KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:



dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KARAKTERISTIK SISWA

Belajar yang Efektif dan Kreatif

BAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Universitas Negeri Malang

MODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB II KAJIAN TEORITIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA

Kelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko

Available online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

KUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

LAMPIRAN A. Angket Penelitian

BAB II GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan

This study entitled "Analysis of Student Learning Styles And Regular Featured In SMP N 2 Bangkinang"

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin disibel yang

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP YAPIS MANOKWARI

DASAR PSIKOLOGIS dalam PEMBELAJARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

STUDI GAYA BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UM MATARAM PADA MATA KULIAH ELEKTRONIKA DASAR I TAHUN AKADEMIK 2015/2016

PERBEDAAN TINGKAT PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

Desain dan Pengembangan Pelatihan

individu dengan lingkungannya (Sugihartono, 2007: 74).

PEMETAAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL ANALISIS REAL 2 DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

FORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)

Landasan Pendidikan. Pengantar. Landasan Pendidikan. Afid Burhanuddin 1. Afid Burhanuddin

BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: VB SD Bonggalan sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. pergantian dari suatu stimulus kepada yang lain (Djiwandono,2002:29). Proses

II. TINJAUAN PUSTAKA

Hukum Perkembangan. Mahasiswa mampu mendeskripsikan hukum hukum perkembangan. Indikator. tempo perkembangan. masa peka.

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Visual

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. (Udin S. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN POLA BERMAIN SISWA SD KELAS V SE-GUGUS V UPTD PAUD DAN DIKDAS KECAMATAN LENDAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB IV ANALISIS IMPLIKASI METODE CANTOL ROUDHOH TERHADAP KEMAMPUAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS ANAK DI LEMBAGA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH ROUDHOH

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN. 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

Pokok Bahasan 9 INTELIGENSI. Psikologi Umum By Hiryanto, M.si.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat

TINJAUAN MATA KULIAH...

JUDUL : Pembelajaran Dengan Multimedia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. satu variabel dengan variabel lain dan apabila ada hubungan, berapa eratnya

GAYA BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI TAHUN PERTAMA DI JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNP

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

PROFIL PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI SISWA MTs DITINJAU DARI PERBEDAAN GAYA BELAJAR DAN PERBEDAAN GENDER

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif STAD Berdasarkan Pengelompokan Gaya Belajar pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Makassar

BAKAT & INTELEGENSI. 2 Kemampuan Mental. Individual Differences

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA. Jeanete Ophilia Papilaya, Neleke Huliselan. Abstract. Abstrak

BERPIKIR & INTELIGENSI

GAYA BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA KEPULAUAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH PRATIWI KARZA F

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

Psikologi Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun.

BAB 2 LANDASAN TEORI

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS ESA UNGGUL

SELAMAT DATANG MAHASISWA BARU JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS. Cerdas Amanah Kreatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

LAMPIRAN 1 PROFIL SISWA KELAS X SMA KRISTEN PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian, didapat kesimpulan

Perkembangan Tingkah Laku Anak Didik Achmad Paturisi * Kata kunci: tingkah laku, anak didik, hukum, faktor, perkembangan.

PERKEMBANGAN INDIVIDU I. Dra. Aas Saomah, M.Si

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dari beberapa definisi tersebut maka pembelajaran bahasa Indonesia dapat disimpulkan sebagai sebuah pembelajaran yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu : keterampilan

Transkripsi:

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU AWAL SISWA Dina Amelia 702011094 Mario da Costa 702011901 A. ANALISIS PEMBELAJARAN Analisis pembelajaran adalah: langkah awal yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari: 1) Analisis kebutuhan pembelajaran, 2) menentukan tujuan pembelajaran, 3) memilih dan mengembangan bahan ajar. 4) memilih media dan sumber belajar yang relevan. 5) memilih dan merencanakan sistem evaluasi dan tindak-lanjut. Tahapan ini dilakukan terutama untuk menentukan tujuan pembelajaran.analisis pembelajaran dilakukan dengan menganalisis tuntutan dan kebutuhan belajar siswa yang sangat beragam.keberagaman itu perlu diakomodasi dalam pembelajaran, sebab tindakan penyeragaman terhadap siswa yang realitasnya beragam, bukanlah tindakan yang bijak dan proporsional. 1. IDENTIFIKASI PERILAKU DAN KARAKTERISTIK SISWA Identifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa adalah salah satu upaya para guru yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan dan kepentingan peserta didik, berkaitan dengan suatu program pembelajaran tertentu. Tahapan ini dipandang begitu perlu mengingat banyak pertimbangan seperti; peserta didik, perkembangan sosial, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kepentingan program pendidikan/ pembelajaran tertentu yang akan diikuti peserta didik.

Identifkasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik bertujuan: a) Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan serta karakteristik awal siswa sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu. b) Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta kecenderungan peserta didik berkaitan dengan pemilihan program-program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka. c) Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik. 2. Landasan Dasar. Identifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik perlu dilakukan berdasarkan landasan teoretik dan landasan yuridis sebagai berkut. pertama Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan bahwa pengembangan pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan; tuntutan, bakat, minat, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik. kedua secara teoretik peserta didik berbeda dalam banyak hal yakni; perbedaan fitrah individual, disamping perbedaan latar belakang keluarga, sosial, budaya, ekonomi, dan sebagainya. Teori Kecerdasan ganda (Multiple Intelligences), dari Gardnerd, yang menyatakan bahwa sejak lahir manusia memiliki jendela kecerdasan yang banyak. Ada delapan jendela kecerdasan menurut Gardnerd pada setiap individu yang lahir, dan kesemuanya itu berpotensi untuk dikembangkan. Namun dalam perkembangan dan pertumbuhannya individu hanya mampu paling banyak empat macam saja dari ke delapan jenis kecerdasan yang dimilikinya. Dengan teori ini maka terjadi pergeseran paradigm psikologis hierarkhis menjadi pandangan psikologis diametral. Tidak ada individu yang cerdas, bodoh, sedang, genious, dan sebagainya, yang ada kavling kecerdasan yang berbeda. 3. Penerapan Identifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Siswa Identifikasi perilaku peserta didik dilakukan dengan memberikan pree-testing yakni tes awal yang dilakukan sebelum dimulai pembelajaran, yang dimaksudkan untuk menguji entrybehavior (kemampuan awal) peserta didik berkenaan dengan tujuan pembelajaran tertentu yang harus dikuasai peserta didik. Identifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa juga dilakukan berkenaan dengan program pembelajaran sebuah mata pelajaran atau sebuah lembaga pendidikan tertentu.

4. KALASIFIKASI KARAKTERISTIK SISWA Pribadi dan lingkungan Umur, Jenis kelamin, Keadaan ekonomi orang tua, Kemampuan pra sekolah, Lingkungan tempat tinggal Psikis Tingkat Kecerdasan, Perkembangan jiwa anak, Modalitas belajar, Motivasi, Bakat dan minat 5. KALASIFIKASI KARAKTERISTIK SISWA BERDASARKAN POTENSI Aliran yang berkaitan dengan potensi manusia menerima pendidikan 1. Nativisme Arthur Schopenhour dari Jerman (1788-1860) anak yang baru lahir membawa bakat kesanggupan dan sifat-sifat tertentu 2. Empirisme Manusia itu dalam perkembangan pribadinya semata-mata ditentukan oleh dunia di luar dirinya. John Locke (1632-1704) dari Inggris dengan teorinya Tabula Rasa 3. Konvergensi William Stern (1871-1938), yang mengatakan : kemungkinan-kemungkinan yang dibawa lahir itu adalah petunjuk-petunjuk nasib dengan ruangan permainan. Dalam ruangan permainan itulah letaknya pendidikan dalam arti seluas-luasnya Klasifikasi Kecerdasan > 140 = Genius 130 139 = Sangat Pandai 120 129 = Pandai 110 119 = Di atas Normal 90 109 = Normal/Sedang 80 89 = Di bawah Normal 70 79 = Bodoh 50 69 = Feeble Minded: Moron < 49 = Feeble Monded: Imbicile/Idiot MODALITAS BELAJAR: SISWA VISUAL N : - Rapi dan teratur

- Berbicara dengan cepat - Mementingkan penampilan, baik dlm pakaian maupun presentasi - Biasanya tidak terganggu oleh keributan - Lebih suka membaca daripada dibacakan - Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telpon/kuliah - Lebih suka demonstrasi daripada berpidato - Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat, ya/tidak! - Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya - Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar, dll SISWA AUDITORIAL O : - Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja - Mudah terganggu oleh keributan - Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku saat membaca - Merasa kesulitan untuk menulis, namun hebat dalam bercerita - Lebih suka gurauan lisan daripada komik - Berbicara dalam irama terpola - Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat

- Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar - Dapat menirukan warna, irama dan nada suara, dll SISWA KINESTETIK N : - Berbicara dengan perlahan - Menanggapi perhatian fisik - Menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka - Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang - Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak - Menghafal dengan cara berjalan dan melihat - Menggunakan jari sebagai petunjuk saat membaca - Banyak menggunakan isyarat tubuh - Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar - Sulit mengingat peta kecuali jika dirinya pernah berada di tempat itu - Kemungkinan tulisannya jelek - Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama