PERBEDAAN WORK ENGAGEMENT KARYAWAN USAHA DAGANG DITINJAU DARI POWER DISTANCE. Fitri Rezeki STIE AKA Semarang ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN mulai dari tanggal 18 Mei sampai tanggal 8 Juni 2013 di SMP. Muhammadiyah Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TABEL I DATA HASIL PENELITIAN

PENGARUH INTERNAL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KETERIKATAN KARYAWAN PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR FIKA FAUZIATI

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Desain. TABEL III.1 PRETEST-POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup. Kelompok Pretes Perlakuan Postes.

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

No. Kode Nilai No. Kode Nilai 1 E K E K E K E K E K E K-06 36

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 25 Januari tahun ajaran 2013/2014 di SMA IT Mutiara Duri yang

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang dilakukan di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta. Kuesioner yang

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 4-1. Histogram X3

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN GENERAL MANAGER (GM) DENGAN PERILAKU KERJA KARYAWAN DI HOTEL BUMIMINANG PADANG SRIANDANI PASARIBU

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk pengujian validitas tes angket pada penelitian ini dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

BAB IV HASIL PENELITIAN. meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, lama bekerja. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRACT... iv. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GRAFIK...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. (Edisi keempat 2009, edisi pertama cetakan pertama 2000). Yogyakarta: Gadjah Mada University

PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci : insentif, kepuasan kerja, komitmen organisasional dan motivasi kerja. ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang dioleh

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sebelum hasil penelitian disajikan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai

KOMPETENSI APOTEKER DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI DIREKTUR RUMAH SAKIT

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB I PENDAHULUAN. penanganan terhadap kualitas Sumberdaya Manusia, khususnya pada. tingkatan organisasi. Sumberdaya Manusia yang besar apabila dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang akan memperoleh pengajaran dengan metode resitasi dalam

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

HUBUNGAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT. STUDIO CILAKI EMPAT LIMA

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu desain penelitian yang

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

KETERLIBATAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA UNTUK PENINGKATAN PELAYANAN PADA POLITEKNIK LP3I JAKRTA KAMPUS BEKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah

BAB 4 HASIL PENELITIAN

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PG. Kebon Agung Malang)

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

PENGARUH KOMPENSASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SEMANGAT BARU JAYA

HUBUNGAN ANTARA SELF DETERMINATION DENGAN KETERIKATAN KERJA (WORK ENGAGEMENT) PADA KARYAWAN PT JAPFA COMFEED INDONESIA CABANG SIDOARJO

Transkripsi:

PERBEDAAN WORK ENGAGEMENT KARYAWAN USAHA DAGANG DITINJAU DARI POWER DISTANCE Fitri Rezeki pipit.fitrir@gmail.com STIE AKA Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan work engagement karyawan usaha dagang antara yang bekerja pada usaha dagang yang highpower distance dan lowpower distance. Supaya perhitungan perbedaan menjadi lebih kredibel, maka variabel usia karyawan perlu dikontrol. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif komparatif dengan jumlah sampel 249 orang karyawan usaha dagang di provinsi Jawa Tengah. Data dikumpulkan dengan angket dan studi dokumenter, kemudian dianalisis dengan ANACOVA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan work engagement karyawan kedua kelompok, di mana karyawan yang bekerja pada usaha dagang lowpower distance memiliki work engagement yang lebih baik. Dengan demikian, disarankan kepada pemilik usaha dagang untuk membangun budaya lowpower distance jika ingin meningkatkan work engagement karyawannya. Kata Kunci: Work Engagement, Power Distance, Usia Info Artikel Diterima : 3 November 2017 Disetujui : 1 Desember 2017 Dipublikasikan : 5 Februari 2018 PENDAHULUAN Jawa Tengah merupakan provinsi terbesar ketiga di Indonesia dalam hal jumlah penduduk. Jumlah penduduk tahun 2013 sebesar 33.264.339, di bawah Jawa Barat dan Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, lebih dari separuh penduduk merupakan angkatan kerja. Sedangkan, sebagian besar angkatan kerja berstatus bekerja. Secara detail, jumlah penduduk, banyaknya angkatan kerja, dan banyaknya angkatan kerja yang berstatus bekerja ditunjukkan dalam tabel 1 berikut. Tabel 1. Jumlah Penduduk, Jumlah Angkatan Kerja, Jumlah Angkatan Kerja yang Berstatus Bekerja di Jawa Tengah Tahun 2009-2013 Berikut Proporsinya Thn Jml Penduduk Angk Kerja Proporsi ThdJml Penduduk Bekerja Proporsi ThdAngk Kerja 2013 33.264.339 16.986.776 51,06% 15.964.048 93,97% 2012 33.270.207 17.095.031 51,38% 16.132.890 94,37% 2011 32.643.612 16.918.797 51,82% 15.916.135 94,07% 2010 32.382.657 16.856.330 52,05% 15.809.447 93,78% 2009 32.864.563 17.087.649 51,99% 15.835.382 92,67% Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, 2014 Angkatan kerja yang berstatus bekerja menempati berbagai sektor pekerjaan, yang salah satunya adalah sektor perdagangan. Di Jawa Tengah, sektor perdagangan menjadi sektor yang strategis dalam kaitannya dengan ketenagakerjaan. Dalam 5 tahun terakhir, lebih dari seperlima angkatan kerja bekerja pada sektor perdagangan. Tabel 2 berikut merupakan rinciannya.

Tabel 2. Proporsi Angkatan Kerja yang Bekerja Pada Sektor Perdagangan di Jawa Tengah Tahun 2009-2013 Tahun Angkatan Kerja Bekerja Pada Sektor Persentase Berstatus Bekerja Perdagangan 2013 15.964.048 3.585.596 22,46% 2012 16.132.890 3.447.147 21,36% 2011 15.916.135 3.402.091 21,37% 2010 15.809.447 3.388.450 21,43% 2009 15.835.382 3.462.071 21,86% Sumber: Jawa Tengah Dalam Angka, 2014 Berdasarkan data-data tersebut, tampak bahwa sektor perdagangan merupakan sektor yang cukup strategis dalam menopang perekonomian Jawa Tengah. Meski demikian, hingga kini belum banyak penelitian mengenai SDM perdagangan yang dilakukan. Guna memulai bahasan ini, secara berturut-turut terlebih dahulu perlu dikaji konsep perdagangan secara umum, organisasi perdagangan, dan akhirnya mengarah pada SDM dalam organisasi perdagangan. Sebagai orientasi utama dalam usaha dagang, tingkat penjualan barang perlu didukung dengan peran karyawan yang baik. Karyawan perusahaan dagang, khususnya bagian penjualan bertugas melayani pembeli yang datang. Terkhusus dalam perusahaan dagang berskala kecil, selain memberikan pelayanan yang baik pada pelanggan, karyawan juga bertugas mencari barang yang diinginkan pelanggan di gudang atau tempat penyimpanan, melakukan pencatatan, mengidentifikasi stok barang dagangan, serta berkomunikasi dengan pemilik perusahaan dalam hal laporan penjualan dan stok barang kepada pemilik. Dengan demikian, selain kualitas layanan, terdapat tugas-tugas lain dalam diri karyawan yang berpengaruh pada tingkat penjualan perusahaan. Meskipun layanan terhadap pelanggan baik, namun ketika karyawan tidak dapat menemukan barang dagangan yang disimpan, maka tingkat penjualan juga tidak setinggi harapan. Terkait dengan kualitas karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, salah satu konsep yang dapat menjadi ukuran adalah work engagement. Engagement sering dikonotasikan sebagai keterlibatan (involvement), komitmen (commitment), semangat (passion), antusiasme (enthusiasm), keintiman/kemesraan/keasyikan (absorption), fokus pada usaha (focusedeffort), dan energi (energy)(baker dan Leiter, 2010:11). Berdasarkan daftar konotasi tersebut, tampak bahwa engagement merupakan satu konsep yang luas, dan memuat konotasi-konotasi tersebut. Menurut Gill (2001:694), work engagement has received increas edattention over time. Pendapat tersebut menekankan bahwa engagement sangat berhubungan dengan waktu untuk kerja. Seseorang yang rela bekerja lebih dari waktu normal (over time) dianggap memiliki engagement yang tinggi. Work engement is positively associated with various job resources, such as social support, performance feedback, job autonomy, coaching, and task varriety (Naswall, Hellgren, Sverke, 2010:396). Hal ini berarti bahwa work engagement berhubungan positif dengan dukungan sosial, umpan balik kinerja, otonomi pekerjaan, pembinaan, dan tugas yang berbeda. Work engagement is also diferent from job involvement and commitment. Work engagement differs from workaholism (Lu, Samaratunge, Hartel, 2015:59). Disini dijelaskan bahwa work engagement berbeda dengan jobinvolvement dan komitmen. Selain itu, engagement juga berbeda dengan workaholik atau gila kerja. Berdasarkan berbagai penjelasan tersebut, tampak bahwa secara psikologis, work engagement merupakan konsep yang lebih halus jika dibandingkan dengan kinerja. Jika kinerja hanya berorientasi pada output yang dihasilkan, tanpa memertimbangkan psikologis karyawan, maka engagement tidak

hanya mengkaji output saja, namun juga proses mengenai bagaimana karyawan menghasilkan output tersebut. Dengan kata lain, kinerja hanya menjadi tujuan perusahaan saja, dengan mengesampingkan tujuan karyawan. Sedangkan engagement memuat tujuan perusahaan dan tujuan karyawan itu sendiri (yaitu bekerja sesuai yang diinginkan). Berdasarkan grandtour yang dilaksanakan di 5 usaha dagang pada 5 kabupaten dan kota di Jawa Tengah, ditemukan bahwa karyawan memiliki engagement yang rendah kepada toko atau perusahaannya. Grand tour ini dilaksanakan dengan teknik wawancara terbuka, di mana instrumen pedoman wawancara disusun dari konotasi engagement yang dikemukakan oleh Baker dan Leiter. Terdapat 3 poin utama yang menjadi indikator sementara dari engagement, yaitu keikhlasan bekerja, semangat kerja, dan rasa memiliki. Guna mengatasi rendahnya work engagement karyawan, diperlukan studi mengenai faktor penyebabnya.penelitian ini membatasi diri pada adanya power distance yang tinggi sebagai penyebab rendahnya work engagement karyawan. Penjelasan mengenai hal ini tertulis pada penjabaran berikut. Menurut Hofstede, terdapat 2 model power distance, yaitu high power distance (jarak kekuasaan yang tinggi), dan low power distance (jarak kekuasaan yang rendah).power distance merupakan konsep yang merefleksikan derajat di mana sebuah kebudayaan meyakini bagaimana kekuasaan organisasi maupun kekuasaan institusi didistribusikan secara seimbang, juga bagaimana pandangan para pemegang kekuasaan (power holders) terhadap pengambilan keputusan (apakah menantang atau menerima) (Liliweri, 2007:131). Jadi pemegang kekuasaan mampu mempengaruhi perilaku orang lain untuk menerima keputusannya. Menurut Landy dan Conte, power distance berkaitan dengan keadilan (fairness) (Landy, Conte, 2010:503).Definisi tersebut menggambarkan keadaan dimana kedua belah pihak merasa sama derajatnya atau tidak sama antara satu sama lain. Oleh karena itu, wajar jika Lam, Schaubroeck, dan Aryee menyatakan bahwa individuals from low power distance cultures are more likely to see violation softrust than their counter parts in high power distance culture (Lam, Schaubroeck, dan Aryee, 2002:1-18). Berdasarkan berbagai definisi power distance yang telah dikemukakan, konstruk yang diadabtasi dalam penelitian ini adalah definisi power distance yang dikemukakan oleh Hofstede sebagai pencetus utama konsep ini (sebagai bagian dari budaya organisasi). Dengan demikian, power distance didefinisikan secara konseptual sebagai akses kekuasaan pada anggota yang tidak berkuasa dalam institusi/organisasi dan menerima bahwa kekuasaan terdistribusi merata. Terkait dengan ciri-ciri jarak kekuasaan dari sebuah organisasi, terdapat berbagai versi yang menjelaskan. Menurut Aswathappa, high power distance countries have norm, values and beliefs, such as: 1. Inequality is fundamentally good 2. Everyone has a place; some are high, some are low 3. Most people should be dependent on a leader 4. The powerfull are entitled to privileges 5. The powerfull should not hide their power(aswathappa, 2010:208) Dari penjelasan diatas tampak bahwa organisasi dengan jarak kekuasaan yang tinggi (highpower distance) memiliki ciri-ciri seperti: ketimpangan yang tinggi, setiap karyawan memiliki kedudukan (sebagian tinggi, sebagian rendah), pemimpin lebih dominan, dan yang kuat adalah yang memiliki posisi tertinggi. Usia merupakan faktor yang dapat merusak pola pengaruh jarak kekuasaan terhadap engagement karyawan. Oleh karena itu, usia karyawan perlu dikontrol supaya tidak memberikan efek destruktif. Robbins menyatakan bahwa, semakin tua usia pegawai, makin tinggi komitmennya terhadap organisasi karena kesempatan individu untuk mendapatkan pekerjaan lain menjadi lebih terbatas sejalan dengan meningkatnya usia (Robbins, 2003:45-80). Keterbatasan tersebut dipihak lain

dapat meningkatkan persepsi yang lebih positif mengenai atasan sehingga dapat meningkatkan komitmen mereka terhadap organisasi. Komitmen dan persepsi positif yang diangkat oleh Robbins juga merupakan bagian dari engagement pegawai. Dengan demikian, simpulan yang dapat ditarik simpulan dari penyataanrobbins ini, yaitu semakin tua usia pegawai, semakin tinggi engagamentnya. Senada dengan Robbins, Suprihanto menyatakan semakin tua individu makin kecil kemungkinannya baginya untuk berhenti/keluar dari pekerjaannya (Suprihanto, dan Harsiwi, 2003:21-54). Secara logis, semakin tua seseorang, maka semakin sedikit alternatif kesempatan kerja. Selain itu semakin tua seseorang individu, berati masa jabatan mereka juga sudah panjang. Terkait dengan panjangnya masa kerja, maka perusahaan cenderung memberikan kompensasi yang relatif baik berupa gaji yang relatif tinggi, paket wisata/cuti yang menarik, paket pensiun yang baik, dan fasilitas-fasilitas lainnya. Banyak orang percaya bahwa produktivitas akan menurun seiring dengan bertambahnya usia karena melemahnya kekuatan yang dimiliki oleh seorang individu. Namun menurut Suprihanto, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara usia dan kinerja karyawan. Konsep yang diangkat oleh Suprihanto ini merujuk pada loyalitas pegawai, yang juga merupakan bagian dari engagement. Berdasarkan dua kajian pustaka tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tua pegawai, maka semakin tinggi engagement pegawai. Dengan demikian, faktor usia dapat merusak pola pengaruh jarak kekuasaan terhadap engagement. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan work engagement karyawan antara yang bekerja di organisasi highpower distance dan lowpower distance dengan mengontrol usia karyawan. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif komparatif expostfacto. Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa angka-angka. Data dari sebuah kelompok karyawan yang diteliti akan dibandingkan dengan data dari kelompok karyawan yang lain, sehingga menempatkan penelitian ini sebagai penelitian komparatif. Sedangkan data yang dikumpulkan adalah data yang sifatnya apa adanya, tanpa ada manipulasi atau tindakan yang mengarahkan data pada nilai-nilai tertentu, sehingga penelitian ini adalah penelitian expostfacto. Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan yang bekerja sebagai karyawan Usaha Dagang di Jawa Tengah. Karena jumlah populasi (dalam hal ini karyawan) cukup banyak, dan setiap saat dapat berubah (akibat tingginya turn over karyawan), maka sampel dari penelitian ini ditentukan minimal sebesar 100 orang untuk setiap kelompok karyawan, dengan demikian, terdapat 200 orang karyawan yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu karyawan yang bekerja pada kondisi highpower distance dan lowpower distance. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data jarak kekuasaan dalam usaha dagang, data usia karyawan, dan data engagement karyawan. Keempat data tersebut akan dikumpulkan dengan teknik yang berbeda-beda sebagai berikut: 1. Data jarak kekuasaan dalam usaha dagang akan dikumpulkan dengan angket yang akan diisi oleh karyawan usaha dagang. Pengembangan angket Power Distance Index yang dikembangkan langsung oleh Hofstede. Indikator yang dikembangkan adalah luasan geografis, besaran populasi, dan tingkat kesejahteraan. 2. Data engagement akan dikumpulkan dengan angket yang akan diisi oleh karyawan usaha dagang. Indikator yang digunakan untuk mengembangkan instrumen adalah kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berhubungan dengan orang lain, inovasi, ekspektasi kerja, pertahanan kerja, menolong sesama, rekomendasi untuk perbaikan, adabtability. 3. Data usia akan dikumpulkan dengan studi dokumenter. Dokumen yang digunakan dalam mengetahui usia karyawan adalah foto copy KTP karyawan.

Berdasarkan rincian tersebut, tampak bahwa instrumen yang akan dikembangkan untuk 3 variabel, yaitu power distance, usia, dan engagement. Ketiga instrumen tersebut telah teruji validitas (dengan teknik corrected item-total correlation dengan batasan 03,) dan reliabilitasnya (dengan teknik alphacronbach pada batas 0,6) pada 30 orang karyawan di luar sampel penelitian. Analisis yang akan dilakukan meliputi analisis deskriptif, analisis uji asumsi klasik, dan analisis inferensial. Berikut rincian dari ketiga analisis tersebut. 1. Analisis deskriptif. Analisis deskriptif hanya dilakukan pada data variabel usia dan engagement saja. Terdapat beberapa hal yang akan disusun dalam analisis ini, yaitu tabel master sheet, penghitungan rata-rata, standar deviasi, serta penyajian data dalam bentuk grafik. 2. Analisis uji asumsi klasik. Data yang akan diuji asumsi klasik hanyalah data engagement. Beberapa komponen uji asumsi klasik yang akan dilakukan adalah uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas data akan dilakukan dengan teknik KolmogorovSmirnov. Sedangkan uji homogenitas data akan dilakukan dengan uji Bartlet. Tingkat kesalahan yang ditetapkan untuk kedua uji ini adalah 0,05. 3. Analisis uji hipotesis. Uji hipotesis akan dilakukan dengan teknik ANACOVA. Nilai F akan signifikan jika diterima dalam tingkat kesalahan lebih kecil dari 0,05. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Langkah yang dilakukan dimulai dari mengidentifikasi jarak kekuasaan dalam usaha dagang tersebut, sehingga usaha dagang tersebut akan masuk kedalam salah satu dari dua kelompok yang telah dijelaskan sebelumnya. Peneliti juga akan mendata jumlah karyawan yang ada dalam usaha tersebut. Hal ini dilakukan pada usaha-usaha dagang hingga setiap kelompok dari dua kelompok tersebut terdiri dari masing-masing 100 karyawan seperti target yang telah ditetapkan. Penelitian ini telah mengumpulkan data dari sebanyak 111 orang karyawan yang berada dalam kondisi lowpower distance (B1), dan 138 orang berada dalam kondisi highpower distance (B2). Kesemua karyawan memiliki usia dan tingkat engagementnya masing-masing. Data mengenai engagement kemudian diolah untuk mendapatkan hasil penelitian. Hasil penelitian mencakup hasil perhitungan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan hasil uji hipotesis penelitian. Berikut rincian ketiga hasil penelitian tersebut. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, hasil perhitungan statistik deskriptif meliputi perhitungan nilai tertinggi, nilai terendah, mean, median, modus, standar deviasi, serta penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogram. Khusus perhitungan nilai-nilai yang meliputi ukuran tendensi sentral dan dispersi tersaji dalam tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Hasil Perhitungan Tendensi Sentral dan Dispersi Data Work engagement Variabel N Max Min Mean SD Median Modus Y1 111 4.31 2.06 3.29 0.500 3.099 3.215 Y2 138 4.13 2.06 2.97 0.418 3.075 3.14 Meski terdapat perbedaan rata-rata work engagement karyawan pada setiap kelompok power distance, nilai-nilai tersebut perlu diuji guna mengetahui signifikansi perbedaan. Untuk itulah perhitungan uji hipotesis diperlukan guna menjawab hal ini. Berdasarkan rancangan penelitian yang telah dilakukan, uji hipotesis perlu didahului dengan uji asumsi klasik. Hipotesis dapat diuji dengan statistik parametrik jika data memenuhi berbagai asumsi yang ditetapkan.uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi normalitas, dan homogenitas. Berikut ini merupakan sajian dari ketiga perhitungan uji asumsi klasik tersebut.

Uji normalitas data dilakukan dengan teknik levene. Secara teknis, uji-l bertujuan untuk menemukan L hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan L tabel. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, ditemukan bahwa kesemua kelompok karyawan memiliki L hitung yang lebih kecil dibandingkan dengan L tabel. Pada kelompok Y1, ditemukan bahwa L hitung bernilai 0,069 dan L tabel 0,084. Sedangkan pada kelompok Y2, ditemukan L hitung 0,069 dan L tabel 0,075. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesemua data terdistribusi secara normal. Oleh karena itu, supaya dapat diketahui kelayakan data untuk diuji hipotesis secara parametrik, perlu dilakukan uji asumsi klasik yang lain, yaitu homogenitas dan kesetaraan garis regresi. Homogenitas data dilakukan dengan teknik uji Bartlett. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh Chi Kuadrat hitung sebesar 1,62. Nilai tersebut perlu dibandingkan dengan Chi Kuadrat tabel yang bernilai 3,84. Akibat Chi kuadrat hitung lebih kecil dibandingkan Chi Kuadrat tabel maka disimpulkan bahwa data cenderung homogen atau memenuhi syarat homogenitas. Berdasarkan perhitungan tersebut, tampak bahwa data memenuhi syarat normalitas dan homogenitas, sehingga layak diuji secara parametrik dengan teknik ANACOVA. Selanjutnya dilakukan perhitungan uji hipotesis dengan hasil seperti tabel 4 berikut. Tabel 4. Perbandingan F Hitung dengan F Tabel Sumber Varians Dk JK Yres RJK F hitung F tabel (0,05) H 0 Y1 dan Y2 1 5.844 5.844 30.146 3.880 Tolak Berdasarkan tabel 4, tampak bahwa F hitung bernilai 30,146 yang lebih besar dibandingkan F tabel pada tingkat kesalahan 0,05 sebesar 3,880 yang berarti H0 ditolak. Dengan demikian, disimpulkan bahwa terdapat perbedaan work engagement karyawan antara yang bekerja pada kondisi highpower distance dan lowpower distance setelah mengontrol usia karyawan. Pengaruh power distance terhadap work engagement lebih dijelaskan oleh teori dari Hofstede (dalam Claes, McMahon dan Preston, 2008). Menurut kajian terhadap teori Hofstede, power distance dapat mempengaruhi work engagement karyawan, sehingga temuan penelitian ini mengkonfirmasi teori tersebut. Pengaruh utama secara jelas menyebutkan bahwa terdapat pengaruh power distance terhadap work engagement karyawan setelah mengontrol usia. Power distance yang terbukti dapat meningkatkan work engagement karyawan adalah lowpower distance. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian dari Heni (2011) yang menyatakan bahwa power distance perlu dikurangi. Dengan adanya kepercayaan yang baik dan cenderung langsung dari atasan pada karyawan, maka karyawan akan merasa lebih nyaman, dalam artian memiliki work engagement yang tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Bertolak dari rumusan masalah yang telah diajukan, dan telah diperolehnya temuan penelitian, maka dapat ditarik simpulan penelitian ini. Terdapat perbedaan work engagement karyawan berdasarkan power distance setelah mengontrol usia. Karyawan yang bekerja pada kondisi lowpower distance memiliki work engagement yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang bekerja pada kondisi highpower distance. Berdasarkan simpulan penelitian, dapat disarankan beberapa hal bagi pimpinan usaha dagang guna meningkatkan work engagement karyawan dengan cara membangun budaya yang lowpower distance dalam usahanya. Selain itu, disarankan kepada peneliti lanjut untuk mengkaji work engagement karyawan dari perspektif yang lain, selain power distance.

DAFTAR PUSTAKA Aswathappa K. 2010. International Bussiness. New Delhi: Tata McGraw Hill Baker, B. A., Leiter, P. M. 2010. Work engagement: A Handbook of Essential Theory and Research. New York : Psychology Press, 2010 Claes, T., McMahon, F., Preston S. D. 2008. Educationand Leadership. Amsterdam: Radopi. Gill, S. D. 2001. Employee selection and work engagement: do recruitment and selection practices influence work engagement? Kansas State University Press Heni, Y. 2011. Improving Our Safety Culture. Cara Cerdas Membangun Budaya Keselamatan yang Kokoh. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Lam, S. K. S., Schaubroeck, J., Aryee, S. Relationship Between Organizational Justice and Employee Work Outcomes: A Cross-National Study, Journal of Organizational Behavior, Vol. 23 (1), 2002, hh. 1-18. Landy, J. F., Conte, M. J. 2010. Work in The 21st Century. An Introduction to Industrial and Organizational Psychology. Hoboken: Wiley-Blackwell Liliweri, A. 2007. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar budaya. Bantul: LkiS. Lu, Y., Samaratunge, R., Hartel, C. 2015. Skilled Migration, Expectation and Reality: Chinese Professionals and the loballabour market. Burlington: Gower Publishing. Naswall, K., Hellgren, J., Sverke, M.2010. The Individual in the Changing Working London: Cambridge University Press. Robbins, S. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks. Suprihanto, J., Harsiwi, P. H. 2003. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara.