PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM PT PERKEBUNAN NUSANTARA II

dokumen-dokumen yang mirip
WHISTLE BLOWING SYSTEM

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM

P e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM. Revisi Ke : PELANGGARAN PENDAHULUAN

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk.

SISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM)

MEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

SISTEM PELAPO N DUGAAN PELANGGA N WHISTLE BLOWING SYSTEM

PELAPORAN PELANGGARAN MELALUI WHISTLE BLOWING SYSTEM TAHUN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perseroan terus

Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) KATA PENGANTAR

MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP

Saluran WBS PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM) Website. Facsimile. Telepon. Whistleblowing System (WBS)

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PENGELOLAAN DAN PELAPORAN WHISTLE BLOWING SYSTEM (WBS) DI PT PERTAMINA TRANS KONTINENTAL. Jakarta, 12 Desember 2014

Lampiran 5 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR :800/126 /SK/SET-1/DLH TENTANG


PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Pedoman Pelaporan Pelanggaran. Whistleblowing System (WBS)

SURAT KEPUTUSAN TENTANG. PEDOMAN SYSTEM PElAPORAN PElANGGARAN WHlffiE BLOWING SYSTEM (WBS) DllINGKUNGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penanganan Kecurangan sebelum Sistem Pelaporan Pelanggaran

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

KEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1. BAB I. PENDAHULUAN 2 1. Latar Belakang 2 2. Maksud dan Tujuan 3 3. Acuan Pedoman 3 4. Ruang Lingkup 4. 5.

PT KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON

2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday

Whitsleblowing System

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) SK DIREKSI NO KEP/216/072014

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)

SOSIALISASI WHISTLE BLOWING SYSTEM RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH

KEPUTUSAN BERSAMA. Nomor : Kep/06/KOM/AS/XI/2010 Nomor : Kep/267-AS/XI/2010. Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

P e d o m a n. Anti Kecurangan (Fraud )

Visi Menjadi Perusahaan Pelayaran yang Tangguh dan Pilihan Utama Pelanggan

PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX.

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)

PT HALEYORA POWER KEPUTUSAN DIREKSI PT HALEYORA POWER. NOMOR: 096a.K/DIR-HP/2014 TENTANG PEDOMAN PT HALEYORA POWER BERSIH DIREKSI PT HALEYORA POWER

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM (WBS)

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014


PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I Ketentuan Umum 4. BAB II Penerimaan Pelaporan Pelanggaran 7

Sistem Pelaporan Atas Dugaan Penyimpangan atau Pelanggaran (Whistle Blowing System)

TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN (WISTLEBLOWING SYSTEM) PT MULTI TERMINAL INDONESIA DAFTAR ISI PEDOMAN

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KEPUTUSAN DIREKSI PT.PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO) No. Kep/Dir/ /XI/2012. Tentang SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM)

PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM PT TASPEN (PERSERO)

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN (Conflict of Interest) PT Perkebunan Nusantara IX.

KEBIJAKAN PELAPORAN PELANGGARAN

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

PERNYATAAN KOMITMEN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT JASA RAHARJA (PERSERO)

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

1ft- "' t-'-. W PETROKIMIA I~'" PT PETROKIMIA GRESIK PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM PD Tan99al Terbitan Revisi No. Copy. 10 Oktober

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

INTERNAL AUDIT CHARTER

EVALUASI DAN IMPLEMENTASI LANGKAH-LANGKAH DALAM PELAKSANAAN FCP (FRAUD CONTROL PLAN) DI RSST KLATEN.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA


Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

PIAGAM INTERNAL AUDIT

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

Surabaya, 1 November 2015 PT Perkebunan Nusantara XII

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan deng

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

Lampiran 1. Daftar Wawancara. Berikut wawancara dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Kesekretariatan

PEDOMAN SISTEM PENGADUAN PELANGGARAN (WHISTLE-BLOWING SYSTEM-WBS)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM PT PERKEBUNAN NUSANTARA II

DAFTAR ISI PESAN EKSEKUTIF 1 DAFTAR ISI 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Manfaat dan Tujuan WBS C. Sistematika Pedoman (WBS) 3 3 3 4 BAB 2 ORGANISASI PENGELOLAAN WHISTLE BLOWING SYSTEM A. Dewan Komisaris B. Direksi C. Kepala Bagian SPI D. Unit Pengelola WBS E. Komite Pemantau/Komite Audit F. Peranan Manajer Dalam Penerapan WBS G. Sumber Daya 5 6 6 6 6 6 6 7 BAB 3 RINCIAN PEDOMAN WHISTLE BLOWING SYSTEM A. Pelapor dan Bentuk Pelaporan B. Pelanggaran yang Dapat Dilaporkan dan Waktu Pelaporan C. Kebijakan Perlindungan Pelapor D. Mekanisme Penyampaian Sistem Pelaporan Pelanggaran E. Laporan Unit Pengelola WBS Kepala Direktur Utama 8 8 8 8 9 11 BAB 4 ISTILAH-ISTILAH 12 LAMPIRAN - LAMPIRAN 1) Tanda Terima Pelaporan Pelanggaran 2) Berita Acara Hasil Klarifikasi Awal Atas Pelaporan Pelanggaran 3) Hasil Investigasi Atas Pelaporan Pelanggaran 13-15 Sinergi Integritas - Profesional 2

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai PerMen BUMN Nomor: Per-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), maka dalam rangka menerapkan GCG secara konsisten dan berkesinambungan, perusahaan senantiasa dituntut untuk melaksanakannya secara transparan dan akuntabel serta memenuhi ketentuan yang berlaku di perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Terkait dengan usaha penerapan GCG, maka salah satu cara yang efektif untuk mencegah dan memerangi praktek yang bertentangan dengan GCG adalah melalui mekanisme sistem pelaporan pelanggaran (). adalah bagian dari system pengendalian internal dalam mencegah praktek penyimpangan dan kecurangan. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi pelapor dalam melaporkan terjadinya pelanggaran serta mendorong budaya keterbukaan, kejujuran dan mengurangi budaya diam. dikelola oleh unit pengelola WBS. Peraturan dan penerapan WBS dapat disosialisasikan dan dievaluasi secara berkelanjutan kepada seluruh unsur perusahaan PTPN II dan secara berkala akan dilaksanakan penyempurnaan sistem ini dalam rangka perbaikan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan. B. Manfaat dan Tujuan WBS Manfaat WBS a. Tersedianya cara penyampaian informasi penting dan kritis bagi perusahaan kepada pihak yang harus segera menanganinya secara aman. b. Timbulnya keengganan untuk melakukan pelanggaran dengan semakin meningkatnya kesediaan untuk melaporkan terjadinya pelanggaran karena kepercayaan terhadap sistem pelaporan yang efektif. c. Tersedianya mekanisme deteksi dini atas kemungkinan terjadinya masalah akibat suatu pelanggaran. d. Tersedianya kesempatan untuk menangani masalah pelangggaran secara internal sebelum meluas menjadi masalah pelanggaran yang bersifat publik. Sinergi Integritas - Profesional 3

Tujuan WBS Mempermudah manajemen untuk menangani laporan-laporan pelanggaran secara efektif sekaligus untuk mengurangi kerugian financial dan non financial serta hal-hal yang dapat merusak citra perusahaan melalui deteksi dini. C. Sistematika Pedoman (WBS) Pedoman ini disusun dalam 4 (empat) bab dengan sistematika sebagai berikut: a. Bab pertama, berisi latar belakang, manfaat dan tujuan WBS serta sistematika pedoman WBS. b. Bab kedua, berisi struktur pengeloaan WBS yang terdiri dari Dewan Komisaris, Direksi, dan unit pengelola WBS yang meliputi sub unit perlindungan pelapor/sub unit administrasi dan sub unit investigasi serta komite pemantau WBS/komite audit dan sumber daya. c. Bab ketiga, berisi tentang pelapor dan bentuk pelaporan, pelanggaran yang dapat dilaporkan dan waktu pelaporan, kebijakan perlindungan pelapor, peranan manajer dalam penerapan WBS, mekanisme penyampaian sistem pelaporan pelanggaran yang meliputi sarana penyampaian laporan, komunikasi dengan pelapor dan pengelola WBS, pelaporan pelanggaran oleh Dewan Komisaris, anggota Direksi dan oleh petugas WBS serta laporan unit pengelola WBS kepada Direktur Utama. d. Bab keempat, berisi istilah-istilah dan lampiran. Sinergi Integritas - Profesional 4

BAB 2 STRUKTUR PENGELOLAAN WHISTLE BLOWING SYSTEM RUPS DEWAN KOMISARIS DIREKSI KEPALA SPI Kasubbag Pengawasan & Analisa Bidang Tanaman/ Produksi Kasubbag Pengawasan & Analisa Bidang Teknik/ Pengolahan UNIT PENGELOLA WBS Kasubbag Pengawasan Analisa Admi Keu/ Umum/ Sisdur / WBS KOMITE PEMANTAU WBS/ KOMITE AUDIT UNIT KERJA /MANAJER UNIT KERJA /MANAJER KARYAWAN UNIT KERJA /MANAJER SUB UNIT PERLINDUNGAN PELAPOR /SUB UNIT ADMI Staf Sub Bagian Pengawasan & Analisa Bidang Keuangan, Admi/ Umum & Sisdur SUB UNIT INVESTIGASI Staf Sub Bagian Pengawasan & Analisa Bidang Keuangan, Admi/ Umum & Sisdur Sinergi Integritas - Profesional 5

A. Dewan Komisaris Melakukan pengawasan atas efektivitas pelaksanaan WBS di PTP Nusantara II. Monitoring terhadap pelaksanaan WBS dapat diserahkan kepada komite pemantau WBS/Komite Audit. B. Direksi Direksi berwenang untuk: - Membentuk dan menetapkan unit pengelola WBS. - Memutuskan untuk menghentikan serta melanjutkan pelaporan pelanggaran. - Menugaskan tim investigasi untuk melakukan investigasi - Memberikan sanksi kepada terlapor atau meneruskan kepada pihak berwajib. C. Kepala SPI - Melakukan pengawasan atas pelaksanaan WBS yang dilaksanakan oleh Unit Pengelola (UP) WBS yang berada dibawah SPI. - Memantau dan mengarahkan tim investigasi yang berada dibawah SPI dalam melaksanakan investigasi atas instruksi Direktur Utama. - Mengevaluasi efektivitas dan perbaikan program WBS yang berada dibawah SPI. D. Unit Pengelola WBS. - Menyelenggarakan dan mengelola jalur komunikasi bagi pelapor untuk melaporkan indikasi awal, melakukan klarifikasi awal serta melakukan investigasi jika terbukti, atas instruksi Direktur Utama. - Menyimpan dan mengamankan seluruh dokumen yang bersifat penting dan rahasia. - Bertanggung jawab atas pelaksanaan program perlindungan pelapor terutama aspek kerahasiaan dan jaminan keamanan pelapor. E. Komite Pemantau/Komite Audit - Memantau dan mengevaluasi efektivitas pelaksanaan WBS atas kewenangan yang diberikan Dewan Komisaris. - Menangani keluhan jika pelapor mendapat ancaman atau tekanan dari terlapor. F. Peranan manajer dalam penerapan WBS. - Manajer mempunyai kewajiban pengawasan terhadap karyawan-karyawan di bawahnya serta kewajiban dalam penegakan kepatuhan dan etika perusahaan di lingkup kerjanya. - Modus yang dapat digunakan adalah mendorong agar setiap karyawan berkonsultasi dengan atasannya bila melihat adanya pelanggaran. - Apabila atasan langsung karyawan ternyata terlibat dalam kecurangan maka karyawan melakukan konsultasi dengan atasan dari atasan yang terlibat. Sinergi Integritas - Profesional 6

- Jika tidak berhasil maka digunakan saluran yang disediakan oleh sistem pelaporan pelanggaran (WBS). G. Sumber Daya - Jumlah personil yang cukup dan memiliki kwalitas sebagai petugas perlindungan pelapor/administrasi WBS dan petugas investigasi. - Media Komunikasi (telepon, email, kotak pos) untuk keperluan pelaporan pelangggaran, baik saluran internal maupun eksternal. Sinergi Integritas - Profesional 7

BAB 3 RINCIAN PEDOMAN WHISTLE BLOWING SYSTEM A. Pelapor dan Bentuk laporan Seluruh insan memiliki kewajiban moral untuk melaporkan terjadinya pelanggaran jika mengetahuinya.penyampaian adanya pelanggaran juga untuk mencegah dampak yang tidak diinginkan menyebar luas, seperti kebiasaan penerimaan atau pemberian gratifikasi. 1. Pelapor a) Kalangan internal perusahaan meliputi Dewan Komisaris,Direksi dan seluruh karyawan. b) Kalangan eksternal perusahaan meliputi pelanggan, pemasok, masyarakat, kreditur dan stakeholder lainnya. 2. Bentuk Laporan a) Pelaporan pelanggaran secara tertulis dan beridentitas. - Dilengkapi fotocopi identitas pelapor - Bukti pendukung berupa dokumen yang memuat indikasi awal yang memberi petunjuk tentang transaksi yang dilakukan. b) Pelaporan pelanggaran secara tertulis tetapi tanpa identitas (Anonim). - Dilengkapi bukti pendukung yang memuat indikasi awal yang memberi petunjuk tentang transaksi yang dilakukan. B. Pelanggaran yang dapat dilaporkan dan waktu pelaporan a. Korupsi, kecurangan, ketidakjujuran. b. Perbuatan melanggar hukum: pencurian, penggunaan kekerasan terhadap karyawan atau pimpinan dan pemerasan. c. Perbuatan yang merugikan perusahaan baik secara financial maupun non financial. d. Pelanggaran SOP, terutama pengadaan barang dan jasa. e. Waktu Pelaporan : Pelaporan pelanggaran dilakukan sesegera mungkin dan dalam waktu tidak lebih dari tiga bulan. C. Kebijakan Perlindungan Pelapor Perusahaan berkomitmen untuk melindungi pelapor pelanggaran yang beritikad baik. Kebijakan ini adalah untuk mendorong terjadinya pelaporan pelanggaran dan menjamin kerahasiaan dan keamanan pelapor dan keluarganya. Sinergi Integritas - Profesional 8

D. Mekanisme penyampaian sistem pelaporan pelanggaran. 1. Sarana penyampaian laporan Sarana bagi pelapor yang akan menyampaikan pelaporan pelanggaran yaitu: a. Surat : Surat resmi ditunjukan kepada up WBS, baik diantar langsung maupun melalui perusahaan/kotak pos/kotak WBS b. Email : wbs@ptpn2.com 2. Komunikasi dengan pelapor a. Komunikasi pelapor dilakukan dengan petugas perlindungan pelapor/sub unit administrasi yang menerima laporan pelanggaran. b. Bila pelapor adalah karyawan perusahaan, maka perusahaan memberikan informasi perkembangan penanganan hasil pelaporan pelangggaran tersebut. Sepanjang laporan yang disampaikan mengandung kebenaran dan didasarkan data yang valid. Pemberian informasi ini dilakukan dengan mengingat azas kerahasiaan antara pelapor dengan perusahaan. c. Pelapor yang berasal dari eksternal perusahaan, kebijakan komunikasi dengan pelapor dapat diberikan kepadanya sepanjang Pelapor bersedia menandatangani kesepakatan tertulis tentang kerahasiaan informasi. 3. Pengelolaan WBS a. Pengelolaan WBS dilaksanakan oleh SPI PTPN II, yaitu di bawah Kepala Sub Bagian Admi Keuangan/Umum/Sisdur/WBS dan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian SPI dan kepada Direktur Utama secara berjenjang. b. Unit pengelola WBS membawahi 2 (dua) sub unit yaitu: b.1 Sub unit perlindungan pelapor/sub unit administrasi b.2 Sub unit investigasi c. Pengelolaan WBS oleh unit pengelola. c1. Sub unit perlindungan pelapor/sub unit administrasi. - Sub unit ini menerima pelaporan pelanggaran dari whistle blower yang beridentitas. - Whistle blower menyampaikan pelaporan pelanggaran melalui media komunikasi yaitu: telepon, email, kotak pos atau surat resmi yang diantar langsung atau melalui pos (dibuat tanda terima pelaporan pelanggaran). - Laporan yang diterima, dilakukan klarifikasi awal yang meliputi identitas pelapor dan bukti dokumen (Dibuat berita acara klarifikasi awal ). - Kemudian dilakukan penyeleksian terhadap laporan pelanggaran apabila ada indikasi awal pelanggaran maupun tidak maka laporan diteruskan ke unit investigasi yang selanjutnya melalui Kepala SPI Sinergi Integritas - Profesional 9

laporan tersebut disampaikan kepada Direktur Utama.Indikasi awal adalah informasi yang ada didalam pelaporan meliputi: i. Permasalahan. ii. Siapa yang terlibat. iii. Bentuk dan besar kerugian. iv. Kapan dan tempat terjadinya. - Bertanggungjawab atas pelaksanaan program perlindungan pelapor terutama aspek kerahasiaan dan jaminan keamanan pelapor. c2. Sub unit investigasi - Dengan adanya indikasi awal, maka sub unit investigasi/unit pengelola WBS menyampaikan kepada Kepala Bagian SPI bahwa perlu dilaksanakan investigasi terhadap pengaduan tersebut. - Selanjutnya Kepala Bagian SPI memohon izin kepada Direktur Utama untuk mendapatkan penugasan melakukan investigasi. - Apabila Direktur Utama memberi instruksi untuk dilakukan investigasi, maka melalui Kepala Bagian SPI unit pengelola WBS dalam hal ini sub unit investigasi melakukan investigasi. - Investigasi dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan bukti-bukti guna memastikan telah terjadinya pelanggaran (Dibuat berita acara hasil investigasi atas pelaporan pelanggaran). - Bila terdapat bukti-bukti yang memadai, maka disampaikan kepada Direktur Utama agar Direktur Utama menetapkan rekomendasi tindakan selanjutnya yaitu berupa sanksi sesuai ketentuan yang berlaku atau diteruskan kepada pihak penyidik untuk diproses. - Apabila bukti-bukti tidak memadai/mencukupi, maka proses investigasi dihentikan dan laporan pengaduan akan ditutup/ tidak dilanjutkan. 4. Pelaporan pelanggaran oleh anggota Dewan Komisaris & Direksi a. Dalam hal pelanggaran dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris maka laporan pelanggaran tersebut diserahkan kepada Direktur Utama. Penanganan lebih lanjut atas laporan pelanggaran tersebut dilakukan oleh Direksi, dan bila diperlukan investigasi, disarankan untuk menggunakan investigator/auditor eksternal yang independen. b. Dalam hal pelanggaran dilakukan oleh anggota Direksi, atau orang yang mempunyai hubungan khusus dengan anggota Direksi, maka laporan pelanggaran disampaikan kepada Komisaris Utama, penanganan lebih lanjut diserahkan kepada Dewan Komisaris dan bila diperlukan investigasi, disarankan untuk menggunakan investigator/auditor luar yang independen. Sinergi Integritas - Profesional 10

5. Pelanggaran oleh petugas WBS Pelanggaran yang dilakukan oleh anggota petugas Sistem Pelaporan Pelanggaran, maka laporan pelanggaran tersebut diserahkan langsung kepada Direktur Utama. Pelaporan yang diterima oleh Tim WBS dari saksi pelapor segera ditentukan apakah dapat ditindaklanjuti sesuai informasi yang valid atau tidak ditindaklanjuti karena informasi yang diterima tidak mempunya kriteria valid. E. Laporan Unit Pengelola WBS kepada Direktur Utama Pengelolaan Whistle BlowingSystem (WBS) dilaporkan kepada Direktur Utama setiap 3 (tiga) bulan sekali. Sinergi Integritas - Profesional 11

BAB 4 ISTILAH - ISTILAH 1. Perusahaan adalah yang akan menggunakan panduan dalam SOP ini. 2. Sistem Pelaporan Pelanggaran (/WBS) adalah bagian dari sistem pengendalian internal perusahaan dalam mencegah praktek penyimpangan dan kecurangan serta memperkuat penerapan praktik good governance. 3. Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing) adalah pengungkapan tindakan pelanggaran atau pengungkapan perbuatan melanggar hukum, melanggar kode etik dan pedoman perilaku etika (Code of Conduct). 4. Pelapor Pelanggaran (Whistle Blower) adalah orang yang melaporkan adanya tindakan pelanggaran. Pelapor bisa dari internal perusahaan atau dari eksternal perusahaan. 5. Korupsi adalah perbuatan yang dilakukan secara curang atau melawan hukum, dapat dilakukan oleh Dewan Komisaris, Direksi, Kepala Bagian, Manajer atau Karyawan Perusahaan yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan atau penyalahgunaan wewenang jabatan yang diberikan dengan tujuan memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi. 6. Terlapor adalah Dewan Komisaris, Direksi, Kepala Bagian, Manajer dan Karyawan Perusahaan serta mitra kerja yang dilaporkan oleh pelapor terkait dengan perbuatan yang dapat dilaporkan. 7. Indikasi awal adalah informasi yang ada didalam pelaporan, mengandung hal-hal: permasalahan, siapa yang terlibat, bentuk dan besar kerugian, kapan serta tempat terjadinya. 8. Pengelola WBS adalah unit yang bertanggungjawab untuk menyelenggarakan dan mengelola jalur komunikasi bagi pelapor untuk melaporkan indikasi awal, melakukan klarifikasi awal dan melakukan investigasi atas pelaporan pelanggaran. 9. Investigasi adalah kegiatan untuk menemukan bukti-bukti terkait dengan pelanggaran yang dilakukan oleh terlapor. Sinergi Integritas - Profesional 12

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Tanda Terima Pelaporan Pelanggaran TANDA TERIMA PELAPORAN PELANGGARAN Dengan ini diterangkan bahwa : Nama Pelapor : Nomor Kebun/Unit/Lembaga/Organisasi : Alamat : Nomor Telepon : Fax : E-mail : Telah menyampaikan laporan pelanggaran tentang Sarana yang dipergunakan (Chek list ) a. Telepon b. E mail c. Surat dikirim langsung d. Surat Via Pos. Pelapor Penerima Sinergi Integritas - Profesional 13

Lampiran 2. Berita Acara Hasil Klarifikasi Awal Atas Pelaporan Pelanggaran BERITA ACARA HASIL KLARIFIKASI AWAL ATAS PELAPORAN PELANGGARAN NO : BA/ / / Pada hari ini., tanggal bulan.., Tahun., telah dilakukan klarifikasi awal atas pelaporan yang diterima berdasarkan tanda terima pelaporan pelanggaran tertanggal..., mengenai Hasil klarifikasi awal atas pelaporan pelanggaran a. Identitas pelapor, Ada Tidak ada/anonim b. Dokumen laporan, Lengkap Tidak lengkap Tidak ada Berdasarkan hasil klarifikasi awal, maka atas pelaporan pelanggaran tersebut telah/tidak sesuai dengan persyaratan sehingga dapat/tidak dapat ditindak lanjuti dengan proses investigasi. Sub Unit Perlindungan Pelapor/Administrasi Hormat kami Kepala Sub Bagian SPI Sinergi Integritas - Profesional 14

Lampiran 3. Hasil Investigasi Atas Pelaporan Pelanggaran BERITA ACARA HASIL INVESTIGASI ATAS PELAPORAN PELANGGARAN NO : BA/ / / Pada hari ini., tanggal bulan, tahun., telah dilakukan klarifikasi awal atas pelaporan yang diterima berdasarkan tanda terima pelaporan pelanggaran tertanggal., mengenai Berdasarkan PENYAMPAIAN Nomor. tersebut terbutkti/ tidak terbukti, laporan hasil investigasi, maka laporan pengaduan Kepala Bagian SPI. Nama Lengkap Tim Investigasi : 1. 2. 3. 4. *) Coret yang tidak perlu Sinergi Integritas - Profesional 15

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA II 2019