Pengalaman Membuat dan Memasang Tanda Batas Di Taman Nasional Kepulauan Seribu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

Karamba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut

CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SURAT PERNYATAAN TIDAK MENUNTUT

3 METODOLOGI PENELITIAN

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

D O K U M E N P E N G A D A A N

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

APROKSIMASI KESALAHAN

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB VII MESIN DAN PERALATAN

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Oktober 2015 dengan tempat

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAB II METODE PERANCANGAN

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Propylene (PP), yang diolah kembali untuk dijadikan agregat pada campuran beton, dan Susanto, dkk (2012) yang meneliti foam concrete (beton busa)

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

REKAPITULASI BIAYA. JUMLAH NO. U R A I A N P E K E R J A A N HARGA (Rupiah)

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota

3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar

POMPA TALI 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN SINGKAT 3. BAHAN 4. PERALATAN

BAB V PONDASI TELAPAK

PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

BAB IV KENDALA YANG DIALAMI SELAMA PROSES PERANCANGAN PANEL DINDING RINGAN BERBAHAN BOTOL PLASTIK

Dosen Pembimbing : Sutarsis,ST,M.Sc.Eng. Oleh : Sumantri Nur Rachman

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIRO SARANA DAN PRASARANA. Pengadaan Tutup Kepala TA. 2015

BAB IV METODE PENELITIAN

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Muhamadiyah 3 Bandar Lampung

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

III. METODOLOGI. menguji kadar air nilam dengan metode Bindwell-Sterling

BAB III PERANCANGAN ALAT

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

BAB IV DATA DAN ANALISIS

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

BAB IV PROSES PRODUKSI

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

III. METODOLOGI PENELITIAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di

BAB IV METODE ANALISIS

REKAPITULASI BIAYA NO URAIAN SUB TOTAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

URAIAN. Tenaga Oh Tukang 90, Oh Kepala Tukang 110, Oh Pekerja 75, Oh Mandor 120,000.

KATALOG IPA UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MEKANIKA HIDROSTATIKA DAN PANAS OPTIKA MAGNET FISIKA ALAT BIOLOGI

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

BAB III BAHAN DAN METODE

Pengadaan Tutup Kepala Biro Sarpras Polda Kep. Babel TA. 2015

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

BAB V KABEL ATAS TANAH

Teknik Pemasangan Pipa Air Minum Bawah Laut dengan Metode TT dari Pulau Tidore ke Pulau Maitara

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BALUN Bagian Pertama Oleh YC0PE Ridwan Lesmana

Lifting and moving equipment safety Session Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

6 Estimasi Biaya. 6.1 Umum. Bab 6

ANALISA HARGA SATUAN BAHAN DAN UPAH TAHUN 2009 NO. URAIAN KEGIATAN KOEFISIEN SATUAN HARGA SATUAN HARGA

Bab 6 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

MODEL PONDASI PAKU BUMI ULIR UNTUK PEKERJAAN BANGUNAN SATU LANTAI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Natar pada bulan Mei 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Cara uji berat isi beton ringan struktural

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam Usaha Kecil Menegah (UKM) mikro yang bergerak di bidang industri jasa

Transkripsi:

Pengalaman Membuat dan Memasang Tanda Batas Di Taman Nasional Kepulauan Seribu A. Pemilihan pelampung Ada beberapa bahan pelampung yang bisa dipilih, tapi alasan kami memilih drum plastik ukuran 200 liter sebagai pelampung adalah karena beberapa alasan, yaitu: Ukurannya besar, sehingga punya media yang cukup luas untuk ditulisi dengan tulisan dan karena cukup besar, jadi kami tidak perlu memasang terlalu banyak pelampung Cukup murah karena kami bisa membeli dan menggunakan drum bekas (tidak harus drum baru), dan cukup mudah diperoleh Punya visibility yang lumayan Belajar dari pengalaman pembuatan tanda batas yang pertama, maka pada pembuatan yang kedua, kami memutuskan menambahkan tanda batas dengan pelampung tambahan yang berfungsi untuk mengantisipasi ketika pelampung utama hilang, maka kita tidak akan kehilangan rangkaian tali. Pelampung tambahan yang digunakan adalah jenis AA 10 yang biasa digunakan. Pelampung tambahan 1

B. Pemilihan bahan Rangkaian tali untuk pelampung Rangkaian tali untuk pelampung biasanya terdiri dari kawat sling, rantai, kili-kili, tali tambang, dan klem. Yang harus diperhatikan dalam membuat rangkaian tali pelampung adalah jenis bahan dan proporsi panjang antara kawat sling, rantai dan tali tambang dalam tiap rangkaian pelampung karena ini sangat mempengaruhi budget dan daya pakainya. Untuk informasi, harga rantai jauh lebih mahal dibandingkan kawat sling dan tali tambang, oleh karena itu kami menggunakan rantai di tiap rangkaian hanya 5 meter, yang dipasang pada bagian paling bawah rangkaian yaitu pemberat. Untuk jenis bahan rantai, pada pembuatan pertama kami menggunakan spesifikasi besi baja ukuran 10 mm. Tapi pada pembuatan kedua bersama dengan pemuatan tanda batas zona inti III yang menggunakan dana APBN, kami memutuskan tidak menggunakan rantai dengan pertimbangan rantai akan mengalami karat dan cenderung jatuh di laut sehingga menjadi tidak efektif untuk menjaga pergerakan pelampung. Sebagai pengganti rantai, kami menggunakan tali kapal dengan ukuran 18 mm. Sedangkan untuk kawat sling, pada pembuatan pertama spesifikasi yang digunakan adalah 3/8 uk. 10 mm, tapi pada pembuatan kedua, spesifikasi bahan kawat sling yang dipilih adalah ukuran ½ inch. Kawat sling kemudian dibungkus dengan selang plastik elastic ukuran ¾ inch untuk meningkatkan daya tahannya. Dan untuk menjepit kawat sling, digunakan klem sling ukuran ½ inch. Kawat sling Kili-kili stainless steel Klem besi Tali Nylon Kenapa menggunakan tali kapal? Kami memilih menggunakan tali kapal untuk mengurangi pemakaian kawat sling pada rangkaian tali pelampung. Tali kapal yang dimaksud adalah tali yang biasa digunakan pada kapal-kapal nelayan yang sudah teruji ketahanannya. Tali kapal ini juga mudah didapat di pulau, sehingga memudahkan kami untuk membeli persediaan tambahan untuk mengantisipasi kurang panjangnya tali untuk pelampung pada saat pemasangan. 2

Tapi untuk mengantisipasi tali sengaja dipotong oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, maka tali dipasang pada kedalaman kurang lebih 5 meter setelah kawat sling. Kili-kili digunakan untuk membantu pergerakan sambungan tali terhadap pengaruh pergerakan arus/ombak. Spesifikasi kili-kili yang digunakan adalah stainless steel ukuran ½ dan 3/8. Tali yang digunakan untuk menghubungkan pelampung kecil ke rangkaian tali pelampung utama adalah tali nilon ukuran 10 mm. Pertimbangan tidak menggunakan kawat sling adalah karena ukuran kawat sling terlalu besar. Pertimbangan menggunakan tali nilon adalah meskipun ukurannya kecil, tapi tali ini cukup kuat dan tahan. C. Pemilihan Jangkar atau Pemberat Ada beberapa bentuk dan pilihan bahan jangkar yang bisa digunakan. Pada pembuatan tanda batas yang pertama, kami membuat sendiri pemberat dengan bahan campuran semen dan pasir dengan bentuk trapesium, dengan lubang di bagian tengah bawah, dengan berat kurang lebih 2 kwintal. 40 cm 80 cm 70 cm Cetakan pemberat Pada pembuatan tanda batas kedua, berdasarkan pengalaman pembuatan pertama, kami menggunakan Batu Tahu berbentuk kubus dan berat sekitar 60-70 kg sebagai pemberat dengan pertimbangan tidak perlu membuat karena sudah ada yang menjual di pulau, selain itu pada proses pemasangan, lebih mudah membawa batu tahu daripada pemberat yang sebelumnya. Satu pelampung membutuhkan 3 batu tahu. 3

Penyusunan 3 batu tahu untuk 1 pelampung D. Proses Pembuatan Pelampung 1. Pembuatan pelampung tanda batas dari drum plastik memerlukan satu bahan yang paling penting, yaitu kasa fiber yang digunakan sebagai pelapis drum. Dengan melapisi drum dengan kasa fiber akan mengurangi nilai pakai drum. 2. Kemudian, membuat lubang untuk memasukkan kawat sling ke dalam drum. Lubang dibuat pada kedua sisi drum (seperti pada gambar). Membuat lubang Memasukkan kawat sling Pelampung dan kawat sling Note: Pada pembuatan pertama kali, drum dilubangi terlebih dahulu baru kemudian dilapisi dengan fibre, dan jumlah lapisan fibre adalah 3 lapis. Tapi pada pembuatan kedua, drum dilapisi dahulu dengan fibre baru dilubangi dan 4

kemudian dilapis lagi (hanya 2 lapis). Kedua metode ini pada dasarnya tidak ada perbedaan. Sementara, jumlah lapisan fibre disarankan minimal 2 lapis. 3. Untuk membantu daya apung drum, maka drum diisi dengan Styrofoam. Semakin penuh terisi dengan Styrofoam, maka daya apung pelampung akan semakin baik dan ini berarti menjaga ketahanan pelampung, karena mengurangi bagian pelampung yang kontak langsung dengan air laut akan mengurangi serangan teritip dan lumut. Note: Styrofoam adalah opsi bahan pengisi drum yang mudah dan murah. Opsi bahan lain untuk mengisi drum, yaitu menggunakan Polyurethane A dan B (warna coklat dan putih) yang bila diaduk akan menjadi busa. Namun bahan ini cukup mahal dan proses pengerjaannya lebih sulit karena harus terus diaduk sampai menjadi busa. 4. Mengecat drum sesuai dengan aturan warna tanda batas. Pada pembuatan pertama dan kedua, pengecatan dilakukan sebanyak 3 lapis, agar warna pelampung lebih tampak. Jika hanya 1 lapis, maka warna pelampung tidak akan tampak. Jika cat 3 lapis Jika cat hanya 1 lapis 5. Membuat logo instansi dan tulisan pengenal tanda batas (karena pelampung akan dipasang pada posisi tidur/horizontal, maka tulisan juga dibuat secara horizontal). Tiap pelampung diberi kode zona (ZI= Zona Inti), nomer zona (ZI II= Zona Inti II, ZI III= Zona Inti III), dan nomer pelampung (ZI III 8= Zona Inti III nomer 8, dst). 5

6. Memasang sambungan kawat sling dan tali kapal. E. Proses Pemasangan Tanda Batas Berikut adalah proses pemasangan tanda batas yang baru. Cara pemasangan ini menghindari kejadian kurang panjangnya tali pelampung seperti yang terjadi ketika pemasangan tanda batas yang pertama kali. 6

Langkah 1. Cocokan koordinat hasil survey sebelum memulai memasang pelampung tanda batas. Langkah 2. Setelah ditemukan titiknya, rangkai pemberat dengan tali tambang kemudian pemberat diturunkan dan dibiarkan sampai pemeberat tersebut menyentuh dasar laut Langkah 3. Potong tali dan rangkai pelampung besar dan kecil kemudian ikatkan pada tali yang sudah berpemberat dengan diberi kelebihan tali sekitar 5 10 m. Langkah 4. Lepaskan pelampung besar dan kecil ke laut. Perhatikan sejenak apakah tali yang dilebihkan tersebut cukup untuk pelampung tersebut mengimbangi ketika ombak datang Gambar Proses Pemasangan Tanda Batas dan Posisi Pelampung Tanda Batas yang telah terpasang dengan baik 7