Gus Dur, FPI, dan Karikatur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Tamburaka (2013: 47) dalam buku yang berjudul Agenda Setting

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan zaman orde baru dimana setiap pemberitaan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

Aksi 212: Rizieq Shihab datang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Farhan Akbar Muttaqi, 2015

Ahok Tampar Rizieq dengan Elegan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rekatama Media, hal 2. 2 Harimurti Kridalaksana. Leksikon Komunikasi. Cetakan Pertama Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah perantara atau penyalur pesan secara serentak yang menjangkau masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. jenis, media massa elektronik, media massa cetak, dan media massa online.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa

BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide atau gagasan pada orang lain, baik secara lisan maupun

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ibunya, dan sekaligus menjadi inti cerita dalam film dari Arab Saudi berjudul

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar. mengetahui kebutuhannya. Menurut carl hovland, komunikasi adalah proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

Mam MAKALAH ISLAM. Ketika Ustad Seleb Belum Bisa Jadi Cermin Umat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat

Pemaknaan Karikatur Karya Wahyu Kokkang, Mengkritisi Kehidupan Sosial Masa Kini

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembuatan film, pasti mengharapkan filmnya ditonton orang sebanyakbanyaknya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih

1. Pada pasal 1 ayat 1 Undang Undang No. 44 Tahun 2008 tentang pornografi UU

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan merupakan cara penyampaian sebuah bahasa dan merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Informasi yang disajikan oleh media massa dimanfaatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. perkembanganmasyarakat perkotaan dan industri, sebagai bagian dari budaya

PARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan yang tidak biasa dilepaskan dari bagian aktifitas manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

WACANA KARTUN EDITORIAL OOM PASIKOM PADA RUBRIK OPINI HARIAN KOMPAS: SUATU TINJAUAN PRAGMATIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. terbaru dari dunia jurnalistik. Kehadirannya dipengaruhi oleh tingginya tingkat

No. Aturan Bunyi Pasal Catatan 1. Pasal 156 KUHPidana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Jangan Tebang Pilih

BAB I PENDAHULUAN. informasi tetapi juga untuk tindakan. Tindakan melalui tuturan ini disebut dengan

PEMAKNAAN KARIKATUR OOM PASIKOM PADA HARIAN KOMPAS EDISI 10 SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. Tidak hanya untuk menjajakan barang dagangannya tetapi juga menyebarkan agama.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini beranjak untuk memahami kontruksi nasionalisme dalam film,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat meliputi aspek sosial, politik, agama, budaya, dan moralitas

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI

Hukuman Bagi Pak Harto

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Gus Dur, FPI, dan Karikatur Ditulis oleh Junaidi Abdul Munif pada Minggu, 15 April 2018 1 / 6

Kantor Majalah Tempo yang disambangi FPI terkait karikatur sudah berlalu, beberapa waktu lalu. Tapi saya perlu menulis. Setidaknya karena dua hal: pertama, 2 / 6

Tekanan masyarakat kepada media merupakn hal penting dalam udara demokrasi. Kedua, agar tidak terjadi lagi (poin kedua rasanya mustahil). Majalah Tempo memuat karikatur yang memparodikan salah satu adegan dan dialog dalam film Ada Apa dengan Cinta 2. Karikatur Tempo edisi 26 Februari 2018 itu memuat dua orang duduk berhadapan. Seorang wanita digambar dari arah depan dan terlihat wajahnya. Seorang lainnya digambar dari belakang, sehingga yang tampak adalah bagian belakang tubuhnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008) memaknai kartun sebagai; 1. Film bioskop yang dibuat dengan memotret gambar (lukisan) tangan yang berseri. 2. Gambar dengan penampilan yang lucu yang berkaitan dengan keadaan yang sedang berlaku (terutama mengenai politik). Sementara karikatur adalah gambar olok-olok yang mengandung pesan, sindiran, dsb. Definisi ini mengesankan bahwa karikatur merupakan kartun yang memiliki tujuan tertentu yang bersifat olok-olok (mengejek), sindiran (pasemon), dan berkaitan dengan politik. Dari definisi tersebut akan dianalisis dalam tulisan ini untuk memahami mengapa massa FPI sampai mendemo Tempo dan menuntut permintaan maaf. Tafsir politis karikatur Dunia penuh dengan tanda yang bebas kita baca dan maknai dengan seperangkat metode semiotika/semiologi. Williamsons mengemukakan pandangannya tentang objek sebagai tanda atau fenomena semiotika. Sebagai sebuah tanda, objek bertindak sebagai atau mewakili sesuatu, apakah sesuatu itu berupa konsep atau perasaan (Williamsons, dalam Piliang, 2003: 172. Cetak miring dari Piliang). Karikatur Tempo adalah salah satu objek sebagai tanda tersebut. Karikatur Tempo sesungguhnya sudah mencari aman karena menggambarkan sang pria dari belakang, hanya tampak punggungnya. Kita tidak mendapatkan gambar wajah untuk mengasosiasikan wajah itu pada tokoh mana pun. Namun, dalam tanda-tanda lainnya, karikatur tersebut dengan mudah akan ditangkap sebagai upaya satire pada tokoh dan kejadian (politik) tertentu. Baca juga: Tradisi Dugderan di Semarang, Penanda Hari Raya Telah Tiba 3 / 6

Karikatur itu menggunakan dua aspek tanda terpenting untuk menguatkan makna pada pembaca. Pertama, kalimat yang diucapkan oleh dua orang tersebut. Dialog dalam karikatur itu merupakan kalimat pernyataan dan tanggapan; seorang pria memberi pernyataan dan wanita memberi tanggapan. Kedua, simbol (pakaian). Dua orang dalam karikatur menggunakan pakaian yang secara budaya Indonesia terasa kurang lazim manakala dua pakaian itu dipakai di tempat dan acara yang sama. Sang wanita memakai pakaian biasa dan laki-laki menggunakan gamis dan sorban penutup kepala. Di Indonesia, ciri khas pakaian laki-laki itu umumnya dikenakan oleh umat Islam. Karikatur itu menarik karena dua aspek tanda itu berhubungan. Makna salah satu bergantung padatanda lainnya. Pertama, pakaian yang dikenakan sang pria. Seandainya pria dalam karikatur itu memakai t-hirt atau jas dan celana panjang, -juga tidak mengenakan sorban penutup kepala-, yang kita tangkap adalah adegan Rangga dan Cinta dalam dilm AAdC 2. Kedua, kalimat yang diucapkan si pria dapat ditafsirkan lain (secara politis) karena adanya simbol (pakaian) yang dikenakannya. Artinya, kalimat yang diucapkan pria dalam karikatur jadi memiliki konteks (situasi) tertentu. Maka karikatur tersebut dapat kita maknai sebagai berikut; seorang pria muslim meminta maaf pada wanita karena tidak jadi pulang. Protes FPI Sebagai produk jurnalistik Tempo tentu berkutat dengan aktualitas peristiwa sebagai bahan berita. Selain aktual, berita yang ingin disajikan merupakan peristiwa yang dinanti oleh publik. FPI dan Habib Rizieq Shihab (HRS) merupakan salah satu media darling Tempo. Aksi-aksi FPI yang diakui anggota berdasar pada amar makruf nahi munkar dan pernyataan-pernyataan HRS merupakan bahan-bahan berita yang memiliki daya kejut tinggi. Sementara bagi FPI, HRS ditahbiskan sebagai Imam Besar umat Islam. Setiap pernyataan dan instruksinya mengandung kebenaran bagi pengikutnya. Kharismanya mampu menggerakkan massa dalam jumlah besar. Dan mengusiknya akan dituduh kriminalisasi ulama dan berbuat zalim pada Islam. Pasca ditetapkannya HRS sebagai tersangka atas berbagai kasus; misalnya ujaran kebencian dan chat mesum, lalu HRS umrah dan tidak segera pulang, publik memang 4 / 6

menanti kepulangan HRS. Di media sosial banyak orang menulis status nyinyir pada HRS yang tak kunjung pulang. Penantian publik itu dibumbui dengan beredarnya video pernyataan HRS dari tanah suci. Baca juga: Kali Ini Gus Dur Tidak Berkutik... Penting dicatat bahwa relasi antara FPI-HRS dan Tempo tidaklah bersahabat. Misalnya, majalah Tempo edisi 3-9 Juli 2017 memuat sampul HRS sedang menelepon dan mengucapkan Rekonsiliasi atau Revolusi!. Keterangan ditambahkan; dari persembunyiannya, Rizieq Syihab mengirim utusan untuk melobi Jokowi. Gertak sambal dari Saudi?. Kalimat gertak sambal dari Saudi diberi garis tebal yang mengesankan bagaimana opini Tempo terhadap fakta keberadaan HRS di Arab Saudi. Selain itu Tempo pernah menayangkan berita yang menyudutkan FPI. Tempo pernah merilis daftar kekerasan yang pernah dilakukan FPI di lima provinsi (https://nasional.tempo.co/read/621646/daftar-kekerasan-fpi-di-lima-provinsi). Sepanjang Februari 2018 Tempo cukup intens memberitakan kepulangan HRS. Antara lain pada 21 Februari Tempo membuat judul berita cukup genit; Ini sinyal dan kejanggalan soal kabar Rizieq Shihab akan pulang (https://metro.tempo.co/read/1062828/ini-sinyal-dan-kejanggalan-soal-kabar-rizieq-shihabakan-pulang). Ada tiga sebab yang bisa ditawarkan untuk memahami protes FPI. Pertama, pria dalam karikatur memakai gamis dan sorban putih. Warna dan model pakaian ini adalah pakaian yang sering (selalu?) dipakai oleh HRS. Di mesin pencari Google, ketiklah Habib Rizieq Syihab, pilih images, dan tertampil foto-foto HRS dengan pakaian serba putih. Kedua, tulisan ucapan pria, maaf saya tidak jadi PULANG dan tanggapan wanita, yang kamu lakukan JAHAT, tentu memberi asosiasi pada situasi kepulangan HRS. Mengapa pulang dan jahat ditulis dengan huruf kapital semua, apakah penekanan dua kata ini mempunyi tujuan tertentu? Pulang menjadi penunjuk arah karena beberapa waktu lalu kabar kepulangan HRS santer terdengar. Bahkan muncul foto tiket pesawat. Sementara jahat dapat dimaknai bahwa tidak jadi pulang itu perlakuan jahat. Pendapat ini bertentangan dengan keyakinan FPI bahwa ketidakpulangan HRS dipilih berdasarkan (salat) istikharah. 5 / 6

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Ketiga, preferensi media massa oleh anggota FPI. Sering dari status-status simpatisan FPI dan Aksi Bela Islam memplesetkan Tempo dengan Tempe. Sebagaimana Metro TV diplesetkan Metro Tipu karena berita di dua media itu cenderung tidak mendukung aksi FPI. Baca juga: Akulturasi Islam-Hindu pada Arsitektur Masjid Agung Mataram Mengasosiasikan gamis, sorban putih, dan pulang tentu sah-sah saja dimaknai untuk menyindir atau mengolok-olok HRS. Namanya juga tafsir, tentu bebas saja. Apalagi berita kepulangan HRS memang ramai pada Februari lalu. Dari situ kita pun dapat memahami mengapa massa FPI marah, menggruduk kantor Tempo, dan menuntut majalah mingguan itu meminta maaf. Persoalan menjadi serius karena protes FPI diekspresikan dengan mengumpulkan massa dan sikap intimidatif pada awak Tempo. Padahal sebagai produk pers, ada hak jawab yang bisa ditempuh FPI untuk memprotes karikatur Tempo. Atau kalau lebih kreatif, karikatur dibalas karikatur, dan semua pihak sama-sama merasa terolok-olok, tersindir. Belajar pada Gus Dur Untuk soal perkarikaturan, Gus Dur menjadi contoh terbaik sikap tokoh yang elegan dalam menyikapi karikatur tentang dirinya. Sampul buku tentang Gus Dur banyak yang menggambarkan karikatural Gus Dur. Buku biografi Gus Dur karya Greg Barton bersampul karikatur Gus Dur dengan tubuh gendut. Gus Dur pun dibuatkan patung yang diasosiasikan menyerupai Budha. Hidup bagi Gus Dur sendiri pun tampak karikatural. Dalam suatu acara Kick Andy, di akhir acara Andy F. Noya menyerahkan karikatur Gus Dur yang menggendong kendi bertuliskan Drunken Master dan berlagak bak seorang pendekar kungfu. Asosiasi yang melekat dengan mudah, bahwa Gus Dur diibaratkan sebagai jagoan kung fu dengan jurus dewa mabuk. Kita tidak mendengar massa NU menggeruduk Metro TV dan meminta maaf, misalnya. Semua adem ayem saja. Kemarahan massa FPI terjadi karena sejak demo berjilid-jilid, nyaris setiap hari kita dijejali berita yang menyangkut tokoh-tokohnya. Di media sosial, status nyinyir kerap muncul. 6 / 6