II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan taksonominya, klasisifikasi genus morel menurut O Donnell et al. (2011) adalah :

dokumen-dokumen yang mirip
EKOLOGI MOREL RINJANI (Morchella aff. deliciosa) DI TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI NUSA TENGGARA BARAT TEGUH RIANTO

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya

V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Permukaan

BAB I PENDAHULUAN. gram jamur kering juga mengandung protein 10,5-30,4%, lemak 1,7-2,2%, kalsium 314 mg, dan kalori 367 (Suwito, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tubuh buah lumayan besar dengan bagian-bagian berupa stipa, gill, pileus dan margin

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

7 Manfaat Daun Singkong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

TANAMAN PENGHASIL PATI

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

II.TINJAUAN PUSTAKA. produksi pisang selalu menempati posisi pertama (Badan Pusat Statistik, 200 3). Jenis pisang di

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TUGAS AKHIR SB091358

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI MEDIA TANAM BIAKAN MURNI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. TINJAUAN PUSTAKA. dari sel-sel lepas dan sel-sel bergandengan berupa benang (hifa). Kumpulan dari

BAB I PENDAHULUAN. menjaga keseimbangan ekosistem perairan (Komarawidjaja, 2005).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pelatihan Pengolahan Aneka Masakan dari Bahan Jamur Tiram Segar

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dengan masalah sampah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

BAB I PENDAHULUAN. dari telur (Watson, 2002;Aryulina, 2004). Telur mempunyai cangkang, selaput cangkang, putih telur (albumin) dan

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:HK TENTANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

PERBEDAAN KANDUNGAN PROTEIN, ZAT BESI DAN DAYA TERIMA PADA. PEMBUATAN BAKSO DENGAN PERBANDINGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Tunggak. Kacang tunggak (Vigna unguiculata L. Walp) termasuk keluarga

BAB I PENDAHULUAN. iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda merupakan tanaman herba aquatic yang termasuk dalam keluarga

JAMUR KAYU SUMBER PANGAN SEHAT DARI HUTAN. Sihati Suprapti dan Djarwanto

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

5 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Morel (Morchella spp.) 2.1.1 Taksonomi Berdasarkan taksonominya, klasisifikasi genus morel menurut O Donnell et al. (2011) adalah : Kingdom : Fungi Filum : Ascomycota Subfilum : Pezizomycotina Kelas : Pezizomycetes Ordo : Pezizales Famili : Morchellaceae Genus : Morchella Morel di kawasan TNGR merupakan Morchella aff. deliciosa. Penggunaan aff. di antara genus dan penunjuk spesies merujuk pada Hall et al. ( 2003) yang berarti spesies ini termasuk dalam genus tersebut dan mirip secara morfologi dengan spesies deliciosa. Bukti mikroskopis diperlukan untuk penamaan yang lebih tepat. 2.1.2 Morfologi M. aff. deliciosa (Gambar 2) dalam Rianto et al. (2011) dideskripsikan sebagai berikut : Tubuh buah khas morel (spons bertangkai), tudung berbentuk bulat telur memanjang dan silindris, panjang 5-7 cm, lebar 3-4 cm, permukaannya berkerut atau beralur yang tak beraturan. Tudung berwarna putih dan cenderung menguning-coklat (memudar) ketika tuanya. Tudung berongga ketika dibelah, warna senada tetapi lebih cerah dibandingkan tudung bagian luar. Batang ukuran 1-1,5 x 2-4 cm, membesar di bagian bawah, warna senada dengan tudung, berongga didalamnya. Klasifikasi morel yang ada di dunia ini terdiri 3 (tiga) macam berdasarkan kenampakan warna tudung dan batang yaitu morel hitam/black morel, kuning/yellow morel dan putih/white morel. Morel hitam seperti M. angusticep

6 atau lebih dikenal dengan nama dagang French black morel, M. conica, dan M. elata. M. esculenta termasuk morel kuning, sedangkan M. deliciosa dan M. crassipes merupakan contoh morel putih (Gambar 3). Foto : Rianto 2010 Gambar 2 Tubuh buah M. aff. deliciosa di TNGR. Foto : mushroomsexpert.com, mykoweb.com, rogersmushroom.com, mushroomobserver.org. Gambar 3 Anggota Morchellaceae yang ada di dunia.

7 2.1.3 Siklus Hidup Morel Beberapa spesies morel bersifat saprob dan terbentuknya tubuh buah dapat terjadi tanpa berasosiasi dengan pohon inang. Beberapa diantaranya bersifat mikoriza, bersimbiosis dengan pohon inang dan pembentukan tubuh buah memerlukan asosiasi dengan pohon inang (Masaphy 2011, Pilz et al. 2007). Morel yang tampak kasat mata merupakan bagian makro dari tubuh morel secara keseluruhan. Struktur tubuh morel paling dasar berupa hifa. Kumpulan hifa-hifa membentuk miselium di bawah permukaan tanah. Miselium suatu spesies morel saprobik dapat hidup membentang dalam suatu area yang luas puluhan hektar. Pada suatu keadaan lingkungan yang menguntungkan dan cadangan makanan dalam tubuh miselium cukup, maka miselium akan membentuk tubuh buah dan tumbuhlah morel yang secara kasat mata terlihat mucul ke atas permukaan tanah (Volk 2000, Hall et al. 2003, Pilz et al. 2007). Siklus hidup morel lebih detail diperlihatkan pada Gambar 4. Gambar 4 Siklus hidup morel (Volk 2000).

8 2.2 Edibilitas dan Kandungan Nutrisi Morel merupakan spesies jamur yang paling dicari di antara jamur edible yang lain karena cita rasanya yang enak, tetapi musim tumbuh tubuh buahnya sangat singkat (Hall et al. 2003, Pilz et al. 2007). Penjualan morel melalui internet seperti di website/ laman terkenal seperti amazon.com atau oregonmushrooms.com, harga morel kering paling tinggi di antara komoditas jamur edible lain. Laman amazon.com menawarkan harga 50 dollar AS untuk 4 ons kering morel. Morel merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, rendah karbohidrat, lemak dan kalori, kaya vitamin dan mineral. Menurut USDA (2011), morel mengandung sejumlah kecil vitamin B penting, termasuk folat, niasin, asam pantotenat, riboflavin dan tiamin. Morel per 100 gram mengandung 411 mg kalium, 194 mg fosfor, 43 mg kalsium, 21 mg sodium, 19 mg magnesium dan 12 mg zat besi. Morel per 100 gr mengandung 31 kalori atau 0,31 kalori per gram, 58% (5,10 gr) karbohidrat, 27% (3,12 gr) protein, 16% (0,57 gr) lemak, serat diet/dietary fiber 2,8 gr dan air 89.61 gr (90% dari berat). Morel telah digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, batuk, dan sesak napas dalam pengobatan tradisional di Cina (Ying et al. 1987). Morel juga digunakan untuk mengobati dahak. Miselium morel dilaporkan mengandung senyawa anti tumor, anti oksidan dan anti radang (Mau et al. 2004, Nitha & Janardhanan 2005). 2.3 Habitat dan Musim Tumbuh Morel membutuhkan habitat yang spesifik (Volk 2000, Hall et al. 2003, Pilz et al. 2007). Periode tumbuh tubuh buah sangat singkat, tumbuh hanya dalam beberapa tempo waktu. Masa hidup morel dapat berbeda-beda tergantung lokasi dan spesies. M. esculanta dan M. deliciosa di wilayah dengan iklim empat musim memiliki masa hidup tubuh buah 16-21 hari (Pilz et al. 2007). Black morel memiliki masa hidup tubuh buah sekitar 21 hari (Geho 2007). Barnes & Wilson (1998) menyatakan secara umum morel memiliki fase makroskopis/tubuh buah antara 22-27 hari. Di daerah beriklim sedang, morel muncul di awal musim semi antara bulan Maret dan April (Masaphy 2011, Wurtz et al. 2005). Musim tumbuh

tubuh buah M. aff. deliciosa yang ada di kawasan TNGR diketahui sekitar bulan April-Juni (Tabel 1). Habitat morel bervariasi sesuai lokasi dan spesies. Spesies yang sama pun dapat berbeda syarat tumbuhnya pada lokasi yang berbeda. Barnes & Wilson (1998) dalam penelitiannya melaporkan M. elata dapat tumbuh di hutan ekaliptus yang mudah terbakar sementara pada lokasi lain ditemukan di sepanjang tepian sungai dengan kelembaban yang lebih tinggi. Tabel 1 Musim tumbuh jamur edible kawasan TNGR No Spesies Musim Tumbuh Sebaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 SN AB PG 1. Morchella aff.deliciosa 2. Auricularia auricula 3. Tremella fusiformis 4. Termitomyces sp 5. Termitomyces sp2 6. Termitomyces sp3 7. Clitocybe sp 8. Pleurotus ostreatus 9. Pleurotus flabellatus 10. Pleurotus sp 11. Clavaria vermicularis 12. Polyporus sp 13. Polyporus sp2 14. Artomyces pyxidatus 15. Mycena sp 16. Spesies 1 Keterangan : SN = Senaru, AB = Aik Berik, PG = Pesugulan Dasar penentuan musim tumbuh adalah frekuensi keterjumpaan spesies selama penelitian tahun 2007-2010, dengan asumsi musim basah bulan antara bulan Nopember-April. Sumber : Rianto et al. (2011). Morel terdistribusi pada wilayah subtropis atau sedang yang memiliki kondisi iklim 4 musim. Morel belum pernah dilaporkan ada di daerah tropis. Morel dapat tumbuh di hutan konifer, hutan oak, hutan eukaliptus ataupun hutan campuran. Tumbuhnya morel banyak dikaitkan dengan adanya gangguan pada ekosistem hutan seperti kebakaran hutan (Mashapy 2011, Pilz et al. 2007). 9

10 Pilz et al. (2007) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi fenologi terbentuknya tubuh buah morel ke dalam tiga grup besar. Faktor pertama adalah kondisi yang memudahkan peristiwa terbentuknya tubuh buah morel secara masal seperti cadangan makanan, berubahnya kandungan kimia dan ph tanah, kalah bersaing dengan mikroorganisme tanah yang lain atau tercucinya ketersediaan hara. Faktor yang kedua adalah faktor fisik pemicu inisiasi terbentuknya tubuh buah morel seperti perubahan suhu dan kelembaban. Faktor yang ketiga adalah kondisi yang terus-menerus mendukung pertumbuhan morel seperti tingkat kehangatan dan kelembaban serta curah hujan.