KALAU TERJADI KENAIKAN HARGA BBM, APA STRATEGI PELAKU UMKM



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

MAKALAH PENGARUH DAMPAK KENAIKAN BBM BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

Boks 1 DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM DI PROVINSI RIAU. I. Latar Belakang. Profil Responden

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP KINERJA SEKTORAL (Analisis Tabel I-O Indonesia Tahun 2005) OLEH TRI ISDINARMIATI H

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laju inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan utama pengambil

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan harga minyak tanah tentunya akan berdampak pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai masalah dalam berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan hidup mendasar yang setiap hari tidak dapat dihindari. oleh manusia salah satunya adalah makan. Dalam perkembangannya

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

TINJAUAN KEBIJAKAN HARGA BERSUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK DARI MASA KE MASA Jumat, 30 Maret 2012

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan, hiburan dan kebutuhan hidup lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

ANALISIS KEBIJAKAN KETAHANAN EKONOMI INDONESIA Rabu, 19 Oktober 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga bahan pokok (sembako). (Debby, 2008 : 3). tahun Tiga tahun berikutnya harga terus naik seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Berdasarkan hasil analisis hasil estimasi mode l subsidi harga listrik da n hasil

Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU

BAB I PENDAHULUAN. harga BBM dari Rp 4500,- per liter menjadi Rp 6.000,- per liter. Pemerintah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan hidup mendasar yang setiap hari tidak dapat dihindari. oleh manusia salah satunya adalah makan. Dalam perkembangannya

PERUBAHAN POLA PENGGUNAAN ENERGI DAN PERENCANAAN PENYEDIAAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. nasional diberbagai lapangan usaha. Perkembangan UMKM & Usaha Besar

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat menyebabkan para

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2014

PERKEMBANGAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) JAWA TIMUR TRIWULAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Perkembangan Deregulasi 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Implementasi kebijakan..., Nursantiyah, FISIP UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

DAMPAK INFLASI KEBIJAKAN PENYESUAIAN TTL 900 VA UNTUK RUMAH TANGGA MAMPU

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Teori

QUICK SURVEI DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KINERJA UMKM

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

PENERAPAN PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN UU NOMOR 28 TAHUN 2009 TERKAIT BBM BERSUBSIDI

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2014, pada tahun lalu terdapat 55,2

BAB VII INDUSTRI, PERDAGANGAN, KEUANGAN, KOPERASI DAN INVESTASI

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

Transkripsi:

KALAU TERJADI KENAIKAN HARGA BBM, APA STRATEGI PELAKU UMKM Oleh : Pariaman Sinaga *) Pada dasawarsa terakhir ini terminologi istilah usaha yang berskala mikro, kecil dan menengah (sering disingkat UMKM) semakin populer baik dilingkungan domestik maupun dikalangan internasional. Para politisi, birokrat, akademisi, pemerhati dan professional, banker dan dunia pers nampaknya sudah tidak asing lagi menyebut istilah UMKM pada berbagai kesempatan. Pengalaman ini mungkin karena makin timbulnya kesadaran tentang keberadaan dunia sekitarnya yang menunjukkan hampir 99,9% pelaku usaha di Indonesia tergolong pada UMKM, hanya 0,1% yang tergolong pelaku usaha besar (UB), dan dalam dunia tenaga kerja peranan UMKM dengan sangat menonjol,dimana hampir 95% terserap oleh UMKM. Itulah fakta dan selaku insan yang normal tentunya harus mampu melihatnya dengan hati yang jernih, bahwa dimanapun kita berada jika menoleh ke kiri atau menoleh ke kanan,memandang ke depan tentunya akan terlihat sosok pelaku UMKM tersebut. Menjadi pertanyaan apakah pelaku UMKM tersebut merasa nyaman tatkala terjadi perubahan pada lingkungan atau dengan kata lain bagaimanakah para pelaku UMKM itu mengantisipasi kemungkinan perubahan lingkungan bisnisnya. Secara teori pelaku UMKM itu adalah Mahluk Hidup yang mempunyai dinamika dan tidak sterill terhadap dunia luarnya. Didalam istilah ilmu Manajemen Strategi sering disebut dua lingkungan yang dihadapi oleh individu pelaku usaha yakni lingkungan internal (modal, pasar, teknologi, tenaga kerja, manajemen) dan lingkungan eksternal (kondisi perekonomian umum, kondisi sosial politik suatu bangsa dan kondisi internasional). Tak bisa dipungkiri bahwa negara-negara yang telah mengaitkan dirinya terhadap komoditi internasional, tentu akan merasakan dampaknya jika terdapat perubahan atas komoditi yang dijalankan. Sebut saja sosial energi dari BBM, yang detik demi detik menjadi sorotan banyak pihak baik domestik maupun luar negeri,hal ini karena BBM itu sudah merupakan barang yang selalu di pergunakan oleh kalangan masyarakat baik untuk keperluan individu maupun keperluan dunia usaha. Oleh karena, itu gonjang-ganjing harga minyak dari tahun 2004 yang lalu hingga tahun ini, menjadi topik yang menarik diperbincangkan oleh berbagai kalangan termasuk kalangan UMKM. Saat ini kembali lagi *) Penulis adalah PhD dari De La Salle University Philipine, sekarang menjabat Asisten Deputi Urusan Penelitian Koperasi, pada Kementerian Negara Koperasi dan UKM 1

gonjang ganjing rencana pengurangan subsidi BBM yang berakibat kepada penyesuaian harga BBM di masyarakat termasuk pelaku usaha UMKM. Kebijakan perubahan harga BBM, merupakan suatu elemen lingkungan bisnis UMKM yang perlu dipertimbangkan. Karena itu perlu dicari atau sampai sejauhmana dampaknya terhadap pelaku UMKM dan bagaimana strategi para pelaku UMKM agar dapat eksis dalam lingkungan yang berubah?? Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu dapat saja berargurmentasi yang sarat dengan opini dan hypotesa,akan tetapi dapat pula belajar dari pengalaman empiris para pelaku UMKM tersebut. Tahun 2006 yang lalu di coba diangkat fakta di lapangan dengan mengadakan survey dengan sampel sebesar 37.950 unit pelaku UMKM dari 33 propinsi, yang bergerak dalam lapangan usaha yang mempergunakan energi BBM seperti; industri tahu tempe, industri kerupuk, pengolahan makanan, penangkapan ikan, warung makan, penggilingan padi, industri batik rumah tangga, industri genteng dan batu bata, angkutan perkotaan dan ojek. Kajian itu dimaksud untuk memotret kebutuhan rata-rata UMKM terhadap BBM, dan apakah dampak perubahan harga BBM serta bagaimana strategi UMKM mengantisipasinya agar dapat dikatakan? Kajian itu sangat relevan karena dipenghujung tahun 2005, tepatnya Oktober 2005 ada kebijakan nasional pengurangan subsidi harga BBM yang mengakibatkan kenaikan harga BBM yang sangat signifikan dan membuat geger seluruh rakyat, apalagi saat itu bertepatan dengan suasana menjelang Hari Raya Lebaran. Dari hasil survey diperoleh data terdapat perbedaan pemakaian terhadap jenis BBM oleh para pelaku usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, seperti pada tabel berikut : Unit Usaha Minyak Tanah Tabel 1. Rata-rata Pemakaian BBM oleh UMKM Bensin Rata-rata Pemakaian per Jenis BBM Solar LPG Gasbara Minyak (kg/bln) (kg/bln) pelumas Batubara (kg) U. Mikro 53,47 76,04 27,65 0,48 0,01 2,04 0,04 U. Kecil 249,09 121,17 177,98 9,11 0,60 5,92 0,87 U. Menengah 867,31 217,92 1.480,65 154,11 9,93 25,27 10,93 UMKM (rata-rata gabungan) 128,01 92,03 106,78 6,87 0,43 3,71 0,55 Dari tabel tersebut dapat dikatakan indikasi bahwa hampir seluruh unit usaha yang berskala mikro, kecil dan menengah mempergunakan jenis bahan bakar BBM dan pelumas yang ada di lapangan, bahkan sudah ada pula UMKM yang mempergunakan terserapnya 2

bahan bakar alternatif yang baru diperkenalkan yakni briket batu bara, meskipun masih dalam jumlah yang relatif kecil. Bahan Bakar Solar merupakan jenis bahan yang paling tinggi dipergunakan menyusul minyak tanah dan kemudian jenis bahan bakar bensin. Lebih mendalam dapat dilihat bahwa variabel harga BBM berpengaruh terhadap biaya produksi UMKM, tenaga kerja serta respon pelaku UMKM dalam menghadapi gejolak energi tersebut. berikut : Lihat saja kenaikan biaya produksi akibat kenaikan BBM seperti pada Tabel 2 Tabel 2. Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Terhadap Biaya Produksi UMKM per Bulan, Tahun 2006 Biaya Produksi Sebelum kenaikan BBM (ribu rp) 1.660 11.597 108.987 7.189 Setelah kenaikan BBM (ribu rp) 2.224 14.445 141.215 9.208 Kenaikan/Penurunan (persen) 33,98 24,55 29,57 28,09 Strategi apa yang diterapkan UMKM? Perubahan lingkungan bisnis yang dihadapi tentu tidak mungkin dilawan oleh individu pelaku UMKM tetapi untuk dapat bertahan hidup beberapa langkah telah ditempuh UMKM. Secara normatif untuk menutupi naiknnya biaya produksi, seyogyanya dilakukan dengan menaikan harga jual produk/jasa. Namun, dewasa ini di tengah persaingan pasar yang ketat dan nuansa penurunan daya beli masyarakat, maka strategi menaikan harga jual produk/jasa tidak serta merta akan mendapat respon positif dari pasar apalagi jika produk tersebut bukan merupakan kebutuhan primer. Oleh karena itu bagi UMKM yang tidak menempuh strategi menaikan harga jual produk sebagian telah melakukan strategi usaha mengurangi ukuran barang, mengurangi kualitas produk, mengurangi keuntungan usaha serta melakukan efisiensi biaya produksi seperti pada Tabel 3 dan Tabel 4 berikut : Tabel 3. Keputusan UMKM Terhadap Harga Jual Produk/Jasanya Setelah Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak, Tahun 2006 (persen) Keputusan UMKM Menaikan harga jual 77,34 74,96 81,94 76,82 Tidak menaikan harga jual 22,66 25,04 18,06 23,18 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 3

Tabel 4. Strategi UMKM dalam Mempertahankan Harga Jual Produk/Jasa Setelah Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak, Tahun 2006 (persen) Strategi Usaha Mengurangi ukuran/kuantitas barang/jasa 45,38 46,43 30,73 45,39 yang dijual Mengurangi kualitas barang/jasa yang dijual 7,63 6,12 4,47 7,12 Menurangi keuntungan usaha 62,00 67,10 69,83 63,66 Melakukan efisiensi biaya produksi 37,38 44,47 49,16 39,70 Lainnya 6,24 5,88 5,03 6,11 Harus diakui bahwa pengusaha mikro yang melakukan penggantian bahan bakar utama setelah kenaikan BBM tercatat sebanyak 3,5 persen, sedangkan sisanya sebanyak 96,5 persen pengusaha mikro tidak melakukan penggantian bahan bakar minyak. Selanjutnya menghadapi situasi tersebut nampaknya pelaku UMKM juga melakukan pengurangan tenaga kerja sebagai faktor biaya produksi. Sebelum kenaikan harga BBM, setiap usaha mikro mempekerjakan tenaga kerja rata-rata 2,0 orang, namun setelah kenaikan harga BBM pengusaha mikro mengurangi jumlah pekerjanya sebesar 1,5 persen sehingga setiap usaha mikro mempekerjakan rata-rata sebanyak 1,9 orang (Tabel 6). Pengurangan jumlah tenaga kerja juga dilakukan di usaha kecil, sebelum kenaikan harga BBM setiap usaha kecil mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 5,9 orang dan setelah kenaikan harga BBM pengusaha kecil mempekerjakan rata-rata sebanyak 5,7 orang atau telah terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja rata-rata 3,2 persen. Tabel 6. Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Penyerapan Tenaga Kerja, Tahun 2006 Penyerapan Tenaga Kerja Sebelum Kenaikan BBM (orang) 1.96 5.85 21.08 3.52 Setelah Kenaikan BBM (orang) 1.93 5.66 20.56 3.43 Kenaikan/penurunan (persen) -1.54-3.23-2.48-2.45 Tindakan para pelaku UMKM mengurangi tenaga kerja sebagai upaya mengurangi beban biaya produksi dan berkaitan dengan volume produksi yang makin rendah, sebagian hanya berlangsung pada tenaga kerja yang tidak vital, atau mengurangi jam kerja atau merubah status tenaga kerja dari yang permanent menjadi part time. 4

Sebagai tambahan informasi pada tahun 2007 pihak LIPI juga melakukan kajian dampak kenaikan BBM terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan sektor utama : industri rumah tangga, nelayan dan transportasi. Tingkat kesejahteraan masyarakat diukur oleh proporsi pendapatan masyarakat yang digunakan untuk konsumsi bahan makanan, yaitu beras dan lauk pauk. Selanjutnya juga dipertimbangkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat tidak hanya dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM, tetapi juga oleh beberapa variabel lain seperti dana kompensasi BBM, lancar atau tidaknya akses untuk mendapatkan BBM. Akhirnya, besar atau kecilnya dampak dari kenaikan harga BBM terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat pada gilirannya akan ditentukan oleh karakter dari sektor yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat. Masyarakat yang bergerak di sektor yang banyak mengkonsumsi BBM (BBM-intensive) akan terkena imbas yang relatif lebih besar dibandingkan dengan masyarakat yang mempunyai pekerjaan di sektor yang tidak terlalu banyak membutuhkan BBM. Karena itu, diperkirakan bahwa semakin intensif suatu sektor yang diusahakan oleh masyarakat didalam mengkonsumsi BBM, maka kenaikan harga BBM akan membuat semakin menurun tingkat kesejahteraan masyarakat yang bergerak di sektor itu. Kesimpulan lain dari kajian pihak LIPI terungkap bahwa kenaikan harga BBM terakhir Oktober 2005 memberikan pengaruh yang signifikan bagi kinerja UMKM. Dampak tersebut bekerja melalui peningkatan harga bahan baku energi dan harga barang lainnya yang pada gilirannya meningkatkan biaya produksi. Disisi lain, kenaikan biaya bahan baku tidak diikuti dengan kenaikan permintaan produk/jasa karena daya beli masyarakat yang semakin melemah akibat kenaikan harga barang umum (infalsi) yang pada gilirannya menurunkan tingkat keuntungan. Namun demikian, diakui bahwa pengalaman empiris membuktikan para pelaku UMKM mempunyai sikap fleksibilitas dalam menghadapi tantangan tersebut. Pada masa krisis 1997 yang lalu, ternyata para pelaku UMKM yang relatif mampu bertahan. Itulah liku-liku yang dihadapi pelaku UMKM dalam menghadapi kenaikan harga BBM periode yang lalu, mungkin pada masa mendatang pengalaman itu akan bermanfaat menghadapi kebijakan dalam energi BBM. Suatu harapan sekaligus perhatian bagi para pengambil kebijakan pemberdayaan ekonomi rakyat. 5