TEKNOLOGI PERBANYAKAN BENIH SUMBER TEMU MANGGA



dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Keragaman mutu tiga jenis jahe (dalam %, pada lokasi 450 mdpl) Oleoresin Gingerol Pati Serat Air Abu Sari dalam air

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

Cara Menanam Cabe di Polybag

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teknologi Produksi Ubi Jalar

III. BAHAN DAN METODE

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BUDIDAYA SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L. Randle)

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

BUDIDAYA TANAMAN KUNYIT

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

TINJAUAN PUSTAKA. 1.1.Taksonomi dan Morfologi Tanaman Temulawak. Berdasarkan tata nama (sistematika) tumbuhan, temulawak termasuk ke dalam

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Temulawak ( Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

PELAKSANAAN PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

31/08/2017. Keunggulan budidaya jahe. Penyemaian. Media Polibag dan karung vs lahan. Penanaman. Pemeliharaan

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB III METODE PENELITIAN

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Ketergantungan kebutuhan karbohidrat pada padi seperti yang terjadi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi kelangsungan ketahanan pangan nasional.

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA JAHE. Otih Rostiana, Nurliani Bermawie, dan Mono Rahardjo

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAB III. METODE PENELITIAN

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

VARIETAS UNGGUL KUNYIT CURDONIA 1 TOLERAN NAUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan

PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

Transkripsi:

TEKNOLOGI PERBANYAKAN BENIH SUMBER TEMU MANGGA Gusmaini, M. Yusron, dan M. Januwati Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ABSTRAK Temu mangga (Curcuma mangga Val.) famili Zingiberaceae merupakan tanaman asli daerah tersebar dari Indo-China, Taiwan, Thailand, Pasifik hingga Australia Utara. Temu mangga bermanfaat antara lain sebagai anti bakteri, berfungsi membantu masalah yang berhubungan dengan pencernaan, mengatasi sakit perut, membantu proses penyembuhan rahim setelah melahirkan dan menyembuhkan penyakit kanker terutama kanker payudara. Tanaman temu mangga belum banyak dibudidayakan. Untuk mengembangkan tanaman agar berproduksi optimal, diperlukan benih yang bermutu disamping lingkungan yang sesuai. Untuk memproduksi benih sumber diperlukan kondisi lingkungan yang sesuai antara lain ketinggian tempat dari dataran rendah hingga ketinggian 1000 m dpl, curah hujan 1000-2000 mm, membutuhkan cahaya yang cukup banyak, tanah yang cukup gembur dan subur. Di dalam pembudidayaannya diperlukan penanganan yang cukup serius mengenai pengolahan tanah, pengaturan air drainase, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan cara panen serta penyimpanan yang benar sehingga diperoleh benih sumber secara kuantitas maupun kualitasnya baik PENDAHULUAN Banyak yang belum mengenal namanya, secara visual kenampakannya mirip dengan tanaman temu lawak, bila diiris secara melintang terlihat warna kuning, dan mengeluarkan aroma seperti mangga. Curcuma mangga Val., itulah nama latinnya lebih dikenal dengan nama temumangga (temu putih), termasuk famili Zingiberaceae. Tanaman ini banyak ditemukan di Benggala India (Darwis, et al., 1991). Pada masyarakat Sunda disebut juga koneng bodas dan biasanya dimakan sebagai lalapan, namun di daerah Jawa lebih dikenal dengan nama kunir putih. Dinamakan temu mangga karena aroma rimpangnya spesifik seperti aroma mangga, dapat dikonsumsi sebagai simplisia (diiris, dikeringkan dan direbus) instant, asinan, permen/manisan, sirup, selai, lalapan (rimpang segar), dan botokan. Selain itu juga produk olahnya berupa minyak atsiri, sirup, kristal, oleoresin, dan jam (Hernani dan Suhirman, 2001). Perhatian masyarakat terhadap tanaman ini semakin meningkat dengan berkembangnya keyakinan masyarakat bahwa tanaman ini dapat digunakan dalam pengobatan kanker, serta makin berkembangnya industri obat tradisional, fitofarmaka, dan food suplement. Saat ini tingkat permintaan akan temu mangga semakin meningkat, sedangkan temu mangga belum banyak dibudidayakan, sehingga di pasaran harga temu mangga cukup tinggi. Cara memproduksi benih ini disusun mengacu pada teknik budidaya jenis curcuma yang lain sehingga dapat diperoleh pertanaman dengan produksi 1

rimpang baik secara kuantitas maupun kualitas. Syarat tumbuh dan penyebaran Temu mangga seperti halnya temu-temuan lain dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut (dpl), dan ketinggian optimum 300-500 m dpl (Bautistuta dan Aycardo, 1979; PCARR, 1980). Kondisi iklim yang sesuai untuk budidaya temu mangga yaitu dengan curah hujan 1000-2000 mm (Purseglove et al., 1981), baik ditanam pada kondisi dengan sedikit naungan (Balittro, 1990) hingga terbuka penuh (Effendi dan Emmyzar, 1997), tumbuh pada berbagai jenis tanah, untuk menghasilkan produksi yang maksimal membutuhkan tanah dengan kondisi yang subur, banyak bahan organik, gembur dan berdrainase baik (tidak tergenang) (Sudiarto et al., 1998). Temu mangga merupakan tanaman asli daerah Indo-Malesian yaitu di daerah tropis dan subtropis India. Adapun penyebarannya dari Indo-China, Taiwan, Thailand, Pasifik hingga Australia Utara (Ibrahim et al., 1999). Taksonomi dan morfologi Temu mangga merupakan tanaman herba yang termasuk kedalam sistematika tumbuhan dan diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo Famili Genus : Zingiberales : Zingiberaceae : Curcuma Species : Curcuma mangga Val. Species lain dari kerabat dekat temu mangga adalah tanaman temu lawak (Curcuma xanthoriza ROXB.), temu ireng (C. aeruginosa ROXB.), temu putih (C. zeodaria ROSC.) dan kunyit (C. domestica) (Rukmana, 1994). a Gambar 1. Morfologi temu mangga a: rumpun yang berbunga; b: rimpang Temu mangga termasuk tanaman tahunan yang berbentuk rumpun, berbatang semu dan memiliki sejumlah anakan. Rimpang temu mangga bercabang, di bagian luar berwarna kekuningan, sedang warna daging rimpang kuning lebih gelap yang dilingkari warna putih. Daun berbentuk elips-oblong yang meruncing di bagian ujung daun, dengan panjang 15-95 cm dan lebar 5-23 cm, hijau, terdapat b 2

warna ungu di bagian tangkai daun. Sistem perakaran tanaman termasuk akar serabut. Akar melekat dan keluar dari rimpang induk. Panjang akar sekitar 25 cm dan letaknya tidak beraturan. Kandungan dan manfaat Komponen kimia dari temu mangga belum diketahui secara pasti. Untuk komponen utama minyak atsiri temu mangga adalah golongan monoterpen hidrokarbon, dengan komponen utamanya mirsen (78,6%), -osimen (5,1%), -pinen (3,7%) dan -pinen (2,9%) (Wong et al., 1999), dan senyawa yang memberikan aroma seperti mangga adalah -3-karen dan (Z)- -osimen (Hernani dan Suhirman, 2001). Seperti halnya dengan jenis curcuma lain, rimpangnya dapat dimanfaatkan sebagai anti bakteri, berfungsi membantu masalah yang berhubungan dengan pencernaan, mengatasi sakit perut, membantu proses penyembuhan rahim setelah melahirkan dan menyembuhkan penyakit kanker terutama kanker payudara. Produksi benih dan sumber Teknik perbanyakan benih Dalam memproduksi benih sumber, paling sedikit ada dua faktor yang perlu diperhatikan, yaitu varietas unggul dan teknik budidaya yang optimal. Varietas unggul temu mangga sampai saat ini belum tersedia. Dengan demikian untuk penyambungan dapat digunakan bahan yang telah diseleksi dan dievaluasi dan diketahui sifatsifatnya. Temu mangga dapat diperbanyak secara vegetatif yaitu melalui pemecahan induk maupun anak (cabang) rimpang. Untuk lahan seluas satu hektar diperlukan benih asal rimpang induk sebanyak 1500 2000 kg, sedang benih asal rimpang cabang sebanyak 750-1000 kg. Tabel 1. Hasil analisis minyak atsiri temu mangga dari berbagai umur panen Jenis analisis Umur tanaman 9 bln 10 bln 11 bln Minyak atsiri ml/kg rimpang kering 4,72 3,51 6,24 Osimen (%) 63,7 72,7 75,01 Mirsen (%) 13,3 11,9 10,6 p-simen (%) 2,84 3,16 3,36 Bilangan asam (%) 1,79 21.7 16,3 Putaran optik pada 27,5º C +1,35 +1,20 +1,10 Indeks bias pada 27,5º C 1,438 1,482 1,481 Bobot jenis pada 25/25º C 0,8107 0,8165 0,8055 Kelarutan dalam alkohol 70% Semua dapat larut dalam segala perbandingan Kelarutan dalam alkohol 95% Semua dapat larut pada 1 : 5 Sumber : Sait dan Lubis, (1989) 3

Benih rimpang induk Rimpang yang digunakan dapat berasal dari dua kriteria Hasil panen tua yang langsung disemai dan rimpang berasal yang sudah disimpan. Caranya rimpang dihamparkan (kering angin), setelah kulit kering dapat disimpan untuk beberapa waktu. Penyemaian dilakukan dengan cara ditimbun sedikit tanah atau mulsa (jerami), disiram dengan air 1-2 kali sehari, untuk memelihara kelembaban rimpang hingga tumbuh tunas selama 3-4 minggu. Pertunasan dianggap cukup, ditandai dengan sebagian besar rimpang sudah bertunas. Benih dipilih dan dipotong-potong 1-2 mata tunas dengan berat 20-25 g, kemudian bekas sayatan ditaburi abu dapur untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Benih rimpang cabang Rimpang cabang hasil panen tua disortir kemudian dilakukan penyemaian sama seperti benih induk Rimpang cabang yang telah bertunas segera dipotong-potong, setiap potongan sebaiknya mengandung 2-3 mata tunas. Rimpang cabang yang telah bertunas siap dipindahkan ke kebun. Jerami Rimpang Gambar 2. Cara penyemaian dengan jerami b Gambar 3. Cara penyiapan stek benih dari (a). rimpang induk (atas) dan (b). rimpang cabang (bawah) Budidaya a Pengolahan lahan Penyiapan lahan harus dilakukan secara sempurna, yakni dicangkul atau dibajak sedalam 30 cm hingga tanah menjadi gembur. Penanaman Penanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) sistem baris dan (2) sistem bedeng). Sistem bedeng diterapkan untuk menghindari genangan air. Bedeng dibuat selebar 120-200 cm, tinggi 30 cm dan jarak antar bedeng 30 40 cm (PCARR, 1980). Penanaman dapat pula dilakukan dalam bentuk petakanpetakan yang hamparannya agak luas. Disekelilingnya dilengkapi dengan saluran drainase, parit-parit pembuangan air sehingga tidak terjadi genangan air. Pada bedengan dibuat lubang tanam untuk menanam benih yang telah ditunaskan cara ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi. 4

A. Sistem Bedengan 30 cm B. Sistem Petakan 120-200cm parit Lubang tanam 30 40 cm Lubang tanam Gambar 4. Cara mempersiapkan lahan dalam bentuk bedengan (atas) dan petakan (bawah) Temu mangga pertumbuhannya akan lebih baik bila ditanam di bawah kondisi sedikit ternaungi. Waktu tanam yang tepat adalah pada awal musim hujan. Jarak tanam yang digunakan bila menggunakan sistem bedengan 25-40 cm x 50 cm, sedangkan bila menggunakan larikan, dalam baris 25 cm dan antar baris 45-65 cm. Benih ditanam dengan kedalaman 7,5-10 cm, kemudian ditutup dengan tanah. Mulsa digunakan untuk menjaga kelembaban tanah sehingga dapat mempercepat pertunasan. Hal ini tergantung kondisi tanah jika tanah mudah kering sebaiknya diberikan pada saat tanam dan bila kondisi tanah lembab (kandungan liat cukup tinggi) diberikan 2 bulan setelahnya. Pemupukan Sebagai pupuk dasar digunakan pupuk kandang berkisar 10-25 ton/ha, diberikan 1-2 minggu sebelum tanam. Pupuk buatan; 200-400 kg Urea/ha dengan 2 kali pemberian yaitu pada 1 dan 3 bulan setelah tanam, 100-150 kg SP-36/ha dan 80-100 kg KCl/ha tergantung lokasi dan kondisi kesuburan tanah (Santoso, et al., 1989). Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan meliputi; penyiraman, penyiangan, perbaikan drainase, penyulaman, pembumbunan serta pemberantasan hama dan penyakit. Penyiraman Penyiraman dilakukan apabila kondisi tanah menunjukkan keadaan kering terutama pada pertumbuhan awal hingga 3 bulan setelah benih ditanam di lapang. Penyiangan Penyiangan dilakukan sesuai dengan kebutuhan, dan dijaga jangan sampai mengganggu perakaran tanaman terutama pada pertanaman muda yaitu hingga berumur 3-4 bulan. Perbaikan saluran drainase Saluran drainase merupakan hal yang penting, karena apabila kurang baik berakibat terjadi genangan air di pertanaman dan dapat menyebabkan pembusukan rimpang. Hal ini perlu dilakukan apabila antar bedengan atau petakan terdapat tumpukan tanah. 5

Penyulaman Penyulaman dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati atau tidak tumbuh dengan menggunakan benih cadangan, dilakukan pada saat tanaman berumur 3-4 minggu. Tujuannya agar diperoleh tanaman dengan pertumbuhan seragam dan saat panen dapat dilakukan bersamaan dan populasi tanaman tetap sama. Pembumbunan Pembumbunan dilakukan setelah terbentuk rumpun, dengan maksud agar rimpang selalu tertutup tanah (tidak ada bagian rimpang yang nampak di atas permukaan tanah) dan menjaga drainase tanah sekitar bedengan/ guludan agar tidak tergenang. Pemberantasan hama penyakit Beberapa penyakit yang ditemukan pada pertanaman temu mangga adalah penyakit layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) dan bercak daun, namun tingkat serangan dan penyebarannya di lapang masih jarang ditemukan (belum mengkhawatirkan seperti pada jahe). Tanaman yang terserang penyakit layu bakteri sebaiknya dicabut dan dimusnahkan atau dibakar, agar tidak menular ke pertanaman sekitarnya. Sedangkan hama utama adalah ulat daun. Gejala serangan hama ini terlihat pada daun muda ataupun tua, daun menggulung, permukaan daun akan berlubang-lubang apabila tidak dikendalikan daun akan habis. Akibat serangan hama ini memang dapat menurunkan produksi. Cara penanggulangan hama ulat daun ini tergantung tingkat serangan, terdapat dua cara penanggulangannya yaitu; Apabila belum meluas (belum banyak) dapat dilakukan secara alami dengan mengambil ulat tersebut. Apabila serangan telah meluas disemprot dengan insektisida. Jika ulat daun terlihat jelas maka menggunakan insektisida kontak tetapi apabila ulat daun tidak terlihat jelas maka menggunakan insektisida sistemik. Panen Waktu panen rimpang tergantung dari asal benih rimpang apabila: a. Benih berasal dari rimpang induk Untuk dijadikan benih sebaiknya rimpang berasal dari tanaman yang telah cukup tua umurnya ditandai dengan menguningnya daun biasanya berumur 8-12 bulan, dari induk rimpang cukup baik untuk dijadikan benih. b. Benih berasal dari rimpang cabang Sebaiknya dari penanaman yang dipanen umur 20-24 bulan. Tanaman yang telah menguning daunnya tidak langsung dipanen, tapi dibiarkan tumbuh kembali. Setelah mengalami pengguguran daun yang kedua tanaman baru dipanen. Cara panen yang baik adalah dengan menggunakan garpu agar rimpang tidak rusak. Rimpang dibersihkan dari tanah dan akar setelah 6

dikeringkan beberapa hari. Walaupun umur panen sudah memenuhi persyaratan namun masih ada bagian yang terlalu muda dan tidak baik untuk dijadikan benih yaitu bagian rimpang dari pertumbuhan terakhir. Hal ini dapat dikenali dari rimpang yang sudah mengalami penyimpanan, ditandai dengan berkerutnya kulit rimpang. Prosesing benih Cara penyimpanan Cara penyimpanan yang dianjurkan adalah dengan menghampar benih pada tempat terbuka sedemikian rupa, sehingga hanya kulit rimpang yang menjadi kering tetapi bagian dalam rimpang tetap baik. Tempat penyimpanan yang baik untuk jumlah banyak adalah di atas rak bambu atau kayu, peti kayu yang tidak rapat atau keranjang bambu atau dibungkus karung. Dalam kondisi itu bibit akan berada dalam kondisi kering. Apabila digunakan karung jangan diisi penuh dan terbuka ujung atasnya, dapat pula dihamparkan dalam ruang berkondidi baik tetapi timbunan rimpang tidak melebihi tebal ± 50 cm. Kondisi yang cukup baik adalah suatu ruangan dengan syarat-syarat antara lain : 1. Sirkulasi udara baik melalui ventilasi yang cukup. 2. Kelembaban udara rendah. 3. Cukup cahaya dalam ruangan 4. Tidak bocor. 5. Dalam penyimpanan ini baik juga diberi perlakuan abu dapur (ditaburi) setelah kulit rimpang nampak kering. Dengan cara ini maka dapat dihindari tumbuhnya jamur atau kapang. Standar mutu benih Standar mutu benih temu mangga yaitu dari hasil panen tua yang telah berumur 8 12 bulan. Rimpang yang sudah tua dan dapat digunakan untuk benih ditandai dengan : 1. kandungan seratnya tinggi dan kasar 2. kandungan patinya tinggi 3. kulit licin dan keras, tidak mudah mengelupas 4. warna kulit mengkilap menampakkan tanda bernas. DAFTAR PUSTAKA Balittro, 1990. Laporan penelitian perakitan teknologi tepat guna tanaman temu-temuan menunjang intensifikasi tanaman obat di Jawa Tengah Balittro-ARM. 36 hal. Bautista, O.K. and H.B. Aycardo, 1979. Ginger. Its production, handling processing and marketing with emphasis on export.dept. of Hortic. College of Agric. UPLB, Los Banos, Phillipines. 80 p. Efendi, D.S, dan Emmyzar, 1997. Pemeliharaan tanaman. Jahe. Monograf. Balittro (3) : 84-91. Darwis, S.N., M.Indo, dan S. Hasiyah, 1991. Tumbuhan obat famili Zingiberaceae. Seri Pengembangan Puslitbangtri. 17 : 53-59. 7

Hernani dan Sintha Suhirman, 2001. Diversifikasi hasil tanaman temu mangga (Curcuma mangga Val.). Tidak dipublikasikan. 12 hal. Ibrahim bin Jantan, A.S. Ahmad, N.A.M. Ali, A.R. Ahmad dan H. Ibrahim, 1999. Chemical composition of the rhizome oils of four Curcuma species from Malaysia. J.Essent.Oil.Res. 11 : 719-723. PCCR, 1980. The Phillipines recommends for ginger. Phillipines council for agric and resources research. Los Banos. Phillipines. Purseglove, J.W., E.G. Brown, C.L. Green, and S.R.J. Robins, 1981. Spices. Vol. 2. Longman, New York. 813pp. Rukmana, R., 1994. Temulawak. Tanaman Rempah dan Obat. Penerbit Kanisius. Sait, S. dan E.H.Lubis, 1989. Pengaruh umur tanaman terhadap komposisi minyak Curcuma mangga Val. Warta IHP. 6 (2) : 24-26. Santoso, D., A.Barus dan Sudiarto, 1989. Pengaruh dosis pemupukan N dan K terhadap pertumbuhan dan produksi jahe. Makalah pada Simposium I. Hasil Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, 25-27 Juli 1989. Sudiarto, K.Mulya, Gusmaini, H. Muhammad, N. Maslahah dan Emmyzar, 1998. Studi peranan bahan organik dan pola tanam organik farming untuk kesehatan dan produktivitas jahe. Lap.Tek Balittro 1997/1998 : 51-58. Wong, K.C., T.C. Chong and S.G. Chee, 1999. Essential of Curcuma mangga Val. and Zijp Rhizomes. J.Essent.Oil.Res. dalam Hernani dan Sintha Suhirman. Diversifikasi hasil tanaman temu mangga (Curcuma mangga Val.). Tidak dipublikasikan. 12 hal. 8