BAB V ARAH PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

dokumen-dokumen yang mirip
NUR END NUR AH END JANU AH AR JANU TI AR

Tujuan Pembelajaran. Mahasiswa mampu memahami tinjauan kebijakan pariwisata Mahasiswa mengidentifikasi interaksi wisatawan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAB III VISI, DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB II PERENCANAAN KINERJA

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

VISI MISI PASANGAN CALON BUPATI WAKIL BUPATI KABUPATEN PEKALONGAN PERIODE TAHUN H. RISWADI DAN HJ. NURBALISTIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10.TAHUN TENTANG KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat

BUPATI BANGKA TENGAH

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

DR. H. YUSRON IHZA. L.L.M & H. YUSRONI YAZID, SE, MM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

1 ( atau

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

TERWUJUDNYA MASYARAKAT SELOMARTANI YANG AGAMIS SEJAHTERA BERBUDAYA DAN MANDIRI DENGAN KETAHANAN PANGAN PADA TAHUN 2021

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Pendahuluan. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

SAMBUTAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DALAM ACARA MUSRENBANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 4 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA SEMARANG - 1 -

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110 TAHUN 2015 TENTANG USAHA WISATA AGRO HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

Transkripsi:

BAB V ARAH PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 5.1 PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dalam membangun kepariwisataan dibutuhkan prinsip-prinsip yang menjadi ideologi yang harus dianut dalam melaksanakan pembangunan kepariwisataan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Prinsipprinsip pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berfungsi sebagai: 1. Pondasi yang mendasari pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; 2. Sebagai nilai-nilai dasar dalam perumusan visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, dan program pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; 3. Sebagai nilai-nilai dasar dalam pelaksanaan pemantauan dan pengendalian pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dirumuskan dengan mempertimbangkan hal-hal yang tercantum pada Gambar 5.1. Gambar 5.1 Dasar Pertimbangan Penentuan Prinsip-prinsip Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 5-1

1. Prinsip-Prinsip Pembangunan Kepariwisataan di Tingkat internasional Pada skala internasional, prinsip pembangunan kepariwisataan berkelanjutan masih menjadi prinsip yang menjadi ideologi pembangunan kepariwisataan sejak awal tahun 2000-an. Bahkan, pembangunan kepariwisataan global yang saat ini dihadapkan pada tantangan pencapaian tujuan pembangunan global Millennium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai tahun 2015, mulai diarahkan pada tujuantujuan pembangunan yang berkelanjutan atau dikenal sebagai Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs yang muncul sebagai respon dari kerusakan lingkungan yang masih menjadi masalah penting di antara keberhasilan negara-negara di dunia dalam pencapaian MDGs, mengusung tiga pilar penting dalam pembangunan, yaitu pembangunan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan keadilan sosial. SDGs merupakan prinsip pembangunan yang menggabungkan antara green growth, yang mengaitkan elemen ekonomi dengan lingkungan; dengan inclusive growth, yang mengaitkan elemen sosial dengan lingkungan. SDGs merupakan suatu upaya untuk menghubungkan sejumlah titik isu global, yaitu ketidakadilan, pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, tekanan terhadap lingkungan, air, energi, dan ketahanan pangan. Selain prinsip pembangunan kepariwisataan berkelanjutan, kepariwisataan global juga mengedepankan etika dalam pembangunan maupun pengelolaan pariwisata. Pada tanggal 1 Oktober 1999, telah ditandatangani Kode Etik Kepariwisataan Dunia (Global Code of Ethics for Tourism) yang menjadi kesepakatan seluruh negara, perusahaan, institusi, dan lembaga kepariwisataan di dunia di Santiago, Chili. Kode Etik Kepariwisataan Dunia memiliki sepuluh pasal: sembilan pasal berisi prinsip-prinsip umum yang menjadi etika kepariwisataan dunia, satu pasal berisi prinsip-prinsip dalam pelaksanaan Kode Etik Kepariwisataan Dunia. Sembilan prinsip umum dalam Kode Etik Kepariwisataan Dunia adalah: a) Kontribusi kepariwisataan untuk membangun saling pengertian dan saling menghormati antarpenduduk dan masyarakat; b) Kepariwisataan sebagai media untuk memenuhi kebutuhan kualitas hidup baik secara perseorang maupun secara kolektif; c) Kepariwisataan sebagai faktor pembangunan berkelanjutan; d) Kepariwisataan sebagai pemakai warisan budaya kemanusiaan serta sebagai penyumbang pengembangan warisan budaya itu sendiri; e) Kepariwisataan adalah kegiatan yang menguntungkan bagi masyarakat dan negara penerima wisatawan; f) Kewajiban para pemangku kepentingan pembangunan kepariwisataan; g) Hak dasar berwisata; h) Kebebasan bergerak wisatawan; i) Hak para pekerja dan pengusaha dalam industri pariwisata. Sementara itu, satu pasal yang terkait dengan pelaksanaan prinsip-prinsip Kode Etik Kepariwisataan Dunia adalah: 5-2

a) Pemerintah dan para pelaku usaha pariwisata harus bekerjasama dalam melaksanakan prinsipprinsip Kode Etik Kepariwisataan Dunia serta memantau efektifitas pelaksanaannya; b) Para pemangku kepentingan pembangunan kepariwisataan harus mengakui peranan berbagai organisasi internasional, diantaranya pada urutan pertama adalah Organisasi Kepariwisataan Dunia, dan berbagai lembaga swadaya masyarakat yang memiliki kompetensi serta bergerak di bidang pembangunan kepariwisataan, perlindungan Hak Azasi Manusia, lingkungan hidup maupun kesehatan, dengan tetap mengikuti prinsip-prinsip umum hukum internasional; c) Para pemangku kepentingan yang sama harus menyampaikan keinginannya, dalam hal terjadi perselisihan dalam penerapan atau penafsiran terhadap Kode Etik Kepariwisataan Dunia untuk melakukan mediasi kepada lembaga ketiga yang tidak memihak yang disebut sebagai Komisi Dunia untuk Etika Kepariwisataan. 2. Prinsip-Prinsip Pembangunan Kepariwisataan yang Berkembang pada Skala Nasional Dalam Pasal 5 Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa prinsipprinsip penyelenggaraan kepariwisataan di Indonesia adalah: a) Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan; b) Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal; c) Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas; d) Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup; e) Memberdayakan masyarakat setempat; f) Menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku kepentingan; g) Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam bidang pariwisata; h) Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 juga sudah menetapkan bahwa pembangunan kepariwisataan nasional dilaksanakan dengan berprinsip pada pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan. Berdasarkan kedua peraturan perundang-undangan tersebut, prinsip-prinsip yang menjadi ideologi pembangunan kepariwisataan nasional pada dasarnya terdiri dari tiga, yaitu: a) Pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan; b) Integrasi/keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah, serta antarpemangku kepentingan; 5-3

c) Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Isu-isu Pembangunan Kepariwisataan Nasional Dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) Tahun 2010-2025 bagian penjelasan telah dibahas beberapa hal penting yang menjadi isu-isu strategis dalam pembangunan kepariwisataan nasional, yaitu: a) Pariwisata sebagai instrumen dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya penduduk sekitar destinasi pariwisata. Pariwisata diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan saja kesejahteraan material dan spiritual, tetapi juga sekaligus meningkatkan kesejahteraan kultural dan intelektual; b) Peningkatan kualitas hubungan antarmanusia dan antarbangsa melalui pariwisata sehingga terjalin saling pengertian yang lebih baik, sikap saling menghargai, persahabatan, solidaritas, bahkan perdamaian; c) Pengembangan sektor pariwisata yang terarah dan profesional dalam mewujudkan peran sektor pariwisata sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional; d) Pembangunan kepariwisataan yang meningkatkan keunggulan banding dan keunggulan saing kepariwisataan Indonesia dalam peta kepariwisataan regional maupun internasional. Selain keempat isu strategis di atas yang menjadi dasar dalam perencanaan pembangunan kepariwisataan nasional, diskusi-diskusi isu strategis yang berkembang dalam pembangunan kepariwisataan nasional saat ini adalah: a) Keterpaduan sektoral dan kewilayahan dalam meningkatkan pembangunan kepariwisataan yang berdaya saing nasional, regional, dan global; b) Pengembangan sistem jasa, infrastruktur, dan layanan yang handal dalam mewujudkan pengembangan kepariwisataan yang professional; c) Pemasaran yang aktif, intensif, dan fokus. 4. Isu-Isu Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Isu pembangunan kepariwisatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah disepakati oleh para pemangku kepentingan, baik Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, para pelaku usaha pariwisata, seniman, dan budayawan pada saat penyusunan Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2012. Isu-isu strategis tersebut adalah: a) Peningkatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata untuk mendukung pengembangan Kepulauan Bangka Belitung sebagai destinasi pariwisata nasional; b) Kepemimpinan yang konsisten dalam merumuskan dan menjalankan kebijakan yang berpihak pada pariwisata; c) Peningkatan kapasitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan Kepulauan Bangka Belitung sebagai destinasi pariwisata nasional; 5-4

d) Keterpaduan pembangunan seluruh sektor dan pemerintahan dalam mendukung pengembangan kepariwisataan sebagai sektor ekonomi andalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; e) Pariwisata sebagai alat bagi penguatan struktur ekonomi masyarakat; f) Pariwisata sebagai pengendali pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan; g) Pariwisata untuk meningkatkan apresiasi masyarakat dan wisatawan terhadap sumber daya alam dan budaya Kepulauan Bangka Belitung; h) Pariwisata untuk memberikan nilai tambah bagi kawasan pertimahan. 5. Visi dan Misi Pembangunan Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Berdasarkan Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, pembangunan kepariwisataan merupakan bagian integral dari rencana pembangunan jangka panjang. Oleh karena itu, dalam merumuskan prinsip pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, visi dan misi pembangunan jangka panjang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga menjadi dasar pertimbangan yang sangat penting. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 13 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 telah menetapkan visi pembangunan jangka panjang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu Terwujudnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Sebagai Wilayah Agribahari yang Maju dan Berwawasan Lingkungan, Didukung oleh Sumber Daya Manusia Handal dan Pemerintah yang Amanah Menuju Masyarakat Sejahtera. Selain visi, telah ditetapkan pula misi pembangunan jangka panjang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu: 1. Mengembangkan potensi ekonomi lokal yang sejalan dengan upaya mewujudkan wilayah agribahari dan meningkatkan daya saing daerah. Peningkatan daya saing daerah akan dilakukan melalui pemanfaatan potensi ekonomi daerah secara optimal dan sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan, khususnya perkebunan, perikanan dan kelautan; industri pengolahan dan pariwisata sesuai dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh masing-masing kabupaten/kota yang orientasi pemasarannya terutama ke luar daerah provinsi kepulauan bangka belitung; pembangunan sarana dan prasarana ekonomi; serta reformasi di bidang peraturan dan perijinan; 2. Peningkatan kualitas dan daya saing sdm melalui penguasaan, pemanfaatan dan penciptaan iptek yang berbasis potensi lokal serta pemantapan imtaq; 3. Penguatan ketatapemerintahan yang baik (good local governance) melalui peningkatan kualitas pelayanan publik, pemantapan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh, penguatan peran masyarakat sipil, penguatan kualitas desentralisasi dan otonomi daerah, pengembangan media dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat, peningkatan budaya hukum dan menegakkan hukum secara adil; 4. Pemerataan pembangunan dan berkeadilan melalui peningkatan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh; keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; dan menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender; 5-5

5. Penciptaan lingkungan hidup yang asri, nyaman dan lestari bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Mengacu pada dasar-dasar pertimbangan di atas, prinsip-prinsip yang menjadi ideologi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung harus dapat menjadi kerangka dasar untuk mewujudkan: 1. Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang beretika sosial dan budaya, artinya menjadikan norma agama, sosial, dan budaya sebagai landasan utama dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian kepariwisataan; 2. Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mengedepankan pemenuhan hak dasar berwisata, baik bagi penduduk maupun wisatawan; 3. Keterpaduan seluruh sektor dan pemerintahan dalam mendukung upaya perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; 4. Perlindungan terhadap sumber daya alam dan budaya, khususnya yang berpotensi dikembangkan sebagai daya tarik wisata khas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berdaya saing; 5. Peningkatan partisipasi masyarakat dan memberikan peran lebih besar kepada masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pariwisata; 6. Peningkatan apresiasi masyarakat dan wisatawan terhadap sumber daya alam dan budaya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan mendorong kesempatan pemanfaatan daya tarik wisata alam dan budaya yang sama antara masyarakat dan wisatawan. Prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan yang mampu menjawab keenam hal di atas adalah: 1. Pembangunan Kepariwisataan yang Bertanggung Jawab (Responsible Tourism) 2. Pembangunan Kepariwisataan Terpadu (Antarkomponen Pariwisata, Lintas Sektor, Lintas Wilayah, Antarpelaku) 3. Pembangunan Kepariwisataan Berbasis Masyarakat 4. Pembangunan Kepariwisataan Beridentitas Lokal, Berwawasan Global. 5.2 VISI, MISI, DAN TUJUAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 5.2.1 VISI Visi pembangunan kepariwisataan adalah rumusan mengenai keadaan yang ingin dicapai oleh kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada periode perencanaan tahun 2016-2025. Visi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berfungsi: 1. Memberikan gambaran tentang kondisi kepariwisataan jangka panjang yang dicita-citakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; 5-6

2. Sebagai dasar dalam merumuskan misi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; 3. Memberikan arah bagi perumusan tujuan, kebijakan, strategi, dan program pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Visi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dirumuskan dengan mempertimbangkan hal-hal yang tercantum pada gambar berikut ini. Gambar 5.2 Dasar pertimbangan perumusan visi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Rumusan visi yang diusulkan untuk pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah: Kepulauan Bangka Belitung sebagai Destinasi Pariwisata Bahari dan Budaya Berdaya Saing Global yang Terpadu dan Bertanggung Jawab untuk Pembangunan Masyarakat 5.2.2 MISI dan Lingkungan Berkelanjutan Misi adalah pernyataan rumusan mengenai komitmen untuk mewujudkan visi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Misi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berfungsi: a) Sebagai pengejawantahan dari visi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; b) Sebagai dasar dalam merumuskan tujuan, kebijakan, dan strategi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; c) Memberikan arah dalam merumuskan rencana pengembangan perwilayahan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang terdiri dari rencana struktur perwilayahan pariwisata, rencana 5-7

kawasan pengembangan pariwisata, dan rencana kawasan strategis pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; d) Memberikan arah dalam merumuskan program pembangunan setiap aspek pembangunan kepariwisataan. Berikut ini misi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 1. Membangun destinasi pariwisata yang memadukan potensi sumber daya bahari dan budaya khas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. 2. Membangun industri pariwisata yang bertanggung jawab, beridentitas lokal, dan berstandar internasional. 3. Membangun pemasaran pariwisata terpadu dan bertanggung jawab untuk membangun citra sebagai destinasi pariwisata bahari dan budaya berdata saing global. 4. Membangun kelembagaan kepariwisataan dalam mewujudkan keterpaduan pembangunan dan percepatan perwujudan sebagai destinasi pariwisata berdaya saing global. Perumusan misi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilakukan dengan mempertimbangkan: a) prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan, b) isu strategis pembangunan kepariwisataan, dan c) visi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, seperti yang digambarkan di bawah ini. 5.2.3 TUJUAN Gambar 5.3 Dasar Pertimbangan Perumusan Misi Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tujuan pembangunan kepariwisataan merupakan kondisi yang harus dicapai kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada akhir masa perencanaan. Tujuan pembangunan kepariwisataan harus mengintegrasikan aspek destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran pariwisata, dan kelembagaan kepariwisataan. Fungsi dari tujuan pembangunan kepariwisataan adalah: 5-8

a) Menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan dan strategi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; b) Memberikan arah dalam perumusan rencana pengembangan perwilayahan pariwisata Kabupaten Belitung, yang terdiri dari rencana struktur perwilayahan pariwisata, rencana kawasan pengembangan pariwisata kabupaten, dan rencana kawasan strategis pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; c) Memberikan arah dalam perumusan program pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; d) Sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Perumusan tujuan pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal seperti yang digambarkan berikut ini. VISI PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROV. KEP. BANGKA BELITUNG MISI PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROV. KEP. BANGKA BELITUNG ISU STRATEGIS KEPARIWISATAAN PROV. KEP. BANGKA BELITUNG ISU PEMBANGUNAN WILAYAH PROV. KEP. BANGKA BELITUNG TUJUAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PRINSIP PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROV. KEP. BANGKA BELITUNG Gambar 5.4 Dasar Pertimbangan Perumusan Tujuan Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Adapun tujuan pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut. a) Mengembangkan daya tarik wisata bahari dan budaya khas berbasis masyarakat sebagai unggulan dan pendorong perkembangan daya tarik wisata lain. b) Meningkatkan keterpaduan pembangunan aksesibilitas, prasarana umum, fasilitas umum, fasilitas pariwisata untuk meningkatkan konektivitas dan kualitas pelayanan berstandar internasional dalam mendorong investasi pariwisata. c) Mengembangkan industri pariwisata berdaya saing internasional yang bertanggung jawab terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya sebagai unggulan kepariwisataan provinsi. 5-9

d) Membangun struktur industri pariwisata yang kuat dan beridentitas melalui pembangunan kemitraan berkinerja tinggi di tingkat lokal, nasional, dan internasional, serta menghargai nilainilai kearifan lokal. e) Meningkatkan keterpaduan pemasaran pariwisata dengan perdagangan dan investasi, seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan dengan pemasaran pariwisata nasional dalam membangun citra sebagai destinasi pariwisata berbasis bahari dan budaya berdaya saing global. f) Mewujudkan sistem pemasaran yang efektif dan bertanggungjawab untuk mendorong kunjungan wisatawan yang berkualitas g) Mewujudkan organisasi kepariwisataan dan sumber daya manusia yang handal dan berkompetensi internasional untuk mendorong percepatan perwujudan sebagai destinasi berdaya saing global. h) Mewujudkan tata kelola pariwisata yang terstruktur dan terpimpin untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Keterkaitan antara prinsip visi, misi, dan tujuan pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 5-10

PRINSIP 1. Pembangunan Kepariwisataan yang Bertanggung Jawab (Responsible Tourism) 2. Pembangunan Kepariwisataan Terpadu (Antarkomponen Pariwisata, Lintas Sektor, Lintas Wilayah, Antarpelaku) 3. Pembangunan Kepariwisataan Berbasis Masyarakat 4. Pembangunan Kepariwisataan Beridentitas Lokal, Berwawasan Global. VISI MISI TUJUAN a) Mengembangkan daya tarik wisata bahari dan budaya khas berbasis masyarakat sebagai unggulan dan pendorong perkembangan daya tarik wisata lain. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA BAHARI DAN BUDAYA BERDAYA SAING GLOBAL YANG TERPADU DAN BERTANGGUNG JAWAB UNTUK PEMBANGUNAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN 1. Membangun destinasi pariwisata yang memadukan potensi sumber daya bahari dan budaya khas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. 2. Membangun industri pariwisata yang bertanggung jawab, beridentitas lokal, dan berstandar internasional. 3. Membangun pemasaran pariwisata terpadu dan bertanggung jawab untuk membangun citra sebagai destinasi pariwisata bahari dan budaya berdata saing global. 4. Membangun kelembagaan kepariwisataan dalam mewujudkan keterpaduan pembangunan dan percepatan perwujudan sebagai destinasi pariwisata berdaya saing global. b) Meningkatkan keterpaduan pembangunan aksesibilitas, prasarana umum, fasilitas umum, fasilitas pariwisata untuk meningkatkan konektivitas dan kualitas pelayanan berstandar internasional dalam mendorong investasi pariwisata. c) Mengembangkan industri pariwisata berdaya saing internasional yang bertanggung jawab terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya sebagai unggulan kepariwisataan provinsi. d) Membangun struktur industri pariwisata yang kuat dan beridentitas melalui pembangunan kemitraan berkinerja tinggi di tingkat lokal, nasional, dan internasional, serta menghargai nilai-nilai kearifan lokal. e) Meningkatkan keterpaduan pemasaran pariwisata dengan perdagangan dan investasi, seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan dengan pemasaran pariwisata nasional dalam membangun citra sebagai destinasi pariwisata berbasis bahari dan budaya berdaya saing global. f) Mewujudkan sistem pemasaran yang efektif dan bertanggungjawab untuk mendorong kunjungan wisatawan yang berkualitas g) Mewujudkan organisasi kepariwisataan dan sumber daya manusia yang handal dan berkompetensi internasional untuk mendorong percepatan perwujudan sebagai destinasi berdaya saing global. 8. Mewujudkan tata kelola pariwisata yang terstruktur dan terpimpin untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Gambar 5.5 Keterkaitan Antara Prinsip, Visi, Misi, dan Tujuan Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 5-11