BAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi



dokumen-dokumen yang mirip
HEMOSTASIS SISTEM PEMBEKUAN DARAH

Mekanisme Pembekuan Darah

Urutan mekanisme hemostasis dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

makalah pembekuan darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keterkendalian Gula Darah Pada Penderita Diabetes Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang sangat kompleks,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara maupun zat buangan yang ada di dalam tubuh. Volume darah pada manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang sering diperiksa adalah fungsi agregasi. (Wirawan R, 2006).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok sel beta di kelenjar pankreas dan sangat berperan dalam metabolisme

MAKALAH HEMATOLOGI Percobaan Pembendungan (Rumple Leed Test)

BAB I PENDAHULUAN. Aktivasi koagulasi dan fibrinolitik merupakan bagian dari sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah bagian dari tubuh yang berbentuk cair dengan jumlah %

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat

BAB I PENDAHULUAN. Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam

Tubuh manusia mempunyai kemampuan

AKTIFITAS FAKTOR VII PADA SEPSIS SULIARNI. Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RINGKASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. SEL DARAH : ERITROSIT, LEUKOSIT, TROMBOSIT 2. PLASMA DARAH : CAIRAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. perekrutan dan aktivasi trombosit serta pembentukan trombin dan fibrin 1. Proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN BLEEDING TIME (WAKTU PERDARAHAN) DENGAN METODE IVY DAN DUKE

PERDARAHAN DAN PEMBEKUAN DARAH (HEMOSTASIS) Era Dorihi Kale, M.Kep

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penggunaan apheresis baik pada donor darah maupun untuk terapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Trombosit adalah kepingan darah terkecil dari sel darah. Sel ini berbentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitif sampai manusia. Keadaan fisiologik menunjukan darah selalu berada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kontributor utama terjadinya aterosklerosis. Diabetes mellitus merupakan suatu

HIPERKOAGULASI PADA PENDERITA ULKUS KAKI DIABETIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN X O-1

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) sudah merupakan salah satu ancaman. utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21.

HEMOSTASIS. Tri Setyawati Dept Of Biochemistry Tadulako University

BAB I PENDAHULUAN. ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2000 jumlah

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat Sarjana S-2 dan memperoleh keahlian dalam bidang Ilmu Anestesiologi

D A R A H DARAH. Jumlah sel darah 10/17/2009 PLASMA PURWO SRI REJEKI. Fungsi Darah : ERITROSIT : Fungsi: 1. Transport O 2. Darah merupakan 8% BB total

Gangguan Koagulasi pada Sepsis

PENGARUH PEMBERIAN LUMBROKINASE SELAMA 7 HARI TERHADAP STATUS HIPERKOAGULASI PENDERITA ULKUS KAKI DIABETIK

Review Sistem Hematology

BAB I PENDAHULUAN. trauma, penyakit periodontal, impaksi dan kebutuhan perawatan. dipisahkan dari jaringan lunak yang mengelilinginya menggunakan

REFERAT HEMOSTASIS DISUSUN OLEH: ARIANTI ARIFIN ICHWAN ZUANTO PEMBIMBING: dr. ACHYAR, SpJP KEPANITERAAN KLINIK SMF KARDIOLOGI RSUP FATMAWATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat mungkin terjadi atau dapat dikatakan mengancam jiwa pasien. Pasien sakit

BAB I PENDAHULUAN. vaskular. Penyakit ginjal kronik (PGK) menjadi masalah global didunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. satu emerging disease dengan insiden yang meningkat dari tahun ke tahun. Data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Defenisi dan Diagnosis Sindrom Nefrotik Relaps Sering

CONTOH SOAL BIOLOGI S2LC 2018

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dataran sepanjang sub Himalaya, yaitu India, Pakistan, Bangladesh, dan

Samsul Arifin Program Studi Pendidikan Dokter, Universitas Jember, Jember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA NILAI PT DAN APTT DENGAN VOLUME HEMATOMA PADA STROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah sangat mungkin (possible) atau mengancam jiwa (impending).pasien sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA meter di atas permukaan laut. Nanas berasal dari Brazil, Argentina

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. EFEK JUS PAPRIKA (Capsicum annuum L. annuum) TERHADAP WAKTU PEMBEKUAN DARAH PRIA DEWASA NORMAL

ENZIM DAN APLIKASI MEDIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Arti tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY

HUBUNGAN GOLONGAN DARAH TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI RSUP SANGLAH. Program Studi Pendidikan Dokter, 2

IDIOPATIK TROMBOSITOPENIA PURPURA

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah aterosklerosis berasal dari bahasa Yunani, athere berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Eklamsia didefinisikan sebagai terjadinya kejang dan / atau koma yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Moh. Supriatna TS Lokakarya Tata Laksana Sepsis Pediatrik PRAKONIKA XVI Palembang, Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif pada beberapa manusia menurun sesuai pertambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengue dan ditandai empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

PENGARUH PEMBERIAN WARFARIN SELAMA 7 HARI TERHADAP STATUS HIPERKOAGULASI PENDERITA ULKUS KAKI DIABETIK

Referat PENDEKATAN DIAGNOSIS PERDARAHAN PADA ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu gigi utuh atau akar gigi dari alveolus dengan alat-alat ekstraksi (forceps),

PERBANDINGAN PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA DAN SUBKUTAN TERHADAP KADAR PPT DAN PTTK PADA PENCEGAHAN DEEP VEIN THROMBOSIS

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penyakit trombosis

MATHEMATICAL MODELING THE FORMATION OF THROMBIN ON PROCESS

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang disiapkan dari fresh frozen plasma (FFP) dengan mencairkannya secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berinti dan terbentuk di sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 µm,

4 Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah sepsis sendiri sering disama artikan dengan septikemia dan bakterimia.

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, trombosit dan faktor pembekuan darah (Dewoto, 2007). dengan demikian dapat menghentikan perdarahan (Tan, 2007).

KELAINAN FUNGSI HEMOSTASIS Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Univ. Tarumanegara (Dr. Marina M. Ludong,SpPK)

PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak. (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB V HEMOSTASIS Definisi Hemostasis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan karena trauma dan mencegah perdarahan spontan. Hemostasis juga menjaga darah tetap cair. Mekanisme hemostasis Jika ada luka yang mengenai pembuluh darah sehingga terjadi perdarahan, maka pembuluh darah akan mengalami vasokonstriksi. Dengan adanya perlukaan pembuluh darah, endotel terlepas maka jaringan subendotel terbuka sehingga trombosit melekat ke kolagen di jaringan subendotel. Perlekatan trombosit ke jaringan subendotel disebut adhesi trombosit. Pada adhesi trombosit factor von Willebrand berperan sebagai jembatan antara trombosit dengan kolagen di jaringan subendotel. Trombosit yang melekat ke subendotel akan mengeluarkan isi granula seperti adenosine diphosphate (ADP) dan serotonin yang akan merangsang trombosit lain untuk saling melekat atau beragregasi membentuk gumpalan yang akan menyumbat luka pada dinding vaskuler. Trombosit yang beragregasi juga mengeluarkan isi granula seperti ADP dan serotonin. Pengeluaran isi granula disebut reaksi pelepasan (release reaction). Sumbat trombosit tersebut bersifat semi permeable, jadi tidak dapat dilewati eritrosit tetapi dapat dilewati cairan. Perlukaan vaskuler juga menyebabkan sistem koagulasi diaktifkan sehingga akhirnya terbentuk fibrin. Fibrin akan mengubah sumbat trombosit yang semi permeable menjadi non permeable sehingga cairan juga tidak dapat melewati. Dengan demikian yang berperan dalam hemostasis adalah vaskuler (dinding pembuluh darah), trombosit dan sistem koagulasi. Sistem koagulasi Sistem koagulasi terdiri atas protein plasma, ion kalsium dan tromboplastin jaringan atau tissue factor (TF). Faktor koagulasi diberi angka romawi berdasarkan urutan ditemukannya. Sebagian besar faktor koagulasi adalah proenzim yang akan berubah menjadi enzim setelah diaktifkan. Beberapa faktor koagulasi membutuhkan vitamin K untuk proses karboksilasi residu asam glutamate menjadi gamma karboksi glutamate yaitu protrombin, F VII, F IX dan F X sehingga 4 faktor tersebut disebut vitamin K dependent factors.

Proses koagulasi adalah reaksi berantai perubahan proenzim menjadi enzim. Proses koagulasi dapat dimulai dari jalur intrinsik maupun jalur ekstrinsik yang kemudian bergabung menjadi jalur bersama. Yang berfungsi pada jalur intrinsik adalah F XII, Prekalikrein, Kininogen berat molekul tinggi, F XI, ion kalsium, F IX, dan F VIII sedang pada jalur ekstrinsik hanya F VII dan ion kalsium yang berfungsi, dan pada jalur bersama yang berfungsi adalah F X, F V, protrombin (F II) dan fibrinogen (F I). Trombosit juga ikut berperan dalam proses koagulasi karena menyediakan permukaan fosfolipid yang bermuatan negative yang disebut platelet factor 3 (Pf3), tempat aktivasi faktor koagulasi. Jalur intrinsik dimulai dengan aktivasi faktor XII oleh permukaan asing, sedang jalur ekstrinsik dimulai dengan masuknya TF ke sirkulasi yang akan mengaktifkan faktor VII. Pada aktivasi koagulasi baik melalui intrinsik maupun ekstrinsik, akan dihasilkan thrombin dari protrombin. Selanjutnya thrombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Trombin juga mengaktifkan F XIII menjadi F XIII aktif yang menstabilkan fibrin dengan pembentukan ikatan silang (cross link). Jadi hasil dari proses koagulasi adalah terbentuknya fibrin yang membuat sumbat trombosit menjadi non permeable. Hemostasis dapat dibedakan atas hemostasis primer dan hemostasis sekunder. Yang berperan dalam hemostasis primer adalah trombosit dan vaskuler sedang hemostasis sekunder diperankan oleh sistem koagulasi. Homeostasis Di dalam tubuh kita terdapat homeostasis yang mengatur keseimbangan agar pembentukan fibrin tidak berlebihan sehingga bisa menutup aliran darah. Yang berperan dalam homeostasis adalah: 1. Aliran darah Aliran darah yang lancar akan membawa pergi faktor koagulasi yang teraktivasi sehingga tidak terakumulasi di satu tempat. Jika aliran darah tidak lancar misalnya stasis maka faktor koagulasi yang teraktivasi akan berkumpul di satu tempat sehingga bisa terjadi thrombosis. 2. Inhibitor koagulasi Di dalam darah terdapat beberapa protein yang berfungsi menghambat faktor koagulasi yang sudah aktif yaitu antitrombin, protein C dan protein S dan Tissue factor pathway inhibitor (TFPI). Antitrombin akan menetralkan semua faktor koagulasi aktif yang termasuk protease serin yaitu

Gambar 1. Kaskade koagulasi menunukkan interaksi factor koagulasi dengan inhibitornya thrombin, F Xa, F XIIa, F XIa dan F IXa. Heparin dapat meningkatkan aktivitas antitrombin, sebaliknya heparin tidak dapat bekerja tanpa antitrombin. Protein C diaktifkan oleh thrombin dengan bantuan trombomodulin menjadi protein C aktif, selanjutnya protein C aktif dengan bantuan protein S akan menginaktifkan F Va dan F VIIIa. Protein C dan protein S termasuk vitamin K dependent protein. TFPI akan menghambat F Xa dan F VIIa. 3. Mekanisme pembersih (clearance mechanism). Sel hati dan reticulo endothelial system (RES) akan membersihkan darah dari faktor koagulasi aktif. Sistem Fibrinolisis Sistem fibrinolisis adalah sistem yang menghancurkan fibrin dengan cara enzimatik. Komponen sistem fibrinolisis terdiri atas :

1. Plasminogen 2. Aktivator plasminogen 3. Inhibitor Plasminogen adalah prekursor dari plasmin. Plasmin adalah enzim proteolitik yang dapat menghancurkan fibrin, fibrinogen, F V, F VIII, komplemen dan hormon. Aktivator plasminogen ada beberapa macam : 1.Tissue plasminogen activator (tpa), adalah activator plasminogen yang fisiologis, berasal dari sel endotel, juga dapat dijumpai pada berbagai jaringan. 2.Urokinase type plasminogen activator (upa), diproduksi oleh sel ginjal, juga terdapat di sel endotel. 3.Streptokinase berasal dari streptokokus. 4.Stafilokinase berasal dari stafilokokus. 5.Bat vampire plasminogen activator berasal dari air liur kelelawar. Inhibitor sistem fibrinolisis ada 2 macam yaitu: yang menghambat activator (plasminogen activator inhibitor) dan yang menghambat plasmin (antiplasmin). Plasminogen activator inhibitor ada 3 macam, yaitu : 1.Plasminogen activator inhibitor 1 (PAI-1) 2.Plasminogen activator inhibitor 2 (PAI-2) 3.Plasminogen activator inhibitor 3 (PAI-3) Terdapat beberapa protein yang berfungsi sebagai antiplasmin, yaitu : 1.Alfa 2 antiplasmin 2.Alfa 2 makroglobulin 3.Alfa 1 antitripsin Proses fibrinolisis dimulai dengan masuknya aktivator ke sirkulasi. Aktivator plasminogen akan mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin, baik plasminogen yang terikat fibrin maupun plasminogen bebas. Plasmin terikat fibrin akan menghancurkan fibrin menjadi fibrin degradation products (FDP). Plasmin bebas akan dinetralkan oleh antiplasmin, jika antiplasmin tidak cukup maka plasmin bebas dapat menghancurkan fibrinogen dan protein lain seperti FV, FVIII, hormon, dan komplemen. Jika yang dihancurkan oleh plasmin adalah cross-linked fibrin maka akan dihasilkan D dimer, tetapi pada penghancuran fibrinogen tidak dihasilkan D dimer, jadi D dimer dapat membedakan fibrinolisis dengan fibrinogenolisis.

Gambar 2 Proses fibrinolisis Daftar pustaka 1. Jobe MI. Mechanisme of Coagulation and Fibrinolysis. In: Stiene-Martin EA, Lotspeich-Steininger CA, Koepke JA, editors. Clinical Hematology. Principles, Procedures, Correlations. 2 nd ed. Philadelphia: Lippincott; 1998. p. 612-34. 2. Platelets, Blood Coagulation and Haemostasis. Dalam: Hoffbrand AV, Pettit JE, editors. Essential Haematology. 3 rd ed Oxford: Blackwell Science; 2009. P. 299-317 3. Oesman F, Setiabudy RD. Fisiologi Hemostasis dan Fibrinolisis. Dalam: Setiabudy RD, editor. Hemostasis dan Trombosis. Edisi ke-4. Jakarta;Balai Penerbit FKUI :2009, halaman 1-15.