hanya orang tua tetapi para remaja sekarang ini juga banyak yang menderita

OPTIMASI FORMULA TABLET EKSTRAK DAUN SAMBUNG NYAWA

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Gambar 1. Tanaman dan Buah nangka (Artocarpus heterophylus)

DIAN INDAH PERMATASARI K

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beberapa keuntungan dibanding dengan sediaan farmasi lain. Beberapa keuntungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam penyimpanan. Akan tetapi obat yang bersifat lipofil dalam bentuk tablet

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI FORMULA TABLET DISPERSIBLE CAPTOPRIL DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGHANCUR EXPLOTAB DAN BAHAN PENGISI AVICEL PH 102 SKRIPSI

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. macam pengobatan berdasarkan pengalaman empirik secara turun temurun. Seiring

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak diproduksi dan disukai

POTENSI EKSTRAK KERING SIRIH MANADO:MIYANA SEBAGAI BAHAN BAKU TABLET HERBAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Loratadin merupakan obat anti histamin non-sedatif yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanaman obat di Indonesia. Dalam penelitian sebelumnya telah terbukti bahwa

FORMULASI SEDIAAN TABLET FAST DISINTEGRATING ANTASIDA DENGAN PRIMOJEL SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI SKRIPSI

PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

Tablet Khusus. (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit kurang kalori protein (KKP) dan defisiensi vitamin A serta anemia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh orang dewasa maupun anak-anak. Loratadin merupakan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sub kingdom : Tracheobionta ( tumbuhan berpembuluh ) Super divisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hipertensi merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang terjadi di

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Begitu banyak khasiat jahe merah. Antara lain sebagai pencahar, antirematik, peluruh keringat, peluruh masuk angin, meningkatkan gairah seks,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan. Tablet ODT merupakan tablet yang larut dimulut, dengan bantuan saliva sampai terdispersi

SKRIPSI SANASHTRIA PRATIWI K Oleh :

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

Transkripsi:

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DAN CMC Na SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DENGAN MODEL SIMPLEX LATTICE DESIGN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Derajat Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Di Surakarta Oleh: TEDO ARYA TRISNANTO K. 100 040 066 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008 i

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKAN MASALAH Dalam proses pembuatan tablet, selain bahan aktif juga dibutuhkan beberapa bahan tambahan. Bahan tambahan yang digunakan antara lain: bahan penghancur, bahan pengikat, bahan pengisi dan bahan pelicin. Salah satu bahan penghancur yang dapat digunakan adalah Starch 1500. Starch 1500 merupakan pati jagung terpregelatinasi (Kibbe, 2006). Pati terpregelatinasi (pregelatinized starch) adalah hasil modifikasi amilum dengan cara hidrolisis dan penghancuran sebagian butiran amilum. Sifatnya lebih baik dibandingkan amilum murni (Sulaiman, 2007). Dalam formula tablet, Starch 1500 mempunyai aktifitas sebagai bahan penghancur seperti halnya superdisintegrant (Anonim, 2007) yang dapat menghancurkan tablet dengan penggunaan dalam konsentrasi rendah, sehingga permasalahan sifat alir yang biasa ditemui pada penggunaan pati biasa dapat diturunkan (Shangraw, 1980). Bahan pengikat yang digunakan adalah Carboxymethyl Celulosa Natrium (CMC Na). CMC Na termasuk kelompok bahan pengikat polimer, berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Digunakan dalam bentuk kering untuk memudahkan dalam proses pengempaan, sehingga tidak dibutuhkan tekanan yang tinggi untuk menghasilkan tablet yang cukup keras (Sulaiman, 2007). Pada pembuatan tablet, proporsi jumlah antara bahan penghancur dengan bahan pengikat sangatlah penting, karena jika salah satu bahan tersebut lebih dominan 1

2 aksinya, maka syarat yang harus dipenuhi oleh suatu tablet yang baik kemungkinan tidak akan dapat terpenuhi. Pada umumnya semakin tinggi konsentrasi bahan pengikat, akan menaikkan kekerasan dan menurunkan kecepatan waktu hancur tablet serta menurunkan kerapuhan tablet, sedangkan jika semakin tinggi konsentrasi bahan penghancur, akan meningkatkan kerapuhan dan menaikkan kecepatan waktu hancur serta menurunkan kekerasan tablet. Sehingga berdasarkan hal tersebut perlu adanya penelitian mengenai optimasi jumlah penggunaan antara starch 1500 dan CMC Na pada formula tablet sehingga didapatkan formula optimum yang memenuhi pesyaratan tablet yang baik. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: 1. Bagaimana pengaruh perbandingan jumlah konsentrasi bahan penghancur (Starch 1500) dengan bahan pengikat (CMC Na) terhadap sifat fisik tablet? 2. Berapa perbandingan konsentrasi antara Starch 1500 dengan CMC Na sehingga menghasilkan tablet yang optimum? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui pengaruh perbandingan penggunaan Starch 1500 dengan CMC Na terhadap sifat fisik tablet. 2. Mendapatkan perbandingan penggunaan Starch 1500 dengan CMC Na sehingga menghasilkan tablet yang optimum.

3 D. TINJAUAN PUSTAKA 1. Tablet (eksipien) Selain bahan aktif, dalam pembuatan tablet juga dibutuhkan beberapa bahan tambahan. Bahan tambahan ini dapat membantu proses penabletan dan memperbaiki hasil akhir tablet. a. Bahan pembantu tersebut antara lain: 1) Bahan Pengisi (filler atau diluent) Bahan pengisi berfungsi untuk menambah berat tablet agar sesuai dengan berat yang dikehendaki dan dapat dikempa dengan baik. Bahan pengisi yang dipilih yaitu bahan yang dapat memperbaiki pengikatan dan pengaliran dari formula yang ada (Rubinstein, 1994). Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut filler-binder, yang memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet (Sulaiman, 2007). Penggunaan filler binder dalam suatu formula tablet adalah 10 20 % dari bobot tablet (Shangraw, 2007). 2) Bahan Pengikat (Binder) Binder atau bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan. Pada pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dan kempa langsung, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering. Bahan pengikat dalam bentuk kering berfungsi untuk memudahkan dalam proses pengempaan,

4 sehingga tidak dibutuhkan tekanan yang tinggi untuk menghasilkan tablet yang cukup keras (Sulaiman, 2007). Jenis, kadar dan cara penambahan bahan pengikat akan berpengaruh pada kekerasan, kerapuhan granul dan tablet selain itu juga akan berpengaruh pada waktu hancur dan disolusi (Rudnic dan Kotke, 2002). Jumlah bahan pengikat yang ditambahkan dalam formula tablet dapat mempengaruhi karakteristik dari tablet. Jika digunakan dalam jumlah yang berlebihan maka akan membuat tablet menjadi keras dan akan menurunkan waktu hancur dari tablet. Bahan pengikat dapat digunakan dalam bentuk larutan atau dalam bentuk kering (Gennaro, 2000). Bahan pengikat bertugas untuk kekompakan dan daya tahan tablet, membentuk ikatan bersama antar partikel serbuk dalam sebuah butir granulat sehingga akan terbentuk ikatan granul yang baik. Pada pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dan kempa langsung, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering. Bahan pengikat dalam bentuk kering berfungsi untuk memudahkan dalam proses pengempaan, sehingga tidak dibutuhkan tekanan yang tinggi untuk menghasilkan tablet yang cukup keras. Bahan pengikat sebaiknya digunakan sesedikit mungkin karena apabila terlalu berlebihan menjadikan tablet yang keras sehingga tidak mudah hancur dan waktu pengempaannya membutuhkan tenaga yang lebih tinggi (Voigt, 1984).

5 Dengan ketiadaan jembatan cair dan jembatan padat yang dibentuk oleh bahan pengikat, ada 2 tipe gaya interaksi yang terjadi diantara partikel padat. Gaya elektrostatik merupakan hal yang penting dalam menyebabakan kohesi serbuk dan formasi dari aglomerat, misalnya selama pencampuran. Umumnya gaya elektrostatik ini tidak berpengaruh terhadap kekuatan granul. Gaya Van Der Waals, berpengaruh kira-kira 4 kali lebih besar daripada gaya elektrostatik dan berpengaruh terhadap kekuatan granul yang dihasilkan pada granulasi kering. Besarnya gaya ini akan meningkat jika jarak antara 2 permukaan yang berdampingan menurun (Summer, 1994). 3) Bahan Penghancur Bahan penghancur adalah bahan yang ditambahkan pada granulasi tablet untuk menyebabkan pecahnya tablet kompresi ketika ditempatkan dalam suatu lingkungan yang mengandung air (Gennaro, 2000) digunakan dalam bentuk sediaan padat untuk mendorong hancurnya masa padat menjadi pertikel yang lebih kecil, yang lebih mudah terdispersi atau melarut (Ansel, dkk, 1999). Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran pencernaan. Bahan penghancur berfungsi menarik air kedalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian bagian. Fragmen tablet itu mungkin sangat menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dapat tercapainya bioavailabilitas yang diharapkan (Voigt, 1984). Mekanisme aksi bahan penghancur dalam proses penghancuran tablet ada beberapa cara yaitu:

6 a) Pengembangan (swelling). Air merembes ke dalam tablet melalui celah antar partikel yang dibentuk bahan penghancur. Dengan adanya air maka bahan penghancur akan mengembang dimulai dari bagian lokal lalu meluas ke seluruh bagian tablet. Akhirnya, pengembangan bahan penghancur menjadikan tablet pecah dan hancur. b) Perubahan bentuk (deformation). Pada saat pengempaan tablet, beberapa partikel ada yang mengalami deformasi plastik, masuknya air ke dalam tablet akan memacu partikel kembali ke bentuk semula, akibatnya tablet akan hancur. c) Aksi kapiler (wicking). Begitu tablet kontak dengan air, maka air akan segera masuk ke dalam tablet melalui saluran pori yang terbentuk selama proses penabletan, karena sifat hidrofilisitas bahan penghancur, maka perembesan air lewat pori akan lebih cepat dan efektif sehingga akan memisahkan partekel granul dan menghancurkan tablet (Rudnic dan Kotke, 1996) d) Panas pembasahan (ekspansi panas). Bahan penghancur yang mempunyai sifat eksotermik ketika kontak dengan air, maka akan menghasilkan panas dan mengakibatkan ekspansi udara dalam pori tablet. Hal ini akan menjadikan tablet akan pecah (Sulaiman, 2007). e) Netralisasi muatan listrik. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan tablet pasti mempunyai muatan listrik. Sehingga apabila terjadi kontak dengan air maka muatan tersebut akan netral. Sehingga karena adanya

7 muatan yang sama maka akan menghasilkan gaya yang saling tolak menolak, yang menjadikan struktur tablet akan pecah (Sulaiman, 2007). f) Pelepasan gas. Biasa terjadi pada tablet efervecent maupun tablet dispersibel. Bikarbonat/karbonat maupun asam sitrat/asam tartrat bila kontak dengan air akan terjadi pelepasan gas(reaksi asam basa) yang akan mejadikan tablet pecah (Sulaiman, 2007). g) Reaksi enzimatik. Enzim akan memutuskan ikatan yang dibentuk oleh bahan pengikat, sehingga ikatan akan lemah dan tablet akan hancur (Sulaiman, 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur (Sulaiman, 2007) yaitu : a) Pengaruh bahan pengisi. Sifat kelarutan dan kompresibilitas dari bahan pengisi akan mempengaruhi kecepatan dan mekanisme waktu hancur. Semakin besar kelarutan bahan pengisi maka kecepatan waktu hancur juga semakin cepat. b) Pengaruh bahan pengikat. Pengaruh bahan pengikat berbanding terbalik dengan bahan penghancur. Semakin besar kadar bahan pengikat yang ditambahkan, semakin lama waktu hancur tablet. Konsentrasi larutan bahan pengikat juga mempunyai pengaruh yang sama dengan jumlah bahan pengikat. c) Pengaruh lubrikan Lubrikan yang bersifat hidrofobik akan menurunkan waktu hancur tablet.

8 d) Pengaruh surfaktan Bila bahan obat bersifat tidak larut air, maka dalam granulasi digunakan surfaktan. Sehingga jika tablet kontak dengan air, maka akan mempercepat waktu hancurnya. Amilum merupakan bahan penghancur yang biasa digunakan dalam formula tablet, dan dipercaya bahwa amilum akan mengembang ketika kontak dengan air, sehingga menjadikan tablet pecah (Rubinstein, 1994). Penggunaan superdisintegrant dalam formula tablet yaitu pada konsentrasi 2 4 % (Gennaro, 2000) 4) Bahan pelicin Bahan pelicin memudahkan pendorongan tablet ke atas, keluar ruang cetak melalui pengurangan penggesekan antara dinding dalam lubang ruang cetak dengan permukaan sisi tablet. Lebih lanjut sebaiknya mereka mengurangi dan mencegah penggesekan stempel bawah (Voigt, 1994). 2. Metode Pembuatan Tablet Salah satu metode pembuatan tablet yaitu kempa langsung. Metode ini digunakan untuk bahan-bahan yang memiliki sifat mudah mengalir atau sifat kohesifitasnya tinggi sehingga memungkinkan untuk langsung dicetak didalam mesin tablet tanpa memerlukan ganulasi basah/kering (Ansel, dkk, 1999). Cara kempa langsung ini sangat disukai karena banyak keuntungan, yaitu secara ekonomis merupakan penghematan besar karena hanya menggunakan sedikit alat, energi, dan waktu (Shangraw, 1989).

9 Keuntungan metode kempa langsung : a. Prosesnya lebih singkat dan ekonomis (mengurangi waktu, tenaga, peralatan, proses validasi, energi) b. Ukuran partikel lebih seragam. c. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena begitu tablet bersentuhan dengan air, parikel obat langsung lepas. d. Mengeliminasi panas dan kelembaban, sehingga cocok untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab. Kerugian metode kempa langsung: a. Permasalahan pada homogenitas zat aktif dengan dosis yang kecil. b. Zat aktif dengan dosis tinggi dengan bulk volume yang besar, kompresibilitasnya jelek dan sifat alirnya juga jelek tidak dapat dibuat tablet dengan kempa langsung. c. Sulit dalam pemilihan eksipien yang memenuhi persyaratan untuk dapat dikempa langsung (Sulaiman, 2007). Tabletasi langsung meningkatkan gaya ikatan antar pertikel yang rendah sehingga tablet memiliki kekompakan yang cukup 3. Pemeriksaan Kualitas Campuran Serbuk Sebelum dilakukan penabletan perlu dilakukan pemeriksaan sifat alir granul antara lain: a. Waktu alir Pemeriksaan waktu alir bertujuan untuk mengetahui bahwa serbuk yang digunakan mempunyai waktu alir yang baik. Waktu alir yang baik akan menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan terutama terhadap keseragaman

10 bobotnya. Apabila 100 gram serbuk mempunyai waktu alir kurang dari 10 gram/detik maka akan mengalami kesulitan pada saat pentabletan. Kecepatan alir serbuk berpengaruh pada keseragaman pengisian ruang kompresi dan keseragaman bobot tablet (Sheth, dkk, 1980). b.sudut diam Sudut diam merupakan sudut maksimal yang mungkin terjadi antar permukaan suatu tumpukan serbuk dan bidang horizontal. Besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya gaya tarik dan gaya gesek antar partikel. Jika gaya tarik dan gaya gesek kecil maka granul akan lebih cepat dan mudah mengalir, besarnya sudut diam biasanya 25 0 45 0 rumus sudut diam TgÖ = h r Keterangan:..(1) Φ : sudut diam granul h : tinggi kerucut r : jari-jari dari kerucut (Banker dan Anderson, 1986) 4. Pemeriksaan Kualitas Tablet Pemeriksaan kualitas tablet meliputi keseragaman bobot, kekerasan kerapuhan daya serap dan waktu hancur. a. Keseragaman Bobot Tablet Tablet tidak bersalut harus memenuhi memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut: timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masingmasing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang

11 ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet, tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B (Anonim, 1995). Tabel 1. Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet (Anonim, 1995) Bobot rata-rata 25 mg atau kurang 26 mg s/d 150 mg 151 mg s/d 300mg Lebih dari 300 mg Penyimpanan bobot rata-rata Dalam % A B 15% 30% 10% 20% 7,5% 15% 5% 10% b. Kekerasan Tablet Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan tablet selama pembungkusan dan pengangkutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan, semakin besar tekanan yang diberikan saat pentabletan maka akan meningkatkan kekerasan tablet. Kekerasan tablet yang baik mempunyai kekerasan atara 4-8kg (Parrott, 1971). c. Kerapuhan Tablet Kerapuhan tablet merupakan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik terutama goncangan dan pengikisan. Kerapuhan dinyatakan dalam

12 persentase bobot yang hilang selama uji kerapuhan. Tablet yang baik mempunyai nilai kerapuhan tidak lebih dari 1% (Parrott, 1971). Kerapuhan tablet dapat dihitung dengan rumus w w % kerapuhan= 1 x100%.. (2) w Keterangan : w : berat tablet awal w 1 : berat tablet akhir d. Waktu Hancur Tablet Waktu hancur tablet adalah waktu yang diperlukan untuk hancurnya tablet dalam waktu yang sesuai sehingga tidak ada bagian yang tertinggal diatas kasa. Waktu hancur dipengaruhi oleh sifat fisik granul dengan kekerasan (Banker dan Anderson, 1994). Waktu yang diperlukan untuk hancurnya tablet untuk medium yang sesuai kecuali dinyatakan lain tidak lebih dari 15 menit (Anonim, 1995). e. Disolusi Didefinisikan sebagai proses melarutnya suatu zat kimia atau senyawa obat dari sediaan padat kedalam suatu medium tertentu. Uji disolusi berguna untuk mengertahui seberapa banyak obat yang melarut dalam medium asam atau basa (lambung dan usus halus) (Ansel, 1989). Tablet efektif dalam melepaskan obatnya untuk diabsorbsi tergantung pada kecepatan hancurnya dan pecahnya granul. Efek dari suatu tablet dalam melepas obatnya untuk absorbsi sistemik agaknya bergantung pada laju disintegrasi dari bentuk sediaan dan deagregasi dari granul-granul tersebut. Tetapi yang lebih penting adalah laju disolusi dari obat padat tersebut (Martin, dkk, 1993).

13 DE pada waktu t dihitung dengan persamaan: y dt 0 DE t = x100%...(3) 100 Y t y dt = luas daerah dibawah kurva disolusi pada waktu t y 100t = luas persegi panjang yang menunjukkan zat aktif (obat) tersebut 100% Bentuk sediaan padat Disintergrasi Granula/agregat Deagregasi Disolusi Disolusi Obat dalam larutan/invivo Absorbsi Obat Obat dalam darah/cairan lainnya & jaringan Partikel kecil Disolusi Gambar 1. Skema hubungan antara disintergrasi dan disolusi bahan padat (Martin, dkk, 1993) 5. Monografi bahan 1. Starch 1500 Starch 1500 merupakan partially pregelatin starch (Kibbe, 2006) Pregelatin starch adalah hasil modifikasi amilum dengan cara hidrolisis dan penghancuran sebagian butiran amilum. Sifatnya lebih baik dibandingkan amilum murni (Sulaiman, 2007). Starch 1500, berdasarkan atas proses perbuatannya, masih tetap membawa sifat hancur dari amilum jagung. Sifat ini membuatnya dapat digunakan sebagai bahan penghancur baik penghancur dalam atau penghancuran luar dari formulasi

14 tablet (Bandelin, 1989). Penggunaan dalam konsentrasi 2 10 % mempunyai aktifitas yang sama seperti superdisintegrant (Anonim, 2007) 2. Carboxymethilcelulosa Natrium (CMC Na) Karboksimetil selulosa natrium adalah garam natrium dari polikarboksi metil eter dari selulosa. Nama lain dari karboksimetil selulosa adalah akucell, aquasorb, celulosa gum. Banyak fungsi dari karboksi metil selulosa natrium yaitu sebagai coating agent, tablet binder, suspending agent, sebagai bahan pengikat sediaan tablet digunakan konsentrasi 1,0 6,0 % (Kibbe, 2006). Pemerian serbuk atau granul putih sampai krem, higroskopis, kelarutan mudah terdispersi dalam bentuk larutan koloidal. Tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik (Anonim, 1995). Inkompatibel dengan Mg, Ca, Al (Lachman, dkk, 1986). 3. Teofilin Teofilin merupakan obat asma yang sering digunakan baik secara sendiri maupun kombinasi. Teofilin merupakan alkaloid xantin yang termetilasi. Teofilin merupakan serbuk hablur putih tidak berbau pahit mantap diudara, larut dalam ± 120 bagian etanol (95%) mudah larut dalam larutan alkalin hidroksida dan dalam ammonium encer (Anonim, 1995). Kelarutan, sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam air panas. Teofilin diabsorbsi dengan cepat dari sediaan larutan kapsul dan tablet yang tidak disalut. 4. Asam stearat Merupakan campuran antara asam organik padat yang diperoleh dari lemak, sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat dan asam heksadekanoat.

15 Merupakan zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur. Berwarna putih atau kuning pucat. Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P (Anonim, 1995) Digunakan sebagai bahan pelicin dalam formula tablet pada konsentrasi 1 3 % (Kibbe, 2006). 6. Optimasi Simplex Lattice Design Suatu formula merupakan campuran yang terdiri dari salah satu komponen. Setiap perubahan fraksi dari salah satu komponen dari campuran akan merubah sedikitnya satu variabel atau bahkan lebih fraksi komponen. Jika X i adalah fraksi dari komponen i dalam campuran fraksi maka: 0 X i 1 i = 1, 2,., q... (4) A C B Gambar 2. Simplex Lattice Design Model Garis Campuran akan mengandung sedikitnya 1 komponen dan jumlah fraksi semua komponen adalah tetap, ini berarti: X 1 + X 2 +. + Xq = 1... (5) Area yang menyatakan semua kemungkinan kombinasi dari komponen komponen dapat dinyatakan oleh suatu garis lurus dan q - 1 dimensi. Jika ada 2 komponen (q = 2) maka akan dinyatakan sebagai garis lurus seperti terlihat pada gambar. Panjang dari garis lurus menggambarkan ukuran 2 komponen sebagai suatu fraksi dari keseluruhan komponen.

16 Tiap ujung dari garis tersebut menyatakan komponen murni, oleh karena itu fraksi komponen itu adalah 1. Titik A menyatakan suatu formula yang hanya mengandung komponen A, komponen B tidak ada. Garis AB menyatakan semua kemungkinan campuran A dan B. Titik B menyatakan suatu formula yang hanya mengandung komponen B, komponen A tidak ada. Titik C menyatakan campuran 0,5 komponen A dan 0,5 komponen B (Bolton, 1997). Hubungan fungsional antara respon (variabel tergantung) dengan komposisi (variabel bebas) dinyatakan dengan persamaan : Y = β 1 (A) + β 2 (B) + β 12 (A) (B)...... (6) Keterangan: Y = Respon A, B = Fraksi dari tiap komponen β 1, β 2 = Koefisien regresi dari A, B β 12 = Koefisien regresi dari interaksi A-B Y 1 = β 1 (1) + β 2 (0) + β 12 (1) (0) β 1 = Y 1 Setelah harga koefisien A diketahui maka dapat dicari harga koefisien B. Setelah semua nilai didapatkan dimasukkan ke dalam garis maka akan didapatkan counter plot yang diinginkan (Bolton, 1997). E. LANDASAN TEORI Pada pembuatan tablet, bahan penghancur dan bahan pengikat memegang peranan penting terhadap sifat fisika dan sifat kimia tablet. Untuk sifat fisika, kedua bahan tersebut mempengaruhi proses disintegrasi dan deagregasi. Sedangkan untuk sifat kimia, mempengaruhi proses disolusinya. Pada umumnya, semakin tinggi konsentrasi bahan pengikat, akan menaikkan kekerasan dan menurunkan kecepatan

17 waktu hancur. Semakin tinggi konsentrasi bahan penghancur, akan menaikkan kerapuhan dan kecepatan waktu hancur. Pada formula ini, obat dan eksipien yang digunakan diikat oleh CMC Na sehingga dapat menyatu dan terbentuk tablet kempa. CMC Na berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. CMC Na merupakan suatu turunan dari selulosa yang dapat digunakan sebagai bahan pengikat pada formula tablet pada konsentrasi 1 6 %. Inkompatibel dengan Mg, Ca, Al, sehingga tidak digunakan Mg stearat sebagai bahan pelicin dalam formula, tetapi diganti dengan asam stearat. Ketika tablet kontak dengan air, dengan adanya Starch 1500 yang mengembang, maka akan menyebabkan tablet pecah, sehingga obat dapat dilepaskan. Starch 1500 merupakan pati jagung terpregelatinasi sehingga sifatnya lebih baik daripada amilum asli. Dalam konsentrasi 2 10 % mempunyai aktifitas yang sama seperti superdisintegrant. Kombinasi formula tersebut diatas, diharapkan mampu menghasilkan tablet secara kempa langsung yang baik. Pembuatan formula dilakukan dengan optimasi model simplex lattice design (SLD) untuk mendapatkan formula yang menghasilkan tablet dengan sifat fisik yang berkualitas baik dan optimum. Formula tablet optimum dengan kombinasi starch 1500 sebagai bahan penghancur dengan CMC Na sebagai bahan pengikat dengan konsentrasi tertentu dapat membentuk tablet yang berkualitas dengan sifat fisik tablet yang baik dan optimum.

18 F. HIPOTESIS Adanya perbedaan jumlah konsentrasi antara Starch 1500 dengan CMC Na dalam formulasi tablet, diduga berpengaruh terhadap sifat fisik tablet. Semakin tinggi konsentrasi Starch 1500 maka akan menurunkan kekerasan tablet, menurunkan kerapuhan tablet dan semakin cepat waktu hancur serta semakin cepat juga waktu pelepasan obat. Semakin tinggi konsentrasi CMC Na maka akan menaikkan kekerasan tablet, menurunkan kerapuhan tablet dan semakin lama waktu hancur serta semakin lama juga waktu pelepasan obatnya.